Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok 5
NazzilaUtami F0G019028
UNIVERSITAS BENGKULU
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-
Nyalah kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah yang suadah kami
susun. Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Etika dan Hukum Kesehatan”.
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Is.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................6
1.3 Tujuan..........................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................7
2.1 Informed Consent Dan Informed Choise.....................................................7
2.2 Dasar Hukum/ Peraturan Dan Perundang-Undangan Dalam Praktek
Kebidanan..................................................................................................21
2.2.1 Pengertian Hukum Kesehatan........................................................21
2.2.2 Fungsi Hukum Kesehatan..............................................................21
2.3 Otonomi Dalam Pelayanan Kebidanan......................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak permasalahan yang terjadi dalam praktik kebidanan yang sering kita
jumpai. Permasalahan yang terjadi semakin kompleks karena kurang
diterapkannya hukum, etika dan moral yang berlaku dalam ruang lingkup
kebidanan, masyarakat, bangsa dan Negara.
Hukum yang berkaitan erat dengan ketentuan-ketentuan peraturan yang
berlaku dan harus ditaati, jika melanggar akan mendapatkan sanksi sesuai dengan
berat dan ringannya perilaku hukum yang dilanggar. Hukum bersifat mengikat,
maka dari itu keterikatan tersebut membuat tingkat kesadaran untuk menaati
aturan sangatlah tinggi.
Etika merupakan ilmu tentang baik dan buruk serta tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak). Dengan etika lebih mengajarkan bidan untuk berbuat
yang mengarah pada hukum dan norma yang berlaku untuk ditaati dan diterapkan
dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada masyarakat.
Moral tidak jauh berbeda dengan etika namun moral mengajarkan nilai yang
sudah diakui secara umum. Hal ini berkaitan dengan tindakan susila, budi pekerti
sikap, kewajiban dan lain-lain.
Dengan keterkatan antara hukum, etika dan moral, diharapkan permasalahan
yang terjadi dalam praktik kebidanan dapat diseleaikan dengan baik dengan tetap
memperhatikan sisi kenyamanan dan keamanan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2. Informed Choice
1) Pengertian Informed Choice
Informed Choice berarti membuat pilihan setelah mendapatkan
penjelasan tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya, pilihan
(choice) harus dibedakan dari persetujuan (concent). Persetujuan penting
dari sudut pandang bidan, karena itu berkaitan dengan aspek hukum yang
memberikan otoritas untuk semua prosedur yang dilakukan oleh bidan.
Sedangkan pilihan (choice) lebih penting dari sudut pandang wanita
(pasien) sebagai konsumen penerima jasa asuhan kebidanan.
2) Tujuan Informed Choice
Tujuannya adalah untuk mendorong wanita memilih asuhannya.
Peran bidan tidak hanya membuat asuhan dalam manajemen asuhan
kebidanan tetapi juga menjamin bahwa hak wanita untuk memilih asuhan
dan keinginannya terpenuhi. Hal ini sejalan dengan kode etik internasional
bidan yang dinyatakan oleh ICM 1993, bahwa bidan harus menghormati
hak wanita setelah mendapatkan penjelasan dan mendorong wanita untuk
menerima tanggung jawab untuk hasil dari pilihannya.
3) Rekomendasi
1. Bidan harus terusmeningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
dalam berbagai aspek agar dapat membuat keputusan klinis dan secara
teoritis agar dapat memberikan pelayanan yang aman dan dapat
memuaskan kliennya.
2. Bidan wajib memberikan informasi secara rinci dan jujur dalam bentuk
yang dapat dimengerti oleh wanita dengan menggunakan media
laternatif dan penerjemah, kalau perlu dalam bentuk tatap muka secara
langsung.
3. Bidan dan petugas kesehatan lainnya perlu belajar untuk membantu
wanita melatih diri dalam menggunakan haknya dan menerima
tanggung jawab untuk keputusan yang mereka ambil sendiri.
4. Dengan berfokus pada asuhan yang berpusat pada wanita dan
berdasarkan fakta, diharapkan bahwa konflik dapat ditekan serendah
mungkin.
5. Tidak perlu takut akan konflik tapi menganggapnya sebagai suatu
kesempatan untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang
yang objektif, bermitra dengan wanita dari sistem asuhan dan suatu
tekanan positif.
4) Bentuk Pilihan (Choice) Pada Asuhan Kebidanan
Ada beberapa jenis pelayanan kebidanan yang dapat dipilih oleh pasien
antara lain :
1. Gaya, bentuk pemeriksaan antenatal dan pemeriksaan
laboratorium/screaning antenatal.
2. Tempat bersalin (rumah, polindes, RB, RSB, atau RS) dan kelas
perawatan di RS.
3. Masuk kamar bersalin pada tahap awal persalinan.
4. Pendampingan waktu bersalin.
5. Clisma dan cukur daerah pubis.
6. Metode monitor denyut jantung janin.
7. Percepatan persalinan.
8. Diet selama proses persalinan.
9. Mobilisasi selama proses persalinan..
10. Pemakaian obat pengurang rasa sakit.
11. Pemecahan ketuban secara rutin.
12. Posisi ketika bersalin.
13. Episiotomi.
14. Penolong persalinan.
15. Keterlibatan suami waktu bersalin, misalnya pemotongan tali pusat.
16. Cara memberikan minuman bayi.
17. Metode pengontrolan kesuburan.
3.1 Kesimpulan
Jadi, dalam kehidupan bermasyarakat dan dalam memberikan
pelayanan kebidanan, hukum, etika dan moral sangat diperlukan
karena untuk menyeimbangkan antara hak. Kewajiban, dan tanggung
jawab masing-masing serta menjadi pedoman dalam mengambil
keputusan dan berprilaku.
Hukum kesehatan yang terkait dengan etika profesi dan pelanyanan
kebidanan. Ada keterkaitan atau daerah bersinggunan antara
pelanyanan kebidanan, etika dan hokum atau terdapat “grey area”.
Sebagaimana di ketahui bahwa bidan merupakan salah satu tenaga
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan. Sebelum
menginjak kehal – hal yang lebih jauh, kita perlu memahami beberapa
konsep dasar dibawah ini :
Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan Program
Pendidikan Bidan yang diakui Negara serta memperoleh kualifikasi
dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di Negara itu.
Dia harus mampu memberikan supervise, asuhan dan memberikan
nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil ,
persalinan dan masa pasca persalinan, memimpin persalianan atas
tanggung jawab sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Amril Amri, 1997, Bunga Rampai Hukum Kesehatan, Widya Medika, Jakarta.
M. Jusuf Hanafiah & Amri Amir, Etika Kedoteran dan Hukum Kesehatan, 1999,
EGC, Jakarta.