Anda di halaman 1dari 4

SOAL BAGIAN A

1.
Prosedur audit adalah rincian instruksi yang menjelaskan bukti audit yang harus diperoleh
selama audit.
Penetapan waktu untuk melaksanakan prosedur audit. Audit atas laporan keuangan biasanya
mencakup suatu periode seperti satu tahun. Kadang-kadang, audit dapat dianggap selesai
setelah beberapa waktu semenjak berakhirnya suatu periode. Oleh karena itu, waktu
pelaksanaan prosedur audit dapat berubah-ubah dari awal periode akuntansi hingga
berakhirnya periode akuntansi itu.

2.
Resiko audit yang dapat diterima (Acceptable Audit Risk / AAR) adalah ukuran ketersediaan
auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan salah saji secara material walaupun audit
telah selesai dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah diberikan.
Auditor harus menilai risiko dalam pekerjaannya, karena risiko memberikan opini audit yang
tidak tepat atas laporan keuangan yang disalahsajikan secara material. Tujuan audit adalah
menekan risiko audit ini ke tingkat yang rendah yang dapat diterima auditor, namun auditor
tidak dapat menekan risiko audit ke titik nol (0).
Risiko deteksi tidak pernah dapat diturunkan sampai ke angka nol (0) karena adanya kendala
bawaan dalam prosedur audit. Masih diperlukannya professional judgments yang dibuat oleh
manusia, yang secara alamiah bisa berbuat salah, dan sifat dari bukti yang diperiksa.
3.
Jika berasal dari ekstrapolasi (proyeksi terhadap populasi dari uji secara sampling), maka
auditor dapat meminta manajemen untuk menelaah keseluruhan populasi dari mana sampel
diambil. Populasi ini dapat berupa kelompok transaksi, saldo akun, atau informasi tambahan
yang tercantum dalam disklosur laporan keuangan. Tujuan dari permintaan ini adalah supaya
pihak manajemen perusahaan (auditee) menemukan semua kesahalan penyajian yang ada di
dalam populasi, sehingga auditor dapat melakukan koreksi yang diperlukan.
Jika berasal dari perbedaan estimasi antara auditor dengan estimasi perusahaan, maka auditor
dapat meminta pihak manajemen untuk meninjau kembali metode dan asumsi yang
digunakan untuk melakukan estimasi termasuk perhitungannya.
Jika klien menolak, sebaiknya auditor dapat berkomunikasi dengan baik dengan pihak
manajemen perusahaan setelah salah-saji ditemukan, yang manapun typenya. Makin cepat
komunikasi dilakukan makin bagus, karena sangat mungkin manajemen membutuhkan waktu
yang cukup panjang untuk memenuhi permintaan auditor.

4.
Menurut saya, yang bertanggung jawab atas struktur pengendalian intern suatu entitas adalah
seluruh orang dalam organisasi.
- Manajemen bertanggungjawab karena salah satu tanggung jawab manajemen adalah
menciptakan pengendalian intern yang efektif.
- Auditor intern bertanggungjawab untuk memeriksa dan mengevaluasi memadai atau
tidaknnya pengendalian intern entitas dan membuat rekomendasi peningkatannya.
- Personil lain entitas bertanggungjawab menyediakan informasi atau menggunakan
informasi yang dihasilkan oleh pengendalian intern dengan baik.
- Auditor independen bertanggungjawab menemukan kelemahan pengendalan intern
kliennya, sehingga dapat mengkomunikasikan hasil auditnya kepada manajemen, komite
audit, atau dewan komisaris.
- Pihak luar lain yang bertanggungjawab atas pengendalian intern entitas adalah badan
pengatur seperti bank indoneseia dan bapepam.

5.
Hubungan internal control system dengan audit eksternal. Koordinasi antara aktivitas audit
internal dengan audit eksternal sangatlah penting. Pihak audit internal dan audit eksternal
biasanya mengkomunikasikan tentang perkerjaan mereka masing-masing. Dengan hal
tersebut, auditor eksternal memiliki kemungkinan untuk meningkatkan efisiensi dalam
mengaudit laporan keuangan. Sedangkan pihak audit internal menjadi merasa terjamin dalam
mengaudit laporan keuangan ditambah informasi yang penting dalam penilaian kontrol
risiko.
Hubungan Dewan Komisaris atau Komite Audit. Dewan komisaris berperan penting dalam
tata kelola korporasi yang efektif karena memikul tanggung jawab akhir untuk memastikan
bahwa manajemen telah mengimplementasikan pengendalian internal dan proses pelaporan
keuangan yang layak.. Komite audit juga bertanggung jawab untuk melakukan komunikasi
yang berkelanjutan dengan auditor eksternal maupun internal, termasuk menyetujui jasa audit
dan nonaudit yang dilakukan oleh para auditor perusahaan publik.

6.
Ruang lingkup fraud auditing adalah pembatasan-pembatasan tertentu dalam melakukan
audit. Menurut salah satu ahli, ruang lingkup fraud auditing dapat berupa :
- Tingkat materialitas. Suatu fraud tidak dianggap menjadi masalah terhadap beberapa jumlah
uang yang terlibat.
- Biaya. Auditor harus menganalisis keadaan biasa keseluruhan atas tindakan-tindakan yang
akan diambil untuk mencegah fraud pada masa yang akan datang.
- Informasi yang sensitif. Perusahaan yang mengetahui ruang lingkup fraud harus dengan
cepat membuat kebijakan untuk menghalangi dan mendeteksi aktivitas fraud.
- Pengembangan integritas. Auditor sering di minta untuk meningkatkan integritas, yaitu
prioritas manajemen ditinjau bersama seluruh karyawan.
7.
Karena auditor memiliki pertimbangan lain, seperti :
- Skeptisisme Profesional. Seorang auditor harus menjaga suatu tingkat skeptisme profesional
ketika mereka mempertimbangkan informasi yang luas termasuk faktor-faktor risiko
kecurangan, untuk mengedintifikasi dan menghadapi risiko kecurangan. Dalam
melaksanakan skeptisisme profesional, auditor tidak beranggapan bahwa manajemen tidak
jujur tetapi juga tidak beranggapan kejujuran yang mutlak.

8.
Di jaman yang sudah modern ini, teknologi informasi berkembang sangat pesat sehingga
dapat memberikan banyak kemudahan bagi para pelaku bisnis. Dengan kemajuan teknologi
informasi, perusahaan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis,
menyediakan kebutuhan informasi dalam proses bisnis dengan lebih cepat dan akurat, dan
dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan.
Contoh : Dalam dunia akuntansi, proses pengolahan data transaksi ekonomi mengalami
perubahan dari sistem manual ke sistem informasi berbasis komputer sehingga proses
pembuatan laporan keuangan lebih efisien dan tepat.

9.
Strategi audit adalah aktivitas yang pertama kali dilakukan dari seluruh rangkaian kegiatan
audit. Strategi audit merupakan proses penyusunan arahan atau petunjuk audit dan
penyelarasan antara pemahaman auditor atas kegiatan auditan dengan fokus audit yang akan
dilakukan. Auditor wajib mempertimbangkan kegiatan utama (main activity) auditan dan
karakteristik kinerja untuk industri atau perusahaan sejenis yang bisa mempengaruhi proses
audit. Auditor juga harus menelaah faktor-faktor penting untuk keberhasilan pelaksanaan
audit.
Contoh strategi audit : pengendalian atas transaksi pembelian dan pengeluaran kas yang
lemah, sehingga auditor merencanakan jauh sebelumnya untuk melakukan pengujian
substantif secara luas terhadap asersi kelengkapan utang usaha.

SOAL BAGIAN B
a.
PT. Pangalengan telah tertuduh membuang bahan polutan ke sungai. Lalu PT. Pangalengan
menyetujui perjanjian/persetujuan. Perjanjian/persetujuan itu meminta PT. Pangalengan
membangun fasilitas pengolahan air dalam waktu 8 tahun.
Setelah meng-audit PT. Pangalengan selama 5 tahun, saya memperhatikan tidak terdapat
aktivitas yang tampak dalam akun pembangunan fasilitas pengolahan air. Presiden direktur
mengkonfirmasi bahwa dirinya tidak yakin untuk mematuhi perjanjian tersebut dikarenakan
masalah arus kas yang kurang baik dan geografis yang kurang baik untuk kesempatan kerja.
Pada akhirnya, presiden direktur memutuskan untuk menghentikan pengejaan fasilitas
pengolahan air.
Dapat disimpulkan bahwa PT. Pangalengan tidak dapat mematuhi perjanjian tersebut.
Sehingga Pemerintah Kabupaten Soreang dapat memutuskan apakah akan mendenda atau
menutup usaha PT. Pangalengan.
b.
Dengan mempertimbangkan segala bukti yang ada, andaikan peristiwa tersebut terjadi di
tahun ke 7 setelah penandatanganan perjanjian/persetujuan, jawaban saya tidak akan berubah.
Presiden direktur (dan pemegang saham mayoritas) diberikan waktu selama 8 tahun untuk
memenuhi perjanjian tersebut, namun di tahun ke 5, dimana sudah lebih dari 4 tahun
(setengahnya dari 8 tahun), Presiden direktur tidak dapat memberikan jawaban yang tepat. Di
tahun ke 7, yang berarti hanya tersisa 1 tahun lagi, saya yakin Presiden direktur tidak dapat
menepati janjinya untuk membangun fasilitas pengelolaan air dengan tepat waktu.

Anda mungkin juga menyukai