KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan penulis kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Jurnal
Lengkap Praktikum Analisis Mesin Listrik 2 dengan tepat waktu. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan jurnal ini tidak akan tuntas tanpa adanya
dukungan dan bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah terlibat dalam penyusunan jurnal lengkap ini.
Penulis
PRAKTIKUM ANALISIS MESIN LISTRIK 2
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK DEPARTEMEN ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Motor Induksi 1 Fasa
Motor induksi satu fasa adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik secara induksi. Dikatakan motor induksi karena motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet dari stator ke rotornya. Arus rotornya tidak
diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai
akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar yang
dihasilkan oleh arus stator. Motor induksi dapat ditemukan pada peralatan rumah
tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air, dan penyedot debu. Didasarkan
pada cara kerjanya, motor ini dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Motor fase belah/fase bagi (split phase motor)
Motor fase belah mempunyai kumparan utama dan bantu yang tersambung
parallel. Dalam prakteknya diusahakan antara arus kumparan bantu dan kumparan
utamanya berbeda fasa mendekati 90°. Dengan cara ini maka kumparan motor
menjadi seolah-olah seperti motor induksi dua fase yang akan dapat menghasilkan
medan magnet yang seolah-olah berputar sehingga motor induksi ini dapat
berputar sendiri.
2. Motor kapasitor (capacitor motor)
Motor kapasitor merupakan bagian dari motor fasa belah, namun yang
membedakan kedua motor tersebut adalah pada saat kondisi start motor. Motor
kapasitor ini menggunakan kapasitor pada saat startnya yang dipasang secara seri
terhadap kumparan bantu. Berdasarkan penggunaan kapasitor pada motor
kapasitor, maka motor kapasitor dibagi sebagai berikut.
a. Kapasitor start (capacitor start motor)
Pada motor kapasitor, pergeseran fase antara arus kumparan utama (Iu) dan arus
kumparan bantu (Ib) didapatkan dengan memasang sebuah kapasitor yang
dipasang seri terhadap kumparan bantunya. Kapasitor yang digunakan pada
umumnya adalah kapasior elektrolik yang pemasangannya tidak permanen pada
motor. Kapasitor start direncanakan khususnya untuk waktu pemakaian yang
singkat, sekitar 3 detik, dan tiap jam hanya 20 kali pemakaian. Bila saat start dan
PRAKTIKUM ANALISIS MESIN LISTRIK 2
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK DEPARTEMEN ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
setelah putaran motor mencapai 75% dari kecepatan penuh, saklar sentrifugal
otomatis akan terbuka untuk memutuskan kapasitor dari rangkaian, sehingga yang
tinggal selanjutnya hanya kumparan utama saja.
b. Kapasitor start-kapasitor jalan (capacitor start-capacitor run motor)
Pada dasarnya motor ini sama dengan capasitor start motor, namun pada motor ini
kumparan bantunya mempunyai 2 kapasitor dan salah satu kapasitornya selalu
dihubungkan dengan sumber tegangan. Motor ini menggunakan nilai kapasitansi
yang berbeda untuk kondisi start dan jalan. Dalam susunan pensaklaran, kapasitor
start yang seri dengan saklar start dihubung secara paralel dengan kapasitor jalan
dan kapasitor yang diparalelkan itu diserikan dengan kumparan bantu. Tipe
kapasitor yang digunakan adalah tipe elektrolit dan tipe berisi minyak. Rancangan
motor ini biasanya hanya digunakan untuk penggunaan motor satu fasa yang lebih
besar dimana khususnya diperlukan untuk kopel start yang tinggi. Motor ini
bekerja dengan kapasitor nilai tinggi saat startnya, dan setelah mencapai
kecepatan 75% dari nominalnya, maka kapasitor startnya dilepas dan motor
bekerja dengan kapasitor jalan dengan nilai kapasitor yang lebih rendah.
c. Kapasitor jalan (capacitor run motor)
Motor ini mempunyai kumparan bantu yang disambung secara seri dengan sebuah
kapasitor yang terpasang secara permanen pada rangkaian motor. Kapasitor ini
selalu berada dalam rangkaian motor, baik pada waktu start maupun jalan,
sehingga motor ini tidak memerlukan saklar otomatis. Oleh karena kapasitor yang
digunakan tersebut selalu dipakai baik pada waktu start maupun pada waktu jalan
maka harus digunakan kapasitor yang memenuhi syarat tersebut yaitu kapasitor
yang berjenis kondensator minyak, atau kondensator kertas minyak.
3. Motor kutub bayangan (shaded pole motor)
Motor kutub bayangan (Shaded pole) ini menggunakan kutup magnet stator yang
dibelah dan diberi cincin pada bagian kutup yang kecil yang disebut kutup
bayangan, dan sisi kutup yang besar disebut kutub pokok (Un shaded pole)
dengan rotor yang biasa digunakan adalah rotor sangkar tupai Motor kutub
bayangan ini biasanya diterapkan untuk kapasitas yang kecil dan sering dijumpai
pada motor-motor kipas angin yang kecil.
PRAKTIKUM ANALISIS MESIN LISTRIK 2
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK DEPARTEMEN ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
ibu jari akan menyatakan arah gaya F yang bekerja pada konduktor tersebut. Gaya
F yang dihasilkan pada konduktor – konduktor rotor tersebut akan menghasilkan
torsi (τ). Bila torsi mula yang dihasilkan pada rotor lebih besar daripada torsi
beban (τ0 > τb), maka rotor akan berputar searah dengan putaran medan putar
stator.
Putaran rotor tidak akan sama dengan putaran medan stator, karena bila rotor
berputar sama cepatnya dengan medan sta- tor, tidak akan timbul perbedaan
kecepatan sehingga tidak ada Ggl induksi yang timbul pada rotor, tidak ada arus
dan tidak ada kopel yang mendorong rotor. Itulah sebabnya rotor selalu berputar
pada kecepatan dibawah kecepatan medan putar stator. Perbedaan kecepatan
tergantung pada besarnya beban motor. Slip mutlak menunjukkan kecepatan
relatif rotor terhadap medan putar.
Slip Mutlak = Ns – Nr
Slip (S) merupakan perbandingan slip mutlak terhadap Ns, ditunjukkan per unit
atau prosen oleh hubungan :
Ns−Nr
S= x 100 %
Ns
Dalam keadaan diam, frekuensi rotor (f2) sama besarnya dengan frekuensi sumber
tegangan, bila rotor berputar frekuensi rotor tergantung pada besar- nya kecepatan
relatif atau slip mutlak. Frekuensi yang masuk ke kumparan stator adalah
frekuensi sumber dari sistem tenaga yang digunakan yang berasal dari frekuesi
pembangkit sistem tenaga listrik. Bila kita namakan bagian pada stator ini adalah
bagian 1 (semua tanda di stator kita tanda 1) dan bagian pada rotor kita namakan
bagian 2 (semua tanda di rotor kita beri tanda 2), maka persamaan untuk f 1 adalah
sebagai berikut.
P . Ns
f 1=
120
dan besar frekuensi pada kumparan rotor f2 adalah:
P ( Ns−Nr)
f 2=
120
f2
maka berlaku hubungan: =S ⟹ f 2=S . f 1
f1
PRAKTIKUM ANALISIS MESIN LISTRIK 2
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK DEPARTEMEN ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
berputar pada kecepatan yang sama dengan medan magnetnya, maka generator ini
disebut generator sinkron atau lebih dikenal dengan nama Alternator. Agar daya
listrik dibangkitkan tetap pada frekuensi 50 Hz atau 60 Hz, maka generator harus
berputar pada kecepatan tetap dengan jumlah kutub magnet yang telah ditentukan
yang dapat dihitung melalui persamaan di atas. Sebagai contoh untuk
membangkitkan frekuensi 50 Hz pada generator 2 kutub, maka rotor harus
berputar dengan kecepatan 3000 rpm, atau untuk membangkitkan frekuensi 50 Hz
pada generator 4 kutub, maka rotor harus berputar pada kecepatan 1500 rpm.
Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan mengakibatkan
terjadinya reaksi jangkar. Reaksi jangkar besifat reaktif, karena itu dinyatakan
sebagai reaktansi, dan disebut reaktansi magnetisasi akibat pengaruh reaktansi
jangkar (Xar ). Pada generator sinkron kutup silindris, kuat medan yang terjadi
merata di sekitar permukaan kutup, sehingga pengaruhnya terhadap kumparan
jangkar juga akan merata. Karena kuat medan ya;ng merata, maka Reaktansi ini
(Xar) dapat dijumlahkan langsung bersama-sama dengan reaktansi fluks bocor
pada kumparan jangkar (Xa ) yang kemudian dikenal sebagai reaktansi sinkron
(Xs). Hubungan besarnya tegangan yang dibangkitkan alternator ini (Ea) terhadap
reaktansi sinkron ini dan tegangan terminal alternator diperlihatkan pada
persamaan- persamaan sebagai berikut.
Ea =I a ( R a+ j X s ) +V φ
X s=X ar + X a
yang mana:
Ea = tegangan induksi pada jangkar yang dibangkitkan alternator (satuan Volt)
Vφ = tegangan terminal output alternator (atau boleh dibuat Vt, satuan Volt))
Ra = resistansi jangkar (satuan Ohm)
Xs = reaktansi sinkron (satuan Ohm)
Ia = arus yang melewati jangkar generator (satuan Ampere)
Dari penjabaran rumus di atas terlihat bahwa tegangan keluaran alternator
sangat dipengaruhi oleh besarnya arus dan jenis beban alternator. Makin besar
beban alternator, maka makin besar pula drop tegangan yang terjadi pada
kumparan alternator.
PRAKTIKUM ANALISIS MESIN LISTRIK 2
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK DEPARTEMEN ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Transformator adalah suatu alat yang dapat memindahkan daya listrik bolak-
balik dari suatu rangkain ke rangkaian yang lain. Transformator (trafo) ini pada
umumnya dipergunakan untuk sistem kelistrikan, baik untuk keperluan sistem
tenaga listrik (transmisi dan distribusi tenaga listrik) maupun untuk penggunaan
pada perangkat rangkaian elektronik. Dalam sistem tenaga listrik, trafo digunakan
untuk memindahkan energi dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik
berikutnya (tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya) tanpa merubah
frekuensi. Trafo ini dapat digunakan untuk menaikan atau menurunkan tegangan
dan arus. Trafo listrik 1-fase digunakan untuk kapasitas daya yang kecil dan pada
tegangan rendah (ke konsumen rumah tangga) dan biasanya pada tegangan
110/220 volt.
Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal dua jenis transfor-
mator, yaitu tipe inti (core type) dan tipe cangkang (shell type). Pada
transformator tipe inti, kumparan mengelilingi inti, dan pada umumnya inti
transformator L atau U. Peletakkan kumparan pada inti diatur secara berhimpitan
antara kumparan primer dengan sekunder. Dengan pertimbangan kompleksitas
cara isolasi tegangan pada kumparan, biasanya sisi kumparan tinggi diletakkan di
sebelah luar. Sedangkan pada transformator tipe cangkang, kumparan dikelilingi
oleh inti, dan pada umumnya intinya berbentuk huruf E dan huruf I, atau huruf F.
Untuk membentuk sebuah transformator tipe Inti maupun Cangkang, inti dari
transformator yang berbentuk huruf ter- sebut disusun secara berlapis-lapis (la-
minasi), jadi bukan berupa besi pejal. Tujuan utama penyusunan inti secara
berlapis ini adalah untuk mengurangi kerugian energi akibat ”Eddy Current” (arus
pusar), dengan cara laminasi seperti ini maka ukuran jerat induksi yang berakibat
terjadinya rugi energi di dalam inti bisa dikurangi. Proses penyusunan inti
transformator biasanya dilakukan setelah proses pembuatan lilitan kumparan
transformator pada rangka (koker) selesai dilakukan.
PRAKTIKUM ANALISIS MESIN LISTRIK 2
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK DEPARTEMEN ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
fluks bersama yang telah ada bisa dijaga dipertahankan nilainya, maka pada sisi
kumparan primer arus mengalir arus I’2 yang menentang fluks yang dibangkitkan
oleh arus beban I’2.
PRAKTIKUM ANALISIS MESIN LISTRIK 2
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK DEPARTEMEN ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
minimum karena tegangan fasa 1 tegangan jala-jala (Line), juga tidak ada
√3
perubahan fasa antara tegangan primer dengan sekunder. Bila beban pada sisi
sekunder dari transformator tidak seimbang, maka tegangan fasa dari sisi beban
akan berubah kecuali titik bintang dibumikan.
2. Hubungan Segitiga – Segitiga
Hubungan ini umumnya digunakan dalam sistem yang menyalurkan arus be- sar
pada tegangan rendah dan terutama saat kesinambungan dari pelayanan harus
dipelihara meskipun satu fasa mengalami kegagalan.
PRAKTIKUM ANALISIS MESIN LISTRIK 2
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK DEPARTEMEN ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Letak vektor tegangan rendah menunjukkan arah jarum jam pendek. Sudut antara
jarum panjang dan pendek adalah pegeseran vektor tegangan tinggi dan rendah.
DAFTAR PUSTAKA