Anda di halaman 1dari 96

1

PERAN PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN MASAYARAKAT


PERDESAAN
(Studi Kasus: di Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

OLEH
SRI RAHMA YANI HARAHAP
157003028/ PWD

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2 0 17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6iv

RIWAYAT HIDUP

Sri Rahma Yani Harahap merupakan anak pertama dari empat bersaudara dan menjadi
Putri tunggal dari Hj. Nurmala Sari Dalimunthe dan H. Ahmad Yani harahap. Lahir pada
minggu, 25 April 1993 di Langga Payung, sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten
Labuhanbatu Selatan. Mulai mengenal dunia pendidikan formal di SD N 112246 Langga
Payung pada tahun 1998-2004, berlanjut ke SMPN 1 SEI KANAN yang lulus pada tahun
2007, selanjutnya merantau ke ibu kota propinsi dan bersekolah di SMA
PLUS/AKSELERASI AL-AZHAR Medan dengan Program Akselerasi dan lulus pada tahun
2009, Melalui jalur SBMPTN melanjutkan pendidkan strata 1 ke Universitas Negeri Medan
pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam dari tahun 2009-2014. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan Strata 2 di Universitas
Negeri Medan pada Program Studi Pendidikan Matematika. Sebulan berkuliah, penulis lulus
di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara pada program Studi Perencanaan
Wilayah dan Perdesaan melalui jalur beasiswa dari KEMENPORA (Kementrian Pemuda dan
Olahraga).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi di Himpunan


Mahasiswa Islam (HMI). Sampai tesis ini dibuat penulis menjabat sebagai Sekertaris Umum
di KOHATI HMI BADKO Sumatera Utara Periode 2016-2018 atau Wakil Sekertaris Umum
di HMI BADKO Sumatera Utara Periode 2016-2018.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


v7

Peran Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Perdesaan

(Studi Kasus: di Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

Sri Rahma Yani Harahap (NIM: 157003028)

ABSTRAK

Penelitian deskriptif yang menganalisis peran pemuda dalam pembangunan masyarakat

perdesaan di Kecamatan Torgamba, Labuhanbatu Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis peran pemuda dan pengaruh peran pemuda dalam pembangunan masyarakat

perdesaan di Kecamatan Torgamba. Pendekatan ini dilakukan dengan cara pendekatan

kuantitaif melalui survey pada 56 sampel. Hasil dari penelitian ini adalah peran pemuda di

kecamatan Torgamba berpengaruh sangat positif dan pengaruh peran pemuda dari aspek

Ekonomi, Pendiddikan dan Infrstruktur secara simultan berpengaruh positif dalam

peningkatan pembangunan masyarakat perdesaan. Secara parsial variabel Ekonomi,

Pendidikan dan Infrastruktur berpengaruh positif signifikan dalam peningktan pembangunan

masyarakat perdesaan.

Kata Kunci: Pemuda, Peran, Pembangunan Masyaratak Perdesaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


vii
9

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan ridha-Nya, sehingga

tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini berjudul “Peran Pemuda dalam

Pembangunan Masyarakat Perdesaan (Studi Kasus: di Kecamatan Torgamba Kabupaten

labuhanbatu Selatan)”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: mamak dan

bapak tercinta yang telah mendidik penulis menjadi orang yang mandiri dan tangguh dalam

kehidupan, sehingga perkuliahan dan penyusunan tesis ini dapat terlaksana dengan baik,

keluarga besar serta saudara-saudara yang telah mendampingi penulis dengan penuh kasih

dan sayang. Sungguh penulis seperti sekarang ini samata-mata karena kasih sayang yang

tercurah melalui doa mereka.

Penulisan juga mengucapkan terimaksih kepada bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, M.Si

selaku Rektor Universitas Sumatera Utara, Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora)

Republik Indonesia yang telah memberikan beasiswa S2 di Magister Perencanaan

Pembangunan Wilayah dan Perdesaan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Kepada Penulis, bapak Prof. Dr. Robert Sibarani, MS selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara sekaligus Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing

dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini dari awal hingga akhir, bapak Prof. Dr.

Lic. rer. reg. Sirojuzilam, SE selaku Ketua Program Studi Magister Perencanaan

Pembangunan Wilayah dan Perdesaan Sekolah Pscasarjana Universitas Sumatera Utara,

Bapak Prof. Dr. Dwi Suryanto, M.Sc selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalan penulisan tesis ini dari awal hingga akhir,

Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, Bapak Prof. Dr. H. B. Tarmizi, SE, SU, Bapak Dr.

Agus Purwoko, S.Hut. M.Si, selaku Penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang

sangat membantu dalam menyempurnakan tesis penulis. Bapak Camat di Kecamatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


viii
10

Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan beserta staf dan jajarannya yang namanya tidak

memungkinkan penulis sebutkan satu persatu yang telah mengarahan, membantu serta

kerjasama yang diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian.

Kepada teman istimewa Rahmad Efendi Rangkuti yang tak pernah henti memotivasi

dan membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini, sahabat penulis Nurasiah Rambe dan

Gayatri Puspa Kirana yang tanpa usulan, bantuan, ide serta saran mereka, tesis ini tidak akan

terwujud, teman-teman seperjuangan di Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah dan

Perdesaan jalur khusus KEMENPORA Angkatan III tahun 2015 Serta Himpunan Mahasiswa

islam dengan segala isinya yang telah membawa perubahan yang sangat mendasar bagi diri

penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun

penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi

sempurnanya tesis ini. Kiranya tesis ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu

pendidikan.

Medan, Agustus 2017


Penulis,

Sri Rahma Yani Harahap


NIM 157003028

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ix 11

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar x
Daftar Tabel xi
Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 10
1.3. Tujuan Penelitian 11
1.4. Manfaat Penelitian 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13


2.1 Penelitian Terdahulu 13
2.2 Pembangunan Masyarakat Perdesaan 14
2.2.1. Teori Pembangunan 14
2.2.2. Pembangunan Masyarakat Perdesaan 15
2.3 Pemuda 17
2.3.1. Pengertian Pemuda 17
2.3.2. Peran Pemuda dalam Pembangunan
Masyarakat Perdesaan 19
2.4 Labuhanbatu Selatan 24
2.4.1. Gambaran umum Kabupaten
Labuhanbatu Selatan 24
2.4.2. Sasaran Pembangunan Labuhanbatu Selatan 28
2.4.2.1. Optimalisasi pengelolaan SDPD 28
2.4.2.2. Pengawasan Proses Pelaksanaan PD 28
2.4.2.3. Memacu Pertumbuhan Ekonomi Daerah yang seimbang 29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


x
12

2.4.2.4. Mendorong Pemerataan Partisipasi dan Hasil


Pembangunan 29
2.4.2.5. Memantapkan Stabilitas Daerah 29
2.5 Kerangka Pemikiran Penelitian 29
2.6 Hipotesis Penelitian 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 32
3.2 Jenis Penelitian 32
3.3 Populasi dan Sampel 32
3.3.1. Populasi 32
3.3.2. Sampel 32
3.4 Variabel Penelitian 33
3.5 Teknik Pengumpulan Data 33
3.6 Teknik Analisis Data 37
3.6.1. Uji Validitas 37
3.6.2. Uji Reliabilitas 38
3.7 Metode Analisis Data 38
3.8 Uji Asumsi Klasik 39
3.8.1. Uji Normalitas 39
3.8.2. Uji Heterokedastisitas 39
3.8.3. Uji Hipotesis 40
3.9 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 42
3.9.1. Variabel Penelitian 42
3.8.2. Defenisi Operasional 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 44


4.1. Hasil Penelitian 44
4.1.1. Gambaran Umum Kecamatan Torgamba
Kabupaten Labuhanbatu Selatan 44
4.1.1.1. Deskripsi Kondisi Geografis Kecamatan Torgamba
Kabupaten Labuhanbatu Selatan 44
4.1.1.2. Deskripsi Wilayah Administrasi Kecamatan Torgamba
Kabupaten Labuhanbatu Selatan 45
4.1.1.3. Deskripsi Kondisi Demografi Kecamatan Torgamba

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


xi
13

Kabupaten Labuhanbatu Selatan 48


4.1.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas 49
4.1.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Peran Pemuda 50
4.1.2.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Pembangunan Masyarakat Perdesaan 51
4.1.3. Peran Pemuda di Kecamatan Torgamba
Kabupaten Labuhanbatu Selatan 52
4.1.4. Pengaruh Peran Kepemudaan dalam Pembangunan
Masyarakat Perdesaan di Kecamatan Torgamba
Kabupaten Labuhanbatu Selatan 53
4.1.4.1. Uji Asumsi Klasik 53
4.1.4.1.1. Uji Normalitas 53
4.1.4.1.2. Uji Heterokedastisitas 55
4.1.4.2. Pengujian Hipotesis 56
2
4.1.4.2.1. Hhasil Uji Koefisien Determinasi (R ) 56
4.1.4.2.2. Uji F (Uji Simultan) 58
4.1.4.2.3. Uji Parsial (Uji-t) 58
4.2. Pembahasan 60
4.2.1 Peran Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat
Perdesaan di Kecamatan Labuhanbatu Selatan 60
4.2.2. Pengaruh Peran Pemuda dalam Pembangunan
Masyarakat Perdesaan di Kecamatan Labuhanbatu Selatan 61

BAB V PENUTUP 62
5.1. Kesimpulan 62
5.2. Saran 63

DAFTAR PUSTAKA 64

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14
xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Penelitian 30


Gambar 4.1 Peta Kecamatan Torgamba 45
Gambar 4.2. Presentase Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan
Torgamba Tahun 2015 47
Gambar 4.3. Diagram Uji Normalitas Peran Pemuda dalam
Pembangunan Masyarakat Perdesaan 54
Gambar 4.4 Histogram Uji Normalitas Peran Pemuda dalam
Pembangunan Masyarakat Perdesaan 55
Gambar 4.5 Scatterplot Uji Heterokedastisitas Peran Pemuda 56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Luas wilayah Labuhanbatu Selatan


Berdasarkan kecamatan 25
Tabel 2.2. Jumlah Penduduk KabupatenLabuhanbatu
Selatan Berdasarkan kecamatan 26
Tabel 2.3. Komposisi Penduduk Labuhanbatu Selatan
Menurut Agama yang Dianut 27
Tabel 3.1. Ukuran Alternatif Jawaban 35
Tabel 3.2. Dasar Interpretasi Skor Item Kuisioner Pada
Variabel Peran dalam Penelitian 36
Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen dalam Penelitian 36
Tabel 4.1. Jumlah Lingkungan dan Dusun yang terdapat di tiap desa 46
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan
Desa/Kelurahan 48
Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 49
Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner
Peran Pemuda 50
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Variabel
Peningkatan Pembangunan Masyarakat Perdesaan 51
Tabel 4.6. Skor Peran Pemuda dalam Pembangunan
Masyarakat Perdesaan 52
Tabel 4.7. Dasar Interpretasi Skor Item Kuisioner Pada
Variabel Peran dalam Penelitian 53
Tabel 4.8. Hasil Penelitian Koefisien Determinasi (R2) Pengaruh
Peran Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Perdesaan 57
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Simultan (Uji F) Pengaruh Peran
Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Perdesaan 58
Tabel 4.10. Hasil Pengujian Parsial (Uji t) Pengaruh Peran
Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Perdesaan 59

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


xiv
16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner 66
Lampiran 2. Data Responden 69
Lampiran 3. Tabulasi Data Validitas Variabel Peran Pemuda
dari Aspek Ekonomi 71
Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Peran Pemuda
dari Aspek Ekonomi 72
Lampiran 5. Tabulasi Data Validitas Variabel Peran
dari Aspek Pendidikan 73
Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliabilitas Peran Pemuda
dari Aspek Pendidikan 74
Lampiran 5. Tabulasi Data Validitas Variabel Peran
dari Aspek Infrastruktur 74
Lampiran 7. Uji Validitas dan Reliabilitas Peran Pemuda
dari Aspek Infrastruktur 75
Lampiran 8. Tabulasi Data Validitas Variabel Peningkatan
Pembangunan Masyarakat Perdesaan 76
Lampiran 9. Uji Validitas dan Reliabilitas Peningkatan
Pembangunan Masyarakat Perdesaan 78
Lampiran 10. Total Seluruh Variabel 79
Lampiran 11. Uji Normalitas 81
Lampiran 12. Uji Heterokedastisitas 82
Lampiran 13. Uji Determinasi (R2) 83
Lampiran 14. Uji F (Simultan) 84
Lampiran 15. Uji t (Parsial) 85

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ahmadi (1982) mengatakan bahwa peran adalah suatu kompleks pengharapan

manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu yang

berdasarkan status dan fungsi sosialnya. Menurut Soerjono (2002) peran adalah aspek

dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya

sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran. Menurut Soekanto

(2006) peran mencakup tiga hal yaitu: (1) Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan

dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam hal ini merupakan

rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan di lingkungan

masyarakat dimana ia berinteraksi; (2) Peran adalah merupakan suatu konsep tentang apa

yang dapat dilakukan oleh seseorang atau individu dalam masyarakat sebagai organisasi;

(3) Peran dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial

masyarakat.

Berdasarkan beberapa defenisi diatas maka peran adalah aspek dinamis yang

berupa tindakan atau perilaku yang dilaksanakan seseorang yang menempati atau

memangku suatu posisi dan melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya. Dengan kata lain bahwa peran adalah sesuatu yang penting dan diharapkan

dari seseorang yang memiliki tugas utama dalam kegiatan. Jika seseorang menjalankan

kegiatan tersebut dengan baik maka dengan sendirinya akan berharap bahwa apa yang

dijalankan sesuai dengan keinginan dari lingkungannya. Setiap orang memiliki macam-

macam peran yang berasal dari pola-pola pergaulan hidup. Hal ini sekaligus berarti bahwa

peran menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

apa yang diberikan oleh masyarakat dalam menjalankan suatu peran, seperti peran pemuda

dalam pembangunan masyarakat.

Dilihat dari jumlah pemuda di indonesia yang tercatat di BPS 2014, pemuda

Indonesia berjumlah 61,8 juta jiwa, atau 24,5% dari total jumlah penduduk Indonesia yang

mencapai 252 juta jiwa. Dengan kata lain pemuda merupakan salah satu komponen

penting dalam pembangunan bangsa ini.

Febrian (2009) mengatakan bahwa pemuda memiliki beberapa peran yaitu: (1)

Peran pemuda sebagai Sosial Agent Of Change dimana Pemuda berperan dalam konteks

perubahan sosial, ekonomi, politik dan lini kehidupan lainnya. Hal ini semakin penting

karena ia mampu memainkan peran positif sesuai dengan kemampuan dan

profesionalismenya; (2) Peran pemuda sebagai inspirator. Bahwa pemuda selalu menjadi

inspirasi pada setiap perubahan yang terjadi di Indonesia; (3) Pemuda sebagai tonggak

pembangunan dan masa depan bangsa. Sebagai salah satu pilar civil society, pemuda

menjadi ujung tombak pembangunan bangsa ini. Pemuda merupakan tonggak

pembangunan bangsa, ia merupakan generasi penerus masa depan suatu bangsa, kualitas

sumber daya manusia kaum muda harus menjadi andalan utama.

Taufiq (2013), Menyatakan bahwa peran pemuda adalah: (1) sebagai dinamisator.

Dinamisator adalah penggerak. Pemuda diartikan juga sebagai seseorang yang memiliki

pikiran-pikiran muda yang konstruktif, kreatif, inovatif. Pikiran-pikiran pemuda tersebut

yang akan membangkitkan kemauan dan kemampuan, Ketika kemauan dan kemampuan

itu bersatu maka pemuda akan menjadi penggerak; (2) sebagai motivator. Pembangunan

merupakan tanggung jawab semua elemen masyarakat, kita tidak boleh membebankan

pelaksanaan pembangunan hanya kepada pemerintah. Dalam kontek ini pemuda harus

memerankan diri sebagai motivator (pendorong) kepada semua elemen masyarakat

agar mau bersama-sama bahu-membahu melaksanakan dan mensukseskan pembangunan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

sesuai dengan kemampuan dan kapasitas pemuda tersebut; (3) sebagai inovator. Dalam

kajian psikologi pemuda mempunyai karakteristik selalu berpikir rasional dan ideal,

karena karakteristik itulah pembaharuan-pembaharuan sering muncul dari pemuda.

Karakteristik yang akhirnya melahirkan semangat inovasi harus juga merambah ke sektor

pelaksanaan pembangunan. Berdasarkan beberapa penyataan ditas terlihat bahwa pemuda

adalah subjek sekaligus aktor dari pembangunan.

Pembangunan merupakan proses perubahan yang disengaja dan direncanakan dengan

tujuan untuk mengubah keadaan yang tidak dikehandaki ke arah yang dikehendaki. Istilah

pembangunan umumnya disebut dengan istilah developmen, dimana istilah developmen

sebenarnya berarti perkembangan tanpa perencanaan. Maka pembangunan masyarakat

perdesaan juga disebut rurar development. Horton, paul dan hunt (1999) mengemukakan

bahwa pembangunan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan

perubahan sosial melalui modernisasi. Di Indonesia kegiatan pernbangunan nasional secara

berencana telah dilancarkan semenjak tahun 1950an, khususnya lewat peran Dewan

Perancang Nasional (DEPPERNAS) yang memprioritaskan pembangunan di bidang

ekonomi. Dengan diemikian, pembanggunan nasional telah dilancarkan semenjak jaman

Orba hingga sekarang. Salah satu pembangunannya adalah pembangunan masyarakat

perdesaan.

UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, menyatakan bahwa pembangunan desa adalah

upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan

masyarakat desa. Dalam upaya mencapai pembangunan desa tersebut, masyarakat desa

berkewajiban; (a) membangun diri dan memelihara lingkungan desaa; (b) mendorong

terciptanya kegiatan penyelenggaraan pemerintah Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa;

dan pemberdayaan masyarakat desa yang baik; (c) mendorong terciptanya situasi yang aman,

nyaman dan tentram di Desa; (d) memelihara dan mengembangkan nilai permusyawaratan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

pemufakatan, kekeluargaan dan kegotongroyongan di Desa; dan (e) berpartisipasi dalam

berbagai kegiatan di Desa. Menurut Horton (1999) pembangunan masyarakat perdesaan

berarti pembangunan masyarakat tradisional rnenjadi manusia modern, selanjutnya menurut

Sayugo dan Pudjiawati (1985) pembangunan masyarakat perdesaan berarti membangun

swadaya masyarakat dan rasa percaya pada diri sendiri sedangkan Soekanto dan Soerjono

(1983) mengemukakan bahwa pembangunan perdesaan adalah pembangunan usaha tani atau

membangun pertanian. Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa

pembangunan masyarakat perdesaan adalah pembangunan nasional yang ditujukan pada

usaha peningkatan taraf hidup masyarakat perdesaan, menumbuhkan partisipasi aktif setiap

anggota masyarakat terhadap pembangunan dan menciptakan hubungan yang selaras antara

masyarakat dengan lingkungannya. Sebagai subjek sekaligus aktor dari pembangunan peran

pemuda dalam pembangunan masyarakat perdesaan penting untuk diteliti.

Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan salah satu daerah yang berada di

kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis, kabupaten ini berada pada 1º26'00"

– 2º12'55" Lintang Utara dan 99º40'00" – 100º26'00" Bujur Timur. Pada umumnya

Kabupaten Labuhanbatu Selatan berada pada ketinggian di bawah 100 m di atas permukaan

laut. Sedangkan ketinggian antara 100–500 m di atas permukaan laut hanya terdapat di

Kecamatan Sungai Kanan tepatnya pada bagian barat yang berbatasan dengan Kabupaten

Padang Lawas Utara. Area Kabupaten Labuhanbatu Selatan di sebelah Utara berbatasan

langsung dengan Kabupaten Labuhanbatu,

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, sedangkan

di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau dan Kabupaten

Padang Lawas Utara, dan di sebelah Barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Padang

Lawas Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

Total luas wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan sekitar 4.35% dari luas wilayah

Provinsi Sumatera Utara yaitu 311.600 Ha yang terdiri dari 5 Kecamatan, 52 Desa, dan 2

Kelurahan defenitif. Berdasarkan BPS Labuhanbatu Selatan 2014, jumlah penduduk

terbanyak terdapat di Kecamatan Torgamba yaitu sebanyak 109.788 jiwa dengan kepadatan

penduduk sekitar 96 jiwa per Km2 yang terdiri dari 14 Desa. Dari data tersebut dapat peneliti

merasa Desa-desa di Kecamatan Torgamba cocok untu diteliti.

Dalam upaya membangun masyarakat perdesaan, pemerintah Labuhanbatu Selatan

menusun visi dan misi untuk meningkatkan pembangunan di Labuhanbatu Selatan. Dimana

visinya ialah: Bersama Membangun Tanah Kelahiran. Lebih lanjut dijelaskan bahwa

pembangunan daerah harus dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah dan

berkelanjutan untuk memacu peningkatan kemampuan daerah dalam rangka mewujudkan

kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan warga masyarakat daerah lain. Untuk mencapai

visi tersebut pemerintah Labuhanbatu Selatan menyusun lima misi yaitu:

1. Optimalisasi pengelolaan sumber daya pembangunan daerah yaitu kebijaksanaan

untuk memanfaatkan seluas-luasnya sumber daya manusia dan sumber daya alam dari

dan untuk kepentingan pembangunan daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

2. Pengawasan proses pelaksanaan pembangunan daerah yaitu kebijaksanaan yang

ditempuh pemerintah daerah untuk menjamin terjaganya kejujuran dari para

pelaksana pembangunan menyangkut kualitas maupun kuantitas pembangunan daerah

Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

3. Memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang seimbang yaitu kebijaksanaan

pembangunan ekonomi daerah yang diarahkan untuk memacu percepatan

pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan tetap menjaga keseimbangan tiga pilar

ekonomi yakni masyarakat, swasta dan pemerintah daerah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

4. Mendorong pemerataan partisipasi dan hasil pembangunan daerah yaitu

kebijaksanaan pemerintah daerah unutk mendiring keseimbangan, sebab usaha

mendorong pertumbuhan ekonomi semata justru akan mengabaikan atau merugikan

aspek pemerataan.

5. Memantapkan stabilitas daerah yaitu kebijaksanaan pemerintah daerah Kabupaten

Labuhanbatu Selatan yang memungkinkan untuk menciptakan suasana stabilitas

kehidupan masyarakat yang sehat dan dinamis.

Berdasarkan visi, misi dan kondisi umum daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan

maka dapat diambil kesimpulan bahwa tahapan utama pembangunan diprioritaskan pada lima

sektor utama, yaitu sektor pendidikan, kesehatan, perekonomian, pelayanan umum dan

pembangunan infrastruktur. Kelima sektor tersebut selanjutnya akan diterjemahkan kedalam

urusan wajib dan urusan pilihan masing-masing SKPD yang ada di Kabupaten Labuhanbatu

Selatan. Adapun prioritas pembangunan Kabupaten Labuhanbatu Selatan tersebut dijabarkan

sebagai berikut:

1. Bidang Pendidikan

a) Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan baik formal maupun non formal

sebagai upaya pemerataan pendidikan dan kemudahan akses pendidikan bagi

masyarakat.

b) Peningkatan mutu dan disiplin tenaga pendidik melalui pendidikan dan pelatihan.

c) Peningkatan dan pemenuhan kebutuhan tenaga pendidik dan kompetensi tenaga

pendidik melalui pengembangan profesional berkelanjutan.

2. Bidang Kesehatan

a) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan berkeadilan serta

nmemberdayakan masyarakat dan keluarga untuk mendiring tumbuhnya paradigma

hidup sehat, termasuk pengibatan gratis bagi keluarga miskin dan kurang mampu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

yang didukung oleh peningkatan sarana dan prasarana kesehatan seperti

peningkatan jumlah, jaringan dan kualitas rumah sakit, puskesmas, posyandu dan

poskesdes.

b) Pengembangan sistem jaminan kesehatan terutama bagi penduduk miskin yang

didukung oleh peningkatan kualitas pelayanan dan sumber daya manusia tenaga

kesehatan.

3. Bidang Ekonomi

a) Meningkatkan pertumnuhan perekonomian rakyat berbasis potensi daerah pada

bidang perkebunan, pertanian, industri, perdagangan dan jasa yang berwawasan

lingkungan, yang didukung dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

dan upaya pemerintah dalam memfasilitasi akses dunia usaha perekonomian rakyat

terhadap lembaga keuangan dan lembaga pembiayaan.

b) Peningkatan mutu dan progesionalisme tenaga kerja sebagai bagian dari upaya

peningkatan produktofotas dan daya saing produk.

4. Bidang Pelayanan Umum

a) Peningkatan penegakan hukum yang berorientasi pada pemberantasan Kolusi,

Korupsi dan Nepotisme menuju terciptanya Good Governance.

b) Penataan kelembagaan instansi pemerintah daerah agar menjadi lebih profesional,

efektif dan efisien dengan tugas pokok dan fungsi yang jelas.

c) Peningkatan kualitas kehidupan berbangsa dan beragama melalui pemantapan nilai

budaya dan keagamaan dalam mempertahankan keharmonisan dan solidaritas.

d) Meningkatkan kualitas dan profesionalisme aparatur penyelenggaraan pemerintah

secara menyeluruh dalam upaya mendukung percepatan pembangunan dan

pemantapan perencanaan pembangunan kedepan.

5. Bidang Infrastruktur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

a) Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana wilayah.

b) Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana permukiman, antara lain, air

bersih, drainase, listrik, dan persampahan.

c) Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendukung perekonomian.

Dalam pencapaian visi misi daerah Labuhanbatu Selatan tersebut tentunya tidak

terlepas dari peran pemuda di daerah itu. Bernardi (2010) mengatakan bahwa baik secara

individual maupun kolektif pemuda merupakan faktor central dalam pembangunan

masyarakat. Karena ia bukan saja subjek pendukung tetapi juga pencipta dan tujuan

pembangunan masyarakat itu sendiri. Meskipun pernyataan tersebut keluar ditahun yang

tergolong lawas tampaknya penyataan tersebut masih sepemahaman dengan kondisi saat ini.

Perbedaannya hanya terletak kepada dorongan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses

industrialisasi yang akan meningkatkan efisiensi kerja di satu pihak sedangkan dipihak lain

hal ini akan mendorong timbulnya diferensiasi kerja yang terkristalisasi.

Mengkaji pemuda dalam pembangunan masyarakat dapat dilihat dari dua dimensi,

yaitu kekinian dan masa depan. Dimana dalam dimensi kekinian, pemuda adalah potensi

yang harus didayagunakan dalam pembangunan, dengan kata lain mengaktualisasikan

potensi pemuda untuk dijadikan kekuatan (power) sedangkan dimensi masa depan pemuda

adalah aset yang harus dikembangkan untuk kepentingan yang akan datang. Namun meski

begitu, dalam waktu yang bersamaan ke dua dimensi tersebut harus diberi peluang dan

kesempatan untuk berkembang demi masa depan. Dengan demikian aktualisasi pemuda

dalam pembangunan masyarakat perdesaan merupakan becoming proses.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti merasa perlu untuk

melakukan penelitian dengan judul: “Peran Pemuda Dalam Pembangunan Masyarakat

Perdesaan (Studi kasus: di Kecamatan Torgamba Kab. Labuhanbatu Selatan)”.

1.2. Perumusan Masalah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peran pemuda di Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan?

2. Apakah terdapat pengaruh positif terhadap peran pemuda dari aspek ekonomi,

pendidikan dan infrastruktur dalam pembangunan masyarakat perdesaan yang ada di

Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk menganalisis peran pemuda yang ada di Kecamatan Torgamba Kabupaten

Labuhanbatu Selatan

2. Untuk menganalisis pengaruh peran pemuda dari aspek ekonomi, pendidikan dan

infrastruktur dalam pembangunan masyarakat perdesaan yang ada di Kecamatan

Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Membuka jalan dalam upaya pembinaan dan pengembangan generasi muda dalam

rangka membangun dan menumbuhkan tokoh-tokoh dalam pembangunan masyarakat

yang cakap (capable) dan bertanggung jawab.

2. Sebagai bahan masukan kepada Pemerintah daerah dalam rangka pengambilan

kebijakan terkait pembinaan dan pengembangan generasi muda, khususnya generasi

muda yang ada di Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

3. Menambah serta meningkatkan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam

meneliti.

4. Mendorong peneliti lain untuk meneliti secara mendalalm atau sudut pandang yang

berbeda tentang peran pemuda dalam pembangunan serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini disajikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang peneliti

anggap relevan terhadap penelitian yang ingin dilakukan oleh peneliti saat ini. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Zaini Rohmad (1998), dengan judul Peran Pemuda dalam

Pembangunan Masyarakat Perdesaan (Kasus penelitian Desa-desa Wilayah Perkotaan,

Pinggiran dan Perdesaan di Kabupaten Malang Jawa Timur). Hasil penelitian menunjukan

bahwa kinerja pemuda tokoh dan non tokoh dalam pembangunan masyarakat memiliki

pengaruh yang signifikan.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Endang Purwanti (2012), dengan judul

Pengaruh organisasi pemuda terhadap pembanguan masyaraat di Desa Dayaan dan Kalilondo

Salatiga. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik organisasi pemuda berpengaruh

signifikan terhadap pembangunan masyarakat di Desa Dayaan dan Kalilondo, Kabupaten

Salatiga.

Khairur Rasyid (2015), dengan judul „Analisis Peran Pemuda dalam Pembangunan

Wirausaha Mandiri Ditinjau Dari Persfektif Pengembangan Wilayah di Kecamatan Medan

Selayang Kota Medan‟. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang

signifikan antara peran pemuda sebagai dinamisator (penggerak), motivator (pendorong),

inovator (penemuan baru) dalam pembangunan wirausaha mandiri dalam 3 bidang atau jenis

usaha yaitu kuliner, jasa, dan fashion dari persfektif pengembangan wilayah.

11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12

2.2. Pembangunan Masyarakat Perdesaan

2.2.1. Teori Pebangunan

Dalam UU RI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Sistem perencanaan pembangunan

nasional dirumuskan sebagai pembanguan nasional yang diselenggarakan berdasarkan

demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, keadilan, keberlanjutan, berwawasan

lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan

nasional.

W.W. Rostow dalam Todaro(1994) melihat pembangunan sebagai proses yang

bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat terbelakang ke masyarakat maju.

Prinsip pembangunan ialah pertumbuhan ekonomi juga diutarakan oleh Lewis yang

kemudaian berpendapat bahwa sukses atau tidaknya pembangunan hanya dapat di tinjau dan

di ukur dengan kondisi perekonomian . menurut Todaro (2000), pada dasarnya pembangunan

harus menekankan kepada aspek nilai-nilai kemanusiaan. Pembangunan juga merupakan

suatu proses multidimensional yang selain mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi,

penanganan ketimpangan serta pengentasa kemiskinan juga harus menyaratkan

berlangsungnya serangkaian perubahan besar-besaran terhadap struktur sosial, sikap-sikap

masyarakat dan institusi-institusi nasional.

Goulet meyatakan dalam Todaro (2000) menyatakan bahwa pembangunan yaitu

berpindahnya suatu keadaan dari suatu kondisi yang di anggap tidak menyenangkan kepada

suatu kondisi yang di anggap lebih baik atau lebih berprikemanusiaan secara material dan

spiritual. Pembangunan seharusnya ditafsirkan sebagai usaha memperbaiki kondisi yang lebih

manusiawi, yakni kondisi yang mendukung eksistensi kehidupan manusia seutuhnya.

Menurut Roger (1989) pembangunan harus diartikan sebagai proses partisipasi di

segala bidang dalam perubahan sosial suatu masyarakat. Tujuannya adalah membuat

kemajuan sosial dan material bagi sebagian besar masyarakat dengan kemampuan mereka

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

mengoptimalkan pengaturan dirinya dan lingkungannya, selanjutnya menurut Slamet (1992)

pembangunan adalah perubahan sosial yang direncanakan sebagai usaha manusia untuk

memperbaiki kehidupannya. Pembangunan dipengaruhi oleh manusia seperti nilai tradisi,

kebiasaan, tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya. Sejak tahun 1970an

titik sentral dari pembangunan beralih ke manusia. Dengan kata lain Manusia tidak lagi

dipandang sebagai alat produksi, sebagaimana faktor-faktor lain dalam proses produksi,

melainkan sebagai aktor dalam pembangunan itu sendiri dengan demikian diketahui bahwa

manusia tidak lagi dipandang sebagai ojek melainkan subjek dari pembangunan itu sendiri.

Rohmad dan Zaini (1998) pembangunan seharusnya ditafsirkan sebagai usaha memperbaiki

kondisi yang kurang manusiawi menjadi kondisi yang lebih manusawi yaitu kondisi yang

mendukung eksistensi kehidupan manusia seutuhnya. Todaro dan Michael P (2000)

mengatakan bahwa pembangunan harus diartikan sebagai suatu proses multidimensional

yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental yang sudah

terbiasa dan lembaga-lembaga nasional. Termasuk didalamnya akselerasi pertumbuhan

ekonomi, pengurangan ketimpangan dan pemberantasan kemungkinan yang absolut.

Meninjau dari defenisi diatas terlihat jelas bahwa manusialah yang merupakan hakikat

dari pembangunan itu sendiri. Dengan Kata lain tujuan dari pembanguan itu sendiri ialah

membangun insani, maka manusia yang menjadi aktor utamanya sebaiknya diposisikan

sebagai subjek dan objek dalam pembangunan.

2.2.2. Pembangunan Masyarakat Perdesaan

Istilah pembangunan masyarakat perdesaan (PMP) atau rural community development

populer sejak perang Dunia II. pengertian rural community development menggantikan

istilah-istilah yang lebih dahulu populer, seperti village improvement, rural development,

community silf-help dan community organization (Clinard, 1990). Inti dari pembangunan

masarakat adalah manusia. Manusialah yang menjadi aktor dalam pembangunan sekaligus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

merupakan kunci keberhasilan pembangunan. Agar pembangunan berhasil, manusianya juga

harus dibangun terlebih dahulu sebab dalam pembangunan masayarakat subjeknya adalah

manusia itu sendiri sedang yang lainnya hanya sebagai alat atau sarana untuk meningkatkan

kesejahteraan manusia.

Dunbar (1972) meyatakan bahwa pembangunan masyarakat adalah serangkaian

kegiatan perbaikan masyarakat lokal (communiny improvement) melalui unit-unit usaha

kelompok yang berbeda-beda untuk mempertemukan kebutuhan atau keinginan mereka.

Pengertian ini mengandung tiga hal yaitu: (1) serangkaian kegiatan perbaikan masyarakat

lokal; (2) melalui unit-unit kelompok yang ada di masyarakat lokal tersebut; dan (3) untuk

mencapai kebutuhan atau keinginan masyarakat.

Cawley (1984) menyatakan bahwa pembangunan adalah suatu aktivitas pebangunan

yang dirancang secara hati-hati dan demokratik, terpusat pada keberadaan seseorang baik

secara geografi maupun sosial. Lebih lanjut beliau mngatakan bahwa pengertian tersebut

mengandung tiga hal penting, yaitu: (1) pembangunan masyarakat merupakan aktivitas yang

dirancang secara hati-hati dan demoktarik; (2) fokus kegiatan pada keberadaan manusia; dan

(3) untuk perbaikan hidup sesama. Sedangkan Christensin dan Robinson (1989) menyatakan

bahwa pembangunan masyarakat (community development) adalah inisiatif masyarakat dalam

proses tindakan sosial untuk memperbaiki kondisi hidupnya.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pembangunan masyarakat

perdesaan adalah pembangunan nasional yang ditujukan pada usaha peningkatan taraf hidup

masyarakat perdesaan, menumbuhkan partisipasi aktif setiap anggota masyarakat terhadap

pembangunan dan menciptakan hubungan yang selaras antara masyarakat dengan

lingkungannya. Dengan kata lain masyarakat di perdesaan diharapkan memiliki rasa

tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mengembangkan potensi diri dan

keluarganya, serta membangun sarana dan prasarana di perdesaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

2.3. Pemuda

2.3.1 Pengertian Pemuda

Undang-Undang Kepemudaan Nomor 40 tahun 2009 mendefenisikan pemuda sebagai

warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan

yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Mereka juga di tuntut untuk

mengambil peran aktif dalam masyarakat. Kelompok dewasa muda ini berada pada puncak

kondisi fisik, kekuatan, energi, dan ketahanan, sesuatu yang mereka terima sebagai suatu

keharusan. Mereka juga berada pada puncak daya motorik dan sensorik. Pada umumnya

perubahan nilai terjadi dari egosentrik menjadi lebih sosial. Pada masa ini banyak pemuda

yang bangga terhadap dirinya karena merasa berbeda dengan orang lain. Mereka seringkali

terlihat menjadi kreatif, tergantung pada ketertarikan dan kemampuan memberikan kepuasan

yang besar pada mereka.

Abdullah (1974) mengatakan bahwa pemuda adalah individu dengan karakter

dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang

stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural, sedangkan Siagian

(1985) mendefenisikan bahwa pemuda yang sebenarnya sudah mampu memikul tanggung

jawab orang dewasa, namun diakui belum haknya oleh masyaraat untuk memikul tugas yang

sama dengan orang dewasa. Dari pendapat diatas terlihat bahwa sebelum memasuki abad 21

para sosiolog Indonesia cenderung mendefenisikan pemuda sebagai kelompok yang sama

sekali berbeda statusnya dengan masyarakat dewasa dalam hal sosial kulturnya. Pandangan

terhadap pemuda masa kini tentu tidak lagi bisa dijadikan acuan terhadap realita yang

dihadapi pemuda saat ini. Terlalu banyak kisah pemuda di era modern ini yang menjadi

tulang punggung keluarga, mencapai kesuksesan dimasa mudanya atau menjadi suri tauladan

bagi lingkungannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

Pemuda adalah masa dimana seorang manusia berada pada puncak potensi dirinya.

Adapun potensi yang dimiliki pemuda adalah: (1) Potensi Spiritual, dimana ketika pemuda

meyakini sesuatu maka akan membari sesuatu apapun yang dimiliki dan disanggupinya

secara ikhlas tanpa mengharapkan pamrih; (2) Potensi Intelektua, dimana daya analisis

pemuda yang kuat didukung dengan spesialisasi keilmuan yang dipelajari menjadikan

kekritisan pemuda berbasis intelektual; (3) Potensi Emosional, dimana keberanian, semangat

dan kemauan keras yang dimilikinya senantiasa menggelora serta mampu menular kepada

siapapun yang ada disekitasnya; (4) Potensi Fisikal, dimana secara fisik pemuda berada

dalam puncak kekuatan.

Pemuda merupakan suatu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita

perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Negara, bangsa dan agama. Selain

itu pemuda mempunyai peran sebagai agen sosial yaitu bahwa para pemuda memiliki ide dan

gagasan perubahan untuk kemajuan Negara dan bangsa. Pemuda merupakan individu yang

jika dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang

mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia

pembangunan baik saat ini maupun dimasa depan. Sebagai generasi penerus yang akan

menggantikan generasi terdahulu. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dalam penelitian ini

pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan

perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh).

2.3.2. Peran Pemuda dalam Pembanguan Masyarakat Perdesaan

Perilaku individu dalam kesehariannya hidup bermasyarakat berhubungan erat dengan

peran. Karena peran mengandung hal dan kewajiban yang harus dijalani seorang individu

dalam bermasyarakat. Sebuah peran harus dijalankan sesuai dengan norma-norma yang

berlaku juga di masyarakat. Seorang individu akan terlihat status sosialnya hanya dari peran

yang dijalankan dalam kesehariannya. Dalam pengertian umum, peran dapat diartikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

sebagai perbuatan seseorang atas sesuatu pekerjaan. Menurut Kamus Umum Bahasa

Indonesia (2007), peran adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu

peristiwa. Peran merupakan suatu aspek yang dinamis dari suatu kedudukan (status). Peran

merupakan sebuah landasan persepsi yang digunakan setiap orang yang berinteraksi dalam

suatu kelompok atau organisasi untuk melakukan suatu kegiatan mengenai tugas dan

kewajibannya. Dalam kenyataannya, mungkin jelas dan mungkin juga tidak begitu jelas.

Tingkat kejelasan ini akan menentukan pula tingkat kejelasan peran seseorang.

Menurut Ahmadi (1982) peran adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap

caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu yang berdasarkan status

dan fungsi sosialnya. Pengertian peran menurut Soerjono (2002), yaitu peran merupakan

aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya

sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peran. Sementara itu Menurut

Robert Linton (1936), teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-

aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya.

Menurut Soekanto (2003) peran adalah aspek dinamis kedudukan (status). Apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia

menjalankan suatu peran. Setiap orang memiliki macam-macam peran yang berasal dari pola-

pola pergaulan hidup. Hal ini sekaligus berarti bahwa peran menentukan apa yang

diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh

masyarakat dalam menjalankan suatu peran. Menurut Soekanto (2006) peran mencakup tiga

hal yaitu: (1) Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat. Peran dalam hal ini merupakan rangkaian peraturan yang

membimbing seseorang dalam kehidupan di lingkungan masyarakat dimana ia berinteraksi;

(2) Peran adalah merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh seseorang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

atau individu dalam masyarakat sebagai organisasi; (3) Peran dapat diartikan sebagai perilaku

individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Berdasarkan beberapa defenisi diatas maka peran dalam penelitian ini adalah aspek

dinamis yang berupa tindakan atau perilaku yang dilaksanakan seseorang yang menempati

atau memangku suatu posisi dan melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya. Dengan kata lain bahwa peran adalah sesuatu yang penting dan diharapkan

dari seseorang yang memiliki tugas utama dalam kegiatan. Jika seseorang menjalankan

kegiatan tersebut dengan baik maka dengan sendirinya akan berharap bahwa apa yang

dijalankan sesuai dengan keinginan dari lingkungannya.

Menurut Febrian (2009), pemuda memiliki beberapa peran yaitu: (1) Peran pemuda

sebagai Sosial Agent Of Change dimana Pemuda berperan dalam konteks perubahan sosial,

ekonomi, politik dan lini kehidupan lainnya. Hal ini semakin penting karena ia mampu

memainkan peran positif sesuai dengan kemampuan dan profesionalismenya; (2) Peran

pemuda sebagai inspiratorBahwa pemuda selalu menjadi inspirasi pada setiap perubahan

yang terjadi di Indonesia; (3) Pemuda sebagai tonggak pembangunan dan masa depan bangsa.

Sebagai salah satu pilar civil society, pemuda menjadi ujung tombak pembangunan bangsa

ini. Pemuda merupakan tonggak pembangunan bangsa, ia merupakan generasi penerus masa

depan suatu bangsa, kualitas sumber daya manusia kaum muda harus menjadi andalan utama.

Taufiq (2013), Menyatakan bahwa peran pemuda adalah: (1) sebagai dinamisator.

Dinamisator adalah penggerak. Pemuda diartikan juga sebagai seseorang yang memiliki

pikiran-pikiran muda yang konstruktif, kreatif, inovatif. Pikiran-pikiran pemuda tersebut

yang akan membangkitkan kemauan dan kemampuan, Ketika kemauan dan kemampuan itu

bersatu maka pemuda akan menjadi penggerak; (2) sebagai motivator. Pembangunan

merupakan tanggung jawab semua elemen masyarakat, kita tidak boleh membebankan

pelaksanaan pembangunan hanya kepada pemerintah. Dalam kontek ini pemuda harus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

memerankan diri sebagai motivator (pendorong) kepada semua elemen masyarakat

untuk mau bersama-sama bahu-membahu melaksanakan dan mensukseskan pembangunan,

sesuai dengan kemampuan dan kapasitas pemuda tersebut; (3) sebagai inovator. Dalam kajian

psikologi pemuda mempunyai karakteristik selalu berpikir rasional dan ideal, karena

karakteristik itulah pembaharuan-pembaharuan sering muncul dari pemuda. Karakteristik

yang akhirnya melahirkan semangat inovasi harus juga merambah ke sektor pelaksanaan

pembangunan. Berdasarkan beberapa penyataan ditas terlihat bahwa pemuda adalah subjek

sekaligus aktor dari pembangunan. Dimana pemuda merupakan satu unsur dimasyarakat yang

juga ikut serta dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembangunan

tersebut memberikan makna bagi pemuda pada khususnya dan masyarakat pada umumnya

(rohmad, 1998).

Mengkaji pemuda di perdesaan dapat dilihat dari aktivitasnya dalam pembangunan

masyarakat. Secara sosial terdapat tiga strata pemuda yaitu: (1) pemuda tokoh; (2)pemuda

anggota; (3) pemuda yang tidak ikut dalam kelompok atau organisasi. Di Indonesia untuk

membedakan pemuda anggota dan pemuda yang tidak ikut dalam kelompok atau organisasi

sulit diketahui secara jelas perbedaannya. Hal ini dikarenakan ada beberapa kelompok atau

organisasi yang menyatakan bahwa semua pemuda secara otomotis menjadi anggoota

kelompok atau organisasi tersebut. Oleh karenanya pemuda anggota dan pemuda yang tidak

mengikuti kelompok/ organisasi dikategorikan kedalam satu kategori yaitu pemuda non tokoh

atau pemuda pengikut.

Berdasarkan pernyataan diatas diketahui bahwa pemuda terbagi menjadi dua bagian

yatu pemuda tokoh dan non tokoh. Dimana pemuda non tokoh memiliki jumlah yang lebih

banyak dari pemuda tokoh. Aktualisasi pemuda non tokoh adalah mengikuti ajakan dan

anjuran pemuda tookoh atau pemimpin masyarakat. Sedangkan aktualisasi pemuda tokoh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

ialah menginterpretasikan situasi dan kondisi masyarakatnya khususnya bagi pembangunan

pemuda agar mampu mandiri dan bertanggung jawab sosial.

Ada beberapa pendapat mengenai pemuda tokoh, yaitu (1) pemuda tokoh diartikan

sebagai sejumlah orang yang terorganisasi secara permanen yang biasanya dipersiapkan

menjadi ketua AMPI, KNPI, Karang Taruna dan lainnya; (2) pemuda tokoh adalah pemuda

yang aktif dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

lingkungannya. Mereka aktif bukan karena politis atau formal dipersiapkan untuk posisi

tertentu tetapi mereka dengan kesenangan hati aktif dalam kegiatan kemasyarakatan sehingga

menjadi tokoh dan pendapatnya diikuti oleh pemuda dilingkungannya.

Pemuda seharusnya aktif dalam kegiatan kemasyarakatan yang dibutuhkan oleh

lingkungannya. Mereka mempersiapkan diri dengan berbagai ilmu dan keterampilan agar

mampu melaksanakan kegiatan kemasyarakatan yang dibutuhkannya. Oleh karenanya

pemuda harus belajar dan berlatih dalam (1) kepemimpinan dan kerjasama tim; (2)

komunikasi; (3) memecahkan masalah secara kreatif; serta (4) berpartisipasi dalam program-

program pembangunan dimana ia tinggal sebangai proses pematangan diri.

2.4. Labuhanbatu Selatan

2.4.1. Gambaran Umum Kabupaten Labuhanbatu Selatan


Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan daerah otonom baru yang merupakan

hasil pemekaran dari Kabupaten Labuhanbatu yang diresmikan pada tanggal 21 Juli 2008

sesuai dengan Undang-undang No. 22 Tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten

Labuhanbatu Selatan di Provinsi Sumatera Utara. Labuhanbatu Selatan merupakan salah satu

Kabupaten dari pemekaran Kabupaten Labuhanbatu yang dibagi menjadi kabupaten yaitu

Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu

Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

Kabupaten Labuhanbatu Selatan berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara.

Secara geografis, kabupaten ini berada pada 1º26'00" – 2º12'55" Lintang Utara dan 99º40'00"

– 100º26'00" Bujur Timur. Pada umumnya Kabupaten Labuhanbatu Selatan berada pada

ketinggian di bawah 100 m di atas permukaan laut. Sedangkan ketinggian antara 100 – 500 m

di atas permukaan laut hanya terdapat di Kecamatan Sungai Kanan tepatnya pada bagian

barat yang berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas Utara. Area Kabupaten Labuhanbatu

Selatan di sebelah Utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Labuhanbatu, di sebelah

Timur berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, sedangkan di sebelah

Selatan berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau dan Kabupaten Padang

Lawas Utara, dan di sebelah Barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Padang Lawas

Utara.

Total luas wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan sekitar 4.35% dari luas wilayah

Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah 311.600 Ha

yang terdiri dari 5 Kecamatan, 52 Desa, dan 2 Kelurahan defenitif. Adapun luas wilayah

kecamatan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ialah sebagai berikut.

Tabel 2.1.Luas Wilayah Labuhanbatu Selatan Berdasarkan Kecamatan


2
Persentase Kelurah
Kecamatan Luas (Km ) (%) Desa an
1 Sungai Kanan 484,35 15,54 8 1
2 Torgamba 1136,40 36,47 14 -
3 Kotapinang 482,40 15,48 9 1
4 Silangkitang 303,70 9,75 6 -
Kampung
5 Rakyat 709,15 22,76 15 -
Jumlah/ Total 3116,00 100,00 52 2
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014

Jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah 307.171 jiwa

dengan kepadatan penduduk sebesar 98 jiwa per Km 2 dimana jumlah penduduk dengan jenis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Jumlah

penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Torgamba yaitu sebanyak 109.788 jiwa dengan

kepadatan penduduk sekitar 96 jiwa per Km 2. Sedangkan penduduk paling sedikit terdapat di

Kecamatan Silangkitang yaitu sebanyak 30.673 jiwa dengan kepadatan penduduk yakni 101

jiwa per Km2. Kecamatan. Kotapinang merupakan kecamatan yang tingkat kepadatan

penduduknya paling tinggi dengan jumlah kepadatan 122 jiwa per Km 2, sedangkan

kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Kampung Rakyat

dengan kepadatan penduduk sebesar 80 jiwa per Km2.

Tabel 2.2.Jumlah Penduduk Kabupaten Labuhanbatu Selatan Berdasarkan Kecamatan


No Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah Sex Ratio
Pria Wanita
1 Kotapinang 32.280 30.807 63.087 104,78
2 Kampung Rakyat 29.436 27.740 57.176 106,11
3 Torgamba 59.653 55.739 115.392 107,02
4 Sei Kanan 25.573 23.500 48.073 104,57
5 Silangkitang 15.940 15.032 30.972 106,04
Jumlah 161.882 152.818 314.700 105,93
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014

Pada umumnya daerah-daerah yang berada di kawasan Provinsi Sumatera Utara,

Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah daerah yang termasuk beriklim tropis. Daerah ini

memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan

biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya volume curah hujan pada bulan terjadinya

musim.

Secara demografi Kabupaten Labuhanbatu Selatan memiliki ciri pentung yaitu

kemajemukan yang meliputi unsur agama, suku, etnis budaya dan adat istiadat. Hal ini telah

mendiring terbangunnya karakter sebagian besar penduduk Kabupaten Labuhanbatu Selatan

yang bersifat terbuka. Kehidupan umat beragama di Labuhanbatu Selatan berlangsung baik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

ditandai dengan tidak adanya timbul pertentangan diantara umat beragama. Persentase

penduduk berdasarkan agama dapat dilihat dalam tabel 2.3 berikut ini.

Tabel 2.3. Komposisi Penduduk Labuhanbatu Selatan Menurut Agama Yang Dianut

No Kecamatan Agama (%)


Islam Protestan Katolik Budha Hindu

1 Kotapinang 88,23 10,12 0,83 0,00 0,81


Kampung
2 Rakyat 86,73 12,61 0,49 0,01 0,15
3 Torgamba 71,36 27,37 1,07 0,00 0,20
4 Sei Kanan 96,75 3,08 0,14 0,00 0,02
5 Silangkitang 98,58 1,37 0,01 0,01 0,03
Jumlah 84,09 14,96 0,67 0,01 0,27
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014

Penduduk beragama Muslim terbanyak berada di Kecamatan Silangkitang, diikuti

oleh Kecamatan Sungai Kanan dan Kampung Rakyat. Penduduk dengan agama Protestan

banyak berada di Kecamatan Torgamba. Penduduk dengan agama Katolik lebih banyak di

Kecamatan Torgamba. Hindu dan Budha banyak berada di Kotapinang dan Kampung

Rakyat.

Kabupaten Labuhanbatu Selatan merupakan salah satu sentra perkebunan sawit dan

karet di Sumatera Utara. Total luas perkebunan yang terdapat di Kabupaten Labuhanbatu

Selatan ialah 68.810 Ha dengan luas tanaman perkebunan sawit sebesar 42.830 Ha dan luas

tanaman karet adalah 25.980 Ha.

Etnis yang terdapat di Kabupaten Labuhanbatu Selatan cukup beragam diantaranya:

Jawa 49,93%, Batak 45, yang terdapat di Kabupaten Labuhanbatu Selatan cukup beragam

diantaranya: Jawa 49,93%, Batak 45,43%, Minang 0,58%, Melayu 0, 47%, Aceh 0,15% dan

lainnya 3,43%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

2.4.2. Sasaran Pembangunan Labuhanbatu Selatan


2.4.2.1. Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Pembangunan Daerah
Fokus utama dari optimalisasi pengelolaan sumberdaya pembangunan daerah adalah

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak melalui pengembangan sumber

daya manusia secara merata. Untuk mewujudkan misi tersebut maka ditetapkan tujuan

pembangunan Kabupaten Labuhanbatu Selatan, yaitu:

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pembangunan di bidang

pendidikan yang berkualitas disemua jenjang pendidikan baik formal maupun non formal

secara merata diseluruh wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

2. Meningkatkan pembangunan manusia melalui akselerasi derajat kesehatan dan

pencapaian standart hidup layak bagi masyarakat.

2.4.2.2. Pengawasan Proses Pelaksanaan Pembangunan Daerah


Untuk melaksanakan pengawasan proses pelaksanaan pembangunan daerah maka

tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur pemerintahan yang profesional dan

akuntabel melalui penyelnggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menuju

terciptanya Good Governmance.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur perencana pembangunan yang profesional

dan akuntabel dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

2.4.2.3. Memacu Pertumbuhan Ekonomi Daerah yang Seimbang


Untuk mengacu pertumbuhan ekonomi daerah yang seimbang maka tujuan yang ingin
dicapai adalah:
1. Meningkatkan pertumbuhan perekonomian rakyat yang berbasis pada potensi daerah.
2. Melakukan revitalisasi bidang pertanian dan perkebunan dalam rangka peningkatan
pendapatan masyarakat.
3. Meningkatkan pembangunan di bidang infrastruktur, sarana dan prasarana umum untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi.
4. Menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk pengembangan usaha dan penciptaan
lapangan kerja.

2.4.2.4. Mendorong Pemerataan Partisipasi dan Hasil Pembangunan Daerah


Untuk mendorong pemerataan partisipasi dan hasil pembangunan daerah maka
diharapkan dapat mengurangi kesenjangan antar daearah di wilayah Kabupaten Labuhanbatu
Selatan.

2.4.2.5. Memantapkan Stabilitas Daerah


Untuk melaksanakan misi diatas maka tujuan yang ingin dicapai dari misi tersebut
adalah meningkatkan keamanan dan terciptanya suasana aman dan nyaman. Dengan
demikian maka rumusan tujuan yang akan dilaksanakan antara lain:

1. Meningkatkan wawasan kebangsaan dan solidaritas kehidupan sosial, budaya dan


keagamaan.
2. Meningkakan keamanan dan ketertiban masyarakat.

2.5. Kerangka Pemikiran Penelitian


Penelitian ini mengunakan dua variabel untuk diteliti, yaitu Peran Pemuda (X) yang
dibagi kedalam tiga indikator yaitu aspek ekonomi (X1), pendidikan(X2) dan
infrastruktur(X3) dan Pembangunan Masyarakat Perdesaan (Y) yang indikatornya
peningkatan pembangunan masyarakat . Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana peran X
Terhadap Variabel Y. Selanjutnya dari variabel X (independen) tersebut ditemukan dan
ditelaah apakah ada pengaruh antara peran pemuda terhadap pembangunan masyarakat
perdesaan sebagai variabel Y (dependen).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

Untuk mempermudah pembaca memahami kerangka penelitian ini maka peneliti


menggambarkannya secara skematis pada gambar 2.1 dibawah ini.

Peran Pemuda dari Peran Pemuda Peran Pemuda

Aspek Ekonomi Aspek Pendidkan Aspek Infrastruktur

Pembangunan
Masayarakat Perdesaan

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

2.6. Hipotesis Penelitian

Hippotesis merupakan pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau

lebih (Sugiono,2005). Dalam penelitian ini dapat dirumuskan suatu hipotesa tentang diterima

atau ditolaknya suatu penelitian. Berdasarkan rumusan yang ada maka dibuat dua hipotesis

penelitian untuk mendukung penelitian ini yaitu: (1) Peran pemuda di Kecamatan Torgamba,

Kabupaten Labuhanbatu Selatan berada pada daerah positif; (2) Peran pemuda dari aspek

ekonomi, pendidikan dan infrastruktur berpengaruh dalam pembangunan masyarakat

perdesaan yang ada di Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Hal ini

nantinya akan dibuktikan berdasarkan kriteria pengambilan keputusan terhadap uji- t adalah

sebagai berikut :

Jika probabilitas < 0,05, Ha diterima, Ho ditolak

Jika probabilitas > 0,05, Ha ditolak, Ho diterima

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan

yang terdiri dari 14 desa dan akan dilaksanakan pada bulan juni 2017.

3.2.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan analisis sebab-

akibat (causal research). Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan untuk

menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Tujuan utama dari penelitian

ini adalah mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara berbagai variabel (Erlina, 2011).

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah Pemuda yang bertempat tinggal di 14 Desa yang ada di

Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat

menggambarkan populasi. Pengambilan sampel ini dimaksudkan untuk mengefisiensikan

waktu tenaga dan biaya (Arikunto, 2006). Sampel responden yang ditetapkan akan mengikuti

pendapat dari Roscoe dalam Sugiono (2005) menyatakan bahwa berapapun jumlah

populasinya, dalam penelitian soal ukuran sampel yang layak digunakan ialah antara 30-500

responden. Berdasarkan hal terebut peneliti menetapkan jumlah sampel dalam penelitian ini

berjumlah 56 responden.

Pada penelitian ini peneliti tidak menggunakan metode proporsional sampel,

melainkan menggunakan distribusi sampling secara merata di tiap desanya. Oleh karena itu

dari 14 desa akan didapati 4 responden setiap desanya.

28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29

3.4.Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner dan

dokumentasi Pengumpulan data akan dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan

pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang

sudah ada.

1. Data primer

Data primer dalam peneltian ini adalah Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada

orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Teknik ini cocok digunakan bila

jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas (Sugiono, 2006).

Teknik ini dipilih peneliti agar data yang didapat valid mengenai pengaruh peran

pemuda dalam pembangunan masyarakat perdesaan, pernyataan dari kuisioner dijawab oleh

responden. Pernyataan kuisioner diberikan kepada responden dengan mendatangi dan

mewawancarai responden secara langsung tanpa perwakilan.

Jenis kuisioner dalam penelitian ini adalah kuisioner dalam bentuk angket pilihan

berganda yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi beberapa

pernyataan yang alternatif jawabannya sudah disediakan dengan memberikan tanda ceklis

( . Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh peran pemuda dalam pembangunan

masyarakat perdesaan. Data yang diperoleh peneliti nantinya merupakan data original yang

berasal dari hasil angket suatu variabel.

Untuk menganalisis data hasil kuisioner, peneliti menggunakan teknik anlisis data

kuantitatif. Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan pemeriksiaan apakah responden

telah mengisi kuisioner dengan benar, kemudian dilakukan pengkodean yaitu diberikan hasil

tertentu pada data yang telah diperiksa untuk menyederhanakan jawaban rsponden.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

Dalam penelitian ini, skala pengukurannya menggunakan skala likert. Menurut

Arikunto (2009) skala ini meminta responden menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidak

setujuannya terhadap serangkaian pernyataan tentang suatu objek. Dalam pengukurannya,

setiap responden diminta pendapatnya mengenai suatu jawaban yang terdiri dari lima opsi

dan masing-masing mempunyai nilai yang berbeda, hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.1

berikut ini

Tabel 3.1 Ukuran Alternatif Jawaban Kuesioner


Pilihan Jawaban Bobot Nilai
Pertanyaan Pertanyaan
Positif Negatif
Sangat setuju/ sangat tinggi/ sangat banyak/ Selalu
5 1
Setuju/ tinggi/banyak/ sering 4 2
Ragu-ragu/ Netral/ kadang-kadang/ cukup 3 3
Tidak setuju/ rendah/ sedikit/ hampir tidak Pernah 2 4
Sangat tidak setuju/ sangat rendah/ sangat Sedikit/
1 5
tidak pernah
Sumber : Narimawati (2008)

Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel X yaitu peran pemuda dengan

variabel Y yaitu pembangunan masyarakat perdesaan, digunakan pedoman sebagai berikut.

Tabel 3.2.Dasar Interpretasi Skor Item Kuisioner Pada Variabel Peran Pemuda di Kecamatan
Torgamba
No Nilai skor Interpretasi Persentasi (%)
1 00< NS≤1 Berada pada daerah sangat negatif 20
2 1,1< NS≤2 Berada pada daerah negatif 40
3 2,2< NS≤3 Berada pada daerah tengah-tengah 60
4 3,3< NS≤4 Berada pada daerah positif 80
5 4,4< NS≤5 Berada pada daerah sangat positif 100
Sumber: Arikunto (1989)

Untuk menyusun dan mengembangkan instrumen maka peneliti terlebih dahulu

membuat kisi- kisi instrumen yang memuat indikator dari masing-masing variabel penelitian

yang dapat memberikan gambaran mengenai isi dari kuisioner yang akan dijadikan sebagai

acuan dalam penulisan item. Kisi-kisi instrumen tersebut terdiri dari variabel X yaitu peran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

pemuda dan variabel Y yaitu pembangunan masyarakat perdesaan. Adapun kisi-kisi

instrumen dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen dalam Penelitian


Variabel X Indikator Butir Soal
Peran Pemuda 1. Ekonomi 1,2,3
2. Pendidikan 4,5,6,7,8
3. Infrastruktur 9,10,11,12,13,14
Variabel Y Indikator Butir Soal
Pembanguanan Pembanguanan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,

masyarakat perdesaan masyarakat perdesaan 11,12,13,14,15,

16,17,18,19

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini yaitu, data dokumentasi yang telah dikumpulkan

oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.

Diperoleh dari instansi atau dinas yang terkait Seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten

Labuhanbatu, dokumentasi perdesaan serta studi kepustakaan yang bersumber dari literatur

dan dokumen-dokumen atau tulisan-tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.5. Teknik Analisis Data

3.5.1. Uji Validitas

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode kuisioner atau angket sebagai

instrumen penelitian, angket tersebut dibagikan kepada seluruh responden yang sudah

ditetapkan di sampel. Kuisioner tersebut selanjutnya dianalisis dan diuji validitasnya untuk

mengetahui kepadatan data. Perhitungan validitas dilakukan pada setiap butir pernyataan, hal

itu dilakukan untuk mengetahui apakah pernyataan tersebut valid dan dapat digunakan untuk

pengambilan data penelitian. Validitas instrumen akan tercapai bila data yang dihasilkan

sesuai dengan data yang didapat mengenai variabel penelitan yang dimaksud. Adapun teknik

uji validitas yang digunakan dengan menggunakan rumus product moment yang

dikemukakan oleh Pearson, yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

∑ (∑ (∑
√ ∑ (∑ ∑ (∑

Keterangan: rxy = validitas soal


N = jumlah peserta tes
∑ = Jumlah skor butir soal
∑ = jumlah skor total
∑ = jumlah perkalian skor butir sial dengan skor total
∑ = Jumlah kuadrat skor butir soal
∑ = Jumlah kuadrat skot total

3.5.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menghitung

reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus Alpha, yaitu:


( )(

(Arikunto,2009)

Keterangan: =Reliabilitas instrumen


k = banyaknya butir pernyataan

3.6. Metode Analisis Data

Adapun metode analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan dan hipotesis

penelitian yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk menjawab permasalahan yang pertama yaitu peran pemuda yang ada di

Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan dengan melakukan uji rata-rata. Jika

nilai rata-rata jawaban responden ≥ 3, maka peran pemuda dalam pembangunan masyarakat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

perdesaan yang ada di Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah positif

atau relatif tinggi.

Untuk menjawab rumusan masalah kedua yaitu apakah peran pemuda dari aspek

ekonomi, pendidikan dan infrastruktur berpengaruh dalam pembangunan masyarakat

perdesaan yang ada di Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan, dilakukan

dengan model regresi linier berganda. Yaitu dengan rumus

Y= a+ b1X1+ b2X2 + b3X3 +e

Keterangan :

Y = Variabel dependen/ terikat (nilai yang diprediksikan) dalam penelitian ini

adalah pembangunan masyarakat perdesaan.

X1 = Peran pemuda dalam aspek ekonomi

X2 = Peran pemuda dalam aspek pendidikan

X3 = Peran pemuda dalam aspek infrastruktur

a = Konstanta (nilai Y apabila X=0)

b = Koefisien regresi (nilai jika bernilai positif ataupun penurunan jika

bernilai negatif)

e = Standart error

3.7. Uji Asumsi Klasik

3.7.1.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi faktor

gangguan (residual). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal

atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik adalah dengan grafik

histogram dan melihat normal probability plot yaitu dengan membandingkan distribusi

kumulatif dengan distribusi normal. Sedangkan uji statistik dilakukan dengan melihat nilai

kurtosis dan skewness dari residual.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

3.7.2.Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi

yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Uji

heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

Scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dasar analisisnya dapat dilihat :

a) Jika titik-titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

memyempit) maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol

pada sumbu y maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.7.3.Uji Hipotesis

Suatu masalah yang erat hubungannya dengan penaksiran koefisien regresi adalah

kesesuaian (goodness of fit) regresi sample secara keseluruhan. Kebaikan sesuai diukur

dengan koefisien determinasi R2, yang mengatakan proporsi variasi variabel tidak bebas yang

dijelaskan oleh variabel yang menjelaskan. R 2 ini mempunyai jangkauan antara 0 dan 1,

semakin dekat ke 1 maka senakin baik kesesuaiannya. Koefisien determinasi R 2 bertujuan

untuk melihat kekuatan variabel bebas menjelaskan variabel tidak bebas.

Gozali (2005) memngatakan ahwa koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur

eerapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati angka

1 berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependen.

Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan uji-t (t-test) dan uji-F (F-test) serta

perhitungan nilai koefisien determinasi R2. Uji-t di maksudkan untuk mengetahui signifikansi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

statistik koefisien regresi secara parsial. Sedangkan uji-F dimaksudkan untuk mengetahui

signifikansi statistik koefisiien regresi secara bersama.

a. Hipotesis Uji Simultan (Uji F)

Ho : Peran pemuda dari aspek ekonomi, pendidikan dan infrastruktur secara simultan tidak

berpengaruh positif terhadap dalam pembanguan masyarakat perdesaan.

Ha : Peran pemuda dari aspek ekonomi, pendidikan dan infrastruktur secara simultan

berpengaruh positif terhadap dalam pembanguan masyarakat perdesaan..

Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji-f adalah sebagai berikut:

Jika probabilitas < 0,05, Ha diterima, Ho ditolak

Jika probabilitas > 0,05, Ha ditolak, Ho diterima

b. Hipotesis Uji Parsial (Uji-t)

Ho : Peran pemuda dari aspek ekonomi, pendidikan dan infrastruktur secara parsial tidak

berpengaruh positif dalam pembanguan masyarakat perdesaan.

Ha : Peran pemuda dari aspek ekonomi, pendidikan dan infrastruktur secara parsial

berpengaruh positif dalam pembanguan masyarakat perdesaan.

.Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji- t adalah sebagai berikut :

Jika probabilitas < 0,05, Ha diterima, Ho ditolak

Jika probabilitas > 0,05, Ha ditolak, Ho diterima

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

3.8. Variabel Penelitian dan Defenisi Opersional

3.8.1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga nantinya dapat diperoleh informasi tentang

hal tersebut, sehingga nantinya dapat ditarik kesimpulan (Sugiono, 2005). Lebih lanjut

Suginono menyatakan bahwa variabel penelitian dalam penelitian kuantitatif dibedakan

menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan pernyataan tersebut yang

manjadi variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas atau independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel dalam

penelitian ini adalah peran pemuda (variabel X) dengan tiga aspek yaitu ekonomi,

pendidikan dan infrastruktur

2. Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini

adalah pembangunan masyarakat perdesaan (Variabel Y) .

3.8.2. Defenisi Operasional

Berikut ini merupakan istilah yang perlu didefenisikan secara operasional guna

menghindari kesalah pahaman dalam pemahaman istilah yang digunakan dalam penelitian

sehingga penelitian menjadi terarah. Adapun istilah yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Pembangunan masyarakat perdesaan adalah pembangunan nasional yang ditujukan pada

usaha taraf hidup masyarakat perdesaan, menumbuhkan partisipasi aktif setiap anggota

masyarakat terhadap pembangunan dan menciptakan hubungan yang selaras antara

masyarakat dengan lingkungannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

2. Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan

dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun yang

belum menikah.

3. Peran adalah aspek dinamis yang berupa tindakan atau perilaku yang dilaksanakan

seseorang yang menempati atau memangku suatu posisi dan melaksanakan hak dan

kewajibannya sesuai dengan kedudukannya.

4. Pemuda dikatakan berperan positif apabila pemuda yang ada didesa tersebut berperan

membantu atau ikut serta untuk membangun masyarakat dalam pembangunan

masyarakat perdesaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Gambaran umum ini merupakan deskripsi secara general tentang wilayah kecamatan

Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan sebagai wilayah teriorial kecamatan yang berisi

deskripsi tentang kondisi geografis, kondisi demografi dan wilayah administrasi. Gambaran

ini disertakan untuk memberikan penjelasan dari wilayah yang menjadi fokus dari penelitian.

4.1.1.1. Deskripsi Kondisi Geografis Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu


Selatan.

Kecamatan Torgamba merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu

Selatan yang dibatasi Kecamatan Kampung Rakyat disebelah utara, Provinsi Riau disebelah

timur, Kabupaten Padang Lawas Utara dan Provinsi Riau disebelah selatan, dan disebelah

barat ada Kecamatan Sungai Kanan dan Kecamatan Kotapinang. Kecamatan ini merupakan

kecamatan terluas di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, luasnya mencapai 1.136,40 km2 yang

merupakan 36,47% dari total wilayah di Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39

4.1.1.2. Deskripsi Wilayah Administrasi Kecamatan Torgamba Kabupaten


Labuhanbatu Selatan.

Gambar 4.1. Peta Kecamatan Torgamba


(BPS Kabupaten Labuhanbatu 2015)

Kecamatan Torgamba secara administrasi terdiri dari 14 desa dengan 130 dusun,

dimana dusun terbanyak terdapat di Desa Asam Jawa yaitu sebanyak 22 dusun, sementara

desa yang memiliki dusun paling sedikit adalah Desa Teluk Rampah yaitu sebanyak 3 dusun.

Untuk lebih jalasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1. berikut ini.

Tabel 4.1. Jumlah Lingkungan dan Dusun yang Terdapat di Tiap Desa
Desa Jumlah Lingkungan Jumlah Dusun
Bukit Tujuh - 10
Sungai Meranti - 11
Torganda - 8
Torgamba - 11
Aek Raso - 10
Rasau - 4
Bangai - 6
Teluk Rampah - 3
Aek Batu - 17
Beringin Jaya - 6
Pinang Dame - 7
Asam Jawa - 22
Pangarungan - 13
Bunut - 5
Sumber: Kecamatan Torgamba (2017)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

Dari 14 desa tersebut desa Bukit Tujuh dan Sungai Meranti merupakan desa terluas

yang masing-masing 141 Km2 dan 138 Km2, sekitar 12% dari total luas daerah Kecamatan

Torgamba sedang yang terkecil adalah Desa Teluk Rampah yang luasnya hanya 23

Km2.berdasarkan presentasenya dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2. Presentase Luas Wilayah Menurut desa di Kecamatan Torgamba


( BPS kabupaten Labuhanbatu 2015)

Torgamba berada pada ketinggian 0-100 meter diatas permukaan laut. Adapun jarak

dari tiap-tiap kantor kepala desa ke ibukota kecamatan rata-ratanya mencapai 23,11 Km dan

jarak ini tidak begitu bervariasi Sembilan desa memiliki jarak 20-35 Km dan empat desa

jaraknya 12-19 Km.kantor kepala desa Sungai Meranti dan Rasau memiliki jarak yang paling

jauh ke ibukota kecamatan. Desa Aek Batu merupakan ibukota Kecamatan Torgamba yang

luasnya hanya 8,62% dari total luas wilayah di Kecamatan Torgamba. Ditinjau dari

penggunaan lahannya hanya 2% berupa bangunan dan perkarangan, dan 91% berupa tanah

kering. Tanah kering ini mendominasi penggunaan lahan di Torgamba. Tanah kering ini

biasanya digunakan untuk perkebunan berupa kelapa sawit dan karet.

Menurut tingkat perkembangannya seluruh desa/kelurahan di Kecamatan Torgamba

sudah tergolong desa/kelurahan swasembada yang berarti desa/kelurahan ini telah memiliki

ciri-ciri kebanyakan berlokasi di ibukota kecamatan, penduduknya padat, tidak terikat dengan

adat istiadat, telah memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai, dan partisipasi masyarakatnya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

sudah lebih efektif. Setiap desa di kecamatan ini dipimpin oleh seorang Kepala Desa,

sebagian besar pendidikan yang ditamatkan adalah SLTA (SMA) sebanyak 11 orang dan 3

orang kepala desa yang telah menamatkan pendidikan S1.

4.1.1.3. Deskripsi Kondisi Demografi Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu


Selatan.
Penduduk Kecamatan Torgamba tahun 2015 sebanyak 112.251 jiwa yang terdiri dari

57.617 jiwa laki-laki dan 54.634 jiwa perempuan. Jumlah Penduduk terbanyak terdapat di

Kelurahan Aek Batu yaitu sebanyak 22.566 jiwa, sedangkan yang paling sedikit berada di

Desa Rasau yaitu sebanyak 1.012 jiwa. Secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.2. di

bawah ini.

Tabel 4.2. Jumlah penduduk Menurut Jenis Kelamin dan desa/ Kelurahan
Desa/ Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
Bukit Tujuh 3 202 2 956 6 158
Sungai Meranti 7 642 6 222 12 964
Torganda 4 706 4 487 9193
Torgamba 3 806 3 629 7 435
Aek Raso 3 294 3 141 6 435
Rasau 518 494 1 012
Bangai 1 672 1 594 3 266
Teluk Rampah 711 678 1 389
Aek Batu 11 551 11 015 22 566
Beringin Jaya 2 323 2 214 4 537
Pinang Dame 2 498 2 382 4 880
Asam Jawa 9 104 8 680 17 784
Pangarungan 5 772 5 503 11 275
Bunut 11 718 1 639 3 357
Jumlah 57 617 54 634 112 251
Sumber: BPS Kabupaten Labuhanbatu (2015)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

. Tabel 4.3. Jumlah penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin


Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
0-4 7 431 7 168 14 617
5-9 7 093 6 911 14 004
10-14 6 327 5 829 12 156
15-19 5 253 4 633 9 886
20-24 4 710 4 582 9 292
25-29 1 709 4 819 9 28
30-34 4 776 4 715 9 491
35-39 4 273 4 178 8 451
40-49 3 480 3 036 6 516
50-59 2 568 2 152 4 720
60-64 679 659 1 338
64+ 912 947 1 859
Jumlah 57 617 54 634 112 251
Sumber: BPS Kabupaten Labuhanbatu Selatan (2015)

Persentase tenaga kerja di Kecamatan Torgamba Tahun 2015 sebanyak 74,45%,

dimana yang bekerja di bidang pertanian sebanyak 57,35%, industri 21,96%, PNS/TNI/Polri

1,36% dan lainnya 19,33%. Sebagian besar PNS di Kecamatan Torgamba merupakan Guru

SD yaitu sebanyak 219 orang.

4.1.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan software statistik, nilai validitas

dapat dilihat pada komom Corrected Item-Total Correlation.jika angka korelasi yang

diperoleh lebih besar dari angka kritik (r-hitung> r-tabel) maka instrumen tersebut dikatakan

valid.

4.1.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Peran Pemuda

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas kuisioner peran pemuda dalam bidang ekonomi,

pendidikan dan infrastruktur dijelaskan pada Tabel 4.1. berikut ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Peran Pemuda
Aspek No. r-hitung r-tabel Keterangan Koefisien
Pertanyaan Alpha
1 0,483 0.361 Valid 0,746
2 0,452 0.361 Valid
Ekonomi
3 0,688 0.361 Valid
4 0,367 0.361 Valid
5 0,385 0.361 Valid 0,702
6 0,492 0.361 Valid
7 0,372 0.361 Valid
Pendidikan
8 0,369 0.361 Valid
9 0,440 0.361 Valid
10 0,992 0.361 Valid
11 0,694 0.361 Valid 0,747
12 0,660 0.361 Valid
Infrastruktur
13 0,367 0.361 Valid
14 0,979 0.361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data primer (2017)

a. Uji Validitas

Berdasarkan hasil uji validitas diatas terlihat bahwa r-hitung lebih besar dari r-tabel

maka dapat disimpulkan bahwa skor dari seluruh indikator valid.

b. Reliabilitas

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel peran pemuda dalam Ekonomi, pendidikan

dan Infrastruktur memiliki masing-masing Cronbach Alpha sebesar 0,746; 0,702; dan 0,747.

Nunnaly (1960) menyatakan Jika nilai Cronbach Alpha > dari 0,6 maka dapat dikatakan

reliabel. Oleh karena itu maka variabel peran pemuda dapat dikatakan reliabel.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

4.1.2.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Varibel Pembangunan Masyarakat Perdesaan


Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas kuisioner pembangunan masyarakat perdesaan

dijelaskan pada Tabel 4.5. berikut ini:

Tabel 4.5. Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas Variabel Pembangunan Masyarakat Perdesaan
Aspek No. r-hitung r-tabel Keterangan Koefisien
Pernyataan Alpha
1 0,497 0.361 Valid 0,733
2 0,458 0.361 Valid
3 0,575 0.361 Valid
4 0,413 0.361 Valid
5 0,459 0.361 valid
6 0,403 0.361 valid
7 0,380 0.361 Valid
8 0,638 0.361 Valid
Pembangunan 9 0,474 0.361 Valid
Masyarakat 10 0,370 0.361 Valid
Perdesaan 11 0,553 0.361 Valid
12 0,416 0.361 Valid
13 0,365 0.361 Valid
14 0,448 0.361 Valid
15 0,630 0.361 Valid
16 0,422 0.361 Valid
17 0,419 0.361 Valid
18 0,391 0.361 Valid
19 0,394 0.361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data primer (2017)

a. Uji Validitas

Berdasarkan hasil uji validitas diatas terlihat bahwa tiap butir soal dari indikator

pembangunan masyarakat perdesaan lebih besar dari skor r-tabel, artinya skor dari seluruh

indikator dapat dikatakan valid.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

b. Reliabilitas

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas terlihat bahwa variabel pembangunan masyarakat

perdesaan memiliki Cronbach Alpha sebesar 0,733. Nunnaly (1960) menyatakan Jika nilai

Cronbach Alpha > 0,6 maka dapat dikatakan reliabel. Oleh karena itu maka variabel

pembangunan masyarakat perdesaan dapat dikatakan reliabel.

4.1.3. Peran Pemuda di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan.


Untuk mengetahui peran pemuda di Kecamatan Torgmaba, Kabupaten Labuhanbatu

Selatan dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6. Skor Peran Pemuda di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan
No Peran Pemuda Rataan Skor
1 Ekonomi 4,64
2 Pendidikan 4,49
3 Infrastruktur 4,41
Rataan Skor Semua Aspek 4,51
Sumber: Hasil Pengolahan Data primer (2017)

Setelah mendapatkan skor rata-rata, maka skor rat-rata tersebut di interpretasikan

dengan skor item kuisioner yang tertera di Tabel 3.2. Berdasarkan acuan Tabel 3.2 pada bab

sebelumnya dapat dilihat bahwa aspek peran pemuda di Kecamatan Torgamba, Kabupaten

Labuhanbatu Selatan lebih besar dari 4,4 dan lebih kecil dari 5, atau dengan kata lain peran

pemuda di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan berada pada daerah sangat

positif dan nilai presentasi yang di dapat sebesar 100%. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa variabel peran pemuda merupakan faktor yang sangat berperan penting di Kecamatan

Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

4.1.4. Pengaruh Peran Kepemudaan dalam Pembangunan Masayarakat Perdesaan di


Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan
4.1.4.1. Uji Asumsi Klasik

4.1.4.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti

atau mendekati distribusi normal (Situmorang, 2008). Cara untuk mengetahui apakah data

penelitian tersebut berdistribusi dengan normal atau tidak dapat diketahui setidaknya dengan

2 cara, yaitu analisis grafik dan anlisis statistik.

Uji normalitas menggunakan grafik atau scatterplot, distribusi yang normal akan

menghasilkan titik-titik yang membentuk sebuah garis lurus diagonal dan ploting data

residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Berdasarkan hasil penelitian peneliti,

berikut ini merupakan grafik scatterplot dari data peran pemuda dalam pembangunan

masyarakat perdesaan.

Gambar 4.3. Diagram Uji Normalitas Peran Pemuda dalam Pembangunan Masyarkat Perdesaan
( Hasil Pengolahan Data Primer 2017)

Berdasarka hasil tampilan grafik pada Gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik

membentuk sebuah garis lurus diagonal. Dengan kata lain data menyebar arah garis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

diagonalnya atau dapat juga dikatakan bahwa data residual berdistribusi normal yang hampir

simetris.

Dalam uji normalitas menggunakan grafik histogram dapat mengetahui data

berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan histogram yang tidak melenceng kekiri atau

ke kanan (Situmorang, 2008). Adapun grafik histogram peran pemuda dalam pembangunan

masyarakat perdesaan adalah sebagai berikut.

Gambar 4.4. Histogram Uji Normalitas Peran Pemuda dalam Peningkatan Pembangunan Masyarakat
Perdesaan
( Hasil Pengolahan Data primer 2017)

Berdasarkan grafik diatas terlihat jelas bahwa peran pemuda berdistribusi normal, hal

ini ditunjukkan dengan distribusi data yang tidak melenceng ke kiri maupun ke kanan.

4.1.4.1.2. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residu satu pengamatan ke pengapatan yang lain. Jika varian tetap

maka disebut homoskedastisitas namun jika berbeda maka terjadi problem

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskesdastisitas atau tidak terjadi

heterokedastisitas.

Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas, salah

satunya dengan melihat Scatter plot pada grafik. Heterokedastisitas terjadi bila variannya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

tidak konstan, sehingga seakan-akan ada beberapa kelompok data yang mempunyai besaran

error yang berbeda-beda bila di plotkan. Heterokedastisitas akan terdeteksi bila plot

menujukkan pola yang sistematis. Berikut ini adalah Gambar 4.5 yang menunjukkan uji

heterokedastisitas pada data dari peran pemuda.

Gambar 4.5. scatterplot Uji heterokedastisitas peran pemuda


( Hasil Pengolahan Data primer 2017)

Berdasarkan Gambar 4.5 tentang scatterplot di atas, di ketahui bahwa terdapat titik-

titik bulat menyebar tidak beraturan dan tidak berbentuk suatu pola yang simetris. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada heterokedastisitas pada data dan ini membuktikan bahwa data

residual berdistribusi normal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

4.1.4.2. Pengujian Hipotesis

4.1.4.2.1. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi yang

dapat dilihat dari nilai R Square. Untuk mengetahui hubungan peran pemuda dari segi

ekonomi, pendidikan dan infrastruktur dalam pembangunan masyarakat perdesaan dapat

dilihat dari besarnya koefisien determinasi.

Tabel 4.8. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R 2) Pengaruh peran Pemuda dalam
Pembangunan Masyarakat Perdesaan

Sumber: Hasil Pengolahan Data primer (2017)

Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat disimpulkan bahwa:

a. R = 0,947, artinya hubungan antara aspek ekonomi, pendidikan dan infrastruktur dalam

pembangunan masyarakat perdesaan adalah 94,7% atau sangat erat

b. Adjusted R square sebesar 0,898 atau artinya peran pemuda dalam pembangunan masyarakat

perdesaan sebanyak 89,8%, sedangkan yang lainnya (10,2%) adalah peran yang lain diluar

penelitian.

c. Standart Error of Estimate artinya mengukur variabel dari nilai yang diprediksi. Standart Error of

Estimate jua bisa disebut dengan standart deviasi. Dalam penelitian ini Standart Error of

Estimate adalah 1. Semakin kecil standart deviasi berarti model semakin baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

4.1.4.2.2. Uji F (Uji Simultan)

Uji Simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara

bersama-sama atau simultan mempengaruhi bariabel dependen. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4.9. berikut ini.

Tabel 4.9. Hasil Pengujian Simultan (Uji F) Pengaruh Peran Pemuda dalam Pembangunan
Masyarakat Perdesaan

Sumber: Hasil Pengolahan Data primer (2017)

Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai Fhitung adalah 152,674 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel diperoleh dengan melihat daftar Ftabel dimana dalam

penelitian ini diperoleh Ttabel sebesar 2,70. Oleh karena Fhitung>Ftabel dan tingkat signifikansi

0,000< 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh veriabel independen (ekonomi, pendidikan dan

infrastruktur) secara bersamaan dan signifikan dalam pembangunan masyarakat perdesaan.

4.1.4.2.3. Hasil Uji-t (Uji Parsial)

Pada uji statistik secara parsial dengan nilai t kritis (critical Value) pada df= (n-k)

dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen termasuk konstanta.

Untuk menguji koefisien regresi parsial secara individu dari masing-masing variabel bebas

dapat dilihat pada Tabel 4.10 dibawah ini.

Tabel 4.10. Hasil Pengujian Parsial (Uji t) Pengaruh Peran Pemuda dalam Pembangunan
Masyarakat Perdesaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

Sumber: Hasil Pengolahan Data primer (2017)

Pada Tabel 4.10. diatas diperoleh data sebagai berikut:

a. aspek ekonomi berpengaruh secara positif dan signifikan dalam pembangunan masyarakat

perdesaan, hal ini dapat dibuktikan dari signifikansi 0,000 < 0,05. T tabel dapat dilihat pada tabel t

(df=56, Nilai thitung (6,006) > ttabel (1,662).

b. aspek pendidikan berpengaruh secara positif dan signifikan dalam pembangunan masyarakat

perdesaan, hal ini dapat dibuktikan dari signifikansi 0,000 < 0,05. T tabel dapat dilihat pada tabel t

(df=56, Nilai thitung (12,091) > ttabel (1,662).

c. aspek infrastruktur berpengaruh secara positif dan signifikan dalam pembangunan masyarakat

perdesaan, hal ini dapat dibuktikan dari signifikansi 0,000 < 0,05. T tabel dapat dilihat pada tabel t

(df=56, Nilai thitung (8,601) > ttabel (1,662).

d. Konstanta sebesar 1,696 artinya walaupun variabel bebas bernilai nol maka pembangunan

masyarakat perdesaan tetap sebesar 1,696.

e. Berdasarkan hasil uji-t maka Rumus persamaan regresinya adalah:

Y= 1,696 + 6,006 X1 + 12,091 X2 + 8,601 X3 + e

4.2.Pembahasan

4.2.1. Peran Pemuda di Kecamatan Torgamba.

Mencermati hasil penelitian yang telah di kemukakan pada sub bab sebelumnya,

diperoleh bahwa peran pemuda di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan

berada pada daerah sangat positif yang artinya secara umum aspek peran pemuda di bidang

ekonomi, pendidikan dan Infrastrukur merupakan faktor penting di Kecamatan Torgamba,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Hal ini di dasarkan pada hasil rata-rata skor yang di peroleh

yaitu 4,51.

Berdasarkan hasil temuan peneliti di lapangan, Kecamatan Torgamba memiliki wadah

pemberdayaan pemuda yang di rangkum dalam bentuk perkumpulan pemuda atau organisasi,

yaitu Karang Taruna dan BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Indonesia) , kedua

perkumpulan ini secara merata berada di setiap desa yang ada di Kecamatan Torgamba,

Kabupaten Labuhanbatu Selatan sedangkan di Kecamatan terdapat 5 wadah pemberdayaan

pemuda, yaitu IPK (Ikatan Pemuda Karya), PP (Pemuda Pancasila), PPM (Pemuda Panca

Marga), KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) dan PETA (Pencinta Tanah Air).

Dengan adanya wadah tersebut, wajar bila peran pemuda berada pada daerah sangat positif di

Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian Fuadi (2013) yang berjudul Model dan Strategi

Organisasi Kepemudaan dalam Pembangunan Daerah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa organisasi kepemudaan memiliki peran besar dan strategis dalam pengembangan

daerah.

4.2.2. Pengaruh Peran Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Perdesaan di


Kecamatan Torgamba Kabupaen Labuhanbatu Selatan.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh

positif secara simultan dan parsial peran pemuda dalam pembangunan masyarakat perdesaan

di Kecamatan Torgamba. Hal ini dapat dilihat dengan hubungan yang sangat erat antara peran

pemuda dari aspek ekonomi, pendidikan dan infrastruktur dalam pembangunan masyarakat

perdesaan di kecamatan Torgamba.

Nilai koefisien regresi (nilai yang menyatakan nilai peningkatan jika bernilai positif

ataupun penurunan juga bernilai negatif) dari masing-masing variabel yaitu, untuk variabel

ekonomi nilai koefisien regresinya adalah 6,006, variabel pendidikan nilai koefisiennya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

adalah 12,091,dan variabel infrastruktur nilai koefisien regresinya adalah 8,601. Sehingga

diperoleh Rumus regresinya

Y= 1,696 + 6,006 X1 + 12,091 X2 + 8,601 X3 + e

Berdasarkan hasil temuan peneliti dari 22 PKS yang ada di Kabupaten Labuhanbatu

Selatan, 13 di antaranya berada di Kecamatan Torgamba. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 4.11 di bawah ini:

Tabel 4.11. Nama-nama PKS yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan


No Nama PKS Lokasi
1 PT. Asam Jawa Asam Jawa
2 PT. Milano Pinang Awan Asam Jawa
3 PT. Milano Aek Batu Aek Batu
4 PT. Herfinta Aek Batu
5 PT. Sibadihon Sawita Torop Lestari Asam Jawa
6 PT. Torganda Sibisa Mangatur Torganda
7 PT. AEP Tasik Raja Bukit Tujuh
8 PTPN III Aek Raso Aek Raso
9 PTPN III Aek Torop Aek Batu
10 PTPN III Sei Daun Sungai Meranti
11 PTPN III Sei Baruhur Torgamba
12 PTPN III Torgamba Torgamba
13 PT Cindur Torganda
14 Gunung Selamat Lestari Tolan
15 Tolan Tiga Indonesia Tolan
16 PTPN III Sisumut Sisumut
17 PT. Nubika jaya Blok IX
18 PT. Lonsum Sei Rumbia Sungai Rumbia
19 PT. Kuala Mas Sawit Abadi Mampang
20 PT. Sumber Tani Agung Sabungan
21 PT. Abdi Budi Mulia Teluk Panji Teluk Panji
22 PT. Supra Matra Abadi Teluk Panji Teluk Panji

Selain PKS, Peneliti juga mendapati dari 16 perkebunan yang ada di Kabupaten

Labuhanbatu Selatan, 11 diantaranya berada di Kecamatan Torgamba. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4.12 di bawah ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

Tabel 4.12. Nama-nama Perkebunan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan


No Nama-nama Perkebunan Lokasi
1 PT. Herfinta Aek Batu
2 PT. Torganda Sibisa Mangatur Torganda
3 PT. Sibadihon Sawita Torop Lestari Asam Jawa
4 PTPN III Aek Raso Aek Raso
5 PTPN III Sei Daun Sungai Meranti
6 PT. Milano Pinang Awan Asam Jawa
7 PT. Asam Jawa Asam Jawa
8 PT. AEP Tasik Raja Bukit Tujuh
9 PTPN III Aek Torop Aek Batu
10 PTPN III Sei Baruhur Torgamba
11 PTPN III Torgamba Torgamba
12 PT. Nubika Jaya Kampung Rakyat
13 PT. Abadi Mulia Teluk Panji Teluk Panji
14 PT. Supra Matra Abadi Teluk Panji Teluk Panji
15 PT. Lonsum Sei Rumbia Sungai Rumbia
16 PT. Tolan Tiga Indonesia Tolan

Dengan tingginya jumlah PKS dan Perkebunan yang ada di Kecamatan Torgamba,

Kabupaten Labuhanbatu Selatan ternyata tidak berbanding lurus dengan peran pemuda dari

aspek ekonomi sebab dari ke tiga aspek peran pemuda yang di teliti, peran pemuda dari aspek

ekonomi memiliki tingkatan terendah yaitu 6,006, di lajutkan dengan peran pemuda dari

aspek infrastruktur sebesar 8,601 serta dalam penelitian ini di dapati bahwa peran pemuda

dari aspek pendidikanlah yang memliki nilai tertinggi (12,091).

Pada saat meneliti, peneliti mengambil sampel di setiap desa secara acak dengan

menyinggahi rumah warga dan menanyakan apakah ada anak muda (pemuda yang berusia

16-30 tahun) di rumah tersebut, bila ada maka peneliti meminta ijin untuk mewawancarai dan

bila peneliti merasa warga yang di temui masuk ke dalam kategori pemuda, peneliti

menanyakan usianya terlebih dahulu dan mewawancarainya. Dari 56 responden yang di

temui peneliti, 35 di antaranya berprofesi sebagai guu SD dan SMP di Kecamatan Torgamba,

Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Hal ini bisa saja menjadi salah satu faktor peran pemuda

dari aspek pendidikan lebih tinggi di bandingkan dengan peran pemuda dari aspek ekonomi

dan infrastruktur.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Peran pemuda di Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan berada pada

daerah sangat positif, artinya peran pemuda di Kecamatan Torgamba, kabupaten

Labuhanbatu Selatan dipandang penting dan masih perlu ditingkatkan. Hal ini dapat

dilihat dari rataan skor semua aspek peran pemuda memperoleh yang memperoleh skor

4,51 (berada pada daerah sangat positif).

2. Peran pemuda dari aspek ekonomi, pendidikan dan infrastruktur berpengaruh dalam

pembangunan masyarakat pedesaan yang ada di Kecamatan Torgamba Kabupaten

Labuhanbatu Selatan. Hal ini dapat dilihat dengan hubungan yang sangat erat antara

peran pemuda dari aspek ekonomi, pendidikan dan infrastruktur dalam pembangunan

masyarakat pedesaan di kecamatan Torgamba. Dari ketiga aspek yang diteliti , maka

peran pemuda dari aspek pendidikan memiliki nilai terbesar dibandingkan dengan aspek

ekonomi dan infrastruktur.

55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56

5.2 Saran

Adapun saran yang diajukan berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian

adalah:

1. Perlu adanya peningkatan kualitas Peran Pemuda dari aspek Ekonomi dan Infrastruktur

guna mengoptimalkan peran pemuda yang ada di Kecamatan Torgamba Kabupaten

Labuhanbatu Selatan.

2. Perlunya mamberikan pendidikan kepada masyarakat desa, baik dari pendidikan formal

maupun non formal dalam upaya meningkatkan pembangunan masyarakat pedesaan,

karena peran pemuda dari aspek pendidikan lebih berpengaruh dibandingkan dengan

aspek lainnya yang dibahas pada penelitian ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No. 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan. Kementrian Pemuda dan

Olahraga.

Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Presiden Republik Indonesia

Abdullah, Taufik. 1994. Pemuda dan perubahan Sosial.Jakarta: Balai Pustaka.

Azwar, Saifuddin. 2002. Reliabilitas dan Validitas edisi ketiga. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Erlina. 2011. Metodolohi Penelitian. USU Press. Medan.

Gafur, Abdul. 1985. Kebijaksanaan Nasional Kepemuaan dan Strategi untuk Bertindak. The

British Council. Jakarta.

Ghozali, Imam. 2005.Aplikasi Analisis Multivariatr dengan program SPSS,Semarang. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro

Horton, Paul B dan HUNT, Chester L. 1999. Sosiologi Jilild I. Edisi Keenam. Erlangga.

Jakarta.

Nazir. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Prasetyo,B. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Teori dan Aplikasi.Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Salim, Emil.1982. Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapata.. jakarta:Yayasan

Idayu

Sayogo, Pudjiwati. 1985. Sosiologi Pembangunan. Pascasarjana IKIP Jakarta. Jakarta.

Soekanto, Soerjono.1983. Struktur Masyarakat. CV. Rajawali. Jakarta.

57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
58

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Bandung. Tarsito

Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan.Bandung. Rineka Cipta

Sugiono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Alfabeta. Jakarta.

Rohmad, Zaini. 1998. Peran Pemuda dalam Pembangunan desa. IPB. Bogor.

Todaro, Michael P.2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga edisi keujuh. Erlangga.

Jakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

Lampiran 1: Kuisioner

KUISIONER
Peran Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan

Nama :
Usia :
Alamat :
Desa :
Kecamatan : Torgamba
Kabupaten : Labuhanbatu Selatan
Jenis Narasumber : Pemuda Tokoh/ Non Tokoh *

Petunjuk Pengisian
1. Isilah setiap poin pada pernyataan di bawah ini berdasarkan keadaan atau kondisi
sebenarnya yang ada di desamu.
2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan cara memberikan
tanda cek (√) pada kolom kosong yang telah disediakan

Keterangan:
SS : Sangat Setuju/ Sangat Tinggi/ Sangat Banyak/ Selalu
S : Setuju/ tinggi/ banyak/ sering
R : Ragu-ragu/ Netral/ Kadang-kadang/ Cukup
TS : Tidak Setuju/ Rendah/ Sedikit/ Hampir Tidak Pernah
STS : Sangat Tidak Setuju/ Sangat Rendah/ Sangat Sedikit/ Tidak Pernah

No. PERNYATAAN SS S R TS STS


Peran Pemuda dari Aspek Ekonomi
pemuda membangun usaha mandiri, menciptakan
lapangan pekerjaan dan atau hal lain* yang
1 memanfaatkan potensi daerah
Catatan: bila hal lain sebutkan
................................................................................
Pemuda mempekerjakan orang yang tinggal
2
disekitar tempat usaha.
Kesejahteraan para tenaga kerja menjadi prioritas
3
utama pemuda yang memiliki usaha (enterpreneur)
Enterpreneur muda harus berperan dalam
4
mengurangi pengangguran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

NO Peran Pemuda dari Aspek Pendidikan SS S R TS STS


Pemuda melakukan pelatihan kerajinan untuk ibu-
5
ibu rumah tangga
6 Guru di desa adalah pemuda
Saya mengajarkan bagaimana cara bercocok
tanam yang baik, membuka pengajaran gratis baik
pelajaran umum maupun pelajaran rohani kepada
masyarakat desa atau hal lain* yang dapat
7
membantu desa untuk meningkatkan tingkat
pendidikan masayarakat di desa.
Catatan: bila hal lain sebutkan
................................................................................
Dengan pendidikan yang diberikan pemuda,
8
masyarakat dapat meningkatkan ekonominya
Saya tidak mau mengajarkan ilmu yang saya dapat
9 kepada masyarakat sekitarnya, khususnya didesa
saya tinggal
10 Pendidikan bagi pemuda merupakan prioritas
Peran Pemuda dari Aspek Infastruktur
Pemuda berperan aktif dalam pemeliharaan
11 infrastruktur (air bersih, listrik, drainase,
persampahan dan yang lainnya)
12 Pemuda terlibat dalam perencanaan pembangunan
Pemuda merusak infrastruktuf, sarana dan
13
prasarana yang ada di desa
Saya ikut membantu masyarakat dalam
14 membangun infrastruktur, sarana dan prasarana
yang ada di desa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

Lampiran 2. Data Responden

No. Resp Nama Resp Usia Desa


1 Nurman Hasibuan 22 Bukit Tujuh
2 Mahmudin 30 Bukit Tujuh
3 Muhammad Idris Nasution 24 Bukit Tujuh
4 Halimah Tussaddiah 24 Bukit Tujuh
Sungai
5 Siddik Dalimunthe 17 Meranti
Sungai
6 Ahmad Safii 28 Meranti
Sungai
7 Nur Jannah 26 Meranti
Sungai
8 Ali Ibrahim Nasution 27 Meranti
9 Maria 25 Torganda
10 Mei Efrina 29 Torganda
11 Andi Putra 28 Torganda
12 Dian Arya 28 Torganda
13 Muhammad syahruddin Hrp 20 Torgamba
14 Munawir 25 Torgamba
15 Mulkan Ahmadi 27 Torgamba
16 Dedi Satria 29 Torgamba
17 Awaluddin 29 Aek Raso
18 Aji ahmad 25 Aek Raso
19 Raja Bosar 28 Aek Raso
20 Ahmad Asaron 23 Aek Raso
21 Dodi Pratama 23 Rasau
22 Rois Ahyar Daulay 30 Rasau
23 Agusli Matondang 27 Rasau
24 Nindi Susilowati 29 Rasau
25 Nining Angraini 30 Bangai
26 Syahmidun 30 Bangai
27 Abdul Hakim 29 Bangai
28 Zubair 27 Bangai
Teluk
29 I dra Gandi Gultom 30 Rampah
Teluk
30 Syahrudi Pane 29 Rampah
Teluk
31 Ahmad Rizki Ramadhana 26 Rampah
Teluk
32 Wahyu 29 Rampah
33 Nur Asiah Rambe 26 Aek Batu
34 Syahlan Nasution 26 Aek Batu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

35 Sandi Syahputra 27 Aek Batu


36 Sutoto Gelar Syuhada 30 Aek Batu
Beringin
37 Rendi Alfrinda Harepa 25 Jaya
Beringin
38 Gea 25 Jaya
Beringin
39 Irham Dini Tanjung 26 Jaya
Beringin
40 Muhammad Ridwan 27 Jaya
41 Jelyn Kaban 21 Pinang Dame
42 Alvaro 17 Pinang Dame
43 Robert Tarigan 30 Pinang Dame
44 Yostin Tarigan 28 Pinang Dame
45 Muhammad rudi 25 Asam Jawa
46 Rini Mentari 30 Asam Jawa
47 Nurlaili 30 Asam Jawa
48 Roni Rahmad 30 Asam Jawa
49 Hendy Prana 27 Pangarungan
50 Azhari Hasibuan 29 Pangarungan
51 Ronmadona 25 Pangarungan
52 Romadoni 25 Pangarungan
53 Ami Zein 24 Bunut
54 Andre Hutapea 23 Bunut
55 Gilbert Simbolon 23 Bunut
56 Mujianto 23 Bunut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

LAMPIRAN 3: TABULASI DATA VALIDITAS VARIABEL PERAN PEMUDA


DARI ASPEK EKONOMI

N0. Responden P1 P2 P3 P4 TOTAL


1 4 5 4 5 18
2 4 4 5 4 17
3 4 5 5 5 19
4 5 4 5 4 18
5 5 5 5 5 20
6 5 5 4 5 19
7 5 5 5 5 20
8 5 5 5 4 19
9 5 5 5 4 19
10 4 5 4 5 18
11 4 4 5 5 18
12 5 5 5 5 20
13 4 4 4 5 17
14 4 5 3 4 16
15 5 5 5 4 19
16 5 4 5 4 18
17 4 4 3 4 15
18 4 5 5 5 19
19 4 4 3 4 15
20 5 4 4 4 17
21 5 5 5 4 19
22 5 5 5 4 19
23 5 4 5 5 19
24 5 5 5 5 20
25 5 5 5 5 20
26 4 5 5 4 18
27 5 5 5 5 20
28 4 5 5 5 19
29 4 5 4 4 17
30 4 4 5 5 18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

Lampiran 4 : Uji Validitas dan Reabilitas Peran Pemuda dari Aspek Ekonomi

a. Validitas Peran Pemuda dari Aspek Ekonomi

b. Reabilitas Peran Pemuda dari Aspek Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

Lampiran 5: Tabulasi Data Validitas Variabel Peran Pemuda dari ASPEK Pendidikan

N0. P5 P6 P7 P8 P9 P10 TOTAL


Responden
1 5 3 4 4 5 4 25
2 5 5 5 5 5 5 30
3 4 3 4 4 5 5 25
4 3 4 5 4 5 4 25
5 3 4 5 3 5 5 25
6 3 4 5 3 5 5 25
7 4 4 4 4 3 5 23
8 4 4 5 4 5 5 27
9 5 3 4 5 3 3 24
10 4 3 5 5 4 5 26
11 5 3 4 5 5 3 25
12 5 5 5 5 5 5 30
13 5 4 3 4 4 5 25
14 4 5 4 4 5 5 27
15 5 4 5 4 5 5 28
16 4 3 5 5 5 5 27
17 4 4 5 4 5 5 27
18 4 4 4 3 5 5 25
19 4 3 4 4 5 3 23
20 5 4 5 4 5 5 28
21 5 5 5 5 5 5 30
22 5 3 5 5 5 5 28
23 5 4 5 5 5 5 29
24 5 4 5 4 5 5 28
25 5 4 4 5 5 5 28
26 5 4 4 4 5 5 27
27 5 4 4 5 5 5 28
28 5 4 4 5 5 5 28
29 5 5 5 5 5 5 30
30 5 3 4 5 5 5 27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

Lampiran 6 : Uji Validitas dan Reabilitas Peran Pemuda dari aspek Pendidikan

a. Validitas Peran Pemuda dari Aspek Pendidikan

b. Reabilitas Peran Pemuda dari Aspek Pendidikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

Lampiran 9 : Uji Validitas dan Reabilitas Peran Pemuda dari Aspek Infrastruktur

a. Validitas Peran Pemuda dari Aspek Infrastruktur

b. Reabilitas Peran Pemuda dari Aspek Infrastruktur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

Lampiran 8: Tabulasi Data Validitas Variabel Pembangunan Masyarakat Perdesaan

No.
Reponden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 TOTAL
1 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 86
2 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 86
3 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 85
4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 86
5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 85
6 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 80
7 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 86
8 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 86
9 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 83
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 94
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95
12 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 93
13 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 81
14 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 83
15 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 91
16 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 91
17 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 3 4 4 4 4 5 4 5 80
18 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 85
19 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 82
20 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 89
21 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 94
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95
23 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 91
24 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 92

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

25 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 93
26 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 84
27 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 89
28 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 90
29 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 92
30 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 90

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

Lampiran 9 : Uji Validitas dan Reabilitas Pembangunan Masyarakat Perdesaan

a. Validitas Pembangunan Masyarakat Pedesaan

b. Reabilitas Pembangunan Masyarakat Pedesaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

Lampiran 10 : Total Seluruh Variabel

No. Peningkatan Pembangunan Masyarakat


Resp Peran Pemuda (X) Pedesaan (Y)
Ekonomi Pendidikan Infrastruktur
1 19 26 18 87
2 17 28 18 86
3 19 25 17 83
4 19 26 19 89
5 18 25 16 82
6 18 25 15 79
7 17 25 17 81
8 19 27 17 86
9 18 28 18 89
10 20 28 17 90
11 19 27 18 89
12 19 26 17 86
13 19 27 17 87
14 19 26 16 85
15 18 28 18 88
16 18 27 19 87
17 20 27 17 88
18 18 28 17 86
19 17 25 17 83
20 18 28 18 90
21 19 29 17 89
22 18 27 17 84
23 19 29 19 91
24 17 28 18 86
25 18 28 18 88
26 19 27 17 87
27 19 28 20 92
28 18 28 17 87
29 20 28 20 93
30 20 27 19 90
31 19 26 16 84
32 19 27 19 89
33 19 26 17 86
34 18 28 17 89
35 18 27 20 91
36 20 27 18 88
37 18 28 18 90
38 19 29 19 92

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

39 17 28 18 90
40 18 28 17 89
41 19 27 17 87
42 19 28 18 90
43 19 28 18 89
44 20 28 19 92
45 20 27 19 90
46 19 26 17 86
47 19 27 17 87
48 19 26 16 85
49 18 28 18 89
50 19 26 16 84
51 17 28 18 89
52 19 25 17 84
53 19 26 18 85
54 18 25 18 83
55 18 25 17 83
56 17 25 18 83
57 19 27 17 87
58 18 28 18 88

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


73

Lampiran 11 : Uji Normalitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


74

Lampiran 12 : Uji Heterokedastisitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


75

Lampiran 13 : Uji Determinasi (R2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


76

Lampiran 14 : Uji f (Simultan)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

Lampiran 15 : Uji t (Parsial)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


78

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


79

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


80

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai