Anda di halaman 1dari 37

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Arduino Uno

Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328. Uno

memiliki 14 pin digital input / output (dimana 6 dapat digunakan sebagai output

PWM), 6 input analog, resonator keramik 16 MHz, koneksi USB, jack listrik,

header ICSP, dan tombol reset. Uno dibangun berdasarkan apa yang diperlukan

untuk mendukung mikrokontroler, sumber daya bisa menggunakan power USB

(jika terhubung ke komputer dengan kabel USB) dan juga dengan adaptor atau

baterai.

Arduino Uno berbeda dari semua papan sebelumnya dalam hal tidak

menggunakan FTDI chip driver USB-to-serial. Sebaliknya, fitur Atmega16U2

(Atmega8U2 sampai versi R2) diprogram sebagai konverter USB-to-serial. Revisi

2 dari Uno memiliki resistor pulling 8U2 HWB yang terhubung ke tanah,

sehingga lebih mudah untuk menggunakan mode DFU.

Gambar 2.1: Arduino Uno


2.1.1. Papan Arduino Rev 3 memiliki fitur baru seperti berikut:

 Pertama adalah pinout: ada penambahan pin SDA dan SCL yang dekat

dengan pin AREF dan dua pin baru lainnya ditempatkan dekat dengan pin

RESET, IOREF yang memungkinkan shield untuk beradaptasi dengan

tegangan yang disediakan dari papan / board. Di masa depan, shield akan

kompatibel dengan kedua papan yang menggunakan AVR, yang

beroperasi dengan 5V dan dengan Arduino yang beroperasi 3.3V. Kedua

adalah pin tidak terhubung, yang dicadangkan untuk tujuan masa depan.

 Reset sirkuit yang sangat kuat

 Atmega16U2 menggantikan Atmega8U2

"Uno" dalam bahasa Italia berarti satu, alasan diberi nama tersebut adalah

untuk menandai peluncuran Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi

referensi dari Arduino, dan akan terus berkembang.

Ringkasan Spesifikasi

Mikrokontroler Atmega328
Oprasi Tegangan 5 Volt
Input Tegangan Disarankan 7-11 Volt
Input Tegangan Batas 6-20 Volt
Pin I/O Digital 14 (6 bisa untuk PWM)
Pin Analog 6
Arus DC Tiap Pin I/O 50mA
Arus DC Ketika 3,3 V 50mA
Memori Flash 32 KB (Atmega328) dan 0,5 KB digunakan

oleh bootloader
SRAM 2 KB (Atmega328)
EEPROM 1 KB (Atmega328)
Kecepatan Clock 16 MHz

Gambar 2.2 Ringkasan spesifikasi


2.1.2. Skema dan Referensi Desain

Catatan: referensi desain Arduino dapat menggunakan Atmega8, 168, atau

328, Model-model terbaru menggunakan ATmega328, tetapi Atmega328

ditunjukkan dalam skema untuk referensi. Konfigurasi pin identik untuk ketiga

prosesor tersebut.
Gambar 2.3 Skema dan referensi desain

2.1.3. Sumber Daya / Power

Arduino Uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya

eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Untuk sumber daya Eksternal

(non-USB) dapat berasal baik dari adaptor AC-DC atau baterai. Adaptor ini dapat

dihubungkan dengan memasukkan 2.1mm jack DC ke colokan listrik board.


Baterai dapat dimasukkan pada pin header Gnd dan Vin dari konektor DAYA.

Board dapat beroperasi pada pasokan eksternal dari 6 sampai 20 volt. Jika

Anda menggunakan tegangan kurang dari 6 volt mungkin tidak akan stabil. Jika

menggunakan lebih dari 12V, regulator tegangan bisa panas dan merusak papan.

Rentang yang dianjurkan adalah 7 sampai 12 volt.

Pin listrik yang tersedia adalah sebagai berikut:

a. VIN. Input tegangan ke board Arduino ketika menggunakan sumber

daya eksternal. Anda dapat menyediakan tegangan melalui pin ini,

atau, jika Anda ingin memasok tegangan melalui colokan listrik,

gunakan pin ini.

b. 5V. Pin ini merupakan output 5V yang telah diatur oleh regulator

papan Arduino. Board dapat diaktifkan dengan daya, baik dari colokan

listrik DC (7 - 12V), konektor USB (5V), atau pin VIN board (7-12V).

Jika Anda memasukan tegangan melalui pin 5V atau 3.3V secara

langsung (tanpa melewati regulator) dapat merusak papan Arduino.

Penulis tidak menyarankan itu.

c. Tegangan pada pin 3V3. 3.3Volt dihasilkan oleh regulator on-board.

Menyediakan arus maksimum 50 mA.

d. GND. Pin Ground.

e. IOREF. Pin ini di papan Arduino memberikan tegangan referensi

ketika mikrokontroler beroperasi. Sebuah shield yang dikonfigurasi

dengan benar dapat membaca pin tegangan IOREF sehingga dapat


memilih sumber daya yang tepat agar dapat bekerja dengan 5V atau

3.3V.

2.1.4. Memori

ATmega328 memiliki 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan untuk

bootloader). ATmega328 juga memiliki 2 KB dari SRAM dan 1 KB EEPROM

(yang dapat dibaca dan ditulis dengan perpustakaan / library EEPROM).

2.1.5. Input dan Output

Masing-masing dari 14 pin digital Uno dapat digunakan sebagai input atau

output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Mereka

beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima

maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull-up internal (terputus secara default)

dari 20-50 kOhms. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi spesial:

a. Serial: pin 0 (RX) dan 1 (TX) Digunakan untuk menerima (RX) dan

mengirimkan (TX) data serial TTL. Pin ini terhubung dengan pin

ATmega8U2 USB-to-Serial TTL.

b. Eksternal Interupsi: Pin 2 dan 3 dapat dikonfigurasi untuk memicu

interrupt pada nilai yang rendah (low value), rising atau falling edge, atau

perubahan nilai. Lihat fungsi attachInterrupt() untuk rinciannya.

c. PWM: Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11 Menyediakan 8-bit PWM dengan fungsi

analogWrite()

d. SPI: pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK) mendukung

komunikasi SPI dengan menggunakan perpustakaan SPI


e. LED: pin 13. Built-in LED terhubung ke pin digital 13. LED akan

menyala ketika diberi nilai HIGH

Arduino Uno memiliki 6 input analog, berlabel A0 sampai A5, yang

masing-masing menyediakan resolusi 10 bit (yaitu 1024 nilai yang berbeda).

Secara default mereka mengukur dari ground sampai 5 volt, perubahan tegangan

maksimal menggunakan pin AREF dan fungsi analogReference(). Selain itu,

beberapa pin tersebut memiliki spesialisasi fungsi, yaitu TWI: pin A4 atau SDA

dan A5 atau SCL mendukung komunikasi TWI menggunakan perpustakaan Wire.

Ada beberapa pin lainnya yang tertulis diboard:

a. AREF. Tegangan referensi untuk input analog. Dapat digunakan dengan

fungsi analogReference().

b. Reset. Gunakan LOW untuk me-reset mikrokontroler. Biasanya digunakan

untuk menambahkan tombol reset.

2.1.6. Komunikasi

Arduino Uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan

komputer, Arduino lain, atau mikrokontroler lainnya. ATmega328 menyediakan

UART TTL (5V) komunikasi serial, yang tersedia pada pin digital 0 (RX) dan 1

(TX). Pada ATmega16U2 saluran komunikasi serial melalui USB dan muncul

sebagai com port virtual untuk perangkat lunak pada komputer. Firmware 16U2

menggunakan standar driver USB COM, dan tidak ada driver eksternal

diperlukan. Namun, pada Windows, diperlukan file .inf. Perangkat lunak Arduino

termasuk monitor serial yang memungkinkan data tekstual sederhana akan dikirim
ke dan dari papan Arduino. RX dan TX LED di papan akan berkedip ketika data

sedang dikirim melalui chip USB-to-serial dan koneksi USB komputer (tetapi

tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan 1).

The ATmega328 juga mendukung I2C (TWI) dan komunikasi SPI.

Perangkat lunak Arduino termasuk perpustakaan Wire berfungsi

menyederhanakan penggunaan bus I2C. Untuk komunikasi SPI, menggunakan

perpustakaan SPI.

2.1.7. Pemrograman

Arduino Uno dapat diprogram dengan software Arduino baca: Download

Software Arduino untuk Berbagai OS. Pilih "Arduino Uno dari menu Tools >

Board (sesuai dengan mikrokontroler pada papan). Untuk rincian, silahkan

baca: Mengenal Arduino dari Pemula Sampai Mahir.

2.1.8. Perlindungan Arus USB

Arduino Uno memiliki polyfuse reset yang melindungi port USB

komputer dari arus pendek atau berlebih. Meskipun kebanyakan komputer

memberikan perlindungan internal sendiri, sekering menyediakan lapisan

perlindungan tambahan. Jika lebih dari 500 mA, sekering otomatis bekerja.

2.1.9. Karakteristik Fisik

Panjang maksimum dan lebar PCB Uno masing-masing adalah 2,7 dan 2,1

inci, dengan konektor USB dan colokan listrik yang melampaui dimensi tersebut.

Empat lubang sekrup memungkinkan board harus terpasang ke permukaan.


Perhatikan bahwa jarak antara pin digital 7 dan 8 adalah 0,16", tidak seperti pin

lainnya.

2.1.10. Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah

chip. Didalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori, dan perlengkapan

input output. Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika

digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program

yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.

Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk

mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya.

Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem

elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen

pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya

terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini.

Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan secara

otomatis, seperti sistem kontrol mesin, remote control, mesin kantor, peralatan

rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan

konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan mikroprosesor,

memori, dan alat input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat

kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih ekonomis. Dengan

penggunaan mikrokontroler ini maka:

1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.


2. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian

besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.

3. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya

yang kompak

Agar sebuah mikrokontroler dapat berfungsi, maka mikrokontroler

tersebut memerlukan komponen eksternal yang kemudian disebut dengan

sistem minimum. Untuk membuat sistem minimal paling tidak dibutuhkan

sistem clock dan reset, walaupun pada beberapa mikrokontroler sudah

menyediakan sistem clock internal, sehingga tanpa rangkaian eksternal pun

mikrokontroler sudah beroperasi. Yang dimaksud dengan sistem minimal

adalah sebuah rangkaian mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk

menjalankan sebuah aplikasi.

2.1.11. ATmega328

ATMega328 adalah mikrokontroler keluaran dari Atmel yang mempunyai

arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses

eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set

Computer).
Mikrokontroller ini memiliki beberapa fitur antara lain :

1. 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus
clock.

2. 32 x 8-bit register serba guna.

3. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.


4. 32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang

menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.

5. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only

Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanen

karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya

dimatikan.

6. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.

7. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse

Width Modulation) output.

8. Master/ Slave SPI serial interface

Mikrokontroller ATmega328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu

memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat

memaksimalkan kerja dan parallelism.

Instruksi-instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur

tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah

diambil dari memori program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi-

instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock. 32 x 8-bit register serba

guna digunakan untuk mendukung operasi pada ALU (Arithmatic Logic unit)

yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register serbaguna ini dapat

digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode pengalamatan tidak

langsung untuk mengambil data pada ruang memori data. Ketiga register pointer

16-bit ini disebut dengan register X (gabungan R26 dan R27), register Y
(gabungan R28 dan R29), dan register Z (gabungan R30 dan R31).

Selain regiter serbaguna diatas, terdapat register lain yang terpetakan

dengan teknik memori mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini

digunakan untuk fungsi khusus antara lain sebagai register control timer/counter,

Interupsi, ACD, USART, SPI, EEPROM, dan funsi I/O lainnya. Register –

register ini menempati memori pada alamat 0x20H – 0x5FH. Berikut ini adalah

arsitektur ATmega328:

Gambar 2.4 Arsitektur Atmega328


2.1.12. Konfigurasi pin Atmega328

Gambar 2.5 Konfigurasi pin Atmega328

Tabel 2.1 Konfigurasi port B Atmega328


Tabel 2.2 Konfigurasi port C Atmega328

Tabel 2.3 Konfigurasi port D Atmega328

2.1.13. Memori Program

ATmega328 memiliki 32K byte On-chip In-System Reprogrammable

Flash Memory untuk menyimpan program. Memori flash dibagi kedalam dua

bagian, yaitu bagian program bootloader dan aplikasi seperti terlihat pada
Gambar 2.9. Bootloader adalah program kecil yang bekerja pada saat sistem

dimulai yang dapat memasukkan seluruh program aplikasi ke dalam memori

prosesor

Gambar 2.6 Peta memori program Atmega328

2.1.14. Memori Data

Memori data ATmega328 terbagi menjadi 4 bagian, yaitu 32 lokasi untuk

register umum, 64 lokasi untuk register I/O, 160 lokasi untuk register I/O

tambahan dan sisanya 2048 lokasi untuk data SRAM internal. Register umum

menempati alamat data terbawah, yaitu 0x0000 sampai 0x001F. Register I/O

menempati 64 alamat berikutnya mulai dari 0x0020 hingga 0x005F. Register I/O

tambahan menempati 160 alamat berikutnya mulai dari 0x0060 hingga 0x00FF.

Sisa alamat berikutnya mulai dari 0x0100 hingga 0x08FF digunakan untuk

SRAM internal.
Peta memori data dari ATMega 328 dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.7 Peta memori data Atmega328

2.1.15. Memori Data EEPROM

ATmega328 terdiri dari 1 KByte memori data EEPROM. Pada memori

EEPROM, data dapat ditulis/dibaca kembali dan ketika catu daya dimatikan, data

terakhir yang ditulis pada memori EEPROM masih tersimpan pada memori ini,

atau dengan kata lain memori EEPROM bersifat nonvolatile. Alamat EEPROM

dimulai dari 0x000 hingga 0x3FF.

2.4 Kabel

Kabel adalah kawat penghantar listrik berisolasi tunggal. Dapat juga dua

atau lebih kawat berisolasi bersama-sama merupakan kesatuan. Kabel kawat

(penghantar arus listrik) berbungkus karet, plastik yang juga digunakan sebagai

penyekat. Kabel dalam bahasa Inggris disebut cable merupakan sebuah alat yang
digunakan untuk mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat lain. Kabel

seiring dengan perkembangannya dari waktu ke waktu terdiri dari berbagai jenis

dan ukuran yang membedakan satu dengan lainnya Berdasarkan jenisnya, kabel

terbagi menjadi 3 yakni kabel tembaga (copper), kabel coaxial, dan kabel serat

optik. 

Manfaat Kabel Secara general, kabel memiliki fungsi sebagai media

transimisi yang berperan untuk mempercepat penyampaian pesan. Setiap kabel

memiliki spesialisasi fungsi yang berbeda-beda. Kabel tembaga seringkali

digunakan sebagai penghubung ke jaringan telepon dan internet. Kabel koaksial

sering kita gunakan pada televisi dan radio. Sedangkan, kabel fiber optik sering

kita gunakan sebagai jalinan penghubung bawah laut (underwater lines)

merupakan media transmisi antar samudera, qube, dan video pay per view. atau

bisa juga pengertian kabel adalah media yang berguna untuk menghubungkan

beberapa node seperti komputer, hub, switch, router, dll. Media tersebut bisa

berupa kabel maupun radio (wireless).

Untuk media yang berupa kabel, yaitu seperti  Kabel Coaxial, Fiber Optik,

dan Twisted Pair. Dan untuk wireless bisa seperti Bluetooth, Infrared, Wi-Fi, dll.
Gambar 2.10 Kabel kabel tembaga (copper), kabel coaxial, dan kabel

serat optik. 
BAB III

PERANCANGAN

3.1 Prinsip Kerja Alat

Adapun prnsip kerja alat ini ialah sebagai alat bantu dalam mengontrol

memberikan informasi dan akses masuk menuju areal parkir yang tersedia,

berdasarkan pembacaan sensor pda masing masing slot parkir yang telah

dilengkapi dengan sensor ultrasonic.

3.2 Mekanisme kerja alat

Dalam pembuatan dan penggunaan alat harus ada hal-hal yang

diperhatikan terlebih dahulu antara lain :

1. Alat yang digunakan harus lengkap.

2. Sensor ultrasonic yang digunakan dapat berfungsi membaca jarak dengan

akurat

3. Pemprograman yang harus sesuai dengan kerja alat.

4. Setelah pemprograman selesai alat dapat berfungsi seperti yang dirancang


3.3 Diagram Alur Kerja Alat

Berikut ini adalah pengaplikasian rancangan yang akan dibuat dalam

bentuk diagram alur kerja alat seperti pada gambar berikut ini :

Gambar 3.1 Diargram blok kerja alat

3.4 Rangkaian Alur

Pengontrol utama yang menjadi pusat kontrol adalah papan mikrokontroler

Arduino Uno yang terhubung dengan sensor ultrasonic, lcd, motor servo serta

switch melalui pin-pinnya, yang terlihat pada gambar dibawah ini:


Gambar 3.2 Rangkaian alur alat
3.5 Flow Chat Data

Berikut ini akan dijelaslankan mengenai diagram alur program yang ada

dengan menggunakan ARDUINO UNO, seperti terlihat pada gambar berikut ini:
Gambar 3.3 Flow Chat Data
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Untuk melengkapi data yang dirancang, maka pada bab ini memerlukan

beberapa tahapan, seperti : tahap pembuatan alat, program pembuatan alat,

simulasi alat.

4.1.1 Tahap Pembuatan Alat

Adapun alat dan bahan yang akan disiapkan pada tahapan ini adalah sebagai
berikut ini :

a. Alat, yaitu:
1. Gergaji
2. Palu
3. Tang
4. Obeng
5. Penggaris

b. Bahan, yaitu:
1. Sensor Ultrasonik
2. Arduino
3. Trafo
4. Adaptor
5. Motor Servo
6. Mur
7. Kabel penghubung

4.1.2 Proses Pembuatan Alat

Proses pembuatan alat dima ksudkan untuk memperoleh rangkaian alat

peraga dengan mempertimbangankan faktor fungsi alat, artistik dan efesiensi alat.

Penggunaan alat nantinya akan menggunakan arduino uno Atmega328 sebagai

alat atau pengontrol pengendali jarak jauh. Dengan menggunakan arduino uno

Atmega328 adanya sistem pengontrolan jarak juah ini diharapkan dapat

meningkatkan efisiensi penggunanan alat listrik dan meningkatkan efisiensi kerja

manusia sehingga lebih menghemat waktu. Adapun langkah yang perlu dilakukan

dalam proses pembuatan alat peraga ini adalah sebagai berikut :

1. Memilih bahan : Bahan yang dipilih berdasarkan unsur ketahanan bahan,

kemudahan pengerjaan, dan faktor harga (ekonomis).

2. Perangkaian : bahan yang telah di siapkan kemudian dirangkai menjadi satu

sesuai dengan posisi dan komponen masing-masing.

3. Pemprograman : proses pemograman dilakukan sebagai finishing dalam

pembuatan alat peraga ini.

Memilih Perangkaian Pemprogra


Bahan man

Gambar 4.1: Diagram Blok Pembuatan Alat


4.2 Simulasi Alat

Pada tahapan ini akan diberikan simulasi atau tahap pemprograman alat.

4.2.1 Instal Program Arduino IDE

Arduino IDE bisa di download pada website arduino-arduino yang ada di

web dan bisa di cari di google.

4.2.2 Instal di Windows

1. Pasang board Arduino Anda ke port USB pada komputer atau laptop,

kemudian tunggu hingga Windows mencoba untuk menginstall driver

sendiri. Biasanya dia gagal menginstall driver jika belum memiliki driver

tersebut. (Silakan lanjutkan ke step berikutnya)

2. Jika berhasil, berarti instalasi selesai. Tapi jika gagal, lanjutkan ke step

selanjutnya.

3. Anda harus install dari device manager. Untuk masuk ke device manager,

Anda bisa melakukannya dengan dua cara:


Gambar 4.2: Posisi Tombol Windows

1. Tekan tombol ("Windows" + R) secara bersamaan. Tombol "Windows"

adalah tombol pada keyboard dengan logo Windows (gambar logo

windows, biasanya terletak di sebelah kiri atau kanan spasi, lihat Gambar

1.4). Setelah Anda menekan tombol "Windows" + R, maka akan muncul

"Run", ketikkan "devmgmt.msc" (tanpa tanda petik), kemudian tekan

tombol ENTER. Jika benar, maka akan muncul window Device Manager.

Gambar 4.3: Tampilan Windows + R

2. Jika Device Manager Anda sudah keluar, Anda bisa lanjut ke point 4, jika

tidak, coba cara berikut untuk menampilkan device manager


3. Klik Start - pilih Control Panel. Di dalam Control Panel, pilih System and

Security, lalu pilih System. Selanjutnya pilih Device Manager.

Gambar 4.4: Tampilan Divecs Manager

4. Pada Device Manager, perhatikan bagian Ports (COM & LPT), akan

muncul device baru dengan nama "Arduino UNO (COMxx)"

5. Klik kanan pada "Arduino UNO (COMxx)", kemudian pilih "Update

Driver Software".

6. Selanjutnya pilih "Browse my computer for Driver software".

7. Cara folder software Arduino Anda, kemudian cari file arduino.inf

(khusus untuk Arduino UNO REF.3) pada folder Drivers. Jika Anda

menggunakan versi IDE di bawah 1.0.3, Anda bisa memilih driver dengan

nama file ArduinoUNO.inf

8. Jika berhasil, berarti instalasi driver sudah selesai. Jika belum, silakan

Anda tanya-tanya di web http://www.elangsakti.com

9. Selanjut mari kita coba untuk mengupload sampel code yang ada pada

software Arduino

10. Jalankan Aplikasi Arduino (arduino.exe), pada pojok kanan bawah akan

ada tulisan "Arduino UNO on COMxx". Berarti port yang digunakan


Arduino adalah COMxx, jika tulisan tersebut tidak muncul, berarti

instalasi driver belum berhasil atau board Arduino belum disambungkan

ke komputer. Selanjutnya, silakan buka sampel led flip-flop dengan cara

Klik menu File > Examples > 1.Basic > Blink

11. Setting board Arduino dengan cara : Klik menu Tools > Board > Arduino

UNO

12. Pilih port yang digunakan Arduino dengan cara mengklik menu Tools >

Ports > (pilih yang ada Arduino-nya)

13. Klik tombol upload (tombol denga panah ke kanan)

14. Setelah berhasil diupload, akan muncul tulisan "Done uploading" di

bagian bawah. Jika berhasil, maka LED dengan tulisan "L" pada board

Arduino akan kelap-kelip.

4.3 Arduino IDE

Untuk memprogram board Arduino, kita butuh aplikasi IDE (Integrated

Development Environment) bawaan dari Arduino. Aplikasi ini berguna untuk

membuat, membuka, dan mengedit source code Arduino (Sketches, para

programmer menyebut source code arduino dengan istilah "sketches").

Selanjutnya, jika kita menyebut source code yang ditulis untuk Arduino, kita

sebut "sketch" juga ya :). Sketch merupakan source code yang berisi logika dan

algoritma yang akan diupload ke dalam IC mikrokontroller (Arduino).


Gambar 4.5: Interface arduino IDE

Interface Arduino IDE tampak seperti gambar 4.5 Dari kiri ke kanan dan atas

ke bawah, bagian-bagian IDE Arduino terdiri dari:

1. Verify : pada versi sebelumnya dikenal dengan istilah Compile. Sebelum

aplikasi diupload ke board Arduino, biasakan untuk memverifikasi

terlebih dahulu sketch yang dibuat. Jika ada kesalahan pada sketch, nanti

akan muncul error. Proses Verify / Compile mengubah sketch ke binary

code untuk diupload ke mikrokontroller.

2. Upload : tombol ini berfungsi untuk mengupload sketch ke board

Arduino. Walaupun kita tidak mengklik tombol verify, maka sketch akan

di-compile, kemudian langsung diupload ke board. Berbeda dengan

tombol verify yang hanya berfungsi untuk memverifikasi source code saja.

3. New Sketch : Membuka window dan membuat sketch baru


4. Open Sketch : Membuka sketch yang sudah pernah dibuat. Sketch yang

dibuat dengan IDE Arduino akan disimpan dengan ekstensi file .ino

5. Save Sketch : menyimpan sketch, tapi tidak disertai mengcompile.

6. Serial Monitor : Membuka interface untuk komunikasi serial, nanti akan

kita diskusikan lebih lanjut pada bagian selanjutnya

7. Keterangan Aplikasi : pesan-pesan yang dilakukan aplikasi akan muncul

di sini, misal "Compiling" dan "Done Uploading" ketika kita mengcompile

dan mengupload sketch ke board Arduino

8. Konsol : Pesan-pesan yang dikerjakan aplikasi dan pesan-pesan tentang

sketch akan muncul pada bagian ini. Misal, ketika aplikasi mengcompile

atau ketika ada kesalahan pada sketch yang kita buat, maka informasi

error dan baris akan diinformasikan di bagian ini.

9. Baris Sketch : bagian ini akan menunjukkan posisi baris kursor yang

sedang aktif pada sketch.

10. Informasi Port : bagian ini menginformasikan port yang dipakah oleh

board Arduino.

4.4 Algoritma Program Alat

Dalam tahapan ini akan memberikan contoh algoritma pemprograman

yang digunakan pada pembuatan alat. Berikut ini adalah algoritma program alat

parkir yang dirancang

#include <Wire.h> // i2C Conection Library


#include <LiquidCrystal_I2C.h> //i2C LCD Library
// Set the LCD address to 0x27 for a 16 chars and 2 line
display
LiquidCrystal_I2C lcd(0x3F, 16, 2);
int a,b,c,d;
int d_open;
int t_open =0;
#define trig_a A0
#define trig_b A2
#define trig_c 8
#define trig_d 10
#define eco_a A1
#define eco_b A3
#define eco_c 9
#define eco_d 11
#include <Servo.h>
Servo myservo; // create servo object to control a servo

Servo myservo_out; // create servo object to control a


servo
void setup()
{
myservo.attach(12); // attaches the servo on pin 12 to
the servo object
myservo_out.attach(13); // attaches the servo on pin 13
to the servo object
pinMode ( t_open,INPUT);
digitalWrite(t_open,HIGH);
// initialize the LCD
lcd.begin();
delay (1000);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Sensor Parkir ");
for (int i=0; i<16; i++){
lcd.scrollDisplayRight();
delay(200);}
for (int i=0; i<16; i++){
lcd.scrollDisplayLeft();
delay(200);}
delay (1000);
lcd.clear();
myservo.write(90);
myservo_out.write(90);
}
void loop()
{
//A=<8, B C D <=5
long duration, inches, cm;
// The PING))) is triggered by a HIGH pulse of 2 or more
microseconds.
// Give a short LOW pulse beforehand to ensure a clean
HIGH pulse:
pinMode(trig_a, OUTPUT);
digitalWrite(trig_a, LOW);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(trig_a, HIGH);
delayMicroseconds(5);
digitalWrite(trig_a, LOW);
pinMode(eco_a, INPUT);
duration = pulseIn(eco_a, HIGH);
// convert the time into a distance
inches = microsecondsToInches(duration);
cm = microsecondsToCentimeters(duration);
Serial.print(cm);
Serial.print("cm");
Serial.println();
a=cm;
// The PING))) is triggered by a HIGH pulse of 2 or more
microseconds.
// Give a short LOW pulse beforehand to ensure a clean
HIGH pulse:
pinMode(trig_b, OUTPUT);
digitalWrite(trig_b, LOW);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(trig_b, HIGH);
delayMicroseconds(5);
digitalWrite(trig_b, LOW);
pinMode(eco_b, INPUT);
duration = pulseIn(eco_b, HIGH);

// convert the time into a distance


inches = microsecondsToInches(duration);
cm = microsecondsToCentimeters(duration);
Serial.print(cm);
Serial.print("cm");
Serial.println();
b=cm;
// The PING))) is triggered by a HIGH pulse of 2 or more
microseconds.
// Give a short LOW pulse beforehand to ensure a clean
HIGH pulse:
pinMode(trig_c, OUTPUT);
digitalWrite(trig_c, LOW);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(trig_c, HIGH);
delayMicroseconds(5);
digitalWrite(trig_c, LOW);

pinMode(eco_c, INPUT);
duration = pulseIn(eco_c, HIGH);
// convert the time into a distance
inches = microsecondsToInches(duration);
cm = microsecondsToCentimeters(duration);
Serial.print(cm);
Serial.print("cm");
Serial.println();

c=cm;

// The PING))) is triggered by a HIGH pulse of 2 or more


microseconds.
// Give a short LOW pulse beforehand to ensure a clean
HIGH pulse:
pinMode(trig_d, OUTPUT);
digitalWrite(trig_d, LOW);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(trig_d, HIGH);
delayMicroseconds(5);
digitalWrite(trig_d, LOW);
pinMode(eco_d, INPUT);
duration = pulseIn(eco_d, HIGH);
// convert the time into a distance
inches = microsecondsToInches(duration);
cm = microsecondsToCentimeters(duration);
Serial.print(cm);
Serial.print("cm");
Serial.println();
d=cm;
if(b>5)
{
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("P1=V");
}
else
{
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("P1=X");
}

if(c>5)
{
lcd.setCursor(6,0);
lcd.print("P2=V");
}
else
{
lcd.setCursor(6,0);
lcd.print("P2=X");
}
if(d>5)
{
lcd.setCursor(12,0);
lcd.print("P3=V");
}
else
{
lcd.setCursor(12,0);
lcd.print("P3=X");
}
if(b>5 || c>5 || d>5)
{
if(a<=7)
{
myservo.write(10);

lcd.clear();
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Silahkan Masuk ");
delay(3000);
}

}
if(b<=5&& c<=5 && d<=5)
{
if(a<=7)
{
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Maaf Parkir Full");
delay(1000);
}
}
if(a>7)
{
myservo.write(90);

lcd.setCursor(0,1);

delay(500);

lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("======****======");
}
d_open=digitalRead(t_open);
while(d_open==LOW)
{
myservo_out.write(10);
delay(500);

d_open=digitalRead(t_open);
if(d_open==HIGH)
delay(1000);
{
myservo_out.write(90);
}
}
}
long microsecondsToInches(long microseconds) {
// According to Parallax's datasheet for the PING))),
there are
// 73.746 microseconds per inch (i.e. sound travels at
1130 feet per
// second). This gives the distance travelled by the
ping, outbound
// and return, so we divide by 2 to get the distance of
the obstacle.
// See: http://www.parallax.com/dl/docs/prod/acc/28015-
PING-v1.3.pdf
return microseconds / 74 / 2;
}

long microsecondsToCentimeters(long microseconds) {


// The speed of sound is 340 m/s or 29 microseconds per
centimeter.
// The pinj8b g travels out and back, so to find the
distance of the
// object we take half of the distance travelled.
return microseconds / 29 / 2;}

4.5 Pembahasan

Pada tahap ini akan dilakukan pengamatan dengan alat dan didapat hasil

percobaan :

4.5.1 Pengamatan

kali ini akan dilakukan pengamatan untuk mendapatkan data dari hasil

percobaan tersebut :

Anda mungkin juga menyukai