Anda di halaman 1dari 7

PAPER KOMUNIKASI VERBAL

DISUSUN OLEH :

Ahmad Sahal Pamungkas (G.311.20.0004)


Ahmad Kharis Fahrudin (G.311.20.0016)
Fairuz Alfi Nafisah (G.311.20.0029)
Septa Rizki (G.311.20.0045)
M. Anja Afham (G.311.20.0049)
Rizky Fantasir Minnur (G.311.20.0068)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Masyarakat merupakan suatu kelompok besar yang hidup dalam suatu
lingkungan. Dalam kehidupannya, masyarakat harus saling membutuhkan guna
memenuhi kebutuhan kehidupan mereka. Dalam proses tersebut individu-
individu ataupun kelompok-kelompok harus melakukan interaksi.
Manusia saling berinteraksi memerlukan suatu kontak dan akan dilanjutkan
komunikasi untuk mencapai interaksi sempurna. Dalam topik komunikasi
tersebut, komunikasi dapat digolongkan dua bagian dalam penyampaiannya.
Dalam melakukan komunikasi tersebut bisa dilakukan dengan garis besar yaitu
komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal.
Dalam makalah ini hal yang dibahas adalah komunikasi verbal. Komunikasi
verbal merupakan komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan
maupun tertulis. Melalui komunikasi verbal ini manusia menggunakannya guna
mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud merek,
menyampaikan fakta, data, serta informasi dan menjelaskannya. Dalam
komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi tentang komunikasi verbal?
2.      Apa saja unsur Komunikasi verbal tersebut?
3.      Apa fungsi komunikasi verbal?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui tentang komunkasi verbal.
2.      Mengetahui apa saja unsur komunikasi verbal tersebut.
3.      Mengetahui fungsi dari komunikasi verbal.
BAB II

a. Komunikasi Verbal
Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih.
Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud. Bahasa
verbal menggunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas individual
kita. Konsekuensinya, kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang tidak mampu
menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang diwakili kata-kata itu.
Misalnya, kata rumah. Banyak ragam rumah. Ada rumah bertingkat, rumah mewah, rumah
sederhana dan rumah sangat sederhana.
Ketika anda berkomunikasi dengan seseorang dari budaya anda sendiri, proses abstraksi
untuk mempresentasikan pengalaman anda jauh lebih mudah, karena dalam suatu budaya
orang-orang bernagi sejumlah pengalaman serupa. Namun bila komunikasi melibatkan orang
yang berbeda budaya, banyak pengalaman berbeda, dan konsekuensinya, proses abstraksi
juga menyulitkan.
b. Asal-Usul Bahasa
Hingga kini belum ada teori yang diterima luas mengenai bagaimana bahasa itu muncul di
permukaan bumi. Teoretikus kontemporer mengatakan bahwa bahasa adalah ekstensi
perilaku sosial. Konon makhluk-makhluk yang mirip manusia (hominid) dan menggunakan
alat pemotong dari batu ini berkomunikasi secara naluriah, dengan bertukar tanda alamiah
berupa suara, postur dan gerakan tubuh, sedikit lebih maju dari komunikasi hewan primata
masa kini.
Dulu, ketika nenek moyang kita yang disebut Cro Magnon belum mampu berbahasa verbal,
mereka berkomunikasi lewat gambar-gambar yang mereka buat pada tulang, tanduk, cadas,
dan dinding gua yang banyak ditemukan di Spanyol, dan Prancis Selatan. Antara 40.000 dan
35.000 tahun lalu Cro Magnon mulai menggunakan bahasa lisan.
Sekitar 5000 tahun lalu manusia melakukan transisi komunikasi dengan memasuki era
tulisan, sementara bahasa lisan pun terus berkembang. Penyebaran sistem tulisan akhirnya
sampai juga ke Yunani. Bangsa Yunani-lah yang kemudian menyempurnakan dan
menyederhanakan sistem tulisan ini. Sistem tulisan dan bahasa lisan it uterus berkembang
hingga kini.
c. Fungsi Bahasa Dalam Kehidupan Manusia
Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang, objek dan
peristiwa. Setiap orang punya nama untuk indentifikasi sosial. Penamaan adalah dimensi
pertama bahasa dan basis bahasa, dan pada awalnya itu dilakukan manusia sesuka mereka
yang lalu menjadi konvensi.
Menurut Larry L. Barker, bahasa memiliki tiga fungsi: penamaan, merujuk pada usaha
mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat
dirujuk dalam komunikasi; interkasi, menekankan berbagai gagasan dan emosi yang dapat
mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan; transmisi informasi,
melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain. Bahasa dapat
menghubungkan masa lalu, masa kini dan masa depan.
Book mengemukakan, agar komunikasi berhasil, setidaknya bahasa harus memenuhi tiga
fungs, yaitu: untuk mengenal dunia sekitar; berhubungan dengan orang lain; dan untuk
menciptakan koherensi dalam kehidupan kita.
d. Keterbatasan Bahasa
Keterbatan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek.Kata-kata pada dasarnya bersifat
parsial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak. Oleh karena itu kita sulit menamai suatu
objek.
Kualitas seseorang atau sesuatu yang ingin kita ungkapkan sebenarnya tidak sesederhana itu.
Baik orang, benda atau peristiwa sebenarnya sulit untuk kita kategorikan sebagai baik atau
buruk. Kesulitan menggunakan kata yang tepat juga dialami ketika ingin mengungkapkan
perasaan. Pesan verbal biasanya lebih lazim kita gunakan untuk menerangkan sesuatu yang
bersifat factual-deskriptif-rasional.
 Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual
Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interpretasi
orang-orang, yang menganut latar-belakang sosial budaya yang berbeda-beda. Kata-kata
selalu, sering, setiap orang, semua orang dan dengan teratur, sebenarnya bersifat ambigu.
Kata-kata bersifat kontekstual sebenarnya mengisyaratkan bahwa aturan-aturan baku dalam
berbahasa tidaklah mutlak. Misalnya, kata-kata sifat seperti adil menjadi keadilan; cantik
menjadi kecantikan. Namun prinsip ini tidak berlaku untuk kata sifat malu; malu menjadi rasa
malu bukan kemaluan.
 Kata-kata mengandung bias budaya
Bahasa terikat oleh konteks budaya. Menurut Hipotesis Sapir-Whorf, sebenarnya setiap
bahasa menunjukkan suatu dunia simbolik yang khas, yang melukiskan realitas pikiran,
pengalaman batin dan kebutuhan pemakainya. Jadi bahasa yang berbeda sebenarnya
mempengaruhi pemakainya untuk berpikir, melihat lingkungan dan alam semestadi
sekitarnya dengan cara berbeda dan perilaku secara berbeda pula. Hipotesis yang
dikemukakan Benjamin Lee Whorf menegaskan bahwa (1) tanpa bahasa kita tidak dapat
berpikir; (2) bahasa mempengaruhi persepsi; dan (3) bahasa mempengaruhi pola berpikir.
Ketika kita menggunakan bahasa daerah, sifat bahasa daerah yang berlapis-lapis itu memaksa
kita-sadar atau tidak- untuk memandang orang di hadapan kita dengan kategori tertentu.
 Percampuradukan fakta, penafsiran dan penilaian
Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta(uraian), penafsiran (dugaan) dan
penilaian. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mencampuradukkan fakta dan dugaan.
Banyak peristiwa yang kita anggap fakta sebenarnya merupakan dugaan yang berdasarkan
kemungkinan.
e. Kerumitan Makna Kata
Kita keliru bila kita menganggap bahwa kata-kata itu mempunyai makna. Kitalah yang
member makna pada kata. Dan makna yang kita berikan kepada kata yang sama bisa
berbeda-beda. Tergantung pada konteks ruang dan waktu. Makna muncul dari hubungan
khusus antara kata dan manusia. Makna tidak melekat pada kata-kata, namun kata-kata
membangkitkan makna dalam pikiran orang.
 Bahasa daerah vs bahasa daerah
Di dunia ini terdapat berbagai kelompok manusia dengan budaya dan subbudaya yang
berbeda. Tidak mengherankan bila terdpat kata-kata yang kebetulan sama atau hamper sama
tetapi dimaknai secara berbeda atau kata-kata yang berbeda namun dimaknai secara sama.
 Bahasa daerah vs bahasa Indonesia
Sejumlah kata dari bahasa daerah juga digunakan dalam bahasa Indonesia, atau sebaliknya,
kata-kata Indonesia terdengar seperti diselipkan dalam bahasa daerah, namun artinya sangat
jauh berbeda.
f. Nama Sebagai Simbol
Nama diri-sendiri adalah symbol pertama dan utama bagi seorang. Nama dapat
melambangkan status, citarasa budaya, untuk memperoleh citra tertentu atau sebagai nama
hoki. Nama pribadi adalah unsure penting identitas seseorang dalam masyarakat, karena
interaksi dimulai dengan nama dan baru kemudian diikuti dengan atribut-atribut lainnya.
Penamaan seseorang, suatu objek atau suatu peristiwa ternyata tidak sederhana.
g. Bahasa Gaul
Orang-orang punya latar belakang sosial budaya berbeda lazimnya berbicara dengan cara
berbeda. Perbedaan ini boleh jadi menyangkut dialek, intonasi, kecepatan, volume dan yang
pasti kosakatanya. Cara bicara dan pilihan kata ilmuwan berbeda dengan cara bicara dan
pilihan kata pedagang. Sejumlah kata atau istilah punya arti khusus, unik, menyimpang atau
bertentangan dengan arti yang lazim digunakan oleh orang-orang dari subkultur tertentu.
 Bahasa kaum selebritits
Kalangan selebritis pun memiliki bahasa gaul. Baronang = baru; pinergini = pergi dan
sebagainya. Bahasa gaul ini bukan hanya alat komunikasi, namun juga alat identifikasi. Ada
kebutuhan di antara pemakainya untuk berkomunikasi dengan bahasa yang tidak diketahui
banyak orang, terutama bila menyangkut hal-hal yang sangat pribadi.
 Bahasa gay dan bahasa waria
Di negara kita bahasa gaul kaum selebritis ternyata mirip dengan bahasa gaul kaum gay
(homoseksual) dan juga bahasa gaul kaum waria atau banci. Misalnya, binaginus (bagus),
cinakinep (cakep) dan sebagainya.
h. Bahasa Wanita vs Bahsa Laki-Laki
Wanita dan pria mempunyai kosakata berlainan. Sebabnya adalah sosialisasi mereka yang
berbeda., khususnya minat mereka yang berlainan terhadap aspek kehidupan. Deborah
Tannen (1991) mengatakan bahwa wanita cenderung menata pembicaraan secara
kooperatif, sedangkan pria cenderung menatanya secara kompetitif.
i. RAGAM BAHASA INGGRIS
Bahasa Inggris yang lebih universal ternyata tidak konsisten dalam ejaannya, pengucapannya,
pilihan kata juga maknanya. Bahasa Inggris berkembang menjadi beberapa ragam, antara
lain; Inggris-Inggris (British English), Inggris-Amerika, Inggris-Australia, Inggris-Filipina,
dan Inggris-Singapura.
j. PENGALIHAN BAHASA
Untuk melakukan komunikasi yang efektif, kita harus menguasai bahasa mitra komunikasi
kita. Dalam konteks inilah kita setidaknya perlu menguasai bahasa Inggris untuk menjadi
komunikator yang efektif. Komunikasi dalam bahasa dapat menimbulkan salah pengertian,
bila kita tidak menguasai bahasa lawan bicara kita.
k. KOMUNIKASI KONTEKS TINGGI VS KOMUNIKASI KONTEKS RENDAH
Budaya konteks rendah ditandai dengan komunikasi konteks-rendah: pesan verbal dan
eksplisit, gaya bicara langsung, lugas, terus terang. Contoh: komunikasi (program) komputer.
Budaya Konteks tinggi ditandai dengan komunikasi konteks-rendah: pesan bersifat implisit,
tidak langsung, tidak terus terang. Pesan yang sebenarnya mungkin tersembunyi dalam
perilaku nonverbal pembicara. Pernyataan verbal bisa berbeda dengan pernyataan non
verbalnya. Contoh: suku sunda-jawa yang berbicara berputar-putar tidak langsung pada inti
masalah. Orang indonesia cenderung berbicara tidak langsung atau menggunakan komunikasi
konteks tinggi demi untuk menjaga harmoni.
 

Kesimpulan
Komunikasi dapat berjalan lancar apabila satu orang atau lebih bisa memahami dan saling
pengertian.
Dalam konteks manusia sebagai makhluk msosial, manusia tidak dapat hidup tanpa manusia
lain. Oleh karena itu dalam menjalin hubungan dengan manusia lain, manusia memerlukan
komunikasi.
Komunikasi merupakan suatu hal yang paling penting dan merupakan aspek yang paling
kompleks dalam kehidupan manusia. Kehidupan kita sehari hari sangat kuat dipengaruhi oleh
komunikasi kita dengan orang lain maupun pesan pesan yang kita terima dari orang lain yang
bahkan tidak kita kenal baik yang sudah hidup maupun sudah mati, dan juga komunikator
yang dekat maupun jauh jaraknya. Karena itu komunikasi sangat vital untuk kehidupan kita,
maka sudah sepatutnya komunikasi mendapat perhatian yang sungguh sungguh.

Saran

Kami menyadari dalam penyusunan paper ini masih banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan
sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya agar bisa menjadi yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai