Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah


Lokasi pertambangan PT. Kulon Progo Bumi Sejahtera terletak di Desa
Krendetan, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah
berjarak 14 km ke arah selatan dari pusat kota Purworejo. Wilayah IUP PT. Kulon
Progo Bumi Sejahtera secara astronomis terletak pada posisi 70 49’ 4,39” LS – 70
49’ 34,45” LS dan E1100 1’ 23,97” BT - E1100 1’ 37,97” BT (Gambar 2.1).
Secara administrasi lokasi penelitian dibatasi oleh :
Sebelah Utara : Desa Bagelen
Sebelah Selatan : Desa Tlogokotes
Sebelah Barat : Desa Bagelen
Sebelah Timur : Provinsi DIY
Rute perjalanan dapat ditempuh dari Kota Yogyakarta ke lokasi area
tambang menggunakan kendaraan umum dengan jarak 54 km dengan waktu
tempuh 1 jam 30 menit melalui Jalan Godean – Jln. Siliwangi – Jln. Nasional III.
Status dan kondisi jalan yang ada sebagian besar merupakan jalan
lokal/perkampungan dengan kondisi baik yang sudah diperkeras (betonisasi) dan
juga aspal. Akses ke lokasi penelitian dapat ditempuh dari pusat kota purworejo ±
10 km melewati jalan nasional kemudian ± 1 km melewati jalan kabupaten.
Sarana transportasi yang bisa digunakan adalah kendaraan roda 2 maupun roda 4.

Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah

2.2 Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Daerah penelitian masuk ke dalam wilayah beriklim tropis dengan dua musim
yaitu musim kemarau dan musim hujan dengan suhu antara 19 0C sampai 280C,
sedangkan kelembapan udara antara 70% sampai 90%. Berdasarkan data curah
hujan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Dinas
PUSDATARU) Kabupaten Purworejo tahun 2011-2020 (Lampiran A) diperoleh
data curah hujan maksimum rata-rata 102,09 mm/tahun (Lampiran B) dan
intensitas curah hujan rencana maksimal sebesar 37,84 mm/hari (Lampiran C).
Gambar 2.2
Grafik Curah Hujan Rata-Rata Bulanan
Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo tahun 2011-2020

2.3 Kondisi Geologi

2.x
Keadaan geologi di lokasi bahan galian batu Andesit di Desa Somorejo,
Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo meliputi kondisi morfologi, kondisi
stratigrafi, dan struktur geologi. Bahan galian batu Andesit fresh di Desa
Somorejo tertutup secara tidak merata di beberapa tempat oleh lapisan penutup
berupa Andesit lapuk yang berwarna cokelat dengan ketebalan antara (1,5 – 2) m.
Lapisan penutup yang tebal umumnya berada di bagian yang relatif lebih rendah
sedangkan lapisan yang tipis menempati bagian–bagian yang relatif agak tinggi /
menonjol ke atas (puncak).
2.3.1. Morfologi Daerah Penelitian.
Daerah penelitian mencakup morfologi perbukitan di Desa Somorejo, Kecamatan
Bagelen, Kabupaten Purworejo yang termasuk ke dalam wilayah Pegunungan
Progo Barat yang secara fisiografi merupakan suatu kubah dengan puncaknya
relatif datar dan sisi–sisinya yang terjal. Pegunungan Progo di sebelah utara dan
timur dibatasi oleh lembah sungai Progo. Dataran endapan alluvial pantai
merupakan batas selatannya, sedangkan di sebelah barat Pegunungan Progo ini
dibatasi oleh dataran rendah Purworejo.
2.3.2. Stratigrafi Daerah Penelitian.
Menurut Sujanto dan Roskamil (1975) dalam Dokumen Studi Kelayakan CV.
Gunung Mulia, daerah Purworejo merupakan daerah tinggian. Daerah ini yang
dibatasi oleh tinggian Kebumen dan rendahan Kebumen di bagian barat dan
Yogyakarta di bagian timur, yang didasarkan pada pembagian tektofisiografi
wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Ciri–ciri tinggian Purworejo yaitu
banyaknya gunung api purba yang timbul dan tumbuh diatas
Berdasarkan sistem umur yang ditentukan oleh penyusun batuan stratigrafi
regional (lihat Gambar 2.4.) menurut Rahardjo, dkk. (1977), Suroso, dkk. (1986),
dan Pringgoprawiro (1988) dalam Dokumen Studi Kelayakan CV. Gunung Mulia,
daerah penelitian dapat dibagi menjadi 4 formasi yaitu:
1. Formasi Nanggulan.
Formasi Nanggulan merupakan formasi yang paling tua di daerah Pegunungan
Kulon Progo. Singkapan–singkapan batuan penyusun dari Formasi
Nanggulan dijumpai disekitar Desa Nanggulan yang merupakan kaki sebelah
timur dari Pegunungan Kulon Progo. Penyusun batuan dari formasi ini menurut
Wartono Raharjo, dkk. (1977) dalam Dokumen Studi Kelayakan CV. Gunung
Mulia, terdiri dari batupasir dengan sisipan lignit, napal pasiran, batulempung
dengan konkresi limonit, sisipan napal dan batugamping, batupasir dan tuff serta
kaya akan fosil foraminifera dan molusca.
2. Formasi Andesit Tua.
Formasi ini mempunyai batuan penyusun berupa breksi Andesit, lapili tuff, tuff,
breksi lapisi, aglomerat, dan aliran lava serta batu pasir vulkanik yang tersingkap
di daerah Purworejo dan Kulon Progo. Formasi ini diendapkan secara tidak
selaras dengan Formasi Nanggulan dengan ketebalan 660 meter. Diperkirakan
formasi ini berumur oligosen–miosen.
3. Formasi Jonggrangan.
Formasi ini mempunyai batuan penyusun yang berupa tuff, napal, breksi, batu
lempung dengan sisipan lignit didalamnya, sedangkan pada bagian atasnya terdiri
dari batugamping kelabu bioherm diselingi dengan napal dan batugamping
berlapis. Ketebalan formasi ini 2.540 meter, letak formasi ini tidak selaras dengan
Formasi Andesit Tua. Formasi Jonggrangan ini diperkirakan berumur miosen.
Fosil yang terdapat pada formasi ini adalah foraminifera, pelecypoda, dan
gastropoda.
4. Formasi Sentolo.
Formasi Sentolo ini mempunyai batuan penyusun batu pasir napalan dan
batugamping, serta pada bagian bawahnya terdiri dari napal tuff-an. Ketebalan
formasi ini sekitar 950 meter. Letak formasi ini tak selaras dengan Formasi
Jonggrangan. Formasi Sentolo ini berumur sekitar miosen bawah sampai
pleistosen.
Batu Andesit di daerah penelitian mengalami proses pelapukan sehingga
pada bagian atas dari batuan segarnya ditutupi oleh bagian batu Andesit lapuk.
Lapisan ini hampir menutupi seluruh daerah pengamatan dengan ketebalan yang
berbeda–beda umumnya berkisar (1,5 – 2) meter.
Batu Andesit di daerah penelitian bersifat pejal dan kompak, memiliki
nilai kuat tekan sebesar 90,82 MPa, serta nilai bobot isi asli sebesar 2,48 ton/m3.
Batu Andesit ini dapat dijadikan sebagai batu ornament dinding maupun lantai
bangunan dan untuk batu pecah sebagai pondasi bangunan / jalan raya.
Gambar 2.4
Stratigrafi Daerah Penelitian
2.3.3.Struktur Geologi Daerah Penelitian.
Di daerah penelitian ditemukan beberapa struktur geologi diantaranya
adalah kekar yang banyak ditemukan pada setiap singkapan batu Andesit.
Kedudukan kekar yang terdapat di singkapan batu Andesit adalah N 215° E / 23°
dan N 126° E / 17°. Data kedudukan kekar diperoleh dari hasil pengukuran
langsung di lapangan. Struktur geologi berpengaruh pada arah penambangan.
Di lokasi penambangan batu Andesit CV. Gunung Mulia ditemukan
beberapa singkapan batu Andesit. Singkapan–singkapan ini berguna pada tahap
eksplorasi yaitu untuk memetakan sebaran bahan galian batu Andesit pada lokasi
IUP.
Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi dalam Dokumen Studi
Kelayakan CV. Gunung Mulia
Gambar 2.5
Peta Geologi Daerah Penelitian
2.4. Kegiatan Penambangan
PT. Kulon Progo Bumi Sejahtera mempunyai cadangan terukur sebesar ±
3.568.390 bcm dengan target produksi sekarang yaitu 247.200 lcm / tahun
diperkirakan akan habis ditambang dalam jangka waktu ± 15 tahun. Tetapi, tidak
menutup kemungkinan target produksi akan meningkat sehingga memperkecil
umur tambang. Adapun tahapan kegiatan penambangan batu andesit yang
dilakukan di PT. Kulon Progo Bumi Sejahtera adalah sebagai berikut:
2.4.1. Persiapan Penambangan Batu Andesit.
1. Pembersihan Lahan.
Tahap pembersihan lahan atau pembabatan vegetasi serta semak belukar yang ada
pada IUP Operasi Produksi dilakukan dengan menggunakan Bulldozer. Selain itu,
juga dengan menggunakan peralatan manual seperti gergaji mesin, sabit dan
cangkul sehingga semua batang pohon dan semak belukar tidak mengganggu
untuk pekerjaan penambangan selanjutnya.
2. Pengupasan Tanah Penutup.
Kegiatan pengupasan tanah penutup di PT. Kulon Progo Bumi Sejahtera
Mulia ini bertujuan untuk mengupas tanah yang menutupi batu Andesit yang akan
ditambang. Kegiatan pengupasan tanah penutup dilakukan dengan menggunakan
Backhoe. Pada tahap awal, pengupasan dilakukan pada atas bukit sementara untuk
pengupasan selanjutnya dilakukan secara bertahap sesuai kemajuan tambang yang
telah dicapai.
2.4.2. Tahapan Penambangan Batu Andesit.
1.Pembongkaran Batu Andesit.
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membongkar Andesit dari batuan
induknya, sehingga dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan yang diinginkan.
Pembongkaran material di CV. Gunung Mulia dilakukan dengan cara mekanis
menggunakan alat bongkar yaitu Hydraulic Rock Breaker Komatsu PC - 200
(lihat Gambar 2.6.).

Gambar 2.6.
Pembongkaran Batu Andesit

2. Pemuatan.
Pemuatan (loading) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisikan
endapan bahan galian Andesit hasil pembongkaran ke dalam alat angkut. Kegiatan
loading dilakukan dengan menggunakan alat muat Backhoe Caterpillar 320B dan
diisikan ke dalam Dump Truck Mitsubishi Colt Diesel 120PS (lihat Gambar 2.7.).

3. Pengangkutan.

Gambar 2.7.
Pemuatan Batu Andesit

Kegiatan pengangkutan (hauling) adalah kegiatan yang dilakukan untuk


mengangkut material Andesit dari front penambangan ke area Crusher atau
langsung dipasarkan. Kegiatan pengangkutan menggunakan Dump Truck merk
Mitsubishi Colt Diesel 120PS (lihat Gambar 2.8.).

Gambar 2.8.
Pengangkutan Batu Andesit

Anda mungkin juga menyukai