Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ESTI RISTANTI

NIM : 131611133129 / A2

1. CARA PENULARAN KHUSUS MELALUI MODE OF TRANSMISSION


Unsur Penyebab Dikelompokkan Dalam :
a.Kelompok arthropoda (serangga) seperti scabies, pediculosis, dll.
b. Kelompok cacing/helminth baik cacing darah maupun cacing perut.
c.Kelompok protozoa sepertiplasmodium, amuba, dll.
d. Fungus atau jamur baik uni maupunmultiselular.
e. Bakteri termasuk spirochaeta maupunricketsia.
f. Virus sebagai kelompok penyebabyang paling sederhana.
Sumber Penularan
1. Penderita
2. Pembawa kuman
3. Binatang sakit
4. Tumbuhan/benda
Cara Penularan
1. Kontak langsung
2. Melalui udara
3. Melalui makanan atau minuman
4. Melalui vector
Keadaan Pejamu
1. Keadaan umum
2. Kekebalan
3. Status gizi
4. Keturunan
Cara keluar dari sumber dan cara masuk kepejamu melalui :
1.mukosa atau kulit
2.saluran pencernaan
3.saluran pernapasan
4.saluran urogenitalia
5.gigitan, suntikan, luka
6.placenta

2. PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI


AIRBORNE (UDARA)

1. Tempatkan pasien di ruang isolasi bertekanan negatif


2. Batasi gerakan. Transport pasien hanya kalau diperlukan saja dan berikan masker bedah
3. Pakai APD masker bedah saat melakukan pemeriksaan atau tindakan
4. Batasi jumlah pengunjung
5. Berikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa orang yang rentan tidak diperbolehkan
masuk ruangan pasien
6. Berikan edukasi kepada keluarga pasien tentang cara pemakaian Alat Pelindung Diri
(APD) masker bedah
7. Berikan edukasi tentang Etika Batuk dan Bersin
8. Google (kaca mata) dipakai saat melakukan tindakan dengan kemungkinan timbul
aerosol
9. Lakukan dekontaminasi dan pembersihan ruangan dengan cara :
10. Ganti korden pasien dengan korden yang bersih
11. Bersihkan dengan clorine 0.5% semua dinding, mebelair ruangan yang kontak dengan
petugas dan pasien
12. Bersihkan exhaust fan
13. Masukkan linen kotor pada wadah linen non infeksius apabila tidak terkontamionasi
dengan cairan tubuh pasien
14. Dokumentasikan dalam Checklist Pembersihan Ruangan Bertekanan Negatif setelah
pelaksanaan selesai.

3. PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI


DROPLET (PERCIKAN)

1. Tempatkan pasien di ruang terpisah sejauh mungkin atau paling pinggir/pojok, bila tidak
mungkin kohorting
2. Pertahankan pintu terbuka, tidak perlu penanganan khusus terhadap udara dan ventilasi
3. Batasi gerak dan transportasi pasien
4. Batasi droplet dari pasien dengan mengenakan masker pada pasien
5. Anjurkan pasien untuk menerapkan Hygiene Respirasi/Etika Batuk dengan benar
6. Pakailah masker bedah bila bekerja dalam radius 1 meter terhadap pasien
7. Peralatan untuk perawatan pasien tidak perlu penanganan khusus, karena mikroba tidak
bergerak jarak jauh

4. PENGELOLAN PASIEN DENGAN KEWASPADAAN BERBASIS TRANSMISI


KONTAK

1. Tempatkan pasien di ruang rawat terpisah, atau letakkan pasien di tempat paling pinggir
atau pojok atau diberi jarak > 1 meter antar TT
2. Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain
3. Batasi gerak dan transport pasien hanya kalau perlu saja
4. Pakailah sarung tangan bersih non steril jika melakukan tindakan ke pasien
5. Ganti sarung tangan setelah kontak dengan bahan infeksius, misalnya feses, cairan drain,
dan segera lepas sarung tangan tersebut
6. Lepas sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien dan cuci tangan dengan antiseptik
7. Pakailah gaun/skort bersih saat masuk ruang pasien untuk melindungi baju dari kontak
pasien, permukaan lingkungan, barang di ruang pasien, cairan tubuh pasien. Lepaskan
gaun sebelum ke luar dari ruang pasien
8. Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain
9. Bila memungkinkan peralatan non kritikal dipakai untuk 1 pasien atau pasien dengan
mikroba yang sama
10. Bersihkan dan disinfeksi peralatan sebelum dipakai untuk pasien lain.

5. PENANGANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR MELALUI UDARA

1. Jelaskan kepada pasien mengenai perlunya tindakan-tindakan pencegahan ini.


2. Letakkan pasien di dalam satu ruangan tersendiri.
3. Jika ruangan tersendiri tidak tersedia, kelompokkan kasus yang telah dikonfirmasi secara
terpisah dari kasus yang belum di konfirmasi atau sedang didiagnosis. Bila ditempatkan
dalam satu ruangan, jarak antar tempat tidur harus lebih dari 2 (dua) meter dan diantara
tempat tidur harus ditempatkan penghalang fisik seperti tirai atau sekat.
4. Jika memungkinkan, upayakan ruangan tersebut dialiri udara bertekanan negatif yang
dimonitor (ruangan bertekanan negatif) dengan 6-12 pergantian udara per jam dan sistem
pembuangan udara keluar atau menggunakan saringan udara partikulasi efisien tinggi
(filter HEPA) yang termonitor sebelum masuk ke sistem sirkulasi udara lain di rumah
sakit.
5. Jaga pintu tertutup setiap saat.
6. Pastikan setiap orang yang memasuki ruangan memakai APD yang sesuai yaitu masker.
Bila perlu memakai gaun, pelindung wajah atau pelindung mata dan sarung tangan.
7. Bila perlu pakai sarung tangan bersih, non steril ketika masuk ruangan.
8. Bila perlu pakai gaun yang bersih, non steril ketika masuk ruangan jika akan
berhubungan dengan pasien atau kontak dengan permukaan atau barang-barang di dalam
ruangan.
9. Pada saat akan memasuki dan meninggalkan kamar harus cuci tangan.
10. Semua alat yang terkontaminasi oleh sekresi pasien harus didesinfeksi.

Sumber : Armaidi Darmawan. 2016. Epidemiologi Penyakit Menulardan Penyakit Tidak


Menular. Jambi : Ilmu Kedokteran Kerja Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi

Anda mungkin juga menyukai