Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH MODERASI DARI GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA HUBUNGAN

ANTARA KONSERVATISME AKUNTANSI DAN MANAJEMEN LABA

Fina Arifiyati1
Zaky Machmuddah2
(Universitas Dian Nuswantoro)

2zaky.machmuddah@dsn.dinus.ac.id

Abstract

The purpose of this research is to examine the moderating effect of good corporate gover-
nance on the relationship between accounting conservatism and earnings management. In this
research, the types of good corporate governance that will be used are institutional ownership,
managerial ownership, proportion of independent board of directors, and audit committees. This
research takes manufacturing companies with miscellaneous industry as the sectors listed in
Indonesian Stock Exchange, over the period 2012-2016 as the population. Along with that, the
samples used are 10 companies with and the total data which has filled the requirements of
the purposive sampling’s criteria are 50 data. Meanwhile, the analytical data is tested using
two different methods: classical assumption test and hypothetical test with multiple analysis re-
gression. Through this research, it is shown that earnings management significally affected by
accounting conservatism. Also, good corporate governance which is represented by institutional
ownership moderates the relationship between accounting conservatism on earnings manage-
ment. On the other hand, managerial ownership, proportion of independent board of directors,
and audit committees do not moderate the relationship between accounting conservatism on
earnings management. So that the practical implication of this research is that companies must
implement accounting conservatism to reduce opportunistic actions of managers who do earn-
ings management, besides that the role of GCG is importance in moderating accounting conser-
vatism towards earnings management.

Keywords: Conservatism accounting, Earnings management, Good corporate governance.

I. PENDAHULUAN adanya ketidaksesuaian penyampaian laporan


Isu utama penelitian ini adalah tentang keuangan dengan pasal 69 UU Pasar Modal,
skandal-skandal pelanggaran pasar modal angka 2 huruf a Peraturan Bapepam Nomor
yang ditemukan dan ditangani oleh Bapepam- VIII.G.7, Pedoman Standar Akuntan Publik
LK. Beberapa contoh dugaan pelanggaran (https://m.detik.com).
pasar modal seperti perdagangan efek dan Kasus lain datang dari sektor serupa
keterbukaan emiten serta perusahaan publik. yakni PT. Kimia Farma, Kimia Farma diduga
Terkait dengan keterbukaan emiten serta kuat melakukan mark up laba bersih dalam
perusahaan publik, contoh kasusnya mengenai laporan keuangan tahun 2001. Dalam
penyajian laporan keuangan dimana kasus laporan tersebut, Kimia Farma menyebut
tersebut sangat berkaitan dengan pelanggaran berhasil meraup laba sebesar Rp. 132 miliar.
atas ketentuan transaksi yang mengandung Padahal faktanya pada tahun 2001, kimia
perbedaan kepentingan serta keadaan dimana farma sebenarnya hanya menjala untung
transaksi ataupun fakta material harus segera sebesar Rp 99 miliar. Kantor Akuntan Publik
diumumkan kepada publik. Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM), diduga
Bapepam-LK menemukan beberapa terlibat dalam penggelembungan tersebut
kasus di Indonesia, antara lain : PT. Indofarma, (https://bisnis.tempo.co).
kasusnya bermula ketika Bapepam menemukan Kinerja keuangan yang bagus merupakan
bukti-bukti, diantaranya: nilai barang dalam salah satu indikator masalah tersebut,
proses dinilai lebih tinggi dari nilai seharusnya tindakan creative accounting (manajemen laba)
dalam penyajian pada tahun buku 2001 dilakukan sebagai alternatif tindakan untuk
sebesar Rp 28.27 Milyar. Akibatnya harga mensiasati hal tersebut. Untuk mengelabui
pokok penjualan mengalami understated dan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja
laba juga mengalami understated dengan nilai dan kondisi perusahaan, manajer cenderung
yang sama. Dari sini Bapepam menyimpulkan memilih tindakan manajemen laba yang

VOL.9 NO. 1 MARET 2019 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 9


berimbas pada informasi-informasi dalam Berkaitan dengan asimetri informasi
laporan keuangan (Sulistyanto, 2008). Terdapat dalam konflik keagenan yang menyebabkan
beberapa motivasi dalam penerapannya kemungkinan adanya manipulasi laba,
(Scott, 2009) diantaranya adalah: untuk konservatisme akuntansi diterapkan untuk
tujuan bonus, untuk tujuan yang berkaitan menekan hal tersebut. Para manajer merasa
dengan peraturan pemerintah, motivasi yang dibatasi karena dalam praktiknya, penyajian
menyangkut tentang pajak, pergantian CEO, laba dalam laporan keuangan cenderung
motivasi yang menyangkut tentang penaikan lebih kecil (Lasdi, 2009). Beberapa penelitian
harga saham untuk perusahaan go public yang sebelumnya lebih membahas tentang
belum mempunyai pasar (initial public offering) konservatisme akuntansi dan manajemen
serta motivasi menyangkut nama baik dan laba. Tidak banyak yang menambahkan
kinerja perusahaan yang dilaporkan pada GCG sebagai variabel moderasi.
masyarakat. Penelitian oleh Abed et al. (2012)
Berdasarkan pada berbagai motivasi menyatakan bahwa konservatisme akuntansi
yang telah disebutkan, ada beberapa cara yang memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen
dapat digunakan untuk menekan tindakan laba. Penelitian lain oleh Liu (2012), Alves
oportunistik manajer dalam memanipulasi (2012), Fayoumi et al. (2010), dan Cornett et
laba. Salah satunya adalah dengan menerapkan al. (2008) menyatakan bahwa GCG dengan
sistem Good Corporate Governance (GCG). proksi kepemilikan saham berpengaruh
Dibuktikan oleh penelitian Klein (2002) yang positif terhadap manajemen laba. Sedangkan
menyatakan bahwa GCG dapat secara otomatis sebaliknya, penelitian Ali et al. (2008) dan
membatasi manajemen melakukan tindakan Astari (2015) menyatakan bahwa GCG dengan
manajemen laba. Mekanisme GCG didefinisikan proksi kepemilikan saham berpengaruh negatif
sebagai suatu aturan dan hubungan yang terhadap manajemen laba.
saling terkait antara pihak yang mengambil Penelitian dalam negeri beberapa
keputusan dan pihak yang melakukan kontrol, diantaranya sudah mengangkat tema ini. Salah
dimana kemudian akan dilakukan pengawasan satunya adalah Prabaningrat dan Widanaputra
terhadap keputusan yang telah ditetapkan (2015) tentang GCG, konservatisme akuntansi
tersebut (Saputro dkk., 2017) dan manajemen laba yang mendapatkan hasil
Dasar teori GCG adalah teori agensi bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh
yang menjelaskan tentang hubungan prinsipal negatif terhadap manajemen laba. Berbanding
(pemilik perusahaan) dan agen (pengelola terbalik dengan penelitian Ruwanti (2016)
perusahaan) yang mengarah pada perbedaan tentang konservatisme akuntansi dan
kepentingan sehingga memunculkan asimetri manajemen laba yang menyatakan bahwa
informasi (Jensen dan Meckling, 1976). Ujiyantho konservatisme akuntansi berpengaruh positif
(2007) menambahkan bahwa asimetri informasi terhadap manajemen laba. Menurutnya jika
akan memperluas kesempatan manajer untuk laporan keuangan perusahaan cenderung
melakukan tindakan yang menguntungkan ke arah konservatif, kepemilikan saham
dirinya sendiri. Salah satu cara yang digunakan institusional berpotensi meningkatkan insentif
untuk mengurangi asimetri informasi adalah yang didapatkan manajer.
dengan memberikan sinyal kepada pihak-pihak Sementara itu penelitian oleh Bayk
diluar manajemen, seperti penyajian laporan dan Ramezanahmadi (2016) tentang efek
keuangan yang bisa dipercaya serta menekan moderasi dari corporate governance terhadap
ketidakpastian yang mungkin terjadi (Wolk et al, konservatisme akuntansi dan manajemen
2001). laba di bursa efek, menemukan hasil bahwa
Penekanan ketidakpastian tersebut konservatisme akuntansi berpengaruh
dapat diatasi dengan penerapan konservatisme negatif terhadap manajemen laba. Sedangkan
akuntansi dalam perusahaan. Konservatisme kepemilikan institusional, kepemilikan
akuntansi didefinisikan sebagai prinsip kehati- manajerial, ukuran dewan direksi dan
hatian dalam menghadapi ketidakpastian komisaris independen memoderasi pengaruh
dengan mempercepat pengakuan kerugian negatif konservatisme akuntansi terhadap
dan hutang serta menunda pengakuan manajemen laba.
laba dan aktiva (Watts, 2003). Oleh karena Hasil penelitian yang berbeda-beda
itu Ruwanti (2016) menjelaskan bahwa dijadikan alasan mengapa penelitian ini
perusahaan dengan laporan keuangan yang masih menarik untuk dikaji ulang. Penelitian
lebih konservatif memiliki kemungkinan ini mengacu pada penelitian Bayk dan
rendah dalam melakukan manipulasi laba. Ramezanahmadi (2016). Namun, penelitian

10 PENGARUH MODERASI DARI GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA HUBUNGAN ANTARA KONSERVA-
TISME AKUNTANSI DAN MANAJEMEN LABA
ini memiliki beberapa perbedaan dengan Adanya benturan dalam hal kepentingan
penelitian Bayk dan Ramezanahmadi (2016). antara pihak prinsipal dan agen akan
Perbedaan pertama terletak pada tidak menimbulkan masalah keagenan. Konflik
digunakannya proksi ukuran dewan direksi agensi terjadi ketika manajer melakukan
dari variabel GCG namun diganti dengan tindakan oportunistik demi memaksimalkan
proporsi dewan komisaris independen, karena utilitas bagi kepentingan pribadi. Tindakan ini
Indonesia menganut two tier system, dimana akan mengakibatkan pembuatan keputusan
ada pemisahan antara dewan direksi dan yang salah, karena pihak manajerial dapat
dewan komisaris. menipu pihak prinsipal terkait nilai pasar
Perbedaan kedua, terletak pada objek korporat dan posisi keuangan.
penelitian yang digunakan. Penelitian Bayk Oleh karena itu Xie et al. (2003)
dan Ramezanahmadi (2016) menggunakan menyimpulkan bahwa manajamen laba
perusahaan yang listing pada bursa efek di merupakan agency cost. Agency cost dibagi
Tehran sebagai objek penelitian. Sedangkan menjadi tiga jenis, yaitu : pertama, the
penelitian ini memilih perusahaan yang monitoring expenditure by the principal
bergerak di sektor aneka industri sebagai berarti beban yang harus dikeluarkan dan
objek, karena didalamnya terdapat industri ditanggung oleh prinsipal untuk mengawasi
otomotif besar yang tingkat penjualannya perilaku agen dan meyakinkan bahwa agen
tinggi serta memiliki saham yang anti krisis, bertindak atas kepentingan prinsipal. Kedua,
dimana dalam situasi apapun para investor the bonding cost merupakan biaya insentif
akan tetap tertarik untuk menanamkan sebagai kompensasi jika manajemen berhasil
modal sehingga peluang melakukan dalam memaksimalkan nilai perusahaan.
manipulasi laba sangat tinggi. Ketiga, the residual cost merupakan beban
Berdasarkan penjelasan diatas maka yang dikorbankan sebagai efek dari perbedaan
pertanyaan penelitian ini adalah: apakah keputusan antara pihak prinsipal dan agen
konservatisme akuntansi memiliki pengaruh (Ainul, 2004).
yang signifikan terhadap manajemen laba?
dan apakah GCG memoderasi pengaruh 2.2 Pengaruh Konservatisme Akuntansi
konservatisme akuntansi terhadap manajemen terhadap Manajemen Laba.
laba?. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah: Manajemen dikatakan baik apabila
untuk membuktikan bahwa konservatisme laporan keuangan yang disajikan sesuai
akuntansi berpengaruh terhadap manajemen dengan realita yang ada, sehingga diperlukan
laba dan membuktikan bahwa GCG memoderasi prinsip kehati-hatian dalam setiap tindakan
pengaruh konservatisme akuntansi terhadap pengambilan keputusan. Reaksi berhati-hati
manajemen laba. atas suatu ketidakpastian agar resiko yang
ditimbulkan dapat dipertimbangkan dan
II. KAJIAN PUSTAKA DAN ditangani dengan benar adalah definisi dari
PENGEMBANGAN HIPOTESIS konservatisme akuntansi menurut Savitri
2.1 Teori Agency (2016). Oleh karena itu penerapan akuntansi
Jensen dan Meckling (1976) mengatakan konservatisme dirasa perlu untuk mencegah
bahwa teori agensi menggambarkan hubungan laporan keuangan menjadi overstated serta
kontraktual antara agen (pengelola perusahaan) sebagai metode pengurangan tindakan
dan prinsipal (pemilik perusahaan). Manajer oportunistik manajer berupa manajemen
(agen) ditunjuk oleh pemegang saham (prinsipal) laba.
untuk kemudian diberikan kepercayaan dalam Prinsip konservatisme cenderung
mengelola dan mengendalikan perusahaan bersifat memihak pada investor dengan cara
demi kepentingan pemegang saham (Brigham melindunginya dari kesalahan berinvestasi
dan Houston, 2014). Manajer sebagai yang dihasilkan dari kekeliruan dalam
pihak yang berinteraksi langsung dengan menganalisis informasi laba suatu perusahaan
perusahaan lebih menguntungkan, karena (Tuwentina dan Wirama, 2014). Ruwanti
manajer lebih mengetahui banyak hal tentang (2016) dalam penelitiannya menjelaskan
informasi internal perusahaan dibandingkan bahwa perusahaan dengan pelaporan
dengan prinsipal. Kondisi ini yang disebut keuangan yang lebih konservatif memiliki
sebagai asimetri informasi. Sulistyanto (2010) kemungkinan kecil dalam keterlibatannya
menyatakan bahwa adanya asimetri informasi memanipulasi laba. Penelitian yang dilakukan
ini memberikan peluang lebih pada manajer oleh Septiana dan Tarmizi (2013) menyatakan
untuk melakukan manajemen laba. bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh
VOL.9 NO. 1 MARET 2019 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 11
negatif terhadap manajemen laba. Penelitian Dengan adanya kepemilikan manajemen
tersebut didukung oleh penelitian Soraya akan berdampak pada potensi berkurangnya
dan Harto (2014) serta Prabaningrat dan konflik keagenan, dengan asumsi bahwa
Widanaputra (2015) yang menyatakan hasil semakin tinggi kepemilikan saham oleh
serupa. Berdasarkan uraian diatas, maka manajemen akan berdampak pada perilaku
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini manajemen yang mengingikan hal yang
adalah: sama dengan keinginan pemegang saham
H1: Konservatisme akuntansi berpengaruh sehingga mengurangi terjadinya manajemen
terhadap manajemen laba. laba (Keown, et al., 2010).
2.3 Kepemilikan Institusional Memoderasi Penelitian yang dilakukan Boediono
Pengaruh Konservatisme Akuntansi (2005) menyatakan bahwa kepemilikan
terhadap Manajemen Laba. manajerial ikut berperan dalam
Menurut Sugiarto (2009) kepemilikan mempengaruhi perilaku manajemen laba.
institusional adalah persentase saham yang Menurut Made (2007) manajemen laba
dimiliki oleh institusi dimana sifatnya adalah secara negatif dipengaruhi oleh kepemilikan
sebagai fungsi pengawasan manajemen. manajerial. Sejalan dengan penelitian yang
Kepemilikan saham institusional yang dilakukan oleh Ujiyantho dan Pramuka
lebih besar dari 5% menunjukan bahwa (2007) serta Mahariana dan Ramantha (2014)
wewenang dalam memonitor manajemen juga yang menyatakan bahwa semakin tinggi
semakin besar. Jensen dan Meckling (1976) tingkat kepemilikan manajerial maka secara
menambahkan bahwa konflik keagenan otomatis akan mempersempit kemungkinan
bisa dikurangi dengan adanya kepemilikan terjadinya perilaku manajemen laba.
institusional. Dilihat dari perbandingannya Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis
dengan investor individual, maka investor yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
institusional lebih memungkinkan untuk H3: Kepemilikan manajerial memoderasi
menganalisis investasi dan bisa dengan pengaruh konservatisme akuntansi
mudah mengakses informasi (Astuti, 2004). terhadap manajemen laba.
Temuan penelitian Sumanto dan 2.5 Proporsi Dewan Komisaris
Kuswanto (2014) yang diperkuat oleh Independen Memoderasi Pengaruh
penelitian yang dilakukan Arianwuri, dkk. Konservatisme Akuntansi terhadap
(2015) menemukan hasil bahwa kepemilikan Manajemen Laba.
institusional secara signifikan memberikan Dewan komisaris memiliki wewenang
pengaruh terhadap manajemen laba. untuk mengawasi dan memberi arahan
Hal ini kembali dijelaskan oleh Bayk dan sehingga dapat meminimalkan manajemen
Ramezanahmadi (2016) yang menyatakan melakukan praktik manajemen laba.
bahwa kepemilikan institusional memoderasi Sejalan dengan pendapat Ghillyer (2017)
hubungan antara konservatisme akuntansi yang menyatakan bahwa melalui fungsi
dan manajemen laba, karena kepemilikan pengawasan dalam pelaporan keuangan,
institusional berperan sebagai pihak yang dewan komisaris independen dapat
mengawasi perusahaan dalam memanipulasi menekan praktik manajemen laba. Semakin
labanya. Berdasarkan uraian diatas, maka besar jumlah dewan komisaris independen
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terhadap total jumlah dewan komisaris,
adalah : atau semakin dominan dewan komisaris
H2: Kepemilikan institusional memoderasi independen maka akan semakin kuat pula
pengaruh konservatisme akuntansi kekuatan yang dimiliki komisaris independen
terhadap manajemen laba. untuk menekan perusahaan dalam hal
2.4 Kepemilikan Manajerial Memoderasi memaksimalkan kinerja ataupun dalam
Pengaruh Konservatisme Akuntansi hal peningkatan kualitas pengungkapan
terhadap Manajemen Laba. perusahaan.
Kepemilikan manajerial terdiri dari Jensen dan Meckling (1976)
pihak manajemen termasuk manajer menyatakan bahwa semakin banyak dewan
yang memiliki peran dalam pengambilan komisaris independen yang berasal dari
keputusan perusahaan (Pujiati dan Erman, pihak luar manajemen (outsider) maka akan
2009). Berhubung saham manajerial sebagian semakin besar pula penekanan tindakan
besar dimiliki oleh pihak manajemen, opportunistic yang dilakukan manajer.
maka akan menunculkan motivasi manajer Didukung oleh penelitian Klein (2002) dan
melakukan praktik manajemen laba. Xie et al. (2003) yang mengungkap hasil

12 PENGARUH MODERASI DARI GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA HUBUNGAN ANTARA KONSERVA-
TISME AKUNTANSI DAN MANAJEMEN LABA
bahwa proporsi dewan komisaris independen
memberikan pengaruh negatif terhadap NOACC = TACC - OACC
manajemen laba. Berdasarkan uraian
diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah : Keterangan :
H4: Dewan komisaris independen memoderasi NOACC = Non Operating Acrual
pengaruhkonservatisme akuntansi terhadap TACC = Total acrual (laba bersih +
manajemen laba. depresiasi ) – arus kas
2.6 Komite Audit Memoderasi Pengaruh OACC = Operating Acrual (∆ piutang
Konservatisme Akuntansi terhadap usaha + ∆ persediaan + ∆
Manajemen Laba. biaya dibayar dimuka - ∆
Untuk melakukan mekanisme utang usaha - ∆ utang pajak )
pengawasan sehingga dapat mengurangi Manajemen laba dengan proksi
agency cost dan mengurangi tindakan disrectionary accrual menjadi variabel
manajemen laba, komite audit termasuk dependen dalam penelitian ini. Model yang
dalam salah satu sarana yang dinilai efektif digunakan adalah model Jones (1992) dalam
serta efisien (Foker, 2009 dalam Said, et Dechow (1995). Dengan uraian sebagai berikut:
al., 2009). Selaras dengan salah satu tugas
komite audit dalam upaya penerapan Tait = NIit-CF0it
mekanisme tata kelola perusahaan yang baik Tait/Ait-1 = α (1/Ait-1) + α (∆Salesit/Ait-1-∆Recit/Ait-1) + α (PPEt/Ait-1)+e
yaitu turut serta dalam fungsi pengawasan NDAit = α(1/Ait-1)+α(∆Salesit/Ait-1-∆Recit/Ait-1) +α (PPEt/Ait-1)+e
DAit = (Tait/Ait-1) – NDAit
yang telah dilakukan dewan komisaris
dengan tujungan untuk meminimalisir
adanya konflik keagenan. Keterangan
Melalui penelitian yang dilakukan Xie TAit = Total Accruals perusahaan i
et al. (2003) menemukan buki bahwa komite pada periode t
audit mengurangi praktik manajemen laba NIit = Laba bersih perusahaan i pada
oleh manajer. Didukung oleh penelitian periode k-t
Nasution dan Doddy (2007) yang menyatakan CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi
salah satu alasan terhambatnya praktik perusahaan i pada periode t
manajemen laba adalah dengan adanya TAit = Total Accruals perusahaan i
komite audit. Berdasarkan uraian diatas, pada peride
maka hipotesis yang diajukan dalam Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada
penelitian ini adalah: periode t-1
H5: Komite audit memoderasi pengaruh ∆SALESit = Selisih sales perusahaan i pada
konservatisme akuntansi terhadap periode t
manajemen laba. ∆Recit = Perubahan piutang perusahaan
i pada periode t
III. METODE PENELITIAN PPEt = Nilai aktiva tetap (gross)
Dalam penelitian ini data yang perusahaan i pada periode t
digunakan adalah kuantitatif dengan NDAit = Non Discreationary Accruals
sumber data annual report perusahaan perusahaan i pada periode t
publik pada periode 2012-2016. Populasi DAit = Discreationary Accruals
yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan i pada periode t
perusahaan manufaktur yang tercatat e = error
dalam Bursa Efek Indonesia periode 2012- GCG digunakan sebagai variabel
2016. Sedangkan sampel yang digunakan pemoderasi. Mekanisme GCG yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan sebagai variabel pemoderasi antara lain
manufaktur sektor aneka industri dengan kepemilikan institusional, kepemilikan
metode purposive sampling sesuai dengan manajerial, dewan komisaris independen
kriteria yang telah ditetapkan. dan komite audit. Kepemilikan institusional
Pengukuran konservatisme dihitung dengan menggunakan proporsi
menggunakan Non operating Acruals yang antara jumlah saham institusional dibagi
diperoleh dari pengurangan total acrual dengan jumlah modal saham perusahaan
dan operating Acrual. Perusahaan dengan yang beredar. Kepemilikan manajerial
non operating acrual negatif dikatakan diperoleh dari rasio antara total saham yang
menerapkan akuntansi konservatif. dimiliki manajeme dengan jumlah saham
VOL.9 NO. 1 MARET 2019 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 13
yang dikelola perusahaan. Dewan komisaris Begitu pula dengan Lafond dan Watts
independen diperoleh dengan memproporsi (2004) berpendapat bahwa pemanipulasian
antara jumlah anggota dewan komisaris laba dan overstatement dalam laporan
dari luar perusahaan dan jumlah dewan keuangan dapat dibatasi dengan penerapan
komisaris keseluruhan. Dan komite audit akuntansi yang konservatif sehingga terjadi
dihitung dari jumlah seluruh anggota komite peningkatan arus kas dan nilai perusahaan.
audit dalam periode tersebut. Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil
penelitian Haniati dan Fitriany (2010) yang
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN menyatakan bahwa selain dapat membatasi
Perusahaan sektor aneka industri kesempatan manajer untuk melakukan tindakan
yang masih tercatat dalam Indonesia Capital manipulasi laba, akuntansi konservatisme juga
Market Directory (ICMD) sebagai emiten mampu memperkecil kemungkinan terjadi
hingga 31 Desember 2016 sebanyak 32 konflik keagenan.
perusahaan, dari 32 perusahaan tersebut 4.2 H a s i l P e n g u j i a n K e p e m i l i k a n
sebanyak 17 perusahaan tidak menyajikan Institusional Memoderasi Pengaruh
data secara lengkap dan 5 perusahaan Konservatisme Akuntansi Terhadap
menyajikan laporan keuangan menggunakan Manajemen Laba
kurs selain Rupiah. Sehingga hanya 10 Tabel 3 dalam lampiran menunjukkan
perusahaan sektor aneka industri yang bahwa hipotesis kedua diterima. Sehingga
terdaftar di BEI dijadikan sampel dalam dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemilikan
penelitian ini. Penelitian ini menggunakan institusional memperkuat konservatisme
tahun pengamatan selama 5 tahun, yang akuntansi dalam hal mengurangi
terhitung dari tahun 2012 sampai dengan manajemen laba. Hal ini berarti fungsi
tahun 2016. Jadi total data yang dijadikan pengawasan dari kepemilikan institusional
sampel pengamatan dalam penelitian ini secara efektif akan mengurangi terjadinya
sebanyak 50 data annual report (lihat tabel 1 tindakan oportunistik berupa manajemen
dalam lampiran). laba. Sama dengan Sugiarto (2009)
yang menyatakan bahwa kepemilikan
4.1 Hasil Pengujian Pengaruh Konservatisme institusional merupakan monitoring agent
Akuntansi terhadap Manajemen Laba yang berfungi sebagai pengawas dengan
Penerapan prinsip kehati-hatian atau tingkat pengendalian terhadap manajemen
konservatisme akuntansi bertujuan agar yang sangat tinggi sehingga dengan adanya
perusahaan berhati-hati dalam memilih serta kepemilikan institusional akan menekan
menggunakan metode akuntansi, dalam dan mengurangi tindakan oportunistik
prinsip ini, perusahaan akan cenderung manajer berupa manajemen laba.
memperlambat pengungkapan pendapatan Hasil penelitian ini didukung oleh
sehingga laba yang dilaporkan tetap stabil penelitian Bayk dan Ramezanahmadi
tanpa ada kenaikan yang signifikan. Hal (2016), Arianwuri dkk. (2015), Hermanto
ini bertolak belakang dengan tindakan (2015), Maharani dan Ramantha (2014),
manajemen laba yang bertujuan untuk Kusumawardhani (2012), Fayoumi et al.
meningkatkan laba perusahaan (Savitri, (2008) serta Herni dan Susanto (2008)
2016). yang menyatakan bahwa kepemilikan
Berdasarakan data yang tersaji institusional berpengaruh terhadap
dalam tabel 3 pada lampiran, penelitian manajemen laba. Sejalan dengan hasil
ini membuktikan bahwa konservatisme tersebut Suranta dan Midiastuty (2005)
akuntansi berpengaruh terhadap manajemen mengatakan bahwa semakin besar
laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan monitoring yang dilakukan oleh pihak
penelitian yang dilakukan oleh Bayk dan institusional akan semakin memperkecil
Ramezanahmadi (2016) yang menyatakan kesempatan manajer untuk bertindak
bahwa konservatisme akuntansi memiliki oportunis. Begitu pula dengan Saputro, dkk.
pengaruh yang signifikan terhadap (2017) dalam penelitiannya mengatakan
manajemen laba ke arah negatif. Hal ini bahwa kepemilikan institusional dalam
sejalan dengan yang dijelaskan Tuwentina melakukan pengawasan bisa lebih objektif
dan Wirama (2014) bahwa konservatisme karena tidak berasal dari lingkungan
akuntansi berperan penting dalam hal yang sama dengan manajemen sehingga
membatasi manajer melakukan tindakan nantinya dapat mengendalikan pihak
manajemen laba. manajemen.

14 PENGARUH MODERASI DARI GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA HUBUNGAN ANTARA KONSERVA-
TISME AKUNTANSI DAN MANAJEMEN LABA
4.3 H a s i l P e n g u j i a n K e p e m i l i k a n berpengaruh baik memperkuat ataupun
Manajerial Memoderasi Pengaruh memperlemah konservatisme akuntansi
Konservatisme Akuntansi Terhadap terhadap manajemen laba.
Manajemen Laba. Ghillyer (2017) menyatakan bahwa
Variable kepemilikan manajerial semakin banyak dewan komisaris independen
berdasarkan data yang tersaji dalam tabel yang berperan sebagai dewan pengawas
3 menunjukkan bahwa tidak memoderasi sangat mampu mengurangi manajemen
pengaruh konservatisme akuntansi terhadap laba, namun pernyataan tersebut berbeda
manajemen laba. Sehingga dapat ditarik dengan Boediono (2005) yang menyatakan
kesimpulan bahwa kepemilikan manajerial bahwa penambahan dewan komisaris
tidak memperkuat ataupun memperlemah independen yang dilakukan justru membuat
pengaruh konservatisme akuntansi terhadap kinerja dewan menurun yang berakibat pada
manajemen laba. menurunnya efektivitas. Pendapat diatas
Keown, et al. (2010) berasumsi bahwa konsisten dengan pendapat Midiastuty dan
semakin tinggi kepemilikan manajerial maka Machfoedz (2003) yang menyatakan bahwa
akan berdampak langsung pada perilaku alat ukur efektivitas pengawasan ada pada
manajer yang menginginkan hasil serupa komunikasi, koordinasi dan pembuatan
dengan pemegang saham, berbanding keputusan bukan dari proporsi komisaris
terbalik dengan Soraya dan Harto (2014) independen.
yang menyatakan bahwa kepemilikan Penelitian ini mendukung penelitian
manajerial tidak memoderasi pengaruh yang dilakukan Nasution dan Setyawan (2007)
negatif konservatisme akuntansi terhadap bahwa jika suatu perusahaan memiliki dewan
manajemen laba. Artinya tinggi atau komisaris independen dalam jumlah banyak
rendahnya pengawasan yang dilakukan akan mempertinggi kemungkinan terjadinya
oleh manajerial tidak mempengaruhi manajemen laba. Hal ini disebabkan karena
tingkat manajemen laba karena kepemilikan ada kesulitan dalam melakukan koordinasi
manajerial akan mensejajarkan kedudukan antar dewan sehingga menghambat kinerja
manajer dengan pemegang saham lainnya dewan komisaris independen sebagai fungsi
sehingga pihak manajerial juga akan pengawasan.
bertindak selaras dengan para pemegang 4.5 Hasil Pengujian Komite Audit
saham lainnya (Sheikh dan Wang , 2012). Memoderasi Pengaruh Konservatisme
Hal ini dikarenakan manajer mempunyai Akuntansi Terhadap Manajemen Laba.
kepentingan pribadi mengenai dividen atau Variabel komite audit yang tersaji
return yang nantinya akan diperoleh dari dalam tabel 3 pada lampiran menunjukkan
saham tersebut sehingga menciptakan bahwa komite audit tidak memoderasi
kesempatan dimana laba dimanipulasi untuk pengaruh konservatisme akuntansi terhadap
mendapatkan return yang tinggi (Asward manajemen laba. Dengan kata lain, semakin
dan Lina, 2015). Sejalan dengan hasil banyak anggota komite audit maka tidak
tersebut Susanto (2013) dalam penelitiannya akan berimbas apapun pada hubungan
menyatakan bahwa kepemilikan manajerial antara konservatisme akuntansi terhadap
bukan merupakan bagian CGC yang manajemen laba.
mampu mengurangi tindakan manajemen Tugiman (1995) mendefinisikan komite
laba. Para manajer memiliki kontrol kuat audit sebagai sejumlah anggota dewan komite
didalam perusahaan karena memiliki banyak perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk
informasi mengenai perusahaan sehingga membantu auditor dalam mempertahankan
mempersulit pemegang saham eksternal independensinya dari manajemen. Karena
dalam mengendalikan tindakan manajer. fungsinya sebagai jembatan antara auditor dan
4.4 Hasil Pengujian Proporsi Dewan pihak manajemen, komite audit diharapkan
Komisaris Independen Memoderasi menjadi pihak netral yang nantinya menekan
Pengaruh Konservatisme Akuntansi manajer melakukan manajemen laba.
Terhadap Manajemen Laba. Namun Herni dan Susanto (2008),
Lampiran yang disajikan dalam tabel Suranta dan Midiastuty (2005), serta
3 menunjukkan bahwa proporsi dewan Darmawati (2003) menemukan bukti bahwa
komisaris independen tidak memoderasi komite audit dalam perusahaan tidak dapat
pengaruh konservatisme akuntansi terhadap menjalakan perannya dengan baik sehingga
manajemen laba. Sehingga keberadaan gagal dalam mendeteksi manajemen laba.
proporsi komisaris independen tidak Hal ini menunjukan bahwa kebanyakan
VOL.9 NO. 1 MARET 2019 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 15
perusahaan memiliki komite audit hanya Asian Journal of Bussiness and
sebagai syarat mekanisme GCG, selain hal Accounting, ISSN 1985-4064, pp. 89-
tersebut komite audit juga dinilai telah gagal 116.
dalam membantu dewan komisaris mengenai Alves, Sandra. 2012. Ownership Structure
kebijakan akuntansi dan pengawasan and Earnings Management : Evidence
internal (FCGI, 2005). from Portugal. Australasian Accounting
Bussiness and Finance Journal, Vol.6,
V. S I M P U L A N , KETERBATASAN pp. 57-74.
PENELITIAN, DAN SARAN Arianwuri, F Gumilang., Suhadak., R, Sri
Simpulan dari penelitian ini adalah Mangesti. 2015. Pengaruh Kepemilikan
konservatisme akuntansi berpengaruh Institusional dan Asimetri Informasi
signifikan terhadap manajemen laba. (Studi pada Perusahaan Manufaktur
GCG yang diwakilkan oleh kepemilikan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
institusional memoderasi pengaruh Tahun 2011-2013). Jurnal Administrasi
konservatisme akuntansi terhadap Bisnis, Vol. 23, No. 1.
manajemen laba. Sedangkan kepemilikan Astari, Genis. 2015. Analisis Pengaruh
manajerial, proporsi komisaris independen Kepemilikan Institusional Terhadap
dan komite audit tidak memoderasi Manajemen Laba Pada Perusahaan
pengaruh konservatisme akuntansi terhadap Perbankan yang terdaftar di Bursa
manajemen laba. Sehingga implikasi praktis Efek Indonesia Tahun 2013 - 2014.
dari penelitian ini adalah perusahaan wajib Jurnal. Fakultas Ekonomi Universitas
melaksanakan konservatisme akuntansi Negeri Surabaya, Surabaya.
untuk mengurangi tindakan oportunistik Astuti, Dewi S. Puji. 2004. Analisis Faktor-
manajer yang melakukan manajemen laba, Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
selain itu juga pentingnya peran GCG dalam Manajemen untuk Melakukan
memoderasi konservatisme akuntansi Manajemen Laba. Jurnal Keuangan
terhadap manajemen laba. dan Perbankan, Vol. 13, No.3, pp. 462-
Penelitian ini memiliki keterbatasan 474.
yang dapat dijadikan pertimbangan bagi Bayk, Maria., Ramezanamahdi, Mohammad.
peneliti selanjutnya, antara lain adalah: 2016. Studying The Moderatig Effect
obyek penelitian ini terbatas pada perusahan of The Corporate Governance on The
manufaktur sektor aneka industri, sehingga Relationship Between Accounting
hasilnya tidak bisa digunakan untuk Conservatism and Earnings
melakukan generalisasi pada semua jenis Management on The Stock Exchange.
perusahaan manufaktur di BEI. Berdasarkan International Journal of Humanities
keterbatasan tersebut, maka saran untuk and Cultural Studies, ISSN 2356-5926,
penelitian mendatang adalah memperluas pp.2607-2614.
objek penelitian agar hasilnya dapat Boediono, Gideon. 2005. Kualitas Laba:
mengeneralisasi untuk seluruh perusahaan Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
yang terdaftar di BEI. Governance dan Dampak Manajemen
Laba dengan Menggunakan Laba
Referensi dengan Menggunakan Analisis Jalur.
Simposium Nasional Akuntansi VIII,
Abed, Suzan., Al-Badainah, J., Serdaneh, Solo.
J.A. 2012. The Level of Conservatism Brigham, Eugene F dan Joul F Huston. 2014.
in Accounting Policies and Its Effect on Dasar-dasar Manajemen Keuangan.
Earnings Management. International Salemba Empat : Jakarta.
Journal of Economics and Finance, ISSN Cornett, Marcia Millon., Marcus, J. Alan.,
1916-971X, pp. 78-85. Tehranian, Hassan. 2008. Corporate
Ainul, Aida. 2004. Pengaruh Struktur Governance and Pay-For-Performance:
Kepemilikan Managerial terhadap The Impact of Earnings Management.
Utang. Jurnal Studi Bisnis. Vol. 2, No. Journal of Financial Economics, Vol.87,
1, pp. 19-30. pp.357-373.
Ali, S,M., Salleh, N.M., Hassan, Mohamat Darmawati, Deni. 2003. Corporate
S. 2008. Ownership Structure and Governance dan Manajemen Laba:
Earnings Management in Malaysian Suatu Studi Empiris. Jurnal Bisnis dan
Listed Companies : The Size Effect. Akuntansi, Vol. 5 No. 1, pp. 47 - 68.

16 PENGARUH MODERASI DARI GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA HUBUNGAN ANTARA KONSERVA-
TISME AKUNTANSI DAN MANAJEMEN LABA
Fayoumi, N.A., Abuyazed., Alexander, D. akuisisi”. Jurnal riset akuntansi
2010. Ownership Stucture and Earnings indonesia, pp. 243-267.
Management in Earning Markets: The Mahariana, I Dewa Gede Pingga., I
Case of Jordan. International Research Wayan Ramantha. 2014. Pengaruh
Journal of Financial & Economics, ISSN Kepemilikan Manajerial dan
1450-2887, Issue 38, pp. 28-47. Kepemilikan Institusional pada
Forum Corporate Governance Indonesia Manajemen Laba Perusahaan
(FCGI). 2005. Peranan Dewan Komisaris Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
dan Komite Audit dalam Pelaksanaan E-Jurnal Akuntansi Universitas
Tata Kelola Perusahaan (Corporate Udayana, ISSN 2302-8555, pp. 519-
Governance). Jakarta. 528.
Ghillyer, Andrew W. 2017. Bussiness Ethics Midiastuty, Pratana Puspa. Dan Mas’ud
Now. McGraw-Hill Education : New Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan
York. Mekanisme Corporate Governance dan
Hermanto, Wawan. 2015. Pengaruh Indikasi Manajemen Laba. Simposium
Kepemilikan Institusional, Ukuran Nasional Akuntansi 6, Surabaya.
Perusahaan, Leverage, Terhadap Nasution,Marihot dan Doddy Setiawan.
Manajemen Laba (Studi Empiris pada 2007. Pengaruh Corporate Governance
perusahaan manufaktut yang terdaftar Terhadap Manajemen Laba di Industri
di BEI Tahun 2010 - 2013). Naskah Perbankan Indonesia. Simposium
Publikasi. Universitas Muhammadiyah Nasional Akuntansi X, Makassar.
Surakarta. Prabaningrat, I G A A., A. A. GP. Widanaputra.
Herni dan Yulius K. Susanto. 2008. Pengaruh 2015. Pengaruh Good Corporate
Struktur Kepemilikan Publik, Praktik Governance dan Konservatisme
Pengelolaan Perusahaan, Jenis Industri, Akuntansi pada Manajemen Laba.
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan E-Jurnal Akuntansi Universitas
Risiko Keuangan terhadap Tindakan Udayana, ISSN 2302-8556, pp. 663-
Perataan Laba (Studi Empiris pada 676.
Industri yang Listing di Bursa Efek Pujiati, Diyah dan Erman Widanar. 2009.
Jakarta). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Pengaruh Struktur Kepemilikan
Indonesia, Vol. 23, No. 3, pp. 302-314. Terhadap Nilai Perusahaan: Keputusan
Jensen, M.C. and Meckling, W.H. 1976. Theory Keuangan sebagai Variabel Intervening.
of The Firm: Managerial Behavior, Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi
Agency Cost and Ownership Structure. Ventura, Vol. 12. No.1, pp. 71-86.
Journal of Financial Economics, Vol. 3, Ruwanti, Sri. 2016. Pengaruh Konservatisme
pp. 305-360. Akuntansi pada Manajemen Laba.
Keown, Arthur J et al. 2010. Dasar-dasar Jurnal Ekonomi dan Manajemen
Manajemen. Buku Dua. Edisi Pertama. Indonesia, Vol. 6, No. 1.
Salemba Empat : Jakarta. Said, R., Zainuddin, Y. and Haron, H. 2009.
Klein, A. 2002. Audit Committee, Board of The Relationship Between Corporate
Director Characteristic, and Earnings Social Responsibility Disclosure and
Management. Journal of Accounting Corporate Governance Characteristic
and Economics, Vol.3, pp. 375-401. in Malaysian Public Listed Companies.
Lafond, Ryan dan Watts, Ros L. 2004. The Social Responsibility Journal, Vol. 5,
Information Role of Conservatism. No. 2, pp. 212-226.
Journal of Accounting & Economics, 4 Savitri, Enni. 2016. Konservatisme
September, pp. 8-47. Akuntansi : Cara Pengukuran, Tinjauan
Liu, Jinghui. 2012. Board Monitoring, Empiris dan Faktor-Faktor yang
Management Contracting and Earning Mempengaruhinya. Pustaka Sahila :
Management: An Evidence from ASX Yogyakarta.
Listed Companies. International Journal Scott William R. 2009. Financial Accounting
of Economics and Finance, 4(12), pp. Theory. 5th Edition. Pretince Hall : NJ.
121-136. Soraya, Intan., Puji Harto. 2014. Pengaruh
Made, Sukartha. 2007. Pengaruh Manajemen Konservatisme Akuntansi Terhadap
Laba, kepemilikan manajerial dan Manajemen Laba dengan Kepemilikan
ukuran perusahaan pada kesejahteraan Manajerial sebagai Variabel
pemegang saham perusahaan target Pemoderasi. Diponegoro Journal Of
VOL.9 NO. 1 MARET 2019 Jurnal Riset Akuntansi JUARA 17
Accounting, ISSN (online) : 2337-3806, E-Journal Akuntansi Universitas
Vol. 3, No. 3, pp. 1-11. Udayana, ISSN : 2302 - 8556, pp. 185
Sugiarto. 2009. Struktur Modal, Struktur – 201.
Kepemilikan Perusahaan, Ujiyantho, Muh.Arief dan Pramuka,
Permasalahan Keagenan dan Informasi Bambang Agus. 2007. Mekanisme
Asimetri. Graha Ilmu : Yogyakarta. Corporate Governance, Manajemen
Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba teori Laba Dan Kinerja Keuangan (Studi
dan Model Empiris. Grasindo : Jakarta. Pada Perusahaan Go Publik Sektor
Suranta, Eddy, dan Pratama P. Midiastuty. Manufaktur). Simposium Nasional
2005. Pengaruh Good Corporate Akuntansi X, Unhas Makassar.
Governance Terhadap Praktek Watts, Ross. L. 2003. Conservatism in
Manajemen Laba. Konferensi Nasional Accounting Part 1 : Evidence and
Akuntansi. Research Opportunities”. Journal of
Susanto, Yulius Kurnia. 2013. “The Effect of Accounting and Economics, Vol. 18, pp.
Corporate Governance Mechanism on 1-97.
Earnings Management Practice (Case Wolk, I. H., M.G. Tearney., and J.L. Dodd.
Study on Indonesia Manufacturing 2001. Accounting Theory: A Conceptual
Industry)”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, and Institutional Approach. Edisi 5.
ISSN : 1410 – 9875, Vol. 15, No. 2, pp. South-Western College Publishing.
157-167. Xie, B., Davidson, D. III and DaDalt, P.J.
Tugiman, Hiro. 1995. Komite audit. PT. 2003. Earnings Management and
Eresco : Bandung. Corporate Governance : The Role of
Tuwentina, Putu., dan Dewa Gede Wirama. The Board and The Audit Committee.
2014. Pengaruh Konservatisme Journal of Corporate Finance, Vol. 9,
Akuntansi dan Good Corporate pp. 295-316.
Governance pada Kualitas Laba”.

Sumber : Output SPSS, data sekunder yang


diolah, 2018

18 PENGARUH MODERASI DARI GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA HUBUNGAN ANTARA KONSERVA-
TISME AKUNTANSI DAN MANAJEMEN LABA

Anda mungkin juga menyukai