B0901201011
Nekropsi adalah kegiatan bedah bangkai atau kadaver hewan yang dilakukan untuk menelusuri
adanya gangguan atau kelainan pada anatomi tubuh secara keseluruhan, selain memeriksa keadaan
patologi anatomi hewan, untuk meneguhkan diagnosa suatu penyakit atau suatu kejadian pada kadaver
bisa dilakukan pemeriksaan histopatologi pada hewan dengan memeriksa kondisi sel dari suatu organ.
Kegiatan nekropsi pada hewan dilakukan secara runut dari anatomi luar tubuh maupun dalam tubuh
hewan.
Adapun hal-hal yang dapat dilaporkan pada pemeriksaan nekropsi hewan yaitu
Lokasi
Warna
Ukuran
Bentuk
Konsistensi
Persentase organ yang rusak
Suhu
o Macula o Bulla
o Patch o Whea
o Plaque o Nodul
o Pustule o Cyst
o Vesicle
o Lesi sekunder
Temuan lesio antemortem yang sering ditemukan pada daerah mata adalah
Pemeriksaan berikutnya adalah rongga mulut meliputi pemeriksaan gigi, gusi, lidah,
palatum dan mukosa bibir. Pemeriksaan yang dilakukan adalah melihat tanda peradangan
berupa kemerahan dan kebengkakan. Secara umum temuan post mortem mukosa rongga mulut
baik lidah, gusi, dan bibir akan menunjukkan kepucatan (anemis) warna mukosa yg ditemukan
adalah
o Kemerahan
Kemerahan dimukosa rongga mulut diakibatkan meningkatnya jumlah
darah akibat pelebaran pembuluh darah pada proses peradangan.
o Hijau kebiruan
Warna ini diakibatkan kematian hewan yang mengalami hipooxia.
Kekurangan oksigen bisa akibat asphyxia menyebabkan mukosa akan
berwarna pucat hijau kebiruan (cyanosis)
o Kepucatan
Kepucatan adalah temuan umum post mortem namun bisa diakibatkan
oleh adanya anemia, adapun untuk memastikannya bisa dilakukan uji
ulas darah untuk melihat kualitas RBC.
o Kekuningan
Kekuningan diakibatkan adanya icterus atau jaundice. Untuk
memastikan tipe jaundice dapat dilihat adanya eritrolisis, kelainan hati,
dan saluran empedu.
Pemeriksaan mukosa juga dilakukan untuk melihat adanya perlukaan fisik atau adanya
ulkus. Kerusakan fisik bisa diakibatkan pakan atau trauma sedangkan ulkus pada mukosa rongga mulut
terkait dugaan adanya defisiensi vitamin atau dugaan uremia. Penentuan diagnosa uremia dapat
dipastikan pada temuan tanda uremia lain renal maupun non renal laiinya.
Pemeriksaan gigi meliputi kelengkapan gigi dan struktur gigi. Kelengkapan gigi dapat
digunakan untuk menentukan dugaan umur hewan serta proses mastikasi berjalan baik atau tidak.
Kerusakan gigi berupa karang gigi dapat dianalisa untuk menentukan dugaan adanya asam lambung
kronis serta adanya kondisi penuaan pada hewan.
Pemeriksaan lidah dilakukan untuk melihat adanya perlukaan dan tanda radang pada
lidah. Hal ini dilakukan untuk memastikan proses mastikasi berjalan baik atau tidak. Konsistensi lidah
bisa mengalami pengerasan akibat infeksi bakteri dan parasit untuk memastikan bisa dilakukan insisi
pada lidah.