Anda di halaman 1dari 1

4.

Rekaman ulang suara Soekarno

Pembacaan naskah teks proklamasi adalah peristiwa bersejarah yang sangat


penting. Karena hal tersebut menandakan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pernahkah kamu mendengar suara asli Bung Karno yang biasanya diputar di media-
media ataupun di museum-museum bersejarah, seperti contohnya Monumen
Nasional (Monas)?

Banyak yang mengira suara Bung Karno pada rekaman tersebut adalah suara asli
Bung Karno pada saat pembacaan naskah proklamasi yang sudah di sebar luaskan.
Padahal sebenarnya, suara tersebut bukanlah suara asli yang direkam langsung
saat pembacaan proklamasi pada 17 Agustus 1945, melainkan sekitar tahun 1950
atau sekitar 5 tahun setelah kemerdekaan.

Jika bukan karena Jusuf Ronodipuro yang merupakan pendiri RRI, meminta
Presiden Soekarno kembali merekam pembacaan teks proklamasi kemerdekaan.
Maka, sekarang kita tidak dapat mendengar suara Soekarno saat membacakan
naskah proklamasi. Karena Soekarno beranggapan pembacaan teks proklamasi
hanya berlaku satu kali dan tidak bisa diulang, maka hanya akan dibacakan satu kali
saja.

Argumentasi Jusuf membuat Bung Karno berpikir ulang mengenai keputusannya.


Hingga akhirnya Bung Karno setuju suaranya direkam sekali lagi pada saat
membacakan naskah proklamasi. Setelah sesi rekaman itu barulah Teks proklamasi
mulai digandakan pada tahun 1959 hingga sekarang akhirnya bisa kita dengar.

Anda mungkin juga menyukai