Anda di halaman 1dari 3

USIA = semakin bertambahnya usia akan terjadi

proses penuaan sehingga menyebabkan penurunan


metabolisme kolagen sehingga terjadi degredasi jaringan,
penurunan kekuatan otot dan lain-lain
sama dengan penelitian Monarchi (2014), yang
menyatakan bahwa semakin bertambahnya usia seseorang
maka kemungkinan terjadinya penurunan fungsi anatomic
dan fungsional organ-organ tubuh semakin besar dan
hernia adalah salah satu penyakit yang dapat ditimbulkan
oleh bertambahnya usia
Merry (2017) juga meneliti tentang hubungan antara
usia dengan hernia inguinalis di RS Dr. Soedarso
Pontianak pada tahun 2010 dimana hasilnya juga
menunjukkan bahwa pertambahan usia berbanding lurus
dengan tingkat kejadian hernia ingunalis dan hernia
inguinalis paling banyak pada usia diatas 45 tahun.18
IMT = tidak terdapat hubungan yang signifikan antara indeks
massa tubuh dan hernia inguinalis.

Hasil pada penelitian ini kemungkinan juga disebabkan oleh


faktor-faktor lain karena data yang diperoleh dari sampel yang ada
cenderung merata sehingga sulit menyimpulkan untuk mengetahui
pengaruh IMT dalam peningkatan kejadian hernia inguinalis.
Kemudian hal ini juga dipengaruhi oleh jumlah sampel yang diteliti
kurang banyak dan pada sampel yang ada mempunyai faktor lain
yang lebih mempengaruhi terjadinya peningkatan hernia inguinalis
seperti Usia, Aktifitas fisik dan lain-lain.

Dan juga menurut Zendejas et al (2013) mengemukakan bahwa


secara umum, faktor yang mempengaruhi hernia inguinalis adalah
usia dan jenis kelamin.21

Hasil dari penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan


oleh Aisyah (2013) tentang Faktor yang berhubungan dengan
kejadian hernia inguinalis di RS Dr. Soedarso Pontianak. Dimana
pada penelitian tersebut didapatkan tidak ada hubungan antara IMT
dengan angka kejadian hernia inguinalis dengan nilai p = 0,091.19

Kemudian hasil ini juga sama dengan yang dikemukakan oleh


Hatif (2014) dimana sampel yang didapatkan pada penelitian
tersebut menggambarkan bahwa tidak ada hubungan antara IMT
dengan hernia inguinalis.20

Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Fahmi O Aram


di Yaman tahun 2009 yang menunjukkan bahwa IMT (obesitas)
merupakan faktor resiko terjadinya hernia inguinalis. Hal ini karena
obesitat secara alami akan memiliki tekanan internal yang lebih besar
yang dengan mudah dapat mendorong jaringan lemak dan organ
internal menjadi hernia.14, 14
AF = terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas
fisik dan hernia inguinalis. Hal ini juga sesuai dengan teori
yang ada dimana Tekanan intra-abdomen akan
meningkat tergantung jenis pekerjaan atau aktivitas fisik
seseorang.
Teori dan penelitian ini juga didukung oleh penelitian
Svendsen (2013) tentang Risk and prognosis of inguinal
hernia in relation to occupational mechanical exposures.
Dimana pada penelitian tersebut menggambarkan bahwa
durasi pekerjaan juga dapat meningkatkan faktor resiko
terjadinya hernia inguinalis yaitu pada pekerjaan sedang
dan berat yang dilakukan secara berulang atau selama
lebih dari 1 bulan dengan peningkatan risiko sebesar 4
kali.22
Hasil ini juga didukung juga oleh penelitian case
control yang dilakukan oleh Fahmi O Aram, dimana pada
penelitiannya menggambarkan bahwa pekerjaan berat
mempunyai hubungan yang signifikan terhadap terjadinya
hernia inguinalis.
Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih
menggambarkan hubungan aktivitas fisik dengan hernia
inguinalis diperlukan penelitian yang lebih terkhusus kepada
aktivitas fisik karena pada penelitian ini mempunyai
beberapa faktor perancu seperti kebiasaan sehari-hari
pasien yang tidak diketahui jelas.

Anda mungkin juga menyukai