Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PERPAJAKAN I

Pertemuan 11

Tugas ini Ditujukan untuk memenuhi tugas


mata kuliah Perpajakan I

Dosen : Bapak Bapak Hafied Noor Bagja,S.H.,M.Kn.,In.

Oleh:
Desri Wulansari
0119124010
Reguler B2 Kelas A

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2021
Nama : Desri Wulansari
NPM 0119124010
Kelas : A – Reguler B2
Jurusan : S1 Akuntansi
Mata Kuliah : Perpajakan I
Nama Dosen : Bapak Hafied Noor Bagja,S.H.,M.Kn.,In.

Soal Pajak Penghasilan Orang Pribadi dan badan

2. Bapak Budi mempunyai usaha yang diberi nama “Bengkel Abadi”. Bapak Budi
mempunyai seorang istri dan seorang anak dan sudah mempunyai NPWP.

Diketahui : Peredaran bruto sebesar Rp 2.525.200.000


Laba bersih sebelum pajak sebesar 15% x 2.525.200.000 = Rp. 378.780.000
Koreksi fiskal positif sebesar 1% x 2.525.200.000 = Rp. 25.252.000
Koreksi fiskal negatif sebesar 0,75% x 2.525.200.000 = Rp. 18.939.000

Diminta : Hitung PPh terutang Bapak Budi pada tahun 2017!

Jawabannya :

Peredaran bruto = Rp. 2.525.200.000


Laba bersih sebelum pajak = Rp. 378.780.000
Koreksi fiskal positif = Rp. 25.252.000
Koreksi fiskal negative = (Rp. 18.939.000)
Laba Neto fiskal = Rp. 385.093.000
PTKP (K/1) = (Rp. 63.000.000)
PKP = Rp. 322.093.000
PPH terhutang = 5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 200.000.000 = 30.000.000
25% x 72.093.000 = 18.023.250
TOTAL = Rp. 50.523.250

Sehingga yang harus dibayarkan oleh Bapak Budi harus membayar PPh untuk tahun 2017
sebesar Rp. 50.523.250
3. PT. ABC bergerak dibidang jasa peraikan AC. Pada tahun 2018
PT. Diketahui :
- Omset sebesar Rp. 8.907.000.000.
- Laba bersih sebelum pajak nya mencapai 22,5% x Rp. 8.907.000.000
= Rp. 2.004.075.000
- Pada tahun yang sama PT. ABC sudah membayar PPh Pasal 25 dari mulai
bulan Januari-Desember 2018 setiap bulannya sebesar Rp. 450.000.
- Mempunyai bukti potong PPh 23 atas jasa yang diberikan pada customer
sebesar Rp. 8.750.000.
- PT. ABC akan melaporan SPT Tahunan 2018 namun belum diketahui
berapa besar pajak yang harus di bayar untuk tahun 2018.
Diminta : Hitung Pajak Kurang (Lebih) bayar PT. ABC tahun 2018!
Jawabannya :
Peredaran bruto = Rp. 8.907.000.000
Laba bersih sebelum pajak = Rp. 2.004.075.000
Koreksi fiskal positif =-
Koreksi fiskal negative =-
PKP = Rp. 2.004.075.000

- PKP Mendapat Fasilitas


(Rp. 4.800.000.000/Peredaran Bruto) x PKP
(Rp. 4.800.000.000/ Rp. 8.907.000.000) x Rp. 2.004.075.000
= Rp. 1.079.999.999

- PKP Tidak Mendapat Fasilitas = Keseluruhan PKP – PKP Mendapat Fasilitas


= Rp. 2.004.075.000 – Rp. 1.079.999.999
= Rp. 924,075,001

- PPh Terutang:
Mendapat Fasilitas = 50% x 25% x Rp. 1.079.999.999 = Rp. 134.999.999
Tidak Mendapat Fasilitas = 25% x Rp. 924.075.001 = Rp. 231.018.750

Jadi Total PPh Terutang


= Rp. 134.999.999 + Rp. 231.018.750
= Rp. 366.018.749

PPh Kurang (Lebih) Bayar CV. XYZ Tahun 2017 sebesar


Rp. 366.018.749 – Rp. 450.000 - Rp. 8.750.000
= Rp. 356.818.749
4. CV. XYZ bergerak di bidang jasa akuntansi. Pada bulan Januari sampai dengan
Desember 2017
Diketahui : Peredaran bruto sebesar Rp 2,05 milyar
Laba bersih sebelum pajak sebesar Rp. 250 juta
Koreksi fiskal positif sebesar 17,5 juta
Koreksi fiskal negatif sebesar 15 juta.
CV. XYZ mempunyai bukti potong PPh 23 atas jasa yang diberikan kepada salah
satu klien nya sebesar Rp. 5.000.000.
Diminta : Hitung PPh Kurang (Lebih) bayar CV. XYZ tahun 2017!
Jawabannya :

Peredaran bruto = Rp. 2.05 Milyar


Laba bersih sebelum pajak = Rp. 250.000.000
Koreksi fiskal positif = Rp. 17.500.000
Koreksi fiskal negative = (Rp. 15.000.000)
PKP = Rp. 252.500.000
PPh Terutang = 50% x 25% x Rp. 252.500.000 = Rp. 31.562.500

PPh Kurang (Lebih) Bayar CV. XYZ Tahun 2017 sebesar Rp. 31.562.500 – Rp. 5.000.000
= Rp. 26.562.500

Anda mungkin juga menyukai