Anda di halaman 1dari 5

Selamat hari Akuntan Nasional untuk para Akuntan dan calon akuntan si bibit negara yang

diharapkan nantinya dapat melawan korupsi yang makin parah di negara ini.

Halo, Namaku Dian Anjani. Mahasiswa semester 5 yang sedang berkuliah di Kampus Islam yang
menjujung tinggi nilai-nilai Ahlussunnah wal-Jamaah An-Nahdliyah, Universitas Islam Malang.

Disini melalui blog ini aku akan cerita sedikit mengenai suka dukaku selama menjadi Mahasiswa
Akuntansi yang kebanyakan orang kata akan menghasilkan manusia-manusia pelit (bukan pelit sih
sebenarnya hanya saja bagaimana kita memanajemen keuangan dengan baik). Tapi semoga aja
orang yang membaca cerita ini jadi terbuka pikirannya bahwa akuntansi itu tidak seperti yang
mereka pikirkan.

Kenapa dulu memilih Akuntansi ? Awalnya yaa suka aja. Dulu di Madrasah Aliyah Penjurusannya di
Social Science (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan itu diajarkan ilmu-ilmu sosial yang salah satunya
adalah Akuntansi. Dan selama belajar Akuntansi itu sepertinya mudah aja. “ Wah akuntansi itu
gampang yaa ternyata, tinggal jurnal

Hasilnya Balance yaa bener” itulah yang benakku katakan sebelum aku mengenal jurusan Akuntansi
yang sebenarnya saat perkuliahan. Bahwasanya ilmu Akuntansi itu sangat kompleks gabungan teori
dan praktik, harus lebih banyak-banyak melogikakan.

Dan tibalah saat mau lulus sekolah kepikiran buat kuliah ikut jalur masuk perguruan tinggi sana-sini.
Dan pilihan program studiku rata-rata adalah kebanyakan Akuntansi.

Dulu pernah sedikit ditentang sama ibu buat tidak milih program studi yang berhubungan dengan
keuangan karena dikhawatirkan kalau sudah terjun ke lapangan pekerjaan pasti tidak lain dan tidak
bukan kerjanya larinya ke Perbankan, terlibat dengan transaksi Ribawi selain itu pasti akan beresiko
pula. Kata “Beresiko” inilah yang aku pegang sampai saat ini atau mungkin seterusnya. Tapi, Dengan
yakinnya aku mencoba meyakinkan ibuku “ bu, aku suka akuntansi dan di Indonesia ini kasus korupsi
kan banyak bu dan itu ada 2 sebab bu. Sebab pertama, Orang yang paham regulasi keuangan tapi tak
punya hati dan yang kedua adalah orang yang tak tau regulasi keuangan tapi asal buat peraturan. Ya
siapa tau kan bu dengan aku kuliah di program studi akuntansi, anak ibu ini jadi ahli keuangan yang
jujur. Hehe”

“Yaa terserah kamu lah nak, ibu doakan yang terbaik”. Katanya dengan pasrah menuruti anaknya
yang keras kepala ini.

Sebenarnya ibuku ini ingin banget buat aku nantinya kuliah di program studi yang berhubungan
dengan pendidikan salah satunya adalah Pendidikan Bahasa Inggris (Karena sering lihat aku
mengikuti olimpiade Bahasa Inggris dulu pas masih sekolah) dan ingin aku jadi guru Bahasa Inggris.
Tapi dengan kekeuhnya aku tidak mau karena aku merasa tidak ada passion buat mengajar, tidak
sabaran, dan labil.

Saat ujian akhir kelulusan, kami yang berniat mau kuliah juga disibukkan dengan kegiatan seleksi
masuk perguruan tinggi. Dan aku sudah ada planning pokoknya harus milih Akuntansi dan ambis
sekali buat milih kampus yang bergengsi (Universitas Brawijaya : Pengennya disitu) tanpa
memperhatikan kemampuan dan usaha.
Pertama, SNMPTN pilih Akuntansi sebagai pilihan pertama di Universitas Brawijaya. Tapi ya gitu gak
lolos.

Kedua, SBMPTN pilih Akuntansi dan lagi di Universitas Brawijaya. Dan gak lolos lagi.

Ketiga, PMDK-PN, UMPN (Seleksi khusus Politeknik) dan aku pilihnya di Politeknik Negeri Malang
dengan progam studi yang sama, Akuntansi lagi-lagi tidak lolos

Dan sampai semua jalur masuk bersama Perguruan Tinggi Negeri dari Kemenristekdikti habis.
Tinggal sisa-sisa jalur mandiri kampus dan aku coba berpartisipasi juga. Kali ini aku di jalur mandiri
aku pilihnya di Universitas Negeri Surabaya karena agak murah dibanding yang lain dengan lagi-lagi
memilih program studi yang sama. Tidak hanya itu saja melainkan jalur mandiri di kampus negeri
yang lain. Dan semuanya tidak ada yang lolos. Dan tersisalah jalur mandiri Perguruan Tinggi Swasta
waktu itu yang pendaftarannya masih dibuka adalah Universitas Muhammadiyah Malang dan
Universitas Islam Malang. Dan akhirnya pilihlah Universitas Islam Malang dengan pendaftaran akhir-
akhir gelombang 3. Sejak Saat itu aku dinyatakan sebagai mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Malang dengan Nomor Pokok Mahasiswa 21801082181 (angka ini
menurutku cantik banget haha).

Saat menjadi mahasiswa baru, sudah menjalani ospek dan sebagainya ketemu dengan teman-teman
baru yang kocak. Dan ketika awal pertama kali masuk perkuliahan yang diisi dengan gathering oleh
Dosen PA, Aku menemukan fakta yang mencengangkan disini. Kebanyakan teman sekelasku ini rata-
rata bukan basicnya dari SMK Akuntansi/IPS atau dulunya di sekolah tidak diajarkan akuntansi sama
sekali. Kebanyakan dari Teknik Mesin, Keperawatan, Anak IPA yang katanya suka ngambil fieldnya
anak IPS. Hanya beberapa segelintir saja yang sudah tau basic akuntasi (6 dari 40 anak yang salah
satunya adalah diriku) dan disini laki-lakinya limited edition sekali.

Alasan mereka memilih akuntansi itu beragam ada yang karena pelampiasan bosan dari penjurusan
di sekolahnya, Ada pula yang disuruh emaknya yaa pokoknya macam-macam deh. Bahkan ada salah
satu teman laki-lakiku yang terpaksa memilih akuntansi curhat seperti ini “Sumpah ya, kalau gak
karena emakku aku gak bakalan pilih program studi akuntansi, ngerasa banci banget masuk
akuntansi, ini ilmunya cewek-cewek, pinginnnya di teknik sipil”

“ Ya, gapapa setidaknya kamu masuk akuntansi itu juga belajar bagaimana nantinya agar kamu tidak
diporotin pacarmu, Jalani saja” kataku memberi semangat dengan bercanda. Karena bagiku ilmu tak
َ ‫)طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِري‬
pandang gender, siapapun boleh mempelajarinya ( ‫ْضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم َو ُم ْسلِ َم ٍة‬

Semester pertama, mempelajari pengantar akuntansi. It’s little piece for me karena udah ada basic
akuntansi dari sekolah dan materinya tidak jauh beda sama yang diajarkan di sekolah.

Masuk di pertengahan semester pertama sudah mulai agak pusing dengan banyaknya tugas tapi
sering sekali belajar kelompok sama teman-teman dan tukar pikiran jadi masih kategori mudah lah.
Tapi pada suatu hari, ada tugas buat memahami Standar Akuntansi Keuangan. Hah ? ini awam
banget sih bagi aku karena yang aku tau kalau akuntansi itu dari transaksi, jurnal, buku besar, neraca
udah gitu aja dan ternyata ini ada standarnya pula dan belum pernah diajarkan di sekolah bahkan
dikasih tau Standar Akuntansi Keuangan itu apa, bentuknya gimana. Tapi its okay aku coba cari tau
di perpustakaan dan betapa kagetnya aku ketika melihat buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
setebal itu. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah pedoman dalam menyusun laporan
keuangang yang terbagi menjadi 4 bagian yaitu SAK GENERAL (Adopsi dari Internasional Financial
Reporting Standard) dengan 1.000 halaman, SAK EMKM (Entitas Mikro Kecil Menengah), SAK
Syariah, SAK ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) yah pokoknya kalau ditotal dari tebalnya SAK-
SAK itu mungkin bukunya cukup buat menghantam maling.

Masuk semester 2 sudah mulai strunggle terhadap tugas-tugas. Mulai merasa sepertinya aku ini
salah jurusan deh tapi disini aku menyadari “Kalau sudah cinta sama apapun itu kudu siap
menghadapi resikonya, menerima dengan legowo segala keburukannya, terus dijalanin. Setiap hal
mempunyai 2 sisi yaitu baik dan buruk dan kita harus bisa menerima keduanya agar mudah berjalan
beriringan” terus kadang juga ingat ibu di rumah karena aku masuk Universitas Islam Malang ini
biayanya tidak sedikit masa iya aku kecewain ibuku hanya karena kemalasanku ini hehe.

Masuk Semester 3 dihadapkan dengan Undang-Undang lagi. Kali ini adalah undang-undang
ketentuan perpajakan. Yaa harus siap menerima lagi karena jujur aku anaknya gak terlalu suka baca
apalagi undang-undang sebanyak itu. Aku harus mencoba memaksa diriku untuk menyukainya.

Oh iya pertengahan semester 3 ini aku mengikuti kegiatan Relawan Pajak yang ditugaskan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara yang tugasnya melakukan asisstensi terhadap wajib pajak
terutama orang pribadi yang Ber-NPWP. Disini banyak sekali pengalaman yang aku dapat
menghadapi wajib pajak yang cerewet cukup melatih mental dan kesabaran sekali dan yang paling
penting adalah pengalaman berhubungan dengan kata “Resiko” yang pernah aku jelaskan pada
paragraf sebelumnya.

Pada waktu itu ada wajib pajak yang mempunyai tunggakan kurang bayar yang lumayan besar. Si
wajib pajak ini enggan membayar kekurangan tersebut dan beliau menyuruhku buat memanipulasi
datanya agar data pajaknya tidak menjadi kurang bayar. Dan beliau akan memberikan uang
kepadaku yang jumlahnya cukup lumayan buat aku mahasiswa ini untuk biaya hidup sebulan. Aku
tau tindakan itu tidak dibenarkan karena suap namanya. Sebelum terjun ke lapangan, aku mendapat
pembekalan materi mengenai kode etik yang diajarkan bahwa relawan pajak tidak boleh menerima
pemberian apapun dari wajib pajak jika ada maksud tertentu karena itu merupakan bentuk
pelanggaran hukum baik agama maupun pemerintahan.

Pikiranku bimbang saat itu, di sisi lain aku sangat menginginkan uang itu karena uang yang
dikirimkan ibu sudah mulai menipis sedangkan kebutuhan semakin banyak salah satunya untuk
membeli buku akuntansi yang kebilang mahal. Di sisi lain, aku tau kalau perbuatan ini salah.
Pikiranku campur aduk saat itu.

Tapi subhanallah sekali kejadian tidak terduga, pikiranku tiba-tiba menolak untuk menerima tawaran
beliau tadi. “Pak, maaf saya tidak bisa lakukan ini”. Kataku dengan sedikit menghindar karena beliau
ini terus memaksa. Lagi-lagi dengan sopan aku mengatakan “maaf pak tidak bisa” dengan
mempersiapkan kode billing agar beliau bisa membayar di kasir dan dengan raut muka yang agak
sedih aku serahkan kode billing itu “silahkan bapak bayar pakai kode billing ini” kemudian aku
berlalu pergi
Kalian tau alasan terbesarku menolak tawaran suap ini ? Tentunya semua tau kalau perbuatan suap
ini adalah dosa, dilarang oleh agama. Tapi, menurutku kalau iman seseorang berada di titik terendah
karena suatu dorongan pastinya tidak akan memperdulikan agama lagi. Tidak peduli dosa atau tidak
pastinya suap itu akan diterima. Intinya iman seseorang itu berfluktuasi, jika sedang seseorang
berada di titik terendah maka orang tersebut akan membenarkan sesuatu yang salah tidak peduli
lagi pasal agama.

Orang-orang yang aku cintai, terutama ibuku menjadi alasan terbesarku untuk menolak suap ini. Aku
tidak mau mereka kecewa karena keegoisanku. Lagipula biaya kuliahku selama menempuh akuntansi
ini lebih besar dibandingkan uang suap itu.

Itulah salah satu resiko yang bisa aku ceritakan, kemungkinan resiko-resiko lainnya akan terjadi
ketika akan terjun ke masyarakat.

Jadi, mahasiswa akuntansi itu tidak hanya dituntut untuk pintar membuat laporan keuangan saja,
melainkan self-controlling untuk berani melawan yang salah.

Semester 4, kali ini kebanyakan mata kuliahnya tidak berhubungan dengan membuat laporan
keuangan lagi, seperti menjurnal dan sebagainya melainkan terkait pemeriksaan laporan keuangan.
Audit, itulah yang aku pelajari. Dalam audit ini juga ada standar audit juga yang seperti SAK tadi. Dan
kali ini karena pandemi Covid-19 perkuliahan dilakukan secara daring. Susah bagiku anak akuntansi
yang biasanya praktek secara langsung saat kuliah offline. Harus big effort lagi dalam memahami
materi.

Hingga saat ini, tanpa sadar aku sudah berada di semester 5 dikatakan masih minim pengetahuan
iya, tapi tinggal beberapa tahap lagi menuju semester akhir. Dan di masa ini kebanyakan mahasiswa
sudah merasa bosan dengan kehidupan perkuliahan. Yaa aku tidak tau sebabnya apa hehe tapi inilah
cobaan.

Di semester 5 ini aku coba lebih concern ke peminatan akuntansi syariah. Jangan dikira disini tidak
menemukan undang-undang lagi hehe. Di Akuntansi Syariah dalam pelaporan keuangannya
menggunakan standar dari Al-Qur’an (Surah Al-Baqarah :182) PSAK Syariah, dan fatwa DSN MUI.

Konsentrasi di akuntansi itu banyak sebenarnya. Ada yang Akuntansi Publik, Akuntansi Manajemen,
Akuntansi Pajak, Akuntansi Syari’ah, dan lain sebagainya. Dan itu ada sertifikasinya sendiri-sendiri
makanya jangan heran jika kalian menemukan dosen, profesor yang lulusan akuntansi mempunyai
gelar yang banyak. Tetapi aku lebih suka peminatan Akuntansi Syari’ah karena aku ingin
memperdalam agama Islam melalui akuntansi. Pikirku, penyebab banyaknya koruptor di Indonesia
itu karena kurang dekatnya dengan agama. Dan semoga dengan langkah ini aku menjadi ahli
keuangan yang jujur nantinya. Jujur pada diri sendiri dan orang lain.

Kali ini, aku mau cerita terkait apa sih enaknya kuliah di program studi akuntansi.

Program akuntansi itu bagiku program studi yang profitability (menguntungkan) itu kalau kalian mau
beradaptasi dan suka belajar hal-hal baru. Selama menjadi mahasiswa akuntansi banyak sekali
kegiatan yang aku lakukan dan mendapat reward yang cukup buat nambah uang saku. Kegiatan
tersebut diantaranya :

1. Menjadi Asisten dosen yang mengajar praktikum untuk adik tingkat. Sebenarnya tidak banyak
uang yang didapat disini tapi dengan mengajar cukup membantu mengingat mata kuliah yang agak
lupa.

2. Ikut lomba bergengsi di beberapa Universitas yang dananya dari fakultas. Tinggal nyodorin
proposal dapat uang dari fakultas. Setelah lomba uangnya sisa menjadi hak milik peserta dan ini
sudah legal dari Bu dekan atas apresiasi mahasiswa yang sudah bersedia berpartisipasi dalam
perlombaan. Jika juarapun uang menjadi hak milik peserta.

3. Menjadi panitia brevet perpajakan. Disini dapat uang atas imbal hasil melakukan pengawasan
terutama saat ujian.

4. Ikut projek penelitian dosen.

Salah satunya kemarin aku ikut projek penelitiannya dosen akuntansi Universitas Negeri Malang
dengan Pemerintahan Kota Malang terkait kebijakan pajak daerah selama pandemi covid-19. Dan
Disini tidak hanya uang saja yang didapat, melainkan pengalaman penelitian yang turun lapang
langsung.

Itulah sedikit cerita mengenai program studi akuntansi dari aku. Sebenarnya masih banyak lagi yang
ingin aku ceritakan. Tapi bisa jadi kalau aku cerita keseluruhan sampai bisa menjadi novel.

Aku tidak tau apakah cerita ini cukup influence buat kalian terutama adik-adik calon mahasiswa baru
yang ingin berkuliah. Setidaknya itulah gambaran kecil yang bisa aku berikan tentang program studi
akuntansi buat kalian yang ingin tau tentang akuntansi di perkuliahan. Kemampuan, tekad, goals,
dan passion hanya kalian sendiri yang tau. Jadi, pastikan kalian nanti tidak asal-asalan dalam
memilih program studi kuliah.

Dan buat semuanya terimakasih sudah mau mampir di blog aku dan mau membaca tulisan ini.

Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai