Anda di halaman 1dari 22

RENCANA TINDAK LANJUT

KONSEP DASAR SUPERVISI MANAJERIAL DAN ASPEK-ASPEK


YANG TERKAIT DENGAN KOMPETENSI SUPERVISI
MANAJERIAL

Diklat Teknis Subtantif


Penguatan Kompetensi Pengawas
Angkatan III

NAMA : ROHMAN, S.Ag.M.Pd

NIP : 19720605 200312 1 001

TEMPAT TUGAS : KEMENAG MESUJI

KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN PALEMBANG
TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN WIDYAISWARA

DIKLAT TEKNIS SUBTANTIF PENGUATAN KOMPETENSI PENGAWAS

MATERI :PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS

NAMA : ROHMAN,S.Ag.M.Pd

NIP : 197206052003121004

TEMPAT TUGAS : KEMENAG KAB. MESUJI

Disusun sebagai salah satu syarat kegiatan RencanaTindak Lanjut Diklat Teknis
Substantif Penguatan Kompetensi Pengawas SeProvinsi Lampung

Bandar Lampung, 18 Januari 2020

Penulis Pembimbing,

ROHMAN,S.Ag.M.Pd Dra.Hodijah,M.Pd
NIP: 197206052003121004 NIP. 196606152003122002
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkankan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas kasih
karunia yang dilimpahkan-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Kepegawaiaan Negara yang
diberikan oleh ibu dosen kami.

Semoga tugas ini dapat bermanfaat dan berkenan di hati ibu dosen pengasuh
mata kuliah Adminisrtasi Kepegawaiian Negara.serta dapat menambah pengetahuan
kami sebagai mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Betapa pun kami berusaha seteliti
dan secermat mungkin dalam mengerjakan makalah ini sebagai manusia biasa tidaklah
luput dari salah, untuk itu kami nantikan koreksi dan kritik serta petunjuk dari dosen
pengasuh Mata kuliah Administrasi Kepegawaiian Negara agar kami sebagai
mahasiswa bisa lebih baik di kemudian hari, atas segala kekurangan, kami mohon maaf
karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Tuhan dan segala kesalahan dan
kekurangan datang dari manusia

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.

Penulis

ROHMAN,S.Ag
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

       Supervisi merupakan salah satu strategi untuk memastikan bahwa seluruh langkah
pada proses penyelengggaraan dan semua komponen hasil pendidikan yang akan
dicapai memenuhi target. Supervisi adalah strategi manajemen yang terdiri atas
serangkaian kegiatan untuk memastikan bahwa mutu yang diharapkan dalam proses
perencanaan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi memenuhi standar yang telah
ditentukan. Praktik supervisi selalu berubah seiring dengan tumbuhnya kesadaran para
pemangku kepentingan untuk meningkatkan penjaminan mutu. Kesadaran akan
pentingnya meningkatakan mutu terkait dengan peran, fungsi, dan pembagian tugas
dalam organisasi. Pelaksanaannya selalu terkait pada konsistensi lembaga, kegiatan
akademik, profesionalisme, dan kesungguhan penyelenggara pendidikan akan
pentingnya memastikan bahwa mutu yang diharapkan dapat terus terjaga sejak langkah
perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauannya.
       Ditinjau dari objek yang disupervisi, maka terdapat tiga macam bentuk supervisi,
yaitu supervisi akademik, supervisi manajerial dan supervisi lembaga. Supervisi
akademik yaitu menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah
akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan
pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses pembelajaran. Supervisi
manajerial yaitu menitikberatkan pengamatan supervisor pada spek-aspek administrasi
yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran. Dan
supervisi lembaga yaitu menyebarkan objek pengamatan supervisor pada spek-aspek
yang berada di sekolah.
       Berdasarkan uaraian di atas, pada kesempatan kali ini, kelompok kami akan
membahas mengenai supervisi manajerial yaitu mengenai konsep dasar dan aspek-
aspek kompetensi supervisi manajerial.
B. Rumusan Masalah

       Dalam menyusun makalah ini penulis sengaja menyusun rumusan masalah sebagai
titik pijak agar pembahasan makalah ini lebih terfokus.       Adapun rumusan
masalahnya yaitu sebagai berikut:
1.      Apa pengertian supervisi manajerial ?
2.      Apa tujuan, prinsip, peranan dan sasaran supervisi manajerial ?
3.      Kompetensi apa saja yang harus dimiliki supervisor manajerial ?
4.      Apa metode dan tekhnik yang digunakan dalam supervisi manajerial ?
5.      Apa program supervisi manajerial ?

C. Tujuan

       Adapun tujuan penulisan makalah ini selain untuk diajukan sebagai tugas
kelompok mata kuliah Administrasi Pendidikan juga bertujuan untuk mengetahui :
1.      Pengertian supervisi manajerial
2.      Tujuan, prinsip, peranan dan sasaran supervisi manajerial
3.      Kompetensi supervisor manajerial
4.      Metode dan tekhnik supervisi manajerial
5.      Program supervisi Manajerial
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Supervisi Manajerial

       Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan dalam
rangka membantu kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya guna
meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.

       Supervisi ditujukan pada dua aspek yakni: manajerial dan akademik. Supervisi
manajerial menitikberatkan pada pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan
administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya
pembelajaran. Sementara supervisi akademik menitikberatkan pada pengamatan
supervisor terhadap kegiatan akademik, berupa pembelajaran yang baik di dalam
maupun di luar kelas.

       Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah /Madrasah (Direktorat


Tenaga Kependidikan, 2009:20) dinyatakan bahwa supervisi manajerial adalah
supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung
dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencangkup perencanaan,
koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumberdaya manusia
(SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya.

B.     Tujuan Supervisi Manajerial

       Memampukan (enabling)  kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan


meningkatkan kinerjanya dalam mengelola dan memimpin sekolah/madrasah untuk
meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di madrasah secara berkelanjutan
(http://mohyani.blogspot.com/2012/12/kompetensi-supervisi-manajerial.html).
D. Prinsip-prinsip Supervisi Manajerial

       Beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam supervisi manajerial, adalah:


1.      Pengawas harus menjauhkan dir dari sifat otoriter, dimana bertindak sebagai
atasan dan kepala sekolah/guru sebagai bawahan
2.      Supervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis.
Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus bersifat terbuka, kesetiakawanan,
dan informal (Dodd, 1972)
3.      Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi bukan tugas
bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu –wakitu jika ada kesempatan (Alfonso
dkk., 1981 dan Weingartner, 1973)
4.      Supervisi harus demokratis. Supervisi tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervisi. Titik tekan supervisi yang demokratis adalah aktif dan kooperatif
5.      Program supervisi harus integrasi. Di dalam setiap organisasi pendidikan terhadap
bermacam-macam sistem perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan
(Alfonso, dkk 1981)
6.      Supervisi harus komprehensif. Program supervisi harus mencakup keseluruhan
aspek, karena hakikatnya suatu aspek pasti terkait dengan aspek lainnya
7.      Supervisi harus konstruktif. Supervisi bukanlah sekali-kali untuk mencari
kesalahan-kesalahan guru
8.      Supervisi harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi
keberhasilan program supervisi harus obyektif . obyektivitas dalam penyusunan
program berarti bahwa program supervisi itu harus disusun berdasarkan persoalan dan
kebutuhan nyata yang dihadapi sekolah.[1]
E. Peranan Supervisi Manajerial

       Di dalam buku Jerry H. Makawimbang (2011:79) dalam melaksanakan supervisi


manajerial, pengawas sekolah memiliki peranan khusus sebagai :
1.      Konseptor yaitu menguasai metode, teknik, dan prinsip-prinsip supervisi dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

2.      Programmer yaitu menyusun program kepengawasan berdasarkan visi, misi,


tujuan, dan program pendidikan di sekolah.

3.      Komposer yaitu menyusun metode kerja dan instrumen kepengawasan yang


diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawas di sekolah.

4.      Reporter yaitu melaporkan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjutinya untuk


perbaikan program pengawasan berikutnya di sekolah.

5.      Builder yaitu

a)      Membina kepala sekolah/madrasah dalam pengelolaan (manajemen) dan


administrasi sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah
dan

b)      Membina guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan bimbingan konseling di


sekolah:

1)      Supporter yaitu mendorong guru dan kepala sekolah/madrasah dalam


merefleksikan hasil-hasil yang dicapai untuk menemukan kelebihan dan kekurangan
dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah

2)      Observer yaitu memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah dan

3)      User yaitu memanfaatkan hasil-hasil pemantauan untuk membantu kepala sekolah


dalam menyiapkan akreditasi sekolah.
F. Sasaran Supervisi Manajerial

       Supervisi manajerial menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek


administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya
pembelajaran. Sasaran supervisi manajerial adalah membantu kepala sekolah dan
tenaga kependidikan di sekolah di bidang administrasi sekolah yang meliputi :
1.      Administrasi kurikulum
2.      Administrasi keuangan
3.      Administrasi sarana prasarana/perlengkapan
4.      Administrasi tenaga kependidikan
5.      Administrasi kesiswaan
6.      Administrasi hubungan dan masyarakat dan
7.      Administrasi persuratan dan pengarsipan[2]
F.     Kompetensi Supervisor Manajerial

       Kompetensi utama seorang supervisor terletak pada kemampuan personalnya.


Persyaratan untuk semua supervisor, yaitu: teknikal, human, manajerial atau
administrative. Ketiga kompetensi tersebut disebut gabungan keterampiilan (skill mix).
Dimensi teknikal berkaitan dengan kemampuan menggunakan pengetahaun, metode,
tekhnik, dan peralatan dalam melaksanakan kurikulum dan sistem pengalamannya.
Keterampilan manajerial mencangkup perencanaan, organisasi, staffing, pendelegasian
tanggung jawab, manajemen. Keterampilan manajerial supervisor juga mencangkup
kemampuan menghubungkan kerja unit dengan unit yang lain bagian dari lembaga
pendidikan. Kerja unit ini bisa berupa hasil kerja guru satu dengan lainnya atau kerja
dari staf administrasi sebagai pendukungnya.
       Keterampilan human dalam supervisi merupakan kemampuan mempengaruhi
orang lain agar mau melakukan perubahan untuk perbaikan atau peningkatan. Untuk itu
seorang supervisor harus mampu berkomunikasi dengan baik, termasuk kemampuan
menyampaikan saran dengan baik, yaitu
mudah dipahami. Jadi seorang supervisor  harus menguasai pengetahuan tentang
substansi yang dipantau dan dievaluasi, memiliki keterampilan berhubungan dengan
orang lain termasuk berkomunikasi, dan memiliki keterampilan dalam pengelolannya.
       Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh supervisor dapat juga disebut
sebagai berikut:
1.      Mampu melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang tepat.
2.      Mampu melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan program pendidikan
sesuai dengan prosedur yang tepat.
3.      Memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik supervisi.
4.      Menyusun program supervisi pendidikan.
5.      Melaksanakan program supervisi pendidikan.
6.      Memanfaatkan hasil-hasil supervisi.
7.      Melaksanakan umpan balik dari hasil supervisi.
       Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang supervisor dalam
melaksanakan tugas dan tunggung jawab dalam rangka pembinaan dan penyegaran
terhadap peningkatan mutu pendidikan adalah sebagai berikut:
1.      Kepribadian
a.       Menyadari akan tugass dan tanggung jawabnya sebagai pengawas satuan
pendidikan yang professional:
b.      Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang berkaitan dengan
kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas profesinya.
c.       Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang profesional.
2.      Manajerial
a.       Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.
b.      Menyusun program kepengawasan berdassarkan visi-misi-tujuan dan program
sekolah-sekolah binaanya.
c. Menyusun metode kerja dan berbagai instrumen yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan.
d.      Membina kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan berdasarkan
manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS).
e.       Membina kepala sekolah dalam melaksanakan administrasi satuan pendidikan
meliputi administrasi kesiswaan, kurikulum dan pembelajaran, pendidikan dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, keuangan, lingkungan sekolah dan
peran serta masyarakat.
f.       Membantu kepala sekolah  dalam menyusun indicator keberhasilan mutu
pendidikan di sekolah.
g.      Membina staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya.
h.      Memotivasi pengembangan karir kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan
lainnya sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
i.        Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan pada sekolah-sekolah binaanya dan
menindak lanjutinya untuk perbaikan mutu pendidikan dan program pengawasan
berikutnya.
j.        Mendorong guru dan kepala sekolah untuk menemukan kelebihan dan
kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya.
k.      Menjelaskan berbagai inovasi dan kebijakan pendidikan kepala guru dan kepala
sekolah.
l.        Memantau pelaksanaan inovasi dan kebijakan pendidikan pada sekolah-sekolah
binaanya.[3]

G. Metode dan Tekhnik Supervisi Manajerial

1. Metode-metode supervisi manajerial

       Dalam buku Jamal Ma’mur Asmani (2012:115) merujuk pada tulisan yang
dipublikasikan oleh Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan Depdiknas (2008), berikut adalah beberapa metode supervisi manajerial
yang dapat dikembangkan oleh para pengawas sekolah.
a.      Monitoring dan Evaluasi
       Metode utama yang dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan dan supervisi
manajerial yaitu monitoring dan evaluasi. Monitoring adalah suatu kegiatan yang
ditunjukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah.
Misalnya, mencari kesesuaian penyelenggaraan pendidikan dengan rencana, program
dan/atau standar yang telah ditetapkan. Selain itu, juga menemukan hambatan-
hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan program (Rochiat, 2008: 115).
       Monitoring berpusat pada pengontrolan selama program berjalan dan bersifat
klinis. Melalui monitoring, dapat diperoleh umpan-balik bagi sekolah atau pihak lain
yang terkait untuk menyukseskan ketercapaian tujuan. Aspek-aspek yang dicermati
dalam monitoring adalah hal-hal yang dikembangkan dan dijalankan dalam Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS). Dalam melakukan monitoring ini, tentunya pengawas
harus melengkapi diri dengan perangkat atau daftar isian yang memuat seluruh
indicator sekolah yang harus diamati dan dinilai.
       Secara tradisional, pelaksanaan pengawasan melibatkan tahapan (a) menetapkan
standar untuk mengukur prestasi, (b) mengukur prestasi, (c) menganalisis prestasi atas
standar yang harus dipenuhi, dan (d) mengambil tindakan apabila prestasi kurang/tidak
memenuhi standar (Nanang Fattah, 1996: 102). Dalam perkembangan trakhir,
kecendrungan pengawas dalam dunia pendidikan juga mengikuti sesuatu yang
dilakukan pada industri, yaitu dengan menerapkan total quality control. Pengawasan ini
tentu saja terfokus pada pengendalian mutu dan bersifat internal.
       Oleh karena itu, pada akhir-akhir ini, setiap lembaga pendidikan umumnya
memiliki unit penjaminan mutu. Sedangkan, evaluasi ditunjukan mengetahui tingkat
kesuksesan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah atau keberhasilan yang telah dicapai
dalam kurun waktu tertentu. Tujuan evaluasi utamanya adalah untuk (a) mengetahui
tingkat keterlaksanaan program, (b) mengetahui keberhasilan program, (c) mendapat
bahan/masukan dalam perncanaan tahun berikutnya, dan (d) memberikan penilaian
(judgment) terhadap sekolah.
b.  Refleksi dan Focused Group Discussion

       Sesuai dengan paradigma baru dalam manajemen sekolah, yaitu pemberdayaan dan
partisipasi, maka judgment  keberhasilan atau kegagalan sebuah sekolah dalam
melaksanakan program atau mencapai standar bukan hanya menjadi otoritas pengawas
sekolah. Hasil monitoring yag dilakukan oleh pengawas sekolah hendaknya
disampaikan secara terbuka kepada pihak sekolah, terutama kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan guru.
      Secara bersama-sama, pihak sekolah dapat melakukan refleksi terhadap data yang
terkumpul, kemudian menemukan sendiri faktor-faktor penghambat dan pendukung
yang selama ini mereka rasakan. Forum untuk ini dapat berbentuk Focused Group
Discussion (FGD), yang melibatkan unsur-unsur stakeholder sekolah. Diskusi
kelompok terfokus ini dapat dilakukan dalam beberapa putaran sesuai dengan
kebutuhan, tujuan dari FGD adalah untuk menyatukan
pandangan stakeholder mengenai realitas kondisi (kekuatan dan kelemahan) sekolah,
dan menentukan langkah-langkah starategis maupun operasional yang akan diambil
untuk memajukan sekolah. Peran pengawas sekolah dalam hal ini adalah sebagai
fasilitator sekaligus narasumber apabila diperlukan untuk memberikan masukan
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.

c.   Metode Delphi
       Metode Delhpi dapat digunakan oleh pengawasan sekolah dalam membatu pihak
sekolah merumuskan visi, misi dan tujuannya. Sesuai dengan konsep MBS, dalam
merumuskan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), sebuah sekolah harus memiliki
rumusan visi, misi, dan tujuan yang jelas, serta realistis yang digali dari kondisi
sekolah, peserta didik, potensi daerah, dan  pandangan seluruh stakeholder.
       Sejauh ini, kebanyakan sekolah merumuskan visi dan misi dalam susunan kalimat
“yang bagus”, tanpa dilandasi filosofi dan pendalaman terhadap potensi yang dimiliki.
Akibatnya, visi dan misi tersebut tidak realistis, dan tidak memberikan inspirasi kepada
warga sekolah untuk mencapainya.
       Metode Delphi merupakan cara yang efisien untuk melibatkan
banyak stakeholder  sekolah tanpa memandang faktor-faktor status yang sering menjadi
kendala dalam sebuah diskusi atau musyawarah. Misalnya, sekolah mengadakan
pertemuan bersama antara sekolah, dinas pendidikan, tokoh masyarakat, orang tua
murid dan guru. Dengan demikian, biasanya pembicaraan hanya didominasi oleh
orang-orang berbicara di forum. Selebihnya, peserta hanya menjadi pendengar yang
pasif.
       Metode Dephi dapat disampaikan oleh pengawas sekolah kepada kepala sekolah
ketika hendak mengambil keputusan yang melibatkan banyak pihak.
       Langkah-langkahnya, menurut Gorton (1976:26-27), adalah sebagai berikut:
a.       Mengidentifikasiindividu atau pihak-pihak yang dianggap memahami persoalan
dan hendak diminta pendapatnya mengenai pegembangan sekolah.
b.      Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara tertulis tanpa
disertai nama/identitas.
c.Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar urutannya sesuai dengan
jumlah orang yang berpendapat sama.
d.      Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai pihak tersebut
untuk diberikan urutan prioritasnya.
e.       Mengumpulkan kembali urutan prioritas menurut peserta, dan menyampaikan
hasil akhir prioritas keputusan dari seluruh peserta yang minta pendapatnya.

d.      Wokhsop
          Wokshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang dapat ditempuh
oleh pengawas sekolah dalam melakukan supervise manajerial. Metode ini tentunya
bersifat kelompok dan dapat melibatkan beberapa kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
dan/atau perwakilan komite sekolah.
       Penyelenggaraan wokhsop ini tentu disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya,
dan dapat diselenggarakan bersama dengan kelompok kerja kepala sekolah atau
organisasi sejenis lainnya. Sebagai contoh, pengawas sekolah dapat mengambil inisiatif
untuk mengadakan wokhsop tentang pengembangan KTSP, sistem administrasi, peran
serta masyarakat, sistem penilaian, dan lain sebagainya.
       Empat metode supervise manajerial tersebut bertujuan mengembangkan kualitas
manajemen. Sehingga, semua program yang direncanakan berjalan dengan baik dan
sukses. Tentu, dalam pelaksanaan supervise ini, harus melihat situasi dan kondisi,
khususnya kondisi intelektualdan keuangan. Misalnya, saat
mengadakan wokhsop,  tentu membutuhkan kesiapan keungan yang memadai.
      Empat macam supervisi tersebut,mulai pembelajaran, akademik, klinis, hingga
manajerial, memberikan gambaran kepada supervisor agar berani melakukan uji coba
secara keseluruhan, mengetahui dan menentukan supervisi yang paling efektif
(semuanya mempunyai kelemahan dan keunggulan), dan melihat problem yang
terjadidi lapangan, supervisor tidak boleh berpangku tangan, menyerahkan masalah
kepada guru tanpa ada bimbingan, pengabdian, dan pengorbanan.
2.  Tekhnik-tekhnik Supervisi Manajerial
       Dalam pelaksanaan supervisi manajerial, pengawas dapat menerapkan teknik
supervisi individual dan kelompok. Teknik supervisi individual di sini adalah
pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada kepala Sekolah atau personil lainnya yang
mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan.

       Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih. Kepala-kepala Sekolah yang diduga, sesuai
dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-
kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama.
Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau
kebutuhan yang mereka hadapi (http://uray-
iskandar.blogspot.com/2012/06/penggunaan-metode-dan-teknik-supervisi.html).

H.    Program Supervisi Manajerial

       Dalam buku Jerry H. Makawimbang (2011:122-132) program supervisi pendidikan


adalah rincian kegiatan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
mutu proses dan hasil belajar. Kegiatan tersebut menggambarkan hal-hal apa yang akan
dilakukan, bagaimana melakukannya, fasilitas apa yang diperlukan, kapan dilakukan
dan cara untuk mengetahui berhasil tidaknya usaha yang dilakukan itu.  Seorang
pengawas perlu memahami bahwa kegiatan apapun yang dilakukannya bertujuan untuk
memperbaiki proses dan hasil belajar mengacu pada terjadinya perubahan prilaku
mengajar guru ke arah yang lebih baik.
Tabel Program Supervisi

MATRIKS PROGRAM SUPERVISI


PENGAWASAN PENGAWASAN
AKADEMIK MANAJERIAL
TUGAS
(Teknis Pendidikan dan (Administrasi dan
Pembelajaran) Manajemen Sekolah)
1.      Proses dan hasil belajar1.      Penjaminan/ standar
siswa mutu pendidikan
2.      Penilaian hasil belajar 2.      Penerimaan siswa
3.      Ketahanan belajar baru
4.      Standar mutu hasil 3.      Rapat guru dan staf
belajar siswa sekolah
5.      Pengembangan profesi4.      Hubungan sekolah
Monitoring
guru dan masyarakat
6.      Pengadaan dan 5.      Pelaksanaan ujian
pemanfaatan sumber- sekolah
sumber belajar 6.      Program-program
pengembangan sekolah
7.      Administrasi sekolah
8.      Manajemen sekolah
1.      Kinerja guru 1.      Kinerja sekolah,
2.      Pelaksanaan kepala sekolah dan staf
kurikulum/MP sekolah
3.      Pelaksanaan 2.      Pelaksanaan
pembelajaran kurikulum sekolah
4.      Praktikum/studi 3.      Manajemen sekolah
lapangan 4.      Kegiatan antar
5.      Kegiatan sekolah binaan
Supervisi
ekstrakurikuler 5.      Kegiatan in service
6.      Penggunaan media, alat training (pen-didikan
bantu dan sumber belajar dalam jabatan) bagi
7.      Kemajuan kemampuan kepala sekolah, guru,
siswa staf.
8.      Lingkungan belajar 6.      Pelaksanaan kegiatan
inovasi sekolah
7.      Penyelenggaraan
administrasi sekolah
Penilaian 1.      Proses pembelajaran 1.      Peningkatan mutu
dan bimbingan SDM
2.      Lingkungan belajar 2.      Penyelenggaraan
3.      Sistem penilaian inovasi sekolah
4.      Pelaksanaan inovasi 3.      Akreditasi sekolah
pembelajaran 4.      Pengadaan sumber
5.      Kegiatan peningkatan daya pendidikan
kemampuan profesi guru5.      Kemajuan
pendidikan
Pembinaan/ 1.      Guru dalam 1.      Kepala sekolah
Pengembangan mengembangkan media dalam mengelola
dan alat bantu pendidikan
pembelajaran 2.      Tim kerja dan staf
2.      Memberikan contoh sekolah dalam
inovasi pembelajaran meningkatkan kinerja
3.      Guru dalam sekolah
pembelajaran/ bimbingan3.      Komite sekolah
yang efektif dalam meningkatkan
4.      Guru dalam partisivasi masyarakat
meningkatkan 4.      Kepala sekolah
kompetensi profesional dalam meningkatkan
5.      Guru dalam inovasi pendidikan
melaksanakan penilaian 5.      Kepala sekolah
proses dan hasil belajar dalam meningkatkan
6.      Guru dalam kemampuan
melaksanakan penelitian profesional
tindakan kelas (PTK) 6.      Staf sekolah dalam
7.      Guru dalam melaksanakan tugas
meningkatkan dan administrasi
kompetensi pribadi sosial sekolah
dan pedagogik 7.      Kepala sekolah dan
staf dalam
kesejahteraan sekolah
Pelaporan dan Tindak1.      Kinerja guru dalam 1.      Kinerja sekolah,
Lanjut melaksanakan kepala sekolah dan staf
pembelajaran 2.      Standar mutu
2.      Kemajuan belajar siswa pendidikan dan
3.      Pelaksanaan dan hasil pencapaiannya
inovasi pembelajaran 3.      Pelaksanaan dan
4.      Pelaksanaan tugas hasil inovasi
kepengawasan pendidikan
5.      Tindak lanjut hasil 4.      Pelaksanaan tugas
kepengawasan untuk kepengawasan
program pengawasan manajerial dan hasil-
selanjutnya hasilnya
5.      Tindak lanjut untuk
program pengawasan
selanjutnya

BAB III
KESIMPULAN

       Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah /Madrasah (Direktorat


Tenaga Kependidikan, 2009:20) dinyatakan bahwa supervisi manajerial adalah
supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung
dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencangkup perencanaan,
koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumberdaya manusia
(SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya.

       Tujuan supervisi manajerial yaitu memampukan (enabling) kepala sekolah, guru,


dan tenaga kependidikan meningkatkan kinerjanya dalam mengelola dan memimpin
sekolah/madrasah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di madrasah
secara berkelanjutan. Kemudian prinsip-prinsip supervisi manajerial yaitu supervisi
harus dilakukan secara berkesinambungan, supervisi harus demokratis, program
supervisi harus integrasi, supervisi harus  komprehensif, supervisi harus konstruktif,
supervisi harus obyektif, dsb. Dalam melaksanakan supervisi manajerial, pengawas
sekolah memiliki peranan khusus sebagai konseptor, programmer, komposer, reporter
dan builder. Adapun sasaran supervisi manajerial adalah membantu kepala sekolah dan
tenaga kependidikan di sekolah di bidang administrasi sekolah.
       Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh supervisor yaitu mampu
melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang tepat, mampu melakukan
monitoring, evaluasi dan pelaporan program pendidikan sesuai dengan prosedur yang
tepat, memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik supervisi, menyusun program
supervisi pendidikan, melaksanakan program supervisi pendidikan, memanfaatkan
hasil-hasil supervisi, melaksanakan umpan balik dari hasil supervisi.
       Metode-metodenya yaitu monitoring dan evaluasi, refleksi dan focused group
discussion, metode delphi, dan workshop dan Teknik-tekhnik supervisi yaitu tekhnik
individual dan kelompok.
       Untuk program supervisi manajerial terdapat pada tabel dalam pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Tips Efektif Suverpisi Pendidikan Sekolah. Jogjakarta:


DIVA press.
Dirjen PMPTK Depdiknas. 2009. Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial (Bahan
Belajar Mandiri Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah) . Jakarta.
Makawimbang, Jerry H. 2011. Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:
Alpabeta.
Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alpabeta.
Sahertian,  A. Piet. 1981. Prinsip & tehnik SUPERVISI PENDIDIKAN. Surabaya:
Usaha Nasional.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2012. Manajemen Pendidikan. Bandung:
Alpabeta.

Daftar Laman
http://mohyani.blogspot.com/2012/12/kompetensi-supervisi-manajerial.html ( di akses
pada hari jumat, 27 Maret 2015, pukul 22:24).
http://uray-iskandar.blogspot.com/2012/06/penggunaan-metode-dan-teknik-
supervisi.html (di akses pada hari minggu, 29 Maret 2015, pukul 11:00).
[1] Dirjen PMPTK Depdiknas,  Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial (Bahan
Belajar Mandiri Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah) , Jakarta, 2009.
[2] Jerry H. M., Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung: Alpabeta,
2011, hal. 87.
[3] Ibid. Hal. 90.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai