OLEH :
NAMA : SHAHRUL ILMAN SYAM
NIM : 1824132011
KELAS : DIII TEKNIK ELEKTRO
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Dzat yang telah menjadikan kita
semua dengan berbagai macam suku bangsa dengan aneka ragam budaya dan bahasa.
Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad
SAW yang telah menyampaikan risalah-Nya kepada kita semua. Makalah ini kami buat
dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak Dosen, dan agar makalah ini
dapat menjadi petunjuk bagi teman-teman. Namun dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik yang sifatnya membangun dari semua
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Zona Proteksi....................................................................................................................
B. Daerah Perlindungan........................................................................................................
C. Daerah Pengaman.............................................................................................................
D. Pengaman Utama dan Cadangan......................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I
LATAR BELAKANG
Banyak penelitian yang membahas masalah tentang gangguan pada system distribusi tenaga
listrik yang merupakan gangguan hubung singkat yang akan menimbulkan arus yang cukup
besar. Semakin besar sistemnya semakin besar gangguannya. Arus yang besar bila tidak
segera dihilangkan akan merusak peralatan yang dilalui arus gangguan. Untuk melepaskan
daerah yang terganggu itu maka diperlukan suatu sistem proteksi, yang pada dasarnya adalah
alat pengaman yang bertujuan untuk melepaskan atau membuka sistem yang terganggu,
sehingga arus gangguan ini akan padam Jurnal yang berjudul ‘Analisis Studi Rele Pengaman
(Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada Pemakaian Distribusi Daya Sendiri dari
PLTU Rembang’, (Yoyok Triyono 2013) Pada jurnal ini dibahas mengenai studi terhadap
koordinasi rele pengaman yang terpasang, dan bertujuan untuk menyajikan analisis terhadap
koordinasi rele pengaman pada PLTU Rembang. Jurnal yang berjudul ‘Proteksi Ground Fault
Untuk Sistem 11 kV dengan Multiple Bus yang Terhubung Beberapa Generator, Bus Ties,
dan PLN, dengan Sistem Grounding yang Berbeda-Beda’ (Luqman Erwansyah 2012), Pada
jurnal ini dibahas mengenai sistem proteksi, dan sistem pentanahan dari sebuah pabrik gas,
dan menjelaskan tentang selektifitas proteksi ground fault untuk sistem 11 kV dengan
multiple bus yang terhubung dengan beberapa generator, terhubung dengan beberapa bus tie,
A. Rumusan Masalah
1. Zona proteksi
2. Daerah perlindungan
3. Daerah pengaman
B. Tujuan
PEMBAHASAN
A. ZONA PROTEKSI
Daerah Proteksi adalah bagian dari power sistem yang dilindungi oleh sistem
proteksi. Zone proteksi umumnya berisi satu elemen atau maksimum dua
elemen power sistem. Batas-batas jaringan tenaga listrik yang terdiri dari
banyak peralatan yang berbeda jenis dan karakteristiknya secara fisik ditandai
B. Daerah Proteksi
Daerah proteksi adalah bagian dari sistem tenaga yang diproteksi oleh suatu
pengaman, dimana pada umumnya daerah tersebut berisi satu atau maksimum dua
elemen sistem tenaga (Sulasno, 1993). Lebih lanjut dikatakan, bahwa prinsip
penting dari pembagian daerah proteksi ini adalah keharusan adanya overlap
(saling menutupi sebagian) antara dua daerah proteksi yang berdekatan. Overlap
ini berhubungan erat dengan fungsi sistem proteksi seperti yang dijelaskan pada
gangguan itu segera lepas dan bagian yang aman dari gangguan itu tetap
beroperasi. Dengan adanya pembagian daerah proteksi ini, maka setiap gangguan
yang terjadi di dalam daerah suatu proteksi yang menjadi tanggung jawab alat
proteksi utama pada daerah ini. Bilamana penanganan ini gagal maka diharapkan
sistem proteksi pada daerah yang berdekatan (proteksi cadangan) akan mengambil
C. DAERAH PENGAMAN
mencapai hal ini, system tenaga listrik dibagi menjadi daerah-daerah (zona)
pengamanan. Setiap daerah pengaman pada umumnya terdiri atas satu atau
lebih elemen sistem tenaga listrik. Misalnya generator, bus bar, transformator,
saluran udara, dan lain-lain. Agar seluruh sistem tenaga listrik dapat
ada elemen sistem yang diamankan oleh dua daerah pengamanan. Setiap
daerah pengaman dijaga oleh relai yang sesuai dengan karakteristik peralatan
antarderah pengamanan ialah trafo arus yang mencatu ke relai. Agar daerah
gangguan pada daerah yang tumpang-tindih maka banyak pemutus beban yang
bekerja. Hal ini lebih baik dan lebih aman daripada ada daerah kosong yang
pengamanan sistem tenaga listrik dibuat berlapis menjadi dua kelompok, yaitu
pengaman utama dan pengaman cadangan. Pengaman utama akan segera bekerja
jika terjadi gangguan, sedangkan pengaman cadangan akan bekerja jika pengaman
utama gagal bekerja. Kegagalan kerja dari sistem pengaman disebabkan oleh salah
1. Pengaman Utama
tentang tugas dari pengaman utama. Untuk relai cepat dan pemutus beban cepat,
beban maksimum 100 ms, yaitu terdiri dari waktu kerja relai 20-40 ms dan waktu
pembukaan pemutus beban 40-60 ms. Pada pengamanan jenis tertentu, misalnya
pengamanan dengan relai arus lebih, waktu kerjanya justru diperlambat untuk
seksi berikutnya. Relai ini bertugas selain sebagai pengaman utama pada
baterai (catu daya), kumparan trip, dan pemutus tenaga. Kegagalan kerja pada
b. Kegagalan catu arus dan atau catu tegangan ke relai. Hal ini dapat disebabkan
kerusakan trafo arus atau trafo tegangannya. Bisa juga rangkaian catu ke relai
c. Kegagalan sistem catu arus searah untuk triping pemutus beban. Hal ini
dapat juga terjadi gangguan pada titik x. gangguan itu dapat terjadi antara batas
daerah pengaman A dengan pemutus bebannya atau pengaman daerah telah bekerja
dan membuka pemutus tenaganya, tetapi gangguan tersebut belum hilang dari sistem.
Hal tersebut terjadi karena relai pengaman daerah A tidak mendeteksinya, sehingga
2. Gangguan Cadangan
Kegagalan pada pengaman utama atau adanya daerah mati tersebut diatasi
bekerja lebih dahulu. Jika pengaman utama gagal, maka pengaman cadangan
bekerja. Jenis pengaman cadangan ada dua, yaitu pengaman cadangan setempat
( local back up) dan pengaman cadangan jauh (remote back up).
a) Pengaman Cadangan Setempat Pengaman cadangan setempat
memadai untuk sistem yang besar, antara lain karena dapat gagal
1. Generator
2. Transformator daya
3. Bus-bar
mampu bekerja sesuai dengan tujuan dan persyaratan serta fungsinya yang
kerusakan yang lebih luas terhadap peralatan instalasi itu sendiri maupun
diubah oleh trafo arus (CT) dan trafo tegangan (PT) ke tingkat yang
lebih rendah untuk mengoperasikan rele. CT dan PT bisa
mengamankan trafo step down dan step up pada gardu induk dari
bahaya arus lebih atau arus terhubung singkat yang dapat merusakkan
Rele gangguan hubung tanah (Ground fault relay, GFR) Eart fault
Rele ini akan memerintahkan tripping coil pada pemutus daya untuk
Rele jarak (Distance relay) Impedance relay adalah suatu rele yang
jarak tertentu dari lokasinya. Rele ini bekerja atas dasar nilai
pada gulungannya
sambaran petir.
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Daerah Proteksi adalah bagian dari power sistem yang dilindungi oleh sistem proteksi.
Zone proteksi umumnya berisi satu elemen atau maksimum dua elemen power sistem.
Batas-batas jaringan tenaga listrik yang terdiri dari banyak peralatan yang berbeda
jenis dan karakteristiknya secara fisik ditandai dengan pemutus tenaga (PMT).
B. SARAN
Namun dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat kami harapkan guna
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Edy%20Supriyadi,%20M.Pd.
/MATERI%20PROTEKSI-1.doc
http://dc353.4shared.com/doc/44Si01et/preview.html
http://202.91.15.14/upload/files/4209_Pertemuan_ke_2.ppT