Anda di halaman 1dari 3

COVID 19 dan Pahlawan “Fortes Fortuna Adiuvat”

Fauzul Azmi Zen


Pemerhati Sosial, Ketua RW
--------------------------------------

Jika engkau fakir miskin, senangkan pulalah hatimu, karena engkau telah terlepas dari suatu
penyakit jiwa, penyakit kesombongan yang selalu menimpa orang kaya. Senangkanlah
hatimu karena tiada orang yang akan hasad dan dengki kepada engkau lagi, lantaran
kemiskinanmu. Kefakiran dan kemiskinan adalah nikmat, yang tidak ada jalan bagi orang
lain buat kecil hati, dan tidak ada pintu bagi kebencian. – HAMKA

Perlu dibuatkan 3 monumen di masa covid ini, monumen pahlawan kesehatan yang berjuang
langsung menghadapi serangan virus Covid-19, monument penggerak sosial yang berjuang
mengisi lumbung pangan warga yang terdampak, dan terakhir yang monumen untuk mengenang
jasa pahlawan rebahan, yang dengan karya-nya dapat memutus mata rantai penyebaran virus.

Kantung kemiskinan itu ada di pertanian. Ada gangguan logistik. Bencana lonjakan kemiskinan
banyak terjadi di pedesaan dari pada di kota. Betapa kecepatan dan kesigapan dalam eksekusi
pemerintah sangat ditunggu, service level agreement diharapkan berlangsung singkat dengan
mitigasi risiko yang baik. Mereka sudah babak belur dengan social distancing. Sebagian mereka
sudah berada di rumah.

Kepala ekonom dan direktur penelitian, penilaian dan pemantauan WFP, Arif Husain,
menyatakan bahwa “Covid-19 berpotensi menjadi bencana bagi jutaan orang. Kita harus bersatu
untuk menangani ini. Biayanya akan terus bertambah jika tidak tertanggulangi. Banyak korban
jiwa dan banyak mata pencaharian yang hilang," ungkapnya.

Dampak pandemi Covid-19 sudah berjalan 3 bulan, namun keadaan sudah habis-habisan. Jumlah
penduduk miskin bertambah dan perusahaan tidak mampu memperkerjakan orang dengan situasi
penuh resiko. Peneliti CIPS Felippa Ann Amanta menjelaskan bahwa akibat pandemi
ini ekonomi Indonesia berpotensi hanya tumbuh 2,1% atau bahkan tumbuh 0%. Tingkat
kemiskinan berada antara 9,7 - 12,4% atau 1,3 - 8,5 juta jiwa.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui adanya pemutusan hubungan kerja antara
perusahaan dan karyawan baik permanen ataupun sementara hingga 2 juta orang. Dia
mengatakan angka tersebut secara otomatis bakal melebar jika pandemi corona tak kunjung
selesai.

“Aegroto Dum Anima Est, Spes Est” artinya selama seseorang yang sakit masih memiliki
semangat, maka masih ada harapan. “Fortes Fortuna Adiuvat” yang artinya “nasib baik berpihak
kepada yang berani.”
Center of Reform on Economics (CORE) memproyeksikan jumlah penduduk yang hidup di
bawah garis kemiskinan akibat Covid-19 bisa bertambah 5,1 juta hingga 12,3 juta. Di sisi lain,
jumlah pengangguran terbuka pada kuartal II 2020 akan bertambah 4,25 juta orang. Angka
tersebut merupakan proyeksi yang dibuat CORE berdasarkan skenario ringan dampak pandemi
corona. Sementara pada skenario sedang akan terdapat tambahan 6,68 juta orang yang
menganggur, sedangkan pada skenario berat sebanyak 9,35 juta orang. Lembaga tersebut
menilai, kenaikan jumlah pengangguran terbukan bukan hanya disebabkan oleh perlambatan atau
penurunan ekonomi.

Kemanusiaan itu diuji saat menghadapi bencana secara bersama-sama, seperti wabah ini, apakah
kita akan sibuk mengenyangkan perut sendiri atau kita sibuk mengenyangkan banyak orang.
Karena yang kita simpan pastinya akan habis, tapi jika kita berbagi dan menularkan kebaikan,
maka saat simpanan makanan kita habis, insyaAllah tidak akan kelaparan karena tetangga yang
sama-sama ikut memikirkan lumbung kita (Wibowo, 2020)

Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui mengapa didirikan. Jangan pernah
mengabaikan tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan yang kemudian anda dapat. –
HAMKA
Munculnya sektor social yang tidak pernah kita lihat sebelumnya
Cenderung sektor social yang akan menjadi solusi
Dengan tingkat solidaritas yang tidak pernah kita punya dulu

Mitigasi 2 mesin ini:


Social Sector dan Government Spending

Dulu jika ada krisis, maka pemerintah membuat focus dalam meramu resep kebijakan
Hari ini resep kebijakan ada, namun tidak ada yang menjalankannya karena wabah.

Masyarakat yang purchasing power tinggi sehingga bisa membeli kebutuhan tersier di tengah
wabah dapat menkonversi purchasing powernya untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat
miskin
Saling membantu, mobilisasi mereka akan memperpanjang durasi
Masalah terbesar dalam covid-19 bukan hanya masalah modal, hutang, cashflow, dll adalah
masalah kelemahan kepemimpinan. Ada 3 bentuk leader:
Leader yang menyalahkan keadaan, ingin cepat-cepat keluar dari masalah, dan melimpahkan
kepada orang lain
Leader yang terpisah dengan masalah, bingung mau ngapain, karyawan dibiarin, seolah-olah
tidak ada pemimpin sama sekali. Efeknya karyawannya kocar-kacir karena tidak ada arahan
Leader yang terus menerus melakukan transformasi kepemimpinan, mencari solusi, cepat
melakukan keputusan.
- Pemerintah berbagi peran dengan banyak komunitas lain khususnya dalam penanganan covid
19 dan menyikapi banyak permintaan bantuan dari masyarakat yg panic dan ketakutan, serta
merasa tidak terproteksi karena ketidak mampuan ekonomi mereka.
- Pemerintah berkonsentrasi memikirkan masyarakat-masyarakat kawasan padat penduduk dan
kumuh, yang sangat beresiko terkena covid 19 karena padatnya tempat-tempat tinggal mereka.
Sanitasi air dan udara yang buruk. Sehingga daya tahan tubuh masyarakat seperti ini juga relatif
rendah. Padahal, bila ada warganya yang terkena, kemungkinan penyebaran akan lebih cepat
- Memikirkan anak-anak kecil yang rentan terinfeksi di kawasan-kawasan padat penduduk
sehingga pemertintah berupaya memberikan vitamin penambah daya tahan tubuh bagi anak-
anak.
Pemerintah bekerja sama dengan beberapa selebgram, akan berusaha memberikan bantuan
sederhana berupa masker, hand sanitizer/ sabun antiseptics, dan vitamin penambah daya tahan
tubuh kepada warga yang tinggal di area2 padat penduduk dan kumuh.
Pemerintah juga membantu instansi2 medis yang menjadi garda terdepan penanganan Corona,
walau kendala terbesar saat ini adalah ketersediaan alat2 medis yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai