Anda di halaman 1dari 20

1

PENERAPAN METODE KONSTRUKSI


DALAM MEWUJUDKAN GREEN
CONSTRUCTION
( STUDI KASUS: PEKERJAAN TANAH PADA PROYEK JALAN )

I Wayan Jawat1)
1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

ABSTRAK

Setiap proyek konstruksi selalu membutuhkan sumberdaya proyek(project


resource) sebagai komponen input dalam proses konstruksi. Ada 5 (lima) sumber
daya proyek, yaitu pekerja (man), material (material), metode ( methode ), alat
(machine), uang (money). Material bangunan dan alat bersifat tetap pada bangunan
yang merupakan faktor penting jika suatu proyek diharapkan termasuk proyek hijau
(green construction).
Pemilihan metode konstruksi yang tepat akan menghasilkan keuntungan
efisiensi proses konstruksi berupa keuntungan finansial. Dalam aspek lingkungan,
efisiensi proses konstruksi berpotensi untuk memperpendek durasi konstruksi dan
mereduksi waktu operasional berbagai peralatan yang terkait, sehingga konsumsi
energi menjadi lebih sedikit dan berpengaruh pada menurunnya emisi CO2 ekivalen.
Dalam mewujudkan green construction sebagai bagian dari sustainable
construction hendaknya memperhitungkan dampak terhadap operasional bangunan
maupun proses desain berupa umpan balik (feed back) yang bersumber dari
pengalaman konstruksi.

Kata kunci: proyek konstruksi, metode, green construction.


1 PENDAHULUAN metode konstruksi di lokasi proyek.
1.1 Latar Belakang Berbeda metode konstruksi pasti berbeda
pula kebutuhan sunberdayanya, limbah
Tahap konstruksi merupakan tahap
yang dihasilkan, dan hampir dapat
yang perlu mendapat perhatian agar
dipastikan berbeda dalam capaian tujuan
tujuan utama menghasilkan proyek yang
proyek dalam aspek biaya, mutu dan
berkualitas dapat tercapai. Dalam tahap
waktu.
konstruksi, pengelola proyek hendaknya
mempertimbangkan aspek positif dan Secara prinsip, metode pelaksanaan
negatif yang akan terjadi pada tahap pekerjaan galian dan timbunan pada
berikutnya, yaitu tahap operasional. proyek pembangunan jalan
menggunakan metode pelaksanaan
Keuntungan kontraktor akan
pemindahan tanah mekanis yang
diperoleh bila tepat dalam menerapkan
PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693
2

dilakukan dengan menggunakan alat – berkontribusi pada ketidakseimbangan


alat berat. alam lingkungan sekitar.
Tahap pelaksanaan konstruksi Menurut Glavinich, sebagaimana
membutuhkan berbagai alat bantu dari dikutip Wulfram I.Ervianto:73, Green
yang sederhana hingga berteknologi Construction adalah suatu perencanaan
tinggi sesuai dengan kebutuhan di dan pengaturan proyek konstruksi sesuai
lapangan. Keberadaan peralatan dengan dokumen kontrak untuk
konstruksi tidak lain adalah mendukung meminimalkan pengaruh proses
proses sehingga dimungkinkan konstruksi terhadap lingkungan.
tercapainya efisiensi yang baik guna
Elemen input yang secara tidak
mencapai target yang telah ditetapkan.
langsung mempengaruhi timbulnya
Disadari atau tidak, keberadaan
emisi CO2 ekivalen adalah metode
peralatan konstruksi ini ikut
konstruksi, yaitu cara yang akan
memberikan konstribusi terjadinya
digunakan untuk mewujudkan bangunan
pemanasan global yang diakibatkan oleh
berdasarkan gambar rencana dan
buangan bahan bakar dari berbagai jenis
spesifikasi teknis. Pemilihan metode
peralatan yang digunakan dan dirasakan
konstruksi yang tepat akan
menghasilkan keuntungan efisiensi
proses konstruksi berupa keuntungan
finansial. Dalam aspek lingkungan,
efisiensi proses konstruksi berpotensi
untuk memperpendek durasi konstruksi
dan mereduksi waktu operasional
berbagai peralatan yang terkait,
sehingga konsumsi energi menjadi lebih
sedikit dan berpengaruh pada
menurunnya emisi CO2 ekivalen.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut, maka
permasalahan yang penulis angkat
adalah “Bagaimanakah penerapan
metode konstruksi pekerjaan tanah pada
proyek jalan dalam mewujudkan green
construction”.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan ini adalah untuk mengetahui
penerapan metode konstruksi pekerjaan
tanah pada proyek jalan dalam
mewujudkan green constrction.
1.4 Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis:

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693


3

a. Meningkatkan pemahaman diselesaikan. Disamping itu, dalam


tentang penerapan metode kegiatan konstruksi terdapat suatu
konstruksi pekerjaan tanah rangkaian yang berurutan dan berkaitan.
pada proyek jalan dalam Kegiatan membangun berakhir pada saat
mewujudkan dimulainya penggunaan bangunan
tersebut, sehingga tahapan dari pada
green construction. kegiatan dalam proyek konstruksi
b. Sebagai sumbangan dalam (Wulfram I. Ervianto, 2002:13) adalah
pengembangan ilmu sebagai berikut:
pengetahuan tentang metode
dan peralatan konstruksi 1. Tahap Studi Kelayakan
dalam mewujudkan green (feasibility study)
construction dan merupakan Tujuan dari tahap ini adalah
informasi bagi mereka yang untuk meyakinkan pemilik proyek
tertarik dengan penelitian bahwa proyek konstruksi yang
selanjutnya. mengusulkannya layak untuk
dilaksanakan, baik dari aspek
2. Manfaat Praktis: perencanaan dan perancangan, aspek
a. Sebagai sumbangan ekonomi (biaya dan sumber
pemikiran bagi kontraktor pendanaan), maupun aspek
dalam menentukan pemilihan lingkungannya.
metode dan peralatan
konstruksi dalam rangka 2. Tahap Penjelasan (Breifing)
mendukung mewujudkan Tujuan dari tahap ini adalah
green construction. untuk memungkinkan pemilik
b. Memberikan masukan proyek menjelaskan fungsi proyek
terhadap hasil kajian yang dan biaya yang diizinkan, sehingga
dilakukan sebagai upaya konsultan perencana dapat segera
peningkatan pemahaman secara tepat menafsirkan keinginan
tentang metode dan peralatan pemilik proyek dan membuat
konstruksi yang mendukung tafsiran yang diperlukan.
mewujudkan 3. Tahap Perancangan (Design)
green Tujuan tahap ini adalah untuk
construction. melengkapi penjelasan proyek dan
menentukan tata letak, rancangan,
2 LANDASAN TEORI metode konstruksi, dan taksiran
biaya agar mendapat persetujuan
2.1 Tahap Kegiatan dalam Proyek dari pemilik proyek dan pihak
Konstruksi berwenang yang terlibat, untuk
Kegiatan konstruksi adalah kegiatan mempersiapkan informasi
yang harus melalui suatu proses yang pelaksanaan yang diperlukan,
panjang dan didalamnya dijumpai termasuk gambar rencana dan
banyak masalah uang harus spesifikasi serta untuk melengkapi
semua dokumen tender.
4. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)
PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693
4

Tujuan dari tahap ini adalah disyaratkan. Sebagaimana diketahuai


untuk menunjukan kontraktor secara tradisional bahwa variabel
sebagai pelaksana atau sejumlah tersebut saling berkaitan dan saling
kontraktor sebagai sub-kontraktor mempengaruhi. Kegiatan yang
yang akan melaksanakan kostruksi dilakukan pada tahap ini :
dilapangan.
1. Perencanaan penyusunan Jabaran
5. Tahap Pelaksanaan Kegiatan/Work
(construction) Breakdown Structure (WBS),
Tujuan dari tahap ini adalah termasuk dalam menentukan
untuk mewujudkan bangunan yang Metode Konstruksinya.
dibutuhkan oleh pemilik proyek 2. Perencanaan penyusunan Tabel
yang sudah dirancang oleh Analisis Organisasi
konsultan perencana dalam batasan Proyek/Organization Analisis
biaya dan waktu yang telah Table (OAT).
disepakati, serta dengan mutu yang 3. Perencanaan dan pengendalian
disyaratkan. jadwal waktu pelaksanaan.
4. Perencanaan dan pengendalian
6. Tahap Pemeliharaan dan
tenaga kerja.
Persiapan Penggunaan
5. Perencanaan dan pengendalian
(maintenance and start up)
material
Tujuan dari tahap ini adalah
6. Perencanaan dan pengendalian
untuk menjamin agar bangunan
alat.
yang telah selesai sesuai dengan
7. Perencanaan dan pengendalian
dokumen kontrak dan semua
biaya.
fasilitas bekerja sebagaimana
mestinya. Selain itu, pada tahap ini Tujuan dari pada tahap pelaksanaan
juga dibuat suatu catatan mengenai (construction), adalah untuk
konstruksi berikut petunjuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan
operasinya dan melatih staf dalam oleh pemilik proyek yang sudah
menggunakan fasilitas yang tersedia. dirancang oleh konsultan perencana
dalam batasan biaya dan waktu yang
2.2 Tahap – Tahap Pelaksanaan telah disepakati, serta dengan mutu yang
(construction) disyaratkan. Kegiatan yang dilakukan
Pada waktu proyek memasuki tahap pada tahap ini, (Wulfram I. Ervianto,
pelaksanaan (construction), maka 2002:16)
pekerjaan pada tahap ini adalah 1. Perencanaan dan pengendalian
mewujudkan bangunan yang dibutuhkan metode kerja.
oleh pemilik proyek yang sudah 2. Perencanaan dan pengendalian
dirancang oleh konsultan perencana organisasi lapangan.
sehingga memenuhi variabel Biaya- 3. Perencanaan dan pengendalian
Mutu-Waktu-Safety, yang telah jadwal waktu pelaksanaan.
4. Perencanaan dan pengendalian
tenaga kerja.
5. Perencanaan dan pengendalian 6. Perencanaan dan pengendalian
material alat.
PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693
5

7. Perencanaan dan pengendalian lokasi proyek. Technology berasal dari


biaya. kata techno dan logic, dapat diartikan
sebagai urutan dari setiap langkah
2.3 Pengertian Metode Pelaksanaan kegiatan (prosedur), misalkan kegiatan
Pekerjaan X harus dilaksanakan lebih dahulu
Metode pelaksanaan konstruksi pada kemudian baru kegiatan Y, dan
hakekatnya adalah penjabaran tata cara seterusnya; sedangkan techno adalah
dan teknik – teknik pelaksanaan cara yang harus digunakan secara logic
pekerjaan, merupakan inti dari seluruh (Wulfram I. Ervianto, 2002:1).
kegiatan dalam sistem manajemen Metode pelaksanaan pekerjaan atau
konstruksi. yang bisa disingkat „CM‟ (Construction
Metode pelaksanaan konstruksi Method), merupakan urutan pelaksanaan
merupakan kunci untuk dapat pekerjaan yang logis dan teknik
mewujudkan seluruh perencanaan sehubungan dengan tersedianya sumber
menjadi bentuk bangunan fisik. Pada daya yang dibutuhkan dan kondisi
dasarnya metode pelaksanaan konstruksi medan kerja, guna memperoleh cara
merupakan penerapan konsep rekayasa pelaksanaan yang efektif dan efisien.
berpijak pada keterkaitan antara Metode pelaksanaan pekerjaan
persyaratan dalam dokumen pelelangan tersebut, sebenarnya telah dibuat oleh
(dokumen pengadaan), keadaan teknis kontraktor yang bersangkutan pada
dan ekonomis yang ada dilapangan, dan waktu membuat ataupun mengajukan
seluruh sumber daya termasuk penawaran pekerjaan. Dengan demikian
pengalaman kontraktor. „CM‟ (Construction Method) tersebut
Kombinasi dan keterkaitan ketiga minimal telah „teruji‟ saat dilakukan
elemen secara interaktif membentuk „klarifikasi‟ atas dokumen tendernya
kerangka gagasan dan konsep metode atau terutama Construction Method
optimal yang diterapkan dalam (CM)-nya. Namun demikian, tidak
pelaksanaan konstruksi. Konsep metode tertutup kemungkinan, bahwa pada
pelaksanaan mencakup pemilihan dan waktu menjelang pelaksanaan atau
penetapan yang berkaitan dengan selama pelaksanaan pekerjaan ada
keseluruhan segi pekerjaan termasuk ketidaksesuaian. Jika demikian
kebutuhan sarana dan prasarana yang Construction Method (CM) tersebut
bersifat sementara sekalipun (Istimawan perlu atau harus dirubah.
Dipohusodo: 1996:363). Metode pelaksanaan pekerjaan yang
Teknologi konstruksi (construction ditampilkan dan diterapkan merupakan
technology) mempelajari metode atau cerminan dari profesionalitas sang
teknik yang digunakan untuk pelaksana proyek tersebut, atau
mewujudkan bangunan fisik dalam profesionalitas dari tim pelaksana
proyek, yaitu MANAJER PROYEK dan
perusahaan yang bersangkutan.
Karena itu dalam penilaian untuk
menentukan pemenang tender,
penyajian metode pelaksanaan pekerjaan mempunyai „bobot‟ peniliaian
PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693
6

yang tinggi. Yang diperhatikan bukan atau pekerjaan yang


rendahnya nilai penawaran harga, mempunyai nilai besar,
meskipun kita akui bahwa rendahnya pekerjaan dominan (volume
nilai penawaran merupakan jalan untuk kerja besar). Pekerjaan yang
memperoleh peluang ditunjuk menjadi ringan atau umum
pemenang tender/pelelangan. dilaksanakan biasanya cukup
(Mahendra Sultan Syah, 2004). diberi uraian singkat
mengenai cara
2.4 Dokumen Metode Pelaksanaan pelaksanaannya saja. Tapi
Pekerjaan perhitungan kebutuhan alat
Dokumen metode pelaksanaan dan tanpa gambar/sket
pekerjaan proyek konstruksi (Mahendra penjelasan cara pelaksanaan
Sultan Syah:2004:113), pada umumnya pekerjaan.
terdiri dari: 4. Perhitungan kebutuhan tenaga
1. Project plant, dimana dokumen kerja dan jadwal kebutuhan
ini memuat antara lain : tenaga kerja (Mandor, Pekerja,
a. Denah fasilitas proyek (jalan Tukang, Kepala Tukang)
kerja, bangunan fasilitas, dan 5. Perhitungan kebutuhan
lain- lain), material/bahan dan jadwal
b. Lokasi pekerjaan kebutuhan material/bahan.
c. Jarak angkut 6. Perhitungan kebutuhan peralatan
d. Komposisi alat konstruksi dan jadwal kebutuhan
e. Kata – kata singkat (bukan peralatan.
kalimat panjang), dan jelas 7. Dokumen lainnya sebagai
mengenai urutan pekerjaan penjelasan dan pendukung
2. Sket atau gambar bantu, perhitungan kelengkapan yang
merupakan penjelasan lain.
pelaksanaan pekerjaan Apabila metode pelaksanaan
3. Uraian pelaksanaan pekerjaan, pekerjaan merupakan dokumen yang
yang meliputi : terpisah (tersendiri), maka harus
a. Urutan pelaksanaan seluruh dilengkapi dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan dalam rangka pekerjaan.
penyelesaian proyek (urutan
secara global) 2.5 Metode Pelaksanaan Pekerjaan
b. Urutan pelaksanaan per Yang Baik
pekerjaan atau per kelompok Metode pelaksanaan pekerjaan
pekerjaan, yang perlu proyek konstruksi yang baik apabila
penjelasan lebih detail. memenuhi persyaratan (Mahendra
Biasanya yang ditampilkan Sultan Syah: 2004: 114), yaitu:
adalah pekerjaan penting atau
1. Memenuhi persyaratan teknis,
pekerjaan yang jarang ada,
yang memuat antara lain :
a. Dokumen metode
pelaksanaan pekerjaan proyek
konstruksi lengkap dan jelas memenuhi informasi yang
PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693
7

dibutuhan. urutan dan fasilitas


b. Bisa dilaksanakan dan efektif penyelesaian pekerjaan.
c. Aman dilaksanakan, terhadap b. Merupakan acuan/dasar pola
bangunan yang dibangun, pelaksanaan pekerjaan dan
para tenaga kerja, bangunan menjadi satu kesatuan
lainnya, dan lingkungan dokumen prosedur
sekitarnya. pelaksanaan pekerjaan di
2. Memenuhi persyaratan proyek.
ekonomis, yaitu biaya murah,
wajar dan efisien. 2.6 Hal – Hal Yang Mempengaruhi
3. Memenuhi pertimbangan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
nonteknis lainnya, yang memuat
Dalam melaksanakan pekerjaan,
antara lain :
biasanya dimungkinkan dengan berbagai
a. Dimungkinkan untuk
metode. Beberapa alternatif metode
diterapkan di lokasi proyek
pelaksanaan yang ada, tentunya akan
dan disetujui atau tidak
menghasilkan beberapa alternatif biaya
ditentang oleh lingkungan
juga. Dalam hal ini, alternatif metode
setempat.
pelaksanaan yang harus dipilih tentunya
b. Rekomendasi dan policy dari
yang menghasilkan biaya yang paling
pemilik proyek.
rendah. Pemilihan ini dilakukan oleh
c. Disetujui oleh sponsor proyek
pihak Owner selaku pengguna jasa
atau direksi perusahaan,
maupun pihak Kontraktor selaku
apabila hal itu merupakan
penyedia jasa, dengan maksud yang
alternatif pelaksanaan yang
sama, yaitu menurunkan biaya, hanya
istimewa atau riskan.
tujuannya saja yang berbeda. Bagi
4. Merupakan alternatif/pilihan
owner selaku pengguna jasa tujuannya
terbaik dari beberapa alternatif
agar nilai kontrak proyek, yang akan
yang telah diperhitungkan dan
merupakan investasi menjadi rendah,
dipertimbangkan. Masalah
sedangkan bagi pihak Kontraktor selaku
metode pekerjaan banyak sekali
penyedia jasa, bukan untuk menurunkan
variasinya, sebab tidak ada
nilai kontrak, tetapi untuk menurunkan
keputusan engineer. Jadi pilihan
biaya pelaksanaan.
terbaik yang merupakan
tanggung jawab manajemen, Dimana metode pelaksanaan
dengan tetap mempertimbangkan pekerjaan proyek konstruksi, dalam
engineering economies. pengembangan alternatifnya,
5. Manfaat positif Construction dipengaruhi oleh hal- hal sebagai
Method. berikut:
a. Memberikan arahan dan 1. Design bangunan.
pedoman yang jelas atas 2. Medan/lokasi pekerjaan.
3. Ketersediaan tenaga kerja, bahan,
dan peralatan.
2.7 Peranan Metode PelaksanaanPeranan metode pelaksanaan
Pekerjaan pekerjaan proyek konstruksi adalah untuk
menyusun cara – cara kerja dalam
PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693
8

melaksanakan suatu pekerjaan dan metode pelaksanaan pekerjaan proyek


suatu cara untuk memenuhi, konstruksi, dengan melibatkan berbagai
menentukan sarana – sarana pekerjaan pihak yang ahli bidangnya, misal:
yang mendukung terlaksananya suatu
1. Menguasai peralatan konstruksi.
pekerjaan misalnya : menetapkan,
2. Mengetahui sumber – sumber
memilih peralatan yang akan digunakan
material/bahan.
dalam pekerjaan yang sesuai dengan
3. Mengerti masalah angkutan.
jenis pekerjaan yang efektif dan efisien
4. Mengerti masalah jenis – jenis
dalam biaya operasi. Cara kerja juga
pekerjaan.
dapat membantu dalam menentukan
5. Menguasai bahasa perbankan.
urutan pekerjaan, menyusun jadwalnya
sehingga dapat menentukan
2.8 Penentuan Metode Pelaksanaan
penyelesaian suatu pekerjaan.
Pekerjaan
Peranan metode pelaksanaan
Tahap pertama sebelum memulai
pekerjaan proyek konstruksi akan
suatu pelaksanaan proyek konstruksi,
mempengaruhi perencanaan konstruksi
harus ditentukan terlebih dahulu suatu
(Nono Tisnawardono: 2002: 11) antara
metode untuk melaksanakannya. Dalam
lain :
skala organisasi suatu proses
1. Jadwal pelaksanaan. perencanaan pelaksanaan proyek
2. Kebutuhan dan jadwal tenaga konstruksi, sangatlah penting untuk
kerja. menentukan metode konstruksi terlebih
3. Kebutuhan dan jadwal dahulu, karena setiap jenis metode
meterial/bahan. konstruksi akan memberikan
4. Kebutuhan dan jadwal alat. karakteristik pekerjaan berbeda.
5. Penjadwalan anggaran (Arus Penentuan jenis metode konstruksi yang
kas/cash-flow). dipilih akan sangat membantu
6. Jadwal prestasi dengan metode menentukan jadwal proyek.
kurva – S (S-Curve).
Metode konstruksi yang berbeda
7. Cara – cara pelaksanaan
akan memberikan ruang lingkup
pekerjaan.
pekerjaan dan durasi yang berbeda pula,
Dalam penyusunan metode yang sudah barang tentu juga
pelaksanaan pekerjaan proyek mempunyai pertimbangan finansial
konstruksi, perlu pembahasan/diskusi. dalam bentuk biaya. Ada faktor – faktor
Oleh karena itu dianjurkan pada yang mempengaruhi jenis ruang lingkup
perusahaan kontraktor yang telah pekerjaan yang dilakukan, sehingga
mempunyai banyak tenaga kerja dari perlu diperhatikan dan dipertimbangkan,
berbagai disiplin dan agar membuatan yaitu:
1. Sumber daya manusia dengan
skill yang cukup untuk
melaksanakan suatu metode
pelaksanaan konstruksi.
2. Tersedianya peralatan penunjang yang dipilih.
pelaksanaan metode konstruksi 3. Material cukup tersedia.

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693


9

4. Waktu pelaksanaan yang menggunakan alat berat berupa


maksimum dibanding pilihan bulldozer. Data teknis alat Bulldozer:
metode konstruksi lainnya.
Merk : Komatsu
5. Biaya yang bersaing.
Horse power : 155/1800
Oleh karena faktor – faktor yang rpm
mempengaruhi metode pelaksanaan Lebar blade : 3.5 meter
seperti : Design bangunan, Medan/lokasi Tinggi blade : 0.6 meter
pekerjaan, dan ketersediaan dari tenaga Lebar traktor : 3 meter
kerja, bahan, dan peralatan, seperti Kecepatan maju (F) : 3.2
sudah dijelaskan diatas, maka kadang – km/jam
kadang metode pelaksanaan hanya Kecepatan mundur (R) : 4 km/jam
memiliki alternatif yang terbatas. Waktu tetap : 0.10
menit
3 PEMBAHASAN Faktor ketersediaan mesin : 0.9
Efisiensi waktu : 0.9
3.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Efisiensi kerja : 0.75
Galian Tanah Efisiensi operator : 0.8
Pada proyek perencanaan Blade factor : 0.85
pembangunan jalan pengerjaan galian Pemilihan alat ini dilakukan karena
dilakukan secara mekanis yaitu dengan dalam galian pada proyek ini tidaklah
20
begitu dalam seperti terlihat pada
potongan memanjang jalan (Gambar 1
PVI STA = 0+102.206
PVI ELEV = 11.913
A.D. = 0.123
K = 569.083 70.0000m VC
Gambar 2 dan Gambar 3) berikut:
BVCS: 0+067.206

INTERSECTION KETEWEL STA. 0+000 FG=12.642


EVCS: 0+137.206

LOW POINT ELEV = 9.742 HIGH POINT ELEV = 9.940 HIGH POINT STA = 0+641.668
LOW POINT STA = 0+497.224 PVI STA = 0+476.384 PVI STA = 0+676.384 PVI ELEV = 10.000
PVI ELEV = 9.700 A.D. = -1.313
A.D. = 0.742 K = 94.400 K = 68.556 90.0000m VC
70.0000m VC
BVCS: 0+441.384

BVCS: 0+631.384

LOW POINT ELEV = 7.509


EVCS: 0+511.384

LOW POINT STA = 0+924.822 PVI STA = 0+891.384


EVCS: 0+721.384
EVCE: 9.477

PVI ELEV = 7.500


A.D. = 1.189 K = 58.856
70.0000m VC

STA.0+349

BVCS: 0+856.384
Proposed RCP Ø 0.60m, L = 16 m
Inlet Level + 9.280 Outlet level + 9.120

EVCS: 0+926.384
STA.0+125
STA.0+071 EXISTING SYPHON INLET LEVEL=9.336 (L) OUTLET LEVEL=8.364 (R) LENGHT=37.976m
EXISTING SYPHON INLET LEVEL=9.657 (L) OUTLET LEVEL=9.305 (R) LENGTH=38.50m

STA.0+419STA.0+500 STA.0+600
EXISTING SYPHONProposed EXISTING SYPHON INLET LEVEL=7.445 (L) OUTLET LEVEL=7.200 (R) LENGTH=40.595m
INLET LEVEL=7.799 (L)RCP Ø 0.60 m, L = 17 m
OUTLET LEVEL=7.487 (R)Inlet Level + 8.370
LENGTH=35.449m STA.0+714
Outlet level + 8.200
EXISTING SYPHON INLET LEVEL=7.532 (R) OUTLET LEVEL=7.141 (L) LENGTH=52.451m
STA.0+825
Proposed
RCP Ø 0.60 m, L = 17 m
Inlet Level + 6.920 Outlet level + 6.750

0+000 0+050 0+100 0+150 0+200 0+250 0+300 0+350 0+400 0+450 0+500 0+550 0+600 0+650 0+700 0+750 0+800 0+850 0+900 0+950 0+975
12.345

11.890
12.108

11.693

11.511

11.070

10.929
11.039

10.409

10.125

10.015
12.467

12.445
12.465

11.866

11.540

11.236
11.335

10.643

10.514

10.363

10.312
10.300

10.004
9.948

9.966

9.759

9.585

9.407

9.783
9.810

9.895

9.885

9.869

9.730

9.655

9.513

9.472
9.435

9.567

9.017
8.853

8.670

8.250

8.124

7.715

7.577
7.561

7.365

7.438
7.516

4.354

Gambar 1. Potongan Memanjang Jalan (Sta 0+000 – 0+975)

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 2, Desember 2014 ISSN: 2303-2693


0.027%

STA.1+102
EXISTING SYPHON INLET OUT=5.658 (R) OUTLET IN=5.526 (L) LENGTH=40.115m

7.529 7.575

7.535 7.426

7.542 7.396

7.549 7.310

7.555 7.367

7.562 7.259

7.569 7.404

7.575 7.349

7.582 7.303

7.589 7.382

7.595 7.176
1+000 1+050 1+100 1+150 1+200 1+250

Gambar 2. Potongan Memanjang Jalan (Sta 1+000 – Sta 1+250)

PVI STA = 1+921.384


PVI ELEV = 16.100 A.D. = -1.801
K = 83.284 150.0000m VC

EVCS: 1+996.384
EVCE: 16.112
BVCS: 1+846.384
BVCE: 14.737
STA.1+965
EXISTING PIPE CULVERT Ø 0.25m INLET LEVEL=15.538 (L)
OUTLET LEVEL=15.000 (R) LENGTH=52.00 m

STA.1+950
EXISTING BOX CULVERT 3.1x1.0m INVERT OUT=14.700 (L)
INVERT IN=14.476 (R) LENGTH=38.00 m

PVI STA = 1+456.384


PVI ELEV = 7.650 STA.1+770
A.D. = 1.791 K = 39.092 Proposed
70.0000m VC RCP Ø 0.60 m, L = 17 m
Inlet Level + 11.830 Outlet level + 11.660
EVCS: 1+491.384
BVCS: 1+421.384

STA.1+745
EXISTING BOX CULVERT 2.2x2.3m INLET LEVEL=10.600 (R)
OUTLET LEVEL=9.005 (L) LENGTH=54.672m

STA.1+567
Proposed
RCP Ø 0.60 m, L = 18 m
STA.1+530 Inlet Level + 8.150
EXISTING BOX CULVERT 3.5x2.5mOutlet level + 7.970
INLET LEVEL=6.251 (R) OUTLET LEVEL=5.920 (L) LENGTH=53.066m
9.827

10.382
10.714

11.234

11.642

12.159

12.119

12.860

13.147

13.653

13.902

14.367

14.594

15.190

15.478

15.980
15.975

15.815

15.811
6.732

7.417

7.266

7.275

7.238

7.345

7.403

7.587

7.810

8.194

8.374

8.894
9.351

9.315

1+300 1+350 1+400 1+450 1+500 1+550 1+600 1+650 1+700 1+750 1+800 1+850 1+900 1+950 2+000

Gambar 3. Potongan Memanjang Jalan (Sta 1+275 – Sta 2+000)

Gambar 4. Cara Operasi Bulldozer dengan Metode Slot Dozing


Gambar 5. Cara Kerja Bulldozer

Adapun metode yang dipilih dalam 3.2 Metode Pelaksanaan pada


pengerjaan galian tanah dengan Pengangkutan Tanah
menggunakan bulldozer adalah metode
slot dozing yaitu dengan melakukan Tanah yang dimaksudkan disini
beberapa lintasan dan membiarkan tanah adalah tanah hasil galian yang tidak
berceceran di kiri – kanan dozer. Untuk digunakan lagi ataupun tanah yang
lebih jelas mengenai cara operasi didatangkan dari tempat lain untuk
bulldozer dengan metode slot dozing, keperluan pembentukan badan jalan.
dapat dilihat pada Gambar 4 dan Apabila hasil galian harus
Gambar 5. dipindahkan/dibuang keluar lokasi
proyek, perlu dipertimbangkan cara
Pada Gambar 5 kedudukan A, pemindahan yang tidak menimbulkan
bulldozer mula – mula atau dalam polusi dengan:
berhenti, pisau sedikit masuk ke dalam
tanah dengan tujuan untuk menggali / 1. Cara tanah dimuat ke dalam truk.
menggusur. Dalam kedudukan yang 2. Menutup tanah dalam truk
demikian ini traktor mulai dijalankan menggunakan terpal agar tidak
maju, biasanya harus dalam gigi tercecer di sepanjang jalan dan
terendah. tidak menimbulkan polusi udara.
3. Mencuci ban kendaraan
Kedudukan B adalah keadaan kendaraan pengangkut sebelum
menggusur / mengangkut tanah dengan keluar dari lokasi proyek di
kecepatan tetap, jika dipandang perlu washing bay yang telah
traktor dapat menambah kecepatan disediakan.
dengan pindah gigi, dan hal ini akan 4. Memilih lokasi pembuangan
memerlukan waktu tetap yang disebut yang tidak terlalu jauh dari lokasi
dengan fixed time. proyek.
Kedudukan C adalah posisi Adapun metode yang digunakan
membuang muatan pada akhir jalan pengangkutan tanah ini adalah metode V
angkut, pisau diangkat naik sehingga loading yang cara pemuatannya dengan
tanah dapat lewat di bawah pisau. lintasan seperti bentuk huruf V dengan
Apabila tanah didepan pisau sudah habis menggunakan kombinasi alat antara
tertinggal, traktor dihentikan kemudian Wheel loader dengan dump truk.
dalam posisi pisau masih terangkat
Data teknis alat wheel loader:
traktor dijalankan mundur menuju
Merk : Komatsu
kedudukan A.
Model : W.60 Kecepatan angkut : 40
Kapasitas bucket : 1.4 m3 km/jam
Cara operasi : V loading Kecepatan kembali : 30
dengan km/jam
torque Dengan alat pemuat whell loader dengan
flow kapasitas bucket 1,4 m3
Kecepatan maju : 7.6 Cycle time : 0.4
km/jam Kondisi operasi : sedang
Kecepatan mundur : 7.6 Jarak Angkut : 1 km
km/jam Machine availability factor : 0.9
Jarak angkut : 5m Efisiensi waktu : 0.83
Kondisi menejemen & medan : 0.75 Efisiensi operator : 0.85
BF : 0.9 Efisiensi kerja : 0.8
Bucket factor : 0.85
Data teknis dump truk:
Merk : HINO, Untuk lebih jelas mengenai metode
KL-231 V loading dapat dilihat pada Gambar 6
Kapasitas Vessel : 4 m3 berikut:

Gambar 6. Loading

Gambar 7. Dasar Operasi Dump Truk


Cara operasinya (Gambar 7) adalah sebagai berikut:
1. Pada kedudukan 1 merupakan disebarkan. Penumpukan tanah
proses loading (pemuatan) tanah. timbunan untuk persediaan biasanya
2. Pada kedudukan 2 merupakan tidak diperkenankan, terutama selama
proses hauling road (pergi). musim hujan.
3. Pada kedudukan 3 merupakan
Pada pekerjaan timbunan tanah, hal
proses dumping ( pembuangan)
yang perlu diperhatikan di sini adalah
muatan.
timbunan tidak boleh ditempatkan,
4. Pada kedudukan 4 merupakan
dihampar atau dipadatkan sewaktu
proses returning (kembali) ke
hujan, dan pemadatan tidak boleh
kedudukan 1.
dilaksanakan setelah hujan atau
3.3 Metode Pelaksanaan Timbunan bilamana kadar air bahan berada di luar
Tanah rentang yang disyaratkan. Timbunan
harus ditempatkan ke permukaan yang
Pekerjaan timbunan tanah ini dapat telah disiapkan dan disebar dalam
berupa tanah dari hasil penggalian lapisan yang merata yang bila
ataupun yang didatangkan dari tempat dipadatkan akan memenuhi toleransi
lain asalkan memenuhi ketentuan yang tebal lapisan yang disyaratkan.
disyaratkan. Tanah timbunan umumnya Bilamana timbunan dihampar lebih dari
diangkut langsung dari lokasi sumber satu lapis, lapisan-lapisan tersebut
bahan ke permukaan yang telah sedapat mungkin dibagi rata sehingga
disiapkan pada saat cuaca cerah dan sama tebalnya. Cara penimbunan tanah
dapat ditunjukan pada Gambar 8
berikut:

Gambar 8. Penimbunan Tanah dengan Truk

Apabila suatu lapisan belum 5. Timbunan akhir yang tidak


mencapai kepadatan yang disyaratkan, memenuhi penampang melintang
maka harus diadakan perbaikan. Adapun yang disyaratkan atau disetujui
perbaikan terhadap timbunan yang tidak atau toleransi permukaan yang
memenuhi ketentuan atau tidak stabil disyaratkan harus diperbaiki
antara lain: dengan menggemburkan
permukaannya dan membuang
atau menambah bahan tersebut, bahan tersebut
sebagaimana yang diperlukan dikeluarkan dari pekerjaan dan
dan dilanjutkan dengan diganti dengan bahan kering
pembentukan kembali dan yang lebih cocok.
pemadatan kembali. 8. Timbunan yang telah dipadatkan
6. Timbunan yang terlalu kering dan memenuhi ketentuan yang
untuk pemadatan, dalam hal disyaratkan, menjadi jenuh akibat
batas-batas kadar airnya yang hujan atau banjir atau karena hal
disyaratkan, harus diperbaiki lain, biasanya tidak memerlukan
dengan menggaru bahan tersebut, pekerjaan perbaikan asalkan
dilanjutkan dengan sifat-sifat bahan dan kerataan
penyemprotan air secukupnya permukaan masih memenuhi
dan dicampur seluruhnya dengan ketentuan.
menggunakan motor grader atau
peralatan lain yang disetujui. 3.4 Metode Pelaksanaan Perataan
7. Timbunan yang terlalu basah Tanah
untuk pemadatan, seperti
Metode perataan tanah yang
dinyatakan dalam batas-batas
dimaksud adalah metode perataan tanah
kadar air yang disyaratkan, harus
hasil timbunan (spreading) dan
diperbaiki dengan menggaru
timbunan tanah yang dimaksud disini
bahan tersebut dengan
adalah bekas dumping dari truk untuk
menggunakan motor grader atau
pengisisan jarak jauh atau stock pile dari
alat lainnya secara berulang-
hasil timbunan yang lain. Adapun
ulang dengan selang waktu
metode yang digunakan pada
istirahat selama penanganan,
pelaksanaan perataan tanah ini yaitu
dalam cuaca cerah. Alternatif
dilakukan secara mekanis dengan
lain, bilamana pengeringan yang
menggunakan alat berat berupa
memadai tidak dapat dicapai
bulldozer seperti pada Gambar 9
dengan menggaru dan
berikut:
membiarkan bahan gembur

Gambar 9. Perataan Tanah dengan Bulldozer


Gambar 10. Cara Perataan Hasil Timbunan Tanah dengan Bulldozer

Cara kerjanya (Gambar 10) adalah mendorong muatan yang


sebagai berikut: maksimal.
1. Kedudukan A, bulldozer mula – Dalam melaksanakan ini tiap kali
mula atau dalam keadaan harus pindah jalur pada waktu
berhenti dimana kedudukan menjalankan masing – masing pass yang
dozer blade (pisau dozer) cukup berurutan, sehingga tanggul – tanggul
tinggi diatas tanah asal agar tidak yang terjadi pada lintas – lintas
terambil terlalu banyak muatan sebelumnya tidak terlalu berat untuk
sekaligus. Dalam kedudukan diratakan kemudian. Naik turunnya
yang demikian ini traktor mulai blade pada kebanyakan dozer adalah hal
dijalankan maju, biasanya harus yang sukar dikendalikan, terutama bagi
dalam gigi terendah. operator yang belum cukup pengalaman.
2. Kedudukan B adalah keadaan Maka sebaiknya jika terjadi punuk –
perataan tanah dengan kecepatan punuk diatas permukaan tanah, lebih
tetap, jika dipandang perlu baik dozer dihentikan dan mundur
traktor dapat menambah mengulangi pass yang sedang dijalani.
kecepatan dengan pindah gigi, Untuk pekerjaan akhir (final grading)
dan hal ini akan memerlukan perataan tanah digunakan alat yang
waktu tetap yang disebut dengan berupa motor grader.
fixed time.
3. Kedudukan C, didepan blade Data teknis alat motor grader:
sudah tidak cukup banyak Merk : Komatsu
muatan, maka traktor dihentikan Model : GD
dan dijalankan mundur untuk 650R-1
mengambil muatan baru, sisa Panjang blade : 4,01
muatan dari pass yang lalu meter
didorong dengan pass yang Sudut blade : 60° (lihat
berikutnya. Hal ini dilakukan Tabel 2)
untuk memelihara produktivitas Kecepatan operasi : 4 km/jam
dozer yang hanya dicapai dengan Jumlah lintasan : 1 kali
Kondisi menejemen * medan : 0,75
Panjang jalan : 100 meter
Gambar 11. Finishing Penghamparan Tanah dengan Motor Garder

3.5 Metode Pelaksanaan Pemadatan untuk pemadatan tanah adalah vibrator


Tanah roller.
Segera setelah penempatan dan
penghamparan timbunan, setiap lapis Data teknis vibrator roller:
harus dipadatkan dengan peralatan Merk : DYNA
PAC
pemadat yang memadai dan disetujui
Model : SP-54
sampai mencapai kepadatan yang
Berat alat : 7 ton
disyaratkan. Pemadatan timbunan tanah
Lebar efektif roda gilas (L) : 120 cm
harus dilaksanakan hanya bilamana
Kecepatan operasi (V) : 2 km/jam
kadar air bahan berada dalam rentang 3
JM : 0.75
% di bawah kadar air optimum sampai
Jumlah lintasan / pass (N) : 8 kali
1% di atas kadar air optimum. Kadar air
optimum harus didefinisikan sebagai Adapun metode pelaksanaan
kadar air pada kepadatan kering pemampatan/pemadatan tanah ini
maksimum yang diperoleh bilamana dilakukan secara mekanis dengan
tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03- menggunakan vibration roller seperti
1742-1989. Jenis alat yang digunakan terlihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Pemadatan Tanah dengan Vibration Roller


Yang perlu diperhatikan disini, lapis demi lapis. Timbunan dipadatkan
pekerjaan pemadatan harus dilakukan setiap lapis mulai dari tepi luar dan
bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas
akan menerima jumlah usaha pemadatan
yang sama. Untuk lebih jelas mengenai
cara kerja vibration roller dapat dilihat
pada Gambar 13 berikut:

Gambar 13. Pola Penggilasan dengan Vibration Roller

Pada Gambar 13 kiri seluruh lebar tanah dasar harus dipadatkan


jalan dapat dijalani dalam 8 pass sampai 95 % dari kepadatan
(lintasan). Pass ke 9 roller kembali kering maksimum yang
menuju ke jalur yang pertama. ditentukan sesuai SNI 03-1742-
Pengulangan ini dilakukan terus 1989. Untuk tanah yang
menerus sampai jumlah pass yang mengandung lebih dari 10 %
diperlukan untuk mencapai pemampatan bahan yang tertahan pada ayakan
yang dikehendaki tiap jalur sudah ¾”, kepadatan kering maksimum
terpenuhi. Overlap dalam arah yang diperoleh harus dikoreksi
memanjang (A) juga perlu diberikan, terhadap bahan yang berukuran
karena dalam arah belok, roller ini lebih (oversize) tersebut.
jumlah pass yang diberikan lebih sedikit 2. Lapisan tanah pada kedalaman
dari pada yang di bagian lurus. 30 cm atau kurang dari elevasi
Pada Gambar 13 kanan adalah pola tanah dasar harus dipadatkan
penggilasan pada tikungan jalan, pass sampai dengan 100 % dari
pertama dimulai dari bagian bawah kepadatan kering maksimum
(bagian lintasan yang dalam) menuju ke yang ditentukan sesuai dengan
bagian atas (bagian lintasan luar). Untuk SNI 03-1742-1989.
lintasan – lintasan berikutnya, diulang 3. Pengujian kepadatan harus
mulai dari lintasan pertama lagi. dilakukan pada setiap lapis
Adapun ketentuan kepadatan untuk timbunan yang dipadatkan sesuai
timbunan tanah adalah sebagai berikut: dengan SNI 03-2828-1992 dan
1. Lapisan tanah yang lebih dalam bila hasil setiap pengujian
dari 30 cm di bawah elevasi menunjukkan kepadatan kurang
dari yang disyaratkan maka
Kontraktor harus memperbaiki. 4. Proses penyusunan metode
Pengujian harus dilakukan konstruksi merupakan hasil
sampai kedalaman penuh pada pembahasan, brainstorming,
lokasi berselang-seling setiap diskusi, referensi dari berbagai
jarak tidak lebih dari 200 m. macam sumber, dan dituangkan
Untuk penimbunan kembali di dalam bentuk gambar kerja serta
sekitar struktur atau pada galian urutan pelaksanaan pekerjaan
parit untuk gorong-gorong, (procedure, work instruction)
paling sedikit harus dilaksanakan yang menjadi acuan dalam setiap
satu pengujian untuk satu lapis pekerjaan perbaikan
penimbunan kembali yang telah (improvement), inovasi, serta
selesai dikerjakan. kreativitas (sebagai unsur utama
4. Untuk timbunan, paling sedikit 1 inovasi) dalam pembuatan
rangkaian pengujian bahan yang metode konstruksi sehingga
lengkap harus dilakukan untuk dapat memberikan nilai tambah
setiap 1.000 m3 bahan timbunan (add value) bagi tercapainya
yang dihampar. sasaran, baik mutu, waktu, biaya
maupun safety.
4 SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan 4.2 Saran
1. Proyek konstruksi merupakan 1. Oleh karena proyek konstruksi
sebuah sistem yang terdiri dari merupakan sebuah sistem, maka
berbagai unsur yang terkait mulai sistem ini harus dikelola untuk
dari proses disain, pengadaan, mencapai prinsip – prinsip dalam
konstruksi, operasi dan sustainable construction.
perawatan, dan dekonstruksi 2. Dalam mewujudkan green
dengan berbagai jenis sumber construction sebagai bagian dari
daya. sustainable
2. Green construction sebagai construction hendaknya
bagian dari sustainable memperhitungkan dampak
construction tentunya akan terhadap operasional bangunan
berdampak terhadap operasional maupun proses desain berupa
bangunan maupun proses desain umpan balik (feed back) yang
berupa umpan balik (feed back) bersumber dari pengalaman
yang bersumber dari pengalaman konstruksi.
konstruksi. 3. Penerapan metode konstruksi
3. Metode konstruksi adalah hendaknya memperhatikan cara
jawaban atas bagaimana penyajian yang mudah
pekerjaan suatu proyek akan dimengerti oleh yang
dikerjakan, sehingga dibutuhkan berkepentingan dalam
cara penyajian yang dapat segera pelaksanaan proyek.
dimengerti oleh yang
berkepentingan.
5 DAFTAR PUSTAKA Abrar Husen, 2010, Manajemen Proyek,
Yogyakarta, Andi Offset Peurifoy, 1979. Construction Planning
Asiyanto. 2010. Manajemen Produksi Equipment, Int Student Edition, Mc
untuk Jasa Konstruksi. Jakarta : Graw – Hill, New York.
Penerbit PT.Pradnya Paramita. Rochmanhadi, 1992, Alat – Alat Berat
Asiyanto. 2007. Manajemen Alat Berat dan Penggunaannya, Departemen
untuk Konstruksi. Jakarta : Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
PT.Pradnya Paramita. Rochmanhadi, 1985, Perhitungan
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Biaya Pelaksanaan Pekerjaan
Manajemen Proyek dengan Menggunakan Alat – Alat
dan Konstruksi. Berat, Departemen Pekerjaan
Jilid 1 & 2. Yogyakarta. Penerbit Umum, Jakarta.
Kanisius. Rochmanhadi, 1992, Kapasitas dan
Ervianto, W. I. 2004. Teori – Aplikasi Produksi Alat Berat, Departemen
Manajemen Proyek Konstruksi. Pekerjaan Umum, Jakarta
Yogyakarta: Penerbit ANDI Susy Fatena Rostiyanti, 2008, Alat
Ervianto, W. I. 2005.Manajemen Berat Untuk Proyek Konstruksi,
Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Edisi Kedua, PT.Rineka Cipta,
Penerbit ANDI Jakarta.
Ervianto, W. I. 2012. Selamatkan Bumi The Asphalt Institute. 1983. Asphalt
Melalui Konstruksi Hijau, Technology and Construction
Perencanaan, Practices.Instructur’s Guide.
Pengadaan, Second Edition January 1983.
Konstruksi dan Operasi. Team Lokakarya Dosen Perguruan
Yogyakarta: Penerbit ANDI Tinggi Swasta Seluruh Indonesia
http://www.google.co.id/search? Program Studi Teknik Sipil Bidang
q=Alat berat dalam Konstruksi Pemindahan Tanah Mekanis.Juli
1997. Pemindahan Tanah
Imam Soeharto,I. 1995. Manajemen
Mekanis,Cisarua Bogor.
Proyek Konstruksi.
Dari Konseptual …., 1988, Manual Supervisi Lapangan
sampai Operasional. Jakarta : untuk Staf Pengendali Mutu pada
Penerbit Erlangga Jakarta. Kontrak Pemeliharaan dan
Peningkatan Jalan Dokumen
Komatsu, 1978, Specification and Rujukan RD. 641 Central Quality
Application Hand Book. Third & Monitoring Unit, Departemen
edition. Pekerjaan Umum, Direktorat
Mahendra Sultan Syah. 2004. Jenderal Bina Marga, Jakarta.
Manajemen Proyek Kiat Sukses ........Spesifikasi Umum Buku III,
Mengelola Proyek, Cetakan Departemen Pekerjaan Umum,
Pertama, Pt. Gramedia Pustaka Dirjen Bina Marga, Direktorat Bina
Utama, Jakarta. Program Jalan.
Wedhayanto, Sony.2009. Alat Berat &
Pemindahan Tanah Mekanis
(Diktat kuliah untuk Mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil UM). Diunduh
dari :
URL:http:www.google.co.id/search?
q=Alat berat.

Anda mungkin juga menyukai