DOSEN PENGAMPU
Noviyanti, S.ST, M.keb
DISUSUN OLEH Kelompok 2:
Asti Putri Tirta Lestari
Soniya Asanah
Revia Mariska
Veni Apricelita
Meldatul Cahyani
Widiyanto
Yusinta Damayanti
Lucinda Mayzara
Rica Pustika
Monalisa Topani
Lindayani
Yepi Ayu Lestari
PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN dengan judul “EVIDENCE BASED DALAM
ASUHAN KEHAMILAN ” ini dapat terselesaiakan semaksimal mungkin, walaupun mengalami
berbagai kesulitan.
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, bukan karena usaha dari
kami selaku penulis, melainkan banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu kami baik itu dosen kami dan
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami selaku penulis
makalah ini mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas kami
selanjutnya.
Demikian kami selaku penulis makalah, mohon maaf bila dalam pembuatan makalah ini
ada hal-hal yang kurang berkenan. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi semua pihak.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evidence based practice adalah praktik berdasarkan penelitian yang terpilih dan terbukti
bermanfaat serta merupakan penerapan yang sistematik, ilmiah dan eksplisit dari penelitian
terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan asuhan kebidanan. Hal ini menghasilkan
asuhan yang efektif. Asuhan yang tidak selalu melakukan intervensi. Kajian ulang
memunculkan asumsi bahwa sebagian besar komplikasi obstetri yang mengancam jiwa
sebenarnya bisa diprediksi atau dicegah. Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan
antenatal atau yang dikenal antenatal care merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh
bidan dalam membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil hingga
persiapan persalinannya. Dengan memberikan asuhan antenatal yang baik akan menjadi
salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. Anda perlu memahami bahwa dengan adanya
evidence based practice maka praktik asuhan antenatal menjadi lebih terfokus pada pilihan
praktik yang terbukti menguntungkan klien (refocusing antenatal).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan asuhan kehamilan yang harus di upayakan oleh bidan melalui asuhan
antenatal yang efektif; adalahmempromosikan dan menjaga kesehatan fisik mental sosial
ibu dan bayi dengan pendidikan kesehatan, gizi, kebersihan diri, dan proses kelahiran
bayi. Di dalamnya juga harus dilakukan deteksi abnormalitas atau komplikasi dan
penatalaksanaan komplikasi medis, bedah, atau obstetri selama kehamilan. Pada asuhan
kehamilan juga dikembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi
komplikasi, membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan
nifas normaldan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial dan mempersiapkan
rujukan apabila diperlukan.
2. Pelayanan kolaborasi
Asuhan kehamilan yang diberikan kepada klien dengan beban
tanggungjawab bersama dari semua pemberi layanan yang terlibat, contohnya
bidan, dokter, atau tenaga kesehatan professional lainnya.
Tugas kolaborasi.
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien/keluarga.
b. Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
c. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
f. Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
3. Pelayanan rujukan
Asuhan kehamilan yang dilakukan dengan menyerahkan tanggungjawab
kepada dokter ahli dan tenaga kesehatan professional lain untuk mengatasi
masalah kesehatan klien diluar kewenangan bidan dalam rangka menjamin
kesejahteraan ibu dan anak.
Tipe pelayanan asuhan kehamilan :
a. Independent Midwive/ BPS
Center pelayanan kebidanan berada pada bidan. Ruang lingkup dan
wewenang asuhan sesuai dengan kepmenkes 900/ 2002. Dimana bidan
memberikan asuhan kebidanan secara normal dan asuhan kebidanan
“bisa diberikan” dalam wewenang dan batas yang jelas. Sistem
rujukan dilakukan apabila ditemukan komplikasi atau resiko tinggi
kehamilan. Rujukan ditujukan pada sistem pelayanan kesehatan yang
lebih tinggi.
b. Obstetrician and Gynecological Care
Center pelayanan kebidanan berada pada SPOG. Lingkup
pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi. Rujukuan
dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi dan mempunyai kelengkapan
sesuai dengan yang diharapkan.
c. Public Health Center/ Puskemas
Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan
dokter umum. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan
patologi sesuai dengan pelayanan yang tersedia. Rujukan dilakukan
pada system yang lebih tinggi.
d. Hospital
Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan
SPOG. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi
yang disesuaikan dengan pelayanan kebidanan yang tersedia. Rujukan
ditujukan pada rumah sakit yang lebih tinggi tipenya.
e. Rumah Bersalin
Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan
SPOG sebagai konsultant. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi
fisiologi dan patologi yang disesuaikan dengan pelayanan yang
tersedia. Rujukan ditujukan pada system pelayanan yang lebih tinggi.
Dalam pelayanan asuhan kehamilan, Bidan dan tenaga professional lainnya harus
mempertahankan hak – hak ibu dalam menjalankan masa kehamilan. Berikut ini beberapa
hak – hak wanita ini bisa digunakan sebagai pedoman :
17. Hak yang harus diberikan oleh suami, keluarga dan masyarakat
Suami harus memberikan perhatian yang lebih daripada ketika istri atau
perempuan tersebut tidak sedang hamil.
Tujuaanya :
PALPASI ABDOMINAL
Tujuannya :
Pernyataan standar :
Hasilnya :
Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik Diagnosis dini kehamilan letak, dan
merujuknya sesuai kebutuhan Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta
merujuknya sesuai dengan kebutuhan
Persyaratannya :
Tujuan :
Pernyataan standar :
Bidan mampu :
6. Obat cacing
Tujuan :
Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan
tindakan yang diperlukan
Pernyataan standar :
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenal tanda serta gejala pre-eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat
dan merujuknya
Hasilnya:
Ibu hamil dengan tanda preeklamsi mendapat perawatan yang memadai dan tepat
waktu, penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklampsi
Persyaratannya :
Bidan mampu :
PERSIAPAN PERSALINAN
Pernyataan standar:
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya
pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan
aman serta suasana yang menyenangkan akan di rencanakan dengan baik
Prasyarat:
1. Semua ibu harus melakukan 2 kali kunjungan antenatal pada trimester terakhir
kehamilan
2. Adanya kebijaksanaan dan protokol nasional/setempat tentang indikasi persalinan
yang harus dirujuk dan berlangsung di rumah sakit
3. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang aman dan
bersih
4. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia
5. Perlengkapan penting yang di perlukan untuk melakukan pertolongan persalinan yang
bersih dan aman tersedia dalam keadaan DTT/steril
6. Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat jika terjadi
kegawat daruratan ibu dan janin
7. Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA kartu ibu dan partograf
8. Sistem rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selama
kehamilan
6. Peran dan tanggungjawab Bidan dalam Asuhan kebidanan
Evidence based practice adalah praktik berdasarkan penelitian yang terpilih dan
terbukti bermanfaat serta merupakan penerapan yang sistematik, ilmiah dan eksplisit dari
penelitian terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan asuhan kebidanan. Hal ini
menghasilkan asuhan yang efektif. Asuhan yang tidak selalu melakukan intervensi.
Kajian ulang memunculkan asumsi bahwa sebagian besar komplikasi obstetri yang
mengancam jiwa sebenarnya bisa diprediksi atau dicegah.
Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan antenatal atau yang dikenal
antenatal care merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh bidan dalam membina suatu
hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil hingga persiapan persalinannya.
Dengan memberikan asuhan antenatal yang baik akan menjadi salah satu tiang
penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu dan perinatal. Anda perlu memahami bahwa dengan adanya evidence based
practice maka praktik asuhan antenatal menjadi lebih terfokus padapilihan praktik yang
terbukti menguntungkan klien (refocusing antenatal).
e. Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang diderita ibu hamil
(HIV, sifilis, tuberkulosis, Hepatitis, penyakit medis lain yang diderita (misal:
hipertensi, diabetes, dan lainlain).
Asuhan kebidanan yang berkembang saat ini berasal dari model yang
dikembangkan di Eropa pada awal dekade abad ini. Lebih mengarah ke ritual dan
rutinitas dari pada rasional. Biasanya asuhan ini lebih mengarah ke frekuensi dan
jumlahdari pada terhadap unsur yang mengarah kepada tujuan yang esensial
Pendekatan risiko mempunyai nilai prediksi lebih buruk, oleh karena itu tidak
dapat membedakan mereka yang akan mengalami dan yang mengalami komplikasi,juga
keamanan palsu oleh karena banyak ibu yang dimasukkan dalam risiko rendah
mengalami komplikasi, namun mereka tidak pernah mendapat informasi mengenai
komplikasi kehamilan dan cara penangananya. Bila Anda terpaku pada ibu risiko tinggi
maka pelayanan pada wanita hamil yang sebetulnya bisa berisiko akan terabaikan.
Dapat dikatakan bahwa setiap wanita hamil mempunyai risiko untuk mengalami
komplikasi dan harus mempunyai akses terhadap asuhan yang berkualitas. Bahkan
wanita yang digolongkan dalam risiko rendah bisa saja mengalami komplikasi.
Maka Anda perlu memahami dan mengingat bahwa pendekatan risiko bukan
merupakan strategi yang efisien ataupun efektif untuk menurunkan angka mortalitas ibu
karena:
a. Faktor risiko tidak dapat memperkirakan komplikasi, faktor risiko biasanya bukan
penyebab langsung terjadinya komplikasinya.
b. Apa yang akan anda lakukan bila mengidentifikasi pasien risiko tinggi dan apa
yang harus dilakukan pada pasien dengan risiko rendah.
c. Mortalitas ibu relatif rendah pada populasi yang tidak berisiko (semua wanita
dalam usia reproduksi sehat). Faktor risiko secara relatif adalah umum pada populasi
yang sama, faktor risiko tersebut bukan merupakan indikator yang pasti bahwa ibu
hamil akan mengalami komplikasi.
g. Tidak ada jenis penapisan yang bisa membedakan wanita mana yang akan
membutuhkan asuhan kegawatdaruratan dan mana yang tidak memerlukan asuhan
tersebut.
c. Persiapan persalinan.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi asuhan kehamilan normal dan identifikasi kehamilan
dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan risiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi
kehamilan.
B. Saran
Agar Mahasiswa dapat menggali ilmu lebih dalam lagi serta lebih giat belajar dalam memahami
teori sehingga dapat diterapkan dilahan praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2001, Catatan Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan, EGC: Jakarta
Depkes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Edisi Baru Dengan Resusitasi, Jakarta.