1
DEFINISI UMUR SIMPAN
(menurut Institute of Food Technologist)
2
DEFINISI UMUR SIMPAN
(menurut National Food Processor Association)
adalah masa pada saat mutu produk secara umum dapat diterima
untuk tujuan seperti diinginkan konsumen, dan selama pengemas
masih memiliki integritas serta melindungi isi kemasan
3
UMUR SIMPAN
(definisi lain)
adalah masa atau periode pada saat bahan pangan masih berada
pada tingkat mutu konsumsi (eating quality) yang dapat diterima
dari segi organoleptik dan keamanannya
4
TANGGAL KADALUARSA
(Expiration Date)
adalah tanggal atau waktu yang merupakan batas akhir pada saat
produk masih memberikan daya guna seperti yang diharapkan, jika
produk disimpan pada kondisi penyimpanan yang sesuai
5
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN
UMUR SIMPAN
Ada empat faktor utama :
6
PENGARUH BAHAN BAKU PRODUK TERHADAP
MASA SIMPAN
Penggunaan bahan baku yang bermutu rendah akan
memperpendek masa simpan produk akhir (jus buah yang
dibuat dari buah bermutu rendah akan memperpendek masa simpan
jus buah tersebut)
Karakteristik bahan pangan akan sangat menentukan
masa simpannya (berdasarkan karakteristiknya, bahan pangan
digolongkan ke dalam sangat mudah rusak/highly perishable, mudah
rusak/semi-perishable, dan tidak mudah rusak/non-perishable)
7
PENGGOLONGAN BAHAN PANGAN BERDASARKAN
JENIS DAN MASA SIMPANNYA
11
PENGARUH KONDISI PENYIMPANAN TERHADAP
MASA SIMPAN
Kondisi penyimpanan yang tidak menganut prinsip-prinsip
penyimpanan yang benar akan memperpendek masa
simpan bahan pangan (bahan pangan yang seharusnya disimpan
pada suhu rendah kemudian disimpan pada suhu yang lebih tinggi akan
memperpendek masa simpannya)
Penerapan teknologi penyimpanan atmosfir terkendali -
MAP/CAP akan memperpanjang masa simpan bahan
pangan (biji-bijian berkadar air tinggi yang disimpan dengan
teknologi MAP/CAP akan memiliki masa simpan yang lebih lama
dibanding dengan yang disimpan secara konvensional)
12
APA DASAR PENENTUAN UMUR
SIMPAN
- Daya guna atau mutu seperti apa ? (tergantung jenis
produk)
- Siapa yang menentukan, produsen atau konsumen?
(berdasarkan tuntutan konsumen)
- Mengapa produk ditolak atau tidak lagi diterima oleh
konsumen ? (karena terjadi penyimpangan mutu
sebelum tanggal kadaluarsa)
- Parameter mutu apa saja yang berubah selama
penyimpanan dan distribusi ? (banyak sekali parameter)
Parameter apa ?
- Mikrobiologis (bakteri, kapang, khamir)
- Kimiawi (vitamin C, tiamin, karoten dll)
- Gizi/nutrisi (protein, lemak, daya cerna,dll)
- Biokimia/fungsionalitas (aktivitas enzim, aktivitas
antioksidan, probiotik, dll)
- Fisik/fisiko-kimia (kekentalan, warna, stabilitas
emulsi, dll)
- Organoleptik (tekstur, penampakan, bau, rasa, dll)
15
Kandungan Mikroba
17
PENCANTUMAN TANGGAL KADALUARSA
- wajib dicantumkan pada label kemasan (contoh :
baik dikonsumsi sebelum tanggal/bulan/tahun)
- Tanggal kadaluarsa dapat ditulis terpisah, misalnya
pada tutup atau di bagian bawah (bottom) kemasan
- Jika masa kadaluarsa lebih dari tiga bulan cukup
dicantumkan bulan dan tahun
- Jika tanggal kadaluarsa tergantung cara
penyimpanan, petunjuk cara penyimpanan harus
dicantumkan pada label
- Produsen harus bertanggung jawab terhadap
tanggal kadaluarsa
18
19
Best before vs Expiry date
EMPIRIS
- Produk segar
- umur simpan pendek
- penyimpanan kondisi normal --> ESS
(extended storage studies)
PERMODELAN MATEMATIKA
- Produk dikemas
- Kondisi dipercepat →ASLT ( accelerated
shelf life testing), ASS (accelerated
storage studies)
- Asumsi mutu
24
Contoh Pendugaan secara Empiris
25
Penentuan Umur Simpan Produk Kemasan
Solusi:
Menyimpan produk pada lingkungan yang menyebabkannya
cepat rusak → pada suhu atau RH tinggi
Penentuan Umur Simpan dengan Metode
Accelerated Shelf Life Testing
Data perubahan mutu selama penyimpanan diubah dalam
bentuk model matematika umur simpan ditentukan dengan
cara ekstrapolasi persamaan pada kondisi penyimpana normal.
27
METODE PERAMALAN UMUR SIMPAN ASLT
(Ws)13 November
diperoleh2012
dengan mengoreksi bobot YHA-ITP 29
keseluruhan sampel dikurangi kadar air awal.
Pengukuran kadar air awal (Mi)
30
Pengukuran kadar air kritis (Mc)
31
Penentuan Kurva Sorpsi Isotermik
Penyimpanan produk pada berbagai nilai RH
32
Nilai aw larutan garam jenuh
33
Penentuan Model Sorpsi Isotermik untuk
mendapatkan nilai b
Semua persamaan dalam model menggambarkan hubungan antara
kandungan uap air setimbang dalam % dry basis dan RH setimbang
dalam desimal untuk bahan makanan.
dimana
Ce = kandungan air dalam bahan dalam
keadaan keseimbangan (gr air.gr-1 bahan
kering)
Selanjut-nya, dari model persamaan yang terpilih, ditentukan nilai b yang didapat dari
kemiringan kurva sorpsi isotermik yang kemudian untuk dimasukkan dalam persamaan Labuza.
34
Model mana yang paling baik digunakan?
Dari keenam model persamaan sorpsi isotermik dapat dievaluasi nilai
mean relative deviation-nya (MRD).
36
Penentuan Nilai Tekanan Uap Jenuh (Po)
37
Penentuan penampang (A) dan Nilai Total
Padatan (Ws)
38
Contoh Penentuan Umur Simpan Minuman Serbuk Berserat dari
Tepung Porang dan Karagenan
Berdasarkan Tabel , diketahui bahwa kemasan alternatif yang cocok untuk minuman
39
serbuk berserat adalah jenis kemasan polipropilen.
ContohL Penentuan parameter b dari kemiringan
grafik ISA tepung porang & karagenan
Berdasarkan kurva ISA dari model Guggenheim-Danersen-De Boer dapat
dibuat kurva regresi linier untuk memperoleh nilai kemiringan atau slope
kurva b yang dibutuhkan untuk memenuhi persamaan penentuan umur
simpan.
Nilai kemiringan kurva ISA dalam penelitian ini ditentukan dengan membuat
garis lurus dari aw 0.14 ke aw 0.75 (Gambar 5). Kisaran aw ini merupakan
daerah yang melalui kadar air awal dan kadar air kritis dari minuman serbuk
berserat ini. Daerah linier untuk menentukan nilai kemiringan kurva ISA
diambil antara daerah kadar air awal dan kadar air kritis
dimana:
ts = waktu penyimpanan,
No = nilai parameter mutu awal dan
N setelah waktu penyimpanan t (batas kritis),
k = nilai K pada suhu penyimpanan T → perlu grafik dan perhitungan!
43
Menentukan orde reaksi
dimana:
At = Nilai parameter kualitas pada waktu t
Ao = Nilai awal parameter kualitas A
k = laju perubahan mutu
t = waktu penyimpanan
44
Grafik orde 0
Grafik hubungan antara mutu dan waktu pada reaksi ordo satu
46
ASLT dengan pendekatan semi empiris dengan
menggunakan persamaan Arrhenius (lanj.)
5. Memilih ordo reaksi yang paling berpengaruh dengan melihat
nilai R2 (diambil nilai yang terbesar).
6. Membuat grafik korelasi laju penurunan kualitas produk
terhadap suhu penyimpanan dengan menggunakan pendekatan
Arrhenius. Pertama buat grafik yang munghubungkan nilai ln k terhadap 1/T.
7. Buat persamaan regresi liniernya dengan pendekatan
persamaan ln k = ln k0 – (E/R) (1/T), dimana ln k0 = intersep, E/R
= slope, E = energi aktivasidan R =konstanta gas ideal = 1, 986 kal/mol oK.
47
ASLT dengan pendekatan semi empiris dengan
menggunakan persamaan Arrhenius (lanj.)
8. Nilai konstanta ko dan nilai E=Ea didapatkan dari grafik
pada tahap 7.
9. Menghitung konstanta Arrhenius dengan menggunakan
persamaan k = k0.exp{-E/RT}
10.Menghitung parameter yang paling berpengaruh terhadap
penurunan kualitas produk (kunci) dengan melihat parameter
yang memiliki nilai energi aktivasi paling rendah.
11.Umur simpan dapat dicari dengan persamaan
ts = ln(No-Nt)/k → untuk laju reaksi ordo satu
ts = (No-Nt)/k → untuk laju reaksi ordo nol
dimana: ts = waktu penyimpanan, No = nilai parameter mutu
awal dan N setelah waktu penyimpanan t
(batas kritis), k = nilai K pada suhu penyimpanan T 48
ASLT dengan pendekatan semi empiris dengan
menggunakan persamaan Arrhenius (lanj.)
12.Prediksi nilai waktu shelf life untuk suhu penyimpanan
tertentu
dengan menggunakan persamaan laju reaksi
13.Bisa juga melakukan prediksi pendugaan umur simpan
dengan
menggunakan persamaan Q10
Q10 = exp{Ea(T2-T1)/(R .T1.T2)}
Pendugaan umur simpan dengan menggunakan metode Q10
dilakukan dengan melibatkan nilai Ea (grafik). Nilai Q10 dapat
menjelaskan bahwa nilai laju reaksi kimia akan berlipat
dengan adanya peningkatan suhu sebesar 10oC
13 November 2012 YHA-ITP 49
Terima kasih
50