Anda di halaman 1dari 11

TEOLOGI PB

KESELAMATAN

DOSEN PENGAMPU: THOMAS P.E.TARIGAN, M.PdK

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

ELFIANI NATALIA PURBA

ELFERIDE SITOHANG

CLARITA SIMARE-MARE

NAOMI LESTARI SILALAHI

WISLA SRI YANTI

ROSSINTA SEMBIRING

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SUMATERA UTARA

MEDAN 2019/ 2020


DAFTAR ISI

Daftar Isi .......................................................................... 1

Kata Pengantar .......................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 4

1.1. Injil Sinoptik .......................................................................... 4


1.2. Kisah Para Rasul .......................................................................... 5
1.3. Yakobus .......................................................................... 5
1.4. Ibrani .......................................................................... 6
1.5. Paulus .......................................................................... 7
1.6. Petrus .......................................................................... 7
1.7. Yudas .......................................................................... 8

BAB III PENUTUP .......................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 10


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan
kehendak-Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk mememnuhi tugas mata kuliah
Teologi PB 2. Adapun yang saya bahas dalam makalah ini mengenai “Keselamatan.”
Dalam penulisan makalah ini saya menemui berbagai hambatan yang dikarenakan
terbatasnya ilmu pengetahuan saya mengenai hal yang berkenaan dengan penulisan makalah
ini. Oleh karena itu saya mengucapkan bayak terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah, yang telah memberikan banyak ilmu kepada kami.
Saya menyadari makalah ini belum sempurna, karena itu saya mengharapkan saran
atau kritik yang bersifat membangun agar lebih baik dalam pengerjaan akan datang. Saya
juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain.
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang.  Didalam dunia
kerja, setiap organisasi memiliki sarana untuk menunjang keselamatan setiap karyawannya.
Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencagahan  kecelakaan saat melakukan
pekerjaan.  Di dalam Kekristenan konsep keselamatan merupakan salah satu pokok utama
dan menempati kedudukan yang berpusat dalam teologi Kristen.  Keselamatan di dalam
Kekristenan juga merupakan pelepasan atau penebusan dari dosa dan pengaruh dosa.
Kekristenan percaya bahwa tidak mungkin orang diselematkan kalau tidak percaya kepada
Kristus, yang telah mati di kayu salib.  Soteriologi, ajaran tentang keselamatan, harus
merupakan pokok bahasan yang paling luas dalam Alkitab. 1
Keselamatan tidak bisa diperoleh melalui usaha sendiri, baik dengan berbuat baik,
persembahan, meditasi atau melalui cara-cara yang diluar Kristus, Paulus mengajarkan bahwa
keselamatan bukanlah hasil upah dari perbuatan baik yang kita lakukan, melainkan karunia
atau rahmat dari Allah di dalam Titus 3:5-6. Keselamatan hanya diterima dan beri oleh
Kristus melalui kematian-Nya di kayu salib.  Syarat untuk menerima keselamatan dari
Kristus harus mengakui keberadaannya yang berdosa terlebih dahulu, kemudian dengan
menerima karya penebusan Kristus yang disebut sebagi pertobatan.2
Keselamatan merupakan penerapan Karya Kritus Terhadap Kehidupan Seseorang.
Oleh Karena itu, Doktrin keselamatan ini memiliki Daya Tarik dan hubungan khusus karena
berkaitan langsung dengan kebutuhan seseorang yang paling penting. Istilah Keselamatan
mungkin kelihatan mempunyai pengertian yang jelas bagi orang-orang yang mengenalnya.
Sekalipun demikian, bahkan dikalangan Kristen sekalipun, terdapat berbagai pengalaman
yang berbeda sekali mengenai arti kata sesunggunya.3

BAB II
1
C.Ryrie Charles. Teologi Dasar 2, ( Yogyakarta: Yayasan Andi, 1992) Hal . 15
2
http://www.sarapanpagi.org/keselamatan-vt3275.html
3
Miliard j. Erickson . Teologi Kristen. ( Malang : Gandum mas, 2004) Hal. 69
PEMBAHASAN
I.  Injil Sinoptik
Dari berbagai topik keselamatan yang ada di Injil sinoptik dapat diringkas menjadi
bagaimana para penulis Injil melihat kriteria untuk mendapatkan Keselamatan (Kerajaan
Allah), yaitu:
1.Menghasilkan buah. (Mat.13:1-23; Mrk.4:1-20; Luk.8:4-15)
2.Bertahan sampai kesudahan (setia) (Mat.10:22)
3.Bersedia diproses dan berubah (Mat.13:31-35)
4.Keselamatan sebagai harta yang paling berharga (Mat.13:44-46; Mrk.8:35)
5.Merendahkan diri(Mat.18:1-5)
6. Memiliki Iman (Luk.7:50)
Panggilan Allah untuk bertobat didalam Injil telah dituliskan Matius sejak awal
pelayanan Yesus, yaitu setelah Ia dicobai dipadang gurun, dan tampil pertama kali di Galilea,
Yesus memberitakan apa yang sebelumnya diberitakan oleh Yohanes Pembaptis, yaitu”
Berobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat” (Mat.3:2;4:17). Kabar pertobatan ini juga
diberitakan didalam Injil sinoptis lainnya (Mrk.1:15;Luk.3:3), tujuan pertobatan oleh penulis
Injil sinoptik diakui untuk masuk kedalam Kerajaan Sorga, sekalipun diungkapkan dengan
cara yang berbeda, seperti untuk tidak binasa menurut penulis Injil Lukas
(Mat.18:3;Mrk.1:15;Luk.13:3) Apakah pertobatan tersebut menghasilkan keselamatan, ketiga
penulis Injil sinoptik menulis dengan cara yang sama, melalui perumpamaan seorang
penabur, bahwa yang mencapai pada keselamatan sebagai buah dari pertobatan adalah
mereka yang menghasilkan buah, apakah 30 kali, 60 kali atau bahkan 100 kali.

Didalam injil sinoptik, kata keselamatan hanya satu kali diucapkan oleh Yesus,
sebagaimana yang dicatat dalam Luk.19:9. Ayat ini dapat mengacu kepada diri-Nya sendiri
sebagai kandungan keselamatan yang memberikan pengampunan kepada Zakheus, atau
kepada sesuatu yang nyata oleh perubahan tindakan yang dilakukan oleh pemungut cukai itu.
Luk. 18:26 dan konteksnya, menunjukkan bahwa keselamatan mengimbau hati yang
menyesal, sifat seperti kanak-kanak, ketidak berdayaan diri yang pasrah menerima, dan
penyangkalan segala sesuatu demi Kristus.

Kata keselamatan diucapkan hanya satu kali oleh Yesus (Lukas 19:9). Ayat itu dapat
mengacu kepada diriNya sendiri sebagai kandungan keselamatan yang memberikan
pengampunan kepada Zakheus, atau kepada sesuatu yg nyata oleh perubahan tindakan yang
dilakukan oleh pemungut cukai itu. Tapi Tuhan Yesus menggunakan kata kerja 'selamat' dan
istilah-istilah yg serupa, untuk menyatakan pertama-tama apa yang akan dilakukan-Nya
dalam kedatangan-Nya (Markus 3:4 secara implikatif, dan secara langsung Lukas 4: 18; 9:56;
Matius 18:11; 20:28), dan kedua, apa yang dituntut dari manusia (Markus 8:35; Lukas 7:50;
8:12; 13:24; Matius 10:22). Lukas 18:26 dan konteks nya, menunjukkan bahwa keselamatan
menghimbau hati yg menyesal, sifat seperti kanak-kanak, ketidakberdayaan diri yang pasrah
menerima, dan penyangkalan segala sesuatu demi Kristus - kondisi-kondisi yang mustahil
dapat di penuhi manusia tanpa bantuan.Kesaksian orang-orang lain terhadap karya
penyelamatan Tuhan Yesus. baik langsung (Matius 8:17) maupun tidak langsung (Markus
15:31). Ada Juga kesaksian dari nama-Nya sendiri (Matius 1:21, 23). Semua penggunaan
kata 'selamat' yang berbeda-beda ini. menvatakan bahwa keselamatan sudah hadir dalam
pribadi dan pelayanan Kristus, terutama dalam kematian-Nya.
II. Kisah Para Rasul
Kitab Kisah Para rasul melacak pemberitaan (bandingkan Kisah 16:17) keselamatan
dalam dampaknya. pertama atas orang banyak yg dihimbau dengan kata-kata 'berilah dirimu
diselamatkan dari angkatan yang jahat ini' (Kisah 2:40) melalui pertobatan (yang adalah
merupakan anugerah dan bg dari keselamatan, Kisah 11:18), pengampunan dosa, dan
penerimaan Roh Kudus; kemudian atas orang sakit. yang tidak tahu kebutuhannya yang
sesungguhnya, yang disembuhkan dengan Nama Yesus, satu-satunya Nama dengan mana kita
harus diselamatkan; dan ketiga, atas isi rumah penanya, 'Apakah yang harus saya lakukan
supaya selamat'!' (Kisah 16:30 dab).
a. Keselamatan melalui beriman kepada Kristus. (10:43)
b. Percaya mencakup pertobatan (20:21)
c. Keselamatan adalah melalui anugrah Allah. (Kis. 16:14; 18:27).
d. Keselamatan terlepas dari jasa bentuk apapun. (kis. 15).
III. Yakobus

Yakobus berbicara banyak tentang iman. Iman adalah cara manusia untuk dapat
mendekati Allah (1:6; 5:15); iman harus dalam Yesus (2:1); dan perbuatan manusia akan
mendemostrasikan realitas dari iman (2:18). Perbedaan antara Paulus dan Yakobus adalah
bukan iman versus perbuatan, melainkan perbedaan dari relasi. Yakobus menekankan
perbuatan dari orang percaya dalam relasi dengan iman dan Paulus perbuatan Kristus dalam
relasi dengan iman. Yak mengajarkan bahwa keselamatan bukanlah hanya' oleh iman' saja,
tapi juga oleh 'perbuatan' (Yakobus 2:24). Tujuannya ialah untuk membuyarkan harapan
siapa saja yang menggantungkan keselamatannya hanya pada pengetahuan intelektual tentang
keberadaan Allah, tanpa adanya perubahan hati yang mendampakkan perbuatan-perbuatan
yang adil. Yakobus bukannya membuang iman yang benar, tapi menekankan bahwa
kehadiran orang beriman nampak melalui perbuatan yang pada gilirannya menunjukkan daya
penyelamatan dari agama yang benar, yg sedang bekerja melalui firman Allah dalam hati. Ia
tak kalah dalam minatnya untuk membawa kembali orang-orang berdosa dari kesalahan
jalannya dan menyelamatkan nyawanya dari kematian (Yakobus 5:20).
IV. Ibrani
Keselamatan 'akbar' Ibrani melampaui bayangan-keselamatan PL. Keselamatan PB
dilukiskan dengan bahasa korban; korban-korban yang sering diulang dalam upacara PL,
mengenai terutama dosa-dosa yang tidak disengaja dan hanya menyediakan keselamatan
yang dangkal, digantikan dengan korban satu-satunya yg dipersembahkan oleh Kristus, Dia
sendiri yg adalah Imam dan sekaligus korban (Ibrani 9:26; 10:12). Pencurahan hidup-Nya
dan darah-Nya dalam kematian-Nya mengerjakan penebusan. sehingga sejak itu manusia
dengan hati nurani yang bersih dapat masuk ke hadirat Allah berdasarkan perjanjian baru, yg
disahkan oleh Allah melalui pengantaraan-Nya (Ibrani 9:15; 12:24). Surat Ibrani yang
menggarisbawahi penekanan macam itu kepada hal Kristus menyelesaikan soal dosa dengan
penderitaan-Nya dan kematian-Nya guna menyediakan keselamatan kekal, memandang juga
kepada kedatangan-Nya yg kedua kali, yang pada waktu itu tidak untuk menanggung dosa,
melainkan untuk menggenapi keselamatan umat-Nya dan pasti menganugerahkan kemuliaan
yang menyertai mereka (Ibrani 9:28)Dalam mengkontraskan Kristus dengan malaikat, penulis
menjelaskan bahwa fungsi dari malaikat adalah untuk menjadi penolong bagi mereka yang
telah mewarisi keselamatan. Ibrani juga menegaskan bahwa Keselamtan Kristus merupakan
puncak dari semua. Implikasi Kristus jauh lebih utama dari persembahan korban PL.
Keselamatan terlihat dalam Ia mengalami kematian bagi semua orang (2:9), dan melalui
kematian-Nya Ia membawa “banyak anak-anak pada kemuliaan” (2:10). Fakta bahwa
keselamatan dari Yesus dapat membawa banyak anak pada kemuliaan menekankan finalitas
dan jaminan hal itu. Penulis kemudian menekankan ketaatan dan ketundukan penuh dari
Kristus pada kehendak Bapa; melalui ketaatan yang sempurna Kristus telah menjadi sumber
keselamatan yang kekal (5:9).

V. Paulus
Paulus menyatakan bahwa kitab suci dapat memberi manusia “Hikmat dan menuntun
ke keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus” (2 Timotius 3 : 15) dan menyediakan
sarana-sarana yang penting untuk menikmati keselamatan yang penuh. Keselamatan
disediakan sebagai anugrah dari Allah yang adil, yang berbuat dalam rahmat kepada pendosa
yang tidak layak. Pendosa yang oleh anugrah iman, percaya kepada keadilan Kristus,
memberikan kepada pendosa yang tidak layak itu (yaitu memperhitungkan baginya keadilan
Kristus yang sempurna ), mengampuni dosa-dosaNya, mendamaikan dia dengan diriNya (2
korintus 5 : 18; Rom 5 :11; Kolose 1 : 20) mengangkatnya menjadi keluargaNya (Gal 4 :
5;Kor 1:22) memberinya materai, kesungguhan, dan buah sulung dari rohNya di dalam
hatinya, dan dengan demikian menjadikannya makhluk baru.
Oleh Roh yang sama sarana keselamatan berrikutnya memampukan dia berjalan
dalam kehidupan yang baru, sambil makin mematikan perbuatan-perbuatan daging dalam
(Rom 8: 13) sampai akhirnya Ia jadikan sama dengan Kristus (Rom 8:29) dan
keselamatannya digenapi dalam kemuliaan (Fil 3:21).
Allah menetapkan kita untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus.4

VI. Petrus

Sebagaimana yang telah dicatat pada pembahasan sebelumnya, Petrus menekankan karya
keselamatan Kristus: Ia adalah korban yang sempurna, seperti domba yang tak bercacat dan
bercela (1Pet.1:19); Ia tidak berdosa(1Pet.1:22); Ia mati sebagai pengganti sekali untuk kita
semua, yang tanpa salah bagi orang yang bersalah (1Pet.3:18). Petrus menekankan tindakan,
bahwa Ia dibunuh untuk kita. Kristus mati bagi orang berdosa (1Pet.2:24). Ia menebus
mereka dari perbudakan dosa (1Pet.1:18).
Keselamatan Kristus direncanakan sejak kekekalan (1Pet.1:20), tetapi dinyatakan dalam
sejarah. Ia menyelesaikan keselamatam melalui kebangkitan-Nya, memberikan orang percaya
suatu hidup yang penuh pengharapan. (1Pet.1:3).

         

 VII.  Yudas

4
Jacobs Sy.T. Paulus Hidup, Karya dan Teologinya, ( Yogyakarta : BPK.GM, 1983) Hal. 264
Yudas menujukan suratnya pada “mereka yang dipanggil.” Dalam pernyataan ini Yudas
menunjuk pada doktrin pemilihan. Kata “dipanggil” adalah bagi mereka yang telah dipanggil
secara efektual pada keselamatan berdasarkan anugrah Allah yang efektif. Anugrah Allah
itulah yang tidak dapat ditolak oleh manusia. Yudas lebih lanjut menekankan sekuritas dari
keselamatan dengan menegaskan bahwa Allah akan memampukan orang percaya untuk
berdiri dihadapan kemuliaan hadirat-Nya (ayat 24)
Yudas 3, dalam mengacu kepada 'keselamatan kita bersama', memikirkan sesuatu yg
berkaitan dengan 'iman bersama' dalam Titus 1:4, dan menghubungkannya dengan 'iman'
(bandingkan Efesus 4:5) untuk mana orang percaya harus berjuang. Keselamatan ini meliputi
kebenaran-kebenaran yg menyelamatkan, hak-hak istimewa, tuntutan-tuntutan, dan
pengalaman-pengalaman pembaca-pembacanya yang bermacam-macam. Dalam ayat 22 dab
ia dengan keras ingin menerapkan keselamatan ini kepada berbagai kelompok orang yang
dalam kebimbangan, bahaya dan kemerosotan.5

BAB III

5
http://brotherjohn777.blogspot.com/2017/09/konsep-keselamatan-dalam-pb.html
KESIMPULAN

Keselamatan hanya didalam Yesus Kristus. Sebab Yesus sendiri berkata : Kata Yesus
kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yoh 14:6). Kemudian Petrus  dan Yohanes 
menegaskan dihadapan Mahkamah Agama bahwa : Kis 4:12 Dan keselamatan tidak ada di
dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama
lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan. “Jadi Ayat-ayat
ini menujukan ketunggalan keselamatan didalam Yesus Kristus.
Keselamatan adalah anugerah Allah semata-mata. Manusia menerima keselamatan
dari Allah hanya karena iman, bukan karena perbuatan. Setelah menerima keselamatan
dengan cara demikian, manusia harus mengerjakan keselamatan itu di dalam kehidupan
melalui perbuatan-perbuatan yang manusia lakukan dan kerjakan. Jika manusia tidak aktif
mengerjakan keselamatan dengan cara  demikian sesudah ia menjadi percaya, itu
menunjukkan bahwa iman yang diakuinya dengan mulut itu adalah iman yang mati. Itu
tandanya bahwa ia belum sungguh-sungguh mengalami keselamatan.
          Manusia tidak diselamatkan karena perbuatan. Tetapi perbuatan-perbuatan merupakan
tanda apakah iman itu benar-benar hidup, sekaligus perbuatan-perbuatan itulah yang akan
meningkatkan kadar iman orang percaya. 

DAFTAR PUSTAKA
Charles. C.Ryrie.1992, Teologi Dasar 2. Yogyakarta : Yayasan Andi
http://www.sarapanpagi.org/keselamatan-vt3275.html
Erickson. Miliard j. 2004, Teologi Kristen. Malang : Gandum mas
T. Jacobs Sy. 1983, Paulus Hidup, Karya dan Teologinya. Yogyakarta : BPK.GM
http://brotherjohn777.blogspot.com/2017/09/konsep-keselamatan-dalam-pb.html

Anda mungkin juga menyukai