Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA

SUMBER AJARAN ISLAM ( AL-QUR’AN )

DOSEN

HISBUL RAUF.SH.I.,M.PD.I

DISUSUN OLEH

RAHMAT ( 2003024 )

DODY ADRIYANSYAH( 2003095 )

KELAS A1

FAKULTAS HUKUM

STIH AMSIR PAREPARE

2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I        PENDAHULUAN
                             A. Latar Belakang................................................................................ 1
                             B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
                             C. Tujuan Penulisan............................................................................. 1

BAB II       PEMBAHASAN


                             A. Pengertian Islam.............................................................................. 2
                             B. Makna Islam…................................................................................ 3
                             C. Hakikat Islam ...................................................................................4
                            
BAB III     PENUTUP
                             Kesimpulan ........................................................................................... 5
Saran ......................................................................................................5
BAB I
     PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Sumber ajaran Islam adalah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau pedoman
syariat islam. Agama Islam bersumber dari Al-Quran yang memuat wahyu Allah dan Hadist
yang memuat Sunnah Rasulullah. Komponen utama agama Islam atau unsur utama ajaran
agama Islam (akidah, syari’ah dan akhlak) dikembangkan dengan akal pikiran manusia yang
memenuhi syarat untuk mengembangkannya.
Al-Qur’an dan Hadist adalah pedoman manusia khususnya Muslim yang telah
ditinggalkan oleh Rasullullah SAW kepada seluruh umatnya. Al-Qur’an mengandung
berbagai kisah dari sejarah zaman lampau hingga masa yang akan datang, termuat juga
hukum-hukum islam, rahasia alam semesta, serta masih banyak lagi. Hadist merupakan
perkataan, perbuatan, dan yang menyangkut hal-hal keislaman. Konsep-konsep yang dibawa
Al-Qur’an dan Hadist selalu sesuai dengan masalah yang dihadapi manusia sekaligus
menawarkan pemecahan terhadap problem tersebut, kapan dan dimanapun mereka berada.
Dalam makalah ini, akan diuraikan terkait Al-Qur’an dan Hadits dalam ajaran Islam,
disertai bukti keontentikan Al-Qur’an serta prilaku yang meyakini kebenaran Al-Qur’an dan
Hadist.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Al-Qur’an dan Hadist?
2.      Apa saja fungsi Al-Qur’an dan Hadist?
3.      Apa saja bukti keotentikan Al-Qur’an?
C.      Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian sumber ajaran Islam Al-Qur’an dan Hadist
2.      Mengetahui fungsi dan makna Al-Qur’an dan Hadist
3.      Mengetahui bukti keotentikan Al-Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
A.    AL-QUR’AN
1.      Pengertian Al-Quran
Secara bahasa (etimologi), kata Al-Quran berasal dari kata qara’a yang
berarti membaca.Qara’a juga berarti mengumpulkan menjadi satu[1]. Sedangkan secara
istilah, Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah.
Menurut para ahli Prof.  Dr. Hamka  dalam tafsirnya Al-Azhar,  mengistilahkan Al-
Quran sebagai wahyu-wahyu Allah yang diturunkan  kepada Rasul-Nya Muhammad SAW
dengan perantara malaikat Jibril untuk disampaikan kepada manusia sekaligus merupakan
mukjizat bagi kerasulannya[2]. Menurut para ahli yang lain, dinamakan Al-Quran karena
didalamnya terhimpun hasil-hasil dari semua kitab-kitab Allah.
Diantara beberapa nama Al-Qur’an seperti al-Kitab yang berarti tulisan yang lengkap
tentang sesuatu berarti pula peraturan dan penetapan. Al-Furqon berarti pemisah antara yang
benar dan yang salah. Al-Dzikra artinya peringatan atau sumber keutamaan dan keagungan
bagi manusia.
Al-Quran diturunkan Allah SWT dengan bahasa Arab sebagaimana firman Allah
SWT:
‫َنزلْنَاهُ ُق ْرآنًا َعَربِيًّا لَّ َعلَّ ُك ْم َت ْع ِقلُو َن‬
َ ‫إِنَّا أ‬
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar
kamu memahaminya.” (QS.Yusuf12:2)
Dan diturunkan secara berangsur angsur selama 22 tahun, 22 bulan, 22 hari
sebagaimana firman Allah SWT:

َ ۡ‫إِنَّا حَن ۡ ُن َنَّزلۡنَا َعلَي‬


‫ك ٱلۡ ُقرۡءَا َن تَن ِزيال‬
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan
berangsur-angsur.” (QS.Al-Insaan:23)
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa:
a.         Al Quran adalah firman Allah, bukan sabda Nabi, bukan perkataan manusia dan juga bukan
perkataan malaikat.
b.        Al Quran mengandung mukjizat seluruh kandungannya, sekalipun sekecil huruf, dan titiknya
pun yang dapat mengalahkan lawan lawannya.
c.         Al Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril secara
mutawatir (diriwayatkan banyak orang).
d.        Membaca Al Quran dinilai ibadah (membaca satu huruf dari Al quran dibalas 10 kebaikan
sebagaimana keterangan dalam hadis Nabi saw).
2.      Fungsi Al-Quran
a.       Sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW yang terbesar untuk membuktikan bahwa beliau
adalah utusan Allah dan Al-Quran benar-benar firman Allah SWT bukan ucapan Nabi SAW.
b.      Sebagai penguat atas kebenaran kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul
sebelumnya.
c.       Sebagai sumber hukum dan ajaran islam, baik dalam masalah sosial, politik, ekonomi,
pendidikan, kebudayaan, etika, dan lain sebagainya.
d.      Sebagai hakim untuk menentukan baik dan buruknya suatu masalah yang dipermasalahkan.
e.       Sebagai obat dari penyakit yang bersifat hakiki (yang menimpa badan) dan penyakit yang
sifatnya maknawi (yang menimpa hati).
f.       Sebagai petunjuk dasar tentang tanda-tanda alam yang menunjukkan kebesaran Allah SWT.

3.      Isi Kandungan Al-Quran


Al Quran pada dasarnya mengandung ajaran sebagai pedoman dan petunjuk bagi umat
manusia agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Pokok-pokok ajaran tersebut
adalah:
a.       Ajaran mengenai Tauhid, yaitu keimanan terhadap Allah SWT
b.      Ibadah
c.       Akhlak
d.      Hukum
e.       Tata cara kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara
f.       Janji dan ancaman
g.      Kisah-kisah para Nabi dan umat terdahulu

B.     BUKTI KEOTENTIKAN AL-QURAN


1.         Segi Keunikan Redaksi
Abdurrazaq Naufal dalam bukunya Al-Ijaz Al-’Adad Al-qur’an Al-Karim (kemukjizatan dari
segi bilangan dalam Al-Quran) dapat disimpulkan sebagai berikut:
a)        Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya.Misalnya:
1.        Al-hayah/kehidupandan al-maut/kematian masing-masing sebanyak 145 kali.
2.        An-naf/manfaat dan al-fasat/kerusakan atau mudarat masing masing sbanyak 50 kali.
3.        Al-harr/panas dan al-bard/dingin masing masing 4 kali.
b)        Keseimbangan antara jumlah bilangan dengan sinonim atau makna yang
dikandungnya.Misalnya al-harts/membajak dan az-zira’ah/bertani masing masing 14 kali.
c)        Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjuk pada
akibatnya. Misalnya al-infaq/menafkahkan dan ar-ridha/kerelaan masing masing 73 kali.
d)       Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya. Misalnya al-
israf/pemborosan masing masing 23 kali.
e)        Disamping keseimbangan-keseimbangan tersebut ditemukan pula keseimbangan khusus,
misalnya:
1.        kata yaum/hari dalam bentuk tunggal, sejumlah 365 kali, sebanyak hari hari dalam setahun.
2.        Al-Quran menjelaskan bahwa langit ada tujuh, dan penjelasan ini diulanginya pula sebanyak
tujuh kali pula yaitu terdapat dalam surah Al-baqarah dan beberapa surat lain[3].
2.         Segi Kemukjizatan
Al-Quran sebagai mukjizat menjadi bukti kebenaran Muhammad SAW selaku utusan Allah
yang membawa misi universal, risalah akhir, dan syariah yang sempurna bagi manusia[4].
Kemukjizatan Al-Quran pada dasarnya berpusat pada dua segi, yaitu segi isi atau kandungan
al-Quran, dan segi bahasa al-Quran.
a)        Segi isi atau kandungan al-Quran
1)        Al-Quran mengungkap sekian banyak ragam hal ghaib seperti halnya mengungkap kejadian
masa lampau yang tidak diketahui lagi oleh manusia, karena masanya yang telah demikian
lama, seperti peristiwa tenggelamnya fir’aun dan diselamatkannya badannya.
2)        Dalam al-Quran banyak terdapat ramalan-ramalan tentang peristiwa-peristiwa yang belum
terjadi tetapi kemudian betul-betul terjadidalam sejarah sebagaimana diramalkan, misalnya,
ramalan al-Quran tentang kemenangan akhir kerajaan romawi dalam peperangan melawan
kerajaan persi, dan menjadi kenyataan sejarah pada tahun 624 M, yaitu 7 tahun setelah
ramalan al-Quran.
b)        Segi bahasa al-Quran
1)        Dari segi bahasa, al-Quran merupakan bahasa bangsa arab Quraisy yang mengandung sastra
Arab yang sangat tinggi mutunya. Ketinggian mutunya meliputi segala segi. Kaya akan
perbendaharaan kata kata, padat akan makna yang terkandung, sangat indah dan sangat
bijaksana dalam menyuguhkan isinya.
2)        Dalam gaya bahasanya yang menakjubkan, al-Quran mempunyai beberapa keistimewaan,
diantaranya:
3)        Kelembutan al-Quran secara lafzhiah yang terdapat pada susunan suara dan keindahan
bahasanya.
4)        Keserasian al-Quran baik untuk awam maupun kaum cendekiawan, dalam arti bahwa semua
orang dapat merasakan keagungan dan keindahan al-Quran.
3.         Segi Sejarah
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur selama
22 tahun, 2 bulan dan 22 hari.  Nabi Muhammad SAW setelah menerima wahyu langsung
menyampaikan wahyu tersebut kepada para sahabat agar mereka menghafalnya sesuai
dengan hafalan Nabi, tidak kurang dan tidak lebih.
Dalam rangka menjaga kemurnian al-Qur’an, Nabi SAW memanggil para sahabat
yang pandai menulis, untuk menulis ayat-ayat yang baru saja diterimanya disertai informasi
tempat dan urutan setiap ayat dalam suratnya. Ayat-ayat tersebut ditulis dalam pelepah-
pelepah kurma, batu-batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang.
Al Quran terdiri dari 114 surat dan 6.666 ayat. Dalam masa Al-Quran diturunkan,
terbagi menjadi dua periode, yaitu periode Makkah dan Madinah.
a)        Makkiyah
Ayat-ayat yang diturunkan di Mekah atau sebelum Nabi SAW hijrah ke Madinah. Terdiri dari
86 surat. Ciri-ciri surat Makkiyah yaitu:
1.        Ayat yang pendek-pendek
2.        Terdapat perkataan “yaa ayyuhannaas” (wahai manusia) kecuali surat Al-Hajj, ayat 77
3.        Mengandung hal-hal yang berhubungan dengan keimanan, ancaman, dan pahala
4.        Mengandung kisah-kisah umat terdahulu, kecuali surat Al Baqarah
5.        Mengajarkan budi pekerti dan akjhlak yang mulia
b)        Madaniyyah
Ayat-ayat yang diturunkan di Madinah atau sesudah Nabi SAW hijrah ke Madinah. Terdiri
dari 28 surat. Ciri-ciri surat Madaniyyah yaitu:
1)      Pada umumnya ayat-ayat dan suratnya panjang-panjang
2)      Terdapat perkataan “yaa ayyuhalladzuuna aamanu”(wahai orang-orang yang beriman)
3)      Ayat ayatnya mengandung jihad, perang, masalah sosial, hukum
4)      Menunjukkan secara rinci bukti bukti yang menunjukkan hakikat hakikat keagamaan[5]
Setelah rasulullah wafat pemeliharaan al-Qur’an dilanjutkan oleh Abu Bakar, Umar
bin Khattab, dan Utsman bin Affan. Abu Bakar mengemban tugas pemeliharaan al-Qur’an
dengan melakukan penghimpunan naskah-naskah al-Qur’an yang berserakan menjadi satu
mushaf. Hal ini dikarenakan banyak para sahabat penghafal al-Qur’an yang gugur di medan
perang Yamamah. Dalam pertempuran tersebut 70 orang penghafal al-Qur’an gugur.
Kemudian baru pada masa Utsman bin Affan tersusun pembukuan al-Qur’an standar dalam
rangka menjaga otentitas al-Qur’an sekaligus mengantisipasi konflik internal sekitar qira’at
pada masa itu. Sejak itu umat islam dalam membaca al-Qur’an berpegang pada bentuk
bacaan yang sesuai dengan mushaf Utsmani.

C.    HADIST
1.         Pengertian Hadist
Menurut bahasa, Hadist mempunyai beberapa arti yaitu yang baru, yang dekat, berita
dan berlaku, sedangkan menurut istilah, Hadits ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi
Muhammad SAW, baik perkataan, perbuatan, persetujuan ataupun yang sepadannya[6].
Secara umum, para ahli Hadist berpendapat bahwa “Hadist” adalah sinonim kata
“Sunnah”. Jadi kedua kata tersebut pengertiannya sama. Namun terdapat beberapa perbedaan
yaitu hadist adalah perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW yang sudah
tertulis dan telah diriwayatkan oleh para sahabat dan generasi selanjutnya secara bersambung
dan turun temurun. Sedangkan Sunnah adalah wahyu Allah yang diterima dan dipraktikkan
Nabi Muhammad SAW untuk kemudian diriwayatkan oleh sahabat ke generasi selanjutnya.
Jadi dapat disimpulkan hal yang terkandung dalam pengertian Hadist atau Sunnah,
yaitu:
a.         Perkataan Nabi SAW, yang berhubungan dengan suruhan, larangan, dan keputusan
b.        Perbuatan Nabi SAW dan kebiasaannya
c.         Pengakuan Nabi SAW yang tidak diucapkan
2.         Fungsi Hadist
a.         Sebagai penjelas terhadap masalah masalah dalam Al Quran
b.        Menguatkan kebenaran Al Quran
c.         Sebagai pegangan dan sumber hukum kedua setelah Al Quran
3.         Macam-macam Hadist
Atas dasar jumlah periwayat, hadist dibagi menjadi mutawatir dan ahad. Hadist mutawatir
didasarkan pada panca indera (dilihat dan didengar sendiri oleh yang meriwayatkan) yang
diberitakan segolongan manusia yang berjumlah banyak.
a.         Hadist Mashyur, yaitu Hadist yang diriwayatkan melalui lebih dari dua orang
b.        Hadist Aziz, yaitu Hadist yang diriwayatkan melalui kurang dari dua orang
c.         Hadist Gharib, yaitu Hadist yang diriwayatkan satu orang saja
Dan dari segi penerimaan hadist, terbagi atas dua macam yaitu maqbul yang artinya
dapat diterima dan mardul yang artinya tertolak[7].Usaha seleksi penerimaan tersebut
diarahkan kepada tiga unsur Hadist,yaitu:
a.         Matan (isi Hadist)
Suatu isi Hadist dinilai baik apabila materi hadits itu tidak bertentangan dengan al-Qur'an
atau Hadits lain yang lebih kuat, tidak bertentangan dengan realita, tidak bertentangan dengan
fakta sejarah, tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pokok ajaran Islam.
b.        Sanad (persambungan antara pembawa dan penerima hadits).
Suatu persambungan Hadits dapat dinilai segala baik, apabila antara pembawa dan penerima
Hadits benar-benar bertemu bahkan dalam batas-batas tertentu berguru. Tidak boleh ada
orang lain yang berperanan dalam membawakan hadits tapi tidak nampak dalam susunan
pembawa Hadits itu. Apabila ada satu kaitan yang diragukan antara pembawa dan penerima
Hadits, maka Hadits itu tidak dapat dimasukkan dalam kriteria Hadits yang maqbul.
c.         Rawi (orang-orang yang membawakan hadits):
Seseorang yang dapat diterima haditsnya ialah yang memenuhi syarat-syarat:
a)        Adil, yaitu orang Islam yang baligh dan jujur, tidak pernah berdusta membiasakan dosa.
b)        Hafizh, yaitu kuat hafalannya atau mempunyai catatan pribadi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
4.         Sejarah Singkat Perkembangan Hadist
Para ulamamembagi perkembangan Hadits itu kepada 7 periode yaitu:
1)        Masa wahyu dan pembentukan hukum (pada Zaman Rasul: 13SH-11SH).
2)        Masa pembatasan riwayat (masa khulafaur-rasyidin: 12-40 H).
3)        Masa pencarian Hadits (pada masa generasi tabi’in dan sahabat-sahabat muda:41H-akhir
abad 1 H).
4)        Masa pembukuan Hadits (permulaan abad II H).
5)        Masa penyaringan dan seleksi ketat (awal abad III H) sampai selesai.
6)        Masa penyusunan kitab-kitab koleksi (awal abad IV H sampai jatuhnya Baghdad pada tahun
656 H).
7)        Masa pembuatan kitab syarah Hadits, kitab-kitab tahrij dan penyusunan kitab-kitab koleksi
yang lebih umum (656 H dan seterusnya)[8].
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Al-Quran dan Hadist adalah sebagai sumber ajaran agama Islam yang telah
ditinggalkan oleh Rasullullah SAW, yang merupakan segala macam cara untuk memecahkan
semua permasalahan yang ada sepanjang hidup manusia.
Pengertian Al-Qur’an adalah kallam(wahyu) Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Untuk disampaikan kepada seluruh ummt manusia sampai akhir zaman
nanti. Selain sebagai sumber ilmu pengetahuan, al-Quran juga sebagai peringatan bagi ummat
manusia, juga sebagai pembeda atas Nabi Muhammad terhadap Nabi-Nabi sebelumnya.
Sedangkan Hadist adalah segala sesuatu yang mengenai perbuatan maupun perkataan
Rasullullah SAW. Adapun kegunaan dari hadist itu sendiri adalah untuk menjelaskan ayat-
ayat al-Quran yang penjelasannya bersifat umum.
Bukti keotentikan Al-Qur’an ditinjau dari segi keunikan redaksinya yaitu,
keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya, dengan sinonimnya, dengan
jumlah kata yang menunjuk pada akibatnya, dengan kata penyebabnya.Dari segi
kemukjizatannya yaitu segi isi atau kandungan al-Qur’an dan segi bahasa al-Qur’an.
Dari segi sejarahnya Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Secara
berangsur-angsur lebih dari 20 tahun, kemudian baru pada masa Utsman bin Affan tersusun
pembukuan al-Qur’an standar dalam rangka menjaga otentitas al-Qur’an sekaligus
mengantisipasi konflik internal sekitar qira’at pada masa itu. Sejak itu umat islam dalam
membaca al-Qur’an berpegang pada bentuk bacaan yang sesuai dengan mushaf Utsmani.
B.     SARAN
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu kami mohon maaf. Dan kami sangat berharap atas kritikan
dan saran yang bersifat membangun.

Anda mungkin juga menyukai