- BB sebelum sakit : 48 kg
- BB saat sakit : 45 kg
- TB : 158 cm
C. Pemeriksaan abdomen
1. Inspeksi
Bentuk abdomen : datar
Massa/Benjolan (- ), Kesimetrisan ( + ),
2. Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus 9x/menit. DJJ 120x/menit
3. Sistem musculoskeletal
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-), fraktur (-)
Palpasi
Oedem : -
Lakukan uji kekuatan otot :
5 5
5 5
555
4. Sistem integumen
Inspeksi : lesi (- ), Jaringan parut ( - ), striae (-),
Palpasi : kulit kering, Turgor/Kelenturan (jelek), Struktur ( tegang ), Lemak
subcutan (tebal),
Pemeriksaan Punggung:
Ulcus (-), decubitus (-) Luka Bakar (-)
5. Sistem reproduksi
Payudara : puting menonjol, hiperpigmentasi (+)
Vagina : Kebersihan rambut pubis : bersih, lesi (-), eritema (-), keputihan (-),
peradangan (-), perineum: jahitan (+)
Anus : Atresia ani (-), tumor (-), haemorroid (-),benjolan (-), nyeri tekan (-).
ANALISA DATA
DS : Hiperemesis
• Klien mengeluh mual dan Gravidarum
muntah terus menerus
sejak pagi hari.
• Klien mengeluh letih Intake inadekuat
sehingga sulit beraktivitas.
Intoleransi
• Klien mengatakan Hal-hal Energi menurun
aktivitas
yang memperbaiki
keadaannya saat ini adalah
dengan tirah baring dan Kelemahan
beristirahat
Intoleransi
DO : aktivitas
• klien terlihat lemas dan
pucat
• aktivitas di tempat tidur,
klien nampak sulit
beraktivitas
• Td : 100/80, N : 68x/mnt,
RR : 19x/mnt
DS :
• Klien mengeluh mual dan
Faktor
muntah terus menerus Psikologis
sejak pagi hari.
• Klien mengatakan bahwa
ia sering mual dan Kehamilan
muntah secara berlebihan yang tidak
pada kehamilannya lebih diinginkan
dari 5 kali sehari.
• Klien mengatakan Mual
Emosi
dan muntah yang ia
tidak stabil
rasakan menimbulkan ia
tidak nafsu makan
Defisit nutrisi
Cemas
DO : kurang dari
• Pasien terlihat lemah. kebutuhan tubuh
• Porsi makan tidak
dihabiskan Merangsang
• Klien nampak tidak nafsu asam lambung
naik
makan
• BB sebelum sakit 48 kg,
saat sakit 45 kg Mual dan
muntah terus
TB : 158 cm
menerus
• TD : 100/80, N : 68x/mnt,
RR : 19x/mnt S : 36,8˚C
Nutrisi kurang dari
• Turgor kulit jelek kebutuhan
• Bibir nampak kering
• Nausea (+)
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang
tidak adekuat
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum
INTERVENSI KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
No Register : 01.00.154
Tgl Partus : 30 April 2021 Pukul : 10.00Wita
Tgl Pengkajian : 4 MEI 2021 Pukul : 10.00Wita
Nama Pengkaji : ISLAMIANTI. S.Kep
IDENTIFIKASI DATA DASAR
IdentitasIstri/Suami
Nama : Ny “N’ / Tn “J”
Umur : 22 Thn / 27 Thn
Nikah : 1 kali / ± 1 Tahun
Suku : Bugis/Bugis
Agama : Islam / islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Karyawan Swasta
Alamat : Karang-Karangan
A. KeluhanUtama
Klien mengeluh kesusahan menyusui bayinya karena bentuk putting sebelah kanan terlihat
datar dan sebelah kiri terlihat masuk ke dalam, produksi ASI sedikit bayi nya rewel dan klien
merasa nyeri pada kedua payudara, tetapi tidak demam .
D. Riwayat reproduksi
Ibu menarche pada umur 13 tahun, siklus haid 28-30 hari, lamanya haid 5-7 hari dan
Ibu tidak merasakan nyeri ketika haid.
Selarna nifas:
Ibu rnengatakan rnakan 3 kal/hari, porsi sedang dengan
nasi, sayur, ikan, buah dan rninurn 1 gelas air putih dan 1 gelas teh.
2. Personal hygiene
Selarna harnil:
Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi tiap kali selesai mandi, keramas2x
Serninggu dan ganti baju 2x sehari.
Selarna nifas :
Ibu rnandi 2x sehari, gosok gigi tiap kali selesai rnandi, ganti baju 2x sehari dan
Ganti pernbalut tiap sudah buang air kecil dalam sehari.
3. Elirninasi
Selarna harnil:
BAB:
ibu BAB lx sehari, warna kuning kecoklatan, lunak dan tidak ada keluhan.
BAK:
ibu BAK 3-4x sehari, wama urine kuning jernih, bau khas arnoniak dan tidak ada
nyeri saat BAK
Selama nifas:
BAB: ibu BAB lx sehari, warna kuning kecoklatan, lunak dan tidak ada keluhan.
BAK ::ibu BAK 3-4x sehari, warna kuning jemih, bau khas amoniak dan tidak ada
Rasa nyeri saat BAK.
4. Istirahat
Selama hamil :
Ibu mengatakan tidur siang 2-4 jam dan tidur malam 8 jam.
Selama nifas
Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 5-6 jam.
5. Keadaan psikologis
Selama hamil :
Ibu mengatakan cemas menantikan kelahiran anak pertamanya.
Selama nifas :
Ibu mengatakan merasa bahagia dan sangat senang dengan kelahiran anak
Pertamanya dalam keadaan sehat.
6. Spiritual
Selama hamil
Ibu mengatakan rajin shalat 5 waktu, ibu sesekali membaca AlQur'an
Selama nifas :
Ibu mengetahui bahwa selama 40 hari masa nifas tidak di perbolehkan untuk
Melaksanakan ibadah dan setelah 40 hari ibu harus mandi wajib/junub sebelum
Melaksanakan ibadah.
7.Berikan 7.Menarik
perawatan putting
payudara yang menggunakan
benar spoit 10 cc
8.Lakukan 8.Melakukan
Pendokumenta Pendokumenta
sian sian.
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS RESUME KEPERAWATAN KB SUNTIK
DENGAN AMENORHEA DI RUANG KIA PUSKESMAS BUA
RESUME KEPERAWATAN
2. Data Biologis
a. Keluhan utama
Selama ber-KB ibu mengalami haid yang tidak teratur, ibu tidak haid selama
3 bulanberturut-turut dan kadang lebih dari 3 bulan.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, DM dan penyakit
lainnya.ibu tidak pernah menderita penyakit menular, ibu tidak pernah menderita
penyakit menurun, tidak ada riwayat alergi dan ketergantungan obat-obatan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada riwayat penyakit menular, tidak ada riwayat penyakit menurun.
d. Riwayat reproduksi
Ibu mendapatkan haid pertama atau menarche pada usia 13 tahun, siklus
Haid ibu teratur, lamanya sekitar 5-7 hari, ibu tidak pernah mengalami nyeri yang hebat
saat haid (Disminorhea), ibu mempunyai 3 anak dan tidak pernah mengalami keguguran.
f. Riwayat ginekologi
Ibu tidak pernah mengalami penyakit kelamin, tumor dan sistem reproduksi.
g. Riwayat KB
Ibu pernah menjadi akseoptor KB suntik 3 bulan selama +2 tahun.
3.Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Ibu makan sebanyak 3 kali sehari dan minum air sebanyak 7-8 gelas perhari,
nafsu makan baik. Ibu tidak mengalami gangguan sistem pencernaan dan sistem
perkemihan, ibu BAB 1-2 kali sehari dan BAK 3-4 kali sehari. Ibu menjaga
kebersihan dirinya dengan caramandi dan sikat gigi sebanyak 2 kali sehari dan ibu
mencucirambutnya sebanyak 2-3 kali dalam seminggu. Ibu juga selalu menjaga
kesehatan dan istirahat yaitu tidur siang sebanyak + 1 jam dan tidur malam + 7-8 jam.
4. Data Psikologi dan Spiritual
Ibu belum ada rencana untuk hamil lagi, ibu dan suaminya bersama dalam
mengambil keputusan untuk berKB, ibu berkeyakinan bahwa tidak ada larangan dalam
agama untuk ber-KB, ibu menjalankan shalat 5 waktu sehari.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum ibu baik.
b. Kesadaran composmentis.
c. Tanda-tanda vital.
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
P : 24 x/menit
S : 36,6oC
d. BB : 56 kg
e. Wajah
Inspeksi : Tidak pucat, tidak ada cloasma.
Palpasi : Tidak ada edema.
f. Mata
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sclera putih.
g. mulut
Inspeksi : Bibir lembab, tidak pucat, Gigi tampak bersih, tidak ada caries.
h. Leher
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis
i. Payudara
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, putting susu terbentuk.
Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan.
j. Abdomen
Inspeksi : Terdapat luka bekas operasi, tampak linea nigra dan striae alba.
Palpasi : Tidak ada pembesaran uterus, tidak ada nyeri tekan.
k. Ekstremitas
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varices.
Palpasi : Tidak ada edema.
6. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan.
a. Data Subjektif
Ibu menjadi akseptor KB DMPA sejak: Februari 2020, Ibu mengeluh tidak
haid selama 3 bulan berturut-turut dan kadang lebih dari 3 bulan. Ibu cemas dengan
keadaan yang dialaminya.
b. Data Objektif
1. Tinjauan kartu KB
Suntikan I : tanggal 02 April 2020
Suntikan II : tanggal 25 Juni 2020
Suntikan III : tanggal 17 September 2020
Suntikan IV : tanggal 10 Desember 2020
Suntikan V : tanggal 04 Februari 2021
2. Siklus haid : tidak teratur
c. Analisa dan Interpretasi Data
1) DMPA disuntikkan intra muskular setiap 12 minggu dengan kelonggaran batas
waktu suntik, bisa diberikan kurang dari 1 minggu atau lebih 1 minggu dari
patokan 12 minggu.
2) Amenorhea atau tidak datangnya haid selama 3 bulan berturut-turut atau lebih
merupakan hal yang tidak perlu dicemaskan bagi akseptor KB DMPA karena
hal tersebut tidak membahayakan kesehatan dan bersifat sementara. Ketika
suntikan dihentikan maka kesuburan akan kembali secara berangsur-angsur.
3) Penggunaan kontrasepsi suntikan DMPA biasanya menyebabkan terlambanya
kesuburan kembali oleh karena itu penjelasan perlu diberikan pada ibu usia
muda yang ingin menunda kehamilan dan dalam waktu dekat ingin
merencanakan kehamilan.
C. Langkah III. Identifikasi Masalah Potensial
Antisipasi terjadinya Drop Out
D. Langkah IV. Tindakan Segera atau Kolaborasi
Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera dan atau kolaborasi
3. Rencana Tindakan
Tanggal 28 April 2021
a. Sambut ibu dengan senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5S).
Rasional : Dengan 5S, akan terjalin hubungan baik antara klien dan petugas
kesehatan selain itu ibu akan merasa nyaman.
b. Tanyakan keluahan ibu
Rasional : Agar klien diberikan penjelasan terkait keluhannya dan diberikan
tindakan yang sesuai.
c. Jelaskan kepada ibu tentang efek samping yang bisa timbul dari pemakaian KB
suntik DMPA.
Rasional : Agar ibu tidak cemas apabila timbul efek samping lain.
d. Lakukan informed consent sebelum melakukan suntikan.
Rasional :Agar ibu merasa nyaman.
e. Berikan suntikan DMPA 150 mg pada bokong ibu di 1/3 SIAS secara IM sesuai prosedur
Rasional : Agar kebutuhan klien terpenuhi dalam kesinambungan pelayanan KB.
f. Anjurkan kepada ibu agar datang kapan saja apabila ada masalah atau gangguan
kesehatan sehubungan dengan alat kontrasepsinya.
Rasional : Agar klien mendapatkan pertolongan secara dini dan tepat waktu.
g. Anjurkan ibu agar datang kembali pada jadwal yang ditentukan yaitu tanggal 20 juli
2021
Rasional : Suntikan diberikan setiap 90 hari atau 12 minggu untuk mencegah
kehamilan sebagai akibat dari pemberian suntikan yang terlambat.
F. Langkah VI. Implementasi Tindakan
Tanggal: 28 april 2021
1. Menyambut ibu dengan senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5S).
2. Menanyakan keluhan ibu
3. Menjelaskan kepada ibu tentang efek samping yang bisa timbul dari pemakaian
KB suntik DMPA.
4. Melakukan informed consent sebelum melakukan suntikan.
5. Memberikan suntikan DMPA 150 mg pada bokong ibu di 1/3 SIAS secara IM
sesuai prosedur.
6. Menganjurkan kepada ibu agar datang kapan saja apabila ada masalah atau
gangguan kesehatan sehubungan dengan alat kontrasepsinya.
7. Menganjurkan ibu agar datang kembali pada jadwal yang ditentukan yaitu
tanggal :20 Juli 2021.
DI SUSUN OLEH:
Islamianti, S.kep
NIM : 032020045
PEMBIMBING
Ns. Bestfy Anitasari,M.Kep
RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan di Puskesmas Walenrang Barat pada tanggal 29 april
2021 di ruang KIA puskesmas BUA.Hasil pengkajian pasien didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Biodata pasien dan penanggung jawab
Nama Ny. H, umur 38 tahun, alamat Pabbarasseng No.RM : 01.02.007, diagnose medis
waktu pengkajian : Post sectio caesaria atas indikasi pre eklampsia ,nyeri pada luka post op sc.
Yang menjadi penanggung jawab pasien adalah Tn. M, selaku suami.
2. Alasan datang
Pasien mengatakan datang ke Puskesmas tanggal 4 Mei 2021 dengan diagnose G1P1A0,terasa
nyeri pada luka post op sc nya.
3. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri pada luka post operasinya.
2 DS : 2. Kurang pengetahuan
Pasien mengatakan ASI tentang cara perawatan
belum payudara berhubungan
keluar. dengan
Pasien mengatakan belum kurangnya informasi
tau
cara perawatan payudara.
DO :
Puting susu menonjol
Areola mamae
hiperpigmentasi
ASI belum keluar
Payudara teraba kenyal
Pasien tidak bisa
mempraktekkan cara
perawatan
payudara
3.. Kurang pengetahuan tentang 3. Resiko infeksi
cara perawatan payudara berhubungan dengan
Kurangnya informasi adanya prosedur
invasive/trauma jaringan.
DS : Pasien mengatakan
tidak
mengetahui tentang cara
perawatan luka post operasi.
DO :
Terdapat luka post operasi
tertutup verban ± 15 cm
pada
abdomen bagian bawah.
Terpasang kateter 750
cc/hari
Rubor : Tidak ada
kemerahan.
Dolor : Nyeri pada luka post
operasi
Kalor : Suhu 36 derajat
celcius.
Tumor : Tidak ada
pembengkakan.
Fungsiolaesa : Luka
mengganggu pergerakan
Resiko infeksi prosedur
invasive/trauma jaringan