SKRIPSI
Oleh
Oleh
TIFHANNY DYA
PRATIWI
NIM. 151000134
Menyetujui Pembimbi
* ustina M. i )
' 993082001
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis
Sistem Pengelolaan Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun
2019” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
Haji Medan Tahun 2019”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada
kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
4. dr. Fauzi, S.K.M., selaku dosen penguji I saya yang telah memberikan
skripsi.
6. Prof. Dr. Ir. Evawany Yunita Aritonang, M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah banyak memberikan saran kepada penulis selama kuliah
8. Selaku Direktur RSU Haji Medan dan Kepala Instalasi Rekam Medis yang
telah memberikan izin penelitian dan seluruh staf atas bantuan dan kerja
9. Teristimewa untuk kedua orang tua saya tercinta Ainus dan Netty Herawati
yang senantiasa memberikan doa, motivasi, kasih sayang dan dukungan baik
moril maupun materi yang tidak terhingga dan tidak akan pernah bisa terganti
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Juga kepada kakak
saya Luthfiany Winona, S. Pd. dan adik saya tercinta Saddam W.S.U yang
Sondang, Putri, Yasmin, Anggik, Tanthy, yang telah memberi dukungan dan
sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat
bagi pembaca.
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi vii
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
Daftar Lampiran x
Daftar Istilah xi
Riwayat Hidup xii
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 8
Tujuan Penelitian 8
Tujuan umum 8
Tujuan khusus 8
Manfaat Penelitian 9
Tinjauan Pustaka 10
Rekam Medis 10
Pengertian rekam medis 10
Tujuan rekam medis 10
Kegunaan rekam medis 11
Isi rekam medis 12
Kepemilikan rekam medis 13
Proses penyelenggaraan rekam medis 13
Proses Pengolahan Rekam Medis 16
Penataan berkas rekam medis (assembling) 16
Pemberian kode (coding) 17
Tabulasi (indeksing) 18
Analisa rekam medis (analising) 20
Sistem penyimpanan rekam medis 23
Prosedur rekam medis 25
Tugas pokok pelayanan rekam medis 26
Alur rekam medis pasien rawat inap 29
Rumah Sakit 31
Pengertian rumah sakit 31
Metode Penelitian 36
Jenis Penelitian 36
Lokasi dan Waktu Penelitian 36
Subjek Penelian 36
Definisi Konsep 37
Metode Pengumpulan Data 38
Metode Analisis Data 38
Daftar Pustaka 76
Lampiran 78
No Judul Halaman
No Judul Halaman
2 Kerangka berpikir 35
1 Pedoman Wawancara 78
5 Matriks 86
7 Dokumentasi 103
Medan pada tanggal 14 Juni 1997. Penulis beragama Islam, anak kedua dari tiga
Pendahuluan
Latar Belakang
kesehatan masyarakat. Rumah sakit didirikan dan dijalankan dengan tujuan untuk
pasien dalam batas kemampuan teknologi dan sarana yang disediakan dirumah
Rekam medik merupakan catatan medis setiap pasien apa yang dialaminya
data yang kemudian akan diolah menjadi laporan dan bermanfaat dalam hal
menyangkut ALFRED dari setiap pasien yang ada. Rekam medik merupakan
salah satu indikator kinerja RS dalam perihal kelengkapan dan kembalinya berkas
Administration adalah data dan informasi yang dihasilkan rekam medis dapat
sumber daya. Legal adalah alat bukti hukum yang dapat melindungi hukum
terhadap pasien dan provider kesehatan. Financial adalah setiap yang diterima
pasien bila dicatat dengan lengkap dan benar, maka dapat digunakan untuk
menghitung biaya
yang harus dibayar pasien, selain itu jenis dan jumlah kegiatan pelayanan yang
biaya sarana pelayanan kesehatan. Riset adalah berbagai macam penyakit yang
telah dicatat kedalam dokumen rekam medis dapat dilakukan penelusuran guna
bahwa guna menunjang terselenggaranya rencana induk yang baik, maka setiap
pada Pasal 46 yang mana berisi setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan
praktik kedokteran wajib membuat rekam medis. Rekam medis yang dimaksud
kesehatan. Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, tanda tangan
petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan (UU No. 29, 2004).
dan kendala utama pada pelaksanaan rekam medis adalah dokter dan dokter gigi
tidak menyadari sepenuhnya manfaat dan kegunaan rekam medis, baik pada
medis dibuat tidak lengkap, tidak jelas, dan tidak tepat waktu. Dalam standar
dilakukan selama 2 x 24 jam dan untuk berkas rekam medis rawat jalan harus
waktu dalam pengumpulan serta penataan berkas menjadi hal yang sangat penting
terkait proses pengolahan data di rekam medis. Pencatatan berkas rekam medis
sering dianggap menjadi persoalan kedua oleh pemberi layanan kesehatan seperti
dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Dikarenakan tingkat kesibukan para
dokter dan perawat seringkali berkas rekam medis tidak diisi secara lengkap dan
tidak dikembalikan tepat waktu bahkan melebihi waktu tempo. Akibatnya petugas
rekam medis sering merasa terhambat dalam proses pengolahan berkas rekam
medis, padahal kualitas data akan mencerminkan baik buruknya rekam medis.
Karena alasan tersebut penganalisaan catatan berkas rekam medis menjadi hal
yang perlu untuk dilakukan agar dapat diolah dan menghasilkan informasi
dokter dan dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam medis dapat
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 tahun atau denda paling banyak
Rp. 50.000.000. Selain tanggung jawab pidana, dokter dan dokter gigi yang tidak
membuat rekam medis juga dapat dikenakan sanksi secara perdata, karena dokter
Indonesia, 2006).
sakit, dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan data medis pasien oleh dokter atau
dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan kesehatan
langsung kepada pasien. selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis dirumah
sakit, dan dilanjutkan dengan pengelolaan berkas rekam medis yang meliputi
atau keperluan lainnya. Proses pengolahan rekam medis dari bagian Assembling,
Rekam medis pasien rawat inap di rumah sakit wajib disimpan sekurang-
kurangnya untuk jangka waktu 5 tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Utami (2018), mengenai sistem
pengelolaan rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Umum Madani Medan,
pengolahan rekam medis yaitu pada proses pengolahan berkas rekam medis
Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit. Selain itu Instalasi Rekam
medik juga kekurangan petugas dan sarana dan prasarana yang disediakan. Untuk
proses pengolahan berkas rekam medis perlu ketelitian dan kejelasan dari segi
berkas rekam medis dapat segera kembali disimpan diruang penyimpanan rekam
medis dan perlu untuk menambah petugas dan sarana prasana di Intalasi Rekam
Medis.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Watung, dkk (2018) mengenai
analisis sistem pengelolaan rekam medis pasien rawat inap RSUD DR. Sam
dokter yang sulit dibaca serta adanya penggunaan singkatan-singkatan yang tidak
baku berpengaruh terhadap proses koding sehingga data yang dihasilkan menjadi
tidak akurat dan harus menunggu pengumpulan kode baru data diolah menjadi
kartu indeks. Di bagian Filling, sarana dan prasarana tidak mendukung serta
Rumah Sakit Umum Haji Medan yang terletak di Jl. Rumah Sakit Haji
rumah sakit kelas B. Rumah sakit ini memiliki 253 tempat tidur dan memiliki 106
sebanayak 6 orang, Dokter Spesialis sebanyak 69 orang dan Dokter Sub Spesialis
sebanyak 6 orang.
Berdasarkan hasil survei awal, diperoleh berkas rekam medis rawat inap
yang masuk ke bagian rekam medis rata-rata per hari sebanyak 15-20 berkas. Dari
15-20 berkas rekam medis ada 10 berkas yang belum lengkap. Di bagian rekam
medis sendiri terdapat 8 orang tenaga rekam medis dengan latar belakang
Medis, 6 orang lulusan SMA sederajat. Pembagian kerja dibagi menjadi, 1 orang
mereka masih kekurangan tenaga rekam medis dibagian assembling dan untuk
sarana dan prasarana tidak memiliki ruangan penyimpanan untuk berkas rekam
pencatatan dan pengolahan rekam medis yang baik, sesuai dengan ketentuan yang
pengembalian berkas yang sudah dilengkapi berkas rekam medis harus diisi
harus dikembalikan 2x24 jam sesuai dengan standar yang ditentukan. Tetapi,
tidak sesuai dengan standar, dimana pengembalian berkas rekam medis sangat
lambat 3-4 hari. Ini mengakibatkan terhambatnya proses selanjutnya serta belum
berkas rekam medis yang diterima, jika belum lengkap maka petugas rekam medis
dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Setelah itu dilanjutkan ke bagian
Tujuan Penelitian
sistem pengelolan rekam medis di instalasi rekam medis RSU Haji Medan Tahun
2019.
Tujuan khusus
1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak rumah sakit untuk
Rekam Medis
dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes No.
269,2008).
Secara lebih mendalam, rekam medis mempunyai makna yang lebih luas
karna didalam catatan tersebut sudah tercermin segala informasi yang menyangkut
seseorang pasien yang akan dijadikan dasar dalam menentukan tindakan lebih
lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan
kepada seseorang pasien yang datang disarana pelayanan kesehatan. Rekam medis
juga mempunyai pengertian yang sangat luas tidak hanya sekedar untuk kegiatan
merupakan salah satu kegiatan dari pada penyelenggaraan rekam medis (Depkes,
2006).
pelayanan kesehatan dirumah sakit. Tanpa adanya dukungan dari suatu sistem
pengelolaan rekam medis baik dan benar tertib administrasi dirumah sakit tidak
merupakan salah satu faktor yang akan menentukan upaya pelayanan kesehatan
catatan atau dokumen yang akurat dan adekuat dari pasien, mengenai kehidupan
dan riwayat kesehatan, riwayat penyakit dimasa lalu dan sekarang, juga
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga ahli lainnya yang ikut
kepada pasien.
pasien.
pasien yang diperiksa di unit rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Setiap
pelayanan apakah itu di rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat dapat membuat
Isi rekam medis. Isi rekam medis diatur dalam pasal 3 Permenkes RI
Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 dan isi rekam medis untuk pasien rawat inap
1. Identitas pasien
riwayat penyakit
5. Diagnosis
6. Rena Penatalaksanaan
pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien. Apabila
pasien meminta isi rekam medis, maka dapat diberikan dalam bentuk ringkasan
rekam medis atau ringkasan pulang. Ringkasan rekam medis dapat diberikan,
dicatat atau dikopi oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan
tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu (Sadi, 2015).
seorang pasien serta untuk membedakan antara pasien satu dengan pasien lainnya,
medis kepada pasien yang datang berobat kerumah sakit. Adapun tata cara
1. Nama pasien sendiri yang terdiri dari satu suku kata atau lebih
2. penulisan nama sesuai dengan KTP (Kartu Tanda Penduduk) / SIM (Surat
nama pasien
7. Bila seorang bayi yang baru lahir hingga saat pulang belum mempunyai
disimpan berdasarkan nomor pasien, yaitu nomor rekam medis pasien pada saat
Jika kartu pasien hilang, nomor pasien masuk dapat diperoleh dari data dasar
pasien yang tersimpan didadalam sistem.. Dengan mengetahui nama lengkap dan
tanggal masuk pasien. Tetapi jika menggunakan nomor kartu indeks pasien keluar
tidak akan dapat secara maksimal menemukan nomor keluar, sehingga lokasi
rekam medis sulit ditemukan. Ada tiga system pemberian nomor pasien pada saat
umumnya dipakai yaitu; Pemberian Nomor Cara Seri (Serial Numbering System),
Pemberian Nomor Cara Unit (Unit Numbering System), Pemberian Nomor Cara
Seri Unit (Serial Unit Numbering System). Setiap pemberian nomor manapun
yang dipakai, setiap rekam medis baru harus mendapat nomor yang diurut secara
kronologis dan nomor tersebut harus dapat digunakan diseluruh instansi yang
sakit.
Kartu Indeks Utama Pasien adalah salah satu cara untuk menunjang
membawa kartu berobat maka KIUP akan membantu untuk mencarikan data
pasien yang diperlukan. KIUP merupakan kunci utama bagi setiap pasien,
sehingga mutlak harus dibuat, baik itu pasien berobat jalan maupun pasien untuk
dirawat. KIUP suatu kartu tanda pengenal setiap pasien baru yang disimpan
ringkasan riwayat klinik yang diperoleh dari tempat penerimaan pasien. KIUP
3. Tempat/tanggal lahir
4. Jenis kelamin
5. Alamat lengkap
6. Nama ayah
7. Nama ibu
8. Nama suami
9. Agama
10. Pekerjaan
11. Status
Proses pengolahan berkas rekam medis ada lima tahap yang saling
1. Pembatas poliklinik
3. Lembaran poliklinik
5. Salinan resep
Penataan berkas rekam medis untuk kasus anak, kasus bedah, kasus
1. Ringkasan
2. Pembatas masuk
5. Intruksi dokter
kode dengan menggunakan huruf atau angka atau melakukan kombinasi huruf
dalam angka mewakili komponen data. Kegiatan dan tindakan serta diagnosis
yang ada didalam rekam medis harus diberi kode dan selanjutnya di indeks agar
dan golongan penyakit, cidera, gejala dan faktor yang mempengaruhi kesehatan.
tanggung jawab dokter (tenaga medis) yang terkait dan tidak boleh diubah oleh
karenanya harus diagnosis yang ada dalam rekam medis diisi dengan lengka, jelas
dan akurat sesuai dengan arahan yang ada pada buku ICD-10. Tenaga medis
sebagai seorang pemberi kode bertanggung jawab atas keakuratan kode dari suatu
proses yang sudah ditetapkan oleh tenaga medis. oleh karena itu untuk hal yang
kurang jelas atau yang tidak lengkap, sebelum kode ditetapka, maka harus
pengisisan rekam medis di instalasi rawat jalan dan rawat inap atas kerja sama
tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang ada dimasing-masing instalasi kerja
kode yang telah dibuat kedalam indeks-indeks (dapat menggunakan kartu indeks
1. Indeks Pasien adalah suatu tabulasi kartu katalog yang berisi nama semua
pasien yang pernah berobat dirunah sakit. Ukuran kartu indeks penedrita
Ukuran yang dianjurkan adalah 12,5 x 7.5 cm. Kegunaan indeks penderita
datang kembali dengan mengakatan bahwa dia telah bersuami, kartu yang
sekarang harus dibuat catatan petunjuk (tanda lihat atau tanda X) dengan
kode penyakit dan kode operasi pasien yang berobat dirumah sakit.
3. Indeks Dokter adalah satu tabulasi data yang berisi nama dokter yang
segera didapat hasil yang kita inginkan, proses pengelompokkan data yang
dilakukan dengan proses komputerisasi lebih mudah dan cepat serta lebih
medis. Hal ini sudah tercantum dalam UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran pasal 46 ayat “Setiap dokter dan dokter gigi wajib untuk dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis”. Pada pasal 2 juga
dikatakan “Rekam medis harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima
pelayanan kesehatan”. Dan terakhir pada pasal 3 disebutkan “Setiap catatan rekam
medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan
pelayanan dan tindakan. Sewaktu berkas rekam medis tiba di instalasi rekam
medis maka petugas yang menerimanya harus memeriksa apakah berkas rekam
medis yang diterima tersebut telah lengkap secara kualitas maupun kuantitas.
petugas rekam medis dalam penganalisaan mutu rekam medis antara lain :
oleh petugas rekam medis yang sudah mahir dan mendapat pendidikan
khusus.
pencatatan pada rekam medis, berkas dan catatan tidak boleh dihilangkan
atau dihapus dengan cara apapun. Perubahan catatan atau kesalahan dalam
rekam medis hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan dibubuhi oleh
Jadi, bila ada rekam medis yang juga tidak memenuhi kebutuhan ketetapan
diatas maka petugas rekam medis wajib meminta dokter atau dokter gigi atau
medis yang telah lengkap kedalam rak penjajaran (filing shelves). Alasan
mengapa berkas rekam medis harus dianalisa mutunya? Agar rekam medis
minat hukum, sesuai dengan peraturan yang ada, menunjang informasi untuk
kepenyakitan dan bagi riset medis, studi administrasi dan penggantian biaya
ditujukan kepada mutu dan setiap berkas rekam medis. Petugas akan mengambil
dan menganalisa kualitas rekam medis pasien sesuai dengan standar mutu
pengisian lembar rekam medis baik oleh staf medis, para staf medis dan unit
penunjang medis lainnya. Ketidak lengkapan dalam pengisisan rekam medis akan
mempengaruhi mutu rekam medis, mutu rekam medis akan mencerminkan baik
tidaknya mutu pelayanan di suatu rumah sakit. dokter, perawat dan tenaga
kesehatan lain yang menangani pasien wajib melengkapi rekam medis sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Petugas akan menganalisis setiap berkas
yang diterima apakah lembaran rekam medis sudah lengkap atau belum. Jika
ditemukan ketidak lengkapan berkas pasien dari lembaran tertentu maka harus
2006).
1. Sentralisasi
A. Kelebihannya :
1. Data dan informasi hasil – hasil pelayanan dapat berkesinambungan
seluruhnya.
rekam medis.
distandarisasi.
berkas rekam medis milik seorang pasien berada dalam satu folder.
B. Kekurangannya :
1. Petugas menjadi lebih sibuk karena harus menangani unit rawat jalan dan
jam.
2. Desentralisasi
milik seorang pasien antara berkas rekam medis rawat jalan, gawat darurat dan
berkas rekam medis rawat inap pada folder tersediri dan atau ruang atau tempat
tersediri. Biasanya berkas rekam medis pasien rawat jalan disimpan di satu tempat
A. Kelebihan :
B. Kekurangannya :
1. Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis, yaitu data dan informasi
Jika dilihat secara teori cara sentralisasi lebih baik dari pada
situasi dan kondisi tersebut; karena terbatasnya tenaga yang terampil, khususnya
terutama rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah daerah. (Depkes, 2006).
Prosedur rekam medis. Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat
kepoliklinik ataupun yang akan dirawat adalah bagian dari sistem prosedur
pelayanan rumah sakit. Dapat pula dikatakan bahwa dari sinilah pelayanan
pertama kali yang diterima oleh seorang pasien saat tiba dirumah sakit, maka
tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa didalam tata cara penerimaan inilah
seorang pasien mendapatkan kesan baik ataupun tidak baik dari suatu pelayanan
rumah sakit. Tata cara melayani pasien dapat dinilai baik bila mana petugas
melakukannya dengan sikap yang ramah, sopan, tertib dan penuh tanggung jawab
(Depkes, 2006).
Tugas pokok pelayanan rekam medis. Tugas pokok pelayanan rekam
bagian di unit rekam medis. peran dan fungsi Assembling dalam pelayanan rekam
medis yaitu :
Indeksing adalah salah satu bagian dari unit rekam medis yang tugas pokoknya
meliputi :
1. Menerima dokumen rekam medis yang sudah lengkap dan kartu keluarga
2. Meneliti dan mencatat kode penyakit, operasi atau tindakan medis, sebab
kematian pada kartu keluarga dan lembar formulir rekam medis yang
penyakit.
4. Mencatat data dan informasi rekam medis kedalam formulir indeks
1. Setiap tribulan menyusun laporan RL1 tentang data kegiatan rumah sakit
rawat inap daan RL2B tentang data keadaan morbiditas pasien rawat jalan
khusus pasien rawat inap rumah sakit dan RL 2B1 tentang data keadaan
pasien umum rawat inap, RL2.2 tentang data morbiditas individual pasien
obstetri rawat inap, RL2.3 tentang data morbiditas pasien bayi baru lahir/
lahir mati rawat inap berdasarkan data dari dokumen rekam medis pasien
5. Setiap tahun menyusun laporan RL3 tentang data inventaris rumah sakit
berdasarkan data data dari bagian inventaris dan peralatan rumah sakit.
Tugas pokok bagian filling. Bagian filling merupakan salah satu bagian
rekam medis.
Alur rekam medis pasien rawat inap. Setiap pasien yang membawa
surat permintaan rawat inap dari dokter poliklinik. Instalasi gawat darurat,
menghubungi tempat penerimaan pasien rawat inap, sedang pasien rujukan dari
pelayanan kesehatan lainnya terlebih dahulu diperiksan oleh dokter rumah sakit
bersangkutan.
rawat inap : Nama, Nomor RM, Identittas dan Data social lainnya.
data pasien meliputi nomor rekam medis, nomor registrasi, nomor kamar
4. Pasien diterima oleh petugas di ruang rawat inap dan dicatat pada buku
register.
fisik, terapi serta semua tindakan yang diberikan kepada pasien pada
8. Setelah pasien keluar dari rumah dakit. Berkas rekam medis pasien segera
9. Petugas instalasi rekam medis mengolah berkas rekam medis yang sudah
10. Petugas instalasi rekam medis membuat rekapitulasi sensus harian setiap
12. Petugas instalasi rekam medis mengeluarkan berkas rekam medis, apabila
ada permintaan baik untuk keperluan pasien berobat ulang atau keperluan
lain.
rekam medis.
14. Rekam Medis pasien yang tidak pernah berobat lagi ke rumah sakit selama
IGD POLIKLINIK
DIBERIKAN NO. RM
RUANG PERAWATAN / RAWAT INAP BEROBAT JALAN
RAWAT ULANG
PULANG PENDIDIKAN
PENELITIAN
KEPERLUAN
RUANG PENGELOLAAN
Rumah Sakit
Pengertian rumah sakit. Menurut Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009
disediakan, ketenagaan fisik, dan peralatan maka rumah sakit umum pemerintah
meliputi:
a. pelayanan medik;
b. pelayanan kefarmasian;
Rumah Sakit Umum kelas B adalah rumah sakit yang memiliki fasilitas
pelayanan medik spesialis lainnya, dan 2 (dua) pelayanan medik sub spesialis
dasar.
Sumber Daya
Sumber unsur manajemen, dapat dilihat dari kesiapan sumber daya baik
dari kualitas mapun kuantitas yang sangat diperlukan untuk proses pelayanan
dirumah sakit. adapun diantara sumber sumber tersebut ialah SDM, dana, sarana
dan prasarana dan prosedur kerja (SOP). Selain itu juga harus selalu diperhatikan
dan diawasi proses kerja yang nantinya akan berpengaruh terhadap output yang
organisasi dan instansi yang mempunyai arti yang sangat penting. Sumber daya
manusia menjadi sumber penentu dari perencanaan tujuan suatu organisasi dan
instansi. Tanpa adanya sumber daya manusia suatu organisasi dan instansi tidak
pencapaian tujuan melalui kerja sama dengan orang lain. Ini berarti menunjukkan
pemanfaatan daya yang bersumber dari orang lain untuk mencapai tujuan.
1. Standar kelulusan Diploma tiga sebagai Ahli Madya Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan;
Kesehatan; dan
3. Semua staf rekam medis mempunyai SLTP Rekam Medis minimal 200
jam.
Sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang
dipakai sebagai alat untuk mencapai makna dan tujuan serta merupakan
prasarana pada pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan adalah alat tulis
berlaku, serta telah ditetapkan oleh keputusan direktur rumah sakit, karena
2003).
Landasan Teori
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien (Permenkes No. 269,2008).
Dalam Proses pengolahan berkas rekam medis memiliki lima tahap yang
Kerangka Berpikir
Alur Berkas
Rekam Medis
Ketersediaan
Sumber
Daya
Manusia
Ketersediaa
n Sarana dan
Prasarana
Jenis Penelitian
Medan.
November 2019.
Subjek Penelitian
yaitu teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang berkaitan dengan topic
penelitian dan dengan pertimbangan tertentu yang mana yang dianggap paling
tahu tentang apa yang kita harapkan. Beberapa informan tersebut adalah:
Definisi Konsep
1. Alur Berkas Rekam Medis yang sesuai dengan ketentuan Depkes adalah
selanjutnya.
rekam medis yang masuk ke unit rekam medis untukn diolah menjadi
interview), instrument alat tulis dan alat perekam suara (voice recorder),
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan pada saat pengumpulan data
Metode analisis data ini mengikuti konsep yang diberikan Miles dan Huberman
1990-an sudah mulai terdengar suara dari kalangan umat Islam si Sumatera Utara,
benar-benar bernafaskan Islam. Hal ini disebabkan oleh karena rumah sakit yang
telah ada dirasakan belum mampu membawa dakwah atau misi Islam secara
menyeluruh. Pada musim haji tahun 1990 terjadi musibah terowongan Mina yang
banyak menimbulkan korban Jemaah Haji Indonesia. Oleh karena itu rencana
mendatangani prasasti untuk empat Rumah Sakit Haji yakni Jakarta, Surabaya,
Ujung Pandang dan Medan. Melalui surat keputusan Gubernur Provinsi Sumatera
Rumah Sakit Haji Medan dan akhirnya diletakkan batu permata pembangunan
Rumah Sakit Haji Medan oleh Bapak Menteri Agama RI dan Bapak Gubernur
Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 11 Maret 1991 dan diresmikan pada tanggal
Pada tanggal 3 Juni 1998 dibentuk Yayasan Rumah Sakit Haji Medan
dengan Ketua umum Gubernur Sumatera Utara dan pada tanggal 30 November
Sumatera Utara.
Rumah Sakit Umum Haji Medan Provinsi Sumatera Utara sebagai Rumah
sakit kelas B di proyeksikan sebagai rumah sakit rujukan kesehatan yang utama di
wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya. Pada saat ini potensi pasar yang dilayani
masih cukup besar, mengingat daerah ini merupakan salah satu wilayah terbesar
Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) baru di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang diatur dalam peraturan
tugas fungsi, uraian tugas dan tata kerja Rumah Sakit Umum Haji Medan akan
yang diberikan, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) rumah sakit yang
telah dikeluarkan oleh Pemerintah. Lokasi Rumah Sakit Umum Haji Medan
Visi. Visi dari Rumah Sakit Umum Haji Medan Pemprovsu adalah
“Rumah sakit unggulan dan pusat rujukan dengan pelayanan bernuansa islami
berdaya saing sesuai standar nasional dan internasional serta ramah lingkungan”.
Layanan Umum.
dipertanggungjawabkan.
Bermartabat.
Rumah Sakit Umum Haji dikelola oleh petugas rekam medis yang berjumlah
7orang. Satu diantaranya tamatan DIII Rekam medis dan enam diantaranya lagi
merupakan tamatan SMA sederajat.
Kepala Instalasi RM
PENAGGUNG JAWABPENANGGUNG
PENERIMA PASIEN
JAWAB
PENANGGUNG
PENGOLAHAN
JAWAB
BERKAS
PELAPORAN
PENANGGUNG
DAN PUBLIKASI
JAWABDATA
PENYIMPANAN
PENANGGUNG
BERKASJAWAB ASSEMBLING
Karakteristik Informan
informan yang memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan topik penelitian dan
dengan topik penelitian. Secara garis besar, penelitian ini dapat dilaksanakan dan
ini sebanyak 8 orang yaitu Kepala Rekam Medis, Petugas dibagian kegiatan
rekam medis merupakan satu hal terpenting untuk menentukan proses pengolahan
berkas rekam medis. Alur rekam medis harus dilakukan secara sistematis agar
tidak ada proses dari rekam medis yang tertinggal sehingga dapat menghasilkan
rekam medis yang lengkap, akurat dan tepat waktu. Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan diperoleh informasi mengenai prosedur alur rekam medis rumah
medis :
alur rekam medis saat ini sudah berjalan dengan prosedurnya yang diawali dengan
prosedur, setelah pasien pulang berkas rekam medis pasien harus dilengkapi
terlebih dahulu setelah lengkap barulah dikirim ke ruangan rekam medis di bagian
BPJS, setelah dari ruangan BPJS berkas diantar ke ruang rekam medis untuk di
Wawancara dengan kepala rekam medis mengenai alur rekam medis pada
“Saat ini sih sudah sesuai ya dengan yang diatur dari rumah sakit
alurnya, hanya saja” yang penting gimana enaknya kita proses itu,
tidak mungkin sesuatu diatur sesuai dengan alur Depkes, tapi kalau
secara umumnya sih iya tapi itu sampai nanti dari ruangan
langsung ke coding terus dikirim ke bagian pengkleiman itu udah
diluar itu dia, gimana supaya proses pengkodingannya itu cepat
jadi tidak 100% sesuai dengan itu” (informan 4)
Hasil dari wawancara dengan petugas rekam medis di bagian Coding
menunjukkan bahwa untuk alur rekam medis sudah sesuai dengan yang diatur
rumah sakit tetapi tidak sesuai dengan alur yang dibuat oleh Depkes. Yang mana
pada prosesnya yang pertama, berkas rekam medis yang berasal dari ruangan
menunjukkan bahwa untuk alur rekam medis sudah ada prosedurnya. Berkas
menunjukkan bahwa alurnya sudah berjalan dengan prosedur, berkas rekam medis
diserahkan ke petugas rekam medis dan pada pengolahan pertama di awali dengan
barulah dikirim kembali ke ruangan rekam medis untuk di Assembling setelah itu
bahwa Alur pengelolaan rekam medis yang dibuat oleh Rumah Sakit Umum Haji
sudah mengerti tentang alur di masing-masing bagian rekam medis mulai dari
kali menerima berkas rekam medis setelah pasien pulang adalah bagian
Pengkodean (Coding).
Di bagian Coding petugas memberikan kode sesuai dengan kode penyakit,
operasi, tindakan sesuai buku ICD-10, jika ditemukan dokumen rekam medis
Berikut Alur Berkas Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Umum Haji
Medan.
Farmasi
(Penghitungan
Obat)
Ruang Rekam Medis
Penyimpanan
(Assembling) dan Keuangan
(Filling)
rekam medis yang dibuat oleh Rumah Sakit Umum Haji tidak sesuai dengan Alur
Rekam Medis Rawat Inap yang dibuat oleh Departemen Kesehatan. Terlihat dari
pengolahan rekam medis bergantung pada petugas rekam medisnya sehingga akan
informasi tentang jumlah tenaga rekam medis seperti yang diungkapkan berikut :
“Untuk tenaga rekam medis saat ini ada 7 orang ya, tapi inipun
kurang kita dek. Kita kekurangan tenaga juga ini pun yang
diruangan rekam medik dipenyimpanan kadang mereka saling
membantunya itu. pokoknya dikerjakan merekalah itu disana
dek”(informan 1)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa tenaga rekam
medis yang ada mereka masih kekurangan tenaga untuk melakukan pekerjaannya.
Direktur rumah sakit harus menetapkan secara tertulis Pola Ketenagaan di unit
berdasarkan beban kerja atau metode lain (Hanafiah dan Amir, 2008).
bertanggung jawab di setiap pengolahan rekam medis ialah Kepala Rekam Medis
Rekam Medis.
meningkatkan kualitas SDM rekam medis pihak rumah sakit sudah ada mengikut
dibagian Coding :
berikut :
bagian Assembling :
kegiatan seperti seminar dengan membayar sendiri tidak dari rumah sakit dan
bagian Filling :
bagian Filling belum pernah terpilih dalam mengikuti pelatihan maupun seminar
pelaporan/Analising :
“Selama ini saya pernah ikut pelatihan tentang RL tapi nampaknya
itupun tidak cukup hanya sekedar pelatihan “ (informan 8)
Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa petugas rekam medis di
Tabel 2
rata-rata berlatar belakang pendidikan terakhir dari SMA sederajat dan Kepala
orang S1 Rekam Medis dan 4 orang D3 Rekam Medis serta semua staf Rekam
medis dalam pengolahan rekam medis terdapat 7 orang petugas. Dengan jumlah
petugas rekam medis yang ada yang berlatar belakang perekam medis hanya Satu
SDM rekam medis agar pengelolaan rekam medis rumah sakit selalu mengikuti
perkembangan zaman tetapi masih ada saja petugas yang belum terpilih dalam
SDM yang mana telihat tidak semua petugas rekam medis yang ada berlatar
bahwa sudah pernah mengikuti pelatihan maupun seminar yang diberikan dari
mengikuti pelatihan dan seminar yang diberikan dari rumah sakit, sedangkan
Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Umum Haji dapat disimpulkan bahwa
Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Haji masih kekurangan petugas rekam
medis, hal ini terlihat dari jumlah petugas pengelolaan rekam medis yang ada
hanya 7 orang sedangkan jumlah pasien yang datang semakin banyak perharinya.
Hal itu menunjukkan bahwa sudah tidak sebanding lagi dengan beban kerja yang
ada. Akibatnya, tenaga rekam medis yang ada harus saling bahu-membahu dan
efisien, canggih dan memuaskan. Maka dari pada itu dilakukanlah usaha
tertib administrasinya. Oleh karena itu bagian rekam medis di RSU Haji Medan
Permenkes No. 269 tahun 2008 tentang Rekam medis, telah diatur mengenai tata
informasi mengenai sarana dan prasarana seperti yang diungkapkan berikut ini :
kekurangan dalam hal rak berkas rekam medis serta perlu adanya ruangan
penyimpanan antara berkas rekam medis yang aktif dengan rekam medis yang
inactive.
Pernyataan informan diatas juga didukung oleh pelaksana rekam medis
kurang. Terlihat dari pernyataan informan menyatakan ruangan yang kurang luas
serta perlu adanya perluasan ruangan agar bisa dilakukan penambahan rak.
“sudah memadai, komputer juga ada hanya SIRS inilah dek belum
selesai”(informan 8)
Dari hasil wawancara dengan informan Analising menunjukkan bahwa
Prasarana di Rumah Sakit Umum Haji dapat disimpulkan bahwa rekam medis
mengatakan sarana dan prasarana yang sangat kurang ialah ruangan yang kurang
luas dan tempat rak penyimpanan berkas rekam medis. Dikarenakan pasien yang
saat ini jumlahnya sudah cukup banyak sehingga berkas rekam medisnya pun
bertambah banyak, maka rak penyimpanan berkas rekam medis sudah tidak cukup
lagi untuk menampung berkas yang ada. Namun untuk ruangan penyimpanan
rekam medisnya sendiri terlau sempit untuk menambah rak penyimpanan rekam
medis agar bisa dilakukan penambahan rak. Maka dari pada itu dibutuhkan
perluasan ruangan penyimpanan rekam medis itu sendiri. Dari hasil observasi
yang dilakukan, didapatkan bahwa sarana dan prasarana untuk mendukung kerja
petugas sudah tersedia tapi belum terpenuhi misalnya, dari hasil observasi berkas
rekam medis yang aktif dan inactive masih disatukan disatu ruangan serta masih
penyimpanan dokumen.
Tetapi semua ini bisa saja dapat diatasi dengan menyingkirkan sebagian
dari berkas rekam medis yang diperkirakan tidak dipakai lagi dengan melakukan
retensi ataupun pemusnahan berkas rekam medis tidak aktif. Sehingga akan
berguna untuk mengurangi jumlah berkas rekam medis yang semakin bertambah
dan menyediakan tempat penyimpanan berkas rekam medis yang baru.
(SOP). Prosedur kerja disusun oleh para pelaksana pelayanan yang mengacu
oleh keputusan direktur rumah sakit, karena prosedur kerja merupakan dokumen
berikut:
berikut:
melakukan kegiatan pengolahan di Filling sudah sesuai dengan SOP dan bekerja
Prosedur (SOP) sudah ada dan seluruh petugas sudah melaksanakan kegiatannya
sesuai dengan yang dikerjakannya hanya saja masih ada petugas yang merangkap
kerjanya.
bagian dan sudah diterapkan petugas dalam bekerja. Standar Operasional Prosedur
(SOP) di RSU Haji Medan diatur menurut Surat Keputusan Direktur RSU Haji
pegolahan data medis untuk menghasilkan informasi yang lebih akurat bagi
kerja.
(Analising/laporan).
kode (Coding) merupakan bagian dari proses pengolahan berkas rekam medis
yang menerima berkas rekam medis yang sudah lengkap dari bagian Assembling,
tetapi dalam pengolahan rekam medis di RSU Haji berkas rekam medis diberikan
oleh perawat untuk diberikan pengkodean dari diagnosa yang dibuat oleh dokter.
Fungsinya dari kode tersebut dapat digunakan sebagai klaim biaya dari perawatan
dan pengobatan yang telah dilakukan dan diteima oleh pasien dan memudahkan
tugas-tugas yang informan lakukan sebagai pelaksana rekam medis pada kegiatan
petugas kegiatan Coding sudah menerima berkas rekam medis sesuai dengan alur
berkas rekam medis yang dibuat dan ditetapkan oleh Rumah Sakit. Artinya proses
pengolahan sudah dilakukan secara sistematis tetapi dilihat berdasarkan alur yang
ditetapkan oleh Depkes bahwasanya alur Rumah Sakit Umum Haji tidak bisa
Medan berkas rekam medis yang diterima terlebih dahulu, diterima melalui
“Ya 1,2 ada lah namanya juga manusia kita ada yang silap kadang,
ya mungkin dari perawatnya kadang tidak dibuat misalnya kalau
meninggal, kadang di status tidak dibuat dokter seperti pasiennya
meningga tanggal segini jam segini itu harus dibuat tapi namanya
manusia ini kadang jam 3 malam dokter gak bisa, mungkin bisa
besok buatnya kadang manusia tidak ada yang
sempurna”(informan4)
“Ada, itu status yang dari rawat inap pribadi terutama itu dibagian
resume medisnya banyak yang tidak lengkap dari ruangan. Mungkin
beda barangkali kan kalo pribadi dia, tidak terlalu mungkin.Untuk
prosesnyakan hanya di rumah sakit ini sajakan, kalau dia BPJSkan
prosesnya sampai ke BPJS jadi itu terpaksa dilengkapi oleh petugas
dari ruangan atau dokternya. Kalau pribadi kadang-kadang saya
lengkapi disini kalau gak lengkap resumenya saya lengkapi sendiri
cuma tidak diagnosanya ya cuma tanggal masuk dan tanggal
keluarnya saja saya isi sendiri”(informan 5)
Dari pernyatan informan diatas didapatkan dan diperoleh bahwa tidak
semua berkas rekam medis yang masuk kebagian Coding yang diserahkan oleh
perawat ataupun pembantu perawat dengan lengkap. Dari informasi yang peneliti
kelengkapannya oleh tim Kes Manajer tetapi masih saja ditemukan berkas rekam
medis yang masih belum lengkap. Dari observasi yang telah dilakukan peneliti
mengenai kelengkapan berkas rekam medis rawat inap didapatkan bahwa dari 30
berkas rekam medis spesialis penyakit dalam ada 8 berkas rekam medis yang
tidak lengkap mengenai resume pulang. Dari pernyataan tersebut juga didapatkan
bahwa utnuk berkas rekam medis rawat inap pasien BPJS Seharusnya harus sudah
Coding.
“Berkas yang tidak lengkap dan juga tulisan dokter kadang tidak
jelas, kalau sudah dokter sendiri yang nulisnya tidak jelas ya kita
tidak bisa menginput dan membaca diagnosa ini. kalau memang
diagnosanya lengkap dan jelas kita ya gampang mencarinya di ICD-
10 ataupun ICD-9 untuk tindakan tapi kalo tulisannya juga tidak
terbaca bagaimana, kadang dokter sama-sama dokter saling
membaca gak ngerti juga. Kadang kalo tidak jelas saya tanyakan
langsung sama dokternya ditelfon.Kadang-kadang kalo belum
lengkap dan harus ditanggung jawabi oleh ruangan kita kembalikan
keruangan dimana pasien itu dirawat biar tahu bahwa mereka
melakukan kesalahan dan harus segera di perbaiki” (informan 4)
“Ya dari tulisan dokter yang susah dibaca dan kurang jelas ya itu
saja sih hambatannya” (informan 5)
Dari pernyataan kedua informan tersebut menunjukan bahwa kendala yang
dialami dibagian Coding berawal dari berkas rekam medis yang tidak lengkap
selanjutnya juga dialami pada ketidakjelasan penulisan diagnosa yang ditulis oleh
banyak ditemukan kesulitan, hanya saja pengolahan data dari mereka menjadi
Dengan hal tersebut proses pengolahan berkas rekam medis menjadi tidak
kalau dilihat dari alur rekam medis yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Haji sendiri
sudah benar dan sistematis. Menurut Pedoman Prosedur Rekam Medis Rumah
sakit hal ini masih bisa di benarkan untuk hal yang kurang jelas sebelum kode
pertama kali menerima berkas rekam medis yang sudah diisi lengkap dan
rekam medis selanjutnya. Tetapi didalam proses pengolahan di RSU Haji proses
rekam medis Rumah Sakit Haji tidak sesuai dengan ketentuan pengolahan rekam
medis dari Depkes. Bagian Assembling menerima berkas rekam medis dari
bahwasanya alur rekam medis Rumah Sakit Umum Haji tidak sistematis.
Seharusnya berkas rekam medis pertama kali diterima oleh petugas kegiatan
menunjukan bahwa tidak semua berkas rekam medis yang masuk kebagian
tersebut juga dapat disimpulkan bahwa berkas rekam medis yang tidak lengkap
dibagian Assembling.
medis yang masuk ke Instalasi rekam medis masih didapatkan berkas rekam
hambatan, akibat adanya berkas rekam medis yang belum lengkap masuk
kebagian Assembling dan juga terhambat oleh adanya pendingan dari pengkleiman
BPJS sehingga akan memerlukan waktu lagi untuk melengkapi rekam medis dan
Untuk dibagian penataan berkas (Assembling) petugas rekam medis sendiri sudah
dari proses pengolahan berkas rekam medis yang bertugas mengambil berkas
rekam medis ketika pasien datang dan menerima berkas rekam medis yang sudah
lengkap dari bagian Coding dan Assembling dan sudah siap untuk disimpan. Lalu
mengelola ruang penyimpanan rekam medis agar berkas rekam medis tersusun
dibagian penyimpanan berkas rekam medis sudah tahu mengenai apa saja
penyimpanan rekam medis dikelola oleh tiga orang dengan pembagian kerja
antara rawat jalan dan rawat inap, namun ketiga petugas masih saling membantu.
penyimpanan berkas rekam medis Rumah Sakit Umum Haji Medan sudah
serta serta mengurangi jumlah biaya peralatan dan ruangan tetapi masih
mendapatkan kesulitan karena masih menglami kesulitan seperti miss file atau
salah taruh.
“Kadang-kadang ya kita kan kita manusia bisa aja silaf karna kan
hampir sama dengan inikan nomornya 33 bisa saja nanti jadi 32
masuknya kesana gitu, begitulah kadang-kadang kita silaf mata.
ruangannya kurang juga, kalau udah banyak kan bisa kita asingkan
yang aktif sama yang non aktif inikan udah bergabung semua”
(informan 3)
“Kadang-kadang Terjadi salah penyimpanan , salah masuk , jadi
yang tiba kalau mau dicari udah gadapat kan mana mungkin banyak
gini kadang-kadang kalau mau cepat dokter mau pulang dibuatlah
berkas yang baru dulu sesuai dengan nomor yang udah ada
dikomputer kan sudah ada data dia cuma statusnya baru, yang lama
gadapat, kadang-kadang double tapi kalau sudah dapat berkas yang
tadi kita satukan di satu berkas saja ” (informan 6)
“Ada kalau raknya kurang dan status yang dari poli rawat jalan
tidak kembali itulah hambatannya ya sama itu dek salah taruh juga
kadang-kadang”(informan 7)
Dari pernyataan ketiga informan tersebut didapatkan dan diperoleh bahwa
masih ada hambatan dan kendala saat melakukan proses penyimpanan berkas
berkaskarena pembuatan berkas yang baru serta juga ruangan yang masih
menyatukan berkas rekam medis yang aktif dan tidak aktif lagi .
medis.
dengan memusnahkan sebagian berkas rekam medis yang diperkirakan tidak akan
untuk bagian Penyimpanan (Filling) berkas rekam medis masih sangat kurang
dalam hal sarana dan prasarana. Seperti rak penyimpanan rekam medis maupun
ruangan penyimpanan berkas yang mana berkas rekam medis yang active dan
berkas rekam medis disimpan dengan sistem Sentralisasi yang mana artinya akan
minim kemungkinan untuk terjadi berkas rekam medis ganda untuk satu pasien
penggandaan berkas untuk satu pasien dikarenakan berkas pasien tidak ditemukan
dengan cepat maka daripada itu terjadilah penggandaan atau double berkas dan
jika sudah ditemukan berkasnya maka berkas tersebut disatukan di satu berkas.
menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu.
pelaporan sudah terlihat jelas apa saja tugas –tugas informan sebagai pelaksana
darimana.
berkas yang akan diolah menjadi laporan didapatkan dari tiap ruangan atau unit-
unit terkait dengan memberikan formulir dan isi yang akan di isi oleh unit terkait
dan setelah itu menyerahkan ke petugas pelaporan. Terlihat juga bahwa dalam
membuat laporan terbagi menjadi 2 yaitu, laporan bulanan yang mana untuk
pengelolaan laporan.
dikerjakan secara manual dan data yang diserahkan dari ruangan terlambat dan
terkadang petugas pelaporan sudah meminta tetapi dari unit-unit terkait belum
membuatnya maka laporan yang akan diolah dan dikirimkan tidak tepat waktu.
Data yang akan dikelola menjadi laporan didapatkan dari unit-unit terkait/
ruangan rawat inap, rawat jalan ataupun IGD. Pengiriman laporan yang masih
terlambat/molor. Hal tersebut tidak sesuai dengan tujuan dari pelaporan rumah
Keterbatasan Penelitian
a. Wawancara yang dilakukan pada saat jam kerja sehingga peneliti tidak
Kesimpulan
Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Haji dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Untuk alur berkas rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Umum Haji
tidak sesuai dengan yang alur berkas rekam medis rawat inap yang telah
petugas rekam medis yang ada hanya 1 orang yang berlatar belakang
perekam medis.
penyimpanan.
yang ditulis oleh dokter dan ada beberapa berkas rekam medis rawat inap
dokumen rekam medis ataupun miss file dan dokumen rekam medis yang
Rekam Medis Rawat Inap yang dikeluarkan oleh Depkes agar dalam
dengan segera.
dapat bekerja sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan agar bekerja
dengan tenang.
untuk membuat peraturan yang jelas secara tertulis agar berkas rekam
medis tiba di Instalasi rekam medis dengan lengkap dan tepat waktu
pengkleiman BPJS dan saat dikirim keruangan Assembling tidak ada lagi
PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN REKAM MEDIS DI RUMAH
SAKIT UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2019
IDENTITAS INFORMAN I (KEPALA INSTALASI REKAM MEDIS)
Nama :
Umur : Tahun
Pendidikan :
PERTANYAAN
1. Menurut saudara/i bagaimana alur pelaksanaan rekam medis
di RSU Haji ?
2. Berapa jumlah tenaga rekam rekam medis dirumah sakit haji?
3. Adakah yang bertanggung jawab disetiap pengolahan
rekam medis?
4. Adakah upaya yang dilakukan dari pihak rumah sakit
untuk meningkatkat kualitas SDM di rekam medis ?
5. Bagaimana sarana dan prasarana di instalasi rekam medis ?
6. Apakah di RSU Haji ini memiliki SOP? Jika ya, apakah petuas
sudah bekerja dengan SOP yang ada ?
7. Menurut saudara apa kendala/hambatan yang ditemukan selama
pengisian isi RM ?
PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN REKAM MEDIS DI RUMAH
SAKIT UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2019
IDENTITAS INFORMAN II (PETUGAS REKAM MEDIS) ASSEMBLING
Nama :
Umur : Tahun
Pendidikan :
PERTANYAAN
Umur : Tahun
Pendidikan :
PERTANYAAN
Umur : Tahun
Pendidikan :
PERTANYAAN
Umur : Tahun
Pendidikan :
PERTANYAAN
Informan 4 (Pelaksana Adakah berkas “Ya 1,2 ada lah namanya juga
rekam medis kegiatan rekam medis yang manusia kita ada yang silap
Pengkodean diterima tapi masih kadang, ya mungkin dari
(Coding)) belum lengkap ? perawatnya kadang tidak
dibuat misalnya kalau
meninggal, kadang di status
tidak dibuat dokter seperti
pasiennya meningga tanggal
segini jam segini itu harus
dibuat tapi namanya manusia
ini kadang jam 3 malam dokter
gak bisa, mungkin bisa besok
buatnya kadang manusia tidak
ada yang sempurna’
Informan 5 (Pelaksana “Banyak, itu status yang dari
rekam medis kegiatan rawat inap pribadi terutama itu
Pengkodean dibagian resume medisnya
(Coding)) banyak yang tidak lengkap dari
ruangan. Mungkin beda
barangkali kan kalo pribadi
dia, tidak terlalu
mungkin.Untuk prosesnyakan
hanya di rumah sakit ini
sajakan, kalau dia BPJSkan
prosesnya sampai ke BPJS jadi
itu terpaksa dilengkapi oleh
petugas dari ruangan atau
dokternya. Kalau pribadi
kadang-kadang saya lengkapi
disini kalau gak lengkap
resumenya saya lengkapi
sendiri cuma tidak diagnosanya
ya cuma tanggal masuk dan
tanggal keluarnya saja saya isi
sendiri”
Informan 1 (Kepala Data yang akan diolah “Dari ruangan dari tiap-tiap
Rekam Medis ) menjadi laporan ruangan, kalau laporan
berasal darimana? bulanan seperti BOR, TOI,
LOS . kalau masalah jumlah
pasiennya dari IGD dari
pendaftaran. Kalau untuk RL
itu didapatkan dari ruang-
ruangan hasil dari pasien
sudah pulang jadi hasilnya
bukan dari assembling
ataupun pengelolaan
lainnnya.”
98
2 Meja kerja
3 Rak/meja sortir
4 Kursi
5 Komputer/Laptop
6 Printer
10 Rak arsip/dokumen
11 Troli
Lampiran 7. Dokumentasi