Anda di halaman 1dari 11

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Sejarah Bahasa Indonesia”.

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena
pengetahuan yang kami miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih.

Surabaya, 08 Februari 2017

1
Daftar Isi

Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2

Bab 1 : Pendahuluan 3
1.1. Latar Belakang 3
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan 4
1.4. Manfaat 4

Bab 2 : Pembahasan 5
2.1 Perkembangan Bahasa Indonesia 5
2.2 Sumber Bahasa Indonesia 5-6
2.3 Peresmian Bahasa Indonesia 6-7
2.4 Peristiwa-peristiwa Penting yang Berkaitan dengan Bahasa Indonesia 7
2.5 Keputusan Penting dalam Kongres Bahasa Indonesia 7-9

Bab 3 : Penutup 10
3.1. Simpulan 10
3.2. Saran 10

Daftar Pustaka 11

2
Bab I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang
lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan tujuannya. Pentingnya bahasa
sebagai identitas manusia, tidak bisa dilepaskan dari adanya pengakuan manusia terhadap
pemakaian bahasa dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
Untuk menjalankan tugas kemanusiaan, manusia hanya punya satu alat, yakni
bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan apa yang ada di benak mereka.
Sesuatu yang sudah dirasakan sama dan serupa dengannya, belum tentu terasa serupa,
karena belum terungkap dan diungkapkan.
Hanya dengan bahasa, manusia dapat membuat sesuatu terasa nyata dan terungkap.
Era globalisasi dewasa ini mendorong perkembangan bahasa secara pesat, terutama bahasa
yang datang dari luar atau bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional
yang digunakan sebagai pengantar dalam berkomunikasi antar bangsa.
Dengan ditetapkannya Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional (Lingua Franca),
maka orang akan cenderung memilih untuk menguasai Bahasa Inggris agar mereka tidak
kalah dalam persaingan di kancah internasional sehingga tidak buta akan informasi dunia.
Tak dipungkiri memang pentingnya mempelajari bahasa asing, tapi alangkah jauh
lebih baik bila kita tetap menjaga, melestarikan dan membudayakan Bahasa Indonesia.
Karena seperti yang kita ketahui, bahasa merupakan idenditas suatu bangsa.
Untuk memperdalam mengenai Bahasa Indonesia, kita perlu mengetahui bagaimana
perkembangannya sampai saat ini sehingga kita tahu mengenai bahasa pemersatu dari
berbagai suku dan adat-istiadat yang beranekaragam yang ada di Indonesia, yang termasuk
kita di dalamnya. Maka dari itu melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan sejarah
tentang perkembangan bahasa Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam pembahasan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah perkembangan Bahasa Indonsia?
2. Darimana sumber Bahasa Indonesia?
3. Kapan Bahasa Indonesia diresmikan?
4. Apa saja peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia?

3
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui sumber Bahasa Indonesia.
3. Untuk mengetahui waktu Bahasa Indonesia diresmikan.
4. Untuk mengetahui peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan Bahasa
Indonesia.

1.4. Manfaat
a. Manfaat bagi mahasiswa
Manfaat yang dapat dirasakan oleh mahasiswa yakni bertambahnya pengetahuan
tentang sejarah Bahasa Indonesia secara mendalam. Dengan menggunakan
metode presentasi yang kemudian dibatu oleh ibu dosen pengajar, pengetahuan
tersebut dapat tersalurkan kepada mahasiswa dengan cukup baik.
b. Manfaat bagi dosen
Manfaat bagi dosen yaitu mengetahui sejauh mana mahasiswa mampu memberi
materi kepada sesama mahasiswa, sekaligus membenarkan apabila terjadi
kesalahan penyampaian materi.

4
Bab II
Pembahasan

2.1. Perkembangan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak dahulu
sudah menjadi bahasa perantara ( lingua franca) di Kepulauan Nusantara bahkan
hampir di seluruh Asia Tenggara.
Adapun fungsi bahasa Melayu pada waktu itu sebagai;
a. Bahasa Melayu sebagai bahasa kebudayaan.
b. Bahasa Melayu sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Indonesia.
c. Bahasa Melayu sebagai bahasa perdagangan.
d. Bahasa sebagai bahasa resmi kerajaan.
2.2. Sumber Bahasa Indonesia
Ditemukannya:
1. Prasasti Kedukan Bukit di Palembang, tahun 683.
Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November
1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera
Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti ini
berbentuk batu kecil berukuran 45 × 80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa,
menggunakan bahasa Melayu Kuno.

2. Prasasti Talang Tua di Palembang , tahun 684.


Prasasti Talang Tuwo ditemukan oleh Louis Constant Westenenk (Residen
Palembang) pada tanggal 17 November 1920 di kaki Bukit Seguntang / Bukit
Siguntang dan dikenal sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Keadaan
fisiknya masih baik dengan bidang datar yang ditulisi berukuran 50 cm × 80 cm.
Prasasti ini berangka tahun 606 Saka (23 Maret 684 Masehi), ditulis dalam Aksara
Pallawa, Berbahasa Melayu Kuno, dan terdiri dari 14 baris.

3. Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat, tahun 686.


Prasasti Kota Kapur adalah prasasti berupa tiang batu bersurat yang ditemukan di
pesisir barat Pulau Bangka, di sebuah dusun kecil yang bernama "Kotakapur".
Tulisan pada prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan menggunakan bahasa
Melayu Kuna, serta merupakan salah satu dokumen tertulis tertua berbahasa
Melayu. Prasasti ini dilaporkan penemuannya oleh J.K. van der Meulen pada bulan
Desember 1892, dan merupakan prasasti pertama yang ditemukan mengenai
Sriwijaya.

5
4. Prasasti Karang Brahi antara Jambi dan sungai Musi, tahun 688.
Prasasti Karang Brahi adalah sebuah prasasti dari zaman kerajaan Sriwijaya yang
ditemukan pada tahun 1904 oleh Kontrolir L.M. Berkhout di tepian Batang
Merangin. Prasasti ini terletak pada Dusun Batu Bersurat, Desa Karang Berahi,
Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi. Prasasti ini tidak berangka
tahun, namun teridentifikasi menggunakan aksara Pallawa dan bahasanya Melayu
Kuna. Isinya tentang kutukan bagi orang yang tidak tunduk atau setia kepada raja
dan orang-orang yang berbuat jahat.

5. Prasasti Gandasuli, tahun 832.


Prasasti Gandasuli merupakan prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuna ketika
dikuasai oleh Wangsa Syailendra, ditemukan di reruntuhan Candi Gondosuli, di
Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, Temanggung, Jawa Tengah. Yang
mengeluarkan adalah anak raja (pangeran) bernama Rakai Rakarayan Patapan Pu
Palar, yang juga adik ipar raja Mataram, Rakai Garung. Prasasti Gandasuli terdiri
dari dua keping, disebut Gandasuli I (Dang pu Hwang Glis) dan Gandasuli II
(Sanghyang Wintang). Ia ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuna dengan aksara
Kawi (Jawa Kuna), berangka tahun 792M. Teks prasasti Gandasuli II terdiri dari
lima baris dan berisi tentang filsafat dan ungkapan kemerdekaan serta kejayaan
Syailendra.

6. Prasasti Bogor, tahun 942.


Prasasti Batutulis terletak di Jalan Batutulis, Kelurahan Batutulis, Kecamatan
Bogor Selatan, Kota Bogor. Kompleks Prasasti Batutulis memiliki luas 17 x 15
meter. Prasasti Batutulis dianggap terletak di situs ibu kota Pajajaran dan masih in
situ, yakni masih terletak di lokasi aslinya dan menjadi nama desa lokasi situs ini.
Batu Prasasti dan benda-benda lain peninggalan Kerajaan Sunda terdapat dalam
komplek ini. Pada batu ini berukir kalimat-kalimat dalam bahasa dan aksara Sunda
Kuno. Prasasti ini berangka tahun 1455 Saka (1533 Masehi).

2.3. Peresmian Bahasa Indonesia


28 Oktober 1928, para pemuda mengikrarkan Sumpah Pemuda. Salah satu butir
ketiga berbunyi:
“Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan bahasa Indonesia.”
Empat faktor bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia.
1. Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa
perhubungan, dan bahasa perdagangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena tidak mengenal
tingkat bahasa.

6
3. Suku-suku di Indonesia dengan sukarela menerima bahasa Melayu sebagai
bahasa Indonesia.
4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti luas.

2.4. Peristiwa-Peristiwa Penting yang Berkaitan dengan Bahasa Indonesia


a. Tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. Van Ophuijsen yang
dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
b. 28 Oktober 1928 Sumpah Pemuda melahirkan bahasa Indonesia.
c. Kongres bahasa Indonesia I di Solo, 25-28 Juni 1938.
d. 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa negara.
e. 19 Maret 1947 diresmikan ejaan Republik/ ejaan Soewandi.
f. Kongres bahasa Indonesia II di Medan, 28 Oktober-2 November 1954
g. 16 Agustus 1972 diresmikan Ejaan Bahasa Indonesi yang disempurnakan.
h. Kongres bahasa Indonesia III Jakarta, November 1978.
i. Kongres bahasa Indonesia IV di Jakarta, 21-26 November 1983.
j. Kongres bahasa Indonesia V di Jakarta, 27 Oktober-3 November 1988.
k. Kongres bahasa Indonesai VI di Jakarta, 28-2 November 1993.
l. Kongres bahasa Indonesai VII di Jakarta, 26-30 Oktober 1998.
m. Kongres bahasa Indonesia VIII di Jakarta,14-17 Oktober 2003.
n. Kongres bahasa Indonesia IX di Jakarta, 28 Oktober-1 November 2008.
o. Kongres bahasa Indonesia X, di Jakarta, 28-31 Oktober 2013

2.5. Keputusan Penting dalam Kongres Bahasa Indonesia


1. Kongres Bahasa Indonesia I
Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari
hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan
Indonesia saat itu. Tanggal 18 Agustus 1945, dilakukan pendatangan Undang-
Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan
ejaan Republik sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.

7
2. Kongres Bahasa Indonesia II

Tanggal 28 Oktober hingga 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa


Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia
untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai
bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara. Tanggal 16 Agustus 1972
H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di
hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun
1972. Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan
Nusantara).

3. Kongres Bahasa Indonesia III

Tanggal 28 Oktober hingga 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa


Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati
Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan
perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantabkan
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.

4. Kongres Bahasa Indonesia IV

Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di


Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah
Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang
tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada
semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.

5. Kongres Bahasa Indonesia V

Tanggal 28 Oktober hingga 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa


Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa
Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei
Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu
ditandatangani dengan mempersembahkan karya besar Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar
Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

6. Kongres Bahasa Indonesia VI

8
Tanggal 28 Oktober hingga 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia VI di Jakarta. Diikuti oleh peserta sebanyak 770 pakar bahasa dari
Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei
Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea
Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia,
serta mengusulkan penyusunan Undang-Undang Bahasa Indonesia.
7. Kongres Bahasa Indonesia VII

Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di


Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan pembentukan Badan
Pertimbangan Bahasa.

8. Kongres Bahasa Indonesia VIII

Pada bulan Oktober tahun 2003, para pakar dan pemerhati Bahasa Indonesia akan
menyelenggarakan Kongres Bahasa Indonesia ke- VIII. Berdasarkan Sumpah
Pemuda yang dicetuskan pada bulan Oktober tahun 1928 yang menyatakan bahwa
para pemuda memiliki satu bahasa yakni Bahasa Indonesia, maka bulan Oktober
setiap tahun dijadikan bulan bahasa. Pada setiap bulan bahasa berlangsung seminar
Bahasa Indonesia di berbagai lembaga yang memperhatikan Bahasa Indonesia. Dan
bulan bahasa tahun ini mencakup juga Kongres Bahasa Indonesia.

9. Kongres Bahasa Indonesia IX

Dalam rangka peringatan 100 tahun kebangkitan nasional, 80 tahun Sumpah


Pemuda, dan 60 tahun berdirinya Pusat Bahasa, pada tahun 2008 dicanangkan
sebagai Tahun Bahasa 2008. Oleh karena itu, sepanjang tahun 2008 telah diadakan
kegiatan kebahasaan dan kesusasteraan. Sebagai puncak dari seluruh kegiatan
kebahasaan dan kesusasteraan serta peringatan 80 tahun Sumpah Pemuda, diadakan
Kongres IX Bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober-1 November 2008 di Jakarta.

10. Kongres Bahasa Indonesia X

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan ketua tim perumus kongres Bahasa
Indonesia ke-10 Prof. Dr. Gufron Ali Ibrahim, M.S merekomendasikan hal-hal yang
perlu dilakukan oleh pemerintah. Rekomendasi tersebut berjumlah 32. Kongres
Bahasa Indonesia Ke-10 bertepatan pada peringatan sumpah pemuda tanggal 28-31
Oktober 2013 di Jakarta dan mengangkat tema Penguatan Bahasa Indonesia di Dunia
Internasional

9
Bab III
Penutup

3.1. Simpulan

Dapat disimpullkan dari makalah ini, bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa
melayu. Bahasa melayu dipilih sebagai bahasa pemersatu (bahasa Indonesia) karena :

 Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan


dan bahasa perdangangan.
 Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak
dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
 Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
 Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan
dalam arti yang luas.

3.2. Saran

Bahasa Indonesia yang kita ketahui sebagai mana dari penjelasan terdahulu memiliki
banyak rintangan dan kendala untuk mewujudkan menjadi bahasa pemersatu, bahasa
nasional, bahasa Indonesia. Sehingga kita sebagai generasi penerus mampu untuk
membina, mempertahankan bahasa Indonesia ini, agar tidak mengalami kemerosotan
dan diperguna dengan baik oleh pihak luar.

10
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Kongres_Bahasa_Indonesia

https://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Batutulis

https://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Gandasuli

https://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Karang_Brahi

https://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Kedukan_Bukit

https://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Kota_Kapur

https://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Talang_Tuwo

https://prezi.com/xistrexzkcxk/kongres-bahasa-indonesia-ke-10/

11

Anda mungkin juga menyukai