Makalah Jaringan Distribusi Tenaga Listr
Makalah Jaringan Distribusi Tenaga Listr
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat,
berkat dan bimbingan-Nya, penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam makalah ini penulis membahas tentang “Distribusi Tenaga Listrik”.
Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung penulis dalam meyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis sangat mengharapkan usul dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan dalam penulisan berikutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Jaringan Distribusi Tenaga Listrik .............................................................4
B. Pengaruh Keandalan Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Dari Pembangkit
Sampai Ke Konsumen ..............................................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
ii
MAKALAH JARDIS TENAGA LISTRIK
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sistim kelistrikan adalah kondisi dari
konstruksi pada Jaringan distribus itenaga listrik yang meliputi Jaringan Tegangan Menengah
(JTM), Gardu Distribusi, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan Sambungan Tenaga Lisrik
(Rumah/Pelayanan). Dalam pelaksanaan konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik, sebagian
unit pelaksana Jaringan Tenaga Listrik yang disusun sendiri‐sendiri, hal ini mengakibatkan
timbulnya beberapa standar yang berbeda dibeberapa tempat dikarenakan perbedaan sistim dan
konsultan serta pelaksana kontruksi tersebut terdapat keberagaman baik dalam criteria desain
maupun model/struktur konstruksinya yang disesuaikan dengan kondisi sistim kelistrikan
setempat, selain itu secara teknis ada yang tidak lengkap, tidak konsisten dalam penerapannya
dan belum seluruhnya disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pelayanan.
Saat ini dalam pelaksanaan pembangunan dan pengembangan sistim distribusi pada unit unit
PLN diseluruh wilayah Indonesia mengacu pada salah satu standar enjiniring yang ada pada
pengelolaan /standard PLN Distribusi Jawa Bali Oleh Karen itu, perlu dibuat suatu standar
konstruksi yang baik dengan criteria desain yang samadan mempertimbangkan perbedaan sistim,
perkembangan teknologi serta tuntutan pelayanan. Kriteria disain standar konstruksi ini akan
menjadi dasar Standar Konstruksi Jaringan Distribusi yang akan disusun direncanakan dapat
ditetapkan untuk digunakan sebagai tipikal pedoman konstruksi atau acuan dalam melakukan
perencanaan, pembangunan dan perbaikan Jaringan Distribusi tenaga listrik bagi PLN seluruh
Indonesia sehingga diperoleh tingkat unjuk kerja, keandalan dan efisiensi pengelolaan asset
sistim distribusi yang optimal. Memperhatikan besarnya lingkup stan Memperhatikan besarnya
lingkup standarisasi kontruksi yang harus dilaksanakan, pembuatan standar konstruksi sistim
distribusi tenaga listrik ini dilakukan secara bertahap dimana untuk tahap kajian ini dibatasi pada
pembuatan standar Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi.Penyusunan Detail Standar
Konstruksi Jaringan Distribusi disusun dilaksanakan terpisah setelah penetapan prioritas detail
Standar Konstruksi Jaringan Distribusi
Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan
di Indonesia adalah 20 kV, konstruksi JTM wajib memenuhi criteria enjinering keamanan
ketenaga listrikan, termasuk didalamnya adalah jarak aman minimal antara Fase dengan
lingkungan dan antara Fase dengan tanah, bila jaringan tersebut menggunakan Saluran Udara
atau ketahanan Isolasi jika menggunakan Kabel Udara Pilin Tegangan Menengah atau Kabel
Bawah Tanah Tegangan Menengah serta kemudahan dalam hal pengoperasian atau pemeliharaan
Jaringan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) pada jaringan utama. Hal ini dimaksudkan
sebagai usaha menjaga keandalan kontinyuitas pelayanan konsumen.
Ukuran dimensikonstruksi selain untuk pemenuhan syarat pendistribusian daya, juga wajib
memperhatikan syarat ketahanan isolasi penghantar untuk keamanan pada tegangan 20 kV.
Lingkup Jaringan Tegangan Menengah pada system distribusi di Indonesia dimulai dari terminal
keluar (out-going) pemutus tenaga dari transformator penurun tegangan Gardu Indukat
autransformator penaik tegangan pada Pembangkit untuk system distribusi skala kecil, hingga
peralatan pemisah/proteksisisi masuk (in-coming) transformatordistribusi 20 kV - 231/400V
B. PERUMUSAN MASALAH
Pengertian dan Fungsi Distribusi Tenaga Listrik
Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik
Tegangan Sistem Distribusi Sekunder
Gardu Distribusi
Trafo Distribusi
Pelayanan Konsumen
Dasar-dasar Perencanaan Jaringan Distribusi
C. TUJUAN MAKALAH
Setelah Membaca Makalah ini diharapkan dapat mengetahui : Pengertian dan Fungsi
Distribusi TenagaListrik, Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik, Tegangan Sistem
Distribusi Sekunder, Gardu Distribusi, Trafo Distribuis, Pelayanan Konsumen dan Dasar-
dasar Perencanaan Jaringan Distribusi.
D. MANFAAT MAKALAH
Manfaat dari Makalah diatas adalah Memberikan pengetahuan tentang Pengertian dan
Fungsi Distribusi Tenaga Listrik, Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik, Tegangan
Sistem Distribusi Sekunder, Gardu Distribusi, Trafo Distribuis, Pelayanan Konsumen dan
Dasar-dasar Perencanaan Jaringan Distribusi.
BAB II
PEMBAHASAN
a. SUTM, terdiri dari : Tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor dan peralatan
per-lengkapannya, serta peralatan pengaman dan pemutus.
b. SKTM, terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan outdoor termination, batubata, pasir dan
lain-lain.
c. Gardu trafo, terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi tiang, rangk tempat trafo, LV
panel,pipa-pipa pelindung, Arrester, kabel-kabel,transformer band, peralatan grounding, dan
lain-lain.
d. SUTR dan SKTR terdiri dari: sama dengan perlengkapan/ material pada
SUTM dan SKTM.Yang membedakan hanya dimensinya.
daerah yang akan di suplai tenagalistrik sampai ke pusat beban. Terdapat bermacam-
macam bentuk rangkaianjaringan distribusi primer
1) Jaringan Radial tipe Pohon
Bentuk ini merupakan bentuk yang paling dasar. Satu saluran utamadibentang
menurut kebutuhannya, selanjutnya dicabangkan dengan saluran cabang (lateral
penyulang) dan lateral penyulang ini dicabang-cabang lagi dengan sublateral
penyulang (anak cabang). Sesuai dengan kerapatan arus yang ditanggung masing-
masing saluran, ukuran penyulang utama adalah yang terbesar, ukuran lateral adalah
lebih kecil dari penyulang utama, dan ukuran sub lateral adalah yang terkecil
Gambar 2-10.
Jaringan radial tipe pohon Gambar 2-11.Komponen jaringan radial
dengan cara melepas switch yang terhubung ketitik gangguan, dan menghubungkan bagian
penyulang yang sehat kepenyulang di sekitarnya.
Gambar 2-23.
Diagram satu garis Penyulang Radial Interkoneksi
Kontinyuitas Pelayanan yang baik, tidak sering terjadi pemutusan, baik karena
gangguan maupun karena hal-hal yang direncanakan. Biasanya,kontinyuitas
pelayanan terbaik diprioritaskan pada beban-beban yangdianggap vital dan sama
sekali tidak dikehendaki mengalamipemadaman, misalnya: instalasi militer, pusat
pelayanan komunikasi,rumah sakit, dll.
Kualitas Daya yang baik, antara lain meliputi:
kapasitas daya yang memenuhi.
tegangan yang selalu konstan dan nominal.
frekuensi yang selalu konstan (untuk sistem AC).
4) Alat Pembatas dan pengukur daya (kWH. meter) serta fuse atau pengaman pada
pelanggan.
Komponen saluran distribusi sekunder seperti ditunjukkan padagambar 2-24 berikut ini.
PELAYA
NAN
KONSU
PMS PMS FCO TD SU MEN
RIL - TT SC FC
RIL - TR
Keterangan :
PMS = Pemisah
TD = Trafo Distribusi
FC = Fuse Cabang
PMT = Pemutus
SU = Saklar Utama
FCO = Fuse Cut Out
SC = Saklar Cabang
Tegangan Sistem Distribusi Sekunder
Ada bermacam-macam sistem tegangan distribusi sekunder menurut standar;
(1) EEI Edison Electric Institut,
(2) NEMA (National Electrical Manufactures Association). Pada dasarnya tidak
berbeda dengan sistem distribusi DC, faktor utama yang perlu diperhatikan adalah besar
tegangan yang diterima pada titik beban mendekati nilai nominal, sehingga peralatan/beban
dapat dioperasikan secara optimal. Ditinjau dari cara pengawatannya, saluran distribusi
AC dibedakan atas beberapa macam tipe, dan cara pengawatan ini bergantung pula pada
jumlah fasanya, yaitu:
1. Sistem satu fasa dua kawat 120 Volt
2. Sistem satu fasa tiga kawat 120/240 Volt
3. Sistem tiga fasa empat kawat 120/208 Volt
4. Sistem tiga fasa empat kawat 120/240 Volt
120 v 120 v
BAB III
A. KESIMPULAN
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik.Sistem distribusi ini
berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power
Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah; 1) pembagian atau
penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan), dan 2) merupakan sub sistem
tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-
pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.
B. SARAN
Dari pembahasan makalah tentang Jaringan Distribusi Tenaga Tistrik, kami sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaannya.
DAFTAR PUSTAKA
[a] Har Suhardi, Bambang t, Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid I, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Depdiknas, 2008
[b] http://bloggs-catar.blogspot.com/2014/09/sekilas-tentang-jaringan-distribusi.htm
[c] http://rahmanta13.files.wordpress.com/2011/09/2a.png
[d]http://4.bp.blogspot.com/696UHzyN15U/TtrkAk6MhEI/AAAAAAAAA0/05Byy4Iw80/s
1600/jdtl.1.jpg
[f] http://kask.us/6962328