Anda di halaman 1dari 224

PENGEMBANGAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS I TEMA KEGIATANKU


PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Muhtari Matun Niswah

1113018300064

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
ABSTRAK

Muhtari Matun Niswah (1113018300064). Pengembangan Media Diorama


Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas I Tema Kegiatanku
Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar. Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Penelitian dan pengembangan ini bertujuan menghasilkan sebuah produk yaitu media
diorama. Penelitian ini menggunakan model pengembangan 4D. Model
pengembangan ini terdiri dari 4 tahap yaitu Define, Design, Develop, dan
Disseminate. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
wawancara/interview, lembar validitas ahli media, lembar validitas ahli materi,
lembar pretest dan posttest, lembar observasi, serta lembar penilaian media (angket)
siswa.

Hasil validitas ahli media mendapat presentase sebesar 84% dan hasil validitas ahli
materi memperoleh presentase 93% yang artinya media valid dan layak digunakan.
Hasil penelitian dan pengembangan ini memperlihatkan bahwa kelas yang
menggunakan media diorama memperoleh nilai post-test dengan rata-rata sebesar
88.67 sedangkan kelas yang tidak menggunakan media diorama memperoleh nilai
pos-test dengan rata-rata sebesar 77.50. Hasil penilaian media menurut para siswa
berupa angket memiliki hasil presentase sebesar 100%. Dengan hasil penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan media diorama mampu
meningkatkan pemahaman siswa kelas I sekolah dasar dalam tema “kegiatanku”
dalam pembelajaran tematik.

Kata kunci: Penelitian dan Pengembangan, Media Diorama, Pembelajaran


Tematik

i
ABSTRACT

Muhtari Matun Niswah (1113018300064). Development of Diorama to Improve


Understanding of the Concept of Class I Students with Theme My Activities
Thematic Learning in Elementary Schools. Department of Madrasah Ibtidiyah
Teacher Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, Syarif
Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, 2018.
This research and development aims to produce a product, namely media diorama.
This study uses a 4D development model. This development model consists of 4
stages, namely Define, Design, Develop, and Disseminate. The research instruments
used in this study were interview sheets, media expert validity sheets, material expert
validity sheets, pretest and posttest sheets, observation sheests, and student medical
questionnaire.
The results of the validity of media experts received a percentage of 84%, and the
results of the validity of the material expert gained a percentage of 93%, which means
this media is valid and worthy of use. The results of this research and development
show that classes that use diorama media get the post-test value with an average of
88.67 while classes that do not use diorama media get the post-test value with an
everage score of 77.50. The results of media assessment according to the students in
the form of questionnaire have a percentage 100%. With the results of the study, it
can be concluded that the development of diorama media is able to improve the
understanding off grade I elementary school students in the theme of “my activities”
in thematic learning.

Keywords: Research and Development, Diorama Media, Thematic Learning

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil‟aalamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi
kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan Skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah memberikan petunjuk
kepada kita semua sehingga kita dapat merasakan nikmat Iman dan Islam.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat mendapatkan gelar
sarjana pendidikan. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan
bantuan, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib‟Raya, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.
2. Dr. Khalimi, MA. selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang selalu sabar
dalam menghadapi berbagai pertanyaan ketika penulis bimbingan dan
menyemangati penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini.
4. Siti Khadijah, M.A selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis, sehingga penulis tidak kehilangan arah dalam
memahami materi yang telah diberikan.
5. Asep Ediana Latif, M. Pd. selaku sekretaris Prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

iii
6. Seluruh Ibu dan Bapak dosen serta staff di Prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah berbagi ilmu kepada penulis selama ini.
7. Neli Rahmaniah, M.Pd. selaku validator I ahli media yang telah
memberikan arahan dalam memeperbaiki media penulis.
8. Yudhi Munadi, M.Ag. selaku validator II ahli media yang tiada henti
memberikan arahan dan bimbingan memperbaiki media selama ini.
9. H. Nasrudin selaku kepala sekolah MI Shirathul Rahman yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menerapkan media
pembelajaran yang tepat.
10. Hj. Faikoh S.Pd selaku wali kelas I B MI Shirathul Rahman yang telah
membantu penulis dalam proses belajar mengajar sekaligus sebagai
validator I ahli materi.
11. Evi Fikriyah S.Pdi selaku wali kelas I C MI Shirathul Rahman yang telah
membantu penulis dalam proses belajar mengajar sekaligus sebagai
validator II ahli materi.
12. Seluruh guru dan staff MI Shirathul Rahman yang telah membantu penulis
selama penelitian.
13. Kedua orang tuaku dan adikku yang tidak henti-hentinya memberikan do‟a
dan dukungannya baik moril maupun materil.
14. Teman-teman PGMI 2013 khususnya PGMI B yang senantiasa membantu
penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
15. Sahabat-sahabatku, Muzdalifah, Wirda Amalia, Pusaka Ayudiguna, Dhisa
Erega Waram, Nurhafidz Felani, Rahma Stiadi yang selalu membantu dan
menemani penulis selama pembuatan media.
16. Rekan kerjaku, Pengelola RPTRA Rawa Buaya, khususnya RPTRA
CEMPAKA, yang telah memberi semangat dan memberi kesempatan
penulis menulis skripsi di sela-sela waktu kerja.

iv
17. Sahabat-sahabatku di UKM KMM RIAK (Komunitas Musik Mahasiswa –
Ruang Inspirasi Atas Kegelisahan), yang telah memberi penulis banyak
pembelajaran dan pengalaman yang tak terlupakan selama penulis kuliah di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi ini, yang
tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Tiada sanggup penulis membalas semua budi kepada pihak-pihak yang telah
membantu, hanya do‟a yang terpanjat. Semoga perhatian, motivasi, dan bantuan
dibalas oleh Allah SWT.
Pada akhirnya, penulis berharap skripsi ini diterima dan bermanfaat bagi semua
pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, khususnya bagi pembelajaran tematik.

Jakarta, 31 Oktober 2018

Penulis

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK... ........................................................................................................ i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 5
D. Perumusan Masalah ................................................................................. 6
E. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan ......................................................... 6
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 7


A. Deskripsi Teoritik ..................................................................................... 7
1. Media Diorama ................................................................................... 7
a. Pengertian Media Diorama .......................................................... 7
b. Manfaat Media ............................................................................. 11
c. Pemilihan dan Penggunaan Media ............................................... 13
d. Kelebihan Media Diorama ........................................................... 15
e. Kelemahan Media Diorama ......................................................... 15
f. Evaluasi Media ............................................................................. 15
g. Penilaian Media ............................................................................ 16
2. Pemahaman Konsep ............................................................................ 18
a. Pengertian Pemahaman Konsep .................................................... 18
b. Hasil Belajar Tipe Pemahaman .................................................... 20

vi
3. Pembelajaran Tematik ........................................................................ 22
a. Hakikat Pembelajaran Tematik .................................................... 22
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik ............................................ 28
c. Sintaks Pembelajaran Tematik ..................................................... 30
d. Manfaat Pembelajaran Tematik .................................................... 31
e. Kelebihan Pembelajaran Tematik ................................................. 33
f. Kelemahan Pembelajaran Tematik ............................................... 35
4. Sekolah Dasar ..................................................................................... 37
a. Hakikat Sekolah Dasar ................................................................. 37
b. Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar ............................... 38
c. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar .................................. 41
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................. 42
C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 44
D. Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 47
A. Model Pengembangan ............................................................................... 47
B. Prosedur Pengembangan ........................................................................... 48
C. Desain Uji Coba ........................................................................................ 52
D. Subjek Uji Coba ........................................................................................ 53
E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 53
F. Uji-Coba Produk ...................................................................................... 59
G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 68
A. Deskripsi Hasil Pengembangan ............................................................... 68
1. Hasil Tahap Pendefinisian (Define) ...................................................... 68
a. Analisis Awal .................................................................................. 68
b. Analisis Peserta Didik ..................................................................... 69
c. Analisis Materi ................................................................................ 70
d. Spesifikasi Tujuan Pembelajaran .................................................... 72

vii
2. Hasil Tahap Perencanaan (Design)....................................................... 72
a. Pengumpulan Bahan ........................................................................ 72
b. Desain Media Pembelajaran ........................................................... 73
3. Hasil Tahap Pengembangan (Development) ........................................ 74
B. Deskripsi dan Analisa Data Hasil Uji Coba ............................................. 75
1. Data Hasil Validasi .............................................................................. 75
a. Validasi Ahli Media........................................................................ 75
b. Validasi Ahli Materi ...................................................................... 78
2. Data Hasil Uji Coba ............................................................................. 81
C. Kajian Produk Akhir ................................................................................ 89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 91
A. Kesimpulan ............................................................................................... 91
B. Saran Pemanfaatan dan Diseminasi .......................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 97
RIWAYAT PENULIS ......................................................................................... xi

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Penilaian Produk ........................................................................ 17


Tabel 2.2 Indikator Pemahaman Taksonomi Bloom............................................... 22
Tabel 2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 45
Tabel 3.1 Model Penelitian 4D ............................................................................... 48
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara .............................................................. 54
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pretest-Posttest ................................................................ 57
Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian Media oleh Siswa .................................................... 58
Tabel 3.5 Kisi-kisi Validasi Ahli Media dan Ahli Materi ....................................... 59
Tabel 3.6 Pedoman Skor Penilaian Skala Likert ..................................................... 61
Tabel 3.7 Range Presentase dan Kriteria Kualitatif Program ................................. 62
Tabel 4.1 Peta Konsep Materi ................................................................................ 71
Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Media....................................................................... 75
Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli Materi ..................................................................... 78
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Kelas I B ...... 81
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Kelas I C ...... 81
Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif ........................................................................ 82
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 83
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas ........................................................................... 84
Tabel 4.9 Hasil Uji Paired Sample t Test ............................................................... 85
Tabel 4.10 Hasil Uji Independent Sample t Test .................................................... 87
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Penilaian Media oleh Siswa Kelas I C .................. 88

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Desain Media Diorama........................................................................ 73


Gambar 4.2 Revisi Desain Media Diorama ........................................................... 77
Gambar 4.3 Hasil Akhir Media Diorama ............................................................... 79

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Pendidikan
menghantarkan seseorang tidak hanya untuk mendapatkan ilmu, tetapi juga dapat
meningkatkan status sosial dan yang lebih penting lagi adalah bermanfaat bagi
masyarakat disekitarnya.
Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk
berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek
kehidupan, baik didunia maupun diakhirat. Seperti yang dijelaskan dalam QS.
Al-Mujadalah ayat 11:
ْ ‫وا فَٱو ُش ُز‬
‫وا‬ ْ ‫ٱّللُ لَ ُكمۡ ۖۡ َوإِ َذا قِي َل ٱو ُش ُز‬
َّ ‫ح‬ ۡ ْ ‫س فَ ۡٱف َسح‬ ۡ ْ ‫يََٰٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذيهَ َءا َمىُ َٰٓى ْا إِ َذا قِي َل لَ ُكمۡ تَفَ َّسح‬
ِ ‫ُىا يَف َس‬ ِ ِ‫ُىا فِي ٱل َم َجل‬
١١ ‫يز‬ َّ ‫ىا ۡٱل ِع ۡل َم َد َر َج ٖۚت َو‬
ٞ ِ‫ٱّلل ُ بِ َما ت َۡع َملُىنَ َخب‬ ْ ُ‫ىا ِمى ُكمۡ َوٱلَّ ِذيهَ أُوت‬
ْ ُ‫ٱّللُ ٱلَّ ِذيهَ َءا َمى‬ َّ ‫يَ ۡزفَ ِع‬
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Melalui pendidikan juga, seharusnya seseorang mendapatkan akhlak yang
lebih mulia, seperti pepatah yang mengatakan, padi semakin menguning,
semakin merunduk. Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk
karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam sistem pendidikan nasional, hal ini juga senada dengan undang-undang
no. 20 Tahun 2003 Pasal 3, yang menjelaskan bahwa:1

1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2010), h.273.

1
2

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
siswa, agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Proses pendidikan berlangsung sejak dalam kandungan sampai ke liang
lahat dan pendidikan perlu dilakukan sedini mungkin. Proses perolehan ilmu
pengetahuan dapat diperoleh seseorang kapan saja dan dari mana saja, salah
satunya melalui pendidikan formal, yaitu di sekolah.
Di dalam dunia pendidikan, setiap orang perlu mengetahui dan memahami
apa yang mereka pelajari, maka dari itu perlu diperhatikan perihal pemahaman
yang benar sejak dini. Kemampuan pemahaman merupakan salah satu tujuan
penting didalam pembelajaran, karena pemahaman dimaksudkan bahwa materi-
materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih
dari itu. Maka dari itu, sebagai seorang pengajar, hendaknya perlu mengetahui
bahwa mencapai pemahaman dalam pembelajaran sangatlah penting, karena
dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan konsep dari materi
pelajaran itu sendiri.
Pada saat ini, SD/MI telah menggunakan pembelajaran tematik sebagai
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari
berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik merupakan suatu model dan
strategi pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran atau
sejumlah disiplin ilmu melalui pemanduan area isi, keterampilan, dan sikap ke
dalam suatu tema tertentu, dengan mengkondisikan para siswa agar dapat
memperoleh pengalaman belajar yang lebih optimal, menarik, dan bermakna.
Pembelajaran tematik memadukan berbagai mata pelajaran dalam kurikulum dan
menghubungkannya melalui jaringan topik atau tema. Pembelajaran tematik
merupakan strategi pembelajaran yang mengantarkan siswa ke dalam suatu
3

proses pengalaman belajar yang lebih bermakna dan menyenangkan. Salah satu
tugas guru adalah menyampaikan informasi atau materi untuk membuat siswa
memahami suatu pembelajaran, penting bagi seorang guru untuk memperhatikan
karakteristik siswa dalam menerima pelajaran, karena kemampuan siswa dalam
menerima informasi berbeda-beda. Jika guru tidak mampu memberikan
pemahaman yang baik kepada siswa, maka siswa akan tidak mudah mengingat
apa yang dipelajarinya. Oleh karenanya, sudah menjadi tugas guru pada jenjang
pendidikan dasar untuk menciptakan pembelajaran yang tidak membosankan di
mata siswa, namun juga tidak mengabaikan ketercapaian tujuan pembelajaran.
Tidak bisa dipungkiri bahwa masih sering kali kita menjumpai
pembelajaran yang konvensional, seharusnya pembelajaran dikelas akan terasa
lebih baik jika guru dapat menggunakan berbagai metode, media, teknik dan
strategi pembelajaran yang telah ada. Masalah seperti ini terjadi di beberapa
sekolah, berdasarkan hasil peneliti melakukan observasi awal terkait proses
pembelajaran tematik di kelas, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
rendahnya pemahaman anak diantaranya adalah pembelajaran yang diterapkan di
sekolah lebih cenderung menggunakan buku sebagai sumber belajar, metode
yang digunakan kurang bervariasi yaitu lebih sering menggunakan metode
ceramah sehingga siswa yang aktif bertanya dan merespon hanya beberapa saja,
serta minimnya media/alat peraga pembelajaran sehingga anak-anak mudah
merasa bosan.
Pembelajaran tematik di sekolah merupakan pembelajaran yang sangat
beragam dan menarik untuk dipelajari, karena pada pelajaran tematik siswa dapat
melakukan percobaan atau praktek dan melibatkan seluruh indera untuk
memahami materi tersebut. Namun selain percobaan dan praktek, pembelajaran
juga bisa dilakukan dengan menggunakan media. Dengan adanya penggunaan
media dalam pembelajaran tersebut, diharapkan siswa dapat mempelajari materi
secara konkret yang mampu meningkatkan pemahaman.
4

Berbicara soal media pembelajaran, media pembelajaran adalah segala


sesuatu yang dapat menarik perhatian dan minat siswa ketika belajar, sehingga
siswa menjadi bertambah rasa ingin tahunya untuk memahami pelajaran. Oleh
sebab itu, sebagai seorang guru sudah seharusnya kita perlu memiliki ide atau
menciptakan sesuatu yang membuat pembelajaran lebih berkesan.
Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk menciptakan dan
mengembangkan sebuah media sebagai salah satu alat komunikasi dalam
pembelajaran yaitu media diorama. Karakteristik media ini adalah wujud dari
pemandangan dan atau lingkungan serta isinya sama persis dengan bentuk
kecilnya. Sehingga ketika sedang melihat media itu kita akan ikut merasakan ada
di bagian media karena menggambarkan sesuatu yang tampak nyata. Untuk
terlihat nyata, media diorama harus memperhatikan detail pemandangan tersebut.
Dalam pembuatannya, ada beberapa yang hendaknya diperhatikan yaitu tentang
ukuran diorama yang disesuaikan dengan tempat yang digunakan serta siapa dan
berapa banyak siswa yang akan melihatnya. Kemudian, bahan yang digunakan
juga diperhatikan. Bahan yang digunakan tidak harus baru dan mahal, bahan
bekas juga bisa digunakan dan akan menambah nilai plus pada diorama tersebut.
Warna pun juga diperhatikan, tentunya warna yang digunakan disesuaikan
dengan keadaan pemandangan dan atau lingkungan yang akan dibuat tiruannya.
Media ini dinilai lebih efektif digunakan, karena seluruh sekolah dapat
membuatnya baik itu sekolah dengan fasilitas memadai maupun dengan fasilitas
yang belum memadai. Guru bukan hanya dapat membuat media sebagai
perantara dalam memberikan pelajaran, tetapi juga siswa dapat membuatnya
sebagai bagian dari kemudahan dalam memahami pelajaran.
Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Pengembangan Media Diorama untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas I Tema Kegiatanku
Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar”.
5

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka peneliti dapat
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran tematik yang belum maksimal dilakukan ketika
berlangsungnya kegiatan belajar.
2. Siswa yang aktif dalam pembelajaran hanya beberapa saja, karena guru
kurang mengembangkan metode pembelajaran.
3. Guru kurang memanfaatkan kegiatan belajar menggunakan media
pembelajaran, dikarenakan kurang kreatif dan cenderung melakukan
pembelajaran konvensional.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang peneliti temukan,
kemudian peneliti membatasi penelitian ini hanya dalam lingkup permasalahan:
1. Peneliti akan mengembangkan rancangan sebuah produk atau media untuk
kegiatan belajar mengajar tetapi bukan ditujukan untuk menggantikan
media buku, modul atau lembar kerja siswa dalam pembelajaran, namun
sebagai media pembelajaran alternatif agar siswa merasakan pengalaman
belajar yang berbeda.
2. Materi yang disajikan dalam pengembangan media diorama hanya
menyangkut tentang kegiatan yang dilakukan ketika pagi hari, siang hari,
dan malam hari.
3. Pengembangan media dilakukan mulai dari analisis, desain produk,
pembuatan produk sampai dengan uji coba dengan jumlah produk terbatas,
tidak sampai pada tahap penyebaran produk secara luas.
6

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang peneliti tetapkan,
maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah media diorama berpengaruh terhadap pemahaman siswa pada
pembelajaran tematik tema 3 kegiatanku kelas 1 sekolah dasar?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik tema 3
kegiatanku kelas 1 antara kelas yang menggunakan media diorama dengan
kelas yang tidak menggunakan media diorama?

E. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan


Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah berupa seperangkat
media pembelajaran yang dibuat untuk membantu menyampaikan materi
pembelajaran. Media ini berupa scene atau pemandangan berbentuk 3D yang
diperkecil sesuai dengan pemandangan asli.

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan sebuah media
pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa pada tema
3 kegiatanku pembelajaran tematik kelas I.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Guru
Diharapkan guru memiliki ide keratif dalam mengembangkan sebuah media
pembelajaran agar mudah dalam menyampaikan informasi pembelajaran
kepada siswa.
2. Bagi Siswa
Dengan adanya media pembelajaran yang tepat diharapkan siswa akan lebih
mengingat dan mengembangkan daya pikirnya untuk menyerap materi
pelajaran.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik
1. Media Diorama
a. Pengertian Media Diorama
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bentuk jamak, media
disebut medium. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.2 Dalam pengertian ini guru, buku
teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis, untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium
sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media
komunikasi.3 Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi
yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Di lain pihak,
NEA (National Education Association) memberikan definisi media
sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan

2
Azhar Arysad, Media Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.3.
3
Ibid., h.3-4.

7
8

peralatannya; dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat,


didengar, atau dibaca.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
media adalah segala sesuatu yang mampu mengantarkan informasi antara
sumber dan penerima sehingga penerima dapat memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Sedangkan pengertian media pembelajaran dapat
diartikan sebagai alat bantu atau perantara proses belajar mengajar
sehingga dapat menarik perhatian dan minat siswa.
Mengingat banyaknya media dalam pembelajaran, maka dirasa
sangat perlu untuk melakukan pengelompokkan terhadap berbagai media
pembelajaran yang ada tersebut. Pengelompokkan ini secara praktis
dimaksudkan agar memudahkan kita sebagai pengguna dalam memahami
prinsip penggunaan, perawatan dan pemilihan media dalam proses
pembelajaran. Sanjaya (2006) mengemukakan bahwa media pembelajaran
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut
mana melihatnya.4
1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau
media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman
suara.
b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Jenis media yang tergolong ke dalam
media visual adalah: film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar,
diorama, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media
grafis dan lain sebagainya.
c) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat,

4
Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika, (Bandung:
Alfabeta CV, 2014), h.13.
9

misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan


lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan
lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang
pertama dan kedua.
2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke
dalam:
a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak, seperti
radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-
hal atau kejadian-kejadian aktual secara serentak tanpa harus
menggunakan ruangan khusus.
b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan
waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi:
a) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip,
transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian
memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk
memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film
slide, overhead projector (OHP) untuk memproyeksikan
transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka
media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
b) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan,
radio, dan lain sebagainya.
Arsyad (2002) mengemukakan bahwa setiap media mempunyai
karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi kemampuannya,
5
pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik
berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus
dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media

5
Ibid, h.15.
10

pengajaran. Disamping itu, memberikan kemungkinan pada guru untuk


menggunakan berbagai jenis media pembelajaran secara bervariasi dan
akan memberikan nilai positif terhadap kualitas pembelajaran yang akan
dilakukannya.
Seperti yang dikemukakan para ahli, bahwa media memiliki
beberapa pengelompokkan tergantung dari sudut mana melihatnya. Media
yang paling sering dijumpai dalam pembelajaran adalah media yang dapat
dilihat bentuknya atau disebut juga media visual. Media visual dibagi lagi
menjadi beberapa macam, salah satunya media diorama.
Diorama adalah pemandangan (scene) tiga dimensi dalam ukuran
kecil untuk memperagakan atau menjelaskan suatu keadaan atau
fenomenal yang menunjukkan aktifitas.6 Diorama biasanya terdiri atas
bentuk-bentuk sosok atau objek-objek ditempatkan dipentas yang berlatar
belakang lukisan yang disesuaikan dengan penyajian.
Diorama merupakan media yang sangat menarik perhatian siswa,
yang dibuat dari suatu scene tiga dimensi untuk memperagakan suatu
keadaan dalam ukuran kecil. Dalam scene itu terdapat benda-benda kecil
yang berupa orang-orangan, pohon-pohonan, rumah-rumahan dan lain
sebagainya.
Diorama sebagai media pembelajaran berguna untuk mata pelajaran,
ilmu pengetahuan sosial seperti keadaan pasar, hutan, gunung, keadaan
kota/desa, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam seperti diorama
kota Mekkah (Masjidil Haram) dan Madinah, dan juga pada pembelajaran
ilmu pengetahuan alam seperti diorama benda langit, diorama hewan-
hewan, dan sebagainya.
Diorama dapat dibuat oleh guru dan siswa membuatnya cukup
mudah, bahan-bahan yang diperlukan tidak terlalu mahal dapat dibuat dari

6
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada (GP)
Press, 2008), h.109.
11

barang-barang bekas yang mudah didapat seperti: kardus/kotak, kertas,


karton, kawat, busa dan ditambah dengan pewarna/cat. Setelah selesai
dibuat, diorama dapat dipakai sebagai media pembelajaran. Agar diorama
tidak cepat berdebu dan kotor, sebaliknya diberi penutup kaca.7
Karakteristik media ini adalah wujud dari pemandangan dan atau
lingkungan serta isinya sama persis dengan bentuk kecilnya. Sehingga
ketika sedang melihat lingkungan sawah misalnya, diorama harus
memperhatikan detail pemandangan tersebut. Dalam pembuatannya, ada
beberapa yang hendaknya diperhatikan yaitu tentang ukuran diorama yang
disesuaikan dengan tempat yang digunakan serta siapa dan berapa banyak
siswa yang akan melihatnya. Kemudian, bahan yang digunakan juga
diperhatikan. Bahan yang digunakan tidak harus baru dan mahal, bahan
bekas juga bisa digunakan dan akan menambah nilai plus pada diorama
tersebut. Warna pun juga diperhatikan, tentunya warna yang digunakan
disesuaikan dengan keadaan pemandangan dan atau lingkungan yang akan
dibuat tiruannya.
Dari beberapa deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa diorama
adalah suatu kotak yang di dalamnya berisi dengan tiruan pemandangan
atau suatu benda yang lengkap dengan sesuatu yang berada di sekitarnya.
Kesemuanya tersebut dibuat lebih kecil daripada keadaan aslinya.
Diorama biasanya digunakan dalam menggambarkan kejadian dan atau
suatu proses supaya yang melihatnya tertarik untuk memahami isi
tersebut.

b. Manfaat Media
Dalam kegiatan pembelajaran, media merupakan faktor eksternal
yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efesiensi belajar karena

7
Ibid., h.110.
12

mempunyai potensi atau kemampuan untuk merangsang terjadinya proses


belajar. Contoh peranannya dalam pembelajaran adalah untuk: 8 (1)
menghadirkan objek langka, misalnya dengan menunjukkan koleksi mata
uang kuno, (2) menunjukkan konsep abstrak menjadi konkret misalnya
dengan membawa foto tentang pasar, bursa, (3) mengatasi hambatan
waktu, tempat, jumlah dan jarak misalnya melalui siaran radio atau
televisi pendidikan (4) menyajikan ulangan informasi secara benar dan
taat asas tanpa pernah jemu misalnya, menghadirkan buku teks, modul,
program video, atau film pendidikan, dan (5) memberikan suasana belajar
yang santai, menarik, dan mengurangi formalitas.
Beberapa alasan, mengapa media dapat mempertinggi proses belajar
siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media, antara lain:9
1) Pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga
menumbuhkan motivasi untuk belajar.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh siswa, dan kemungkinan siswa menguasai
komptenesi yang diharapkan dengan baik.
3) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apabila guru mengajar setiap jam pelajaran.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain
seperti mengamati, melakukan, mendemostrasikan, dan lain-lain.
Alasan kedua berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Tahap berpikir
manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir konkret

8
Kusrini, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,
2014) Edisi 2, h.7.3.
9
Ibid, h.7.4.
13

menuju berpikir abstrak, dimulai dari yang berpikir sederhana menuju


berpikir yang kompleks. Penggunaan media erat kaitannya dengan tahapan
berpikir tersebut sebab melalui media hal-hal yang abstrak dapat
dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.

c. Pemilihan dan Penggunaan Media


Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing,
maka diharapkan kepada guru agar mampu menentukan pilihannya sesuai
dengan kebutuhan pada saat melakukan kegiatan belajar mengajar. Hal ini
dimaksudkan agar jangan sampai penggunaan media menjadi penghalang
proses belajar mengajar yang dilakukan guru didalam kelas. Ketika suatu
media akan dipilih, ketika itulah beberapa prinsip pemilihan media perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan oleh guru, diantaranya sebagai berikut:
1) Tujuan Pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan
maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah pemilihan media ini
untuk pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi yang bersifat
umum, ataukah untuk sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong,
lebih spesifik lagi, apakah untuk pengajaran kelompok ataukah
pengajaran individual, apakah untuk sasaran tertentu seperti anak TK,
SD, SMP, SMA, dan lain-lain.
2) Dasar Pertimbangan Pemilihan Media
Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan
dari berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media
mana yang akan digunakan apabila terdapat berbagai media yang
dapat diperbandingkan. Dalam menggunakan media hendaknya guru
memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan media
tersebut dapat mecapai hasil yang baik.
14

Beberapa penyebab orang mengapa orang memilih media


antara bila: a. bermaksud mendemostrasikannya seperti halnya pada
kuliah tentang media, b. merasa sudah akrab dengan media tersebut,
misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan proyektor
transparansi, c. ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih
konkrit, dan d. merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa
dilakukannya, misalnya untuk menarik minat atau ranah belajar siswa,.
Jadi dasar pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah
sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan
yang diinginkan atau tidak.10
3) Kriteria Pemilihan Media
Kriteria utama dalam pemilihan media pembelajaran adalah
ketepatan tujuan pembelajaran, artinya dalam menentukan media yang
akan digunakan pertimbangannya bahwa media tersebut harus dapat
memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan.
Profesor Ely dalam kuliahnya di Fakultas Pasca Sarjana IKIP
Malang tahun 1982 mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya
tidak terlepas dari konteksnya bahwasanya media merupakan
komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Oleh karena
itu, meskipun tujuan da nisinya sudah diketahui, faktor-faktor lain
seperti karakteristik siswa, strategi belajar-mengajar, organisasi
kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur
penilaiannya perlu di pertimbangkan.11

d. Kelebihan Media Diorama


Berikut adalah kelebihan menggunakan media diorama:

10
Arif S Sadiman, dkk., Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996) h.84.
11
Ibid., h.85.
15

1) Dengan menggunakan media diorama ini siswa akan lebih


berkreatif dalam mengekspresikan pemandangan, siswa tidak
bosan dengan pembelajaran di kelas.
2) Untuk memberikan pemandangan/gambaran visual dari pokok
yang sebenarnya dalam bentuk kecil.
3) Membawa ke dalam kelas sebagian kecil dari pada dunia dalam
bentuk diperkecil dan tiga dimensi.
4) Dapat menggambarkan peristiwa yang terjadi disuatu tempat,
waktu tertentu dilihat dari posisi atau arah tertentu pula secara
lebih hidup.

e. Kekurangan Media Diorama


Berikut adalah kekurangan menggunakan media diorama:
1) Tidak semua siswa dan guru kreatif. Alat-alat yang digunakan
pun sangat rumit dan membutuhkan kesabaran yang tinggi
dalam membuatnya.
2) Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar.
3) Dalam pembuatan membutuhkan waktu yang cukup lama.

f. Evaluasi Media
Media apapun yang dibuat, seperti kaset audio film bingkai, film
rangkai, transparansi OHP, film, video atau gambar, dan
permainan/simulasi perlu dinilai terlebih dahulu sebelum dipakai secara
luas. Penilaian (evaluasi) ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
media yang dibuat tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan atau tidak. Hal ini penting untuk diingat dan dilakukan karena
banyak orang beranggapan bahwa sekali membuat media, pasti seratus
persen ditanggung baik. Anggapan itu sendiri tidaklah keliru. Hal itu
karena sebagai pengembang media secara tidak langsung, telah
16

diturunkan hipotesis bahwa media yang dibuat tersebut dapat


memberikan hasil belajar yang lebih baik. Hipotesis tersebut perlu
dibuktikan dengan mengujicobakannya kepada sasaran yang dimaksud.
Ada dua macam bentuk pengujicobaan media yang dikenal, yaitu
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.12
Evaluasi formatif, yaitu proses yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan data tentang efektivitas dan efesiensi bahan-bahan
pembelajaran (termasuk ke dalamnya media). Tujuannya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Data-data tersebut dimaksudkan untuk
memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar lebih
efektif dan efesien.
Dalam bentuk finalnya, setelah diperbaiki dan disempurnakan, perlu
dikumpulkan data. Hal itu untuk menentukan apakah media yang dibuat
patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu. Disamping itu, untuk
menentukan apakah media tersebut benar-benar efektif, jenis evaluasi ini
disebut evaluasi sumatif.
Kegiatan evaluasi dalam pengembangan media akan dititikberatkan
pada kegiatan evaluasi formatif.

g. Penilaian Produk/Media
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan
kualitas suatu produk.
1) Penilaian Satu Lawan Satu
Penilaian ini digunakan untuk mewakili dua orang atau lebih.
Penilaian produk atau media biasanya menggunakan cara holistik
atau analitik.13

12
Ibid., h.182.
13
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012) h.91.
17

a) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya


dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua
tahap proses pengembangan.
b) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk,
biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
Tabel 2.1
Contoh Penilaian Produk
Mata Pelajaran : IPA (Kimia)
Nama Proyek : Membuat Sabun
Alokasi Waktu : 4 kali pertemuan
Skor
No Indikator Komentar
1 2 3 4 5
1. Perencanaan bahan

2. Proses pembuatan
a. persiapan alat dan
bahan
b. teknik pengelolaan
c. K3 (keamanan,
keselamatan, dan
kebersihan)
3. Hasil produk
a. bentuk fisik
b. inovasi

Total skor
2) Penilaian Lapangan
Evaluasi lapangan atau field evaluation adalah tahap akhir untuk
menentukan efektivitas suatu produk atau media.
Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:14

14
Arif S Sadiman, dkk., Op. Cit., h.187.
18

a. Mula-mula pilih siswa yang benar-benar mewakili populasi target,


kira-kira 20. Usahakan agar mewakili berbagai tingkat kemampuan
dan keterampilan siswa yang ada. Tes kemampuan awal perlu
dilakukan jika karakteristik siswa belum diketahui.
b. Jelaskan kepada siswa maksud uji lapangan pada saat akhir kegiatan.
c. Berikan tes awal untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan
keterampilan siswa terhadap topik yang dimediakan.
d. Siapkan media tersebut untuk siswa.
e. Catat semua respon yang muncul dan siswa selama sajian.
f. Berikan tes untuk mengukur seberapa jauh pencapaian hasil belajar
siswa setelah sajian media tersebut. Hasil tes ini (post-test) dengan
hasil tes pertama (pre-test) akan menunjukkan seberapa efektif dan
efesien media yang dibuat.
g. Berikan angket atau kuesioner untuk mengetahui pendapat siswa
terhadap media tersebut dan sajian yang diterimanya.
h. Ringkas dan analisis data yang telah diperoleh.

2. Pemahaman Konsep
a. Pengertian Pemahaman Konsep
Pemahaman merupakan proses memahami, atas informasi yang telah
kita peroleh sebelumnya. “Pemahaman disini diartikan kemampuan
seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau
menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tanpa pengetahuan yang yang
pernah diterimanya.”15
Seseorang dikatakan memahami sesuatu ketika ia mampu
membentuk arti dari sebuah pesan pembelajaran, baik berupa lisan,
tulisan, grafis atau gambar. Dengan rincian mampu menjelaskan,

15
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.36.
19

membandingkan, meramalkan, meringkas, mengelompokkan, dan


membuat contoh.
Dari uraian diatas, berarti pemahaman bukanlah hanya sekedar tahu,
melainkan suatu kemampuan seseorang menafsirkan dan
menginterpretasikan sesuatu. Misal, menjelaskan suatu kalimat yang ia
baca atau dengar dengan bahasanya sendiri tanpa mengubah kandungan
makna.
Konsep adalah suatu buah pemikiran seseorang atau sekelompok
orang yang dinyatakan dalam suatu definisi tertentu sehingga melahirkan
produk ilmu pengetahuan meliputi prinsip, hukum dan teori.
Trianto dalam Selvina dkk, menyatakan bahwa pemahaman konsep
merupakan pemahaman siswa terhadap fakta-fakta yang saling terkait,
yang identik dengan kemampuan menangkap makna dari konsep yang
dipaparkan dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut dengan situasi
yang berbeda.16 Hal tersebut berarti bahwa kemampuan dalam memahami
suatu konsep abstrak dapat mendorong seseorang untuk berpikir lebih
mendalam, karena konsep akan muncul dalam berbagai konteks, sehingga
pemahaman suatu konsep yang ada akan saling berkaitan dengan konsep
lainnya.
Penjelasan konsep dijelaskan sebagai basic units of semantic
memory – mental categories into which we place object, activities,
abstractions (such as ―liberal‖ and ―corcervative‖), and events that have
essential features in common.17 Konsep merupakan bagian dasar dari
memori semantik. Memori semantik adalah memori yang menjadi tempat
dimana kita menempatkan atau mengingat objek, aktivitas, abstraksi

16
Selvina Reza Devita, dkk., Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mapping Concept
Terhadap Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan Fisik, Jurnal PGSD FKIP Universitas Sebelas
Maret, 2013.
17
W. Passer, Michael., and Ronald E. Smith, Psychology: The Science of Mind and Behavior,
(New York: The McGraw Hill, 2008), 4th Edition, p.308.
20

(pemisahan) dan kejadian. Seseorang yang dalam otaknya sedang


menyusun sebuah konsep, berarti ia sedang berusaha menempatkan suatu
objek, aktivitas atau kejadian dalam memorinya untuk diingat.
Pemahaman konsep dalam suatu pembelajaran sangatlah penting.
Karena, paham atau tidaknya seseorang atas konsep dasar dalam suatu
kajian awal mempunyai dampak pada pemahaman konsep kajian
berikutnya, yang dalam hal ini, pemahaman konsep dapat diukur dengan
tes kognitif pada siswa. Maka dari itu, dampak pemahaman yang
didapatkan siswa pada konsep yang bersangkutan tentu saja akan
berimbas pada tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran yang
dilaksanakan.
Dari beberapa penjelasan mengenai pemahaman konsep tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa definisi pemahaman konsep ialah sebuah
bentuk usaha seseorang untuk mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan
sebuah informasi berupa objek, aktivitas, abstraksi (pemisahan) serta
kejadian yang telah ia terima atau alami ke dalam memori semantiknya,
kemudian ia nyatakan informasi tersebut menggunakan caranya sendiri.
Indikator seseorang telah memahami konsep ialah mereka telah mampu
menerjemahkan, menafsirkan, dan menyatakan kembali menggunakan
cara tertentu dengan minim miskonsepsi.

b. Hasil Belajar Tipe Pemahaman


Hasil belajar dapat digunakan untuk mengukur seberapa dalam
pemahaman konsep siswa, karena hasil belajar sangat dipengaruhi
pemahaman konsep. Tipe penilaian hasil belajar yang ada pada saat ini
dibentuk merujuk kepada kepada klasifikasi hasil belajar yang sering
dikenal dengan sebutan taksonomi Bloom. Terdapat tiga ranah
kemampuan hasil belajar yang diklasifikasikan dalam taksonomi Bloom,
yakni ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah afektif.
21

Tipe hasil belajar pemahaman merupakan tipe hasil belajar yang


setingkat lebih tinggi dari tipe hasil belajar pengetahuan. Pengetahuan
pemahaman/komprehensi dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan:18
1) Pengetahuan Komprehensi Terjemahan
Pemahaman tingkat terjemah merupakan tingkat rendah, yaitu
terjemahan dalam arti yang sebenarnya. Misalnya menerjemahkan
kalimat, mengartikan pancasila, menerjemahkan sandi, menjelaskan
arti bhineka tunggal ika, dll.
2) Pengetahuan Komprehensi Penafsiran
Pemahaman penafsiran merupakan tingkat yang kedua, yaitu
menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan bagian yang
berikutnya, menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan
kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
3) Pengetahuan Komprehensi Ekstrapolasi
Pemahaman ekstrapolasi merupakan tingkat tertinggi.
Ekstrapolasi yaitu keterampilan untuk meramalkan kelanjutan
kecenderungan yang ada menurut data tertentu dengan
mengemukakan akibat, konsekuensi, implikasi, dan sebagainya
sejalan dengan kondisi yang digambarkan dalam komunikasi yang
asli. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat
sesuatu dibalik yang tersirat, membuat ramalan tentang konsekuensi,
atau dapat memperluas persepsinya dalam arti waktu, dimensi,
kasus, dan masalah.
Pemahaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemahaman
menurut Bloom yang terdiri dari pemahaman translasi (Translation),
pemahaman interpretasi (interpretation), dan pemahaman ekstrapolasi
(extrapolation). Kemudian ketiga jenis pemahaman tersebut dianalisis

18
M Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja
Karya CV, 1986) h.58.
22

kembali untuk kemudian disesuaikan dengan materi ajar dalam penelitian


tindakan. Adapun hasil analisisnya dapat terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 2.2
Indikator Pemahaman Menurut Taksonomi Bloom
Pemahaman (C2)
Tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti
atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya, dalam hal ini siswa
tidak hanya hafal secara verbalistis, tetapi memahami konsep dari
masalah atau fakta yang ditanyakan.
Aspek Penjabaran Aspek
Menerjemahkan Yaitu kemampuan siswa dalam menerjemahkan
(translasi) kalimat ataupun permasalahan dalam soal ke
dalam bentuk lain untuk dapat menyelesaikan soal
tersebut.
Menafsirkan ( Yaitu kemampuan siswa dalam menafsirkan bahan
interpretation) atau ide untuk dapat menyelesaikan suatu
permasalahan.
Memperkirakan Yaitu kemampuan siswa dalam memprediksi
(ekstrapolation) konsekuensi yang terjadi.

3. Pembelajaran Tematik
a. Hakikat Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik terpadu untuk SD/ MI merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai
matapelajaran, terkecuali Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, ke dalam
berbagai tema dengan menggunakan empat pendekatan, yaitu intra-
23

disipliner, inter-disipliner, multi-di- sipliner, dan trans-disipliner sehingga


mampu memberikan makna yang utuh kepada peserta didik.19
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam
pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu
sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual
maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsipi-
prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Pembelajaran
terpadu berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan siswa. Perkembangan ini berangkat dari
teori pembelajaran yang menolak proses latihan atau hafalan (drill)
sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Teori pembelajaran ini dimotori pada tokoh pikologi Gestalt, termasuk
Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan
berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pendekatan
pembelajaran terpadu lebih menekankan pada penerapan konsep belajar
sambil melakukan sesuatu (learning by doing).
Pembelajaran tematik merupakan suatu model dan strategi
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran atau
sejumlah disiplin ilmu melalui pemanduan area isi, keterampilan, dan
sikap ke dalam suatu tema tertentu, dengan mengkondisikan para siswa
agar dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih optimal, menarik,
dan bermakna. Pembelajaran tematik memadukan berbagai mata pelajaran
dalam kurikulum dan menghubungkannya melalui jaringan topik atau
tema. Dengan demikian, pembelajaran tematik tidak hanya sebagai
kerangka materi pembelajaran dan konstruk pengetahuan bagi siswa,
namun dapat pula dipandang sebagai alat untuk mengkaji berbagai budaya
bagi siswa. Pembelajaran tematik merupakan strategi pembelajaran yang

19
Andi Prastowo, Pemenuhan Kebutuhan Psikologis Peserta Didik SD/MI Melalui
Pembelajaran Tematik Terpadu, Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 1, No. 12014, h.10.
24

mengantarkan siswa ke dalam suatu proses pengalaman belajar yang lebih


bermakna, menyenangkan dengan menjadikan kelas sebagai bagian dari
komunitas belajar dan budaya kelas dengan guru dan siswa sebagai bagian
dari komunitas belajar tersebut.20
Proses pembelajaran tematik sangat menuntut kreatifitas guru dalam
memilih dan mengembangkan tema pembelajaran, serta menyorotinya dari
barbagai aspek. Jika pendekatan tematik dilakukan oleh seorang guru,
maka guru harus memiliki pemahaman yang luas tentang tema yang
dipilih dalam kaitannya dengan berbagai mata pelajaran. Pembelajaran
yang dilakukan oleh beberapa orang guru menuntut kekompakan dalam
membentuk pemahaman, kompetensi, dan pribadi peserta didik. Tema
yang dipilih hendaknya diangkat dari lingkungan kehidupan peserta didik,
agar pembelajaran menjadi hidup.21
Pembahasan pembelajaran tematik tidak akan lepas dari pembahasan
pembelajaran terpadu. Bahkan acapkali pembelajaran tematik dan terpadu
saling dipetukarkan. Pembelajaran terpadu sebagai sebuah proses dan
strategi yang mengintegrasikan isi bahasa (membaca, menulis, berbicara,
dan mendengar) dan mengaitkannya dengan mata pelajaran lain. Pada
hakekatnya pembelajaran terpadu sendiri lebih luas dari pada
pembelajaran tematik, karena yang dapat dipadukan pada pembelajaran
terpadu tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga multiple skills bahkan
multiple intelegensi.
Sebagaimana diungkapkan pembelajaran terpadu adalah sebuah
pendekatan dalam proses pembelajaran yang mengaitkan dan memadukan
materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar materi pelajaran dengan

20
Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2009), h.
212
21
Munasik, Kemampuan Guru Sekolah Dasar dalam Menerapkan Pembelajaran Tematik di
Sekolah, Jurnal Pendidikan Vol. 15, No. 2, 2014, h. 110
25

semua aspek perkembangan anak, kebutuhan dan minat anak, serta


kebutuhan dan tuntutan lingkungan sosial keluarga.22
Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu
yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata
pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang dipahaminya.
Fokus perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang
ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan
bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.23
Pembelajaran tematik sebelumnya hanya dilaksanakan pada kelas
rendah saja, dan kelas tinggi setiap mata pelajaran terpisah atau berdiri
sendiri. Dalam implementasi Kurikulum 2013, murid sekolah dasar tidak
lagi mempelajari masing-masing mata pelajaran secara terpisah.
Pembelajaran berbasis tematik yang diharapkan pada tingkatan pendidikan
dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian
dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya.24
Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang
dirancang bersadarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema
itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema “Air” dapat
ditinjau dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, dan matematika. Lebih
luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, bahasa,
dan seni. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman

22
Yanti Herlianti, Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan Penilaian
Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: UIN PRESS, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015) h.26.
23
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2012), h.254.
24
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2016), h.170.
26

implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak


pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Unit yang
tematik adalah optime dari seluruh bahasa pembelajaran yang
memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang
dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan
secara alamiah tentang dunia disekitar mereka.25
Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah
satu tipe atau jenis dari pada model pembelajaran terpadu. Istilah
pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memeberikan pengalaman bermakna kepada siswa.26
Model tematik terpadu ini menciptakan pola pembelajaran berbasis
pada tema. Selanjutnya tema merajut makna berbagai konsep dasar
sehingga pesrta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan
demikian, pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta
didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai
mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pendekatan yang digunakan untuk
mengintegrasikan kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran yaitu
intradisipliner, interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner.27
Lebih lanjut perlu dipahami pula bahwa pembelajaran tematik
merupakan pembelajaran terpadu yang menekankan keterlibatan peserta
didik dalam pembelajaran. Peserta didik aktif terlibat dalam proses
pembelajaran dan pemberdayaan dalam memecahkan masalah sehingga

25
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya,
2009), Cet. 1, h.78
26
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA&Anak
Usia Kelas Awal SD/MI Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011), h.147
27
Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu
Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h.29
27

hal ini menumbuhkan kreativitas sesuai dengan potensi dan


kecenderungan mereka yang berbeda satu dengan lainnya. Sekaligus,
dengan diterapkannya pembelajaran tematik, peserta didik diharapkan
dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi.28
Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai proses dan strategi yang
mengintegrasikan isi bahasa (membaca, menulis, berbicara, dan
mendengar) dan mengaitkannya dengan mata pelajaran yang lain. Konsep
ini mengintegrasikan bahasa (language arts contens) sebagai pusat
pembelajaran yang dihubungkan dengan berbagai tema atau topik
pembelajaran.29
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu, dengan
mengelola pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa
mata pelajaran dalam satu topik pembicaraan yang disebut tema. Setiap
anak pada dasarnya memiliki kemampuan kreatif. Untuk itulah diperlukan
metode pembelajaran terpadu, sehingga bisa mengakomodasi kebutuhan
anak. Pembelajaran terpadu harus menggunakan pendekatan lintas disiplin
ilmu yang disusun secara berkesinambungan. Melalui pendekatan tematik,
diharapkan akan muncul keterpaduan antara pengalaman sehari-hari
dengan pengalaman yang dipelajari peserta didik. Pembelajaran terpadu
atau tematik menekankan partisipasi aktif peserta didik yang sedang
mengalami proses perkembangan berpikir, emosi, dan sosial.30
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
tematik adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa
kompetensi dari berbagai bidang studi menjadi satu tema tertentu,
sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang bermakna dan

28
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritik dan Praktik, (Jakarta:
Kencana, 2014), Cet.1, h.56
29
Udin Saefuddin Saud, dkk, Pembelajaran Terpadu, (Bandung: UPI PRESS, 2006), Cet. 1, h.5
30
Mamat SB, dkk, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Departemen
Agama RI, 2005), h.5
28

pengetahuannya tidak dibatasi dalam disiplin ilmu tertentu. Dengan


demikian, pembelajaran akan dapat mengembangkan ranah
kognitif/pengetahuan, afektif/sikap dan juga psikomotor/keterampilan
siswa dengan seimbang dan menyeluruh.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik


Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Berpusat pada siswa
Proses pembelajaran yang dilakukan harus rnenempatkan siswa
sebagai pusat aktivitas dan harus mampu memperkaya pengalaman
belajar. Pengalaman belajar tersebut dituangkan dalam kegiatan
belajar yang menggali dan mengembangkan fenomena alam di
sekitar siswa.
2) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa
Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu befajar
secara langsung dan mengalami sendiri. Atas dasar ini maka guru
perlu menciptakan kondisi yang kondusif dan memfasilitasi
tumbuhnya pengalaman yang bermakna.
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Mengingat tema dikaji dari berbagai mata pelajaran dan saling
keterkaitan maka batas mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas.
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran.
5) Bersifat fleksibel
Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara ketat
antar mata pelajaran.
29

6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan


kebutuhan siswa.31
Pembelajaran tematik sebagai suatu proses mempunyai beberapa
karakteristik atau ciri-ciri, yaitu: holistik, bermakna, otentik, dan aktif.32
Karakteristik pembelajaran tematik mengakar pada landasan
psikologi perkembangan peserta didik atau proses pembelajaran yang
berpusat pada kemampuan siswa (student center) yaitu:
1) Holistik, artinya suatu gejala yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang
kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang berkotak-kotak,
sehingga memungkinkan siswa-siswi untuk memahami suatu
gejala atau fenomena (tena) dari segala sisi.
2) Bermakna, yaitu proses pembelajaran yang memungkinkan
terbentuknya suatu jalinan antara konsep yang saling berhubungan
atau disebut dengan schemata, sehingga dapat menambah
kebermaknaan materi yang dipelajari.
3) Autentik, artinya pembelajaran mendorong peserta didik
mempelajari suatu fakta, konsep dan prinsip dan value melalui
kejadian langsung yang dilaksanakan dalam proses kegiatan
pembelajaran yang prosesnya dapat memberikan pengalaman
langsung (direct experiences), misalnya kegiatan eksperimen.
4) Aktif, artinya pembelajaran yang menekankan pada aktivitas
peserta didik secara fisik, mental, intelektual, dan emosional
melalui tema tertentu yang sesuai dengan pengalaman kehidupan
peserta didik.

31
Sungkono, Pembelajaran Tematik dan Implementasinya di Sekolah Dasar, Majalah Ilmiah
pembelajaran No.1 Vol. 2, 2006, h.53-54
32
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h.61.
30

5) Integratif, artinya pembelajaran dilaksanakan dalam rangka


mewujudkan peserta didik yang memiliki kompetensi secara
integral yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan.33
Selain itu sebagai model pembelajaran di sekolah dasar
pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik antara lain:
berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata
pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata
pelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa, dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.34
Berdasarkan karakteristik pembelajaran tematik di atas, dapat
disimpulkan bahawa proses pembelajaran hendaknya dilaksanakan secara
menyenangkan, memberikan kesempatan siswa dan memfasilitasinya
untuk mengonstruksi pengetahuannya sendiri sesuai dengan minat dan
kemampuannya. Pembelajaran tematik hendaknya juga dikaitkan dengan
pengalaman dan lingkungan siswa sehingga membentuk untuk memahami
hal-hal atau konsep yang masih bersifat abstrak.

c. Sintaks Pembelajaran Tematik


Langkah-langkah (sintaks) pembelajaran tematik secara khusus
dapat dibuat tersendiri berupa langkah-langkah baru dengan ada sedikit
perbedaan yakni sebagai berikut:
1) Tahap perencanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan oleh
guru antara lain: menentukan kompetensi dasar, menentukan
indikator dan hasil belajar

33
Asep Ediana Latip, Pembelajaran Tematik Kajian Teoritik dan Praktik, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2013) h.10-11.
34
Trianto, Op. Cit., h.91.
31

2) Tahap pelaksanaan meliputi: (a) Proses pembelajaran oleh guru.


Adapun langkah yang ditempuh oleh guru, antara lain:
menyampaikan konsep, pendukung yang harus dikuasai siswa,
menyampaikan konsep-konsep pokok yang akan dikuasai oleh
siswa, menyampaikan keterampilan proses yang akan
dikembangkan, menyampaikan alat dan bahan yang dibutuhkan,
dan menyampaikan pertanyaan kunci. (b) Tahap manajemen, yang
meliputi langkah-langkah: pengelolaan kelas dimana kelas dibagi
dalam beberapa kelompok, kegiatan proses, kegiatan pencatatan
data, dan diskusi
3) Evaluasi, yang meliputi: (a) Evaluasi proses. Adapun hal-hal yang
menjadi perhatian dalam evaluasi proses terdiri dari: ketepatan
hasil pengamatan, ketepatan penyusunan alat dan bahan, dan
ketepatan analisis data. (b) Evaluasi hasil, yaitu penguasaan
konsep-konsep sesuai indikator yang telah ditetapkan. (c) Evaluasi
psikomotorik, yaitu penguasaan penggunaan alat ukur.35

d. Manfaat Pembelajaran Tematik


Dalam pemaparan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa pembelajaran
tematik diarahkan agar proses pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi
peserta didik. Dengan menerapkan pembelajaran tematik, peserta didik
dan guru mendapatkan banyak manfaat. Di antara manfaat tersebut adalah:
1) Pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman konseptual
peserta didik terhadap realitas sesuai dengan tingkat perkembangan
intelektualitasnya. Pasalnya, anak-anak membentuk konsep
melalui pengalaman langsung.

35
Trianto, Op. Cit., h.167-168
32

2) Pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik mampu


mengeksplorasi pengetahuan melalui serangkaian proses kegiatan
pembelajaran.
3) Pembelajaran tematik mampu meningkatkan keeratan hubungan
antar-peserta didik.
4) Pembelajaran tematik membantu guru dalam meningkatkan
profesionalismenya.36
Manfaat pembelajaran tematik berdasarkan materi sosialisasi
kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
a) Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan
b) Menggunakan kelompok kerjasama kolaborasi, kelompok belajar,
dan strategi pemecahan konflik yang mendorong peserta didik
untuk memecahkan masalah
c) Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses
infomasi. Proses itu tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas dan
kualitas mengeksplorasi konsep-konsep baru dan membantu
peserta didik mengembangkan pengetahuan secara siap
d) Proses pembelajaran di kelas mendorong peserta didik berada
dalam format ramah otak
e) Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat
diaplikasikan langsung oleh peserta didik dalam kehidupannya
sehari-hari
f) Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk
menuntaskan program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara
memberikan bimbingan khusus dan menerapkan prinsip belajar
tuntas

36
Mamat SB, dkk, Op. Cit., h.15-17
33

g) Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan


guru untuk mewuudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan
variasi cara penilaian.37

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa manfaat


pembelajaran tematik adalah menimbulkan suasana kelas yang nyaman
dan menyenangkan dengan menggunakan kelompok untuk bekerjasama.
Dengan demikian, dapat menciptakan kelas dan pembelajaran yang ramah
otak, dengan cepat dan tepat pula siswa akan memproses informasi dan
kemudian akan menerapkannya langsung dalam kehidupan sehari-hari
mereka.

e. Kelebihan Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik memiliki kelebihan sebagai berikut:
1) Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat
perkembangannya
2) Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
3) Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat
bertahan lama
4) Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses
pembelajaran terpadu
5) Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai dengan
lingkungan anak
6) Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses
pembelajaran terpadu. Keterampilan sosial ini antara lain adalah:

37
Sa‟adun Akbar, dkk, Implementasi Pembelajaran Tematik, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2016), h.23-24
34

kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang


lain.38
Menurut Suyanto pembelajaran dengan pendekatan tematik ada
kelebihan dan kekurangannnya. Dengan menggunakan tema, guru
diharapkan akan dapat memberikan banyak keuntungan. Beberapa
kelebihan pembelajaran tematik antara lain:
a) Siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema tertentu
b) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi dasar antar-mata pelajaran dalam tema yang
sama
c) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam, terintegrasi,
dan berkesan
d) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan
mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa
e) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena
materi disajikan dalam konteks tema yang jelas dan lebih bermakna
f) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu
mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain
g) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan
secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua
atau tiga pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk
kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.39

38
Iif Khoiru Ahmadi, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu Pengaruhnya Terhadap Konsep
Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri, (Jakarta, PT Prestasi Pustakaraya, 2011), h.46
39
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan
Kualitas Guru di Era Global, (Jakarta: Erlangga Group, 2013), h.268
35

f. Kelemahan Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik memiliki beberapa kelemahan yaitu:
1) Dilihat dari aspek guru, model ini menuntut tersedianya peran yang
guru memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreativitas
tinggi, keterampilan metodologik yang handal, kepercayaan diri dan
etos akademik yang tinggi, dan berani untu mengemas dan
mengembangkan materi. Akibat akademiknya, guru dituntut untuk
menggali informasi atau pengetahuan yang berkaitan dengan materi
yang diajarkan, salah satu strateginya harus membaca literatur
(buku) secara mendalam. Tanpa adanya seperti di atas, model
pembelajaran tematik sulit diwujudkan
2) Dilihat dari aspek siswa-siswi, pembelajaran tematik termasuk
memiliki peluang untuk pengembangan kreativitas akademik, yang
menuntut kemampuan belajar siswa-siswi yang relative “baik”, baik
dari aspek intelegensi maupun kreatifitasnya. Hal tersebut terjadi
karena model ini menekankan pada pengembangan kemampuan
analitik (menjiwai), kemampuan asosiatif (menghubung-
hubungkan), dan kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan
dan menggali). Bila kondisi di atas tidak termiliki maka sangat sulit
pembelajaran model diterapkan
3) Dilihat dari aspek sarana dan sumber pembelajaran, pembelajaran
tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang
cukup banyak dan berguna, seperti yang dapat menunjang dan
memperkaya serta mempermudah menegmbangkan wawasan dan
pengetahua yang diperlukan. Dengan demikian jika pembelajaran
tematik ini hendak dikembangkan maka perpustakaan perlu
dikembangkan pula secara bersamaan. Bila keadaan yang dituntut
tersebut tidak dapat terpenuhi agak sulit untuk menerapkan
pembelajaran tematik
36

4) Dilihat dari aspek kurikulum, pembelajaran tematik memerlukan


jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya. Kurikulum
harus bersifat luwes, dalam arti kurikulum yang berorientasi pada
pencapaian pemahaman siswa-siswi terhadap materi (bukan
berorientasi pada penyampaian target materi), kurikulum yang
memberikan kewenangan sepenuhnya pada guru untuk
mengambangkannya baik dalam materi, metode maupun penilaian
dan pengukuran keberhasilan pembelajarannya.
5) Dilihat dari sistem penilaian dan pengukurannya, pembelajaran
tematik tersebut membutuhkan sistem penilaian dan pengukuran
(objek, indikator, dan prosedur) yang terpadu dalam arti sistem yang
berusaha menetapkan keberhasilan belajar siswa-siswi dilihat dari
beberapa mata pelajaran yang terkait, atau dengan kata lain, hasil
belajar siswa-siswi merupakan kumpulan dan paduan penguasaan
dari berbagai materi yang disatukan atau digabung. Dalam kaitan ini
guru di samping dituntut mampu menyediakan teknik dan prosedur
pelaksanaan penialaian dan pengukuran yang terpadu, juga dituntut
melakukan koordinasi dengan guru lain bila ternyata materi tersebut
diajarkan dalam beberapa mata pelajaran oleh guru yang berbeda.
Ketiadaan sistem evaluasi dan pengukuran seperti itu, kemungkinan
sekali penilaian tidak bisa dilakuakan secara abash dan terpecaya
seusai dengan tuntutan tujuan yang ditetapkan
6) Dilihat dari segi suasana dan penekanan proses pembelajaran,
pembelajaran tematik berkecenderungan mengakibatkan
“tenggelamnya” pengutamaan salah satu lebih mata pelajaran.
Dengan kata lain, ketika seorang guru mengajarkan sebuah tema atau
pokok bahasan, maka guru tersebut berkecenderungan lebih
mengutamakan, menekankan, atau mengintenfsikan substansi
gabungan tersebut sesuai pemahaman, selera dan subjektifitas guru
37

itu sendiri. Secara kurikuler, akan terjadi pendominasian terhadap


materi tertentu, serta sebaliknya sekaligus terjadi proses pengabdian
terhadap materi atau mata pelajaran lain yang dipadukan.40
Menurut Suyanto pembelajaran dengan pendekatan tematik ada
kelebihan dan kekurangannnya. Kelemahan ataun kekurangan pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan tematik antara lain:
a) Bahan ajar yang banyak tersedia masih menggunakan pendekatan
mata pelajaran sehingga menyulitkan guru memadukan materi sesuai
tema
b) Bahan ajar tematik masih bersifat nasional sehingga beberapa materi
kurang sesuai dengan kondisi lingkungan di tempat siswa belajar
c) Sekolah yang kekurangan jumlah guru menerapkan model
pembelajaran kelas rangkap, sehingga guru mengalami kesulitan
menerapkan pembelajaran tematik di kelas awal
d) Lingkungan sekolah di wilayah kabupaten masih standar dan bahkan
ada yang di bawah standar, serta sarana Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) masih kurang memadai, sehingga hal ini
menyulitkan guru untuk melakukan pengayaan tema lintas
kabupaten atau provinsi
e) Jadwal yang menggunakan mata pelajaran menyulitkan guru dalam
memadukan berbagai mata pelajaran secara luwes.41

4. Sekolah Dasar
a. Hakikat Sekolah Dasar
Pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diperoleh seseorang
disekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti
syarat-syarat yang jelas dan ketat, mulai dari taman kanak-kanak sampai

40
Udin Saefuddin Saud, dkk, Op. Cit., h.18-19
41
Suyanto dan Asep Jihad, Loc. Cit.
38

perguruan tinggi. Salah satu tingkat pendidikan sekolah adalah Sekolah


Dasar.
Sekolah Dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal
di Indonesia, ditempuh dalam waktu enam tahun, mulai dari kelas satu
sampai kelas enam dan merupakan suatu lembaga dengan organisasi yang
tersusun rapi dan segala aktivitasnya direncanakan dengan sengaja yang
disebut kurikulum.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan
berkembang secara efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk
masyarakat merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan
pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara. Sekolah
dikelola secara formal, hierarkis dan kronologis yang berhaluan pada
falsafah dan tujuan pendidikan nasional.

b. Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar


Peserta didik khususnya anak sekolah dasar (SD) merupakan anak
dengan katagori banyak mengalami banyak perkembangan.
Karakteristik perkembangan anak yang berada di kelas awal SD
adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini
merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa
yang sangat penting bagi kehidupannya. Periodesiasi perkembangan anak
usia SD terbagi menjadi 2 bagian:42
1. Masa Anak Tengah (Middle Childhood)
Dimasa ini kira-kira anak berumur 7-9 tahun. Dalam budaya
akademis mereka duduk dibangku sekolah dasar kelas 1, kelas 2,
dan kelas 3.

42
Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latip, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD, (Jakarta: UIN
Press, 2015), h.23
39

2. Masa Anak-anak Akhir (Late Cildhood)


Para ahli lebih suka menyebut masa anak-anak akhir dengan
sebutan masa anak-anak saja. Pada masa ini kira-kira anak
berusia 10-12 tahun.
Secara garis besar, perkembangan anak dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Perkembangan Fisik
Mencakup pertumbuhan biologis misalnya pertumbuhan otak,
otot dan tulang. Pada usia 10 tahun baik laki‐laki maupun perempuan
tinggi dan berat badannya bertambah kurang lebih 3,5 kg. Namun
setelah usia remaja yaitu 12 ‐13 tahun anak perempuan berkembang
lebih cepat dari pada laki‐laki.
b. Perkembangan Kognitif
Hal tersebut mencakup perubahan-perubahan dalam
perkembangan pola pikir. Tahap perkembangan kognitif individu
menurut Piaget melalui empat tahap:43
1) Sensorimotorik (0‐2 tahun), bayi lahir dengan sejumlah refleks
bawaan medorong mengeksplorasi dunianya.
2) Pra-operasional (2‐7 tahun), anak belajar menggunakan dan
merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata‐kata.
Tahap pemikirannya yang lebih simbolis tetapi tidak
melibatkan pemikiran operasiaonal dan lebih bersifat
egosentris dan intuitif ketimbang logis.
3) Operational Konkret (7‐11), penggunaan logika yang memadai.
Tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda
konkret.

43
Rosleny Marliani, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016),
h.117
40

4) Operasional Formal (12‐15 tahun). kemampuan untuk berpikir


secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan
dari informasi yang tersedia.
c. Perkembangan Psikososial
Hal tersebut berkaitan dengan perkembangan dan perubahan
emosi individu. J. Havighurst mengemukakan bahwa setiap
perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek lain
seperti di antaranya adalah aspek psikis, moral dan sosial.
Menjelang masuk SD, anak telah mengembangkan
keterampilan berpikir bertindak dan pengaruh sosial yang lebih
kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnya egosentris
(berpusat pada diri sendiri) dan dunia mereka adalah rumah keluarga,
dan taman kanak‐kanaknya.
Selama duduk di kelas kecil SD, anak mulai percaya diri tetapi
juga sering rendah diri. Pada tahap ini mereka mulai mencoba
membuktikan bahwa mereka dewasa. Mereka merasa saya dapat
mengerjakan sendiri tugas itu, karenanya tahap ini disebut tahap I can
do it my self. Mereka sudah mampu untuk diberikan suatu tugas.
Daya konsentrasi anak tumbuh pada kelas kelas besar SD.
Mereka dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk tugas tugas
pilihan mereka, dan seringkali mereka dengan senang hati
menyelesaikannya. Tahap ini juga termasuk tumbuhnya tindakan
mandiri, kerjasama dengan kelompok dan bertindak menurut cara cara
yang dapat diterima lingkungan mereka. Mereka juga mulai peduli
pada permainan yang jujur.
41

c. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar:


Desmita menyatakan bahwa anak usia dini memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, ia sangat senang bermain, senang bergerak, senang bekerja
dalam kelompok, dan senang merusak atau melakukan sesuatu secara
langsung.44
1) Anak Senang Bermain
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan
kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk
kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran
yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru
hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai.
2) Anak Senang Bergerak
Orang dewasa dapat duduk berjam‐jam, sedangkan anak SD
dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena
itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk
duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai
siksaan.
3) Anak Senang Bekerja dalam Kelompok
Anak usia SD dalam pergaulannya dengan kelompok sebaya,
mereka belajar aspek‐ aspek yang penting dalam proses sosialisasi,
seperti: belajar memenuhi aturan‐ aturan kelompok, belajar setia
kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan,
belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang
lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa
implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta

44
Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latip, Op. Cit, h.28
42

belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi


bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam 6 kelompok.
Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan
anggota 3‐4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas
secara kelompok.
4) Anak Senang Merasakan atau Melakukan/memperagakan Sesuatu
Secara Langsung.
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki
tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia
belajar menghubungkan konsep‐ konsep baru dengan konsep‐konsep
lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentukkonsep‐konsep
tentang angka, ruang, waktu, fungsi‐fungsi badan, pera jenis kelamin,
moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi
pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama
halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian
guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan
anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh
anak akan lebih memahami tentang arah mata angin, dengan cara
membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung
setiap arah angina, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan
diketahui secara persis dari arah mana angin saat itu bertiup.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Selain tinjauan teoritik seperti diatas, peneliti juga melakukan tinjauan dari
hasil penelitian faktual yang dilakukan oleh para peneliti lain, yaitu:
1. Yaashinta Ismilasari, Hendratno dalam jurnal penelitiannya yang berjudul
tentang Penggunaan Media Diorama untuk Peningkatan Keterampilan
43

Menulis Karangan Narasi pada Siswa Sekolah Dasar memberikan kesimpulan


bahwa penelitian tindakan kelas terhadap penggunaan media diorama sebagai
sumber belajar untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi
siswa kelas IV A SDN Kebraon II/437 Surabaya mengalami keberhasilan. Hal
ini dapat dilihat dari keterlaksanaan pembelajaran dan ketercapaian skor
pembelajaran menulis karangan naraasi dengan penggunaan media diorama
mengalami peningkatan pada siklus I dari 91,7% dengan nilai 73,33 dan pada
siklus II nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan menjadi 82,9.
Persamaan penelitian penulis dengan penelitian Yaashinta Ismilasari adalah
sama-sama menciptakan dan menggunakan media diorama dalam kegiatan
pembelajaran, namun yang membedakan penelitian ini adalalah untuk
mengukur dan melihat peningkatan keterampilan menulis karangan pada
siswa sekolah dasar khususnya kelas IV A sedangkan tujuan penelitian penulis
adalah peningkatan pemahaman konsep sisa pada materi “kegiatanku” dalam
pembelajaran tematik siswa kelas I sekolah dasar.
2. Eko Fardiansyah, dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Penggunaan
Teknik Mind Map terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Mata Pelajaran
IPA di Kelas V MIN 16 Cipayung memberikan kesimpulan bahwa penelitian
quasi eksperimen tersebut terdapat perbedaan pemahaman konsep antara
siswa yang menggunakan teknik Mind Map dan siswa yang menggunakan
teknik konvensional. Berdasarkan hasil perhitungan statistik pada penelitian
ini, didapatkan nilai Thitung sebesar 1,75 yang lebih besar dibandingkan Ttabel
sebesar 1,671. Serta dengan diperkuat hasil penilaian Mind Map dengan rata-
rata nilai sebesar 93,51 yang menunjukkan kemampuan pemahaman siswa.
Persamaan penelitian penulis dengan penelitian Eko Fardiansyah adalah sama-
sama untuk mengukur dan melihat peningkatan pemahaman konsep siswa
dalam suatu materi pembelajaran, namun yang membedakan penelitian ini
adalah menggunakan teknik Mind Map sedangkan penelitian penulis
menggunakan diorama.
44

3. Femmy Rahayu, dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Penggunaan


Media Pembelajaran Papan Buletin terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas
IV MIN Ciputat memberikan kesimpulan bahwa hasil pembelajaran IPA
dengan menggunakan media papan bulletin memperoleh pencapaian yang
baik. Berdasarkan hasil perhitungan statistik pada penelitian ini, didapatkan
nilai rata-rata sebesar 79,8, dan hasil uji-t Thitung > Ttabel yaitu 3,09 > 2,39.
Persamaan penelitian penulis dengan penelitian Femmy Rahayu adalah sama-
sama menggunakan media pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa,
namun yang membedakan penelitian ini adalah menggunakan papan bulletin
sedangkan penulis menggunakan media diorama.

C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran dikelas memerlukan variasi pemilihan dan
penggunaan media, metode, dan strategi belajar. Media pembelajaran adalah
suatu pengantar pesan kepada penerima yang dapat dilihat, dimanipulasi,
didengar dan dibaca sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat siswa dalam kegiatan pembelajaran. Media apa saja dapat digunakan oleh
guru tentunya disesuaikan dengan materi pembelajaran.
Mempelajari tematik adalah sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran
yang mengaitkan dan memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau
antar materi pelajaran dengan semua aspek perkembangan anak, kebutuhan dan
minat anak, serta kebutuhan dan tuntutan lingkungan sosial keluarga.
Proses pembelajaran tematik sangat menuntut kreatifitas guru dalam
memilih dan mengembangkan tema pembelajaran, serta menyorotinya dari
barbagai aspek. Jika pendekatan tematik dilakukan oleh seorang guru, maka guru
harus memiliki pemahaman yang luas tentang tema yang dipilih dalam kaitannya
dengan berbagai mata pelajaran. Pembelajaran yang dilakukan oleh beberapa
orang guru menuntut kekompakan dalam membentuk pemahaman, kompetensi,
45

dan pribadi peserta didik. Tema yang dipilih hendaknya diangkat dari lingkungan
kehidupan peserta didik, agar pembelajaran menjadi hidup.
Media pembelajaran diorama merupakan media visual yang dapat
mempermudah guru dan siswa untuk melaksanakan proses pembelajaran di
kelas. Dengan adanya penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran di kelas,
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman belajar anak dalam pembelajaran
tematik. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.3
Kerangka Berpikir

Pembelajaran tematik teknik konvensional

Siswa kurang memperhatikan dan tidak aktif

Pemahaman siswa rendah

Penggunaan Media Pengaruh Pemahaman


Diorama KonsMeningkat

Bentuk yang sama Meningkatkan pengetahuan


persis dengan keadaan dan pemahaman akan materi
aslinya tetapi dalam yang tidak bisa ditemui

Media dapat menarik Anak menjadi fokus dan


perhatian siswa karena memperhatikan materi
sesuai dengan pembelajaran, serta
karakteristik anak masih meningkatkan rasa ingin
dalam tahap belajar tahunya melihat sesuatu hal
sambil bermain yang baru

Dengan menggunakan media, terdapat beberapa pengaruh


yang mampu meningkatkan pemahaman siswa kelas I materi
tema 3 “kegiatanku” pembelajaran tematik
46

D. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan kelayakan produk dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tahapan pengembangan media pembelajaran diorama?
2. Bagaimana tanggapan responden terhadap kelayakan media pembelajaran
yang dikembangkan dengan media diorama pada materi tema kegiatanku
pembelajaran tematik?
3. Apa saja keterbatasan produk akhir yang telah dihasilkan?
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Pengembangan
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dibahas pada
BAB I, metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
penelitian Research and Development (R&D). Sebagaimana yang dikatakan oleh
Sugiyono bahwa penelitian Research and Development adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kefektifan
produk tersebut.45
Borg dan Gall (1989) mengemukakan “research and development is a
powerful strategy for improving practice. It is a process used to develop and
validate educational products.”46
Model penelitian dan pengembangan adalah suatu representasi berupa
prosedur yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu serta
menguji dan mengevaluasi keefektifan produk tersebut. Model penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan 4-D (Four D
Model). Model pengembangan perangkat Four-D Model disarankan oleh
Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model ini
terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan
Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian,
perancangan, pengembangan, dan penyebaran.47

45
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006)
h.333.
46
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011) h.127.
47
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif—Progresif, (Jakarta: kencana Prenada
media group, 2010) h.189.

47
48

B. Prosedur Pengembangan
Berikut ini adalah gambaran mengenai prosedur yang harus dilakuan dalam
model pengembangan 4D:
Tabel 3.1
Model Penelitian 4D

1. Analisis awal
2. Analisis siswa
Define
3. Analisis tugas
4. Analisis konsep
5. Perumusan tujuan pembelajaran

Design Pembuatan rancangan produk

1. Pembuatan produk
Develop 2. Validasi oleh ahli/pakar
3. Revisi

Disseminate Pendistribusian produk.

Tahap I: Define (Pendefinisian)


Tujuan tahap ini adalah untuk menetapkan dan mendefinisikan
kebutuhan-kebutuhan dalam proses pembelajaran. Dalam menetapkan
kebutuhan hal yang perlu diperhatikan antara lain mengenai kesesuaian
kebutuhan pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku, tingkat atau tahap
perkembangan peserta didik, dan kondisi sekolah. Tahap ini meliputi 5
langkah pokok, yaitu analisis awal, analisis siswa, analisis tugas, analisis
49

konsep dan perumusan tujuan pembelajaran.48 Melalui tahap pendefinisian ini,


dianalisis mengenai kebutuhan pembelajaran kurikulum 2013 Tema 3
“kegiatanku”.
a. Analisis Awal
Analisis ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang
kondisi dan fakta pembelajaran di lapangan serta menentukan produk
yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Analisis ini meliputi
pengumpulan informasi dari sumber-sumber yang berkaitan erat
dengan proses pembelajaran di sekolah, analisis silabus, serta
pemilihan materi, yang sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi
dasar.
b. Analisis Siswa
Analisis siswa sangat penting dilakukan pada awal perencanaan.
Analisis ini dilakukan dengan mempertimbangkan ciri, kemampuan,
dan pengalaman peserta didik, baik sebagai kelompok maupun
individu. Analisis peserta didik meliputi kemampuan akademik, usia,
dan motivasi terhadap mata pelajaran.
c. Analisis Tugas
Analisis tugas bertujuan untuk menentukan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dicantumkan dalam lembar kegiatan peserta
didik. Analisis dapat mencakup struktur isi, tujuan pembelajaran, dan
indikator.
d. Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-konsep utama
yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis serta
mengaitkan satu konsep dengan konsep lain yang relevan, sehingga
membentuk suatu peta konsep.

48
Ibid, h.190.
50

e. Perumusan Tujuan Pembelajaran


Perumusan tujuan pembelajaran melalui tahap-tahap diantaranya
yaitu:
1) spesifikasi pengetahuan yang ingin dicapai
2) menentukan situasi pembelajaran
3) spesifikasi bahan dan alat yang digunakan dalam
pembelajaran, dan
4) mengidentifikasi standar pemahaman yang diharapkan dapat
dicapai melalui proses pembelajaran.
Rangkaian tersebut merupakan dasar penyusunan desain media
diorama dan penyusunan tes.
Tahap II: Design (Perancangan)
Tujuan dari tahap perancangan yaitu untuk meyiapkan prototipe
perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari 3 langkah, yaitu: (1)
penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang
menghubungkan antara tahap define dan design. Tes disusun berdasarkan
hasil perumusan tujuan pembelajaran khusus. Tes ini merupakan suatu alat
mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan
belajar mengajar. (2) pemilihan media yang sesuai tujuan untuk
menyampaikan materi pelajaran. (3) pemilihan format, misalnya mengkaji
format-format perangkat yang sudah ada dan sudah dikembangkn di negara-
negara lain yang lebih maju.49
Tahap III: Develop (Pengembangan)
Pada tahap penelitian ini adalah tahapan untuk menghasilkan produk
pengembangan yang dilakukan melalui dua langkah, yakni: (1) penilaian ahli
(Expert Appraisal) yang diikuti dengan revisi, (2) uji coba pengembangan
(Developmental Testing). Tujuan tahap pengembangan ini adalah

49
Ibid, h.193.
51

menghasilkan bentuk akhir media diorama setelah melalui revisi berdasarkan


masukan para pakar ahli dan data hasil uji coba. Langkah yang dilakukan
pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Validasi ahli dan guru (Expert Appraisal)
Format yang dipilih ini merupakan format umum
pengembangan media diorama dengan berbagai penyempurnaan dan
variasi penyajian yang diharapkan dapat membuat peserta didik lebih
meningkat pemahamannya. Format yang dipilih meliputi rancangan
isi pembelajaran, pemilihan bahan media pembelajaran dan sumber
belajar.
b. Uji coba pengembangan (Developmental Testing)
Uji coba pengembangan merupakan kegiatan uji coba
rancangan produk pada sasaran subjek yang sesungguhnya. Uji coba
lapangan dilakukan untuk memperoleh masukan langsung berupa
respon, reaksi, komentar siswa sebagai sasaran pengguna media, dan
para pengamat terhadap perangkat pembelajaran yang telah disusun.
Hasil uji coba digunakan untuk memperbaiki produk.
Dalam konteks pengembangan media diorama, tahap
pengembangan dilakukan dengan cara menguji isi dan tampilan
media pembelajaran tersebut kepada pakar ahli yang terlibat saat
validasi rancangan dan siswa yang akan menggunakan media
tersebut. Hasil pengujian kemudian digunakan untuk revisi sehingga
media pembelajaran benar-benar telah memenuhi kebutuhan
pengguna. Untuk mengetahui efektivitas media diorama dalam
meningkatkan hasil belajar, kegiatan dilanjutkan dengan memberi
soal-soal latihan (post-test) yang materinya diambil dari media
diorama yang dikembangkan.
52

Tahap IV: Disseminate (Penyebaran)


Tahap disseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan
produk. Thiagarajan membagi tahap disseminate dalam tiga tahapan, yaitu:
validation testing, packaging (pengemasan), diffusion and adoption. Pada
tahap validation testing, produk yang telah direvisi pada tahap pengembangan
kemudian diimplementasikan pada sasaran yang sesungguhnya. Saat
implementasi, dilakukan pula pengukuran ketercapaian tujuan. Pengukuran ini
dilakukan untuk mengetahui efektivitas produk yang dikembangkan. Setelah
produk diimplementasikan, pengembang perlu melihat hasil pencapaian
tujuan. Tujuan yang belum dapat tercapai perlu dijelaskan solusinya sehingga
tidak terulang kesalahan yang sama setelah produk disebarluaskan. Kegiatan
terakhir dari tahap penyebaran adalah melakukan packaging (pengemasan),
diffusion and adoption. Tahap ini dilakukan supaya produk dapat
dimanfaatkan oleh orang lain. Pengemasan model pembelajaran dapat
dilakukan dengan memproduksi atau membuat media pembelajaran. Setelah
media diproduksi, media tersebut disebarluaskan supaya dapat diserap atau
dipahami orang lain dan digunakan pada kelas mereka.
Pada konteks pengembangan media diorama oleh peneliti, tahap
dissemination dilakukan dengan cara sosialisasi media melalui pendistribusian
dalam jumlah terbatas kepada dosen dan guru. Pendistribusian ini
dimaksudkan untuk memperoleh respons, umpan balik terhadap media yang
telah dikembangkan. Apabila respon sasaran pengguna media sudah baik
maka dilakukan produksi dalam jumlah banyak dan pemasaran supaya media
dapat digunakan oleh sasaran yang lebih luas.

C. Desain Uji Coba


Desain uji coba diwujudkan dalam bentuk media diorama. Materi pada
penelitian ini meliputi peristiwa dan kegiatan di pagi, siang dan malam hari,
53

sehingga peneliti mendesain sedemikian rupa media diorama menjadi satu media
yang digunakan bersamaan untuk peristiwa siang dan malam hari.
Pada penelitian ini peneliti mengembangkan media diorama di depan kelas
dengan kegiatan story telling agar pemahaman siswa lebih meningkat.

D. Subjek Uji Coba


Uji coba pengembangan ini dilakukan kepada siswa kelas I MI Shirathul
Rahman tahun ajaran 2017/2018. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I pada
materi Tema 3 Kegiatanku. Implementasi pertama dilakukan pada kelas I B
berjumlah 24 siswa sebagai kelas kontrol dan implementasi kedua dilakukan
pada kelas I C berjumlah 24 siswa sebagai kelas percobaan atau kelas tindakan.
Sedangkan uji coba produk dilakukan dengan dengan 2 dosen ahli media dan 2
ahli materi (guru kelas), yaitu guru kelas I B dan guru kelas I C.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan data dalam suatu
penelitian dan penilaian. Ada beberapa instrumen yang digunakan pada
penelitian ini, yaitu:
1. Instrumen Studi Lapangan
Pada tahap identifikasi masalah dibutuhkan suatu instrumen untuk
mengetahui keadaan lapangan. Instrumen yang digunakan di lapangan adalah
berupa interview/wawancara dan observasi kelas.
a. Interview / Wawancara
Interview atau wawancara merupakan teknik untuk
memperoleh informasi dari responden dengan melakukan anya
jawab, dimana peneliti menanyakan informasi yang ingin diketahui
dari responden, kemudian responden menjawab informasi yang ingin
54

diketahui oleh peneliti.50 Teknik interview yang digunakan oleh


peneliti yaitu interview terstruktur dimana peneliti memiliki daftar
pertanyaan atau pedoman yang telah disusun secara sistematis.
Peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi yang diinginkan
dan yang akan diperoleh dalam wawancara tersebut.
Wawancara dilakukan kepada guru kelas I yaitu guru kelas
diperoleh informasi mengenai proses pembelajaran siswa yang telah
dijalankan beserta hasil belajar siswa dan diperoleh saran untuk
penyusunan media pembelajaran yang lebih baik.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Pedoman wawancara
No Pertanyaan Jawaban

1 Apa latar belakang pendidikan


Bapak/Ibu guru?

2 Apakah sekolah sudah


menerapkan kurikulum 2013?

3 Bagaimanakah implementasi
pembelajaran tematik di SD?
Apakah pembelajaran sudah
dilaksanakan secara terpadu?

4 Bagaimana keterlaksanaan di
sekolah dengan penerapan
kurikulum 2013 dari segi:
a. Media
b. Buku dan bahan ajar
c. Metode dan proses
pembelajaran

50
Ali Idris Soentoro, Cara Mudah Belajar Metodologi Penelitian dengan Aplikasi Statitiska,
(Depok: PT Taramedia Bakti Persada, 2015), h.80.
55

No Pertanyaan Jawaban

5 Apakah Bapak/Ibu guru


pernah menggunakan media
pembelajaran tematik dalam
bentuk diorama?

6 Bagaimana pendapat
bapak/ibu guru bila ada media
pembelajaran dalam bentuk
diorama untuk pembelajaran
tematik? Mengapa?

7 Bagaimana kondisi motivasi


peserta didik terhadap
pembelajaran tematik?
Khususnya dalam hal
mengerjakan tugas, pekerjaan
rumah, membaca buku materi,
diskusi atau aktivitas
pembelajaran lainnya.

8 Bagaimanakah hasil
belajar/pencapaian
kompetensi pembelajaran
tematik peserta didik? (ranah
pemahaman)

b. Observasi
Di dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut
pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian
terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi,
mengobservasi bisa dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, peraba, dan pengecap. Metode observasi dilakukan
dengan mengisi lembar observasi mengamati secara langsung
keadaan kegiatan pembelajaran siswa MI Shirathul Rahman untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.
56

Hasil wawancara dan observasi tersebut dijadikan sebagai kebutuhan


umum dalam pengembangan media diorama didalam pembelajaran tematik.
Peneliti juga melakukan observasi ketika proses uji coba dengan
mengurutkan sintaks pembelajaran kemudian dinilai oleh guru kelas yang
hasilnya bisa dilihat pada lampiran 4, 6, 8, 10, 12, dan 14.
2. Instrumen Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar siswa ini diambil untuk mengetahui tingkat
keberhasilan media diorama yang dibuat peneliti dalam pembelajaran tematik.
Data hasil belajar yang akan diambil disini adalah hasil nilai tes siswa.
Tes adalah suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka
melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai
pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh
responden.51 Tes yang digunakan peneliti pada penelitian dan pengembangan
ini yaitu pre-test dan post-test.
Pre-test yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dan
bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap
bahan pengajaran (pengetahuan dan keterampilan) yang akan diajarkan.
Dalam hal ini fungsi pre-test adalah untuk melihat samap dimana efektivitas
penagajaran, setelah hasil pre-test tersebut nantinya dibandingkan dengan
hasil post-test.52
Post-test yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan
pengajaran. Tujuan post-test untuk mengetahui sampai dimana pencapaian
siswa terhadap bahan pengajaran (pengetahuan maupun keterampilan) setelah
mengalami suatu kegiatan belajar.53

51
Zainal Arifin, Op.Cit., h.226.
52
M. Ngalim Purwanto, Prinsip- Prinsip & Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2010), h.36.
53
Ibid., h.36.
57

Pada penelitian ini, penulis melakukan validasi soal dengan


pertimbangan ahli (Expert Judgement). Berikut adalah kisi-kisi soal pre-test
dan post-test:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Soal Pretest-Posttest
Ranah Kunci
Indikator No. Kognitif Jawaban
soal
Menyebutkan benda langit 1 C1 A
matahari
Menyebutkan benda langit 2 C1 C
bintang
Membedakan bukan benda 3 C2 B
langit
Menyebutkan benda langit 4 C1 C
bulan
Mengkategorikan kegiatan 5 C2 B
pagi hari
Mengkategorikan kegiatan 6 C2 C
malam hari
Menyebutkan kapan matahari 7 C1 A
terbit
Menyebutkan kapan bulan 8 C1 C
terlihat
Menghitung jumlah bintang 9 C2 B

Menghitung jumlah bintang 10 C2 C

Menulis huruf yang kurang 1 C1 Bulan


lengkap
Menulis huruf yang kurang 2 C1 Matahari
lengkap
Menulis huruf yang kurang 3 C1 Bintang
lengkap
Menyebutkan benda-benda 1 C1 Bulan,
langit bintang,
matahari
58

Menyebutkan kegiatan malam 2 C1 Makan


hari malam,
belajar,
tidur

3. Instrumen Penilaian Media oleh Siswa


Instrumen ini digunakan untuk mengetahui respon peserta didik
terhadap media diorama yang dikembangkan. Instrumen penelitian ini
menggunakan angket. Penyusunan lembar respon peserta didik
mengggunakan indikator yang lebih sederhana dibandingkan dengan lembar
validasi ahli. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan aspek penilaian
dengan perkembangan kognitif peserta didik. Penyusunan lembar respon
pesreta didik ini dikembangkan berdasarkan kisi-kisi instrumen respon peserta
didik yang dapat dilihat pada Tabel 3.4
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Media oleh Siswa
No. Item
No Aspek Indikator Pertanyaan

Tampilan menarik. 1

Kerapihan media. 2
1 Media
Pemilihan warna yang tepat. -

Mengandung unsur
-
pembelajaran yang baik.

Menunjukkan interaktif pada


-
materi yang disajikan.
Penggunaan
Mampu menambah
2 media terhadap 3
pengetahuan siswa.
pembelajaran
Mampu meningkatkan
4
motivasi siswa.
59

Kemampuan media
-
memperluas wawasan siswa.

F. Uji Coba Produk


Uji coba produk ini ditujukan kepada pakar atau tenaga ahli yang sudah
berpengalaman untuk menilai media pembelajaran yang dirancang tersebut,
sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan atau tingkat kelayakan produk.
Instrumen yang digunakan berupa angket yang diukur dengan skala Likert.
Lembar validasi media diisi oleh dosen media pembelajaran (dosen ahli media)
dan lembar penilaian ahli materi (guru kelas). Penyusunan lembar validitas ini
dikembangkan berdasarkan kisi-kisi instrumen penilaian media diorama yang
dapat dilihat pada tabel 3.5
Tabel 3.5
Kisi-kisi Validasi Ahli Media dan Ahli Materi
No. Item
Pertanyaan
No Aspek Indikator
Ahli Guru
Media
Tampilan menarik. 1 1

Kerapihan media. 2, 3 -

Pemilihan warna yang


4 -
1 Media tepat.

Mengandung unsur
pembelajaran yang
baik. 5, 6, 7 -

Penggunaan media Menunjukkan interaktif 2


2 -
terhadap pada materi yang
60

pembelajaran disajikan.

Mampu menambah
8 3
pengetahuan siswa.

Mampu meningkatkan
9 4
motivasi siswa.

Kemampuan media
memperluas wawasan - 5, 6
siswa.

Kesesuaian media
dengan tujuan 10 7, 8
pembelajaran.

G. Teknik Analisis Data


Pengumpulan data merupakan pekerjaan yang penting dalam sebuah
penelitian. Data yang akan dianalisis meliputi kelayakan media pembelajaran,
skor penilaian angket siswa, dan hasil belajar.
Penilaian kualitatif media dilakukan melalui penilaian checklist. Hasil
penilaian dari ahli media dan guru berupa kualitas produk dikodekan dengan
skala kualitatif kemudian dilakukan pengubahan nilai kualitatif menjadi nilai
kuantitatif.
Data yang diperoleh dari angket akan dianalisis dengan teknik presentase,
sedangkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi dianalisis
dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.
1. Analisis Data Instrumen Validasi Ahli Media
Data yang diperoleh dari lembar instrumen yang sudah diisi oleh para
ahli selanjutnya dianalisis untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran
yang dibuat peneliti. Berikut langkah-langkah dalam menganalisis data
instrumen validasi ahli media:
61

a. Langkah pertama adalah memberikan skor pada setiap kriteria dengan


ketentuan sebagai berikut:
Untuk mengukur validasi instrumen, peneliti menggunakan skala Likert.
Skala Likert mempunyai skala penilaian sebagai berikut: Sangat Baik
(SB) diberi skor 5, Baik (B) diberi skor 4, Cukup (C) diberi skor 3,
Kurang (K) diberi skor 2, Sangat Kurang (SK) diberi skor 1. Lebih
jelasnya dapat dilihat tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6
Pedoman Skor Penilaian Skala Likert

Kriteria Skor

Sangat Baik (SB) 5

Baik (B) 4

Cukup (C) 3

Kurang (K) 2

Sangat Kurang (SK) 1

b. Selanjutnya dilakukan perhitungan tiap butir pernyataan menggunakan


rumus sebagai berikut:

Keterangan: P = presentase kelayakan media


c. Langkah terakhir adalah menyimpulkan hasil perhitungan berdasarkan
aspek dengan melihat tabel 3.7 berikut ini:
62

Tabel 3.7
Range Presentase dan Kriteria Kualitatif Program
Skor Presentase (%) Interpretasi

0 – 20 Sangat Kurang

21 – 40 Kurang

41 – 60 Cukup

61 – 80 Baik

81 – 100 Sangat Baik

2. Analisis Instrumen Penilaian Media oleh Siswa


Data yang diperoleh dari angket yang sudah diisi oleh siswa selanjutnya
dianalisis untuk mengetahui respon siswa terhadap media pembelajaran yang
dibuat peneliti. Untuk menghitung penilaian hasil angket oleh siswa, peneliti
menggunakan skala Guttman. Penelitian skala Guttman adalah penelitian bila
ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang
ditanyakann dengan skala pengukuran “ya atau tidak”, “benar atau salah”
“positif atau negatif” “diterima atau ditolak” “lulus atau tidak lulus” dan lain-
lain.54 Untuk penilaian jawaban misalnya untuk jawaban ya diberi skor 1 dan
jawaban tidak diberi skor 0, bila skor dikonversikan dalam presentase maka
secara logika dapat dijabarkan untuk jawaban ya skor 1 = 1 x 100% = 100%
dan jawaban tidak 0 = 0 x 100% = 0%.
Berdasarkan sifat skala maka skala Guttman mempunyai sifat skala
rasio yang mempunyai tingkatan serta jarak antara suatu nilai dengan nilai
yang lain, diasumsikan bahwa setiap nilai variabel diukur dari suatu keadaan
atau titik yang sama yaitu 0 sehingga mempunyai titik nol mutlak.
Hasil yang diperoleh dari sejumlah pertanyaan diajukan kepada
sejumlah responden, dipindahkan ke tabel distribusi frekuensi sehingga
54
Ali Idris Soentoro, Op.Cit., h.110.
63

terlihat jumlah responden yang setuju dan tidak setuju kemudian


dikonversikan kedalam presentase sehingga terlihat presentase responden
yang setuju dan tidak setuju, presentase setuju dan tidak setuju kemudian
ditempatkan ke dalam rentang skala presentase, sehingga terlihat posisi hasil
pengukuran.
Pada prakteknya hasil pengukuran sering ditemukan tidak 0% atau
100%, maka untuk memudahkan memberikan penilaian secara operasional
maka digunakan rentang skala presentase antara 0% sampai 50%, 50% dan
50% sampai 100% sebagai contoh hasil pengukuran 20% maka ditempatkan
pada rentang 0% sampai 50%, bila hasil pengukuran 50% maka ditempatkan
pada 50% sedangkan bila hasil pengukuran 70% maka ditempatkan pada
rentang 50% sampai 100%.
Untuk memudahkan skala perhitungan, digunakan pendekatan
kuantitatif, sehingga penyebutan hasil pengukuran operasional terhadap hasil
pengukuran misalnya benar – salah, sesuai – tidak sesuai, atau setuju – tidak
setuju maka untuk rentang pengukuran 0% sampai 50% disebut dengan
“mendekati tidak setuju” untuk rentang pada 50% digunakan sebutan
“mendekati tidak setuju dan mendekati setuju” sedangkan untuk rentang 50%
sampai 100% maka digunakan sebutan “mendekati setuju”.
Menggunakan sebutan “mendekati tidak setuju” dan sebutan lain,
semata-mata untuk mempresentasikan kondisi faktual pada waktu tertentu,
bila hasil 20% tidak mungkin dikatakan tidak setuju karena yang dikatakan
tidak setuju adalah 0%.
Contoh lain bila seseorang mengerjakan suatu pekerjaan diukur dalam
suatu presentase sebut saja 65% maka pekerjaan tersebut belum selesai karena
pekerjaan yang dikatakan selesai bila capaiannya 100%, namun sebaliknya
pekerjaan tersebut tidak dapat dikatakan pula tidak selesai karena pekerjaan
telah dikerjakan 65% berarti mendekati selesai.
64

Bila suatu pekerjaan telah dikerjakan sebesar 35% maka pekerjaan


tersebut tidak dapat dikatakan tidak selesai 0%, pekerjaan dengan capaian
35% maka digunakan rentang presentase tidak selesai yaitu antara 0% sampai
50% sehingga capaian 35% disebut mendekati tidak selesai.
Selanjutnya bila hasil pekerjaan berada tepat 50%, maka dikatakan hasil
pekerjaan mendekati selesai dan mendekati tidak slesai. Karena tidak mungkin
menempatkan capaian 50% pada rentang 0% sampai 50%, atau 50% sampai
100%.
Kesimpulannya, pada pengukuran skala Guttman sebutan operasional
“mendekati setuju”, “mendekati tidak setuju”, “mendekati tidak setuju dan
mendekati setuju” semata-mata untuk memudahkan penghitungan, jadi
sifatnya teknis, sedangkan pada kesimpulan suatu hasil penelitian tetap
berpedoman kepada hasil pengukuran menggunakan sebutan “mendekati tidak
setuju” dan sebutan lain.
3. Analisis Instrumen Data Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa diukur menggunakan tes berupa pre-test dan post-
test dari 2 kelas yang berbeda. Data dalam penelitian ini akan dianalisis
dengan menggunakan bantuan SPSS Statistic 22 for Windows. Adapun
analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Analisis Deskriptif
Yaitu teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui
hasil belajar siswa yang tidak menggunakan media diorama dengan
siswa yang menggunkan media diorama yang dikembangkan adalah
dengan teknik statistik deskriptif. Data dideskripsikan sesuai dengan
masing-masing variabel. Dalam penelitian hanya menjelaskan satu
variabel yaitu hasil belajar yang kemudian diuraikan menjadi variabel
sebelum dilakukan perlakuan dan variabel setelah dilakukan
perlakuan. Analisis statistik deskriptif berguna untuk memaparkan dan
65

menggambarkan data penelitian, mencakup jumlah data, nilai


maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata, dan lain sebagainya.
b. Uji Persyaratan Analisis
Teknik analisis data dengan uji-t harus memenuhi persyaratan
uji normalitas dan uji homogenitas. Uji-t, uji normalitas, uji
homogenitas tersebut dibantu dengan menggunakan program
Statistikal Product and Service Solution (SPSS) versi 22. Berikut
dijabarkan beberapa teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini:
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
penelitian berdistribusi normal atau tidak. Data normal merupakan
syarat mutlak sebelum kita melakukan analisis statitistik parametrik
(uji paired sample t test dan uji independent sample t test). Dalam
statistik parametrik ada 2 macam uji normalitas yang sering dipakai
yakni uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Shapiro-Wilk.
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data
yang terjaring dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau
tidak. Untuk menentukan normalitas dari data yang diuji cukup dengan
membaca nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Pengambilan keputusan dari
hasil uji normalitas sebagai berikut:
a) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 dapat disimpulkan
bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 dapat disimpulkan
bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
2) Uji Homogenitas
Uji Homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu varians
(keberagaman) data dari dua atau lebih kelompok bersifat homogen
(sama) atau heterogen (tidak sama).
66

Uji homogenitas varian ini berfungsi untuk mengetahui seragam


tidaknya variansi pada masing-masing sampel kelas yang diambil.
Untuk mengetahui hasil uji homogenitas dari data cukup dengan
membaca nilai Sig (signifikansi). Pengambilan keputusan dari hasil uji
homogenitas varian sebagai berikut:
a) Jika nilai signifikansi > 0,05 dapat disimpulkan bahwa varian
sama secara signifikan (homogen)
b) Jika nilai signifikansi < 0,05 dapat disimpulkan bahwa varian
berbeda secara signifikan (tidak homogen)
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan metode independent samples t test
untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang tidak
menggunakan media diorama dengan siswa yang menggunakan media
diorama yang dikembangkan. Untuk menguji efektivitas penggunaan
media diorama yang dikembangkan dapat digunakan metode paired
samples t test pada program SPSS versi 22. Adapun hipotesis dengan
rincian sebagai berikut:
1. Hipotesis nol (H0)
a) Tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang
tidak menggunakan media diorama dengan siswa yang
menggunakan media diorama.
b) Media diorama yang dikembangkan terbukti tidak efektif
untuk digunakan pembelajaran tematik tema 3 kegiatanku
siswa kelas I MI Shirathul Rahman Jakarta.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
a) Ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang tidak
menggunakan media diorama dengan siswa yang
menggunakan media diorama.
67

b) Media diorama yang dikembangkan terbukti efektif untuk


digunakan dalam pembelajaran tematik tema 3 kegiatanku
siswa kelas I MI Shirathul Rahman Jakarta.
Dasar pengambilan keputusan dengan membaca nilai Sig. (2-
tailed) yang terdapat pada output olah data SPSS versi 22, dengan
aturan:
1. Sig. (2-tailed) > 0.05, maka H0 diterima.
a) Berarti tidak ada perbedaan hasil yang signifikan antara
siswa yang tidak menggunakan media diorama dengan
siswa yang menggunakan media diorama.
b) Media diorama yang dikembangkan terbukti tidak efektif
untuk digunakan pembelajaran tematik tema 3 kegiatanku
siswa kelas I MI Shirathul Rahman Jakarta.
2. Sig. (2-tailed) < 0.05, maka H0 ditolak.
a) Berarti ada perbedaan hasil yang signifikan antara siswa
yang tidak menggunakan media diorama dengan siswa
yang menggunakan media diorama.
b) Media diorama yang dikembangkan terbukti efektif untuk
digunakan pembelajaran tematik tema 3 kegiatanku siswa
kelas I MI Shirathul Rahman Jakarta.
Perhitungan di atas digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar siswa pada pembelajaran tematik tema 3 kegiatanku antara
siswa yang menggunakan media diorama dengan siswa yang tidak
menggunakan media diorama. Selanjutnya data tersebut untuk
mengetahui efektivitas penggunaan media diorama yang
dikembangkan oleh peneliti.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Pengembangan


Kegiatan penelitian pengembangan ini dilaksanakan menggunakan model 4-
D. model 4-D ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define
(pendefinisian), Design (perancangan), Develop (pengembangan), dan
Desseminate (penyebaran). Tahapan-tahapan model pengembangan 4-D hanya
dilakukan sampai tahap Develop (pengembangan). Hal ini dikarenakan tujuan
penelitian sudah tercapai pada tahap pengembangan (Develop).
1. Hasil Tahap Pendefinisan (Define)
Pada penelitian ini tahap pendefinisian berfungsi untuk menetapkan dan
mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran dengan menganalisis
tujuan dan batasan materi. Tahap pendefinisian terdiri dari empat langkah
yaitu analisis awal, analisis peserta didik, analisis materi dan perumusan
tujuan pembelajaran.
a. Analisis Awal
Pada langkah ini peneliti melakukan observasi dikelas I MI
Shirathul Rahman Jakarta. Hal ini untuk mengetahui permasalahan-
permasalahan dasar yang ada dalam proses pembelajaran tematik. Dari
observasi yang dilakukan peneliti mendapatkan beberapa informasi
mengenai permasalahan yang terjadi yang diantaranya adalah selama
pembelajaran berlangsung, guru lebih banyak meminta siswa membaca
buku sehingga siswa cenderung kurang mendapat penjelasan materi
dari guru. Hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif dalam proses
pembelajaran karena kurang mendapat kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang telah dimiliki

68
69

oleh siswa serta hanya bergantung pada informasi yang ditampilkan


oleh buku.
Setelah melakukan observasi di kelas, peneliti melakukan
wawancara/interview dengan guru mata pelajaran yang hasilnya dapat
dilihat di lampiran 1. Kesimpulan hasil interview dengan guru kelas
peneliti memperoleh beberapa informasi, diantaranya adalah 1) guru
kurang mengembangkan materi pembelajaran sehingga anak-anak tidak
menyerap materi secara konkret. 2) perlu adanya media pembelajaran
untuk membuat peserta didik tertarik dan rasa ingin tahu yang besar
dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan informasi diatas, peneliti memilih media diorama
sebagai media pembelajaran pada tematik tema 3 kegiatanku. Dengan
adanya media diorama tersebut, peneliti mengharapkan agar
keterampilan bertanya dan rasa ingin tahu peserta didik meningkat
sehingga mereka dapat mengolah sendiri pengetahuan dan materi
pembelajaran yang disampaikan. Pada pengembangan pembelajaran ini
di titik beratkan pada pengembangan perangkat pembelajaran yang
meliputi: media pembelajaran, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
b. Analisis Peserta Didik
Pada langkah ini peneliti melakukan observasi untuk mengetahui
kegiatan dan karakteristik dari siswa yang sesuai dengan rancangan dan
pengembangan bahan pembelajaran serta sesuai dengan subjek
penelitian yaitu siswa di kelas I MI Shirathul Rahman Jakarta,
karakteristik siswa tersebut meliputi latar belakang pengetahuan dan
perkembangan kognitif siswa. Setelah melakukan observasi dan
menelaah mengenai karakteristik siswa, peneliti memperoleh informasi
sebagai berikut:
70

1) Analisis latar belakang pengetahuan peserta didik


Materi pembelajaran yang dipelajari siswa kelas I MI Shirathul
Rahman merupakan materi yang belum mereka kenal sebelumnya.
Sehingga peneliti mengembangkan materi pembelajaran pada tema
ini dibuat semenarik mungkin untuk menarik perhatian siswa
ketika materi disampaikan.
2) Analisis pengembangan kognitif peserta didik
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I MI Shirathul
Rahman yang rata-rata berusia 7-8 tahun. Menurut Piaget pada
usia ini kemampuan berpikir anak telah memasuki stadium
operational konkret. Pada tahap ini peserta didik memiliki
kemampuan berpikir dan bernalar dengan menggunakan benda
konkret. Mereka masih belum mampu berpikir secara verbal atau
abstrak. Jika menyelesaikan suatu permasalahan yang ada, mereka
mencoba beberapa cara yang mereka ketahui untuk menyelesaikan
permasalahan secara langsung.
c. Analisis Materi
1) Analisis konsep materi
Pada langkah ini peneliti melakukan analisis pada konsep-
konsep yang akan diajarkan pada proses pembelajaran. Analisis ini
bertujuan untuk mengidentifikasi, merinci dan menyunsun secara
sistematis konsep-konsep relevan yang akan diajarkan berdasarkan
analisis awal. Berdasarkan kurikulum 2013 tema 3 untuk kelas I,
maka diperoleh materi benda-benda langit sebagai berikut:
Pokok bahasan : Kegiatanku
Materi : Kegiatan pagi hari, siang hari, malam hari
71

Tabel 4.1
Peta Konsep Materi Benda Langit

Kegiatanku

Kegiatan Pagi Hari

Kegiatan Siang Hari

Kegiatan Malam
hari

2) Analisis tugas
Pada langkah ini peneliti melakukan analisis terhadap tugas-
tugas berupa kompetensi yang akan dikembangkan dalam proses
pembelajaran. Kegiatan ini ditujukan untuk mengidentifikasi
ketrampilan-ketrampilan yang dimiliki oleh siswa yang akan
dikembangkan dalam pembelajaran. Berdasarkan analisis siswa
dan analisis konsep materi, maka tugas-tugas yang dilakukan siswa
selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a) Tugas pokok pada materi kegiatan pagi hari
- Menyebutkan kegiatan di pagi hari
- Membedakan perbedaan benda langit dan bukan benda
langit pada waktu pagi hari
b) Tugas pokok pada materi kegiatan siang hari
- Menyebutkan kegiatan di pagi hari
- Membedakan perbedaan benda langit dan bukan benda
langit pada waktu pagi hari
72

c) Tugas pokok pada materi kegiatan malam hari


- Menyebutkan kegiatan di pagi hari
- Membedakan perbedaan benda langit dan bukan benda
langit pada waktu pagi hari
d. Spesifikasi Tujuan Pembelajaran
Pada tahap ini peneliti melakukan perumusan hasil analisis tugas dan
analisis konsep diatas menjadi tujuan pencapaian hasil belajar. Adapun
perincian dari tujuan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
1) Siswa dapat menyebutkan macam-macam benda langit
2) Siswa dapat menyebutkan kegiatan di pagi hari
3) Siswa dapat menyebutkan kegiatan di siang hari
4) Siswa dapat menyebutkan kegiatan di malam hari
5) Siswa dapat membedakan antara benda langit dan bukan benda langit

2. Hasil Tahap Perencanaan (Design)


Tujuan dari tahap perancangan yaitu merancang suatu media atau
produk untuk pembelajaran. Dalam pembuatan media pembelajaran, peneliti
berdiskusi dengan guru kelas dan dosen pembimbing. Diskusi ini bertujuan
untuk mengembangkan media pembelajaran agar sesuai dengan tujuan awal
pengembangannya. Guru dan dosen pembimbing memberikan saran dan
masukan terhadap desain media yang dibuat. Pembuatan media
pembelajaran ini dilakukan melalui beberapa tahap yang meliputi:
a. Pengumpulan bahan
Pengumpulan bahan untuk membuat media pembelajaran ini
disesuaikan dengan pembelajaran siswa kelas I MI Shirathul Rahman.
Maka dari itu peneliti berkonsultasi langsung dengan guru kelas untuk
menentukan data yang harus dikumpulkan. Data yang dikumpulkan
berupa silabus dan materi pelajaran yang dapat dilihat di lampiran 2.
73

b. Desain media pembelajaran


Setelah didapatkan bahan yang diperlukan dalam pembuatan media
pembelajaran, kemudian dibuat desain (rancangan) media. Dalam
mendesain media pembelajaran peneliti melakukan diskusi dengan
dosen pembimbing. Hasil diskusi ini kemudian menjadi dasar untuk
membuat rancangan media diorama.
Gambar 4.1
Desain Media Diorama
74

Alat dan bahan:

Bahan alas dan dinding: kayu triplek.

Bahan untuk layar adalah kain katun.

Bahan untuk menggerakan layar adalah kawat pengait gorden dan anak
rel.

3. Hasil Tahap Pengembangan (Development)


Pengembangan (Development) merupakan tahap terakhir yang di
lakukan dalam penelitian ini. Tahap ini meliputi (1) validasi media oleh
validator yang dilanjutkan dengan revisi, (2) validasi materi oleh validator
dilanjutkan dengan revisi, dan (3) melakukan uji coba media diorama.
Penelitian ini dilakukan di dua kelas, yaitu kelas I B dan I C MI
Shirathul Rahman pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018. Uji coba
dilakukan terhadap 24 siswa kelas I B untuk mengetahui hasil kegiatan
pembelajaran tanpa menggunakan media. Uji coba juga dilakukan terhadap
24 siswa kelas I C untuk mengetahui peningkatan hasil belajar setelah
menggunakan media, dan hasil penilaian angket belajar menggunakan
media. Dimana kedua kelas ini akan memberikan hasil perbandingan pada
tahap pengembangan produk media.
75

B. Deskripsi dan Analisa Data Hasil Uji Coba


1. Data Hasil Validasi
Validasi media dilakukan oleh 2 orang ahli media yaitu Ibu Neli
Rahmaniah, M.Pd. sebagai validator I, dan Bapak Yudhi Munadi, M.Ag
sebagai validator II. Penilaian media juga dilakukan oleh 2 orang guru kelas
yaitu Ibu Faikoh S.Pd dan Ibu Evi Fikriyah, S.Pdi.
a. Validasi Ahli Media
Validasi yang dilakukan oleh ahli media ini memberikan saran,
kritikan, penilaian, pendapat, dan masukan terhadap bahan ajar berupa
media diorama yang dibuat, kemudian media akan direvisi sehingga
media tersebut layak untuk digunakan siswa.
Validasi oleh ahli dilakukan sebanyak satu kali. Pengumpulan data
dilakukan menggunakan angket tertutup yang berisi 10 (sepuluh) butir
pertanyaan dengan 10 (sepuluh) indikator penilaian. Adapun hasil
validasi oleh ahli media adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Validasi Ahli Media
No. Pertanyaan Validator Validator Presentase Kategori
I II (%)
1. Media terlihat 4 5 90% Sangat
menarik Baik
perhatian
siswa.
2. Bentuk media 3 4 70% Baik
proposional.
3. Ukuran media 4 4 80% Baik
proposional.
4. Warna yang 3 5 80% Baik
dipilih
perpaduannya
sesuai.
76

5. Media tidak 5 5 100% Sangat


mengandung Baik
unsur
kekerasan.
6. Media tidak 4 5 90% Sangat
bias gender. Baik
7. Media mampu 4 4 80% Baik
menciptakan
nilai karakter
untuk
pembelajaran.
8. Media mampu 4 5 90% Sangat
meningkatkan Baik
pengetahuan
siswa pada
tema 3
kegiatanku
subtema
kegiatan pagi,
siang dan
malam hari.
9. Media mampu 3 5 80% Baik
meningkatkan
motivasi belajar
siswa pada
tema 3
kegiatanku
subtema
kegiatan pagi,
siang dan
3malam hari.
10. Media mampu 3 5 80% Baik
membantu
pencapaian
tujuan
pembelajaran.
Presentase rata-rata (%) 84% Sangat
Baik
77

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, secara keseluruhan media diorama


pada materi diorama memiliki persentase rata-rata sebesar 84% dan
dikategorikan sangat baik. Walaupun pada tahap validasi ini media telah
dinyatakan sangat baik, tetapi kedua validator berpendapat bahwa media
ini dapat digunakan dengan perlunya revisi. Adapun saran perbaikan
oleh validator sebagai berikut:
1) Pemilihan warna perlu disesuaikan lagi
2) Teknik penggunaan media harus dekat dengan siswa
3) Lampu objek diganti disesuaikan dengan ukuran media
Setelah melakukan validasi, peneliti melakukan revisi media sesuai
dengan saran validator. Peneliti melakukan desain (perancangan) ulang
media, membuat media dan menjadi produk akhir yang telah disetujui
oleh validator. Adapun hasil produk akhir media diorama adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.2
Revisi Desain Media Diorama

Bagian dasar: Bagian atas:


78

Bagian depan: Bagian belakang:

b. Validasi Ahli Materi


Ahli Materi (Guru) juga memberikan penilaian terhadap media
dengan kesesuaian materi dengan indikator, keakuratan materi, materi
pendukung pembelajaran, dan lain-lain yang terdapat pada media
diorama.
Penilaian oleh guru dilakukan sebanyak satu kali. Pengumpulan
data dilakukan menggunakan angket tertutup yang berisi 8 (sepuluh)
butir pertanyaan dengan 8 (sepuluh) indikator penilaian. Adapun hasil
penilaian guru adalah sebagai berikut:
79

Tabel 4.3
Hasil Penilaian Guru terhadap Media Diorama
No. Pertanyaan Validator Validator Presentase Kategori
I II (%)
1. Media terlihat 5 5 100% Sangat Baik
menarik
perhatian siswa.
2. Terjadinya 5 5 100% Sangat Baik
respon timbal
balik dari siswa
terhadap media
saat
pembelajaran
berlangsung.

3. Media mampu 5 5 100% Sangat Baik


meningkatkan
pengetahuan
siswa pada tema
3 kegiatanku
subtema
kegiatan pagi,
siang dan
malam hari.

4. Media mampu 4 4 80% Baik


meningkatkan
motivasi siswa
pada tema 3
kegiatanku
subtema
kegiatan pagi,
siang dan
malam hari.
80

5. Media mampu 4 4 80% Baik


membuat siswa
memahami
pembelajaran
pada tema 3
kegiatanku
subtema
kegiatan pagi,
siang dan
malam hari.

6. Media mampu 5 5 100% Sangat Baik


menyampaikan
isi
pembelajaran
kepada siswa
secara jelas.

7. Media mampu 5 4 90% Sangat Baik


membantu
pencapaian
tujuan
pembelajaran.

8. Media sesuai 5 4 90% Sangat Baik


dengan
kompetensi
dasar (KD)
yang sedang
dibahas.

Presentase rata-rata (%) 93% Sangat Baik

Berdasarkan hasil penilaian oleh guru, seperti yang terlihat pada


tabel 4.3 di atas, bahwa setiap indikator materi pada media diorama yang
dinilai oleh guru memiliki persentase 93%, hal ini menyatakan bahwa
setiap indikator yang dinilai tersebut berada dalam tingkatan interpretasi
yang sangat baik dan media diorama layak digunakan.
81

2. Data Hasil Uji Coba


Uji coba dilakukan ke 2 kelas, yaitu kelas I B berjumlah 24 siswa
sebagai kelas kontrol yang tidak menggunakan media, dan kelas I C
berjumlah 24 siswa sebagai kelas eksperimen yang meggunakan media di MI
Shirathul Rahman Jakarta dengan menggunakan pre-test dan post-test untuk
mengetahui seberapa besar peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran. Peneliti juga menggunakan lembar observasi
selama kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui apakah kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan peneliti telah searah dengan tujuan pembelajaran
atau tidak. Berikut adalah hasil rekapitulasi lembar observasi kegiatan belajar
mengajar:
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Kelas I B

Jumlah Sintaks yang


No. Keterangan Sintaks Dilaksanakan Jumlah %
1. kegiatan pagi hari 16 16 100%
2. kegiatan siang hari 16 16 100%
3. kegiatan malam hari 17 17 100%

Kesimpulan dari tabel 4.4 adalah bahwa peneliti telah melakukan


kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan
alokasi waktu yang telah ditetapkan. Hasil keseluruhan dari observasi
kegiatan selama belajar mengajar mencapai 100%.
Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Kelas I C

Jumlah Sintaks yang


No. Keterangan Sintaks Dilaksanakan Jumlah %
1. kegiatan pagi hari 17 17 100%
2. kegiatan siang hari 17 17 100%
3. kegiatan malam hari 18 18 100%
82

Kesimpulan dari tabel 4.5 adalah bahwa peneliti telah melakukan


kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan
alokasi waktu yang telah ditetapkan. Hasil keseluruhan dari observasi
kegiatan selama belajar mengajar mencapai 100%.
Untuk mengetahui perbandingan hasil pre-test dan post-test dari kedua
kelas peneliti menggunakan bantuan SPSS Statistic 22 for Windows. Adapun
analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Analisis Deskriptif
Analisis statistik deskriptif berguna untuk memaparkan dan
menggambarkan data penelitian, mencakup jumlah data, nilai
maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata, dan lain sebagainya.
Tabel 4.6
Hasil Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pre-test 1B (Kontrol) 24 60 90 76.25 9.237


Post-test 1B (Kontrol) 24 60 90 77.50 7.802
Pre-test 1C
24 60 90 75.83 7.173
(Eksperimen)
Post-test 1C
24 75 100 86.87 6.563
(Eksperimen)
Valid N (listwise) 24

Kesimpulan hasil analisis nilai deskriptif pada penelitian ini


yaitu nilai rata-rata pada pre-test kelas 1 B adalah 76.25 dan nilai rata-
rata pada post-test kelas 1 B adalah 77.50. Sedangkan nilai rata-rata
pada pre-test kelas 1 C adalah 75.83 dan nilai rata-rata pada post-test
kelas 1 C adalah 86.87. Hal ini memperlihatkan bahwa kelas 1 C
meningkat lebih tinggi dibandingkan peningkatan hasil pre-test dan
post-test kelas 1 B.
83

b. Uji Persyaratan Analisis


1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
penelitian berdistribusi normal atau tidak. Data normal merupakan
syarat mutlak sebelum kita melakukan analisis statitistik parametrik
(uji paired sample t test dan uji independent sample t test). Dalam
statistik parametrik ada 2 macam uji normalitas yang sering dipakai
yakni uji kolmogorov-smirnov dan uji shapiro-wilk.
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statisti Sig. Sig.


Kelas c Df Statistic Df

Hasil Pre-Test 1B (Kontrol) .162 24 .106 .929 24 .091


Belajar Post-Test 1B
Siswa .165 24 .089 .922 24 .065
(Kontrol)

Pre-Test 1C
.156 24 .137 .944 24 .205
Eksperimen

Post-Test 1C
.154 24 .145 .931 24 .100
Eksperimen

a. Lilliefors Significance Correction

Interpretasi uji normalitas: berdasarkan output diatas, diketahui


nilai signifikasi (Sig.) untuk semua data baik pada uji kolmogorov-
smirnov maupun uji shapiro-wilk > 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa data penelitian tersebut berdistribusi normal. Karena data
penelitian berdistribusi normal, maka peneliti menggunakan statistik
parametrik (uji paired sample t test dan uji independent sample t test)
untuk melakukan analisis data penelitian.
84

2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu
varians (keberagaman) data dari dua atau lebih kelompok bersifat
homogen (sama) atau heterogen (tidak sama).
Tabel 4.8
Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Hasil Belajar Siswa

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.478 1 46 .230

Berdasarkan output diatas diketahui nilai Signifikansi (Sig.)


adalah sebesar 0,230 yaitu > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
varians data post-test kelas 1 B (kelas kontrol) dan data post-test kelas
1 C (kelas eksperimen) adalah sama atau homogen. Dengan demikian,
maka salah satu syarat (tidak mutlak) dari uji hipotesis sudah
terpenuhi.
b. Uji Hipotesis
1. Uji Paired Sample t Test
Uji paired sample t test digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang berpasangan.
Persyaratan dalam uji paired sample t test adalah data berdistribusi
normal.
Uji paired sample t test ini digunakan untuk menjawab
rumusan masalah “Apakah media diorama berpengaruh terhadap
pemahaman siswa pada pembelajaran tematik tema 3 kegiatanku
kelas 1 sekolah dasar?”
85

Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, uji paired sample


t test ini dilakukan terhadap data pre-test kelas 1 B (kelas kontrol)
dengan data post-test kelas 1 B (kelas kontrol), kemudian data pre-
test kelas 1 C (kelas eksperimen) dengan data post-test kelas 1 C
(kelas eksperimen).
Tabel 4.9
Hasil Uji Paired Sample t Test

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence

I Std. Std. Interval of the

Deviatio Error Difference Sig. (2-


n
Mean n Mean Lower Upper t df tailed)
t
Pair Pre-test
-
1 Kontrol -e
-1.250 3.970 .810 -2.926 .426 1.54 23 .137
Post-testr
3
Kontrol
p
Pair Pre-test
r - - .000
2 Eksperimen -
9.553 1.950 -15.076 -7.008 5.66 23
Post-teste 11.042
2
Eksperimen
t
asi hasil uji paired sample t test: berdasarkan hasil tabel 4.9, hasil
output pair 1, diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.137 yaitu >
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata
hasil belajar siswa untuk pre-test kelas 1 B (kelas kontrol) dengan
post-test kelas 1 B (kelas kontrol). Sedangkan berdasarkan output
pair 2, diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 yaitu < 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata hasil
belajar siswa untuk pre-test kelas 1 C (kelas eksperimen) dengan
post-test kelas 1 C (kelas eksperimen).
86

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada


pengaruh media diorama terhadap peningkatan pemahaman siswa
pada tema 3 pembelajaran tematik siswa kelas 1 sekolah dasar.
2. Uji Independent Sample t Test
Uji independent sample t test digunakan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang tidak
berpasangan. Persyaratan pokok dalam uji independent sample t
test adalah data berdistribusi dan homogen (tidak mutlak).
Uji independent sample t test dalam penelitian ini dipakai
untuk menjawab rumusan masalah “Apakah ada perbedaan hasil
belajar siswa pada pembelajaran tematik tema 3 kegiatanku antara
kelas yang menggunakan media diorama dengan kelas yang tidak
menggunakan media diorama?”
Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, uji
independent sample t test ini dilakukan terhadap data post-test
kelas 1 C (kelas eksperimen) dengan data post-test kelas 1 B
(kelas kontrol).
87

Tabel 4.10
Hasil Uji Independent Sample t Test

Independent Samples Test

Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means

95%

Std. Confidence
Sig. Mean Error Interval of the
B
(2- Differe Differe Difference
e F Sig. t Df tailed) nce nce Lower Upper

Hasil r
Equal
4.5 13.56
Belajar variances
d 1.478 .230 46 .000 9.375 2.081 5.186
05 4
Siswa assumed
a
Equal
s
variances 4.5 44. 13.56
.000 9.375 2.081 5.183
not a 05 690 7
assumed
r

Berdasarkan tabel 4.10, diperoleh nilai Sig. (2-tailed)


sebesar 0,000 yaitu < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa antara kelas yang
menggunakan media diorama dan yang tidak menggunakan media
diorama.
Hasil uji coba media juga dilakukan pada kelas I C melalui angket untuk
mengetahui persepsi siswa tentang media diorama selama pembelajaran di
kelas. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu angket
(kuesioner). Penelitian ini memiliki jumlah responden sebanyak 24 orang
dengan instrumen pengukur menggunakan metoda skala yaitu skala Guttman.
Kepada responden diberikan angket yang berisi empat pertanyaan dan
88

responden menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan tanda ceklis


(√) pada jawaban yang dipilih. Hasil penilaian media dilihat di lampiran 22.
Dengan jawaban ya diberi skor 1 dan jawaban tidak diberi skor 0. Dari
instrumen pengumpul data secara angket diperoleh hasil rekapitulasi sebagai
berikut:
Tabel 4.11
Rekapitulasi Hasil Penilaian Media oleh Siswa Kelas I C

Item Pertanyaan (%) Jawaban Ya (%) Jawaban Tidak

Pertanyaan 1: Saya 24 0
senang belajar dengan
mini panggung

Pertanyaan 2: Mini
panggungnya bagus 24 0

Pertanyaan3: Mini
panggung membuat saya
cepat paham pelajaran 24 0
hari ini

Pertanyaan 4: Mini
panggung membuat saya 24 0
semangat belajar

Rata-rata 96 0

Untuk mengetahui posisi presentase jawaban “ya” yang diperoleh dari


angket maka dihitung terlebih dahulu kemudian ditempatkan dalam rentang
skala presentase sebagai berikut:
Nilai jawaban “ya” :1
Nilai jawaban “tidak” :0
Dikonversikan dalam presentase:
Jawaban “ya” : 1x 100% :100%
89

Jawaban “tidak” : 0 x 100% :0% (sehingga tidak perlu dihitung)


Perhitungan jawaban “ya” dari angket:
Jawaban “ya” rata-rata : 24/24 x 100% = 100%
Dari analisis skala Guttman, titik kesesuaian untuk rentang 50%
sampai 100% maka digunakan sebutan mendekati setuju/sesuai. Sebagai
kesimpulannya adalah bahwa media diorama benda langit memengaruhi
pemahaman siswa kelas I C mendekati sesuai, dengan presentase sebesar
100%.

C. Kajian Produk Akhir


Pada penelitian ini, produk direvisi dan divalidasi hanya satu kali. Adapun
hasil akhir dari produk ini tidak mengalami banyak revisi karena ketika media
diorama di ujicoba, media ini memengaruhi pemahaman siswa dilihat dari
presentase hasil belajar siswa. Media diorama ini juga memiliki kesan
menyenangkan bagi siswa. Berikut peneliti lampirkan foto produk akhir media
diorama, yaitu:
Gambar 4.3
Hasil Akhir Media Diorama
Bagian atas:
90

Bagian depan: Bagian dasar:

Bagian belakang:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk media diorama.
Pengembangan media pembelajaran ini dikembangkan dengan model
pengembangan yang mengacu pada rancangan penelitian dan pengembangan 4D
oleh Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model
ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan
Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian,
perancangan, pengembangan, dan penyebaran.55
Dengan perubahan seperlunya yakni dalam penelitian dan pengembangan
ini terbatas hanya dilakukan sampai tahap Develop (pengembangan). Hal ini
dikarenakan tujuan penelitian sudah tercapai pada tahap pengembangan
(develop) dan pembuatan produk atau media terbatas sehingga tidak melakukan
diseminasi atau penyebaran dengan jumlah banyak.
Materi yang dibahas pada produk atau media ini adalah tema 3 kegiatanku,
kurikulum 2013 revisi 2017. Pembelajaran ini terdiri dari materi kegiatan di pagi
hari, kegiatan di siang hari, dan kegiatan di malam hari menggunakan story
telling dalam kegiatan pembelajarannya. Pembelajaran ini menggunakan pretest
dan posttest yang dikerjakan secara individu sebagai pengukur keberhasilan dari
standar ko
mpetensi yang diharapkan.
Pengembangan media pembelajaran ini divalidasikan kepada ahli media,
dan praktisi lapangan yakni guru kelas dari sekolah tempat penelitian. Hasil
validasi dari semua ahli menunjukkan bahwa pengembangan media diorama

55
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif—Progresif, (Jakarta: kencana Prenada
media group, 2010) h.189.

91
92

benda langit ini valid/layak digunakan di kelas I MI Shirathul Rahman Jakarta


tahun ajaran 2017/2018. Hal ini dibuktikan hasil belajar kelas percobaan
meningkat (diukur dari postest).
Hasil analisis data dari angket ahli media (validator I dan II) mendapat
persentase rata-rata sebesar 84% yang artinya produk pengembangan valid/ layak
untuk digunakan, dari praktisi lapangan memperoleh persentase 93%, yang
artinya produk pengembangan valid/ layak untuk digunakan.
Nilai rata-rata pre-test yang diperoleh kelas 1 B (kelas kontrol) yaitu 76.25,
sedangkan nilai rata-rata pre-test yang diperoleh kelas 1 C (kelas eksperimen)
yaitu 75.83. Adapun nilai rata-rata post-test kelas 1 B (kelas kontrol) yaitu 77.50
sedangkan nilai rata-rata post-test kelas 1 C (kelas eksperimen) yaitu 88.67.
Berdasarkan hasil data uji independent sample t test diperoleh nilai Sig. (2-tailed)
sebesar 0,000 yaitu < 0,05, yang berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan
hipotesis nol (H0) ditolak.
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa produk pengembangan
media diorama benda langit memang efektif serta layak untuk digunakan dan
dapat meningkatkan pemahaman siswa.

B. Saran Pemanfaatan dan Diseminasi


Supaya produk pengembangan media diorama ini dapat dimanfaatkan
secara maksimal, maka perlu diberikan beberapa saran yang terkait, diantaranya:
1. Saran Pemanfaatan Produk
Saran pemanfaatan produk pengembangan media diorama adalah
sebagai berikut:
a. Properti media diorama diharapkan lebih disesuaikan dengan ukuran
media.
b. Properti media bisa dimainkan langsung oleh siswa.
93

2. Saran Diseminasi Produk


Produk pengembangan media diorama benda langit ini dapat
disebarluaskan (digunakan) di semua kelas I di sekolah yang
bersangkutan, atau bahkan di semua sekolah dasar di Jakarta, namun
penyebaran produk pengembangan harus tetap memperhatikan dan
memperhitungkan karakteristik dari siswa, sehingga penyebaran produk
tidak sia-sia. Tetapi pada penelitian ini, penulis tidak melakukan
diseminasi produk karena hanya menghasilkan dalam jumlah terbatas.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif Khoiru. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu Pengaruhnya Terhadap


Konsep Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri. Jakarta: PT Prestasi
Pustakaraya, 2011.
Akbar, Sa‟adun., dkk. Implementasi Pembelajaran Tematik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2016.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Ediana Latip, Asep. Pembelajaran Tematik Kajian Teoritik dan Praktik. Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2013.
Hakiim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima,
2009.
Herlianti, Yanti. Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penilaian Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
UIN PRESS, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Kusrini, Janet, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka, Edisi 2, 2014.
Marliani, Rosleny. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: CV
Pustaka Setia, 2016.
Mulyasa, E. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2016.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada (GP) Press, 2008.
Munasik. Kemampuan Guru Sekolah Dasar dalam Menerapkan Pembelajaran
Tematik di Sekolah. Jurnal Pendidikan Vol. 15, No. 2, 2014.
Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latip. Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD.
Jakarta: UIN Press, 2015.
Prastowo, Andi. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta: Prenadamedia
Group, 2015.
Prastowo, Andi. Pemenuhan Kebutuhan Psikologis Peserta Didik SD/MI Melalui
Pembelajaran Tematik Terpadu, Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 1, No.
1, 2014.

94
Prastowo, Andi. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritik dan Praktik.
Jakarta: Kencana, Cet. 1, 2014.
Purwanto, M Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Remaja Karya CV, 1986.
Reza Devita, Selvina., dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mapping
Concept Terhadap Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan Fisik, Jurnal
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, 2013.
Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Sadiman, Arif S. dkk. Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana, 2010.
Saud, Udin Saefuddin., dkk. Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI PRESS, 2006.
SB, Mamat., dkk. Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. Jakarta:
Departemen Agama RI, 2005.
Sudaryono. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.
Soentoro, Ali Idris. Cara Mudah Belajar Metodologi Penelitian dengan Aplikasi
Statistika. Depok: PT Taramedia Bakti Persada. 2015.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2006.
Sundayana, Rostina. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika.
Bandung: Alfabeta CV, 2014.
Sungkono. Pembelajaran Tematik dan Implementasinya di Sekolah Dasar, Majalah
Ilmiah Pembelajaran No.1 Vol. 2, 2006.
Suyanto dan Asep Jihad. Menjadi Guru Profesional Strategi Meningkatkan
Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta: Erlangga Group, 2013.
Trianto. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini
TK/RA&Anak Usia Kelas Awal SD/MI Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif—Progresif,. Jakarta: kencana
Prenada media group, 2010.
Trianto. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya, 2009.
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

95
Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

W. Passer, Michael., and Ronald E. Smith. Psychology: The Science of Mind and
Behavior, New York: The McGraw Hill, 4th Edition, 2008.

96
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Hasil Wawancara


Lampiran 2 Lembar Silabus Pembelajaran
Lampiran 3 RPP Kegiatan Pagi Hari (Kelas Kontrol)
Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Pagi Hari (Kelas Kontrol)
Lampiran 5 RPP Kegiatan Pagi Hari (Kelas Tindakan)
Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Pagi Hari (Kelas Tindakan)
Lampiran 7 RPP Kegiatan Siang Hari (Kelas Kontrol)
Lampiran 8 Lembar Observasi Kegiatan Siang Hari (Kelas Kontrol)
Lampiran 9 RPP Kegiatan Siang Hari (Kelas Tindakan)
Lampiran 10 Lembar Observasi Kegiatan Siang Hari (Kelas Tindakan)
Lampiran 11 RPP Kegiatan Malam Hari (Kelas Kontrol)
Lampiran 12 Lembar Observasi Kegiatan Malam Hari (Kelas Kontrol)
Lampiran 13 RPP Kegiatan Malam Hari (Kelas Tindakan)
Lampiran 14 Lembar Observasi Kegiatan Malam Hari (Kelas Tindakan)
Lampiran 15 Lembar Story Telling
Lampiran 16 Surat Permohonan Validasi Media
Lampiran 17 Hasil Validasi Media oleh Ahli Media Validator I
Lampiran 18 Hasil Validasi Media oleh Ahli Media Validator II
Lampiran 19 Hasil Penilaian Guru pada Uji Coba Media Diorama
Lampiran 20 Lembar Kerja Siswa (Pre-Test dan Post-Test)
Lampiran 21 Hasil Penilaian Pre-Test dan Post-Test Kelas 1 B dan I C
Lampiran 22 Hasil Penilaian Media oleh Siswa Kelas I C
Lampiran 23 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 24 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 25 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
Lampiran 26 Lembar Uji Referensi
Lampiran 27 Dokumentasi

97
Lampiran 1 Lembar Hasil Wawancara
Lampiran 2 Lembar Silabus Pembelajaran

Tema 3 : Kegiatanku
Alokasi Waktu : 104 jam pelajaran

Kompetensi
Pembelajaran Dasar yang Akan Materi Pokok
Dicapai
Subtema 1: Kegiatan Pagi hari
(26 jam pelajaran)
 Menyebutkan tanda-tanda BI KD 3.7  Kosakata kegiatan pagi
datangnya waktu pagi BI KD 4.7 hari
 Menyimak teks dan menemukan
kosakata yang berkaitan dengan
kegiatan di pagi hari

 Menuliskan dan mencocokkan MAT KD 3.2  Lambang bilangan


lambang bilangan 11-20 sesuai MAT KD 4.2 cacah 1 sampai dengan
jumlah benda melalui permainan 20
dan mengurutkan lambang bilangan
 Menuliskan lambang dan nama
bilangan 11-20 dengan tepat

 Menceritakan dan menemukan BI KD 3.7  Kosakata kegiatan pagi


kosakata tentang pengalaman yang BI KD 4.7 hari
menjadi kebiasaan baik di pagi hari
PPKn KD 1.1  Gambar dan lambang
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila Pancasila
 Mendengarkan percakapan pada PPKn KD 2.1
dialog yang memuat kegiatan pagi PPKn KD 3.1
hari PPKn KD 4.1
 Bermain drama/peran tentang
kegiatan di pagi hari
Kompetensi
Pembelajaran Dasar yang Akan Materi Pokok
Dicapai

 Menyanyikan lagu bertema pagi SBdP KD 3.2  Elemen Musik


(Bangun Tidur) dengan diiringi SBdP KD 4.2
musik/elemen bunyi

 Berolahraga di pagi hari lewat PJOK KD 3.3  Gerak dasar manipulatif


permainan tradisional (lempar PJOK KD 4.3
tangkap benda ringan)

 Membilang 11-20 dengan cara MAT KD 3.2  Lambang bilangan


mengelompokkan benda MAT KD 4.2 cacah 1 sampai dengan
20

 Menunjukkan perilaku kegiatan PPKn KD 1.1  Gambar dan lambang


pagi hari di rumah yang sesuai PPKn KD 2.1 Pancasila
dengan nilai-nilai Pancasila
PPKn KD 3.1
PPKn KD 4.1

Subtema 2: Kegiatan Siang Hari


(26 jam pelajaran)
 Menyebutkan tanda-tanda BI KD 3.7  Kosakata kegiatan siang
datangnya waktu siang hari BI KD 4.7 hari
 Menunjukkan peristiwa terjadinya
bayangan di siang hari
 Bermain menyusun huruf menjadi
kosakata terkait kegiatan siang hari

 Mengenal nilai tempat bilangan MAT KD 3.2  Nilai tempat


 Mengenal nilai tempat satuan dan MAT KD 4.2
puluhan

 Mendiskusikan kegiatan-kegiatan BI KD 3.7  Kosakata kegiatan siang


yang baik di siang hari yang sesuai BI KD 4.7 hari
Kompetensi
Pembelajaran Dasar yang Akan Materi Pokok
Dicapai
dengan aturan yang berlaku di PPKn KD 1.2  Aturan di rumah pada
rumah PPKn KD 2.2 siang hari
 Membedakan perbuatan yang sesuai PPKn KD 3.2
aturan dengan yang tidak sesuai
dengan aturan berdasarkan teks PPKn KD 4.2
bacaan

 Melakukan gerak cepat anggota SBdP KD 3.3  Gerak anggota tubuh


tubuh dalam suatu gerak tari SBdP KD 4.3

 Melakukan latihan menendang PJOK KD 3.3  Gerak dasar manipulatif


yang dihubungkan dengan PJOK KD 4.3
permainan
 Latihan menendang sambil bermain

 Bermain menyusun kata menjadi BI KD 3.7  Susunan kalimat


kalimat BI KD 4.7

 Memeragakan gerak lambat dalam SBdP KD 3.3  Gerak anggota tubuh


tari SBdP KD 4.3

 Bermain peran kegiatan siang hari BI KD 3.7  Kosakata kegiatan siang


sesuai aturan di rumah yang di BI KD 4.7 hari
dalamnya terdapat kosakata yang
PPKn KD 1.2
memuat slogan sederhana
PPKn KD 2.2  Aturan di rumah pada
(misalnya matikan lampu jika tidak
siang hari
digunakan) PPKn KD 3.2
PPKn KD 4.2

Subtema 3: Kegiatan Sore Hari


(26 jam pelajaran)
Kompetensi
Pembelajaran Dasar yang Akan Materi Pokok
Dicapai
 Membandingkan bentuk bayangan BI KD 3.7  Kosakata kegiatan sore
pada siang dan sore hari BI KD 4.7 hari
 Bermain peran di depan kelas secara  Elemen musik
kelompok dengan backrgound (latar
belakang) gambar ekspresi
menggunakan teks cerita deskriptif
yang anggota kelompoknya
diurutkan berdasarkan tinggi rendah
badan

 Menyanyikan lagu yang syairnya SBdP KD 3.2  Elemen musik


berkaitan dengan anggota tubuh dan SBdP KD 4.2
panca indera (contoh: dua mata
saya…hidung saya satu)
 Menyanyikan lagu dengan
memperhatikan syair lagu dengan
tertib dan sesuai aturan nada

 Menceritakan pengalaman tentang PPKn KD 1.2  Aturan di siang hari dan


tata tertib yang berlaku sore hari di PPKn KD 2.2 sore hari
rumah
PPKn KD 3.2
 Mengidentifikasi jumlah tata tertib
sore hari di rumah dan PPKn KD 4.2
membandingkan dengan aturan pagi BI KD 3.7
dan siang hari BI KD 4.7

 Menuliskan urutan cara memelihara BI KD 3.4  Kosakata tentang


kesehatan dan kebugaran tubuh BI KD 4.4 anggota tubuh
 Menceritakan cara perawatan tubuh PJOK KD 3.5  Gerak dominan
 Berdiskusi tentang pemeliharaan PJOK KD 4.5  Kosakata tentang cara
kesehatan dan kebugaran tubuh memelihara kesehatan
 Mendemonstrasikan gerak cara anggota tubuh
pemeliharaan dan kebugaran tubuh
dengan aturan berdasarkan
petunjuk/arahan
Kompetensi
Pembelajaran Dasar yang Akan Materi Pokok
Dicapai
 Melakukan gerak sederhana dengan SBdP KD 3.3  Gerak anggota tubuh
menirukan cara bergerak binatang SBdP KD 4.3

 Membuat gambar kreasi dan karya SBdP KD 3.1  Gambar ekspresi


ekspresi dua dan tiga dimensi yang SBdP KD 4.1
memuat aturan tata tertib sore hari di
rumah

Subtema 4: Kegiatan Malam Hari


(26 jam pelajaran)
 Menyebutkan tanda-tanda BI KD 3.7  Kosakata kegiatan
datangnya waktu malam hari BI KD 4.7 waktu malam

 Mendengar cerita dan menceritakan PPKn KD 1.2  Aturan di malam hari


kembali tentang tata tertib aturan di PPKn KD 2.2
rumah pada malam hari
PPKn KD 3.2
PPKn KD 4.2
 Mendiskusikan kebiasaan-kebiasaan
yang baik di malam hari yang sesuai
dengan tata tertib dan aturan yang
berlaku di rumah

 Membuat karya kerajinan dengan SBdP KD 3.4  Karya dari bahan alam
menggunakan biji-bijian, daun- SBdP KD 4.4
daunan, kulit kerang, atau bahan
alam yang ada di daerah setempat

 Menyusun kosakata yang BI KD 3.7  Kosakata kegiatan


berhubungan dengan kegiatan di BI KD 4.7 waktu malam
malam hari
 Membuat cerita berdasarkan urutan
gambar

 Melakukan gerakan memantulkan PJOK KD 3.3  Gerak dasar manipulatif


bola PJOK KD 4.3
Kompetensi
Pembelajaran Dasar yang Akan Materi Pokok
Dicapai

 Mengenal konsep penjumlahan dan MAT KD 3.4  Penjumlahan dan


pengurangan dalam kehidupan MAT KD 4.4 pengurangan bilangan
sehari-hari cacah
Lampiran 3 RPP Kegiatan Pagi Hari (Kelas Kontrol)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : MI Shirathul Rahman


Kelas / Semester :1/1
Tema : 3. Kegiatanku
Subtema : 1. Kegiatan Pagi Hari
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke :1

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR
Bahasa Indonesia
3.7 Mengenal kosakata yang berkaitan dengan peristiwa siang dan malam
melalui teks pendek (berupa gambar, slogan sederhana, tulisan, dan atau
syair lagu).
4.7 Menjelaskan kosa kata Bahasa Indonesia dan ejaan yang tepat terkait
peristiwa siang dan malam dalam teks tulis dan gambar
SBdP
3.2 Memahami elemen musik melalui lagu.
4.2 Menirukan elemen musik melalui lagu.

C. INDIKATOR
Bahasa Indonesia
1.1.1 Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
2.1.1 Menunjukkan sikap disiplin dalam kegiatan pembelajaran.
3.7.1 Mengenal kosakata tentang kegiatan pagi hari sebagai bagian dari
peristiwa siang dan malam yang tepat sesuai media.
3.7.2 Mengenal benda langit ketika pagi hari.
3.7.3 Menyebutkan kosakata kegiatan pagi hari
3.7.4 Menyebutkan benda langit ketika pagi hari.
4.7.1 Menuliskan kosa kata terkait kegiatan pagi hari.

SBdP
2.1.2 Menunjukkan sikap percaya diri dalam kegiatan pembelajaran.
3.2.1 Membedakan panjang pendek bunyi dalam sebuah lagu.
4.2.1 Memeragakan panjang pendek bunyi dalam sebuah lagu.

D. MATERI PEMBELAJARAN
Kegiatan pagi hari.

E. PENDEKATAN DAN METODE


Pendekatan : Saintifik
Strategi : Cooprative learning
Teknik : Penugasan, Tanya Jawab, dan Pengamatan
Metode : Diskusi.

F. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah memperhatikan penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan
macam-macam benda langit dengan benar.
2. Setelah memperhatikan penjelasan dari guru, siswa dapat mengetahui
kegiatan pagi hari dengan baik.
3. Setelah berdiskusi, siswa dapat membedakan benda langit dan bukan
benda langit dengan tepat.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi Nilai
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu Karakter

1. Guru menyapa siswa dan Rasa


melakukan apersepsi. hormat

2. Guru bertanya apakah siswa Perhatian


sudah siap belajar atau belum.
Pendahuluan 3. Guru melakukan games atau 5 menit
Perhatian
ice breaking sebelum memulai
pelajaran.
4. Guru menyampaikan tema Rasa ingin
yang akan dipelajari hari ini. tahu

1. Guru membagi siswa menjadi Perhatian


4 kelompok dan meminta
setiap siswa berkumpul dengan
kelompoknya.
2. Guru menstimulus siswa Percaya diri
dan rasa
dengan mengajak siswa
ingin tahu
menyanyikan lagu “bangun 50
menit
tidur”.
3. Siswa menyanyikan lagu Keaktifan
Kegiatan
Inti “bangun tidur” berulang-ulang
dengan ceria.
Rasa ingin
4. Guru bertanya bagaimana tahu
suasana pagi hari.
5. Guru memberikan kesempatan Keberanian,
keaktifan,
kepada siswa untuk
percaya diri
menceritakan kebiasaan
mereka setiap pagi hari.
(menalar) (mengomunikasikan)
6. Guru memberikan motivasi
Nilai
untuk mendorong siswa spiritual
bersyukur hari ini.
7. Guru menjelaskan materi Rasa ingin
tahu
kegiatan pagi hari.
(mengamati)
8. Guru meminta siswa untuk
Percaya diri
menyebutkan dan menuliskan
kembali macam-macam benda
langit serta kegiatan yang
dilakukan pada pagi hari.
(mencoba)
9. Guru mengarahkan siswa
Disiplin,
untuk berdiskusi, berbagi dan tanggung
jawab
mengumpulkan informasi
tentang materi yang dipelajari.
(menanya)
Percaya
10. Guru meminta perwakilan diri,
keberanian
setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.
(mengomunikasikan) Percaya
diri,
11. Guru memberikan kesempatan
keaktifan,
kepada kelompok lain untuk disiplin
menambahkan, memperbaiki
ataupun bertanya tentang hasil
Tanggung
presentasi temannya.
jawab
(mencoba) (menalar)
12. Guru memberikan lembar soal.
1. Peserta didik dengan bantuan Keberanian,
guru diajak untuk membuat percaya diri

kesimpulan tentang kegiatan


Penutup 5 menit
pagi hari.
2. Guru bersama siswa menutup Nilai
spiritual
proses pembelajaran.

H. PENILAIAN

Indikator
Teknik Bentuk Instrumen/Soal
Pencapaian
Penilaian Instrumen
Kompetensi
1. Mengenal
kosakata tentang
kegiatan pagi
hari sebagai
bagian dari
peristiwa siang
dan malam yang
tepat sesuai
media.
2. Mengenal benda Tes Tulis Essay 1. Sebutkan benda-benda
langit ketika pagi langit pada siang hari
2. Apakah pesawat
hari.
merupakan benda
langit?

3. Menyebutkan Tes Tulis Essay 1. Sebutkan apa saja


kosakata yang kamu lakukan
ketika di pagi hari
kegiatan pagi
2. Apakah kamu tidur di
hari pagi hari?

I. MEDIA ALAT/BAHAN DAN SUMBER BELAJAR


1. Media :
2. Alat : buku tulis, pensil, penghapus, spidol.
3. Sumber belajar :
Buku guru dan buku siswa SD/MI kelas 1 Tema 3 “Kegiatanku” Buku tematik
terpadu kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017.

Jakarta, 08 Mei 2018


Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Pagi Hari (Kelas Kontrol)

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PAGI HARI

Alokasi Keterangan
Waktu Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pelaksanaan
Perenca-
naan Ya Tidak

1. Guru menyapa √
siswa dan
melakukan
apersepsi.
2. Guru bertanya
apakah siswa √
sudah siap belajar
atau belum.
Pendahuluan 3. Guru melakukan 5 menit
games atau ice
breaking sebelum √
memulai pelajaran.
4. Guru
menyampaikan
tema yang akan
dipelajari hari ini. √

1. Guru meMbagi √
siswa menjadi 4
kelompok dan
meminta setiap 50 menit
siswa berkumpul
Kegiatan Inti dengan
kelompoknya.
2. Guru menstimulus
siswa dengan √
mengajak siswa
menyanyikan lagu
“bangun tidur”.
3. Siswa menyanyikan
lagu “bangun tidur” √
berulang-ulang
dengan ceria.
4. Guru bertanya
bagaimana suasana √
pagi hari.
5. Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk √

menceritakan
kebiasaan mereka
setiap pagi hari.
(menalar)
(mengomunikasika
n)
6. Guru memberikan
motivasi untuk

mendorong siswa
bersyukur hari ini.
7. Guru menjelaskan
materi kegiatan √
pagi hari.
(mengamati)
8. Guru meminta
siswa untuk

menyebutkan dan
menuliskan kembali
macam-macam
benda langit serta
kegiatan yang
dilakukan pada pagi
hari. (mencoba)
9. Guru mengarahkan √
siswa untuk
berdiskusi, berbagi
dan mengumpulkan
informasi tentang
materi yang
dipelajari.
(menanya)

10. Guru meminta
perwakilan setiap
kelompok untuk
mempresentasikan
hasil kerja
kelompoknya.
(mengomunikasika
n)
11. Guru memberikan √
kesempatan kepada
kelompok lain
untuk
menambahkan,
memperbaiki
ataupun bertanya
tentang hasil
presentasi
temannya.
(mencoba)
(menalar)
12. Guru memberikan √
lembar soal.
1. Peserta didik √
dengan bantuan
guru diajak untuk
membuat
kesimpulan tentang
Penutup 5 menit
kegiatan pagi hari.
2. Guru bersama
siswa menutup
proses √
pembelajaran.
Jakarta, 08 Mei 2018
Lampiran 5 RPP Kegiatan Pagi Hari (Kelas Tindakan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : MI Shirathul Rahman


Kelas / Semester :1/1
Tema : 3. Kegiatanku
Subtema : 1. Kegiatan Pagi Hari
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke :1

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR
Bahasa Indonesia
3.7 Mengenal kosakata yang berkaitan dengan peristiwa siang dan malam
melalui teks pendek (berupa gambar, slogan sederhana, tulisan, dan atau
syair lagu).
4.7 Menjelaskan kosa kata Bahasa Indonesia dan ejaan yang tepat terkait
peristiwa siang dan malam dalam teks tulis dan gambar.
SBdP
3.2 Memahami elemen musik melalui lagu.
4.2 Menirukan elemen musik melalui lagu.

C. INDIKATOR
Bahasa Indonesia
1.1.1 Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
2.1.1 Menunjukkan sikap disiplin dalam kegiatan pembelajaran.
3.7.1 Mengenal kosakata tentang kegiatan pagi hari sebagai bagian dari
peristiwa siang dan malam yang tepat sesuai media.
3.7.2 Mengenal benda langit ketika pagi hari.
3.7.3 Menyebutkan kosakata kegiatan pagi hari
3.7.4 Menyebutkan benda langit ketika pagi hari.
4.7.1 Menuliskan kosa kata terkait kegiatan pagi hari.

SBdP
2.1.2 Menunjukkan sikap percaya diri dalam kegiatan pembelajaran.
3.2.1 Membedakan panjang pendek bunyi dalam sebuah lagu.
4.2.2 Memeragakan panjang pendek bunyi dalam sebuah lagu.

D. MATERI PEMBELAJARAN
Kegiatan pagi hari.

E. PENDEKATAN DAN METODE


Pendekatan : Saintifik
Strategi : Cooprative learning
Teknik : Penugasan, Tanya Jawab, dan Pengamatan
Metode : Diskusi.

F. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah siswa mengamati media diorama, siswa dapat mengetahui
macam-macam benda langit dengan baik.
2. Setelah memperhatikan Story Telling, siswa dapat menyebutkan macam-
macam benda langit dengan benar.
3. Setelah memperhatikan Story Telling, siswa dapat mengetahui kegiatan
pagi hari dengan baik.
4. Setelah berdiskusi, siswa dapat membedakan benda langit dan bukan
benda langit dengan tepat.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi Nilai
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu Karakter

1. Guru menyapa siswa dan Rasa


melakukan apersepsi. hormat

2. Guru bertanya apakah siswa Perhatian


sudah siap belajar atau belum.
Pendahuluan 3. Guru melakukan games atau 5 menit
Perhatian
ice breaking sebelum memulai
pelajaran.
4. Guru menyampaikan tema Rasa ingin
yang akan dipelajari hari ini. tahu

1. Guru membagi siswa menjadi Perhatian


4 kelompok dan meminta
setiap siswa berkumpul dengan
kelompoknya.
2. Guru menstimulus siswa Percaya diri
dan rasa
dengan mengajak siswa
50 ingin tahu
menyanyikan lagu “bangun menit
tidur”.
Kegiatan 3. Siswa menyanyikan lagu Keaktifan
Inti “bangun tidur” berulang-ulang
dengan ceria.
4. Guru bertanya bagaimana
Rasa ingin
suasana pagi hari. tahu
5. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk Keberanian,
keaktifan,
menceritakan kebiasaan percaya diri
mereka setiap pagi hari.
(menalar)
(mengomunikasikan)
6. Guru memberikan motivasi Nilai
untuk mendorong siswa spiritual
bersyukur hari ini.
7. Guru mengajak siswa untuk
Rasa ingin
memperhatikan media tahu
diorama.
8. Guru membacakan Story Rasa ingin
Telling kegiatan pagi hari tahu
menggunakan media diorama.
(mengamati)
9. Guru meminta siswa untuk Percaya diri
menyebutkan dan menuliskan
kembali macam-macam benda
langit serta kegiatan yang
dilakukan pada pagi hari.
(mencoba)
10. Guru mengarahkan siswa Disiplin,
untuk berdiskusi, berbagi dan tanggung
jawab
mengumpulkan informasi
tentang materi yang dipelajari.
(menanya)
11. Guru meminta perwakilan
Percaya
setiap kelompok untuk
diri,
mempresentasikan hasil kerja keberanian
kelompoknya.
(mengomunikasikan)
12. Guru memberikan kesempatan
Percaya
kepada kelompok lain untuk diri,
keaktifan,
menambahkan, memperbaiki
disiplin
ataupun bertanya tentang hasil
presentasi temannya.
(mencoba) (menalar)
13. Guru memberikan lembar soal.
Tanggung
jawab
1. Peserta didik dengan bantuan Keberanian,
guru diajak untuk membuat percaya diri

kesimpulan tentang kegiatan


Penutup 5 menit
pagi hari.
2. Guru bersama siswa menutup Nilai
spiritual
proses pembelajaran.
H. PENILAIAN

Indikator
Teknik Bentuk Instrumen/Soal
Pencapaian
Penilaian Instrumen
Kompetensi
1. Mengenal
kosakata tentang
kegiatan pagi
hari sebagai
bagian dari
peristiwa siang
dan malam yang
tepat sesuai
media.
2. Mengenal benda Tes Tulis Essay 1. Sebutkan benda-benda
langit ketika pagi langit pada siang hari
2. Apakah pesawat
hari.
merupakan benda
langit?

3. Menyebutkan Tes Tulis Essay 1. Sebutkan apa saja yang


kosakata kamu lakukan ketika di
pagi hari
kegiatan pagi
2. Apakah kamu tidur di
hari pagi hari?
I. MEDIA ALAT/BAHAN DAN SUMBER BELAJAR
1. Media : Diorama.
2. Alat : buku tulis, pensil, penghapus, spidol.
3. Sumber belajar :
Buku guru dan buku siswa SD/MI kelas 1 Tema 3 “Kegiatanku” Buku tematik
terpadu kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017.

Jakarta, 07 Mei 2018


Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Pagi Hari (Kelas Tindakan)

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PAGI HARI

Alokasi Keterangan
Waktu Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pelaksanaan
Perenca-
naan Ya Tidak

1. Guru menyapa √
siswa dan
melakukan
apersepsi.
2. Guru bertanya
apakah siswa sudah √
siap belajar atau
belum.
Pendahuluan 5 menit
3. Guru melakukan √
games atau ice
breaking sebelum
memulai pelajaran.
4. Guru
menyampaikan √
tema yang akan
dipelajari hari ini.

1. Guru membagi √
siswa menjadi 4
kelompok dan
meminta setiap
siswa berkumpul 50 menit
dengan
kelompoknya.
Kegiatan Inti 2. Guru menstimulus
siswa dengan √
mengajak siswa
menyanyikan lagu
“bangun tidur”.
3. Siswa menyanyikan
lagu “bangun tidur” √
berulang-ulang
dengan ceria.
4. Guru bertanya
bagaimana suasana
pagi hari. √
5. Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
menceritakan
kebiasaan mereka √
setiap pagi hari.
(menalar)
(mengomunikasika
n)
6. Guru memberikan
motivasi untuk

mendorong siswa
bersyukur hari ini.
7. Guru mengajak
siswa untuk
memperhatikan

media diorama.
8. Guru membacakan
Story Telling
kegiatan pagi hari
menggunakan √
media diorama.
(mengamati)
9. Guru meminta
siswa untuk
menyebutkan dan √
menuliskan
kembali macam-
macam benda langit
serta kegiatan yang
dilakukan pada pagi
hari. (mencoba)
10. Guru mengarahkan
siswa untuk
berdiskusi, berbagi

dan mengumpulkan
informasi tentang
materi yang
dipelajari.
(menanya)
11. Guru meminta
perwakilan setiap
kelompok untuk
mempresentasikan √
hasil kerja
kelompoknya.
(mengomunikasika
n)
12. Guru memberikan
kesempatan kepada
kelompok lain
untuk √
menambahkan,
memperbaiki
ataupun bertanya
tentang hasil
presentasi
temannya.
(mencoba)
(menalar)
13. Guru memberikan
lembar soal.

1. Peserta didik √
dengan bantuan
guru diajak untuk
membuat
kesimpulan tentang
Penutup 5 menit
kegiatan pagi hari.
2. Guru bersama
siswa menutup
proses √
pembelajaran.

Jakarta, 07 Mei 2018


Lampiran 7 RPP Kegiatan Siang Hari (Kelas Kontrol)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : MI Shirathul Rahman


Kelas / Semester :1/1
Tema : 3. Kegiatanku
Subtema : 2. Kegiatan Siang Hari
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke :2

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR
Bahasa Indonesia
3.7 Mengenal kosakata yang berkaitan dengan peristiwa siang dan malam
melalui teks pendek (berupa gambar, slogan sederhana, tulisan, dan atau
syair lagu).
4.7 Menjelaskan kosa kata Bahasa Indonesia dan ejaan yang tepat terkait
peristiwa siang dan malam dalam teks tulis dan gambar.
PPKn
3.2 Memahami aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah.
4.2 Melakukan perbuatan yang sesuai dengan aturan yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari.

C. INDIKATOR
Bahasa Indonesia
1.1.1 Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
2.1.1 Menunjukkan sikap disiplin dalam kegiatan pembelajaran.
3.7.1 Mengenal kosakata tentang kegiatan siang hari sebagai bagian dari
peristiwa siang dan malam yang tepat sesuai media.
3.7.2 Mengenal benda langit ketika siang hari.
3.7.3 Menyebutkan kosakata kegiatan pada siang hari.
3.7.4 Menyebutkan benda langit ketika siang hari.
4.7.1 Menuliskan kosa kata terkait kegiatan pada siang hari.

PPKn
3.2.1 Menyebutkan aturan yang berlaku pada kegiatan di siang hari.
4.2.1 Memeragakan kegiatan-kegiatan siang hari yang sesuai dengan aturan
di rumah.

D. MATERI PEMBELAJARAN
Kegiatan siang hari.

E. PENDEKATAN DAN METODE


Pendekatan : Saintifik
Strategi : Cooprative learning
Teknik : Penugasan, Tanya Jawab, dan Pengamatan
Metode : Diskusi.

F. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah memperhatikan penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan
macam-macam benda langit dengan benar.
2. Setelah memperhatikan penjelasan dari guru, siswa dapat mengetahui
kegiatan pagi hari dengan baik.
3. Setelah berdiskusi, siswa dapat membedakan benda langit dan bukan
benda langit dengan tepat.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi Nilai
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu Karakter

1. Guru menyapa siswa dan Rasa


melakukan apersepsi. hormat

2. Guru bertanya apakah siswa Perhatian


sudah siap belajar atau belum.
3. Guru melakukan games atau
Perhatian
Pendahuluan ice breaking sebelum memulai 5 menit
pelajaran.
4. Guru menyampaikan tema Rasa ingin
yang akan dipelajari hari ini. tahu

5. Guru mereview pembelajaran Rasa ingin


kegiatan pagi hari. tahu

1. Guru membagi siswa menjadi Perhatian


4 kelompok dan meminta
setiap siswa berkumpul dengan
kelompoknya. Percaya diri
2. Guru bertanya bagaimana dan rasa
50 ingin tahu
suasana siang hari.
menit
3. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk Keaktifan
Kegiatan
Inti menceritakan kebiasaan
mereka setiap siang hari.
(menalar) (mengomunikasikan)
4. Guru memberikan motivasi Nilai
untuk mendorong siswa spiritual

bersyukur hari ini.


5. Guru menjelaskan materi
Rasa ingin
kegiatan siang hari. tahu
(mengamati)
6. Guru meminta siswa untuk
Percaya diri
menyebutkan dan menuliskan
kembali macam-macam benda
langit serta kegiatan yang
dilakukan pada siang hari.
(mencoba)
7. Guru mengarahkan siswa Disiplin,
tanggung
untuk berdiskusi, berbagi dan
jawab
mengumpulkan informasi
tentang materi yang dipelajari
khususnya kegiatan siang hari.
(menanya)
8. Guru meminta setiap kelompok Percaya
diri,
untuk memeragakan hasil
keberanian
diskusi tentang kegiatan siang
hari. (mencoba)
9. Siswa memeragakan kegiatan Percaya
diri,
siang hari secara bergantian
disiplin
dan tertib. (mencoba)
Tanggung
10. Guru memberikan lembar soal.
jawab
1. Peserta didik dengan bantuan Keberanian,
Penutup guru diajak untuk membuat 5 menit percaya diri
kesimpulan tentang kegiatan
siang hari.
Nilai
2. Guru bersama siswa menutup
spiritual
proses pembelajaran.

H. PENILAIAN

Indikator
Teknik Bentuk Instrumen/Soal
Pencapaian
Penilaian Instrumen
Kompetensi
1. Mengenal
kosakata
tentang
kegiatan siang
hari sebagai
bagian dari
peristiwa siang
dan malam
yang tepat
sesuai media.
2. Mengenal Tes Tulis Essay 1. Sebutkan benda-
benda langit benda langit pada
siang hari
ketika siang
2. Apakah pesawat
hari. merupakan benda
langit?
3. Menyebutkan Tes Tulis Essay 1. Sebutkan apa saja yang
kosakata kamu lakukan ketika di
siang hari
kegiatan siang
2. Apakah kamu tidur di
hari siang hari?

4. Menyebutkan Tes Tulis Essay 1. Apa yang harus kita


aturan yang lakukan sebelum
masuk dan keluar
berlaku pada
rumah?
kegiatan di 2. Apa yang harus kita
siang hari. lakukan sebelum
makan siang?

I. MEDIA ALAT/BAHAN DAN SUMBER BELAJAR


1. Media :
2. Alat : buku tulis, pensil, penghapus, spidol.
3. Sumber belajar :
Buku guru dan buku siswa SD/MI kelas 1 Tema 3 “Kegiatanku” Buku tematik
terpadu kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017.

Jakarta, 11 Mei 2018


Lampiran 8 Lembar Observasi Kegiatan Siang Hari (Kelas Kontrol)

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SIANG HARI

Alokasi Keterangan
Waktu Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pelaksanaan
Perenca-
naan Ya Tidak

1. Guru menyapa √
siswa dan
melakukan
apersepsi. √
2. Guru bertanya
apakah siswa
sudah siap belajar
atau belum.
3. Guru melakukan √
Pendahuluan 5 menit
games atau ice
breaking sebelum
memulai pelajaran.
4. Guru
menyampaikan √
tema yang akan
dipelajari hari ini.
5. Guru mereview √
kegiatan pagi hari.

1. Guru membagi √
siswa menjadi 4
kelompok dan
50 menit
meminta setiap
siswa berkumpul
Kegiatan Inti
dengan
kelompoknya.
2. Guru bertanya
bagaimana suasana

siang hari.
3. Guru memberikan
kesempatan
kepada siswa √
untuk
menceritakan
kebiasaan mereka
setiap siang hari.
(menalar)
(mengomunikasika
n)
4. Guru memberikan
motivasi untuk √
mendorong siswa
bersyukur hari ini.
5. Guru menjelaskan
materi kegiatan
siang hari. √
(mengamati)
6. Guru meminta
siswa untuk
menyebutkan dan √

menuliskan
kembali macam-
macam benda
langit serta
kegiatan yang
dilakukan pada
siang hari.
(mencoba)
7. Guru mengarahkan √
siswa untuk
berdiskusi, berbagi
dan
mengumpulkan
informasi tentang
materi yang
dipelajari
khususnya
kegiatan siang
hari. (menanya)
8. Guru meminta √
setiap kelompok
untuk
memeragakan hasil
diskusi tentang
kegiatan siang
hari. (mencoba)
9. Siswa
memeragakan
kegiatan siang hari √
secara bergantian
dan tertib.
(mencoba)
10. Guru memberikan
lembar soal.

1. Peserta didik √
dengan bantuan
guru diajak untuk
membuat
kesimpulan
Penutup tentang kegiatan 5 menit
siang hari.
2. Guru bersama
siswa menutup √
proses
pembelajaran.

Jakarta, 11 Mei 2018


Lampiran 9 RPP Kegiatan Siang Hari (Kelas Tindakan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : MI Shirathul Rahman


Kelas / Semester :1/1
Tema : 3. Kegiatanku
Subtema : 2. Kegiatan Siang Hari
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke :2

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR
Bahasa Indonesia
3.7 Mengenal kosakata yang berkaitan dengan peristiwa siang dan malam
melalui teks pendek (berupa gambar, slogan sederhana, tulisan, dan atau
syair lagu).
4.7 Menjelaskan kosa kata Bahasa Indonesia dan ejaan yang tepat terkait
peristiwa siang dan malam dalam teks tulis dan gambar.
PPKn
3.2 Memahami aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah.
4.2 Melakukan perbuatan yang sesuai dengan aturan yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari.

C. INDIKATOR
Bahasa Indonesia
1.1.1 Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
2.1.1 Menunjukkan sikap disiplin dalam kegiatan pembelajaran.
3.7.1 Mengenal kosakata tentang kegiatan siang hari sebagai bagian dari
peristiwa siang dan malam yang tepat sesuai media.
3.7.2 Mengenal benda langit ketika siang hari.
3.7.3 Menyebutkan kosakata kegiatan pada siang hari.
3.7.4 Menyebutkan benda langit ketika siang hari.
4.7.1 Menuliskan kosa kata terkait kegiatan pada siang hari.

PPKn
3.2.1 Menyebutkan aturan yang berlaku pada kegiatan di siang hari.
4.2.1 Memeragakan kegiatan-kegiatan siang hari yang sesuai dengan aturan
di rumah.

D. MATERI PEMBELAJARAN
Kegiatan siang hari.

E. PENDEKATAN DAN METODE


Pendekatan : Saintifik
Strategi : Cooprative learning
Teknik : Penugasan, Tanya Jawab, dan Pengamatan
Metode : Diskusi.

F. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah siswa mengamati media diorama, siswa dapat mengetahui
macam-macam benda langit dengan baik.
2. Setelah memperhatikan Story Telling, siswa dapat menyebutkan macam-
macam benda langit dengan benar.
3. Setelah memperhatikan Story Telling, siswa dapat mengetahui kegiatan
siang hari dengan baik.
4. Setelah berdiskusi, siswa dapat membedakan benda langit dan bukan
benda langit dengan tepat.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi Nilai
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu Karakter

1. Guru menyapa siswa dan Perhatian


melakukan apersepsi.
2. Guru bertanya apakah siswa Perhatian
sudah siap belajar atau belum. Kebersamaan
3. Guru melakukan games atau
Pendahuluan ice breaking sebelum memulai 5 menit
pelajaran. Rasa ingin
tahu
4. Guru menyampaikan tema
yang akan dipelajari hari ini. Rasa ingin
tahu
5. Guru mereview pembelajaran
kegiatan pagi hari.
1. Guru membagi siswa menjadi Perhatian
4 kelompok dan meminta
setiap siswa berkumpul
dengan kelompoknya.
2. Guru bertanya bagaimana 50 Rasa ingin
menit tahu
suasana siang hari.
3. Guru memberikan kesempatan
Kegiatan Keberanian,
kepada siswa untuk keaktifan,
Inti
menceritakan kebiasaan percaya diri
mereka setiap siang hari.
(menalar)
(mengomunikasikan)
Nilai
4. Guru memberikan motivasi
spiritual
untuk mendorong siswa
bersyukur hari ini.
5. Guru mengajak siswa untuk Rasa ingin
tahu
memperhatikan media
diorama.
6. Guru membacakan Story
Rasa ingin
Telling kegiatan siang hari tahu
menggunakan media diorama.
(mengamati)
7. Guru meminta siswa untuk
menyebutkan dan menuliskan
Percaya diri
kembali macam-macam benda
langit serta kegiatan yang
dilakukan pada siang hari.
(mencoba)
8. Guru mengarahkan siswa
Disiplin,
untuk berdiskusi, berbagi dan tanggung
jawab
mengumpulkan informasi
tentang materi yang dipelajari
khususnya kegiatan siang hari.
(menanya)
9. Guru meminta setiap
Percaya diri,
kelompok untuk keberanian
memeragakan hasil diskusi
tentang kegiatan siang hari.
10. Siswa memeragakan kegiatan
siang hari secara bergantian Percaya diri,
keaktifan,
dan tertib. (mencoba)
disiplin
11. Guru memberikan lembar soal
Tanggung
jawab

1. Peserta didik dengan bantuan Keberanian,


guru diajak untuk membuat percaya diri

kesimpulan tentang kegiatan


Penutup 5 menit
siang hari.
2. Guru bersama siswa menutup Nilai
spiritual
proses pembelajaran.

H. PENILAIAN

Indikator
Teknik Bentuk Instrumen/Soal
Pencapaian
Penilaian Instrumen
Kompetensi
1. Mengenal
kosakata
tentang kegiatan
siang hari
sebagai bagian
dari peristiwa
siang dan
malam yang
tepat sesuai
media.
2. Mengenal benda Tes Tulis Essay 1. Sebutkan benda-benda
langit ketika langit pada siang hari
2. Apakah pesawat
siang hari.
merupakan benda
langit?

3. Menyebutkan Tes Tulis Essay 1. Sebutkan apa saja yang


kosakata kamu lakukan ketika di
siang hari
kegiatan siang
2. Apakah kamu tidur di
hari siang hari?

4. Menyebutkan Tes Tulis Essay 1. Apa yang harus kita


aturan yang lakukan sebelum
masuk dan keluar
berlaku pada
rumah?
kegiatan di 2. Apa yang harus kita
siang hari. lakukan sebelum
makan siang?
I. MEDIA ALAT/BAHAN DAN SUMBER BELAJAR
1. Media : Diorama.
2. Alat : buku tulis, pensil, penghapus, spidol.
3. Sumber belajar :
Buku guru dan buku siswa SD/MI kelas 1 Tema 3 “Kegiatanku” Buku tematik
terpadu kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017.

Jakarta, 10 Mei 2018


Lampiran 10 Lembar Observasi Kegiatan Siang Hari (Kelas Tindakan)

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SIANG HARI

Alokasi Keterangan
Waktu Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pelaksanaan
Perenca-
naan Ya Tidak

1. Guru menyapa √
siswa dan
melakukan
apersepsi.
2. Guru bertanya
apakah siswa √
sudah siap belajar
atau belum.
3. Guru melakukan √
Pendahuluan 5 menit
games atau ice
breaking sebelum
memulai pelajaran.
4. Guru
menyampaikan √
tema yang akan
dipelajari hari ini.
5. Guru mereview √
kegiatan pagi hari.

1. Guru membagi √
siswa menjadi 4
kelompok dan
50 menit
meminta setiap
siswa berkumpul
Kegiatan Inti
dengan
kelompoknya.
2. Guru bertanya
bagaimana suasana

siang hari.
3. Guru memberikan
kesempatan
kepada siswa √
untuk
menceritakan
kebiasaan mereka
setiap siang hari.
(menalar)
(mengomunikasika
n)
4. Guru memberikan
motivasi untuk √
mendorong siswa
bersyukur hari ini.
5. Guru mengajak
siswa untuk
memperhatikan √
media diorama.
6. Guru membacakan
Story Telling
kegiatan siang hari √

menggunakan
media diorama.
(mengamati)
7. Guru meminta
siswa untuk
menyebutkan dan
menuliskan
kembali macam- √

macam benda
langit serta
kegiatan yang
dilakukan pada
siang hari.
(mencoba)
8. Guru mengarahkan
siswa untuk

berdiskusi, berbagi
dan
mengumpulkan
informasi tentang
materi yang
dipelajari
khususnya
kegiatan siang
hari. (menanya)
9. Guru meminta
setiap kelompok
untuk √

memeragakan hasil
diskusi tentang
kegiatan siang
hari.
10. Siswa √
memeragakan
kegiatan siang hari
secara bergantian
dan tertib.
(mencoba) √
11. Guru memberikan
lembar soal
1. Peserta didik √
dengan bantuan
guru diajak untuk
membuat
kesimpulan
Penutup tentang kegiatan 5 menit
pagi hari.
2. Guru bersama
siswa menutup √
proses
pembelajaran.
Jakarta, 10 Mei 2018
Lampiran 11 RPP Kegiatan Malam Hari (Kelas Kontrol)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : MI Shirathul Rahman


Kelas / Semester :1/1
Tema : 3. Kegiatanku
Subtema : 4. Kegiatan Malam Hari
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke :3

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR
Bahasa Indonesia
3.7 Mengenal kosakata yang berkaitan dengan peristiwa siang dan malam
melalui teks pendek (berupa gambar, slogan sederhana, tulisan, dan
atau syair lagu).
4.7 Menjelaskan kosa kata Bahasa Indonesia dan ejaan yang tepat terkait
peristiwa siang dan malam dalam teks tulis dan gambar.
PPKn
3.2 Memahami aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah.
4.2 Melakukan perbuatan yang sesuai dengan aturan yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari di rumah.

C. INDIKATOR
Bahasa Indonesia
1.1.1 Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
2.1.1 Menunjukkan sikap disiplin dalam kegiatan pembelajaran.
3.7.1 Mengenal kosakata tentang kegiatan malam hari sebagai bagian dari
peristiwa siang dan malam yang tepat sesuai media.
3.7.2 Mengenal benda langit ketika malam hari.
3.7.3 Menyebutkan kosakata kegiatan pada malam hari.
3.7.4 Menyebutkan benda langit ketika malam hari.
4.7.1 Menuliskan kosa kata terkait kegiatan pada malam hari.

PPKn
3.2.1 Menyebutkan aturan yang berlaku pada kegiatan di malam hari.
4.2.1 Memeragakan kegiatan-kegiatan siang hari yang sesuai dengan aturan
di rumah.

D. MATERI PEMBELAJARAN
Kegiatan malam hari.

E. PENDEKATAN DAN METODE


Pendekatan : Saintifik
Strategi : Cooprative Learning
Teknik : Penugasan, Tanya Jawab, dan Pengamatan
Metode : Diskusi.

F. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah memperhatikan penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan
macam-macam benda langit dengan benar.
2. Setelah memperhatikan penjelasan dari guru, siswa dapat mengetahui
kegiatan pagi hari dengan baik.
3. Setelah berdiskusi, siswa dapat membedakan benda langit dan bukan
benda langit dengan tepat.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi Nilai
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu Karakter

1. Guru menyapa siswa dan Perhatian


melakukan apersepsi.
2. Guru bertanya apakah siswa Perhatian
sudah siap belajar atau
belum.
3. Guru melakukan games atau
Pendahuluan ice breaking sebelum 5 menit Kebersamaan
memulai pelajaran.
4. Guru menyampaikan tema Rasa ingin
yang akan dipelajari hari ini. tahu
5. Guru mereview Rasa ingin
pembelajaran kegiatan siang tahu
hari.
1. Guru membagi siswa Perhatian
menjadi 4 kelompok dan
meminta setiap siswa
berkumpul dengan
kelompoknya. 50
menit
2. Guru bertanya bagaimana Rasa ingin
suasana malam hari. tahu
Kegiatan
Inti 3. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa Keberanian,
keaktifan,
untuk menceritakan percaya diri
kebiasaan mereka setiap
malam hari. (menalar)
Nilai
(mengomunikasikan)
spiritual
4. Guru memberikan motivasi
untuk mendorong siswa
bersyukur hari ini. Rasa ingin
tahu
5. Guru menjelaskan materi
kegiatan malam hari.
(mengamati)
6. Guru meminta siswa untuk
Percaya diri,
menyebutkan dan
keaktifan
menuliskan kembali macam-
macam benda langit serta
kegiatan yang dilakukan
pada malam hari. (mencoba)
7. Guru mengarahkan siswa Disiplin,
tanggung
untuk berdiskusi, berbagi
jawab
dan mengumpulkan
informasi tentang materi
yang dipelajari khususnya
kegiatan malam hari.
(menanya)
Percaya diri,
8. Guru meminta setiap
keberanian
kelompok untuk
memeragakan hasil diskusi
tentang kegiatan malam hari. Percaya diri,
disiplin
9. Siswa memeragakan
kegiatan malam hari secara
bergantian dan tertib.
Tanggung
(mencoba) jawab
10. Guru memberikan lembar
soal.
1. Peserta didik dengan Keberanian,
bantuan guru diajak untuk percaya diri

membuat kesimpulan
Penutup tentang kegiatan malam hari. 5 menit
2. Guru bersama siswa Nilai
spiritual
menutup proses
pembelajaran.

H. PENILAIAN

Indikator
Teknik Bentuk Instrumen/Soal
Pencapaian
Penilaian Instrumen
Kompetensi
1. Mengenal
kosakata
tentang kegiatan
malam hari
sebagai bagian
dari peristiwa
siang dan
malam yang
tepat sesuai
media.
2. Mengenal benda Tes Tulis Essay 1. Sebutkan benda-benda
langit ketika langit pada malam hari
2. Apakah pesawat
malam hari.
merupakan benda
langit?

3. Menyebutkan Tes Tulis Essay 1. Sebutkan apa saja yang


kosakata kamu lakukan ketika di
malam hari
kegiatan malam
2. Apakah kamu tidur di
hari malam hari?

4. Menyebutkan Tes Tulis Essay 1. Apa yang harus kita


aturan yang lakukan sebelum
makan malam?
berlaku pada
2. Apa yang harus kita
kegiatan di lakukan sebelum tidur?
malam hari.
I. MEDIA ALAT/BAHAN DAN SUMBER BELAJAR
1. Media :
2. Alat : buku tulis, pensil, penghapus, spidol.
3. Sumber belajar :
Buku guru dan buku siswa SD/MI kelas 1 Tema 3 “Kegiatanku” Buku tematik
terpadu kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017.

Jakarta, 17 Mei 2018


Lampiran 12 Lembar Observasi Kegiatan Malam Hari (Kelas Kontrol)

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN MALAM HARI

Alokasi Keterangan
Waktu Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pelaksanaan
Perenca-
naan Ya Tidak

1. Guru menyapa √
siswa dan
melakukan
apersepsi.
2. Guru bertanya
apakah siswa √
sudah siap belajar
atau belum.
3. Guru melakukan
Pendahuluan games atau ice 5 menit
breaking sebelum √
memulai pelajaran.
4. Guru
menyampaikan √
tema yang akan
dipelajari hari ini.
5. Guru mereview √
kegiatan siang
hari.

1. Guru membagi √
siswa menjadi 4
kelompok dan 50 menit
meminta setiap
Kegiatan Inti siswa berkumpul
dengan
kelompoknya.
2. Guru bertanya
bagaimana suasana
malam hari. √

3. Guru memberikan
kesempatan
kepada siswa

untuk
menceritakan
kebiasaan mereka
setiap malam hari.
(menalar)
(mengomunikasika
n)
4. Guru memberikan
motivasi untuk √
mendorong siswa
bersyukur hari ini.
5. Guru menjelaskan
materi kegiatan √
malam hari.
(mengamati)
6. Guru meminta
siswa untuk
menyebutkan dan √
menuliskan
kembali macam-
macam benda
langit serta
kegiatan yang
dilakukan pada
malam hari.
(mencoba)
7. Guru mengarahkan √
siswa untuk
berdiskusi, berbagi
dan
mengumpulkan
informasi tentang
materi yang
dipelajari
khususnya
kegiatan malam
hari. (menanya)
8. Guru meminta

setiap kelompok
untuk
memeragakan hasil
diskusi tentang
kegiatan malam
hari. (mencoba)
9. Siswa
memeragakan
kegiatan malam √
hari secara
bergantian dan
tertib. (mencoba)
10. Guru memberikan
lembar soal.

1. Peserta didik √
dengan bantuan
guru diajak untuk
membuat
kesimpulan
Penutup tentang kegiatan 5 menit
malam hari.
2. Guru bersama
siswa menutup √
proses
pembelajaran.

Jakarta, 17 Mei 2018


Lampiran 13 RPP Kegiatan Malam Hari (Kelas Tindakan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : MI Shirathul Rahman


Kelas / Semester :1/1
Tema : 3. Kegiatanku
Subtema : 4. Kegiatan Malam Hari
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Pertemuan ke :3

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR
Bahasa Indonesia
3.7 Mengenal kosakata yang berkaitan dengan peristiwa siang dan malam
melalui teks pendek (berupa gambar, slogan sederhana, tulisan, dan
atau syair lagu).
4.7 Menjelaskan kosa kata Bahasa Indonesia dan ejaan yang tepat terkait
peristiwa siang dan malam dalam teks tulis dan gambar.
PPKn
3.2 Memahami aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah.
4.2 Melakukan perbuatan yang sesuai dengan aturan yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari di rumah.

C. INDIKATOR
Bahasa Indonesia
1.1.1 Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
2.1.1 Menunjukkan sikap disiplin dalam kegiatan pembelajaran.
3.7.1 Mengenal kosakata tentang kegiatan malam hari sebagai bagian dari
peristiwa siang dan malam yang tepat sesuai media.
3.7.2 Mengenal benda langit ketika malam hari.
3.7.3 Menyebutkan kosakata kegiatan pada malam hari.
3.7.4 Menyebutkan benda langit ketika malam hari.
4.7.1 Menuliskan kosa kata terkait kegiatan pada malam hari.

PPKn
3.2.1 Menyebutkan aturan yang berlaku pada kegiatan di malam hari.
4.2.1 Memeragakan kegiatan-kegiatan siang hari yang sesuai dengan aturan
di rumah.

D. MATERI PEMBELAJARAN
Kegiatan malam hari.

E. PENDEKATAN DAN METODE


Pendekatan : Saintifik
Strategi : Cooprative Learning
Teknik : Penugasan, Tanya Jawab, dan Pengamatan
Metode : Diskusi.

F. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah siswa mengamati media diorama, siswa dapat mengetahui
macam-macam benda langit dengan baik.
2. Setelah memperhatikan Story Telling, siswa dapat menyebutkan macam-
macam benda langit dengan benar.
3. Setelah memperhatikan Story Telling, siswa dapat mengetahui kegiatan
malam hari dengan baik.
4. Setelah berdiskusi, siswa dapat membedakan benda langit dan bukan
benda langit dengan tepat.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi Nilai
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu Karakter

1. Guru menyapa siswa dan Perhatian


melakukan apersepsi.
2. Guru bertanya apakah siswa Perhatian
sudah siap belajar atau
belum.
3. Guru melakukan games atau
Pendahuluan ice breaking sebelum 5 menit Kebersamaan
memulai pelajaran.
4. Guru menyampaikan tema Rasa ingin
yang akan dipelajari hari ini. tahu
5. Guru mereview Rasa ingin
pembelajaran kegiatan siang tahu
hari.
1. Guru membagi siswa Perhatian
menjadi 4 kelompok dan
meminta setiap siswa
berkumpul dengan
kelompoknya.
2. Guru bertanya bagaimana Rasa ingin
suasana malam hari. tahu
3. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa Keberanian,
keaktifan,
untuk menceritakan percaya diri
kebiasaan mereka setiap
malam hari. (menalar)
(mengomunikasikan)
4. Guru memberikan motivasi Nilai
50
untuk mendorong siswa spiritual
menit
bersyukur hari ini.
Kegiatan 5. Guru mengajak siswa untuk
Rasa ingin
Inti memperhatikan media tahu
diorama.
6. Guru membacakan Story Rasa ingin
Telling kegiatan malam hari tahu

menggunakan media
diorama. (mengamati)
7. Guru meminta siswa untuk
menyebutkan dan Percaya diri

menuliskan kembali macam-


macam benda langit serta
kegiatan yang dilakukan
pada malam hari. (mencoba)
8. Guru mengarahkan siswa
untuk berdiskusi, berbagi Disiplin,
tanggung
dan mengumpulkan
jawab
informasi tentang materi
yang dipelajari khususnya
kegiatan malam hari.
(menanya)
9. Guru meminta setiap
Percaya diri,
kelompok untuk
keberanian
memeragakan hasil diskusi
tentang kegiatan malam hari.
10. Siswa memeragakan
Percaya diri,
kegiatan malam hari secara
disiplin
bergantian dan tertib.
(mencoba)
11. Guru memberikan lembar
soal.
Tanggung
jawab
1. Peserta didik dengan Keberanian,
bantuan guru diajak untuk percaya diri

membuat kesimpulan
Penutup tentang kegiatan malam hari. 5 menit
2. Guru bersama siswa Nilai
spiritual
menutup proses
pembelajaran.
H. PENILAIAN

Indikator
Teknik Bentuk Instrumen/Soal
Pencapaian
Penilaian Instrumen
Kompetensi
1. Mengenal
kosakata tentang
kegiatan malam
hari sebagai
bagian dari
peristiwa siang
dan malam yang
tepat sesuai
media.
2. Mengenal benda Tes Tulis Essay 1. Sebutkan benda-
langit ketika benda langit pada
malam hari
malam hari.
2. Apakah pesawat
merupakan benda
langit?

3. Menyebutkan Tes Tulis Essay 1. Sebutkan apa saja


kosakata yang kamu lakukan
ketika di malam hari
kegiatan malam
2. Apakah kamu tidur di
hari malam hari?

4. Menyebutkan Tes Tulis Essay 1. Apa yang harus kita


aturan yang lakukan sebelum
makan malam?
berlaku pada
2. Apa yang harus kita
kegiatan di lakukan sebelum tidur?
malam hari.
I. MEDIA ALAT/BAHAN DAN SUMBER BELAJAR
1. Media : Diorama.
2. Alat : buku tulis, pensil, penghapus, spidol.
3. Sumber belajar :
Buku guru dan buku siswa SD/MI kelas 1 Tema 3 “Kegiatanku” Buku tematik
terpadu kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017.

Jakarta, 16 Mei 2018


Lampiran 14 Lembar Observasi Kegiatan Malam Hari (Kelas Tindakan)

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN MALAM HARI

Alokasi Keterangan
Waktu Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pelaksanaan
Perenca-
naan Ya Tidak

1. Guru menyapa √
siswa dan
melakukan
apersepsi.

2. Guru bertanya √
apakah siswa
sudah siap belajar
atau belum.

3. Guru melakukan

Pendahuluan games atau ice 5 menit
breaking sebelum
memulai pelajaran.

4. Guru
menyampaikan
tema yang akan

dipelajari hari ini.

5. Guru mereview
kegiatan siang √
hari.

1. Guru membagi √
siswa menjadi 4
50 menit
kelompok dan
meminta setiap
Kegiatan Inti siswa berkumpul
dengan
kelompoknya.

2. Guru bertanya
bagaimana suasana
malam hari.
3. Guru memberikan √
kesempatan kepada
siswa untuk
menceritakan
kebiasaan mereka
setiap malam hari.
(menalar)
(mengomunikasika
n)
4. Guru memberikan √
motivasi untuk
mendorong siswa
bersyukur hari ini.
5. Guru mengajak
siswa untuk √
memperhatikan
media diorama.
6. Guru membacakan
Story Telling √

kegiatan malam
hari menggunakan
media diorama.
(mengamati)
7. Guru meminta √
siswa untuk
menyebutkan dan
menuliskan kembali
macam-macam
benda langit serta
kegiatan yang
dilakukan pada
malam hari.
(mencoba)
8. Guru mengarahkan √
siswa untuk
berdiskusi, berbagi
dan mengumpulkan
informasi tentang
materi yang
dipelajari
khususnya kegiatan
malam hari.
(menanya)
9. Guru meminta √
setiap kelompok
untuk
memeragakan hasil
diskusi tentang
kegiatan malam
hari.
10. Siswa √
memeragakan
kegiatan malam
hari secara
bergantian dan
tertib. (mencoba) √
11. Guru memberikan
lembar soal.

1. Peserta didik √
dengan bantuan
guru diajak untuk
membuat
kesimpulan tentang
Penutup kegiatan malam 5 menit
hari.

2. Guru bersama siswa



menutup proses
pembelajaran.

Jakarta, 16 Mei 2018


Lampiran 15 Lembar Story Telling

Story Telling Kegiatan Pagi Hari

Pagi yang cerah. Matahari bersinar terang. Udara terasa hangat. Semua
orang bersiap-siap memulai harinya. Ada yang bersiap ke sekolah. Ada yang
bersiap ke kantor. Ada yang bersiap ke sawah. Ada yang bersiap ke pasar.
Banyak sekali kegiatan orang di pagi hari. Semua bersemangat menyambut
pagi. Hewan dan tumbuhan pun berseri. Terima kasih ya Allah atas karunia
pagi hari.
Pagi hari Lani dan Udin jalan pagi di sekitar rumahnya. Sambil jalan pagi
Lani dan Udin melihat sekeliling. Setelah jalan pagi, ibu menyuruh Lani dan Udin
segera mandi dan sarapan.
Ibu: “Lani, Udin, sudah cukup nak jalan paginya”

Lani: “baik bu, aku sudah selesai”

Udin: “aku juga sudah bu”

Ibu: “ayo segera mandi, dan siap-siap berangkat ke sekolah”

Lani: “baik bu, aku duluan yah ka udin”

Udin: “iya”

Ibu: “jangan lupa gosok gigi ya, yang bersih gosok giginya”

Lani: “baik bu”

Setelah semua selesai mandi, mereka sarapan.


Ayah: “sebelum sarapan, mari kita berdoa terlebih dahulu.”
Ayah, ibu, Lani dan Udin berdoa bersama. Setelah selesai sarapan Lani dan
Udin siap-siap berangkat ke sekolah dan ayah siap-siap berangkat kerja. Sebelum
berangkat sekolah, Lani dan Udin pamit kepada ayah dan ibu.
Lani, Udin: “ibu, ayah, kami berangkat sekolah dulu yaa”
Ibu, Ayah: “hati-hati di jalan yah nak, belajar yang rajin ya”
Story Telling Kegiatan Siang Hari

Ketika pukul 12.00 WIB matahari bersinar terik. Udara terasa panas. Bel
sekolah berbunyi, Lani dan Udin pulang sekolah. Setiba di rumah, Lani mengetuk
pintu.
Lani: “Assalamualaikum ibu, kami pulang sekolah”

Ibu: “Waalaikumsalam, selamat datang kembali di rumah”

Ibu menyambut Lani dan Udin dengan gembira.

Ibu: “apakah kalian lelah nak?”

Udin: “ya ibu, kami lelah”

Ibu: “kalau begitu, setelah makan siang nanti kamu tidur siang ya nak”

Udin: “baik bu.”

Ibu: “jangan lupa bersihkan dirimu dulu ya dan juga sholat dzuhur”

Udin: “ya bu”

Lani dan Udin membuka sepatu dan merapikannya. Lani dan Udin
meletakkan tas dan berganti baju. Lani dan Udin cuci tangan lalu makan. Setelah
makan Lani dan Udin istirahat tidur siang. Sebelum tidur, lani bertanya kepada
ibunya.

Lani: “ibu, kenapa kalau siang hari udara panas sekali?”

Ibu: “iya, karena sinar matahari tepat lurus di bagian permukaan bumi”

Udin: “tapi kita harus bersyukur ya bu karena matahari menyinari dunia ini”

Ibu: “betul sekali nak, karena matahari sangat membantu kehidupan kita,
seperti membuat bumi ini menjadi terang ketika siang hari, ibu juga bisa
menjemur pakaian dan kering karena sinar matahari yang panas, matahari
salah satu benda langit yang harus kita syukuri”

Lani: “benda langit itu apa bu?”


Ibu: “benda langit adalah sebutan bagi semua benda yang ada di langit atau di
luar angkasa yang tidak akan hilang atau habis atau rusak”

Udin: “contohnya Matahari ya bu?”

Ibu: “Iya”

Lani: “kalau awan, benda langit bukan bu?”

Ibu: “awan itu bukan benda langit nak, karena awan merupakan kumpulan uap
air dari permukaan bumi yang naik ke langit. Awan terbentuk dari butiran air
yang menguap lalu banyaknya uap air tersebut akan membuat awan semakin
tebal dan mendung, kemudian nanti turun hujan. Setelah hujan turun, awan
tersebut menjadi kecil atau habis dan menghilang di langit. Oleh karena itu
awan tidak termasuk sebagai benda langit.”

Lani: “ohhh..begitu”

Udin: “kalau pesawat bu? Apakah itu benda langit?”

Ibu: “tentu bukan, karena pesawat ada diciptakan dari manusia, benda langit
hanya diciptakan dari Allah.”

Udin: “ohhh begitu”

Ibu: “yasudah, ayo kalian tidur siang”

Lani dan udin: “baik bu”

Matahari mulai condong ke barat. Tanda hari mulai sore. Udara pun terasa
semakin sejuk. Lani sedang bermain di halaman memberi makan ikan di kolam.
Sedangkan Udin sedang mengulang pelajaran. Ibu mereka menyiram tanaman.
Mereka melakukannya dengan senang hati sebagai rasa syukur atas nikmat sore hari.

Kemudian ayah pulang ke rumah setelah seharian bekerja.

Ayah: “Assalamualaikum”

Ibu, Lani, Udin: “Waalaikumsalam”

Ayah: “lihat, ayah bawakan sesuatu untuk kalian”

Lani: “Ayah bawa apa?”


Ayah: “bawa kue”

Udin: “Alhamdulillah, terimakasih ayah”

Ayah: “sama-sama nak, jangan lupa berterima kasih kepada Allah atas nikmat
yang sudah diberikan untuk kita”.

Lani dan Udin: “terimakasih ya Allah, kami sangat bersyukur”

Ibu: “baiklah, ayo kita masuk ke rumah, hari sudah mulai gelap, ibu akan
siapkan kue ini untuk kita makan sama-sama.”

Ayah, Lani, Udin: “baik bu”


Story Telling Kegiatan Malam Hari

Matahari perlahan mulai tenggelam. Hari mulai gelap. Bintang dan bulan
mulai terlihat. Pertanda malam telah datang. Malam hari keluarga berkumpul. Malam
hari saat beristirahat. Malam hari adalah nikmat dari Allah. Kita harus bersyukur atas
nikmat Allah.
Ayah: “lihatlah nak di atas langit”
Lani: “bagus sekali ya yah, bulan dan bintang terlihat indah”
Udin: “ayah, bulan itu berbentuk apa?”
Ayah: “bulan itu ada yang berbentuk lingkaran, dan ada yang berbentuk sabit”
Udin: “yang sekarang berbentuk apa yah?”
Ayah: “yang sekarang kita lihat berbentuk sabit”
Lani: “bintangnya juga banyak yah”
Ayah: “ayo coba dihitung jumlah bintangnya ada berapa banyak”
Lani dan Udin menghitung bintang.
Lani dan Udin: “1, 2, 3, …., …, 20”
Lani: “malam ini bintangnya ada banyak yah”
Udin: “Ayah, bintang itu benda langit bukan?”
Ayah: “iya, bintang adalah salah satu benda langit”
Lani: “yah, kok ada 2 bintang yang warnanya beda? itu apa?”
Ayah: “oh itu, 2 bintang yang berwarna kuning dan cahayanya tidak berkelap-
kelip itu juga benda langit nak, namanya planet. Sedangkan yang
cahayanya berkelap-kelip itu disebut bintang.”
Lani: “oohh… aku kagum banget yah sama alam semesta ini”
Udin: “aku juga”
Ayah: “iya ayah pun kagum, maha besar Allah yang telah menciptakan
seluruh isi bumi dan alam semesta”
Ibu: “anak-anak apa kalian sudah belajar untuk besok?”
Udin: “sudah bu”
Lani: “aku juga sudah”
Ibu: “apa kalian sudah menyiapkan alat-alat untuk sekolah besok?”
Udin dan Lani: “sudah bu”
Ibu: “yasudah ayo kita bersiap-siap untuk tidur, hari sudah semakin malam”
Lani dan udin: “baik bu”
Ibu: “jangan lupa cuci kaki, tangan dan gosok gigi dulu ya”
Ayah, lani, dan udin: “siaaaap buuu”
Kemudian mereka semua masuk ke dalam rumah.
Pada malam hari banyak sekali kebiasaan baik yang bisa kita lakukan. Mengulang
pelajaran dengan tekun. Menyiapkan alat sekolah untuk esok. Membersihkan badan
dahulu sebelum tidur. Tidak lupa menyikat gigi agar gigi selalu sehat. Membersihkan
sendiri tempat tidur. Berdoa sebelum tidur sebagai tanda syukur. Masih banyak lagi
yang lainnya. Kebiasaan baik harus dilakukan sejak kecil. Kelak sangat berguna saat
kita dewasa. Orang tua kita pun akan senang. Menyenangkan orang tua adalah
perbuatan terpuji.
Lampiran 16 Surat Permohonan Validasi Media
Lampiran 17 Hasil Validasi Media oleh Ahli Media Validator I

INSTRUMEN VALIDASI MEDIA DIORAMA OLEH AHLI MEDIA

Nama : Neli Rahmaniah, M.Pd.


Pekerjaan : Dosen
Petunjuk Pengisian Angket:
Isilah tanda check () pada kolom yang dianggap sesuai dengan aspek
penilaian yang ada!
Kriteria penilaian:
1 = Sangat Kurang 4 = Baik
2 = Kurang 5 = Sangat Baik
3 = Cukup

Skor
No Indikator Komentar
1 2 3 4 5
1. Media terlihat menarik √
perhatian siswa.

2. Bentuk media proposional. √

3. Ukuran media proposional. √

4. Warna yang dipilih √


perpaduannya sesuai.
5. Media tidak mengandung √
unsur kekerasan.

6. Media tidak bias gender. √

7. Media mampu menciptakan √


nilai karakter untuk
pembelajaran.

8. Media mampu meningkatkan √


pengetahuan siswa pada tema
3 kegiatanku subtema kegiatan
pagi, siang dan malam hari.

9. Media mampu meningkatkan √


motivasi belajar siswa pada
tema 3 kegiatanku subtema
kegiatan pagi, siang dan
malam hari.

10. Media mampu membantu √


pencapaian tujuan
pembelajaran.
Lampiran 18 Hasil Validasi Media oleh Ahli Media Validator II

INSTRUMEN VALIDASI MEDIA DIORAMA OLEH AHLI MEDIA

Nama : Yudhi Munadi, M.Ag.


Pekerjaan : Dosen
Petunjuk Pengisian Angket:
Isilah tanda check () pada kolom yang dianggap sesuai dengan aspek
penilaian yang ada!
Kriteria penilaian:
1 = Sangat Kurang 4 = Baik
2 = Kurang 5 = Sangat Baik
3 = Cukup

Skor
No Indikator Komentar
1 2 3 4 5
1. Media terlihat menarik √
perhatian siswa.

2. Bentuk media proposional. √

3. Ukuran media proposional. √

4. Warna yang dipilih √


perpaduannya sesuai.
5. Media tidak mengandung √
unsur kekerasan.

6. Media tidak bias gender. √

7. Media mampu menciptakan √


nilai karakter untuk
pembelajaran.

8. Media mampu meningkatkan √


pengetahuan siswa pada tema
3 kegiatanku subtema kegiatan
pagi, siang dan malam hari.

9. Media mampu meningkatkan √


motivasi belajar siswa pada
tema 3 kegiatanku subtema
kegiatan pagi, siang dan
malam hari.

10. Media mampu membantu √


pencapaian tujuan
pembelajaran.
Lampiran 19 Hasil Penilaian Guru pada Uji Coba Media Diorama

INSTRUMEN PENILAIAN GURU PADA UJI COBA MEDIA DIORAMA

Nama : Faikoh, S.Pd.


Pekerjaan : Guru Kelas
Petunjuk Pengisian Angket:
Isilah tanda check () pada kolom yang dianggap sesuai dengan aspek
penilaian yang ada!
Kriteria penilaian:
1 = Sangat Kurang 4 = Baik
2 = Kurang 5 = Sangat Baik
3 = Cukup

Skor
No Indikator Komentar
1 2 3 4 5
1. Media terlihat menarik √
perhatian siswa.

2. Terjadinya respon timbal balik √


dari siswa terhadap media saat
pembelajaran berlangsung.

3. Media mampu meningkatkan √


pengetahuan siswa pada tema
3 kegiatanku subtema kegiatan
pagi, siang dan malam hari.

4. Media mampu meningkatkan √


motivasi siswa pada tema 3
kegiatanku subtema kegiatan
pagi, siang dan malam hari.
5. Media mampu membuat siswa √
memahami pembelajaran pada
tema 3 kegiatanku subtema
kegiatan pagi, siang dan
malam hari.

6. Media mampu menyampaikan √


isi pembelajaran kepada siswa
secara jelas.

7. Media mampu membantu √


pencapaian tujuan
pembelajaran.

8. Media sesuai dengan √


kompetensi dasar (KD) yang
sedang dibahas.

Kritik dan saran:


……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………….

Jakarta,18 Mei 2018


INSTRUMEN PENILAIAN GURU PADA UJI COBA MEDIA DIORAMA

Nama : Evi Fikriyah, S.Pdi.


Pekerjaan : Guru Kelas
Petunjuk Pengisian Angket:
Isilah tanda check () pada kolom yang dianggap sesuai dengan aspek
penilaian yang ada!
Kriteria penilaian:
1 = Sangat Kurang 4 = Baik
2 = Kurang 5 = Sangat Baik
3 = Cukup

Skor
No Indikator Komentar
1 2 3 4 5
1. Media terlihat menarik √
perhatian siswa.

2. Terjadinya respon timbal balik √


dari siswa terhadap media saat
pembelajaran berlangsung.

3. Media mampu meningkatkan √


pengetahuan siswa pada tema
3 kegiatanku subtema kegiatan
pagi, siang dan malam hari.

4. Media mampu meningkatkan √


motivasi siswa pada tema 3
kegiatanku subtema kegiatan
pagi, siang dan malam hari.
5. Media mampu membuat siswa √
memahami pembelajaran pada
tema 3 kegiatanku subtema
kegiatan pagi, siang dan
malam hari.

6. Media mampu menyampaikan √


isi pembelajaran kepada siswa
secara jelas.

7. Media mampu membantu √


pencapaian tujuan
pembelajaran.

8. Media sesuai dengan √


kompetensi dasar (KD) yang
sedang dibahas.

Kritik dan saran:


……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….…
…………………………………………….

Jakarta,18 Mei 2018


Lampiran 20 Lembar Kerja Siswa (Pre-Test dan Post-Test)

LEMBAR KERJA SISWA

Petunjuk:

1. Baca doa sebelum mulai mengerjakan.


2. Tulislah nama, kelas serta hari dan tanggal.

Hari / Tanggal :

Nama :

Kelas :

Jawablah pertanyaan dengan benar dengan tanda X pada pilihan a, b, atau c!

1. Gambar apakah ini?

a. Matahari
b. Bulan
c. Bintang

2. Gambar apakah ini?


a. Matahari
b. Bulan
c. Bintang

3. Gambar apakah ini?


a. Pesawat
b. Burung
c. Pohon
b. 5 bintang
c. 6 bintang

Lengkapilah huruf yang kosong dengan benar!

1. B L N

2. M T A H R I

3. I N T N G

Jawablah pertanyaan dengan benar!

1. Sebutkan benda-benda langit yang kamu ketahui!


Jawab:

2. Sebutkan kegiatan apa yang kamu lakukan ketika malam hari!


Jawab:
Lampiran 21 Hasil Penilaian Pre-Test dan Post-Test Kelas I B dan I C

Hasil Penilaian Uji Coba Kelas 1 B (Kelas Kontrol)

No. Nama Pre-Test Post-Test


1 Noval Al Khadafi 65 70
2 Nur Hamidah 85 85
3 Pedro Charaskalo 60 70
4 Prinka Daysya Belina 90 90
5 Qonita Adlia 85 85
6 Ragil Prastiyo 70 70
7 Rangga Rezki Maulana 75 75
8 Rania Wulan Santika 85 85
9 Rehan Pratama 70 75
10 Rezky Putra Irawan 80 80
11 Riska Amalia 90 90
12 Riska Asmira Putri 70 70
13 Robi Fahbial 80 80
14 Shidiq Alviansyah 75 75
15 Shifa Zhafina 85 85
16 Shofwatun Nida Larasati 80 80
17 Siti Khotimah 65 75
18 Sopi Yasmin 85 85
19 Umi Latifah 85 85
20 Vyanticha Rachma Dany 70 70
21 Wilson Yoga Pratama 80 70
22 Yuanita Aurellia Dinda Harefa 65 70
23 Yuanita Putri Alini Ramadhani 60 60
24 Yusuf Khadilan 75 80
Hasil Penilaian Uji Coba Kelas 1 C

No. Nama Pre-Test Post-Test


1 Fatan Fadillah 70 85
2 Nerita Adinda Putri 75 80
3 Okta Dwiratika 70 90
4 Oktavina Rasya 80 85
5 Panji Saputra 80 90
6 Pradita Rizky 75 85
7 Putra Ramadhan 70 80
8 Radit Saputra 70 95
9 Rahmat 80 80
10 Raihan Dwi Saputra 90 85
11 Rajapta Krisna 90 90
12 Rayin Dhuhita 75 80
Rezza Miadita
13 Agustama 70 85
14 Rizqy Raditya Pertama 75 100
15 Royan Tirta Kautsar 80 95
16 Taufik Hidayat 85 80
17 Tikara Rohadatul Aisy 80 90
18 Tsabit Al Firdaus 65 75
19 Vanaisya Evita Cahaya 75 100
20 Vanessa Anabela 80 90
21 Wardah Nuralia 80 85
22 Zahra Sintiara Oliffiana 60 90
23 Zalfa Yusnia 75 80
24 Zilo 70 90
Lampiran 22 Hasil Penilaian Media oleh Siswa Kelas I C

Hasil / Skor Penilaian Media Kelas I C


No. p1 p2 p3 p4

1 1 1 1 1

2 1 1 1 1

3 1 1 1 1

4 1 1 1 1

5 1 1 1 1

6 1 1 1 1

7 1 1 1 1

8 1 1 1 1

9 1 1 1 1

10 1 1 1 1

11 1 1 1 1

12 1 1 1 1

13 1 1 1 1

14 1 1 1 1

15 1 1 1 1

16 1 1 1 1

17 1 1 1 1

18 1 1 1 1

19 1 1 1 1
20 1 1 1 1

21 1 1 1 1

22 1 1 1 1

23 1 1 1 1

24 1 1 1 1

Jumlah 24 24 24 24
Lampiran 23 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 24 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 25 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
Lampiran 26 Lembar Uji Referensi
Lampiran 27 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai