Anda di halaman 1dari 8

Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan

Infrastruktur Ketenagalistrikan
Departemen Teknik Elektro
Universitas Hasanuddin

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan penulis kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Jurnal
Lengkap Praktikum Distribusi Tenaga Listrik dengan tepat waktu. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan jurnal ini tidak akan tuntas tanpa adanya
dukungan dan bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah terlibat dalam penyusunan jurnal lengkap ini.

Penulis menyadari bahwa dalam jurnal ini masih terdapat banyak


kekurangan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
butuhkan utuk dijadikan pedoman dalam penyusunan jurnal-jurnal selanjutnya.
Semoga jurnal ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Gowa, 22 Juni 2021

Penulis
Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan
Infrastruktur Ketenagalistrikan
Departemen Teknik Elektro
Universitas Hasanuddin

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Tegangan Tinggi AC

Dalam laboratorium diperlukan tegangan tinggi bolak-balik untuk


percobaan dan pengujian dengan arus bolak-balik serta untuk
membangkitkan tegangan tinggi searah dan pulsa. Trafo uji yang biasa
digunakan untuk keperluan tersebut memiliki daya yang lebih rendah serta
perbandingan belitan yang jauh lebih besar daripada trafo daya. Arus primer
biasanya disulang dengan ototrafo sedangkan untuk kasus khusus disulang
dengan pembangkit sinkron. Hampir semua pengujian dan percobaan dengan
tegangan tinggi bolak-balik mensyaratkan nilai tegangan yang teliti. Hal
tersebut umumnya hanya akan terpenuhi jika pengukuran dilakukan pada sisi
tegangan tinggi; untuk itu telah disusun berbagai cara dalam mengukur
tegangan tinggi bolak-balik.
Pembangkitan tegangan tinggi AC dapat dilakukan dengan
menggunakan Generator sinkron (motor-driven synchronous generator),
namun kebanyakan menggunakan trafo uji satu phasa yang disupply oleh
tegangan distribusi (110 V atau 240 V, 50/60 Hz). Untuk keperluan
pengujian tegangan tinggi, dituntut tegangan yang naik secara perlahan-lahan
(smooth and gradually). Untuk itu tegangan input distribusi yang merupakan
fixed mains Voltage terhubung dengan variable-voltage transformer yang
berfungsi sebagai pengatur tegangan pada sisi primer trafo uji tegangan
tinggi Jika terjadi flash over, atau breakdown internal pada obyek uji, maka
sudah barang tentu transformer akan mengalami kondisi over load dan short
circuit. Konsekwensinya, isolasi dari trafo uji harus didesign tahan terhadap
tegangan tinggi surja yang menyebabkan kegagalan pada obyek uji.
Beberapa metode pengukuran tegangan tinggi bolak balik :
1. Pengukuran tegangan puncak dengan sela bola standart.
Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan
Infrastruktur Ketenagalistrikan
Departemen Teknik Elektro
Universitas Hasanuddin

Tegangan tembus (breakdown) sela bola standart untuk berbagai jarak sela pada

keadaan suhu udara 20 oC dan tekanan 760 mmHg sudah ada tabelya. Jika sela
bola tembus pada suhu (t) dan tekanan udara (p), maka tegangan yang dikenakan
pada sela bola dapat ditentukan dangan cara sebagai berikut :
a. Tentukan jarak sela bola, misalnya (s)
^ s.
b. Cari tegangan tembus sela bola dari table standart untuk jarak sela (s), V
0,289. p
c. Hitung factor koreksi : σ = . Jika harga factor koreksi diluar dari
273+t
(0,95 ... 1,05) maka dipakai harga factor koreksi  = 0,970 (menurut IEC)
d. Tegangan yang dikenakan pada sela bola adalah V =σ . V^ s
Faktor faktor yang mempengaruhi pengukuran dengan sela bola : temperature,
tekanan udara, kelembaban, keadaan fisik sela bola, jarak benda disekitar sela
bola. Keuntungan pengukuran dengan mempergunakan sela bola adalah harganya
murah. Kerugiannya adalah tidak dapat dipergunakan untuk mengukur tegangan
yang jaraknya lebih besar dari diameter bola. Untuk menghindari efek kapasitansi
maka sebaiknya susunan elektroda bola disusun secara vertical.
2. Pengukuran tegangan puncak dengan metode Fortesque.
Metode ini sering digunakan untuk pengukuran tegangan terhadap tanah. Jika
yang diukur adalah tegangan AC yang berbentuk sinusoidal, maka arus yang

0
mengalir pada kapasitor akan terdahulu 90 dari tegangan. Faktorfaktor yag
mempengaruhi ketelitian pengukuran tegangan dengan metode Fortesque, yaitu
bentuk tegangan. ketelitian alat ukur mA dan toleransi kapasitor dan dioda.
Keuntungan mengunakan metode Fortesque adalah pengukuran lebih teliti dan
pengukuran dapat dilakukan secara kontinu.
3. Pengukuran tegangan dengan pembagi tegangan kapasitif.
Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan
Infrastruktur Ketenagalistrikan
Departemen Teknik Elektro
Universitas Hasanuddin

Pada prinsipnya pengukuran ini didasarkan pada drop tegangan pada kapasitor
tegangan rendah (CL). Besarnya tegangan yang pada sisi sekunder trafo penguji :
C H +C L C +C L
V H= . V L misalkan K= H
CH CH
V H =K .V L
4. Pengukuran tegangan dengan trafo tegangan (VT).

Distribusi medan listrik ialah penyebaran medan listrik pada ruang yang
terdapat di antara elektroda positif (anoda) dan negatif (katoda). Distribusi medan
listrik mempunyai tingkat intensitas yang berbeda pada tiap titik dalam jarak sela.
Intensitas medan listrik akan memberikan tekanan listrik pada suatu bahan
dielektrik yang disebut stress listrik. Sedangkan kekuatan maksimum bahan dalam
menahan stress listrik agar tidak terjadi tembus disebut kekuatan dielektrik bahan.
Kekuatan dielektrik dan tekanan listrik dinyatakan dalam besaran kV/cm. Bentuk
distribusi medan listrik sangat menentukan besarnya intensitas medan listrik pada
setiap titik yang artinya juga menentukan besarnya nilai tegangan tembus.
Besarnya intensitas medan listrik pada sebuah titik adalah:
ΔU
E=
Δx
keterangan:
E = intensitas medan listrik pada sebuah titik (kV/cm)
ΔU = beda potensial antar dua titik yang berdekatan (kV)
Δx = jarak antar dua titik yang berdekatan (cm)
Bentuk distribusi medan listrik dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu
distribusi medan listrik seragam dan tidak seragam. Ukuran seragam tidaknya
Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan
Infrastruktur Ketenagalistrikan
Departemen Teknik Elektro
Universitas Hasanuddin

distribusi medan listrik diantara susunan elektroda dapat diketahui dari nilai
efisiensi medan listrik yang didefinisikan Schwaiger yaitu:
E rata−rata
η=
E maks
Besar faktor efisiensi medan listrik bergantung pada bentuk geometris dari
susunan elektroda, yaitu untuk susunan elektroda yang memberikan distribusi

medan listrik homogen maka ≈ 1, sedangkan pada susunan elektroda yang

menghasilkan distribusi medan listrik non homogen maka nilai < 1.

I.2. Tegangan Tinggi DC

Tegangan tinggi DC banyak dipergunakan pada berbagai bidang penelitian.

Tlansmisi tegangan tinggi dc memperoleh perhatian kembali seiring dengan

perkembangan teknologi penyearah tegangan. Dibidang teknik elektro tegangan


tinggi dc umumnya dipergunakan untuk pengujian peralatan atau komponen-
komponen transmisi tegangan tinggi dc. Tegangan tinggi dc dipergunakan untuk

pengujian kabel transmisi "on site" untuk mengetahui keamanan operasi kabel

transmisi yang telah Iama dioperasikan. Dalam bidang penelitian fisika kita
jumpai penggunaan tegarrgan tinggi dc pada "particle accelerator" dan mikroskop

elektron. Pada bidang teknik medikal, teknik rontgen dan terapi elcktrik juga

menggunakan tegangan tinggi dc. Penggunaan tegangan tinggi dc di industri dapat

kita lihat pada "electrostatic precipitator", "powder coating", dan juga mesin foto
copy.
Pembangkitan tegangan tinggi searah adalah tegangan yang dibutuhkan
untuk mendapatkan nilai tegangan korona dan tembus pada konfigurasi objek uji
dengan pelat awan. Sebagai dielektrik pada konfigurasi tersebut adalah udara pada
ruangan. Untuk pembangkitan tegangan tinggi searah dapat menggunakan
pembangkitan tegangan tinggi bolak-balik yang keluarannya dihubungkan dengan
rangkaian penyearah setengah gelombang (menggunakan dioda tegangan tinggi).
Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan
Infrastruktur Ketenagalistrikan
Departemen Teknik Elektro
Universitas Hasanuddin

Untuk rangkaian penyearah dengan kapasitor perata memberikan tegangan searah


yang lebih murni daripada tanpa kapasitor. Dengan memperbesar ukuran kapasitor
perata, frekuensi dan jumlah fasa akan mengurangi tegangan cacat yang
dihasilkan.
Penyearah setengah gelombang adalah rangkaian yang paling banyak

dipergunakan untuk membangkitkan tegangan tinggi dc. Rangkaian penyearah

setengah gelombang dapat dilihat gambar berikut.

Seiring dengan peningkatan beban, ripple juga peningkatan, karena kapasitor


penyearah hanya termuati kembali dalam waktu yang lebih singkat. Tegangan
luaran adalah
V o =√2 . V 2 eff
Tegangan kerja diode setidaknya dua kali tegangan dc yang diinginkan. Hal ini
disebabkan karena saat mode balik (reverse mode), diode mendapatkan teganagn
positif pada satu sisi dan tegangan negative pada sisi lain
V D=2 . V O
Untuk menyelidiki pengaruh polaritas dapat dipakai elektroda yang tak
seragam. Percobaan dilakukan dengan polaritas positif dan negatif dengan celah
yang di variasikan. Nilai tegangan tembus pada saat polaritas positif lebih rendah
dibanding pada menggunakan polaritas negative.
Bila elektroda yang runcing yang bermuatan negatif maka elektron akan
bergerak kearah plat. Ion-ion yang tertinggal menyebaban adanya medan yang
tinggi. Pada daerah ujung elektroda tersebut, sisa daerah medan menunjukkan
Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan
Infrastruktur Ketenagalistrikan
Departemen Teknik Elektro
Universitas Hasanuddin

adanya perbedaan tegangan yang kecil, Hal ini mendorong tumbuhnya kanal
pelepasan muatan kearah plat. Bila muatan pada ujung elektroda yang runcing
adalah positif, maka elektron bergerak menuju elektroda tersebut dan sisa ion
menyebabkan pengurangan kekuatan medan listrik dekat dengan ujung elektroda
runcing, karena kekuatan medan listrik dekat dengan ujung elektroda runcing.
Karena kekuatan medan arahnya menuju elektroda pelat, kekuatan medan
kemudian naik, ini merangsang bertambahnya kanal pelepasan muatan.
Dalam pengujuan untuk melihat pengaruh polaritas, ada dua variasi urutan
elektroda, yaitu:
a. Jarum Positif-Plat
Luruhan pada jarum positif-Plat terbentuk akibat dari adanya elektron mula yang
berada di depan jarum sehingga membentuk muatan ruang positif pada medan.
Jika muatan ruang positif ini cukup besar, maka kuat medan akan menurun dan
peluahan akan terhenti. Proses ini akan kembali terjadi pada saat medan
elektrostatik kembali terbentuk dan ion akan bergerak menuju elektroda.

b. Jarum Negatif-Plat
Pada mekanisme korona negatif, variasi ketidakhomoenan suatu medan diperoleh
dengan cara memvariasikan jari-jari elektroda jarum. Dalam hal ini elektron mula
akan terbentuk tepat di depan jarum melamui proses emisi elektroda jarum.
Pengaruh elektroda jarum adalah terkikisnya ujung- ujung dari elektroda jarum
sehingga imbas dari adanya peluahan yang terjadi secara konstan.
Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan
Infrastruktur Ketenagalistrikan
Departemen Teknik Elektro
Universitas Hasanuddin

Anda mungkin juga menyukai