Anda di halaman 1dari 7

RIYANPEDIA.

com - Pengertian tugas terstrukur dan tidak


terstruktur.Mendengar kata tugas bagi Anda sebagai pendidik atau
yang memiliki anak masih duduk di bangku sekolah, tugas adalah
hal rutin yang diberikan guru. Kadang guru memberikan tugas
dengan jumlah yang bisa dikatakan sangat banyak dan tidak jarang
tidak memberikan tugas sama sekali. Bagaimana dengan Anda
sebagai guru, berapa frekuensi tugas yang anda berikan? 

Dalam memberikan tugas guru tidak selalu berpatokan setiap hari


ada tugas, setiap hari ada PR dan tugas besok harus sudah dikumpul.
Tugas yang diberikan guru memiliki jenis tugas terstruktur dan tidak
terstruktur. Bagaimana kedua tugas tersebut? Dimanakah perbedaan
tugas terstruktur dengan tugas tidak terstruktur, selengkapnya akan
dibahas berikut ini.

Pengertian tugas terstrukur


Tugas terstrukur adalah sebuah tugas yang diberikan kepada siswa
dalam upaya meningkatkan pemahamannya terhadap suatu materi
pembelajaran, dimana waktu pengumpulan tugas terstrutur
ditentukan oleh guru, bisa pada pembelajaran berikutnya atau
keesokan harinya. Dan siswa harus menyelesaikan tugas tersebut
dan menyerahkannya pada batas waktu yang sudah ditentukan.
Dalam kegiatan pembelajaran keseharian di sekolah, guru kerap
memberikan jenis tugas ini kepada siswa. 

Tugas terstruktur bisa digunakan pada semua mata pelajaran. Tugas


ini terstruktur ini biasanya diberikan setelah siswa selesai
mempelajari satu topik materi pembelajaran. Dengan tugas
terstruktur, guru akan mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam
memahami sebuah materi pembelajaran. Tugas ini juga biasanya
diberikan secara mandiri. Mandiri dalam pengertian tugas tersebut
dikerjakan sendiri oleh siswa. 
Pengertian tugas tidak terstruktur
Tugas tidak terstruktur merupakan tugas yang diberikan oleh guru
kepada siswa untuk mengukur dan meningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami suatu materi pembelajaran, dimana waktu
pengumpulan tugas ditentukan dalam waktu yang lama. Bisa sampai
satu bulan atau akhir semester. Bila dalam rentang waktu itu siswa
sudah mampu menyelesaikan tugas meskipun belum sampai pada
batas waktu yang telah ditentukan.

Tugas tidak terstruktur ini mungkin agak jarang diberikan oleh guru.
Kadang diberikan sekali dalam satu semester. Tugas tidak
terstruktur biasanya diberikan dalam bentuk proyek. Nah, tugas
dalam bentuk proyek inilah yang memerlukan waktu yang sangat
lama.

Pemberian tugas terstruktur dalam pembelajaran


Dalam pembelajaran sehari-hari tugas terstruktur diberikan dengan
mengacu kepada tujuan pembelajaran dan indikator. Tugas
terstruktur dalam pembelajaran lebih ideal diminta untuk
mengumpulkan paling lambat seminggu kemudian. Dalam
memberikan tugas terstruktur sebaiknya guru memberikan tidak
terlalu banyak. Cukup 5 – 10 soal tergantung tingkat kesukaran.
Semakin sukar tugas yang diberikan maka volumenya usahan lebih
sedikit, sebaliknya bila tugas yang diberikan mudah makan
sesuaikan agar tidak terlalu banyak.

Tugas terstruktur hendaknya rutin diberikan oleh guru dalam setiap


akhir pembelajaran. Dengan pemberian tugas terstruktur maka
waktu belajar siswa di rumah akan selalu konsisten. Tugas
terstruktur akan mampu meningkatkan belajar anak setiap harinya
di rumah.

Manfaat pemberian tugas terstruktur


Pemberian tugas kepada siswa akan membuat siswa lebih greget
dalam belajar. Juga perlu diperhatikan jangan sampai tugas yang
diberikan sangat banyak dan membuat siswa menjadi stres. Berikan
tugas sesuai dengan tujuannya, sehingga akan memberikan manfaat
yang berarti bagi siswa dan bagi pembelajaran yang dilakukan guru.
Adapun manfaat tugas terstruktur adalah sebagai berikut:
Bagi siswa :
 Memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih memahami
materi pelajaran yang telah dibahas di sekolah
 Memberikan waktu kepada siswa untuk mengulang kembali
materi pelajaran
 Siswa dapat mengukur kemampuan dirinya dalam
pembelajaran
 Menumbuhkan rasa percaya diri dan disiplin siswa.

Bagi guru 
 Mengetahui letak kekurangan dan kelebihan guru dalam
melaksanakan pembelajaran
 Mengukur kemampuan siswa sehingga akan memudahkan
guru dalam merencanakan bimbingan kepada siswa yang
masih sangat kurang.
 Meningkatkan profesionalisme guru didalam melaksanakan
pembelajaran

Bagi orang tua di rumah


 Memberikan kesempatan pada orang tua untuk melihat
perkembangan anak
 Orang tua bisa ikut berperan serta dalam mensukseskan
pembelajaran buah hati mereka.
 Jalainan kerjasama antara orang tua dengan guru dan sekolah
semakin kuat.

Pemberian tugas tidak terstruktur dalam


pembelajaran
Sedikit berbeda dengan tugas tidak terstruktur. Dari susunan kata
kita sudah dapat menarik sebuah pengertian dasar, bahwa tugas
tidak terstruktur itu sedikit berbeda dengan trugas terstruktur. Beda
kedua tugas tersebut terletak pada waktu pengumpulan kembali
tugas tersebut. Tugas tidak terstruktur meminta waktu siswa dalam
mengerjakan tugas tersebut dibatasi, bahkan tugas tidak terstruktur
memberikan waktu yang lebih lama lagi dalam pengerjaannya.

Pemberian tugas tidak terstruktur lebih banyak pada tugas-tugas


yang bersifat proyek. Tugas proyek yang diberikan di sekolah dasar
misalnya :
Tugas dalam membuat cangkokan tanaman
Tugas membuat lukisan, membuat bingkai foto atau tugas lainnya.
Tugas tidak terstruktur ini diberikan secara berkelompok. 

Manfaat tugas tidak terstruktur dalam pembelajaran


Seperti halnya dengan tugas terstruktur, tugas tidak terstruktur  juga
memiliki manfaat bagi siswa, diantaranya :
Mampu melatih siswa untuk bekerja sama secara berkelompok
Memberikan siswa untuk berkreasi karena waktu mengerjakan tugas
lebih lama
Menumbuhkan rasa percaya diri siswa karena dapat mengerjakan
tugas dalam waktu yang lebih lama.

Kesimpulan
Tugas terstrukur adalah sebuah tugas yang diberikan kepada siswa
dalam upaya meningkatkan pemahamannya terhadap suatu materi
pembelajaran, dimana waktu pengumpulan tugas terstrutur
ditentukan oleh guru, bisa pada pembelajaran berikutnya atau
keesokan harinya. Dan siswa harus menyelesaikan tugas tersebut
dan menyerahkannya pada batas waktu yang sudah ditentukan. 

Tugas tidak terstruktur merupakan tugas yang diberikan oleh guru


kepada siswa untuk mengukur dan meningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami suatu materi pembelajaran, dimana waktu
pengumpulan tugas ditentukan dalam waktu yang lama. Bisa sampai
satu bulan atau akhir semester. Bila dalam rentang waktu itu siswa
sudah mampu menyelesaikan tugas meskipun belum sampai pada
batas waktu yang telah ditentukan.

Apapun jenis tugas yang anda berikan baik itu terstruktur dan tidak
terstruktur semua harus diperhatikan dengan baik. Terutama
kemampuan siswa anda, jangan sampai menyiksa siswa anda. 

Demikian ulasan singkat saya tentang pengertian tugas terstrukur


dan tidak terstruktur. Semoga tulisan sederhana dan singkat ini
memberikan arti bagi anda para pembaca RIYANPEDIA.com (gnr)
Implementasi Pengembangan Kegiatan Pembelajaran
Sebagai tahapan strategis pencapaian kompetensi, kegiatan pembelajaran perlu didesain dan
dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil maksimal. Berdasarkan
panduan penyusunan KTSP (KTSP), kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan tatap muka,
kegiatan tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Sekolah standar yang
menerapkan sistem paket, beban belajarnya dinyatakan dalam jam pelajaran ditetapkan bahwa
satu jam pelajaran tingkat SMA terdiri dari 45 menit tatap muka untuk Tugas Terstruktur dan
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur memanfaatkan 0% – 60% dari waktu kegiatan tatap muka.
Sementara itu bagi sekolah kategori mandiri yang menerapkan sistem kredit semester, beban
belajarnya dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). 1 (satu) sks tingkat SMA terdiri dari 1
(satu) jam pelajaran (@45 menit) tatap muka dan 25 menit tugas terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur. Dengan demikian, pada sistem paket maupun SKS, guru perlu mendesain
kegiatan pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur dan kegiatan mandiri.
1. Kegiatan Tatap Muka
Untuk sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi
bervariasi baik ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah
interaktif, presentasi,
diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen,
observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian
pustaka atau internet, tanya jawab, atau simulasi.
Untuk sekolah yang menerapkan sistem SKS, kegiatan tatap muka lebih disarankan dengan
strategi ekspositori. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan menggunakan strategi dikoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah
interaktif, presentasi, diskusi kelas, tanya jawab, atau demonstrasi.
2. Kegiatan Tugas terstruktur
Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tugas terstruktur tidak dicantumkan dalam
jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP (Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri
inkuiri. Metode yang digunakan seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.
Bagi sekolah yang menerapkan sistem SKS, kegiatan tugas terstruktur dirancang dan dicantumkan
dalam jadwal pelajaran meskipun alokasi
waktunya lebih sedikit dibandingkan dengan kegiatan tatap muka. Kegiatan tugas terstruktur
merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran
guru sebagai fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan adalah diskoveri
inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi ekspositori. Metode yang
digunakan seperti diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi,
eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, atau simulasi.
3. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru namun
tidak dicantumkan dalam jadwal
pelajaran baik untuk sistem paket maupun sistem SKS. Strategi pembelajaran yang digunakan
adalah diskoveri inkuiri dengan metode seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.
BAB III
MEKANISME PENGEMBANGAN
A. Mekanisme
Mekanisme pengembangan kegiatan pembelajaran dilakukan secara simultan dengan
pengembangan KTSP (KTSP) dan silabus mata
pelajaran. Sekolah atau kelompok sekolah dengan karakteristik yang hampir sama dan/atau
kelompok guru mata pelajaran merumuskan bersama pengembangan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan dilakukan dalam koordinasi kepala sekolah yang dilaksanakan oleh tim pengembang
kurikulum di sekolah bersama dengan guru baik melalui rapat kerja dan/atau kegiatan MGMP.
Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, diperlukan informasi yang cukup berkaitan
dengan karakteristik sekolah yang terdiri dari, potensi dan kebutuhan peserta didik, sumber daya,
fasilitas, lingkungan, dan lain-lain. Informasi diperoleh dari berbagai sumber seperti catatan dan
pengalaman guru, hasil riset bagian penelitian dan pengembangan (Litbang), atau informasi bagian
inventarisasi di sekolah, serta karakteristik keilmuan sesuai mata pelajaran.
Hasil pengembangan dituangkan dalam rancangan kegiatan pembelajaran dalam bentuk silabus
dan desain pembelajaran, rancangan pelaksanaan pembelajaran lebih rinci (RPP), desain
penilaian dan instrumennya,
serta dilaksanakan secara efektif dan efisien. Mekanisme kerja tim pengembang kurikulum, MGMP,
dan guru mata pelajaran disajikan dalam skema berikut ini.
Gambar 1.
Mekanisme Kerja Tim
Pengembang Kurikulum,
MGMP dan Guru Mata Pelajaran
B. Langkah-Langkah
Pengembangan kegiatan
pembelajaran dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:

 Mengkaji dan
memetakan KD (KD)
agar diketahui
karakteristiknya. Hal ini
perlu dilakukan guna
merancang strategi dan
metode yang akan
digunakan pada
kegiatan tatap muka,
tugas terstruktur, dan
mandiri tidak terstruktur.
 Mendeskripsikan KD
secara lebih rinci dan
terukur ke dalam
rumusan indikator kompetensi. Indikator berguna untuk merancang kegiatan
pembelajaran yang diperlukan. Indikator yang dominan pada prinsip dan prosedural
misalnya, menyarankan kegiatan pembelajaran dengan strategi diskoveri inkuiri.
 Membuat desain pembelajaran dalam bentuk silabus atau desain umum pembelajaran
seperti disajikan dalam Contoh Desain Umum Pembelajaran Sistem SKS.
 Menjabarkan silabus atau desain pembelajaran dalam bentuk rancangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP) tiap pertemuan.
 Melaksanaan pembelajaran sesuai dengan silabus/desain pembelajaran dan RPP.
 Melakukan penilaian proses maupun hasil belajar untuk mengukur pencapaian
kompetensi

Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu
dari semula 32, 32, dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk masing-masing kelas VII,
VIII, dan IX.  Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap
yaitu 40 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi
Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses
pembelajaran yang berorientasi siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa
aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran
penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk melakukan
pengamatan, menanya, asosiasi, menyaji, dan komunikasi. Proses pembelajaran
yang dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu respon
peserta didik karena mereka belum terbiasa.Selain itu, bertambahnya jam belajar
memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari semula 32,
32, dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk masing-masing kelas VII, VIII, dan IX. Sedangkan
lama belajar untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu 40 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru
memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi
siswa aktif belajar.

Anda mungkin juga menyukai