Anda di halaman 1dari 12

TELAAH KASUS

RESTORASI COMPOSITE ONLAY PADA GIGI 46

Oleh :

Oleh :
Jihan Fadhilah Busnia
1941412049

Dosen Pembimbing :
Dr. drg. Deli Mona, Sp. KG

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Restorasi pada gigi pasca perawatan endodontik sangat penting untuk keberhasilan
perawatan. Perencanaan pemilihan restorasi harus dilakukan dengan beberapa
pertimbangan, yaitubanyaknya jaringan gigi yang tersisa, fungsi gigi, posisi atau lokasi
gigi dan morfologi atau anatomi saluran akar. Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh
restorasi setelah perawatan endodontik, diantaranya menutupi koronal secara menyeluruh,
melindungi struktur gigi yang tersisa, memiliki retensi agar restorasi tidak lepas, memiliki
resistensi agar mampu menahan daya kunyah, serta mampu mengembalikan fungsi gigi,
yaitu fungsi pengunyahan, estetik,bicara, dan menjaga gigi antagonis dan gigi
sebelahnya.Kegagalan restorasi setelah perawatan endodontik yang sering terjadi
diantaranya adalah kebocoran tepi, lepasnya restorasi, fraktur restorasi, atau fraktur dari
gigi yang telah direstorasi.
Gigi posterior menerima beban kunyah lebih besar dibandingkan dengan gigi
anterior, karena itu pertimbangan dalam pemilihan restorasi juga berbeda. Faktor yang
paling utama dalam menentukan restorasi adalah banyaknya jaringan gigi sehat yang
tersisa. Gigi yang tidak berisiko fraktur dan memiliki sisa jaringan cukup banyak,
diindikasikan menggunakan restorasi sederhana. Ukuran kamar pulpa yang besar
menyebabkan gigi posterior lebih baik direstorasi dengan onlay atau mahkota penuh.
Restorasi onlay merupakan restorasi tumpatan tuang yang terdiri dari sebagian intra
koronal dan sebagian ekstrakoronal dengan tujuan untuk melindungi tonjol gigi. Onlay
tidak hanya sebagai pengisi kavitas seperti inlay, tetapi juga menutupi dan melindungi
permukaan kunyah gigi. Baik inlay maupun onlay tidak mencakup area seluas restorasi
crown. Inlay diaplikasikan permukaan kunyah/oklusal, sedangkan onlay meng-cover satu
cusp atau lebih. Onlay yang terkadang disebut sebagai partial crowns, dapat digunakan
jika terjadi karies atau kerusakan pada setengah atau lebih permukaan oklusal gigi.
Material seperti emas, resin komposit atau ceramics dapat digunakan untuk pembuatan
onlay. Material dipilih berdasarkan kebutuhan estetik, kekuatan, ketahanan, dan biaya.
Bahan restorasi berperan besar dalam ketahanan onlay. Faktor lain yang berperan adalah
kekuatan gigi yang akan direstorasi, jumlah pengunyahan yang terjadi pada restorsi dan
kemmampuan pasien untuk menjaga oral hygiene dan pemeriksaan rutin. Resin komposit
mikrohibrid menunjukkan kekuatan, kekerasan, dan ketahanan yang baik pada performa
klinisnya. Pembuatan onlay berbahan komposit menjadi salah satu pilihan karena
kekuatan, ketahanan, efektivitas, serta biaya yang lebih kecil.
BAB II
PEMBAHASAN

Restorasi rigid yaitu restorasi yang dibuat di luar mulut dari bahan yang rigid atau
kaku dan di semen pada preparasi kavitas gigi dengan bahan perantara golongan semen.
Restorasi rigid dapat dibagi menjadi restorasi ektrakoronal, intrakoronal dan interadikuler.
Salah satu contoh restorasi ekstrakoronal yaitu mahkota penuh atau complete crown.
Complete crown merupakan restorasi yang menutupi seluruh permukaan mahkota klinis
dari suatu gigi asli. Restorasi intrakoronal diantaranya yaitu inlay dan onlay. Restorasii
intradikuler contohnya yaitu mahkota pasak.
Macam-Macam Restorasi
a.Restorasi direct
Restorasi directadalah restorasi yang ditambalkan langsung ke dalam kavitas gigi
pasien yang telah dipreparasi, misalnya amalgam atau komposit. Restorasi directhanya
diindikasikan pada gigi yang mengalami lubang yang tidak terlalu besar, sehingga
memungkinkan dilakukanlangsung di dalam mulut.
b.Restorasi indirect
Restorasi indirect dalah restorasi yang proses pembuatannya dilakukan di
labolatorium teknik gigi dengan mencetak rahang pasien. Kemudian hasil cetakan
dibuatkan model gigi dengan diedan pembuatan pola malam pada die. Penyesuaian dan
penyelesaiandilakukan pada model di labolatorium. Dengan demikian pada saat
pemasangan restorasi pada pasien hanya sedikit untuk melakukan penyesuaian karena
sebagian besar pekerjaanya telah dilakukan pada model. Bahan yang digunakan untuk
melakukan tambalan dalam teknik ini adalahporcelain dan logam.
Penggunaan restorasi indirect onlay diindikasikan untuk gigi dengan karies atau
kerusakan yang luas yang mencakup area mesio-oklusal-distal, atau mencapai satu cusp
atau lebih. Kontraindikasi onlay adalah gigi dengan kerusakan yang sangat luas sehingga
dibutuhkan restorasi crown, sedangkan kontraindikasi onlay berbahan komposit adalah
pada gigi dengan beban kunyah besar.
Keuntungan lain dari penggunaan onlay berbahan komposit adalah:
a. Oklusi mudah disesuaikan pasca sementasi
b. Polishing pasca insersi mudah
c. Mudahnya reparasi jika terjadi kerusakan atau fraktur pada restorasi

Indikasi onlay :
a. Pengganti restorasi amalgam yang rusak
b. Kalau restorasi dibutuhkan sebagai penghubung tonjol bukal dan lingual
c. Restorasi karies interproksimal gigi posterior
d. Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat
Kontraindikasi onlay :
a. Kavitas kecil
b. Pasien dengan insidensi karies tinggi / OH buruk

Hal yang harus diperhatikan pada preparasi onlay:


a. Tidak boleh ada undercut
b. Dinding kavitas sejajar satu sama lain; line angle, point angle tajam dan dapat dilihat
dengan jelas
c. Cavosurface angle di bevel
d. Di dalam kavitas onlay harus terkunci ke segala arah kecuali kearah onlay
dimasukkan dan dikeluarkan

Pada kasus ini, restorasi yang dibuat adalah onlay komposit indirek karena restorasi ini
memiliki beberapa keuntungan, antara lain kemampuan memperkuat struktur gigi yang tersisa,
dapat mengurangi shrinkage yang terjadi pada saat polimerisasi, dapat membentuk kontur dan
kontak yang lebih akurat, biokompatibel, keadaan fisik lebih baik, tidak terkontaminasi saliva
pada saat pengerjaan serta mudah dikoreksi bila terjadi kerusakan. Sedangkan kerugiannya
adalah, biaya dan waktu bertambah serta dibutuhkan keterampilan khusus dalam prosesnya di
laboratorium untuk mendapatkan restorasi yang akurat. Indikasi onlay komposit indirek adalah
pada kavitas yang luas, estetik lebih baik, karena warna dapat disesuaikan dengan gigi alami,
sesuai dengan keinginan pasien. Sedangkan kontra indikasinya adalah pasien tidak boleh
memiliki kebisaan parafungsi, ketidakmampuan menciptakan lingkungan yang kering,
kesukaran mencapai daerah subgingiva yang dalam. Preparasi dilakukan dengan pengambilan
kedalaman kavitas sedalam 1,5-2 mm untuk memberi kekuatan pada restorasi onlay di bagian
oklusal, internal line angle dibulatkan, tepi kavitasdibevel untuk mengurangi stress saat
polimerisasi, kemungkinan terjadinya fraktur pada restorasi. serta pembuatan dinding kavitas
yang tegak dan sedikit membuka ke arah oklusal 5 -10 derajat untuk memudahkan arah
pemasangan restorasi pada saat penyemenan. Restorasi menggunakan komposit secara indirek
juga sangat dipengaruhi semen luting yang merupakan perantara antara restorasi dengan
permukaan gigi. Restorasi onlay komposit pada kasus ini dilakukan secara selapis demi selapis
dan dilakukan polimerisasi sekunder dengan menggunakan sterilisasi kering dengan suhu 120
derajat C selama 10 menit untuk penyempurnaan proses polimerisasi yang akan meningkatkan
sifat fisik, antara lain kekerasan, wear resistance, dan mengurangi shrinkage, dan menghasilkan
stabilitas warna yang baik.

Pada kasus ini digunakan semen berbahan dasar resin karena kemampuannya berikatan
dengan struktur gigi maupun restorasi, memiliki ketahanan terhadap abrasi, memiliki solubilitas
yang rendah dan sifat mekanis yang lebih baik. Semen resin self adhesive dual cure merupakan
bahan yang direkomendasikan untuk penyemenan restorasi onlay indirek. Pengetsaan awal dan
diaplikasi bonding dilakukan pada kavitas kemudian dilakukan penyinaran. Aplikasi semen
dilakukan pada permukaan dalam onlay dan pada kavitas.

Alat dan Bahan


Alat Bahan
Diagnostic Set Cotton roll
Diamond Bur: Cotton pellet
Semen adhesive resin
 Bur Silindris
Dental floss
 Bur Fissure/Long Fissure Caviton
 Bur Inverted
Alginate
 Bur Tapered
Sendok Cetak/Stock Tray Gips Stone Type IV
Rubber Bowl + Spatulla Articulating Paper
Prosedur Kerja
1. Preparasi Gigi 46 dengan preparasi onlay DO

a. Preparasi kavitas oklusal


Perluas outline oklusal sepanjang groove sentral menggunakan bur diamond
tapered untuk menghasilkan bentuk
B divergen dari dinding fasial-lingual dari
penampakan gingivo-oklusal. Besar sudut divergenitas gingiva-oklusal yang
direkomendasikan untuk onlay yakni sebesar 2-5 derajat. Gunakan bur diamond
inverted untuk meratakan dasar kavitas.
L

b. Preparasi proximal box


Setelah kavitas oklusal selesai, bur ditarik kearah proksimal (distal). Perluasan
dinding ke distal dibuat dengan hati-hati untuk mempertahankan dentin yang
mendukung marginal ridge. Pada bagian proksimal di distal dibuat box selebar
0,5-1mm untuk membuat proksimal clearance. Box di proksimal dihubungan
dengan ishthmus oklsual
c. Pembuatan retention form
Retention form dapat ditingkatkan dengan penempatan grooves, locks, coves,
atau slots. Seluruh retention form tersebut harus ditempatkan di dentin, dengan
demikian tidak akan merusak dan melemahkan enamel yang berdekatan. Bevel
dapat ditempatkan pada margin enamel yang tersedia bahkan bisa pada daerah
oklusal untuk meningkatakan retention form.

d. Pengurangan oklusal
Buat grooves pada cusp fungsional dan pada cusp non-fungsional. Lakukan
pengurangan oklusal mengikuti pedoman grooves yang telah dibuat. Ketebalan
preparasi untuk restorasi onlay berbahan komposit adalah 1,5 mm-2 mm.

L
e. Pembuatan bevel cavo surface oklusal.
Sudut cavo surface margin dibuat < 900
- Buat inner bevel pada gigi dengan menggunakan cylindrical diamond bur
- Buat outer bevel pada gigi dengan menggunakan cylindrical diamond bur

f. Pembuatan akhiran preparasi


Pembuatan akhiran preparasi berupa chamfer, 1 mm di bawah bidang oklusal
.

g. Pembulatan sudut
h. Pengecekan hasil preparasi
Pengecekan hasil preparasi dilakukan untuk memastikan :

 Terbentuknya kavitas yang divergen sekitar ± 2-5 derajat di


dinding fasial-lingual dari arah gingiva-oklusal.
 Sisi yang saling menghubungkan dan ujung/sudut yang terbentuk
harus dibuat membulat untuk mencegah daerah yang tajam yang
memberikan tekanan internal pada preparasi. Ini dilakukan untuk mencegah
potensi fraktur.
 Permukaan preparasi harus halus dengan sudut membulat tanpa
bevel marginal, pastikan margin gingiva terletak pada enamel.

3. Pencetakan hasil preparasi


a. Cocokkan warna mahkota gigi pasien (berhubungan dengan estetik) sebagai
acuan warna onlay yang akan dibuatkan. Kirim hasil cetakan gigi dan catatan
interoklusal pasien ke laboratorium untuk pembuatan onlay.
b. Lakukan pencetakan dengan pada rahang atas dan pencetakan rahang bawah
dengan alginat.
c. Lakukan pengecoran dengan menggunakan gips stone.
d. Buat catatan interoklusal (occlusal record) gigi pasien.
Tujuannya untuk mendapatkan relasi hubungan rahang bawah terhadap rahang
atas dan sebagai pedoman oklusi sentrik pada model kerja.
Syarat catatan interoklusal :
1. Setidaknya 1/3 bagian gigi yang dipreparasi tergambar
2. Mencakup gigi tetangga
3. Gigi antagonis harus tergambar

Tahapan pembuatan catatan interoklusal:


- Ambil selembar malam kemudian panaskan di atas lampu spriritus hingga lunak
(tidak sampai meleleh).
- Lipat malam seperti bentuk lengkung rahang gigi dengan lebar 5-7 mm dan
tebal 3-5 mm. Potong malam yang berlebih
- Bentuk malam tersebut mengikuti bentuk lengkung permukaan oklusal gigi
pasien.
- Tempatkan wax tersebut (selagi lunak) di antara gigi yang dipreparasi dan
antagonisnya kemudian instruksikan pasien untuk mengoklusikan gigi geliginya
dalam posisi oklusi sentrik.
- Wax pada bagian bukal ditekan dengan jari sehingga didapatkan indentasi
permukaan.
- Setelah mengeras, wax dilepaskan dan diperiksa kelengkapannya, simpan dalam
suhu kamar.

4. Try-in
Tahap try-in dilakukan dengan menginsersikan onlay pada gigi yang telah
dipreparasi tanpa menggunakan semen. Pada tahap ini, perhatikan retensi, kerapatan
tepi restorasi, kesesuaian warna, kontak dengan gigi sebelahnya, serta oklusi dan
artikulasinya.

5. Sementasi onlay
 Kavitas diirigasi dan keringkan.
 Aplikasi silane pada fitting surface onlay
 Aplikasikan etsa pada gigi yang telah dipreparasi , bilas setelah 15 detik.
Aplikasikan bonding, lightcure selama 20 detik.
 Aduk semen resin sesuai petunjuk pabrik, aplikasikan pada fitting surface
onlay
 Insersi onlay pada gigi, tekan sesuai sumbu gigi
 Letakkan gulungan kapas di permukaan oklusal onlay dan oklusikan dengan
antagonisnya sampai semen mengeras
 Kelebihan semen dibersihkan dengan ekskavator sebelum semen mengeras
sempurna.
6. Lakukan kontrol 1 minggu setelah pemasangan onlay.
 Tanyakan keluhan pasien setelah dilakukan restorasi
 Cek keadaan gigi dan sekitar gigi, serta periksa oklusi pasien dengan
articulating paper

Anda mungkin juga menyukai