Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK

(Pengertian Sistem Pengaman dan Gangguan Sistem Tenaga Listrik)

Di

Oleh :

ARDIANSYAH. M (1824132017)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur pada Yang Maha Kuasa atas limpahan dan
rahmatNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“Pengertian Sistem Pengaman dan Gangguan Sistem Tenaga Listrik”.

Tugas ini merupakan salah satu metode perkuliahan yang sangat


bermanfaat untuk mengetahui salah satu materi dalam perkuliahan. Dalam
pembuatan tugas ini banyak pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan,
arahan serta motivasi sehingga artikel ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu saya
mengucapkan terimakasih kepada dosen pengasuh mata kuliah Proteksi Sistem
Tenaga Listrik, bapak Firdaus, S.Pd., MT.

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu saya berharap kritik dan saran yang membangun
untuk dapat menyempurnakan tugas ini. Atas perhatiannya saya mengucapkan
banyak terimakasih.

Makassar 16 juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
A. Pengertian Sistem Pengaman.................................................................................5
B. Gangguan Sistem Tenaga Listrik...........................................................................7
BAB III............................................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................10
A. KESIMPULAN....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator,
transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu
sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan
lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.

Sistem proteksi mempunyai peranan penting ketika operasi sistem tenaga


listrik mengalami gangguan. Dengan adanya sistem proteksi diharapkan dapat
meminimalisir area gangguan dan sebagai pengaman peralatan listrik sehingga
memenuhi kriteria feasibilitas dan ekonomis untuk menyediakan tenaga listrik
secara handal dan berkualitas. Tetapi semua tujuan tersebut tidak akan tercapai
apabila terjadi salah operasi pada sistem proteksi. Kesalahan operasi disebabkan
oleh sistem proteksi yang bekerja tidak semestinya akibat kekeliruan setting atau
kekeliruan operasi sistem. Oleh sebab itu, perlu ketelitian dalam penyetelan dan
pengujian secara periodik serta pengoperasian sistem yang sesuai prosedur

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pengaman


Sistem pengaman adalah beberapa komponen yang saling berhubungan
dan bekerja bersama-sama untuk satu tujuan dalam mengatasi permasalahan yang
terjadi disebabkan oleh gangguan-gangguan yang terjadi dalam sistem operasi
komponen peralatan.
Sistem pengaman yang baik harus mampu :
a) Melakukan koordinasi dengan system TT
(GI/transmisi/pembangkit). Mengamankan peralatan dari
kerusakan dan gangguan.
b) Membatasi kemungkinan terjadinya kecelakaan.
c) Secepatnya dapat membebaskan pemadaman karena gangguan.
d) Membatasi daerah yang mengalami pemadaman.
e) Mengurangi frekuensi pemutusan tetap (permanen) karena
gangguan.
Di samping itu, setiap sistem atau alat pengaman harus mempunyai
kepekaan, kecermatan dan kecepatan bereaksi yang baik. Fungsi dari sistem
pengaman sebagai berikut :
1) Mendeteksi adanya gangguan.
2) Mencegah kerusakan (peralatan dan jaringan).
3) Pengamanan terhadap manusia.
4) Meminimumkan daerah padam bila terjadi gangguan pada sistem.
Adapun persyaratan untuk peralatan pengaman dalam sistem pangaman
sebagai berikut :
a. Kepekaan (Sensitivity)
Pada prinsipnya relai harus cukup peka sehingga dapat mendeteksi
gangguan dikawasan pengamanannya meskipun dalam kondisi yang memberikan
rangsangan yang minimum.

b. Keandalan (Reliability)
Ada 3 aspek dalam keandalan (reliability) yaitu :
1. Dependability Yaitu tingkat kepastian bekerjanya. Pada prinsipnya
pengaman harus dapat diandalakan bekerjanya (dapat mendeteksi dan melepaskan
bagian yang terganggu), tidak boleh gagal bekerja. Dengan kata lain
dependability-nya harus tinggi.
2. Security Yaitu tingkat kepastian untuk tidak salah kerja. Salah kerja
adalah kerja yang semestinya tidak harus kerja, misalnya karena lokasi gangguan
di luar kawasan pengamananya atau sama sekali tidak ada gangguan. Salah kerja
mengakibatkan pemadaman yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Jadi pada
prinsipnya pengaman tidak boleh salah kerja, dengan kata lain security-nya harus
tinggi.
3. Availability Yaitu perbandingan antara waktu di mana pengaman dalam
keadaan siap kerja (actually in service) dan waktu total operasinya.

c. Selektifitas (Selectivity)
Pengaman harus dapat memisahkan bagian sistem yang terganggu sekecil
mungkin yaitu hanya seksi yang terganggu saja yang menjadi kawasan
pengamanan utamanya. Pengamanan sedemikian disebut pengamanan yang
selektif. Jadi relai harus dapat membedakan apakah gangguan terletak di kawasan
pengamanan utamanya di mana ia harus bekerja cepat atau terletak di seksi
berikutnya di mana ia harus berkerja dengan waktu tunda atau harus tidak bekerja
sama sekali. d. Kecepatan (Speed) Untuk memperkecil kerugian/kerusakan akibat
gangguan, maka bagian yang terganggu harus dipisahkan secepat mungkin dari
bagian sistem lainnya. Untuk menciptakan selektifitas yang baik, mungkin saja
suatu pengaman terpaksa 7 diberi waktu tunda (time delay) namun waktu tunda
itu harus secepatnya mungkin (seperlunya saja)

B. Gangguan Sistem Tenaga Listrik


1. Pengertian Gangguan Sistem Tenaga Listrik
Berdasarkan ANSI/IEEE Std. 100-1992 gangguan didefenisikan sebagai
suatu kondisi fisis yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen atau
suatu elemen untuk bekerja sesuai dengan fungsinya. Gangguan hampir selalu
ditimbulkan oleh hubung singkat antar fase atau hubung singkat fase ke tanah.
Suatu gangguan hampir selalu berupa hubung langsung atau melalui impedansi.
Istilah gangguan identik dengan hubung singkat, sesuai standart ANSI/IEEE Std.
100-1992
Gangguan yang mengakibatkan hubung singkat dapat menimbulkan arus
yang jauh lebih besar dari pada arus normal. Bila gangguan hubung singkat
dibiarkan berlangsung dengan lama pada suatu sistem daya, banyak pengaruh-
pengaruh yang tidak diinginkan dapat terjadi :
1. Berkurangnya batas-batas kestabilan untuk sistem daya.
2. Rusaknya perlengkapan yang berada dekat dengan gangguan yang
disebabkan oleh arus tak seimbang, atau tegangan rendah yang ditimbulkan oleh
hubung singkat.
3. Ledakan-ledakan yang mungkin terjadi pada peralatan yang
mengandung minyak isolasi sewaktu terjadinya suatu hubung singkat, dan yang
mungkin menimbulkan kebakaran sehingga dapat membahayakan orang yang
menanganinya dan merusak peralatan — peralatan yang lain.
4. Terpecah-pecahnya keseluruhan daerah pelayanan sistem daya itu oleh
suatu rentetan tindakan pengamanan yang diambil oleh sitem — sistem
pengamanan yang berbeda — beda; kejadian ini di kenal sebagai “cascading”
2. Klasifikasi Gangguan
a. Gangguan Hubung Singkat

Sistem dianalisa dalam keadaan peralihan dan simetri/tidak simetri. Atau analisa
dilakukan sesaat (s/d ~ 1 detik) setelah terjadi gangguan dalam sistem, dimana
sistem mungkin dalam keadaan simetri atau tidak simetri.

Tujuan dari analisa hubung singkat adalah untuk menentukan arus dan tegangan
maksimum dan minimum pada bagian-bagian atau titik—titik tertentu dari suatu
sistem tenaga listrik untuk jenis-jenis gangguan yang terjadi, sehingga dapat
ditentukan pengaman, rele dan pemutus tenaga (Circuit Breaker) untuk
mengamankan sistem dari keadaan tidak normal dalam waktu seminimal
mungkin.

b. Jenis Gangguan
Gangguan pada sistem tenaga listrik adalah suatu keadaan yang menyebabkan
bekerjanya rele dan menjatuhkan (trip) pemutus tenaga (PMT), sehingga
menyebabkan terputusnya aliran daya yang melalui PMT tersebut. Adapun
gangguan tersebut terjadi disebabkan karena adanya kesalahan mekanis, termis
dan tegangan lebih atau karena adanya material yang sudah cacat atau rusak.

Bila ditinjau dari segi lamanya waktu gangguan, maka dapat dikelompokkan
menjadi :

1. Gangguan sementara.(temporary).
2. Gangguan permanen (stationary).

Untuk gangguan temporer yaitu apabila gangguan tersebut terjadi hanya dalam
waktu yang singkat, kemudian sistem kembali normal yang ditandai dengan
normalnya kerja dari pemutus tenaga setelah dimasukkan kembali. Penyebab
gangguan dapat diakibatkan oleh petir, dimana terjadi loncatan bunga api listrik
pada isolasi udara atau minyak. Gangguan yang bersifat permanen adalah
gangguan yang baru dapat dihilangkan setelah lokasi gangguan tersebut diisolir
dengan bekerjanya pemutus tenaga. Penyebab gangguan bisa disebabkan adanya
kerusakan pada peralatan sistemnya, sehingga gangguan baru bisa diatasi setelah
kerusakan pada peralatan tersebut sudah diperbaiki. Sedangkan untuk gangguan
temporer yang terjadi berulang-ulang akan dapat menyebabkan timbulnya
kerusakan pada peralatan sistem dan hal ini dapat pula menimbulkan gangguan
yang bersifat permanen sebagai akibat adanya kerusakan peralatan tersebut.

Ditinjau dari jenisnya maka gangguan yang mungkin terjadi ada sistem tenaga
listrik 3 fasa :

a. Gangguan shunt (hubung singkat).

1) Hubung singkat 3 fasa (L-L-L).


2) Hubung singkat 3 fasa ke tanah (L-L-L-G).
3) Hubung singkat 1 fasa ke tanah (1L-G).
4) Hubung singkat antar fasa (L-L).
5) Hubung singkat antar fasa ke tanah (2L-G).
b. Gangguan seri (hubungan terbuka).

1) Satu saluran terbuka (1L-0).


2) Dua saluran terbuka (2l-0).
3) Impedansi seri tak seimbang.

c. Gangguan simultan

1) Shunt — Shunt.
2) Shunt — Seri.
3) Seri — seri.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem pengaman adalah beberapa komponen yang saling berhubungan
dan bekerja bersama-sama untuk satu tujuan dalam mengatasi permasalahan yang
terjadi disebabkan oleh gangguan-gangguan yang terjadi dalam sistem operasi
komponen peralatan
Adapun persyaratan untuk peralatan pengaman dalam sistem pangaman
yaitu kepekaan, keandalan, selektifitas.
Berdasarkan ANSI/IEEE Std. 100-1992 gangguan didefenisikan sebagai
suatu kondisi fisis yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen atau
suatu elemen untuk bekerja sesuai dengan fungsinya. Gangguan hampir selalu
ditimbulkan oleh hubung singkat antar fase atau hubung singkat fase ke tanah.
Suatu gangguan hampir selalu berupa hubung langsung atau melalui impedansi.
Istilah gangguan identik dengan hubung singkat, sesuai standart ANSI/IEEE Std

Tujuan dari analisa hubung singkat adalah untuk menentukan arus dan
tegangan maksimum dan minimum pada bagian-bagian atau titik—titik tertentu
dari suatu sistem tenaga listrik untuk jenis-jenis gangguan yang terjadi, sehingga
dapat ditentukan pengaman, rele dan pemutus tenaga (Circuit Breaker) untuk
mengamankan sistem dari keadaan tidak normal dalam waktu seminimal mungkin

DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.polsri.ac.id/1732/3/BAB%20II.pdf

http://makalah-elektrical-enginering.blogspot.com/2017/08/blog-
post_92.html?m=1
http://journal.umg.ac.id/index.php/e-link/article/download/582/492
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/2704/05.1%20bab
%201.pdf?sequence=7&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai