Anda di halaman 1dari 8

*Materi KPA Palembang, Minggu 4 Juli 2021*

*Alfa dan Omega Jilid 1 “Sejarah Para Nabi”*

*Pasal 22-MUSA*
*Part 2*

1. Musa tinggal di dalam istana sampai ia berusia empat puluh tahun. Pikirannya sering
tertuju kepada keadaan umatnya yang malang itu, dan ia mengunjungi saudara-saudaranya
yang berada dalam perbudakan itu, dan memberikan semangat kepada mereka dengan
jaminan bahwa Allah akan berbuat sesuatu untuk kelepasan mereka. Sering, terdorong oleh
kemarahan karena ketidakadilan serta penindasan itu, ia tergoda sekali untuk mengadakan
pembalasan terhadap perbuatan jahat mereka itu. Pada suatu hari, sementara ia sedang keluar
mengunjungi saudara-saudaranya itu, ia melihat seorang Mesir sedang menganiaya seorang
Israel, kemudian ia pun mendekati mereka dan membunuh orang Mesir itu. Kecuali orang
Israel itu, tidak ada seorang pun yang menyaksikan perbuatannya, dan dengan segera Musa
mengubur mayatnya di dalam pasir. Sekarang ia telah menunjukkan bahwa dirinya sudah siap
untuk membela nasib bangsanya itu, dan ia akan berharap melihat mereka bangkit untuk
memperoleh kemerdekaan mereka. “Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti,
bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti.”
Kisah 7:25. Mereka belum bersedia untuk menjadi bangsa yang merdeka. Pada hari yang
berikutnya Musa melihat dua orang Ibrani sedang berkelahi, dan salah seorang dari antara
mereka ternyata bersalah. Musa menegur yang bersalah itu, yang dengan segera juga
membalas kembali kepada Musa dengan mengatakan bahwa ia tidak berhak untuk
mencampuri urusan mereka, dan menuduh dia telah berbuat kejahatan: “Siapa yang
mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami?” katanya, “Apakah engkau
bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?”

2.Segala perkara ini dengan cepat diberitahukan kepada orang-orang Mesir, dan berita yang
amat dibesar-besarkan itu, dengan segera pula sampai ke telinga Firaun. Dinyatakan kepada
raja bahwa tindakan ini berarti banyak; bahwa Musa bermaksud untuk memimpin bangsanya
melawan orang Mesir, untuk menggulingkan pemerintah, dan menempatkan dirinya di atas
takhta dan bahwa tidak akan ada keamanan bagi kerajaan Mesir selama ia masih hidup. Pada
saat itu juga diputuskan oleh raja bahwa Musa harus dibunuh; tetapi menyadari akan bahaya
yang mengancam dirinya, Musa telah melarikan diri ke tanah Arab.

3.Tuhan memimpin perjalanannya itu, dan ia memperoleh tempat bernaung bersama dengan
Yitro, imam dan juga pemimpin di Midian, yang juga seorang penyembah Allah. Setelah
beberapa waktu Musa menikah dengan salah seorang anak perempuan Yitro; dan di tempat
ini, di dalam pelayanannya kepada mertuanya sebagai gembala dari kawanan dombanya, ia
tinggal selama empat puluh tahun.

4.Dengan membunuh orang Mesir itu, Musa telah jatuh ke dalam kesalahan yang sama yang
sangat sering diperbuat oleh leluhur-leluhurnya, yaitu melaksanakan dengan tangannya
sendiri apa yang telah dijanjikan Allah akan dilakukan-Nya. Bukanlah kehendak Allah untuk
melepaskan bangsa itu dengan jalan berperang, sebagaimana yang disangka Musa, melainkan
oleh kuasa-Nya yang besar itu, agar supaya kemuliaan itu hanya diberikan kepada-Nya saja.
Namun demikian, tindakannya yang kejam itu telah dikendalikan oleh Allah sehingga itu
dapat melaksanakan maksud-maksud-Nya. Musa belum bersedia untuk tugasnya yang besar
itu. la masih harus mempelajari pelajaran yang sama tentang iman yang telah diajarkan
kepada Abraham dan Yakub—untuk tidak bersandar kepada kekuatan manusia atau
kebijaksanaan manusia tetapi kepada kuasa Allah bagi kegenapan janji-janji-Nya. Dan ada
juga pelajaran lain yang, di tengah-tengah kesunyian di antara gunung-gunung itu, harus
dipelajari oleh Musa. Di dalam sekolah penyangkalan diri serta kesukaran ia harus belajar
untuk sabar dan untuk menahan nafsunya. Sebelum ia dapat memerintah dengan bijaksana, ia
harus diajar untuk menurut. Hatinya harus selaras dengan Allah sebelum ia dapat
mengajarkan pengetahuan tentang kehendak-Nya kepada Israel. Oleh pengalamannya sendiri
ia harus dipersiapkan untuk mempraktikkan penjagaannya sebagai seorang ayah terhadap
semua orang yang memerlukan pertolongannya.

5.Manusia tidak akan mau menjalani jangka waktu yang lama yang penuh dengan kesukaran,
dan dalam keadaan yang terpencil seperti itu, dan menganggapnya sebagai pemborosan
waktu. Tetapi Hikmat Yang Tidak Terbatas itu telah memanggil dia yang akan menjadi
pemimpin bangsa-Nya untuk memakai jangka waktu empat puluh tahun itu, di dalam
pekerjaan yang rendah sebagai seorang gembala. Kebiasaan untuk menjaga, kebiasaan untuk
melupakan diri serta memelihara kawanan dombanya itu, bila dikembangkan, akan
menyediakan dirinya untuk menjadi gembala Israel yang berbelaskasihan dan panjang sabar.
Tidak ada keuntungan yang dapat diberikan oleh pendidikan manusia yang dapat menjadi
pengganti bagi pengalaman ini.

6.Musa telah belajar banyak perkara yang sekarang harus ia lupakan. Pengaruh-pengaruh
yang mengelilinginya di Mesir kasih kepada ibu angkatnya, kedudukannya sendiri yang
tinggi sebagai cucu raja, kehidupan yang gelojoh di sekitarnya, penarikan, tipu daya dan sifat
mistik agama palsu, kemegahan penyembahan berhala, keagungan bangunan dan patung-
patung—semuanya ini telah meninggalkan kesan yang dalam pada pikirannya yang sedang
berkembang dan sedikit banyaknya telah membentuk kebiasaan serta tabiatnya. Waktu,
perubahan sekelilingnya, dan hubungan dengan Allah dapat mengha-puskan kesan-kesan ini.
Hal ini menuntut dari pihak Musa sendiri satu pergumulan yang sungguh-sungguh untuk
meninggalkan kesalahan dan menerima kebenaran, tetapi Allah akan menjadi penolongnya
bilamana pergumulan tersebut menjadi terlalu berat bagi kekuatan manusia.

7. Di dalam diri semua orang yang telah dipilih untuk melaksanakan satu tugas bagi Allah
terlihat adanya unsur-unsur kemanusiaan. Tetapi mereka bukanlah manusia yang tabiat dan
kebiasaannya tidak dapat diubahkan, yang merasa puas untuk tetap berada dalam keadaan
seperti itu. Mereka dengan sungguh-sungguh rindu untuk memperoleh kebijaksanaan dari
Allah, dan untuk belajar bekerja bagi-Nya. Kata rasul, “Tetapi apabila di antara kamu ada
yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah,—yang memberikan
kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu
akan diberikan kepadanya.” Yakobus 1:5. Tetapi Allah tidak akan memberikan kepada
manusia terang Ilahi sementara mereka merasa puas untuk tinggal dalam kegelapan. Agar
dapat menerima pertolongan Allah, manusia harus menyadari kelemahan dan kekurangan-
kekurangannya; ia harus menyerahkan pikirannya kepada perubahan besar yang akan
dilaksanakan di dalam dirinya; ia harus sadar untuk ambil bahagian dalam usaha dan doa
yang sungguh-sungguh serta tekun. Adat serta kebiasaan-kebiasaan yang salah harus
ditinggalkan; dan hanyalah oleh usaha yang disertai tekad untuk memperbaiki kesalahan-
kesalahan yang menyelaraskan diri kepada prinsip-prinsip yang benar, kemenangan itu akan
diperoleh. Banyak orang tidak pernah sampai kepada kedudukan yang sebenarnya mereka
dapat capai oleh sebab mereka menunggu Allah untuk melakukan bagi mereka sesuatu yang
Ia telah berikan kuasa bagi mereka untuk dapat melakukannya. Semua orang yang ingin
menjadi layak untuk pelayanan harus dilatih oleh disiplin mental dan moral yang paling ketat,
dan Allah akan menolong mereka oleh menggabungkan kuasa Ilahi dan usaha manusia.

8.Dikelilingi oleh barisan gunung-gunung, Musa terasing bersama dengan Allah. Kuil kuil
Mesir yang megah itu tidak lagi mengesankan pikirannya dengan segala takhyul dan
kepalsuannya. Di dalam suasana khidmat di antara bukit-bukit itu, ia dapat melihat
keagungan Yang Mahatinggi, dan sebaliknya, kini ia menyadari betapa tidak berdayanya dan
tidak berartinya ilah-ilah Mesir itu. Di mana-mana nama Khalik tertulis. Musa seolah-olah
berdiri di dalam hadirat-Nya dan dikelilingi oleh kuasa-Nya. Di tempat ini kesombongannya
dan sifat merasa diri cukup sama sekali dihapuskan. Di dalam kesederhanaan hidup di padang
belantara, akibat-akibat kemewahan dan kesenangan Mesir hilang dari dalam dirinya. Musa
menjadi orang yang sabar, bersikap hormat dan rendah hati, “sangat lembut hatinya, lebih
dari setiap manusia yang di atas muka bumi” (Bilangan 12:3), tetapi kuat di dalam iman
kepada Allah Yakub yang berkuasa itu.

9.Apabila tahun demi tahun berlalu dan ia bersama-sama dengan kawanan dombanya itu
menjelajahi tempat-tempat yang terpencil, sambil merenung-renungkan keadaan bangsanya
yang terjajah itu, ia mengingat kembali perlakuan Allah terhadap leluhurnya, dan janj i-janji
yang menjadi warisan bangsa yang terpilih, dan doanya bagi Israel naik kepada Allah siang
dan malam. Malaikat-malaikat surga memancarkan terang mereka ke sekeliling diri Musa. Di
tempat ini, dengan ilham Roh Kudus, ia telah menulis Kitab Kejadian. Jangka waktu yang
lama yang dilaluinya di tengah-tengah padang pasir yang sunyi senyap penuh dengan berkat
limpah, bukan saja bagi Musa dan bangsanya, tetapi juga kepada seluruh dunia pada
generasi-generasi mendatang.

10.“Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena
perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena
perbudakan itu sampai kepada Allah. Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat
kepada perjanjianNya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Maka Allah melihat orang Isratel
itu, dan Allah memperhatikan mereka.” Saat untuk kelepasan Israel telah tiba. Tetapi maksud
Allah harus dilaksanakan dengan satu cara yang akan menghinakan kesombongan manusia.
Yang melepaskan bangsa ini harus pergi sebagai seorang gembala yang hina, dengan hanya
sebatang tongkat pada tangannya; tetapi Allah akan menjadikan tongkat itu sebagai lambang
kekuasaan-Nya. Sementara menggembalakan domba-dombanya pada suatu hari di dekat
bukit Horeb,“bukit Allah,” Musa telah melihat satu semak belukar yang menyala tetapi tidak
terbakar. Ia mendekati tempat itu untuk menyaksikan pemandangan yang ajaib itu, dan pada
saat itu juga satu suara dari dalam nyala api itu terdengar memanggil namanya. Dengan bibir
yang gemetar ia menjawab, “Ya, Allah.” Kepadanya diamarkan agar jangan mendekatinya
dengan sikap yang tidak hormat: “Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di
mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.... akulah Allah ayahmu, Allah Abraham,
Allah Ishak dan Allah Yakub.” Itu adalah Dia yang, sebagai Malaikat Perjanjian itu, telah
menyatakan diriNya kepada bapa-bapa zaman dahulu. “Lalu Musa menutupi mukanya, sebab
ia takut memandang Allah.”

11.Kerendahan hati dan sikap hormat harus menandai pembawaan semua orang yang datang
ke hadirat Allah. Di dalam nama Yesus kita bisa datang kepada-Nya dengan satu keyakinan,
tetapi janganlah datang menghampiri-Nya dengan keberanian yang sembrono, seolah-olah
Dia itu sama tarafnya dengan diri kita. Ada orang-orang yang memanggil Allah Yang Agung,
Suci dan Maha Kuasa, yang bersemayam di tengahtengah terang yang tidak terhampiri itu,
seperti mereka memanggil orangorang yang setaraf dengan diri mereka, bahkan seperti
kepada seorang yang lebih rendah daripada mereka. Ada orang-orang yang membawakan
dirinya di dalam rumah-Nya dengan satu cara yang ia tidak akan berani melakukannya
bilamana ia sedang berada di ruang pertemuan bersama dengan seorang pemimpin dunia.
Mereka ini harus mengingat bahwa mereka sedang berada di dalam hadirat Dia yang
diagungkan oleh malaikat, yang di hadapan-Nya malaikat-malaikat menutupi mukanya. Allah
harus dihormati; semua orang yang sungguh-sungguh menyadari kehadiran-Nya akan
bersembah sujud dengan rendah hati di hadapanNya, dan seperti Yakub yang sedang melihat
khayal tentang Allah, mereka akan berseru, “Alangkah dahsyat tempat ini. Ini tidak lain, dari
rumah Allah, ini pintu gerbang surga.”
Sementara Musa dengan sikap hormat dan rasa gentar menunggu di hadapan Allah, suara
Allah selanjutnya terdengar: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-
Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-
pengerah mereka, Ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Akut elah turun untuk
melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke
suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya....
Jadi sekarang pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku,
orang Israel, keluar dari Mesir.”

12.Oleh karena merasa heran dan gentar mendengar perintah itu, Musa mundur ke belakang,
sambil berkata, “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa
orang Israel keluar dari Mesir?” Dan jawab-Nya adalah, “Bukankah Aku akan menyertai
engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah
membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah ke- pada Allah di gunung
ini.”

13.Musa memikirkan tentang kesulitan-kesulitan yang akan dihadapinya, dan juga tentang
kealpaan, kebodohan serta sikap tidak percaya bangsanya itu, banyak dari antara mereka yang
tidak mempunyai pengetahuan akan Allah. “Tetapi,” katanya, “apabila aku mendapatkan
orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku
kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya?—apakah yang
harus kujawab? JJawabnya adalah:

14.“AKU ADALAH AKU.” “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU
telah mengutus aku kepadamu.”

15.Pertama-tama Musa diperintahkan untuk menghimpun pemimpinpemimpin bangsa Israel,


orang-orang yang paling bangsawan dan orangorang yang benar di antara mereka, yang
sudah lama merasa sedih karena penjajahan yang mereka alami, dan mengumumkan kepada
mereka satu pekabaran dari Allah, dengan satu janji kelepasan. Kemudian ia harus pergi
bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin orang Israel itu menghadap raja dan berkata
kepadanya, “Allah orang Ibrani telah menemui kami; oleh sebab itu, izinkanlah kiranya kami
pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada
TUHAN, Allah kami.”

16.Musa telah diamarkan lebih dulu bahwa Firaun akan menolak permintaan untuk
membiarkan Israel pergi. Tetapi semangat hamba Allah itu tidak boleh goyah; karena Tuhan
akan menjadikan peristiwa ini untuk menyatakan kuasa-Nya di hadapan “orang-orang Mesir
dan di hadapan umat-Nya.” “Aku akan mengacungkan tangan-Ku dan memukul Mesir
dengan segala perbuatan yang ajaib, yang akan Kulakukan di tengah-tengahnnya; sesudah itu
ia akan membiarkan kamu pergi.”

17.Petunjuk-petunjuk juga diberikan sehubungan dengan persiapanpersiapan yang harus


mereka adakan untuk perjalanan yang akan mereka tempuh itu. Tuhan mengumumkan: “Aku
akan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa ini, sehingga, apabila kamu pergi,
kamu tidak pergi dengan tangan hampa, tetapi tiap-tiap perempuan harus meminta dari
tetangganya dan dari perempuan yang tinggal di rumahnya, barang-barang perak dan emas
dan kain-kain, yang akan kamu kenakan kepada anak-anakmu lelaki dan perempuan.” Orang-
orang Mesir telah menjadi kaya oleh karena kerja yang secara tidak adil telah dipaksakan
kepada bangsa Israel, dan apabila orang-orang Israel ini akan memulai perjalanan ke rumah
mereka yang baru, maka adalah benar bagi mereka untuk menuntut upah jerih payah mereka.
Mereka harus meminta barangbarang berharga yang dengan mudah dapat dibawa, dan Allah
akan menjadikan mereka itu mendapat kasihan dari orang-orang Mesir. Mukjizat ajaib yang
diadakan untuk kelepasan mereka akan menggentarkan si penjajah itu, sehingga permohonan
mereka itu dikabulkan.

18.Musa melihat di hadapannya ada kesulitan-kesulitan yang nampaknya tidak akan dapat
diatasi. Bukti apakah yang dapat ia berikan kepada bangsanya bahwa Allah benar-benar telah
mengutusnya? “Bagaimana jika,” katanya, “mereka tidak percaya kepadaku dan tidak
mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri
kepadamu?” Sekarang bukti yang dapat meyakinkan indranya itu pun diberikan kepadanya.
Ia disuruh untuk melemparkan tongkatnya ke atas tanah. Apabila ia melakukannya, “tongkat
itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya.” Ia diperintahkan untuk
menangkapnya dan di dalam tangannya ular itu kembali menjadi sebatang tongkat. Ia
diperintahkan untuk memasukkan tangannya ke dalam baju pada bagian dadanya. Ia
menurutnya dan “setelah ditariknya ke luar, maka tangannya kena kusta, putjh seperti salju.”
Kemudian ia disuruh untuk memasukkan tangannya itu kembali, dan pada waktu ditariknya
ke luar tangannya itu menjadi pulih kembali seperti tangan sebelahnya. Dengan tanda-tanda
ini Tuhan memberikan jaminan kepada Musa bahwa bangsa-Nya itu, sebagaimana juga
Firaun, akan diyakinkan bahwa satu pribadi yang lebih berkuasa daripada raja Mesir ada di
antara mereka.

19.Tetapi hamba Allah itu masih tetap diliputi oleh pemikiran tentang pekerjaan yang ganjil
dan mengherankan yang ada di hadapannya. Di dalam rasa takut dan susahnya itu sekarang ia
mengemukakan satu dalih bahwa ia tidak dapat berkata-kata dengan fasih. “Ah, TUHAN, aku
ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun
tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.” Ia sudah terlalu lama terpisah dari Mesir
sehingga ia tidak mempunyai pengetahuan yang jelas, dan juga tidak lagi dapat menggunakan
bahasa mereka dengan baik seperti pada waktu ia masih berada di antara mereka.

20.Tuhan berkata kepadanya: “Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang
membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni
TUHAN?” Kepada kata-kata ini ditambahkan pula satu jaminan yang lain tentang
pertolongan Ilahi: “Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar
engkau, apa yang harus kaukatakan.” Tetapi Musa masih tetap membujuk agar dipilih
seorang.yang lebih sanggup. Alasan-alasan ini pada mulanya datang dari perasaan rendah hati
dan malu, tetapi setelah Tuhan berjanji akan meniadakan segala kesulitan itu, dan
memberikan kepadanya sukses yang terakhir, maka dalih serta persungutan yang selanjutnya
bahwa ia tidak layak menunjukkan bahwa ia tidak percaya kepada Tuhan. Itu menyatakan
adanya satu perasaan takut bahwa Allah tidak sanggup untuk melayakkan dia bagi tugas yang
besar untuk mana Allah telah memanggil dia atau bahwa Ia telah berbuat satu kesalahan di
dalam memilih orang-Nya.

Anda mungkin juga menyukai