Anda di halaman 1dari 4

Yayasan Sasmita Jaya

UNIVERSITAS PAMULANG
(UNPAM)
SK Mendiknas No 136/D/0/2001
Jl Surya Kencana No 1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan,Banten Telp (021)7412566

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GENAP


TAHUN AKADEMIK 2020-2021
Mata Kuliah: Bahasa, Sastra dan Media
Fakultas/Jurusan: Sastra Indonesia Hari/tanggal: Senin-Sabtu
Dosen: Natalia Endah Hapsari, S Sos, MIK Shift: Reguler A

Analisis konten bahasa dan sastra

NIM GANJIL: Buku fiksi (terbitan tahun 2000-2020)

NIM GENAP: Buku nonfiksi (terbitan tahun 2000-2020)

Tuliskan ulasan/analisis dari buku tsb. Makin detail analisisnya, nilainya pun semakin
baik.

Syarat penulisan:

- Tuliskan dalam format esai

- Panjang minimal 300 kata untuk keseluruhan tulisan.

- Cantumkan tahun penerbitan buku tersebut

Esai tersebut harus berisi poin-poin sebagai berikut:

Bagaimana konten bahasa --berbahasa daerah, berbahasa Indonesia atau


dominan bahasa asing-- dalam buku tersebut? (25 poin)

Bagaimana konten sastra dalam buku tersebut? (25 poin)

Bagaimana konten budaya dalam buku tersebut? (25 poin)

Menurut Anda, bagaimana buku yang dianalisis tersebut mendukung


Yayasan Sasmita Jaya
UNIVERSITAS PAMULANG
(UNPAM)
SK Mendiknas No 136/D/0/2001
Jl Surya Kencana No 1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan,Banten Telp (021)7412566

perkembangan bahasa Indonesia dan sastra Tanah Air? Paparkan alasannya (25 poin).

Selamat Mengerjakan

Nama : Muhammad Afrizal

NIM : 181010700213

Program Studi : Sastra Indonesia

V.467

Mengamati Monster Yang Mabuk

Drunken monster ! apa yang terbesit pertama kali di kepala saat membaca
kalimat tersebut ? jika secara harfiah arti kalimat tersebut mempunyai arti “monster
pemabuk” jika kita alih bahasakan dari bahasa inggris ke dalam bahasa indonesia
menggunakan alat yang bernama google translate. Mungkin sebagian orang dewasa
akan berpendapat bahwasanya monster identik dengan hal yang kekanak-kanakan dan
sebagai alat untuk menakuti anak-anak agar tidak tidur lebih dari pukul sembilan
malam. Mungkin pendapat demikian ada benarnya juga,namun apakah kita mau
menerima begitu saja?

Drunken monster merupakan judul sebuah buku garapan Pidi Baiq yang terbit
sekitaran tahun 2008 silam, sebuah novel eksentrik yang memadukan pesan moral dan
humor absurd yang dikemas menggunakan tatanan bahasa yang tak kalah
nyelenehnya. Di bagian kata pengantarnya saja kita sudah di peringatkan akan sangat
Yayasan Sasmita Jaya
UNIVERSITAS PAMULANG
(UNPAM)
SK Mendiknas No 136/D/0/2001
Jl Surya Kencana No 1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan,Banten Telp (021)7412566

berbahayanya buku ini ;

“ Ini buku yang berbahaya, ini kumpulan cerita gila yang mudah menyebabkan
kecanduan akut. Tidak disarankan bagi orang dewasa, terutama yang memelihara
kebugaran raga, kalimatnya yang pendek-pendek tanpa struktur itu, selain merusakkan
kesehatan bahasa Indonesia, juga kerap berlompatan bagai petasan cabe rawit, mudah
menyengat dan merusakkan syaraf tertawa.”

(Prof. Dr. Bambang Sugiharto, Guru Besar Filsafat di Unpar dan ITB)

Saya kira segila-gilanya seorang pidi baiq dalam menulis, ia tetap memiliki konsep
tersembunyi di dalam setiap karya-karyanya. Jika kita lebih mau bersabar dan tidak
terburu-buru hanyut ke dalam kegilaan yang sudah sangat matang di rancang oleh si
pengarang,kita akan menemukan banyak kaidah bahasa indonesia dan bahasa daerah
Sunda khususnya yang coba di rekonstruksi dengan gaya yang khas,layaknya seorang
anak kecil yang sedang membolak-balik potongan puzzle dan mencoba-coba potongan
puzzle nya secara acak, contoh dalam buku tersebut ada bagian cerita yang yang
membahas kata “mangga (dalam bahasa sunda) yang memiliki arti mari/silahkan.
Sedangkan dalam kaidah bahasa indonesia kata “mangga” memiliki arti satu jenis
buah-buahan yang memilki rasa manis, hal ini coba di tabrakan oleh Pidi sehingga
menimbulkan efek suasana yang mengagetkan sekaligus dapat di tertawakan. Hal ini
membuat daya tarik dari bahasa Sunda khususnya menjadi memiliki tempat yang lebih
luas di ranah sosial yang tidak menggunakan bahasa sunda di ranah pergaulanya.

Drunken monster menjadi warna tersendiri bagi penikmat sastra indonesia,khusunya


kaum muda-mudi kebanyakan. Setiap fenomena keseharian yang coba di tuangkan
pengarang merupakan bentuk penghayatan yang murni dari pribadi manusia yang
orisinil. Saya kira di buku ini kita dapat mengerti bahwasanya setiap realitas keseharian
merupakan bentuk dari ekspresi perasaan,jika kita memandang keseharian kita dengan
kacamata yang muram di penuhi keresahan,maka realitas itulah yang kita
dapatkan,akan tetapi jika kita memandangnya dengan cara sebaliknya,maka realitas
yang penuh dengan warna dan keceriaan-lah yang akan memayun gi kita di setiap
Yayasan Sasmita Jaya
UNIVERSITAS PAMULANG
(UNPAM)
SK Mendiknas No 136/D/0/2001
Jl Surya Kencana No 1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan,Banten Telp (021)7412566

jengkal hari yang kita lewati. Buku tersebut mencoba berdialog kepda pembaca nya
agar senantiasa peka terhadap perubahan-perubahan realitas sekitarnya.

Di dalam pergaulan kaum muda milenial,penggunaan kata yang di plesetkan menjadi


trend akhir-akhir ini,dan saya rasa buku ini bisa mendapat tempat yang cukup luas,di
karenakan bahasa nya yang tidak terpaku akan tatanan bahasa yang bisa dibilang
terlalu kaku. Hal ini pula dapat merangsang penulis-penulis lain agar setiap karyanya di
perlakukan sebagai suatu karya yang menyuarakan ekspresi diri yang orisinal,tidak
melulu harus sama dengan gaya penulis-penulis sebelumnya. Karena setiap karya
khususnya karya sastra haruslah dapat menciptakan suatu kebaruan-kebaruan di
setiap unsur pembuatanya,jika tidak seperti itu maka perkembangan sastra di bangsa
kita sendiri akan mandek dan tidak dapat menumbuhkan bunga-bunganya lagi.

Anda mungkin juga menyukai