Tugas tidak terstruktur ini mungkin agak jarang diberikan oleh guru.
Kadang diberikan sekali dalam satu semester. Tugas tidak
terstruktur biasanya diberikan dalam bentuk proyek. Nah, tugas
dalam bentuk proyek inilah yang memerlukan waktu yang sangat
lama.
Bagi guru
Mengetahui letak kekurangan dan kelebihan guru dalam
melaksanakan pembelajaran
Mengukur kemampuan siswa sehingga akan memudahkan
guru dalam merencanakan bimbingan kepada siswa yang
masih sangat kurang.
Meningkatkan profesionalisme guru didalam melaksanakan
pembelajaran
Kesimpulan
Tugas terstrukur adalah sebuah tugas yang diberikan kepada siswa
dalam upaya meningkatkan pemahamannya terhadap suatu materi
pembelajaran, dimana waktu pengumpulan tugas terstrutur
ditentukan oleh guru, bisa pada pembelajaran berikutnya atau
keesokan harinya. Dan siswa harus menyelesaikan tugas tersebut
dan menyerahkannya pada batas waktu yang sudah ditentukan.
Apapun jenis tugas yang anda berikan baik itu terstruktur dan tidak
terstruktur semua harus diperhatikan dengan baik. Terutama
kemampuan siswa anda, jangan sampai menyiksa siswa anda.
Mengkaji dan
memetakan KD (KD)
agar diketahui
karakteristiknya. Hal ini
perlu dilakukan guna
merancang strategi dan
metode yang akan
digunakan pada
kegiatan tatap muka,
tugas terstruktur, dan
mandiri tidak terstruktur.
Mendeskripsikan KD
secara lebih rinci dan
terukur ke dalam
rumusan indikator kompetensi. Indikator berguna untuk merancang kegiatan
pembelajaran yang diperlukan. Indikator yang dominan pada prinsip dan prosedural
misalnya, menyarankan kegiatan pembelajaran dengan strategi diskoveri inkuiri.
Membuat desain pembelajaran dalam bentuk silabus atau desain umum pembelajaran
seperti disajikan dalam Contoh Desain Umum Pembelajaran Sistem SKS.
Menjabarkan silabus atau desain pembelajaran dalam bentuk rancangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP) tiap pertemuan.
Melaksanaan pembelajaran sesuai dengan silabus/desain pembelajaran dan RPP.
Melakukan penilaian proses maupun hasil belajar untuk mengukur pencapaian
kompetensi
Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu
dari semula 32, 32, dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk masing-masing kelas VII,
VIII, dan IX. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap
yaitu 40 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi
Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses
pembelajaran yang berorientasi siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa
aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran
penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk melakukan
pengamatan, menanya, asosiasi, menyaji, dan komunikasi. Proses pembelajaran
yang dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu respon
peserta didik karena mereka belum terbiasa.Selain itu, bertambahnya jam belajar
memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari semula 32,
32, dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk masing-masing kelas VII, VIII, dan IX. Sedangkan
lama belajar untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu 40 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru
memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi
siswa aktif belajar.