Anda di halaman 1dari 7

MENGUKUR UDARA PERNAPASAN

A. TUJUAN

Mengetahui jumlah udara pernapasan pada hewan

B. DASAR TEORI

Istilah bernapas, seringkali diartikan dengan respirasi, walaupun secara harfiah sebenarnya kedua
istilah tersebut berbeda. Pernapasan (breathing) artinya menghirup dan menghembuskan napas. Oleh
karena itu, bernapas diartikan sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh
dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi (respiration)
berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel sehingga
diperoleh energi.

Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk melakukan beberapa aktivitas.
Misalnya saja, mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. Oleh karena itu,
kegiatan pernapasan dan respirasi sebenarnya saling berhubungan.

Respirasi adalah proses mengambil oksigen dari udara dan mengeluarkan karbondioksida ke udara.
Atau respirasi adalah pertukaran gas oksigen dari udara bebas oleh organism hidup untuk serangkaian
proses metabolism (oksidasi) di dalam tubuh, dengan mengeluarkan karbondioksida sebagai sisa
metabolism. (Joko waluyo. 2006: 287).

Respirasi pada Hewan

Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa sistem trakea, yang terbuat dari pipa yang
becabang di seluruh tubuh, merupakan salah satu variasi dari permukaan respirasi internal yang
melipat-lipat dan pipa yang terbesar itulah yang disebut trakea. Bagi seekor serangga kecil, proses
difusi saja dapat membawa cukup O2 dari udara ke sistem trakea dan membuang cukup CO2 untuk
mendukung sistem respirasi seluler. Serangga yang lebih besar dengan kebutuhan energi yang lebih
tinggi memventilasi sistem trakeanya dengan pergerakan tubuh berirama (ritmik) yang memampatkan
dan mengembungkan pipa udara seperti alat penghembus (Campbell, 2005).

Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan
waktu (Seeley, 2002). Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi karena respirasi merupakan
proses ekstraksi energi dari molekul makanan yang bergantung pada adanya oksigen. Secara
sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut: C6H12O6 + 6O2
→ 6 CO2 + 6H2O +ATP (Tobin, 2005).

Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi
makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan
memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui
jumlahnya. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi
oksigen. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies
hewan, jenis kelamin, ukuran badan dan aktivitas, kadar O2 dan CO2 (Tobin, 2005).

Mekanisme pernapasan pada serangga adalah sebagai berikut :

Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya CO2 keluar.
Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga
tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang
kaya 02 masuk ke trakea.

Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya
mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga
hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.

Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada
serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke
perxnukaan air untuk mengambil udara.

Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu
lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut
pada permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea
ke sel-sel pernapasan.

Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari
air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus
ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.

Fungsi eosin :

Fungsi eosin adalah sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme percobaan (jangkrik)
pada respirometer. Saat jangkrik menghirup oksigen maka terjadi penurunan tekanan gas dalam
respirometer sehingga eosin bergerak masuk ke arah respirometer.

Fungsi dari Kristal KOH/NaOH pada percobaan yaitu sebagai pengikat CO2 agar tekanan dalam
respirometer menurun. Jika tidak diikat maka tekanan parsial gas dalam respirometer akan tetap dan
eosin tidak bisa bergerak. Akibatnya volume oksigen yang dihirup serangga tidak bisa diukur. Kristal
KOH/NaOH dapat mengikat CO2 karena bersifat higroskopis. Reaksi antara KOH dengan CO2, sebagai
berikut:

KOH + CO2 → KHCO3

KHCO3 + KOH → K2CO3 + H2O


Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi diantaranya:

1. Jenis kelamin

Jenis Kelamin jangkrik betina dan belalang jantan memiliki kecepatan respirasi yang berbeda.

2. Ketinggian

Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2, sehingga makin
sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya belalang pada daerah ketinggian memiliki
laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.

3. Ketersediaan Oksigen.

Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama.
Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi karena jumlah
oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di
udara.

4. Suhu.

Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trakea yang berfungsi untuk
mengangkut dan mngedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari
tubuh. Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh
jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan
bantuan sitem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang
terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh trachea yang
memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas
sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara
teratur.

5. Berat Tubuh

Hubungan antara berat dengan penggunaan oksigen berbanding terbalik. Karena setiap makhluk
hidup membutuhkan O2 (Oksigen) dalam jumlah yang besar. Melebihi dari Berat tubuh. Pada hasil di
atas jelas sekali bahwa ukuran tubuh mempegaruhi laju pernapasan, semakin kecil ukuran dan berat
tubuh maka semakin cepat pernapasannya. Walaupun diatas ada sedikit kegagalan yaitu pernapasan
pada jangkrik besar tidak sebagaimana mestinya. Karena pada jangkrik yang berukuran besar
melakukan aktifitas yang berkemungkinan banyak melakukan pergerakkan,sehingga membutuhkan
banyak pernafasan dan oksigen. Ternyata aktifitas yang banyak bergerak dari jangkrik juga
memengaruhi laju pernapasan
C. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana mengukur volume oksigen yang dihirup jangkrik ?

2. Bagaimana hubungan antara berat jangkrik dengan kebutuhan oksigen?

D. HIPOTESA

Umumnya cara mengukur volume oksigen dengan melihat skala pada pipa respirometer. Volume
dihitung berdasarkan selisih posisi awal eosin dengan dengan posisi terakhir eosin pada pipa berskala,
dan dihitung per satuan waktu (menit).

Hubungan antara berat badan jangkrik dengan oksigen yaitu berbanding lurus. Jika berat hewan
jangkrik besar maka oksigen yang dibutuhkan juga besar. Seperti halnya manusia apabila dia berbadan
gemuk dia akan bernafas cepat. Dan oksigen yang dibutuhkan juga bertambah banyak.

E. VARIABEL

Variabel Manipulasi : Berat Jangkrik

Varibel Respon : Laju pernapasan serangga.

Variabel Kontrol : Jenis jangkrik, respirometer sederhana, kristal NaOH, Eosin, Vaselin, pipet,
dan suhu.

F. ALAT DAN BAHAN

1.Respirometer sederhana

2. Neraca

3. Jangkrik

4. Kristal NaOH (KOH)

5. Larutan eosin

6. Plastisin/vaselin

7. Kapas

8. Pipet tetes

9. Stopwatch/ pengukur waktu


G. LANGKAH KERJA

1.Membungkus kristal KOH/NaOH dengan kertas tisu / kapas, dan masukkan ke dalam tabung
respirometer

2.Menimbang berat tubuh serangga.

3.Memasukkan serangga ke dalam tabung respirometer.

4.Menutup tabung respirometer dengan pipa kapiler respirometer hingga rapat.

5.Mengoleskan plastisin pada bagian persambungan antara tabung dengan pipa respirometer.

6.Meneteskan eosin pada ujung pipa.

7.Mengamati pergerakan eosin dalam pipa.

8.Mencatat data pergerakan eosin dengan interval waktu setiap 5 menit selama 10 menit.
Pergerakan eosin menunjukkan jumlah udara pernapasan serangga dalam satuan waktu yang telah
ditentukan .

9.Jika sudah 10 menit, membuka pipa respirometer dan melepaskan serangga tersebut.

10.Mengulangi percobaan tersebut menggunakan serangga dengan jenis yang sama tetapi memiliki
berat tubuh yang berbeda beda .

H. HASIL PENGAMATAN

Jenis serangga : Jangkrik

Berat tubuh :

1. Jangkrik a = 2 gram

2. Jangkrik b = 1,8 gram

3. Jangkrik c = 2,2 gram

Kedudukan eosin tiap menit :


1. Jangkrik a = 0,005; 0,02; 0,15; 0,18; 0,3
2. Jangkrik b = 0,14; 0,26; 0,33; 0,50; 0,58
3. Jangkrik c = 0,19; 0,31; 0,31; 0,52; 0,59

Jumlah udara pernapasan 10 menit (ml)


1. Jangkrik a = 0,655
2. Jangkrik b= 1,81
3. Jangkrik c = 1,92

Rata-rata udara pernapasan


1. Jangkrik a = 0,1
2. Jangkrik b = 0,3
3. Jangkrik c = 0,3

I. PEMBAHASAN

Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa jangkrik besar atau yang memiliki berat lebih besar
memerlukan lebih banyak oksigen dalam pernapasan, daripada jangkrik kecil atau jangkrik yang
beratnya kecil.

Dalam teori, berat badan jangkrik mempengaruhi laju pernapasan jangkrik. Semakin berat jangkrik
semakin cepat pula laju pernapasannya.
TUGAS KELOMPOK BIOLOGI

VOLUME UDARA PERNAPASAN SERANGGA

KELOMPOK 1

AFIFAH AULIA PUTRI

ANGGIA RIFANI

FAHRUL GUNAWAN

M. IVAN HIDAYAT

MIFTAHUL ILMI

NOURA RIZKI

SHAVA LILLAHARITA

XI IPA 4

SMAN 1 BUKITTINGGI

Anda mungkin juga menyukai