Disusun Oleh :
Fasha Muhani
1703029
D3TI 3A
Bentuk penjumlahan yang ada di bagian kanan pada persamaan (7-1) disebut sebagai convolution
sum. Jika x[n] dan v[n] memiliki nilai 0 untuk semua integer pada n < 0, selanjutnya x[i] = 0 untuk
semua integer pada i < 0 dan v[i-n] = 0 untuk semua integer n – i < 0 (atau n < i). Sehingga jumlahan
pada persamaan (7-1) akan menempati dari nilai i = 0 sampai dengan i = n, dan operasi konvolusi
selanjutnya dapat dituliskan sebagai:
Untuk lebih jelasnya permasalahan ini akan disajikan dengan suatu contoh penghitung
konvolusi pada dua deret nilai integer berikut ini.
Sinyal pertama: x[i]= 1 2 3
Sinyal kedua : v[i]= 2 1 3
• Step pertama adalah pembalikan sinyal kedua, v[n] sehingga didapatan kondisi seperti berikut:
Sinyal pertama : x[i] = 1 2 3
Sinyal kedua : v[-i] = 3 1 2
Dari hasil product and sum tersebut hasilnya dapat kita lihat dalam bentuk deret sebagai berikut:
2 5 11 9 9 Disini hasil penghitungan product and sum sebelum step pertama dan step ke tujuh dan
selanjutnya menunjukkan nilai 0, sehingga tidak ditampilkan. Secara grafis dapat dilihat seperti
berikut ini:
Pada gambar 7.1 bagian atas, menunjukkan sinyal x[n], bagian kedua menunjukkan sinyal v[n],
sedangkan bagian ketiga atau yang paling bawah merupakan hasil konvolusi.
3. Selanjutnya masukkan pembangkitan sekuen unit step ke dua dengan cara menambahkan syntax
berikut ini di bawah program anda pada langkah pertama:
for n=1:L
if n<=P
v(n)=1;
else
v(n)=0;
end
end
t=1:L;
subplot(3,1,2)
stem(t,v)
6. Ulangi langkah ke 5 dan rubahlah nilai untuk L=12, 15, dan 12. Sedangkan untuk P masukkan
nilai 10, 5, dan 12, apa yang terjadi?
L=12 & P=10
L=15 & P=5
5. Coba anda jalankan seperti pada langkah kedua, dan berikan penjelasan hasilnya.
6. Ulangi langkah ke 5 dan rubahlah nilai untuk L1=15, 10 dan amplitudo 2. Sedangkan untuk L2 =
18, 8 dan amplitudo 3, apa yang terjadi?
L1=15 amplitudo 2 & L2=18 amplitudo 3
L1=10 amplitudo 2 & L2=8 amplitud
o3
4.3. Konvolusi Dua Sinyal Sinus Diskrit
Disini kita mencoba untuk membangkitkan dua sinyal sinus diskrit dan melakukan operasi
konvolusi untuk keduanya. Langkah yang harus anda lakukan adalah sebagai berikut:
1. Buat program untuk membangkitkan dua gelombang sinus seperti berikut:
L=input('Banyaknya titik sampel(>=20): ');
f1=input('Besarnya frekuensi gel 1 adalah Hz: ');
f2=input('Besarnya frekuensi gel 2 adalah Hz: ');
teta1=input('Besarnya fase gel 1(dalam radiant): ');
teta2=input('Besarnya fase gel 2(dalam radiant): ');
A1=input('Besarnya amplitudo gel 1: ');
A2=input('Besarnya amplitudo gel 2: ');
%Sinus pertama
t=1:L;
t=2*t/L;
y1=A1*sin(2*pi*f1*t + teta1*pi);
subplot(3,1,1)
stem(y1)
%Sinus kedua
t=1:L;
t=2*t/L;
y2=A2*sin(2*pi*f2*t + teta2*pi);
subplot(3,1,2)
stem(y2)
2. Coba anda jalankan program anda dan isikan seperti berikut ini:
Banyaknya titik sampel(>=20): 20
Besarnya frekuensi gel 1 adalah Hz: 1
Besarnya frekuensi gel 2 adalah Hz: 2
Besarnya fase gel 1(dalam radiant): 0
Besarnya fase gel 2(dalam radiant): 0.25
Besarnya amplitudo gel 1: 1
Besarnya amplitudo gel 2: 1
Perhatikan tampilan yang dihasilkan. Apakah ada kesalahan pada program anda?
3. Lanjutkan dengan menambahkan program berikut ini pada bagian bawah program yang anda buat
tadi.
subplot(3,1,3)
stem(conv(y1,y2))
4. Jalankan program anda, dan kembali lakukan pengisian seperti pada langkah ke 3. Lihat hasilnya
apakah anda melihat tampilan seperti berikut gambar 4.
5. Ulangi langkah ke 4, dengan menetapkan nilai sebagai berikut: L=50. w1 = w2 = 2, teta1=1.5,
teta2 = 0.5, dan A1 = A2 = 1. Apa yang anda dapatkan? Apakah anda mendapatkan hasil yang
berbeda dari program sebelumnya? Mengapa ?
V. Data dan Analisa
Analisa
Konvolusi sinyal merupakan 2 sinyal diskrit yang dikalikan antar satu sama lain.
Dua sample yang dikonvolusi akan membuat sinyal hasilnya mempunyai amplitude yang
sangat tinggi dari kedua sinyal aslinya. Pada konvolusi sinyal sinus, fase antara
gelombang 1 yang dikonvolusikan dengan gelombang 2 akan menjadi gelombang yang
mempunyai fase yang berbeda dari sinyal awalnya. Semakin banyak titik sample,
konvolusi akan semakin terlihat rapat dibandingkan dengan yang mempunyai sedikit titik
sample. Nilai L pada konvolusi dua sinyal unti step juga mempengaruhi titik sample
yang dibutuhkan. Semisal dengan L=10 maka sinyal unit step dengan harga amplitude
yang telah ditentukan akan berada di titik 10. Sedangkan L merupakan panjang
gelombang yang dibutuhkan. L= 12 dan P=10 yang dimaksud adalah Panjang gelombang
12 dengan titik sample bernilai amplitude yang ditentukan sebanyak 10. T pada penulisan
script juga sangat penting, pada sinyal sekuen konstan, t memiliki nila L-1, maka t sendiri
membuat sinyal sekuen konstan jadi berkurang satu sinyal.
Anda telah melakukan berbagai langkah untuk percobaan operasi konvolusi. Yang harus anda
lakukan adalah menjawab setiap pertanyaan yang ada pada langkah percobaan. Tulis semua
komentar
dan analisa sebagai penjelasan dari hasil percobaan anda.
1. Apa arti konvolusi 2 buah sinyal diskrit dalam simulasi tersebut diatas ? Bagaimana jika
amplitudo masing-masing sinyal diubah ? Jelaskan !!!
2. Jelaskan pengaruh konvolusi terhadap sinyal asli ?
Jawaban
1. Konvolusi sinyal diskrit ialah perkalian 2 sinyal dengan amplitude yang berbeda
maupun sama, menghasilkan nilai tertinggi pada nilai terakhir pada 2 sekuen sinyal.
Konvolusi sendiri ialah operasi penjumlahan dua fungsi, setelah fungsi satu
dicerminkan dan digeser. Jika amplitude berubah, hasil yang didapat, sinyal tertinggi
adalah perkalian antar 2 sinyal dan jumlah fungsi sinyal tersebut. Dimana,
pengubahan amplitude mempengaruhi sinyal tertinggi yang didapat. Konvolusi dua
sinyal unit step akan menghasilkan sinyal unit step yang sudah dilakukan perkalian
lalu dijumlahkan. Sedangkan untuk sinyal sekuen konstan akan menghasilkan sinyal 1
gelombang sinus saja. Untuk konvolusi dua sinyal sinus diskrit, akan membuat sinyal
sinus diskrit yang memiliki nilai tengah sesuai perkalian serta penjumlahan dua sinyal
sinus.
2. Pengaruh konvolusi sinyal terhadap sinyal asli ialah hasil sinyal yang sudah
dikonvolusi akan mengubah sinyal aslinya. Konvolusi sinyal dikenal juga dengan
cross correlation yaitu operasi antara dua fungsi sehingga menghasilkan fungsi ketiga
yang merupakan modifikasi dari kedua fungsi sinyal aslinya.
VI. Kesimpulan
Dari percobaan yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Konvolusi sinyal diskrit merupakan operasi 2 fungsi sinyal yang menghasilkan fungsi
yang telah dimodifikasi.
2. Pengaruh amplitude pada konvolusi sinyal ialah hasil kali dan jumlah kedua sinyal.