Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PADA MATERI DIMENSI TIGA DENGAN BANTUAN VIDEO PEMBELAJARAN

Mik Salmina1), Mustafa2)


1)STKIP Bina Bangsa Getsempena, 2)Guru SMA Negeri 5 Banda Aceh

e-mail: miksalmina@stkipgetsempena.ac.id

Abstrak
Pembelajaran matematika bersifat dinamis dalam pelaksanaan di kelas. Ini di karenakan
materi matematika memiliki keragaman tingkat kesulitan yang berbeda. Diantara materi
matematika yang sulit untuk dipahami siswa yaitu dimensi tiga. Oleh karena itu diperlukan
inovasi dari guru agar pembelajaran matematika lebih mudah di pahami siswa dan menarik
untuk dipelajari. Salah satu inovasi yang dilakukan guru dan peneliti di SMA 5 Banda Aceh
adalah dengan cara mnenerapkan model discovery learning pada materi dimensi tiga dengan
bantuan video pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan
penerapan discovery learning pada materi dimensi tiga dengan bantuan video pembelajaran
agar memudahkan dan memotivasi siswa dalam memahami materi dimensi tiga. Metode
dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif antara
guru dan peneliti. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari
enam pertemuan. Instrumen pengumpulan data menggunakan LKPD, tes tertulis dan
observasi guru dan peneliti selama proses pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan
adanya peningkatan minat dan hasil belajar pada materi dimensi tiga dengan menerapkan
model discovery learning berbantuan video pembelajaran.

Kata Kunci: Discovery Learning, Dimensi Tiga, Video Pembelajaran

Abstract
Mathematical learning is dynamic in classroom implementation. This is because mathematical material
has different levels of difficulty. One of difficult mathematics topics for students is geometry especially
three dimensions topic. Teacher innovation is needed to solve this problem so that mathematics learning
becomes easy, undestandable and interesting for students. Applying discovey learning model with video
instruction is one of the innovations could be made by teachers and researchers to overcome students’
problems. Therefore, the purpose of this study is to describe students’ improvement in learning three
dimensions topic by using discovey learning model with video. Collaborative classroom action research
between teachers and researchers was used in this studi. The classroom action research was conducted
in two cycles consisting of six meetings. Data collection instruments using student woksheet, tests and
observations of teachers and researchers during the learning process. The results of this study show that
applying discovery learning models assisted by video could increase students’ interest and learning
outcomes in the three-dimensional material.

Keywords: Discovery Learning, Dimension Three, Video instruction

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|247


PENDAHULUAN dianggap sulit, siswa masih mengalami
Matematika adalah bahasa segala kesulitan dalam menggambar jarak pada
ilmu, sehingga memiliki peranan penting bangun ruang, siswa sering melakukan
dalam kehidupan terutama bagi peserta kesalahan dalam menyelesaikan soal
didik. Permasalahan dalam kehidupan aplikasi yang berkaitan dengan dimensi
yang berhubungan dengan matematika tiga, siswa pasif karena kurang
selalu di jumpai di lingkungan peserta komunikasi dan siswa merasa bosan dan
didik. Untuk menyelesaikan jenuh. Apabila ini tidak dilakukan
permasalahan ini, peserta didik perubahan maka pembelajaran akan
diperlukan pengetahuan yang baik. Ini terpusat kepada guru sehingga peserta
sejalan dengan pendapat Asdiati (2016: didik juga tidak ada motivasi dan
397) menyatakan bahwa matematika ketertarikan untuk mempelajari materi
mempunyai fungsi yang sangat penting dimensi tiga. Oleh karena itu, perlu
dalam kehidupan sehari-hari dan inovasi baru agar pembelajaran pada
merupakan ilmu dasar yang diberikan materi dimensi tiga dapat diajarkan
sejak pendidikan dasar sampai perguruan dengan menggunakan model dan media
tinggi. Selain itu, matematika juga sebagai yang belum pernah diterapkan di sekolah.
salah satu materi pelajaran yang harus Hasil dari diskusi guru dan peneliti maka
dipahami oleh setiap individu. disepakati model yang cocok diterapkan
Salah satu permasalahan untuk materi dimensi tiga yaitu model
matematika dalam kehidupan sehari-hari Discovery Learning (DL) dengan bantuan
yang sering dijumpai peserta didik adalah video pembelajaran.
dimensi tiga. Dimensi tiga merupakan Discovery Learning merupakan salah
salah satu materi yang kurang dipahami satu model pembelajaran yang
oleh pesrta didik karena masih banyak mengarahkan pesera didik untuk
peserta didik yang mengalami kesulitan menemukan sendiri pengetahuan baru
belajar dimensi tiga. Ini diperkuat dengan yang didapat dari pembelajaran
pendapat Aliyah (2015:15) yang sebelumnya yang secara tidak langsung
menyatakan bahwa materi dimensi tiga diarahkan oleh guru dalam bentuk
pada dasarnya mempunyai peluang besar pengawasan dan bimbingan guru.
untuk untuk lebih dipahami Menurut Seel (2012) dalam Ratnasari
dibandingkan dengan materi matematika (2018) mengatakan bahwa Discovery
lain. Ini dikarenakan peserta didik sudah Learning merupakan belajar penemuan
mengenal materi dimensi tiga sejak yang mendorong pengembangan metode
sebelum sekolah. Namun kenyataan yang lebih spesifik dan peserta didik harus
menunjukkan masih banyak peserta didik menghasilkan unit dan struktur
yang mengalami kesulitan belajar dimensi pengetahuan abstrak seperti konsep dan
tiga. alur oleh penalaran induktif siswa tentang
Berdasarkan observasi dan hal yang bukan abstrak dalam materi
wawancara dengan guru bidang studi pembelajaran melalui pengalaman belajar
matematika kelas XII SMA N 5 Banda dan tidak lepas dari pengawasan serta
Aceh menunjukkan bahwa siswa masih bimbingan guru (Seel, 2012: Risnawati,
sulit memahami materi dimensi tiga 2018 & Firdaus, dkk, 2014).
dibandingkan dengan materi yang lain Ini Adapun langkah-langkah
dikarenakan siswa kurang berminat untuk pembelajaran Discovery Learning menurut
belajar dimensi tiga, siswa masih belum Hamiyah dan Jauhar (2014:182) dalam
termotivasi belajar untuk materi ini karena Asdiati (2016:397) yaitu: Mengidentifikasi

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|248


kebutuhan siswa, menyeleksi pengantar pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar
terhadap prinsip-prinsip, pengertian siswa.
konsep dan generalisasi pengetahuan, Penelitian ini dilaksanakan dalam
menyeleksi masalah, membantu dan tiga langkah yaitu pra siklus, siklus I dan
memperjelas masalah yang dihadapi siklus II. Setiap siklus memenuhi empat
siswa serta peranan masing-masing siswa, langkah yaitu langkah prencanaan,
mempersiapkan kelas dan alat-alat yang pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi
diperlukan, mengecek pemahaman siswa dan langkah refleksi. Penelitian ini
terhadap masalah yang akan dipecahkan, dilaksanakan di SMA N 5 Banda Aceh.
memberikan kesempatan kepada siswa Yang menjadi subjek dalam penelitian ini
untuk menemukan solusi dari maslah, adalah siswa kelas XII-MIPA.1 yang
membantu siswa dengan informasi/data berjumlah sebanyak 35 siswa.
jika diperlukan siswa, memimpin analisis Instrumen pengumpulan data
sendiri dengan pertanyaan yang menggunakan LKPD, tes tertulis dan
mengarahkan dan mengidentifikasi observasi guru dan peneliti. Teknik
masalah, merangsang terjadinya interaksi pengumpulan data berupa dokumentasi,
antara siswa dengan siswa dan membantu tes, observasi dan wawancara. Sedangkan
siswa merumuskan prinsip dan hasil teknik analisis data diolah dengan analisis
penemuannya. deskriptif.
Untuk menerapkan Discovery
Learning, guru dan peneliti berkolaborasi HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk menggunakan bantuan media
a. Hasil
berupa video pembelajaran agar
Penelitian ini terdiri dari pra
meningkatkan motivasi , daya tarik dan
siklus, siklus I dan siklus II. Masing-
minat siswa untuk mempelajari materi
masing siklus dilaksanakan tiga kali
dimensi tiga. Pembahasan materi dimensi
pertemuan. Setiap pertemuan
tiga yang akan diterapkan pada model
menerapkan model Discovery Learning
Discovery Learning yaitu Jarak titik pada
dengan bantuan video pembelajaran.
bangun ruang yang terdiri dari: jarak titik
Sedangkan tes akhir dilaksanakan pada
ke titik, jarak titik ke garis, jarak titik ke
pertemuan ketiga di masing-masing
bidang, jarak garis ke garis, jarak garis ke
siklus. Adapun materi dimensi tiga yang
bidang dan jarak bidang ke bidang.
dilaksanakan pada setiap pertemuan yaitu
Berdasarkan penjelasan di atas,
jarak pada bangun ruang yang terdiri dari:
peneliti tertarik untuk mendeskripsikan
jarak titik ke titik, jarak titik ke garis, jarak
penerapan model Discovery Learning titik ke bidang, jarak garis ke garis, jarak
dengan bantuan video pembelajaran garis ke bidang dan jarak bidang ke
untuk materi dimensi tiga di kelas XII bidang.
SMA. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
menggunakan Discovery Learning yang
METODE PENELITIAN dipadukan dengan metode mind mapping
Rancangan dalam penelitian ini dan teknik ATM melalui pendekatan
yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). saintifik yang menuntut peserta didik untuk
Menurut Tampubolon (2014:19) dalam Aliyah mengamati (membaca) permasalahan,
(2015:30) menyatakan bahwa penelitian menuliskan penyelesaian dan
tindakan kelas merupakan penelitian yang mempresentasikan hasilnya di depan kelas,
dilakukan secara kolaboratif oleh guru di peserta didik dapat mendeskripsikan jarak dalam
dalam kelas untuk memperbaiki proses ruang (antar titik, titik ke garis, dan titik ke

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|249


bidang). Selain itu, peserta didik dapat Pada pelaksanaan kegiatan inti pada
Menentukan jarak dalam ruang (antar titik, titik siklus I dan siklus II guru menerapkan
ke garis dan titik ke bidang), dengan rasa rasa langkah-langkah Discovery Learning.
ingin tahu, tanggung jawab, displin selama Adapun langkah-langkahnya yaitu: (1)
proses pembelajaran, bersikap jujur, santun, Fase Stimulation (Pemberian rangsangan)
percaya diri danpantang menyerah, serta
yaitu dengan mengamati permasalahan
memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan
yang disajikan berkaitan dengan jarak
pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomukasi
pada bangun ruang, (2) Fase Problem
dan bekerjasama dengan baik. Selain itu, setiap
siklus di akhir pertemuan ditayangkan video Statement ( Identifikasi masalah) dengan
pembelajaran berupa slide presentasi yang memberikan masalah berupa soal High
dilengkapi audio untuk penjelasan, sehingga Ordet Thinkings (HOTS) maupun soal
siswa bisa mengulang kembali materi yang Lower Order Thinkings ( LOTS) , (3) Fase
dipelajari di setiap pertemuan. Data collection ( pengumpulan data) yaitu
guru memberi peserta didik ke beberapa
Pada tahap pra siklus peneliti
kelompok untuk berdiskusi dengan
mewawancarai guru bidang studi matematika
kelas XII. Dari hasil wawancara diperoleh hasil menggunakan LKPD. Pada fase ini siswa
belajar siswa untuk materi dimensi tiga masih juga diminta untuk membaca sumber lain
rendah karena siswa mengalami kesulitan selain buku teks (modul, internet, dan
dalam menvisualisasi bentuk bangun ruang dan lain-lain) untuk menyelesaikan LKPD, (4)
siswa kesulitan menghubungan materi Fase data processing ( pengolahan data)
sebelumnya yang telah dikuasai untuk yaitu guru membimbing siswa untuk
memecahkan masalah. menyelesaikan LKPD dalam kelompok,
Langkah-langkah pembelajaran di siswa memecahkan maslah yang ada di
masing-masing siklus baik siklus I dan siklus LKPD dan melalui LKPD siswa diminta
II mengacu pada fase-fase Discovery Learning. untuk menjelaskan tentang maslah jarak
Untuk kegiatan awal di masing-masing pada bangun ruang, (5) Fase Verification
siklus baik siklus I dan siklus II guru (Pembuktian) yaitu: siswa
membuka pelajaran dengan salam mempresentasikan hasil penyelesaian
pembuka dan berdoa, guru mengecek LKPD dan salah satu kelompok
kesiapan peserta didik untuk memulai menjelaskan hasil pemecahan masalah di
pembelajaran, menyakan kabar, depan kelas dan kelompok lain
dilanjutkan dengan memeriksa kehadiran menanggapi, (6) Fase Generalization
peserta didik sebagai sikap disiplin. (menarik kesimpulan ) yaitu guru
Selanjutnya guru mengingatkan kembali memberikan penguatan terhadap hasil
tentang bidang datar dan bangun ruang presentasi siswa dan juga gura dan siswa
dengan memperhatikan benda-benda menyimpulkan tentang materi jarak pada
yang ada di sekeliling kelas yang bangun ruang. Selanjutnya pada fase ini,
berkaitan dengan bangun ruang. Di akhir guru memberikan tayangan video
kegiatan awal ini guru memberikan pembelajaran yang dibagikan ke siswa
motivasi kepada siswa dengan cara dalam bentuk link youtube, sehingga siswa
memberi contoh masalah-masalah dalam bisa mengulang kembali materi yang telah
kehidupan sehari-hari yang berkaitan di pelajari di setiap pertemuan.
dengan bangun ruang, menyampaikan Pada siklus I, diberikan materi jarak
tujuan pembelajaran yang akan dicapai titik ke titik, jarak titik ke garis dan jarak
dan menyampaikan langkah titik ke bidang. Sedangkan pada siklus II
pembelajaran dengan Discovery Learning. diberikan materi jarak garis ke garis, jarak
garis ke bidang dan jarak bidang ke

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|250


bidang. Di setiap siklus diberikan LKPD kerjasama. Kondisi ini dikarenakan teknik
kepada siswa dan dikerjakan dalam pembagian kelompok yang masih kurang
kelompok. Pelaksanan pembelajaran ini, baik. Dalam hal in, pembagian kelompok
siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang dilakukan dengan cara peserta didik
terdiri dari 5 sampai 6 orang. mengambil salah satu nomor yang telah
Tes akhir pada siklus I siswa dibuat oleh guru, lalu nomor tersebut
diberikan 4 soal. Hasilnya masih diambil secara acak oleh peserta didik dan
menunjukkan bahwa siswa belum guru membagikan LKPD. Pada fase
menguasi konsep jarak dan teorema pengolahan data: LKPD yang diberikan
phytagoras ketika menyelesaikan tes akhir juga masih banyak kekurangan, misalnya
pada siklus I. Namun ada beberapa siswa ada siswa yang tidak paham apa
yang sudah paham konsep jarak dan sebenarnya yang harus diselesaikan dari
teorema phytagoras. Pada siklus II, tes masalah yang disajikan di LKPD.
akhir diberikan 6 soal untuk siswa yang Selanjutnya pada fase Verification
berkaitan dengan materi untuk siklus II. (Pembuktian) yaitu presentasi siswa juga
Hasilnya menunjukkan bahwa siswa nampak belum terlalu kreatif, karena
sudah memahami konsep jarak dan belum ada pertanyaan dari hasil
teorema phytagoras dengan baik. Namun presentasi yang dilakukan oleh siswa.
siswa masih salah dalam menjawab soal Rencana tindak lanjut untuk pertemuan I
dikarenakan masih belum dapat ini yaitu: melakukan perubahan proses
menyelesaikan soal dengan tepat sesuai pembelajaran,menggunakan teknik baru
permasalahan yang diberikan. agar lebih meningkatkan aktifitas siswa
Kebanyakan siswa masih kesulitan dalam dan perlu dilakukan perubahan pada
memahami soal dengan masalah HOTS. LKPD.
Pada pertemuan kedua pada siklus
b. Pembahasan I dengan materi jarak titik ke garis. Pada
Analisis per siklus ini didasarkan pertemuan kedua ini, siswa diberikan
pada hasil penelitian dan pengamatan dan motivasi yang agak bebrbeda dengan
refleksi dari setiap siklus tindakan. Dari sebelumnya berupa game untuk
hasil yang telah dideskripsikan pada konsentrasi siswa. Selain itu, siswa sudah
penelitian tindakan kelas di atas, maka lebih aktif dibandingkan sebelumnya.
penelitian ini terdiri dari pra siklus, siklus Namun demikian masih ada juga
I dan siklus II. Masing-masing siklus kekurangan yang perlu diperbaiki untuk
dilaksanakan tiga kali pertemuan.Pada pertemuan selanjutnya. Kekurangan
pra siklus ini, hasil belajar siswa diambil tersebut dalam teknik pembentukan
dari data hasil belajar siswa yang kelompok pada fase pengumpulan data.
diperoleh dari guru. Pembentukan kelompok dilakukan
Pada siklus I untuk pertemuan dengan cara menghitung satu sampai
pertama dengan materi jarak titik ke titik, enam, selanjutnya melakukan
peserta didik masih kelihatan kurang pengulangan sehingga terbentuk 6
percaya diri dalam pembelajaran kelompok. Akibatnya dalam satu
dikarenakan adanya kehadiran rekan kelompok ada siswa yang kelompok atas
kerja guru (dosen) dalam proses dengan atas, dan kelompok bawah dengan
pembelajaran, namun demikian kegiatan kelompok bawah, sehingga pada aktivitas
inti berlangsung secara baik walaupun kelompok ada kelompok yang tidak siap
masih ada peserta didik yang masih belum dalam menjawab LKPD. Hal ini
aktif didalam kelompok dan kurang mengakibatkan presentasi pada fase

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|251


Verification hanya dilakukan oleh sebagian sudah mulai terjadi perubahan ke arah
peserta didik yang aktif. Tindak lanjut yang lebih baik, namun masih banyak
untuk pertemuan kedua yaitu: mengubah yang perlu diperbaiki. Di setiap akhir
teknik pembentukan kelompok dan pertemuan pada siklus ini menggunakan
menekankan pada penilaiaan kelompok tayangan video pembelajaran yang
terutama kerjasama. diberikan di akhir berupa link ke youtube.
Pada pertemuan ketiga, masih dalam Tujuannya agar siswa dapat mengulang
siklus I dengan materi jarak titik ke kembali materi yang diberikan di luar
bidang. pada pertemuan ini guru kelas.
memperlihatkan alat peraga seperti kubus Pelaksanaan siklus II pada
terbuka, kubus tertutup, serta limas, pertemuan pertama, menunjukkan hasil
supaya siswa lebih dapat memahami yang baik untuk dengan menggunakan
begaimana kedudukan titik, garis dan model, metode, media dan strategi yang
bidang pada bangun ruang, sehingga sama untuk satu KD. Ini dikarenakan
dapat mempermudah siswa didalam dapat disiasati dengan proses
menjawab persoalan yang diberikan oleh pembelajaran yang baik. Pada pertemaun
guru pada LKPD. Siswa terlihat antusias kedua siklus II, pembelajaran sudah
dan memperhatikan secara cermat. Pada terlihat lebih baik, siswa sudah terbiasa
Pertemuan ini, kelompok belajar dibentuk dengan pembelajaran dengan
secara homogen yang terdiri dari menggunakan model Discovery Learning.
kelompok laki–laki dan kelompok Pertemuan ketiga pada siklus II
perempuan, kelompok perempuan lebih menunjukan penggunaan model, metode
banyak, karena pada kelas ini peserta dan pendekatan yang sesuai dapat
didik laki-laki terbatas. Pembelajaran meningkatkan aktifitas siswa dan
pada berjalan dengan lancar, ini terlihat meningkatkan hasil belajar siswa yang
siswa lebih kreatif dari sebelumnya disertai dengan strategi dan siasat
didalam mengerjakan LKPD. Waktu yang pembelajaran yang baik.
diberikan terbatas untuk pengerjaan Pada siklus II, pelaksanaan
LKPD. Namun demikian peserta didik pembelajaran dengan menggunakan
tetap menunjukkan semangat didalam langkah-langkah model Discovery Learning
bekerja sama. Di akhir pertemuan ini, dengan bantuan video pembelajaran
guru memberikan penguatan terhadap sudah terlaksana dengan baik. Siswa
permasalahan dan memberikan jawaban sudah dapat menyesuaikan dan
yang benar serta menarik kesimpulan mengikuti pembelajaran dengan model
secara bersama-sama. Selain itu video Discovery Learning. Di samping itu, siswa
pembelajaran juga ditayangkan dan juga juga dapat mengulang materi yang
dibagikan link kepada siswa agar siswa diajarkan melalui video yang dibagikan
dapat mengulang kembali materi ini di guru. Ini ditunjukkan adanya kenaikan
luar kelas. Rencana tindak lanjut di akhir dari hasil siklus I ke siklus II sebesar 11%.
siklus I ini yaitu: Merubah strategi
pembelajaran namun masih
menggunakan model pembelajaran yang
sama dan membagi kelompok dengan
teknik pemerataan tingkatan (atas, tengah
dan bawah).
Pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I yang terdiri dari tiga pertemuan

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|252


Tabel 1 Hasil Siklus I dan Siklus II
Pemerolehan Hasil Persentase
Jumlah %
Siklus I 35 65%

Siklus II 35 76%

SIMPULAN DAN SARAN depan dapat melakukan pembelajaran pada


a. Simpulan materi yang lain dengan penggunaan
Berdasarkan hasil penelitian di model, metode, media berupa alat
SMA 5, dapat disimpulkan bahwa peraga/video pembelajaran dan dapat
penerapan Discovery Learning pada materi mengatur strategi pembelajaran lain untuk
dimensi tiga dengan bantuan video lebih meningkatkan hasil belajar dan
pembelajaran memberikan hasil yang baik aktifitas belajar siswa.
pada materi jarak bangun ruang dengan
menggunakan enam fase discovery
PENGHARGAAN
learning yaitu: (1) Fase Stimulation Penulis mengucapkan terimakasih kepada
(Pemberian rangsangan), (2) Fase Problem Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Statement (Identifikasi masalah) , (3) Fase Kemahasiswaan Kementerian Riset,
Data collection ( pengumpulan data), (4) Teknologi, dan Pendidikan Tinggi atas
Fase data processing (pengolahan data), (5) pemberian Hibah Penugasan Dosen Di
Fase Verification (Pembuktian) dan Fase Sekolah (PDS) Tahun 2019 dan telah
Generalization (menarik kesimpulan ). Hasil memilih kampus STKIP BBG sebagai salah
akhir menunjukkan kenaikan persentase satu pemenang pada hibah tersebut. Artikel
hasil tes pada siklus I sebesar 65% naik ini adalah salah satu output dari PDS.
menjadi 76%. Terimakasih kepada STKIP BBG yang telah
memberi ruang kepada penulis untuk terus
berkarya. Terimakasih juga kepada SMA N
b. Saran
5 Banda Aceh yang telah mengizinkan
Berdasarkan kesimpulan di atas
terlaksananya program PDS.
maka peneliti memberikan saran agar ke

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|253


DAFTAR PUSTAKA

Aliyah, M. (2015). Peningkatan Motivasi Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Dimensi Tiga
Dengan Pendekatan Kontekstual Peserta Didik Kelas X Semester Genap MAN BAWU
Jepaa Tahun Ajaran 2014-2015. FKIP UIN Walisongo: Semarang.

Tampubolon, S. (2014). Penelitian Tindakan Kelas: Sebagai Pengembangan Profesi Pendidik


dan Keilmuwan. Jakarta: Erlangga.

Asdiati, T & Agusfiandi. (2016). Penerapan Discover Learning dengan Pendekatan Saintifik
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Dimensi Tiga Pada Siswa SMAN 8
Mataram. Jurnal Media Pendidikan Matematika (J-MPM), 3(1).

Ratnasari, I.P. (2018). Pengembangan Model Discovery Learning Berbasis Kontekstual Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis dan Efficacy Siswa. Magister
PendidikAN Matematika FKIP Universitas Lampung.

Jurnal Numeracy Vol. 6, No. 2, Oktober 2019|254

Anda mungkin juga menyukai