Anda di halaman 1dari 6

Nama : fadilla azzahra suhendar

NIM : 1910111047

3 Metode Sistem Pendukung Keputusan

1. Metode AHP (Analytic Hierarchy Process)


Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh seorang
profesor matematika asal Irak, Thomas L. Saaty. Metode AHP merupakan metode
yang dikembangkan untuk membantu mengambil suatu keputusan berdasarkan
alternatif pilihan dan kriteria yang ‘diadu’ satu per satu.
Dalam mengambil keputusan, kita biasanya dihadapkan dengan berbagai
alternatif pilihan dan berbagai kriteria. Jika altenatif pilihan itu hanya ada dua, kita
mungkin tidak kesulitan untuk memilih alternatif yang terbaik. Namun, kita akan
kesulitan menentukan alternatif terbaik dari bermacam-macam alternatif. Nah, metode
AHP dapat membantu kita dalam menghadapi kesulitan ini.
Metode AHP akan ‘mengadu’ satu lawan satu dari semua alternatif yang ada.
Kemudian satu per satu alternatif tersebut ditabulasi untuk dihitung skornya. Adapun
alternatif pilihan yang memiliki skor tertinggi merupakan alternatif pilihan yang
terbaik dari lainnya.
Metode AHP memiliki banyak kelebihan, salah satunya dapat memecahkan
permasalahan yang tergolong kompleks melalui sebuah pendekatan sistem dan
pengintegrasian secara deduktif. Selain itu, kelebihan metode AHP di antaranya:
 Metode AHP dapat menjadikan suatu permasalahan yang luas dan tidak
terstruktur menjadi model yang fleksibel dan mudah dipahami;
 Metode AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan
nilai prioritas masing-masing elemen kriteria;
 Metode AHP mempertimbangkan suatu nilai konsistensi yang logis dalam
penilaian yang digunakan untuk menentukan suatu priotitas;
 Metode AHP dapat mewakili pemikiran ilmiah yang cenderung
mengelompokkan elemen sistem ke dalam level-level yang berbeda di mana
masing-masing level memuat elemen yang serupa;
 Metode AHP mempertimbangkan prioritas relative masing-masing faktor yang
terdapat pada sistem sehingga pengambil keputusan dapat menentukan
alternatif pilihan terbaik berdasarkan tujuan sesuai dengan yang diharapkan;
 Metode AHP dapat membuat pengambil keputusan menyaring definisi dari
suatu persoalan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka
melalui proses pengulangan.
Di samping itu, metode AHP juga memiliki kelemahan, di antaranya:
 Metode AHP hanya berupa metode matematis, tanpa disertai dengan uji
statistik berdasarkan data historis permasalahan yang terjadi. Sehingga,
metode ini tidak memiliki batas kepercayaan dan informasi pendukung yang
kuat dari kebenaran model yang terbentuk;
 Metode AHP bergantung pada input utama. Input utama yang dimaksud ialah
penafsiran subyektivitas seorang ahli. Model juga tidak akan berarti jika
seorang ahli itu menyampaikan penafsiran yang salah.
Contoh Implementasi :
Perusahaan ingin merekrut 1(satu) pegawai baru berdasarkan kriteria yang sudah
ditetapkan;
a. berusia 20 – 25 tahun
b. berjenis kelamin laki-laki / Wanita
c. Pendidikan minimal SMA/SMK
d. dapat berkerjasama dalam tim
Terdapat 3 orang yang mendaftar anggap saja A,B,C, berdasarkan CV yang disertakan
keempat orang tersebut memasuki kriteria yang sudah ditetapkan, jika seperti itu
maka perusahaan dapat menngunakan metode AHP untuk pengambilan keputusan.
Setelah dilihat Kembali CV keempat orang tersebut ternyata C adalah seseorang yang
termasuk aktif dalam organisasi baik saat SMA maupun kuliah, sehingga perusahaan
memilih C sebagai pegawai baru yang direkrut karena C berdasarkan pengalaman
organisasi lebih banyak dibanding ketiga orang lainnya sehingga diharapkan dapat
berkerjasama lebih baik dalam tim.

2. Metode WP (Wighted Product)


Metode Wighted Product (WP) pertama kali disebutkan oleh Bridgman dalam
sebuah artikel. Metode WP merupakan salah satu metode sistem pendukung
keputusan yang berguna untuk memecahkan persoalan dengan menggunakan
perkalian untuk menghubungkan rating atribut, di mana rating harus dipangkatkan
terlebih dahulu dengan bobot atribut yang bersangkutan. Proses ini juga disebut
sebagai proses normalisasi.

Berikut langkah-langkah penerapan metode WP:


 Menentukan sejumlah kriteria yang akan dijadikan patokan untuk mengambil
keputusan;
 Menentukan input awal dan akhir guna mengubah nama inputan menjadi nilai
rating kecocokan;
 Menentukan bobot setiap kriteria;
 Mengubah data input menjadi nilai rating kecocokan;
 Melakukan perbaikan bobot pada masing-masing kriteria. Caranya ialah
dengan menjumlahkan bobot setiap kriteria yang dilanjutkan dengan setiap
bobot awal kriteria dibagi dengan hasil penjumlahan bobot kriteria;
 Menentukan nilai vektor alternatif. Caranya ialah dengan mengalikan data
nilai rating kecocokan (yang berpangkat positif) dari hasil perbaikan bobot
kriteria.

Berikut rumus untuk menormalisasikan nilai:


n
Si=∏ X Wj
ij
j =1

Dengan I = 1,2,…..m. Sementara nilai ‘m’ menunjukkan jumlah alternatif yang telah
dievaluasi, dan nilai Xij menunjukkan nilai rating kecocokan alternatif ke-‘I’ terhadap
kriteria ke-‘j’.

Preferensi relatif dari setiap alternatif, diberikan sebagai:

Dengan I = 1,2,…..,m. Sementara nilai ‘n’ menunjukkan jumlah kriteria yang


digunakan dalam perhitungan.
Metode WP sangat cocok diterapkan untuk pengambilan keputusan yang sederhana.
Adapun kelebihan dari metode ini di antaranya:

 Metode WP lebih sederhana dibandingkan metode-metode simtem pendukung


keputusan (SPK) lainnya;
 Metode WP mudah dipahami;
 Metode WP menggunakan perhitungan yang tidak begitu kompleks;
 Metode WP memiliki variable Cost and Benefit, yang berperan untuk
menentukan kriteria yang berpengaruh terhadap keputusan.
Di samping itu, metode WP juga memiliki kekurangan, di antaranya:

 Metode WP belum se-akurat dengan metode-metode simtem pengambil


keputusan lainnya;
 Metode WP hanya dapat digunakan pada proses nilai yang memiliki nilai
rentang.
Contoh Implementasi :
Pada proses seleksi calon karyawan baru BPJS Kesehatan dilakukan dengan
serangkaian tes yang terdiri dari empat tahap penilaian yaitu: tes tulis uji skill, tes
psikologi, tes kesehatan dan tes wawancara. Tiap-tiap penilaian tersebut
diperhitungkan dan dipertimbangkan sesuai kebutuhan perusahaan. Selama ini dalam
proses seleksi calon karyawan mengalami kesulitan karena masih membandingkan
hasil tes calon karyawan satu persatu untuk menentukan calon karyawan baru. Proses
ini membutuhkan waktu yang lama. Selain itu, dengan sistem seleksi calon karyawan
yang lama, menimbulkan unsur penilaian yang subyektif. Maka dibangunlah suatu
sistem pendukung keputusan dengan metode Weighted Product (WP) sebagai solusi
alternatif pilihan, sehingga berjalan efektip dan mengurangi terjadinya penilaian
secara subyektif. Dari data pengujian, dapat disimpulkan bahwa sistem mampu
menyediakan alternatif pilihan dengan efektip dan mengurangi unsur subyektifitas
dengan margin of error 90% jika dibandingkan dengan sistem seleksi yang lama.

3. Metode SAW (Simple Addictive Weighting)


Metode Simple Addictive Weighting (SAW) ialah metode penjumlahan
terbobot. Metode SAW menuntut pengambil keputusan untuk menentukan bobot bagi
setiap atribut. Skor total untuk alternatif diperoleh melalui penjumlahan seluruh hasil
perkalian antara rating dan bobot setiap atribut. Adapun rating setiap atribut harus
bebas dimensi atau telah melewati proses normalisasi matriks sebelumnya.
Metode SAW termasuk salah satu metode sistem pendukung keputusan yang
banyak digunakan, terutama dalam menghadapi Multiple Attribute Decision Making
(MADM). MADM yang dimaksud di sini adalah metode yang digunakan untuk
mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria-kriteria tertentu.

Metode SAW sangat cocok diimplementasikan di kehidupan masyarakat,


seperti pemilihan siswa berprestasi, rekomendasi pencari kerja terbaik, penilaian suatu
pekerja atau karyawan di suatu perusahaan dan lainnya. Dengan metode ini,
diharapkan pengambil keputusan mendapatkan hasil yang efisien dan mengurangi
subyektifitas.

Berikut langkah-langkah penerapan metode SAW:

 Menentukan sejumlah kriteria yang akan dijadikan patokan dalam mengambil


keputusan;
 Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada masing-masing kriteria;
 Membuat matriks keputusan berdasakan kriteria;
 Melakukan normalisasi matriks dengan berpatokan persamaan yang
disesuaikan dengan jenis atribut. Sehingga nanti diperoleh matriks
ternormalisasi;
 Hasil akhir diperoleh melalui proses perankingan. Maksud perankingan di sini
ialah penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi dengan vektor bobot.
Sehingga, akan diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik
sebagai solusi pemecahan masalah.

Adapun rumus untuk melakukan normalisasi yakni sebagai berikut:

Keterangan:

 rij: nilai rating kinerja ternormalisasi;


 xij: nilia atribut yang dimiliki dari masing-masing kriteria;
 Max xij: nilai terbesar dari setiap kriteria I;
 Min xij: nilai terkecil dari setiap kriteria I;
 benefit: bila nilai terbesar ialah terbaik;
 cost: jika nilai terkecil ialah terbaik, yang mana rij adalah rating kinerja
ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut ‘Cj’, ‘i = 1,2,…,m dan ‘j = 1,2,
…,n.
Nilai preferensi untuk setiap alternatif diberikan sebagai berikut:

Keterangan:

 Vi: rangking untuk setiap alternatif;


 Wj: nilai bobot dari setiap kriteria;
 Rij: nilai rating kinerja ternormalisasi.
 Nb: nilai Vi yang lebih besar menunjukkan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.

Contoh Implementasi :
Proses dalam penentuan lokasi baru memiliki beragam persoalan antara lain sulit
dalam menentukan lokasi ATM serta hasil keputusan yang cenderung subjektif. Oleh
karena itu perlunya suatu pengembangan sistem pendukung keputusan yang dapat
membantu pengambil keputusan menentukan calon lokasi mana yang sesuai dengan
kriteria yang diminta seperti jumlah penduduk, jarak dengan bank, jarak dengan ATM
pesaing dan sebaginya. Pengambilan keputusan yang menggunakan metode Simple
Additive Weighting dipandang sesuai karena dapat menentukan nilai bobot dari tiap
kriteria yang kemudian akan dilakukan proses perankingan yang akan menyeleksi
calon lokasi terbaik. Produk sistem pendukung keputusan ini mencakup proses
pemilihan calon lokasi, penambahan data lokasi, kecamatan, proses perhitungan dan
perankingan menggunakan metode SAW serta pembuatan laporan untuk lokasi mana
saja yang dipilih menjadi lokasi ATM baru yang semua proses tersebut
terintegrasisebagai suatu sistem pendukung keputusan pada Bank untuk wilayah kota
Palembang.
Sumber Referensi :
https://kelasqu.id/macam-macam-metode-sistem-pendukung-keputusan-spk/
https://media.neliti.com/media/publications/289129-implementasi-metode-simple-
additive-weig-1f433ebc.pdf
https://www.researchgate.net/publication/327467134_Implementasi_Metode_Weighte
d_Product_Wp_Pada_Sistem_Pendukung_Keputusan_Seleksi_Calon_Karyawan_BPJ
S_Kesehatan_Tasikmalaya

Anda mungkin juga menyukai