DISUSUN OLEH :
Candra Agustri Putra 061740111404
Tree Lestari 061740111423
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul “Pelaksanaan Teknis
Perkerasan Kaku Pada Proyek Peningkatan Jalan Talang Tumbur – Talang
Puyang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali)” tepat pada waktu yang
telah ditentukan. Tujuan penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah untuk
memenuhi persyaratan dalam mata kuliah Kerja Praktek pada Program Studi
Diploma IV Jurusan Teknik Sipil di Politeknik Negeri Sriwijaya. Sebagai bahan
penulisan, penulis mengambil bahan berdasarkan hasil penelitian (eksperimen),
observasi dan beberapa sumber literatur serta jurnal.
Dalam penulisan laporan akhir ini penulis banya mendapatkan pengarahan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang
telah ikut membantu dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini baik secara
langsung maupun tidak langsung, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Ing Ahmad Taqwa, M.T , Selaku Direktur Politeknik Negeri
Sriwijaya yang telah memberikan izin kepada mahasiwa untuk
melaksanakan Kerja Praktek.
2. Bapak Ibrahim, S.T., M.T., Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Sriwijaya
3. Bapak Andi Herius, S.T., M.T., Selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Sriwijaya.
4. Bapak Ir. Kosim,
5. Bapak Ir. Puryanto, M.T., Selaku Dosen Pembimbing yang telah mem-
berikan bimbingan dan pengarahan serta nasehat kepada kami.
6. Para Dosen Pengajar dan Staf Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Sriwijaya.
iii
7. Teristimewa untuk Keluarga, terutama kedua orang tua dan saudara
tercinta yang telah memberikan dukungan baik berupa dukungan moril
maupun materil.
8. Bapak Hilman selaku Plt Dinas Perumahan Umum dan Binar Marga
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Mbak Ayuni Amalia dan Kak
Jerry selaku Pengawas Lapangan, serta seluruh staff Perumahan Umum
dan Binar Marga Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir dan juga CV.
Putra Serepat Serasan yang telah membantu dalam pelaksanaan kerja
praktek kami.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 3
1.3 Tinjauan dan Manfaat........................................................... 3
1.4 Metode Pembahasan............................................................... 4
1.5 Sistematika Penulisan............................................................. 4
iv
3.3 Jenis Perkerasan Jalan........................................................... 24
3.4 Perkerasan Kaku(Rigid Pavement)....................................... 24
3.4.1. Komponen Konstruksi Perkerasan Kaku...................... 27
3.5 Peralatan Konstruksi.............................................................. 30
3.5.1. Jenis Alat Berat............................................................. 31
3.5.2. Tujuan Alat Berat Pada Pekerjaan Konstruksi............. 31
3.5.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan
Alat Berat...................................................................... 31
3.5.4. Alat yang di Gunakan pada Proyek Peningkatan
Jl. Talang Tumbur – Talang Puyang............................. 32
3.6 Material Konstruksi............................................................... 38
3.6.1. Bahan Tambah Perekat Beton (Additive)..................... 38
3.6.2. Beton K250................................................................... 39
3.6.3. Joint Sealant................................................................. 46
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 47
4.1 Bahan yang Digunakan.......................................................... 47
4.2 Pelaksanaan Teknis................................................................ 52
4.2.1. Pekerjaan Tanah Dasar (Subbase)................................ 53
4.2.2. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat................................. 54
4.2.3. Pekerjaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) ............ 57
4.2.4. Pekerjaan Cutting Beton............................................... 61
4.2.5. Pekerjaan Join Sealant.................................................. 62
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 64
5.1 Kesimpulan.............................................................................. 64
5.2 Saran........................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 66
LAMPIRAN.................................................................................................... 67
v
DAFTAR GAMBAR
Lentur....................................................................................................................25
vi
Gambar 4.11 Plastik Cor.......................................................................................52
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana Pelaksanaan Teknis Pemadatan Tanah Dasar pada Proyek
Peningkatan Jalan Talang Tumbur – Talang Puyang?
1.2.2 Bagaimana Pelaksanaan Teknis Penghamparan Lapis Agregat B pada
Proyek Peningkatan Jalan Talang Tumbur – Talang Puyang?
1.2.3 Bagaimana Pelaksanaan Teknis Penghamparan Perkerasan Kaku (Rigid
Pavement) pada Proyek Peningkatan Jalan Talang Tumbur – Talang
Puyang?
1.2.4 Bagaimana Pelaksanaan Teknis Cutting Beton Perkerasan Kaku (Rigid
Pavement) pada Proyek Peningkatan Jalan Talang Tumbur – Talang
Puyang?
1.2.5 Bagaimana Pelaksanaan Teknis Pengisian Joint Sealant Pada Perkerasan
Kaku (Rigid Pavement) pada Proyek Peningkatan Jalan Talang Tumbur
– Talang Puyang?
3
1.3.2 Manfaat
Proyek peningkatan jalan Tanjung Talang Tumbur – Talang Puyang
ini diharapkan dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi
penduduk disekitar proyek, dan diharapkan dapat meningkatkan
perekonomian serta taraf hidup masyarakat. Bagi masyarakat umum agar
memperlancar mobilitas transportasi untuk pengembangan infrastruktur
kawasan Talang Tumbur – Talang Puyang.
Bab I. Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan latar belakang, tujuan dan manfaat
pelaksanaan proyek, perumusan masalah, metode pengumpulan data dan
4
juga sistematika penulisan. Adapun dalam bab ini diberikan penjelasan
secara umum dari garis besarnya.
Bab V. Kesimpulan
Dalam bab penutup berisikan kesimpulan dari tujuan yang ingin
dicapai dan materi yang diuraikan pada bab sebelumnya.
5
BAB II
TINJAUAN UMUM
Pengawas Lapangan
Ayu Amalia, S.T.
c. Pengawas Lapangan
Adapun tugas dari Pengawas Lapangan adalah:
1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan sehari-hari
sehingga terlaksana dengan baik dan sesuai dengan
rencana.
2. Melaksanakan instruksi pimpinan proyek.
3. Mengawasi pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor baik
kualitas, kuantias material, campuran ukuran, dan peralatan
selama pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan
volume yang di tetapkan.
4. Menyelenggarakan admistrasi lapangan baik dengan
menyediakan buku harian, buku tamu, buku direksi, dan
memeriksa/mengisi buku harian standar proyek.
5. Menjaga hubungan baik dengan instansi serta masyarakat
setempat yang berhubungan dengan pekerjaan
6. Membantu survey, melakukan hasil kerja dan
mengumpulkan data lapangan.
7. Menjaga kerapian, ketertiban serta melaporkan hal-hal
penting, hambatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan
kepada Pimpinan Proyek.
8. Pengasa lapangan diangkat dan bertanggung jawab kepada
Pimpinan Proyek.
14
Direktur
Leo Saputra
Wakil Direktur
Romantika
Sekretaris
Bayu Rainaldo
General Superintendent
Ferry Sanapil
a. General Superindetent
General Superintendent adalah unit organisasi kontraktor
pelaksana yang berada dilapangan. General Superintendent
merupakan wakil mutlak dari perusahaan.
Tugas General Superintendent yaitu:
1. Mengkoordinir seluruh pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
2. Bertanggung jawab atas seluruh pelakasanaan proyek dari
awal sampai selesai.
3. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.
4. Memotivasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan
ketentuan dan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
c. Pelaksana K3
Adapun tugas dan tanggung jawab Pelaksana K3 adalah:
1. Membuat kajian dokumen kontrak serta metode kerja
pelaksanaan pada penawaran konstruksi.
2. Membuat usulan perubahan bila terdapat kekeliruan atau
kesalahan pada metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis
K3.
3. Membuat perencanaan dan menyusun program K3.
4. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan
tentang dan terkait K3 Konstruksi.
5. Membuat (SOP) prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan
ketentuan K3.
6. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan
pelaksanaan program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3.
7. Mengevaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan
pedoman teknis K3 konstruksi.
8. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja serta keadaan darurat.
18
f. Administrasi Proyek
Adapun tugas dan tanggung jawab dari administrasi proyek
adalah :
1. Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja diproyek untuk
pegawai bulanan sampai dengan pekerja harian dengan
spesialisai keahlian masing-masing sesuai posisi organisasi
proyek yang dibutuhkan.
2. Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek,
laporan pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar
hutang dan lain-lain.
3. Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan
yang akan dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek.
4. Mengurus tagihan kepada pemilik proyek atau jika kontraktor
nasional dengan banyak proyek maka bertugas juga membuat
20
TINJAUAN PUSTAKA
jalan-jalan lintas antar provinsi, jembatan layang (fly over), jalan tol, maupun
pada persimpangan bersinyal. Jalan-jalan tersebut umumnya menggunakan
beton sebagai bahan perkerasannya, namun untuk meningkatkan kenyamanan
biasanya diatas permukaan perkerasan dilapisi asphalt.
Keunggulan dari perkerasan kaku sendiri dibanding perkerasan lentur
(asphalt) adalah bagaimana distribusi beban disalurkan ke subgrade.
Perkerasan kaku karena mempunyai kekakuan dan stiffnes, akan
mendistribusikan beban pada daerah yangg relatif luas pada subgrade, beton
sendiri bagian utama yang menanggung beban struktural. Sedangkan pada
perkerasan lentur karena dibuat dari material yang kurang kaku, maka
persebaran beban yang dilakukan tidak sebaik pada beton. Sehingga
memerlukan ketebalan yang lebih besar.
Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terdiri dari plat beton
semen, dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah, di atas tanah dasar. Dalam
konstruksi perkerasan kaku, plat beton semen sering juga dianggap sebagai
lapis pondasi, kalau di atasnya masih ada lapisan aspal.
Plat beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan
mendistribusikan beban lalu lintas ke tanah dasar yang melingkupi daerah
yang cukup luas. Dengan demikian, bagian terbesar dari kapasitas struktur
perkerasan diperoleh dari plat beton itu sendiri. Hal ini berbeda dengan
perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis
pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan dimana masing-masing
lapisan memberikan kontribusinya.
26
Bentuk butir-butir pasir halus itu tidak bulat benar tetapi bersudut-
sudut kasar dan tajam. Besar butir-butirnya antara 200 µ dan 2 mm.
Tidak ada gaya adhesi antar butir- butir pasir kasar dan air.
f. Kerikil (gravel)
Bentuk butir-butir kerikil itu bermacam-macam ada yang bulat,
bulat telur dan ada yang pipih. Besar butir-butirnya lebih dari 2
mm.
b. Sand cone
Sand cone adalah alat yang digunakan untuk tes pengujian
dalam hal ini untuk menentukan kepadatan lapisan tanah di
lapangan dengan menggunaka pasir baik itu lapisan tanah atau
perkerasan lapisan tanah yang dipadatkan. Lapisan tanah atau lapis
pondasi bawah berupa sirtu dan batu pecah yang akan diuji
menurut SNI 03-2828-1992, yang mengandung butir berukuran
tidak lebih dari 5 cm, harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan
membuat lubang berdiameter sama dengan diameter corong dan
plat dudukan corong, dengan kedalaman 10 cm sampai 15 cm
2) Lapis Pondasi (Subbase)
Lapisan Pondasi Bawah adalah bagian lapisan perkerasan antara
lapisan pondasi atas dan tanah dasar. Lapisan ini berfungsi sebagai
berikut:
1. Bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan beban roda
ketanah dasar,
2. Efisiensi penggunaan material. Material pondasi bawah relative
dibandingkan dengan lapisan diatasnya;
3. Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal;
4. Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumnpul dipondasi,
5. Lapis pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar.
Material yang digunakan untuk lapisan pondasi bawah
umumnnya harus nilai CBR minimun 20% dan indeks lastisitas
(PI) < 10%. Biasa di Indonesia lapisan ini memakai lapisan pasir
dan batu (Sirtu) kelas A, B atau kelas C atau tanah/lernpung
kepasiran. Selain itu dapat pula digunakan stabilitas agregat atau
tanah dengan semen atau kapur.
30
3.5.4 Alat yang di Gunakan pada Proyek Peningkatan Jl. Talang Tumbur –
Talang Puyang
Pada proyek Peningkatan Jalan Talang Tumbur – Talang Puyang di
provinsi Sumatera Selatan digunakan alat berat sebagai berikut:
a. Dump truck
Dump Truck berfungsi sebagai alat angkut material-material
bangunan (tanah, besi tulangan, semen, batu bata) jarak jauh, namun
dapat juga mengangkut material untuk jarak sedang.
33
b. Motor Grader
Motor grader adalah salah satu jenis traktor dengan fungsi
sebagai perata bentuk permukaan tanah, biasanya digunakan dalam
proyek jalan untuk membuat kemiringan tertentu suatu ruas jalan.
Dengan blade yang dapat diatur tingkat kemiringannya.selain itu
juga mempunyai fungsi antara lain:
1. Meratakan permukaan tanah
2. Memotong dan membentuk profil tanah
3. Pengerukan untuk pembuatan saluran
4. Pemotongan untuk pembuatan saluran
5. Mencampur dan menghamparkan material di lapangan
6. Menggusur dan membersihkan bahu jalan
34
c. Vibratory Roller
Vibratory Roller merupakan alat pemadat tanah yang dilengkapi
dengan getaran. Getaran tersebut dihasilkan dari mesin yang
menghasilkan gaya tekanan vertikal kepada tanah yang dilewati
sehingga mengakibatkan tanah atau kerikil menjadi padat . Vibrator
roller terdiri dari dua jenis yaitu single drum vibrator roller dan
double drum vibrator roller. Perbedaannya adalah pada single drum
vibrator roller mempunyai satu silinder drum sedangkan double
drum vibrator roller mempunyai dua silinder drum penggilas dan
mempunyai kapasitas dan tekanan yang lebih berat daripada single
drum. Pada proyek Talang Tumbur – Talang Puyang digunakan
vibratory roller jenis single drum.
d. Excavator Backhoe
Excavator adalah alat berat yang mempunyai fungsi utama
menggali, memuat, mengangkat material, dan membuat saluran air
atau saluran pipa.
Excavator mempunyai beberapa jenis, yaitu:
1. Front shovel
2. Dragline
3. Clamsheel
Back hoe yaitu sejenis excavator dengan fungsi sebagai pengeduk
dengan arah kebelakang. Alat berat ini merupakan alat berat yang
paling dikenal oleh masyarakat, karena di setiap kegiatan
pemindahan tanah mekanis selalu ada alat seperti ini. Sebuah
backhoeloader, juga disebut penggali adalah alat berat kendaraan
yang terdiri dari traktor dilengkapi dengan sekop atau ember di
depan dan satu backhoe kecil di bagian belakang. Karena ukurannya
yang kecil dan fleksibilitas, backhoe loader sangat umum di
rekayasa perkotaan.
Backhoe sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari
golongan shovel yang khusus dibuat untuk menggali material di
bawah permukaan tanah atau di bawah tempat kedudukan alatnya.
Galian di bawah permukaan ini misalnya parit, lubang untuk pondasi
bangunan, lubang galian pipa dan sebagainya. Keuntungan backhoe
ini jika dibandingkan dragline dan clamshell ialah karena backhoe
dapat menggali sambil mengatur dalamnya galian yang lebih baik.
Karena kekauan konstruksinya, backhoe ini lebih menguntungkan
untuk penggalian dengan jarak dekat dan memuatkan hasil galian ke
truk.
Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari alat
kendali dan undercarriage nya. Menurut alat kendali dapat
dibedakan sebagai berikut:
1. Dengan kendali kabel (cable controlled)
36
f. Wheel Loader
Wheel Loader adalah suatu alat berat yang mirip dengan dozer
shovel, tetapi beroda karet (ban) sehingga baik kemampuan dan
kegunaanya sedikit berbeda. Wheel Loader biasa digunakan untuk
mengangkat material yang akan dimuat kedalam dump truck atau
memindahkan material ke tempat lain. Saat loader menggali, bucket
didorongkan pada material, jika bucket telah penuh maka traktor
mundur dan bucket diangkat ke atas untuk selanjutnya dipindahkan.
Effisien untuk daerah kerja kering rata dan kokoh karena memiliki
mobilitas yang tinggi. Wheel Loader juga bergerak dengan
38
Beton ini dibagi menjadi berbagai mutu standard seperti B1, K125,
K175 dan seterusnya hingga K500. Beton kelas K250 adalah beton
kelas II yang merupakan jenis beton untuk pekerjaan struktural. Untuk
menggunakannya dibutuhkan keahlian yang cukup dan membutuhkan
pengawasan tenaga ahli. Pengawasan mutunya sangat ketat dimulai
dari bahan-bahannya yang dilakukan secara kontinyu hingga
tekanannya. Adapun komposisi beton K250 sebagai berikut :
(Sumber : SNI 7394 2008 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton Untuk
Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan)
Hasil adukaan beton akan diuji Slump (Slump Test). Slump test
merupakan salah satu pengetesan sederhana untuk mengetahui
workability beton segar sebelum diterima dan diaplikasikan dalam
pekerjaan pengecoran. Workability beton segar pada umumnya
diasosiasikan dengan :
Homogenitas atau kerataan campuran adukan beton segar
(homogenity)
Kelekatan adukan pasta semen (cohesiveness)
Kemampuan alir beton segar (flowability)
Kemampuan beton segar mempertahankan kerataan dan kelekatan
jika dipindah dengan alat angkut (mobility)
Mengindikasikan apakah beton segar masih dalam
kondisi plastis (plasticity)
41
a. Semen
Semen yang merupakan salah satu bahan dasar pembuatan
beton tergolong ke dalam jenis semen hidrolis. Jenis semen hidrolis
yang banyak digunakan hingga saat ini adalah semen Portland
yang dipatenkan di Inggris pada tahun 1824 atas nama Joseph
Aspdin.
42
c. Air
45
Joint sealant dibuat dari bahan dasar aspal pen 60 dengan bahan
tambah, baik yang bersifat elastomer maupun yang bersifat plastomer,
yang terdapat di Indonesia. Joint Sealant, digunakan untuk mengisi
sambungan perkerasan beton. Joint sealant bersifat adhesif dapat
efektif mengisi sambungan perkerasan beton, berfungsi mengurangi
masuknya air pada perkerasan dan pengaruh dari kembang dan susut
dari beton akibat siklus perubahan iklim dan temperatur perkerasan.
Keawetan/pelapukan dari bahan dapat dilihat pada umur 160 jam
setelah pelaksanaan, bila tidak ada perubahan dapat digunakan sebagai
bahan percobaan di lapangan.
Ada 2 jenis Joint Sealant yang ada di pasaran yaitu:
1. Joint sealant tipe elastomer
Untuk perkerasan beton, digunakan bahan campuran elastomer
yang juga merupakan hot applied joint sealant, yang pada waktu
pengisian sambungan dilakukan pemanasan. Temperatur yang
digunakan adalah diatas temperatur yang direkomendasikan (mulai
pada 170˚C). Bahan ini tahan terhadap pelapukan, yang disamping
untuk perkerasan beton juga digunakan untuk landasan pacu
bandara. (ASTM D 3405 ,2005).
2. Joint sealant tipe plastomer
Dapat digunakan untuk mengisi sambungan atau joint sealant pada
perkerasan beton. Joint sealant tipe ini terdiri dari campuran
dengan bahan plastomer, dengan atau tanpa penggunaan
elastomer, supaya campuran dapat bersifat adhesif. Joint sealant
ini harus mempunyai kekentalan yang seragam, sehingga pada saat
penuangan tidak terjadi gelembung udara. Temperatur penuangan
tidak boleh melebihi 200˚C. (ASTM D 3569,2005)
BAB IV
PEMBAHASAN
2) Semen
Semen salah satu bahan yang digunakan dalam campuran beton,
adapun semen yang digunak pada proyek ini yaitu semen Baturaja jenis
Portland Composite Cement (PCC). Semen jenis ini telah memenuhi
criteria SNI 7064 : 2014 yang direkomendasikan untuk keperluan
bangunan konstruksi pada umumnya.
PCC mempunyai keunggulan karena memiliki panas hidrasi lebih
rendah sehingga akan lebih mudah dalam proses pengerjaan dan dapat
menghasilkan permukaan beton serta plester yang lebih rapat dan halus.
PCC juga memiliki daya rekat yang kuat, kedap air dan kekuatan tekan
yang baik.
4) Air
Pada proyek pembuatan jalan Talang Tumbur – Talang Puyang, air
yang digunakan memakai air bersih yang berasal dari sungai diangkut
dengan mobil tangki air dan kemudian dimasukkan ke dalam bak
penampungan air sementara.
5) Aspal
Dalam proyek Talang Tumbur – Talang Puyang aspal digunakan untuk
isian cutting beton pada akhir pekerjaan. Sesuai dengan ASTM D
3405:2005 standar yang dipakai yaitu menggunakan joint sealant untuk
isian cutting pada jalan beton, sedangkan aspal yang dipakai menggunakan
aspal curah.
6) Kayu
Kayu yang dipakai dalam konstruksi ini berukuran 0,2 cm x 20 cm x
400 cm digunakan untuk bekisting jalan.
7) Paku
Paku digunakan sebagai penguat dan penyambung. Bentuk penampang
paku yang digunakan untuk bekisting ialah yang berpenampang bulat, hal
ini untuk mempermudah di dalam pembongkarannya.
8) Benang Nylon
Benang nylon digunakan untuk mengukur elevasi atau ketebalan cor
beton dengan menghubungkan sisi kanan dan sisi kiri papan bekiksting.
9) Plastik Cor
Plastik cor digunakan untuk menahan agar air semen tidak keluar
karena merembes ke dalam tanah (slab on ground). bahan dasar plastic
untuk cor sendiri biasanya jenis PE dengan jenis ketebalan 0,004 – 0,15
mm.
52
Lokasi
b. Tahap Pelaksanaan
1) Setelah penyiapan badan jalan menggunakan motor grader,
pemadatan tanah menggunakan vibratory roller dimulai
sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit kearah sumbu
jalan dalam keadaan memanjang, sedangkan pada tikungan
harus dimulai pada bagian yang rendah dan bergerak sedikit
demi sedikit kearah yang tinggi, pemadatan tersebut dipadatkan
dengan 6 kali passing (12 kali lintasan).
b. Tahap Pelaksanaan
1) Agregat yang sudah dihampar kemudian dirapikan
menggunakan motor grader dengan kemiringan blade 2% dan
ketebalan 20 cm.
terpasang seluruhnya dicek elevasi pada sisi kanan, sisi kiri dan bagian
tengah. Tebal mal yang digunakan yaitu 2 cm.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pengecoran dilakukan dengan menggunakan truk mixer yang dibawa
dari batching plant dengan mutu beton K 250. Dimana adukan Lalu
ditumpahkan ke lokasi pengecoran dan perataan dilakukan dengan cara
manual dengan memakai sekop bukan concrete vibrator. Pekerja tidak
boleh menginjak hamparan beton yang masih baru dengan memakai
sepatu yang dilekati oleh tanah atau kotoran lainnya.
59
Sedangkan untuk kuat tekan diambil sampel dari slump test dengan
benda uji kubus 15 cm x 15 cm x 15 cm diambil 3 sample per hari.
Dimana dengan nilai kuat tekan per minggu didapatkan hasil rata-rata
19,111 Mpa telah memenuhi persyaratan Peraturan Beton Indonesia
1971 NI 2.
60
3) Penyelesaian Permukaan
- Pengkasaran Permukaan
Sebelum penyiraman air pada permukaan perkerasan beton
dilakukan, permukaan beton dikasarkan dengan disikat tegak lurus
dengan garis sumbu (centreline) jalan.
Pengkasaran dilakukan dengan menggunakan sikat kawat
dengan lebar 45 cm. Sikat tersebut terdiri dari dua baris kawat
dengan panjang kawat 10 cm serta jarak kawat dari as ke as adalah
2,5 cm. Kedua baris kawat tersusun berselang-seling (zig-zag)
sehingga jarak kawat pada baris kedua dengan kawat pada baris
pertama adalah 1,25 cm. Masing-masing baris mempunyai 14
kawat.
- Penyiraman Air
Penyiraman air dilakukan untuk menjaga kualitas beton agar
kadar air pada beton tidak cepat berkurang hal ini dapat
menyebabkan terjadinya retakan pada beton.
c. Produktivitas Alat
Dalam pengerjaan pengecoran didapatkan produktivitas alat dalam satu
hari dengan kubikasi bucket excavator sebesar 0,47 m3 yaitu menghasilkan
130 bucket atau sama dengan 61,1 m3 berupa 48 bucket agregat kasar (28,2
m3) , 32 bucket agregat halus (18,8 m3), dan 24 bucket semen (14,1 m3).
Sedangkan untuk truck mixer dengan kubikasi 3 m3 dalam sehari mampu
mengangkut sebanyak 20 kali atau sama dengan 60 m3 dan panjang
penghamparan yang didapat yaitu 71 m.
Adapun lama waktu alat bekerja yaitu :
- Excavator memasukkan material ke dalam Truck mixer selama ± 4
menit.
- Truck mixer melakukan perjalanan dari batching plant menuju
lokasi pengecoran memerlukan waktu selama ± 5 menit pada awal
pekerjaan, dikarenakan pekerjaan dimulai pada ujung jalan.
- Truck mixer menumpahkan beton segar ke jalan selama ± 4 menit.
- Truck mixer kembali ke batching plant selama ± 3 menit.
5.1 Kesimpulan
Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan selama kurang lebih dua
bulan pada Proyek Peningkatan Jalan Talang Tumbur – Talang Puyang,
maka penulis dapat menarik kesimpulan :
1. Dengan adanya Kerja Praktek (KP) ini, penulis dapat memperoleh
pengalaman mengenai aplikasi ilmu bidang teknik sipil di
lapangan, serta mengetahui secara langsung tahapan-tahapan
pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pekerjaan pemasalangan
mal, pekerjaan adukan mix design, serta pekerjaan pengecoran
langsung dilapangan.
2. Proyek Peningkatan Jalan Jalan Talang Tumbur – Talang Puyang
ini adalah jalan penghubung yang bertujuan untuk mempelancar
sarana transportasi.
3. Dalam pekerjaan ini sebelum pengecoran dilakukan, pondasi lapis
agregat di lapiskan dengan menggunakan Plastik Cor, untuk
menahan agar air semen tidak keluar karena merembes ke dalam
lapis pondasi agregat B.
4. Dalam proyek yang kami tinjau memiliki ukuran dalam segmen 1
(578 x 4 x 0,2) m, dan segmen ke 2 (35 x 4 x 0,2) m jadi total
keseluruhan jalan 613 meter.
5. Pekerjaan ini dilakukan selama 36 hari lapangan.
6. Lapis Pondasi Agregat yang di gunakan dalam proyek ini yaitu:
Agregat kelas B dengan ketebalan 15 cm untuk lapis pondasi
agregat.
7. Perkerasan Beton menggunakan beton K 250, dengan ketebalan 20
cm, menggunakan agregat kelas A, agregat halus, semen portland
dan air.
64
65
5.2 Saran
Saran – saran yang ingin penulis sampaikan setelah melakukan Kerja
Praktek pada Proyek Peningkatan Jalan Talang Tumbur – Talang Puyang
yaitu :
1. Para pekerja lapangan sebaiknya lebih memperhatikan keselamatan
kerja dan Perlengkapan K3 yang perlu diperhatikan, karena banyak
pekerja yang belum menggunakan perlengkapan K3 untuk diri mereka
dan perlengkapan K3 untuk proyek itu sendiri yang masih kurang,
untuk itu perlu ditingkatkan APD dan perlengkapan K3 lainnya
sehingga para pekerja lebih safety saat bekerja.
2. Proyek seharusnya dilakukan pengujian laboratorium disetiap
pekerjaan, mulai dari pekerjaan tanah sampai pengecoran agar suatu
proyek dapat bertahan hingga umur rencana.
3. Untuk para mahasiswa yang akan melaksanakan kerja praktek
sebaiknya harus memanfaatkan kesempatan ini saat berada di
lapangan, karena disinilah mahasiswa dapat lebih menggali ilmu di
luar perkuliahan dan pengalaman yang lebih banyak lagi sebagai bekal
untuk terjun ke dunia kerja.
66
DAFTAR PUSTAKA