Anda di halaman 1dari 53

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

OLEH:
PUPUT TRI WULANDARI
2020611053

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI

2021
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

KONSEP DASAR
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. Pengertian
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu
proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam
berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan yaitu
keseimbangan antara intake dan output. Dimana pemakaian cairan pada orang dewasa antara
1.500ml - 3.500ml/hari, biasanya pengaturan cairan tubuh dilakukan dengan mekanisme haus
(Abdul H, 2008).
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya (Tarwoto &
Wartonah, 2004).

B. Komposisi Cairan Utama


Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu (Abdul H, 2008) :
1. Cairan Intraseluler (CIS)
Cairan intraseluler yaitu cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh. Cairan ini
menyusun sekitar 70% dari total cairan tubuh (total body water [TBW]). CIS merupakan
media tempat terjadinya aktivitas kimia sel. Pada orang dewasa, CIS menyusun sekitar
40% berat tubuh atau ⅔ dari TBW, contoh: pria dewasa 70 kg CIS 25liter. Sedangkan
pada bayi 50% cairan tubuhnya adalah cairan intraseluler (Taylor, 1989).
2. Cairan Ekstraseluler (CES)
Cairan Exstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan menyusun sekitar
30% dari total cairan tubuh. Pada orang dewasa CES menyusun sekitar 20% berat tubuh
(Price & Wilson, 1986). CES terdiri dari tiga kelompok yaitu:
a. Cairan intravaskuler (plasma) yaitu cairan di dalam sistem vaskuler.
b. Cairan intersitial yaitu cairan yang terletak diantara sel.
c. Cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan
intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Guna mempertahankan keseimbangan kimia dan elektrolit tubuh serta mempertahankan
pH yang normal, tubuh melakukan mekanisme pertukaran dua arah antara CIS dan CES.
Elektrolit yang berperan yaitu:anion dan kation (Abdul , 2008).

B. Faktor-Faktor Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara
lain (Abdul , 2008) :
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh
pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut
sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau
jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah
memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan
seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai
dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi tidak
adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan
cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glikogen otot.
Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan
dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh Misalnya :
a. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
b. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses Pasien dengan
penurunan tingkat kesadaran.
c. Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan
intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi
intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan
yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi
bersama dengan sensasi haus walupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera
hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal. Kehilangan
cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu (Obet, 2010) :
a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan
proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal outputurine sekitar 1400-
1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada orang yang
sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar
keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap
mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
b. IWL (Invisible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, melalui kulit dengan mekanisme difusi.
Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-
400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat
meningkat.
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

c. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini
berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang
belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
d. Feces
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur
melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

C. Pergerakan Cairan dan Elektrolit Tubuh


Mekanisme pergerakan cairan tubuh berlangsung dalam empat proses (proses
transport) yaitu (Nurul, 2008) :
1) Difusi
Yaitu perpindahan larutan dari area berkonsentrasi tinggi menuju area
berkonsentrasi rendah dengan melintasi membrane semipermiabel. Kecepatan difusi
dipengaruhi oleh tiga hal, yakni ukuran molekul, konsentrasi larutan, dan temperatur
larutan
1) Filtrasi
Yaitu pergerakan cairan dan zat terlarut dari area dengan tekanan hidrostatik
tinggi ke area dengan tekanan hidrostatik rendah. Filtrasi penting dalam mengatur cairan
keluar dari arteri ujung kapiler. Ini memungkinkan kekuatan yang memungkinkan ginjal
untuk memfilter 180 liter/hari.
2) Transport Aktif
Yaitu proses pengangkutan yang digunakan oleh molekul untuk berpindah
melintasi membrane sel melewati gradien konsentrasinya (gerakan partikel dari
konsentrasi satu ke konsentrasi lain tanpa memandang tingkatannya.
3) Osmosis
Yaitu perpindahan cairan melintasi membran semipermiabel dari area
berkonsentrasi menuju area yang berkonsentrasi tinggi. Osmosis dapat melewati semua
membran bila konsentrasi yang terlarut keduanya berubah.

D. Kebutuhan Cairan Sesuai Umur dan Berat Badan

Kebutuhan Cairan Sesuai Umur dan Berat Badan menurut Abdul, (2008) :

No Umur BB (Kg) Cairan (ml/24 jam)


1 3 hari 3 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-1300
3 2 tahun 11,8 1350-1500
4 6 tahun 20 1800-2000
5 10 tahun 28,7 2000-2500
6 14 tahunn 45 2200-2700
7 18 tahun 54 220-2700
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

E. Gangguan Volume Cairan


1. Hipovolemia (Kekurangan Volume cairan)
Kekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi yang
sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit serum
terhadap air tetap sama (Brunner & suddarth, 2002)
 Etiologi :
Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena :
- Penurunan masukkan
- Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal
abnormal, dll
- Perdarahan.
 Patofisiologi:
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit
ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut
juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan
intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler
sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi
kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler. Secara umum, defisit
volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal
melalui kulit, penurunan asupancairan , perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi
ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke
lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari
lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium,
atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam
saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

.
 Manifestasi klinis :
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
hipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia, mual,
muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria. Tergantung jenis kehilangan
cairan hipovolemia dapat disertai ketidak seimbangan asam basa, osmolar/elektrolit.
Penipisan (CES) berat dapat menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme kompensasi
tubuh pada kondisi hipolemia adalah dapat berupa peningkatan rangsang sistem syaraf
simpatis (peningkatan frekwensi jantung, inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan
vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon antideuritik (ADH), dan pelepasan aldosteron.
Kondisi hipovolemia yang lama menimbulkan gagal ginjal akut.
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

 Penatalaksanaan
- Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam-basa dan
elektrolit.
- Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik.
- Rehidrasi oral pada diare pediatrik.
Tindakan berupa hidrasi harus secara berhati-hati dengan cairan intravena sesuai
pesanan / order dari medis.Catatan : Rehidrasi pada kecepatan yang berlebihan
dapat menyebabkan GJK (gagal ginjal jantung kongestif)
- Tindak an terhadap penyebab dasar.\
1. Hipervolemia (kelebihan Volume Cairan)
Kelebihan volume cairan mengacu pada perluasan isotonok dari CES yang disebabkan
oleh retensi air dan natrium yang abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama
dimana mereka secara normal berada dalam CES. Hal ini selalu terjadi sesudah ada
peningkatan kandungan natrium tubuh total, yang pada akhirnya menyebabkan
peningkatan air tubuh total. (Brunner & Suddarth. 2002).
 Etiologi :
Hipervolemia ini dapat terjadi jika terdapat :
- Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air
- Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air
- Kelebihan pemberian cairan intra vena (IV)
- Perpindahan interstisial ke plasma
 Patofisiologi
Terjadi apabila tubuh menyimpan cairan elektrolit dalam kompartemen ekstraseluler
dalam proporsi seimbang. Karena adanya retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium
dalam serum masih normal. Kelebihan cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh
peningkatan jumlah natrium dalam serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload
cairan/adanya gangguan mekanisme homeostatis pada proses regulasi keseimbangan
cairan.

 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan hipervolemia
antara lain : sesak nafas, ortopnea. Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi
hiperlemia adalah berupa pelepasan Peptida Natriuretik Atrium (PNA), menimbulkan
peningkatan filtrasi dan ekskresi natrium dan air oleh ginjal dan penurunan pelepasan
aldosteron dan ADH. Abnormalitas pada homeostatisiselektrolit, keseimbangan asam-
basa dan osmolalitas sering menyertai hipervolemia. Hipervolemia dapat
menimbulkan gagal jantung dan edema pulmuner, khususnya pada pasien dengan
disfungsi kardiovaskuler.
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

2. Gangguan Ketidak Seimbangan Elektrolit yaitu :


1. Hyponatremia
Hyponatremia yaitu kekurangan sodium pd cairan extrasel maksudnya terjadi
perubahan tekanan osmotic sehingga cairan bergerak dari extrasel ke intrasel
mengakibatkan sel membengkak.
 Etiologi
Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan
hiponatremia, termasuk:
-Pil deuretik, khususnya diuretik thiazide
-Sirosis
-Masaalah ginjal
-Gagal jantung kongesif
-Minum air terlalu banyak selama olahraga
-Perubahan hormonal akibat insufisiensi kelenjar adrenal
-Perubahan hormona karena tiroid yang kurang aktif
-Muntah kronis/diare
-Dehidrasi
 Manifestasi klinis
-Kram otot
-Perasaan Kelelahan
-Anoreksia

 Penatalaksanaan
Pengobatan yang paling nyata dari hiponatremia adalah pemberian natrium yang
hati-hati. Pembatasan air. Jika hiponatremia terjadi pada pasien dengan volume
cairan normal atau berlebih, pengobatan pilihannya adalah pembatasan air. Hal ini
jauh lebih aman dibandingkan dengan pemberian natrium .
2. Hipokalemia
Hipokalemia adalah kekurangan kadar potasium dalam cairan extrasel sehingga
potasium keluar dari sel mengakibatkan hidrogen dan sodium ditahan oleh sel maka
terjadi gangguan (perubahan) pH plasma.
 Etiologi
-Peningkatan ekskresi dari kalium
-Obat-obat seperti furosemide, steroid, aspirin, dan antibiotik tertentu
-Disfungsi ginjal
-Kehilangan cairan tubuh karena muntah yang berlebihan, diare atau berkeringat
 Manifestasi klinis
-CNS dan neuromuskular: lelah, tidak enak badan.
-Pernapasan, otot-otot pernapasan lemah, napas dangkal
-Saluran cerna, menurunnya mobilitas usus besar, anoreksia, mual. Muntah
-Kardiovaskuler, hipotensi postural, perubahan pada EKG
 Penatalaksanaan
-Pemberian kalium sebanyak 40-80 mEq/L
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

- Diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata-rata 50-100
mEq/hari
-Pemberian kalium dapat melalui oral maupun bolus intravena dalam botol infus
-Pada situasi kriitis larutan yang lebih pekat (20 mEq) dapat diberikan melalui
jalur sentral bahkan pada hipoklemia yang sangat berat.
3. Hiperkalemia
Hiperkalemia yaitu kelebihan kadar potasium pada cairan ektrasel, hal ini jarang
terjadi, kalaupun ada hal ini sangat membahayakan kehidupan sebab akan
menghambat transmisi impuls jantung dan menyebabkan serangan jantung.
 Etiologi
-Pemakaian obat tertentu yang menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal
-Gagal ginjal
-Berbagai kondisi yang membuat pelepasan kalium yang berlebihan dari dalam sel,
misalnya pada cedera yang membuat banyak jaringan otot hancur, luka bakar hebat
atau overdosis kokain.
 Manifestasi klinik
-Neuromuskular, kelemahan otot yang tidak begitu terlihat merupakan tanda awal.
Kelemahan otot yang berjalan naik dan berkembang kearah paralisis flaksid pada
tungkai bawah dan akhirnya pada badan dan lengan.
-Saluran cerna, mual, kolik usus, diare
-Kardiovaskuler, Distrimia jantung
 Penatalaksanaan
Kalium bisa dibuang dari tubuh melalui saluran pencernaan. Kalium dapat
dibuang dengan meransang diare, sehingga keluar melalui tinja.
4. Hipokalsemia
Hipokalsemia yaitu kekurangan kadar calcium di cairan ekstrasel, bila berlangsung
lama, kondisi ini dapat manyebabkan osteomalasia sebab tubuh akan berusaha
memenuhi kebutuhan calcium dengan mengambilnya dari tulang.
 Etiologi
-Kadar hormon paratiroid rendah
-Kekurangan kelenjar paratiroid bawaan
-Kekurangan vitamin D
-Kerusakan ginjal
-Kadar magnesium rendah
-Kadar albumin rendah
 Manifestasi klinis
-Serangan akut
-Neuro,uskuler
-Cemas
-Gagal nafas
-Denyut jantung meningkat dan gangguan irama
-Denyut nadi melemah
-Bising usus meningkat
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

5. Hiperkalsemia (kadar kalsium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana
konsentrasi kalsium dalam darah lebih dari 10,5 mg/dL darah. Hiperkalsemia
didefinisikan sebagai kadar kalsium serum > 10,6 mg/dL atau ketika kalsium ion >
1,38 mmol/L.
 Etiologi
-Hiperparatiroid
-Penyakit neuroplastik malignan
-Imobilisasi lama
-Penggunaan berlebih suplemen kalsium
-Kelebihan vitamin D
 Manifestasi Klinis
-Nyeri epigastrik
-Kelemahan otot
-Anoreksia
-Mual/muntah
-Konstipasi
-Gangguan mental
-Penurunan berat badan
 Penatalaksanaan
Tujuan terapeutik pada hiperkalsemia mencakup menurunkan kadar kalsium
serum dan memperbaiki proses yang menyebabkan hiperkalsemia. Mengatasi
penyebab yang mendasar (kemoterapi untuk malignansi atau paratiroidektomi
parsial untuk hiperparatiroidisme) adalah penting.
Tindakan umum temasuk pemberian cairan untuk mengencerkan kalsium
serum dan meningkatkan ekskresinya oleh ginjal, metabolisasi pasien, dan
membatasi masukan kalsium melalui diet.
Kalsitonin dapat digunakan bagi pasien dengan penyakit jantung atau gagal
ginjal yang tidak dapat mentoleransi beban natrium yang besar. Kalsitonin
mengurangi resorpsi tulang, meningkatkan deposit kalsium dan fosfor dalam
tulang, dan meningkatkan ekskresi kalsium dan fosfor urin.
3. Gangguan Ketidak Seimbangan Asam Basa yaitu :
1. Asidosis Respiratorik
Yaitu gangguan keseimbangan asam basa yang disebabkan oleh retensi CO 2 akibat
kondisi hiperkapnia. Karena jumlah CO2 yang keluar melalui paru berkurang, terjadi
peningkatan H2CO2 yang kemudian menyebabkan peningkatan [H+]. Tanda dan
gejala klinisnya meliputi :
a. Napas dangkal, gangguan pernapasan yang menyebabkan hipoventilasi
b. Adanya tanda-tanda depresi susunan saraf pusat, gangguan kesadaran, dan
disorientasi.
c. pH plasma <7,35; pH urine <6
d. PCO2 tinggi (>45 mm Hg)
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

2. Asidosis Metabolik
Yaitu gangguan yang mencakup semua jenis asidosis yg bukan disebabkan oleh
kelebihan CO2 dalam cairan tubuh. Tanda dan gejala klinisnya :
a. Pernapasan kussmaul (pernapasan cepat dan dalam)
b. Kelelahan (malaise)
c. Disorientasi
d. Koma
e. pH plasma <3,5
f. PCO2 normal atau rendah jika sudah terjadi kompensasi
g. Kadar bikarbonat rendah (anak-anak <20mEq/l, dewasa <21 mEq/l)
3. Alkalosis Respiratorik
Yaitu dampak utama pengeluaran CO2 berlebih akibat hiperventilasi. Tanda dan
gejala klinisnya :
a. Penglihatan kabur
b. Baal dan kesemutan pada ujung jari tangan dan kaki
c. Kemampuan konsentrasi terganggu
d. Tetani, kejang, aritmia jantung (pada kasus yang gawat)
e. pH >7,45
4. Alkalosis Metabolik
Yaitu penurunan H+ plasma yang disebabkan oleh defesiensi relatif asam-asam
nonkarbonat. Tanda dan gejala klinisnya :
a. Apatis
b. Lemah
c. Gangguan mental
d. Kram
e. pusing

G. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

a. Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada:

1) B1 Pernapasan: Irama nafas, frekuensi

2) B2 Kardiovaskuler: distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi

jantung

3) B3 Neurologi: reflek, ganguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

4) B4 Gastrointestinal: keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah, dan

bising usus.

5) B5 Mata: cekung, air mata kering

6) B6 Integumen: keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani, dan

sensasi rasa

b. Pemeriksaan laboratorium

1) Pemeriksaan darah lengkap :pemeriksaan ini melewati jumlah sel darah merah

hemoglobin (HB),dan hematrokit (HT).

 Ht naik :adanya dehidrasi berat dan gejala syok

 Ht turun :adanya perdarahan akut,massif dan reaksi hemilitik,

 Hb naik :adanya hemokonsentrasi.

 Hbturun :adanya perdarahan hebat,reaksi hemolitik.

2) Pemeriksaan elektrolit serum :pemeriksaan ini di lakukan untuk mengetahui kadar

natrium,kalium,klorida,ion bikarbonat,

3) Ph dan berat jenis urine :berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk mengatur

konsentrasi urine,normalnya Ph urine adalah 4,5-8 dan berat jenisnya 1,003-1,030.

4) Analisa gas darah :Biasanya yang di periksa adalah pH,PO2,HCO2,PCO, dan

saturasi 02 nilai PCO2 normal:35-40 mmHg: PO2 normal:80-100 Hg:HCO3-

normal;25-29 mEq/1,sedangkan saturasi O2 adalah perbandingan oksigen dalam

darah dengan jumlah oksigen yang dapat di bawa oleh darah,normalnya di arteri

(95%-98%)dan vena(60%-85%).( Tarwoto dan Wartonah, 2010 )


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

RUMUS KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT, PERHITUNGAN FAKTOR TETES


dan MACAM-MACAM CAIRAN

A. RUMUS KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT


1. Jumlah/kebutuhan cairan
DEWASA (normalnya) 50cc / KgBB/ 24 jam
ANAK /dewasa 10Kg I ------ 100cc / KgBB / 24 jam
10Kg II ------- 50cc / KgBB / 24 jam.
> 20cc/ KgBB / 24 jam.
atau
10 kgBB I = 4 ml/kg/jam
10 kgBB II = 2 ml/kg/jam
10 kgBB III = 1 ml/kg/jam

2. Kebutuhan Na+
Na+ ---------- 3 – 5 meq / KgBB / 24 jam

B. PENGHITUNGAN TETESAN
Cara menghitung tetesan ada 2 macam yaitu :
1. Makro (anak dgn BB>6kg)
a. Cara otsuka
faktor tetes(15) x jumlah cairan = tts/mnt
60 mnt x jam
b. Cara Terumo
faktor tetes(20) x jumlah cairan = tts/mnt
60 mnt x jam

2. Mikro (anak dgn BB<6kg)


Tetesan mikro : faktor tetes (60)x jml cairan = ….tts/mnt
60mnt x jml jam

C. JENIS-JENIS CAIRAN
1. Cairan Hipotonik.
Adalah cairan infuse yang osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum
(konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan
menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke
jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi),
sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel “mengalami”
dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien
hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang
membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel,
menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada
beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

2. Cairan Isotonik.
Adalah cairan infuse yang osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati
serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah.
Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga
tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan),
khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan
Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).

3. Cairan hipertonik.
Adalah cairan infus yang osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga
“menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu
menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema
(bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya koloid, Dextrose
5%, produk darah (darah), dan albumin.
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Azis. 2006. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Anggriyana dan Saryono. 2010. Catatan Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia (KDM).
Yogyakarta: Nuha Medik
Faqih, Moh. Ubaidillah. 2009. ”Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh Manusia”.
(http://www.scribd.com/ diakses 23 Maret 2016)
Harnawatia. 2008 . Keseimbangan Cairan dan Elektrolit, (http://wordpress.com/, diakses
24 April 2010)
Mubarak, Wahid.I & Chayatin, NS.Nurul..2008.”Kebutuhan Dasar Manusia”. Jakarta:
EGC.
Nursing diagnoses: definitions and classification 2012-2014
Nursing interventions classification (NIC) / editors, Gloria M. Bulechek... [et al.].- 6th ed.
Nursing outcame classification (NOC) : measurement of health outcomes / editors, Sue
Moorhead ... [et al.].- 5th ed.
Obet. 2010. Kebutuhan Cairan dalam Tubuh, (http://akarrumput21.blogspot.com/,
diakses 24 April 2010)
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan Edisi 4.
Jakarta: Salemba Medika
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN


Nama Mahasiswa : Puput Tri W Tempat Praktik : PN
NIM : 2020611053 Tgl. Praktik : 25-5-2021

A. Identitas Klien
Nama :An.A............................................ No. RM : 23451xxxx..........................
Usia : 11 bulan . Tgl. Masuk : 1 nov 2020..........................
Jenis kelamin : laki-laki...................................... Tgl. Pengkajian : 3 nov 2020..........................
Alamat : jl. Indah ..................................... Sumber informasi : px........................................
No. telepon : 082345xxxx............................... Nama klg. dekat yg bisa dihubungi: ny. W.............
Status pernikahan : belum kawin............................... ..............................................
Agama : islam........................................... Status : Ibu.......................................
Suku : WNI........................................... Alamat : jl. Indah...............................
Pendidikan : belum sekolah............................ No. telepon : 081234xxxxx......................
Pekerjaan : ................................................... Pendidikan : SMA...................................
Lama berkerja : ................................................... Pekerjaan : wiraswasta..........................

B. Status kesehatan Saat Ini


1. Keluhan Utama
a. Saat MRS : Ibu mengatakan anak Diare dan muntah
b. Saat Pengkajian : Ibu mengatakan anak masih Diare 8-10kali
2. Riwayat Kesehatan Saat ini
2 hari SMRS : Ibu An. A mengatakan badan An.A panas dan batuk secara bersamaan
tetapi tidak dibawa kemana-mana.
SMRS Ibu An. A mengatakan “tadi malam ± pukul 12 An.A bangun tidur
karena batuk, kemudian An.A langsung muntah, muntah sampai ± 5x.
muntah yang pertama banyak berwarna putih berbusa dan yang
terakhir muntah sedikit dan berwarna kekuning-kuningan, kemudaian
An. A BAB 3x. BAB cair ada ampas berwarna agak putih, tidak ada
lendir, dan darah kemudian An.A dibawa ke bidan dan mendapat obat
cotrimoxazole, oralit, dan zinc. Pagi ini An. A demam, muntah 1x dan
BAB 7x, BAB cair ada ampas berwarna kuning dan ole ibu dibawa ke
puskesmas Candi, kemudian dirujuk ke Puskesmas Banjar sengo, dari
puskesmas Banjar sengo dirujuk ke RS. Soebandi.
MRS Pasien masuk melalui IGD rumah sakit dr.Soebandi pada ± pukul
10.53 WIB dengan keluahan demam, muntah dan diare. Berdasarkan
catatan RM pasien, di IGD An. A di infus dengan terapi cairan asering
60 tpm dan injeksi antrain 80 mg. Di ruang Aster Ibu An.A
mengeluhkan An.A demam dan diare oleh sebab itu diberikan terapi
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

cairan Asering dengan tpm, dan diinjeksi antrain 100 mg.


C. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yg pernah dialami:
a. Kecelakaan (jenis & waktu) : ibu mengatakan tidak pernah jatuh sebelumnya ........................................
b. Operasi (jenis & waktu) : ibu mengatakan anak belum pernah melakukan oprasi..............................
c. Penyakit:
 Kronis : ibu mengatakan anak tidak memiliki penyakit kronis ..............................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
 Akut : ibu mengatakan anak tidak memiliki penyakit akut ..................................................................

d. Terakhir masuki RS : ibu mengatakan anak terakhir MRS setelah lahiran ..................................
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll): ibu mengatkan anak tidak memiliki alergiobat
Tipe Reaksi Tindakan
................................................................ ......................................................... ...................................................
................................................................ ......................................................... ...................................................
3. Imunisasi:
(√) BCG (√) Hepatitis
(√) Polio (√) Campak
(√) DPT ( ) .....................
4. Kebiasaan:
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok ........................................... .................................................. .........................................
Kopi ........................................... .................................................. .........................................
Alkohol ........................................... .................................................. .........................................

5. Obat-obatan yg digunakan:
Jenis Lamanya Dosis
................................................................ ......................................................... ...................................................
................................................................ ......................................................... ...................................................

D. Riwayat Perinatal

1. Antenatal

Ibu An. A mengatakan “saat hamil An. A saya rutin memeriksakan kehamilan saya setiap
bulan di bidan desa, saat usia kehamilan 1-4 bulan saya memiliki keluhan mual muntah
sehingga saya tidak makan nasi, saya hanya minum susu dan makan buah-buahan. Dari
bidan saya mendapat vitamin untuk menambah darah dan agar saya tidak lemas”.

2. Intra natal

Ibu An. A mengatakan “saya melahirkan An.A di bidan desa dengan usia kehamilan 9
bulan, setelah lahir An. A tidak langsung menangis, ± 3 menit setelah ditepuk-tepuk dan
dibersihkan hidungnya oleh bidan An.A menangis, kemudian An.A diletakkan di atas
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

perut saya kira-kira selama 30 menit. BB An. A saat lahir 3200 gr dengan panjang badan
45 cm.”

3. Post natal (0-7 hari)

Ibu An. A mengatakan “7 hari setelah melahirkan, bidan desa datang kerumah saya untuk
melihat kondisi An.A dan An.A di suntik pada paha kanan dan kirinya.”.

E. Riwayat Keluarga
Ibu An. A mengatakan “biasanya saya dan anggota keluarga lainnya jika sakit hanya sakit
batuk, pilek dan pusing biasa yang sembuh dengan diobati dari obat yang dibeli diwarung
ataupun yang didapat dari bidan desa.
GENOGRAM

keterangan :
= laki-laki = perempuan = garis keturunan
= tinggal dalam 1 rumah = pasien = garis pernikahan
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

Pemeriksaan Tingkat Perkembangan


Pemeriksaan tingkat perkembangan berdasarkan hasil pemeriksaan DDST:
Hal yang di Tingkat perkembangan Hasil pemeriksaan
nilai yang sudah harus dicapai
sesuai tingkat usianya
Adaptasi  menatap muka  Positif
sosial  Membalas senyuman  Positif
pemeriksa  Positif
 Tersenyum sendiri  Positif
 Mengamati tangannya  Positif
 Berusaha mencari mainan  Positif
 Makan sendiri  Positif
 Tepuk tangan  Positif
 Menyatakan keinginan  Positif
 Daa-daa dengan tangan  Positif
 Main bola dengan  Tidak terkaji
pemeriksa  Tidak terkaji
 Menirukan kegiatan  Positif
 Minum dengan cangkir
Motorik  Mengikuti ke garis  Tidak terkaji
Halus tengah  Tidak terkaji
 Mengikuti lewat garis  Positif
tengah  Positif
 Memegang icik-icik  Positif
 Tangan bersentuhan  Tidak terkaji
 Meraih mainan  Tidak terkaji
 Memindahkan 2 kubus  Positif
 Mengambil 2 kubus  Positif
 Memegang jari dengan  Positif
ibu jari
 Membenturkan dua kubus
 Mencorat-coret
Motorik  Gerakan seimbang  Positif
Kasar  Mengangkat kepala  Positif
 Kepala terangkat  Positif
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

 Duduk kepala tegak  Positif


 Dada terangkat menumpu  Positif
pada lengan
 Membalik  Positif
 Bangkit kepala tegak  Positif
Duduk tanpa pegangan  Positif
 Berdiri dengan pegangan  Positif
 Bangkit untuk berdiri  Positif
 Bangkit terus duduk  Positif
 Berdiri 2 detik  Positif
 Berdiri sendiri  Positif
Bahasa  Bersuara  Positif
 Oooo/aak  Positif
 Tertawa  Positif
 Berteriak  Positif
 Menoleh ke benda icik-  Positif
icik  Positif
 Menoleh ke arah suara  Positif
 Satu silabel  Positif
 Meniru bunyi kata-kata  Positif
 Papa/mama tidak spesifik  Positif
 Mengoceh  Positif
 Papa mama spesifik  Positif
 1 kata  Positif
 2 kata  Positif
 3 kata  Positif
 5 kata

Perkembangan An. A:
Hal yang bisa dilakukan Usia
Tersenyum 1,5 bulan
Miring 3 bulan
Tengkurap dan bisa mengangkat kepala dengan tegak 4 bulan
Duduk 7 bulan
Merangkak 8 bulan
Berdiri 10 bulan

F. Riwayat Lingkungan
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

Jenis Rumah Pekerjaan


 Kebersihan .................................................................... ...........................................................
 Bahaya kecelakaan .................................................................... ...........................................................
 Polusi .................................................................... ...........................................................
 Ventilasi .................................................................... ...........................................................
 Pencahayaan .................................................................... ...........................................................

G. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
 Makan/minum 2 ............................................................. 2 ....................................................
 Mandi 2.............................................................. 2.....................................................
 Berpakaian/berdandan 2.............................................................. 2.....................................................
 Toileting 2.............................................................. 2.....................................................
 Mobilitas di tempat tidur 2.............................................................. 2.....................................................
 Berpindah 2.............................................................. 2.....................................................
 Berjalan 2.............................................................. 2.....................................................
 Naik tangga 2.............................................................. 2.....................................................
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain (1 orang) , 3 = dibantu orang lain
(min. 2 orang), 4 = tidak mampu

H. Pola Nutrisi Metabolik


Rumah Rumah Sakit
 Jenis diit/makanan nasi tim, .......................................... nasi tim.......................................
 Frekuensi/pola 3-4kali/hari...................................... 3x/hari........................................
 Porsi yg dihabiskan 3/4mangkok atau 250-300gr............ 3-4 sendok..................................
 Komposisi menu sayur, nasi, lauk (telor,ayam, daging) sayur,nasi, lauk (ayam, telor, ....
 Pantangan ......................................................... ...................................................
 Napsu makan lahap................................................ kurang lahap...............................
 Fluktuasi BB 6 bln. terakhir 8kg .................................................. 7,30............................................
 Jenis minuman Asi dan air ....................................... Asi dan air..................................
 Frekuensi/pola minum ASI ± 5-6 x/hari ASI ±7-8 x/hari
 Gelas yg dihabiskan 250 CC............................................. 250CC........................................
 Sukar menelan (padat/cair) Lembek............................................ Lembek......................................
 Pemakaian gigi palsu (area) ......................................................... ...................................................
 Riw. masalah penyembuhan luka ......................................................... ...................................................

I. Pola Eliminasi
Rumah Rumah Sakit
 BAB:
- Frekuensi/pola 1x/hari.......................................... 7-8x/hari
-
- Konsistensi lembek ............................................... cair ..............................................
- Warna & bau kuning kecoklatan .................................. kuning..........................................
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

- Kesulitan ................................................................ .....................................................


- Upaya mengatasi ................................................................ .....................................................
 BAK:
- Frekuensi/pola ±5-7x/hari............................................... ±2x terakhir di IGD
- Warna & bau kuning jernih .......................................... kuning jernih ..............................
- Kesulitan ................................................................ .....................................................
- Upaya mengatasi ................................................................ .....................................................

J. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
 Tidur siang:Lamanya ......................................................... .......................................................
- Jam …s/d… 10.30-11.30..................................... 10.00-12.00..................................
- Kenyamanan stlh. tidur anak lebih segar.............................. anak lebih segar...........................
 Tidur malam: Lamanya ......................................................... .......................................................
- Jam …s/d… 20.00-06.00..................................... 19.30-07.00..................................
- Kenyamanan stlh. tidur anak terlihat segar dan ceria........... anak terlihat segar dan ceria........
- Kebiasaan sblm. tidur ASI.................................................. ASI...............................................
- Kesulitan ........................................................
- Upaya mengatasi ........................................................ .....................................................

K. Pola Kebersihan Diri


Rumah Rumah Sakit
 Mandi:Frekuensi 2x/hari................................................. 2x/hari........................................
- Penggunaan sabun memakai sabun.................................. memakai sabun..........................
 Keramas: Frekuensi 2x/hari................................................. 1x/hari........................................
- Penggunaan shampoo menggunakan shampoo..................... menggunakan shampoo.............
 Gosok gigi: Frekuensi ............................................................. ...................................................
- Penggunaan pasta gigi ........................................................... ...................................................
 Ganti baju:Frekuensi 3x/hari................................................. 4x/hari........................................
 Memotong kuku: Frekuensi 2x/minggu........................................... ...................................................
 Kesulitan ............................................................. ...................................................
 Upaya yg dilakukan ............................................................. ...................................................

L. Pola Toleransi-Koping Stres


1. Pengambilan keputusan: ( ) sendiri (√ ) dibantu orang lain, sebutkan,.............................................. orangtua
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll):......................................
Pasien tidak mengalami masalah pembiayaan karena memkai
ansuransi…………………………………………………………………………………………………………

3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: anak ketika tidak nyaman akan menangis.......................
4. Harapan setelah menjalani perawatan: anak kembali seperti semula..........................................................................
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

5. Perubahan yang dirasa setelah sakit: anak kurang aktif dan ......................................................................................

M. Konsep Diri
1. Gambaran diri: tidak terkaji........................................................................................................................................
2. Ideal diri: tidak terkaji.................................................................................................................................................
3. Harga diri: tidak terkaji...............................................................................................................................................
4. Peran: tidak terkaji
5. Identitas diri tidak terkaji............................................................................................................................................

N. Pola Peran & Hubungan


1. Peran dalam keluarga tidak terkaji..............................................................................................................................
2. Sistem pendukung:suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lain-lain, sebutkan: orang tua mend............
......................................................................................................................................................
3. Kesulitan dalam keluarga: ( ) Hub. dengan orang tua ( ) Hub.dengan pasangan
( ) Hub. dengan sanak saudara ( ) Hub.dengan anak
( ) Lain-lain sebutkan,.......................................................................................
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS: tidak terkaji........................................
.....................................................................................................................................................................................
5. Upaya yg dilakukan untuk mengatasi:........................................................................................................................
O. Pola Komunikasi
1. Bicara: ( ) Normal ( )Bahasa utama:..........................................
( ) Tidak jelas ( ) Bahasa daerah:........................................
( ) Bicara berputar-putar ( ) Rentang perhatian:..................................
(√) Mampu mengerti pembicaraan orang lain( ) Afek:...........................................................
2. Tempat tinggal: (√) Sendiri
( ) Kos/asrama
( ) Bersama orang lain, yaitu:..................................................................................................
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut: jawa.................................................................................................................................
b. Pantangan & agama yg dianut: islam....................................................................................................................
c. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta – 1.5 juta
( ) Rp. 250.000 – 500.000 ( ) Rp. 1.5 juta – 2 juta
( ) Rp. 500.000 – 1 juta (√) > 2 juta

P. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti, ......................................................................

Q. Pola Nilai & Kepercayaan


1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda, Ya/Tidak
2. Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi):..................................................................
.....................................................................................................................................................................................
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS:.......................................................................................
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya:..............................................................................

R. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum: cukup...............................................................................................................................................


.....................................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................................
 Kesadaran: composmetis.......................................................................................................................................
 Tanda-tanda vital: - Tekanan darah :……… mmHg - Suhu : 38,5oC
- Nadi : 112. x/menit - RR :……34… x/menit
 Tinggi badan: 70..............................................cm Berat Badan: 7,4..............................kg

 Lingkarkepala : 48cm
 Lingkar dada 44,5 cm
 Lingkar lengan atas 14 cm
 BB/umur< -1SD
Berat badan ideal : BBI = (n: 2) + 4
BBI = (11 :2) + 4
BBI = 9,5 kg

Status gizi : BB saat ini x 100%


BB ideal
: 7,4 kg x 100%
9,5 kg
: 77,8 % (gizi baik)

2. Kepala & Leher


a. Kepala:

I : Bentuk kepala normochepal, rambut tipis, warna rambut hitam, distribusi rambut merata,
tidak terdapat benjolan, tidak ada lesi, tidak ada jejas pada kulit kepala, kulit kepala tampak
bersih.
P : Rambut tidak mudah rontok, rambat teraba lembut, dan kering
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

P :RaRambut tidak mudah rontok, rambat teraba lembut, ubun –ubun cowong dan kering
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
b. Mata:
I : Mata cowong/cekung , tidak ada odema palpebra, konjungtiva
berwarna merah muda (tidak anemis) pupil isokor, gerakan
bola mata normal, reflek cahaya mata kanan dan kiri positif,
dan distribusi bulu mata merata.
P : Tidak teraba benjolan pada mata.

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................

c. Hidung:
I : Bentuk lubang hidung simetris, tidak ada sekret yang keluar
dari hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung, dan tidak ada
polip hidung.
P : Tidak teraba adanya benjolan
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
d. Mulut & tenggorokan:

I : Bentuk bibir simetris, bibir kering, mukosa bibir tampak


berwarna pink, lidah tampak bersih, gusi berwarna merah
muda, terdapat 6 gigi, tidak ada kelainan konginetal seperti
labiopalatoskisis
P : Tidak ada nyeri tekan pada bibir
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
e. Telinga:

I : tidak terdapat serumen, telinga luar tampak bersih


P : Tidak teraba adanya benjolan pada daun telinga
..............................................................................................................................................................
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
f. Leher:

I : tidak terdapat benjolan, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak


ada luka ataupun jejas.
P : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada kaku kuduk, vena
karotid teraba kuat.

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................

3. Thorak & Dada:


 Jantung
- Inspeksi: Bentuk dada simetris, iktus kordis tidak tampak, tidak ada luka, dan tidak ada jejas......................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
- Palpasi: Iktus kordis tidak teraba di ICS V midclavicula sinistra....................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
- Perkusi: Pekak pada jantung di mulai dari ICS V...........................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
- Auskultasi: BJ I BJ II terdengar jelas dan tidak ada suara jantung tambahan.................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
 Paru
- Inspeksi: Bentuk dada simetris dengan pengembangan dada seimbang antara kanan dan kiri, tidak ada
retraksi dada dan penggunaan otot-otot bantu pernafasan...............................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
- Palpasi: Tidak ada massa, fokal fremitus tidak terkaji....................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
- Perkusi: Sonor pada lapang paru ICS 2 sampai ICS 4 paru kiri dan ICS 2 sampai ICS 5 paru – paru
kanan.

- RH - WH (-)..................................................................................................................
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
- Auskultasi: - - ................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
- -
4. Payudara & Ketiak-
...........................................................................................................................................................................

5. Punggung & Tulang Belakang


...........................................................................................................................................................................
6. Abdomen
 Inspeksi: Bentuk datar, umbilikus simetris, tidak tampak asites...........................................................................
...............................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................
 Palpasi: supel, tidak ada nyeri tekan pada seluruh region abdomen.....................................................................
...............................................................................................................................................................................
 Perkusi: suara tympani pada seluruh kuadran
...............................................................................................................................................................................
 Auskultasi: Bising usus 10x/menit

7. Genetalia & Anus


 Inspeksi: tidak terdapat benjolan dan terlihat ruam popok....................................................................................
 Palpasi: Vesika Urinaria lembek, tidak terdapat nyeri tekan................................................................................
8. Ekstermitas
 Atas: Kekuatan otot 4/4 kekuatan otot pasien sedikit berkurang, mampu melawan gravitasi sesaat lalu
jatuh, terdapat luka bekas tusukan infus, akral teraba dingin, terpasang infuse RA 20 tetes/menit pada
tangan kanan

 Bawah: Kekuatan otot 4/4 kekuatan otot pasien sedikit berkurang, mampu melawan gravitasi sesaat lalu
jatuh, persebaran warna kulit merata dan tidak gatal

9. Sistem Neurologi
1.Nervus olfactorius : kepekaan penciuman pasien terhadap bau-bauan mulai berkurang
2.Nervus optikus : Pasien memakai kacamata, karena penglihatan kabur
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

3.Nervus okulomotorius : reflek pupil +/+


4.Nervus trokhlearis : pasien dapat melirikan mata kebawah dan kearah hidung
5.Nervus trigeminus : pasien dapat membuka dan menutup mulut dengan baik, pasien mampu
mengunyah makanan.
6.Nervus abdusen : pasien dapat melirikan mata kesamping
7.Nervus fasialis : wajah simetris, pasien dapat mengangkat alis mata dan mengerutkan dahi
8.Nervus akustikus : pasien tidak dapat mendengarkan suara dengan jelas bila dari kejauhan
9.Nervus glossofaringeus : pasien dapat merasakan rasa-rasa makanan dengan baik
10.Nervus vagus : pasien dan menelan dan berbicara dengan artikulasi bahasa yang jelas
11.Nervus aksesorius : pasien dapat mengerakan kepala dengan baik, tidak tampak adanya kelemahan
12.Nervus hipoglosus : lidah tampak simetris dan tidak tampak miring saat dijulurkan keluar

10. Kulit & Kuku


Kulit: akral hangat, lembab, tidak ada jejas, ulkus, lesi ataupun oedema dan warna kulit kuning langsat
Kuku: bersih dan pendek

S. Hasil Pemeriksaan Penunjang


1. Laboratorium tanggal 21 Juli 2016
21/7/16
Nilai normal
Jenis pemeriksaan 01.58
Nilai Satuan Nilai
Hematologi
1 Hemoglobin 10,5-13,5 gr/dL 11,4
3 Leukosit 6,0-17,5 109/L 11,6
4 Hematokrit 33-39 % 34,9
5 Trombosit 150-450 109/L 385
6 Hitung jenis Eos/bas/stab/seg/lim/mo - -/-/-/80/9/11
no 0-4/0-1/3-5/54-
62/25-33/2-6

Nilai normal Hasil pemeriksaan tgl


Jenis pemeriksaan
21/7/16
FACES
Makros
1 Warna faces Kuning kecoklatan Kuning
2 konsistensi Lembek Cair
3 darah Negatip Negatip
4 Lendir Negatip Negatip
Micros
1 Eritrosit faces 0-2 0-2
2 Lekosit faces 0-2 0-2
3 Amoeba Negatip Negatip
4 Telur cacing Negatip Negatip
5 Sisa makanan Positip Positip
6 Bakteri Positip Positip
7 Lain-lain Negatip Negatip

B. Terapi
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

Tanggal Terapi
21 Juli 2016 Parenteral
 Injeksi Antrain 100 mg
Cairan
 Asering 75 cc/BB/3 jam = 555 cc dengan 60 tpm makro
 WIDA D5 1/4 NS 740cc/24 jam dengan 10 tpm makro
Diit
 ekstra bubur kasar
22 Juli 2016 Cairan
 WIDA D5 1/4 NS 740cc/24 jam dengan 10 tpm makro
Oral
 L- Bio 3x1
 Zinc 1x2 dosh
Diit
 ekstra bubur kasar

Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya


Ibu mengatakan Pasien merasa tidak nyaman anak sering menangis
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

A. ANALISA DATA
Nama Pasien :
Umur :
No Data fokus Etiologi Problem Paraf
1 DS Faktor penyebab Deficit volume
Ibu An.A mengatakan An. A  cairan kurang dari
muntah 1x dan BAB 7x, Masuk kesaluran cerna

kebutuhan tubuh
BAB cair ada ampas
berwarna kuning Mengiritasi saluran
cerna

DO Dinding usus terangsang
 Mata cekung dengan adanya iritasi
 Turgor kulit menurun 
 BAB cair, warna kuning Peristaltik usus 
 Mukosa bibir kering 
 Bising usus 10x/menit Gangguan absorbsi
 Tampak kehausan 
Volume rongga usus 

Respon : BAB  lebih
dari 3x

Diare

Cairan dan eletrolit
terbuang melalui feses

volume cairan elektrolit
kurang dari kebutuhan
tubuh
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

2 DS: Infeksi bakteri, virus, Hipertermi


 Ibu An. A mengatakan dan parasit
An.A demam 
Reaksi inflamasi

DO:
Aktivasi
 Teraba panas mikroorganisme dan
 TTV makrofag
nadi = 112x/menit 
Fp = 34x/menit Merangsang
suhu = 38OC hipotalamus
 Leokosit = 11,6 
Pelepasan mediator
kimia: prostaglandin

set point hipotalamus

Suhu tubuh 

Demam

Hipertermi

3 DS Faktor penyebab Resiko gangguan


Ibu An.A mengatakan An. A  integritas kulit :
BAB 7x, BAB cair ada Masuk kesaluran cerna

perianal
ampas berwarna kuning
Mengiritasi saluran
cerna
Do

 Frekuensi BAB 7x/hari Dinding usus terangsang
dengan adanya iritasi

Peristaltik usus 

Gangguan absorbsi

Volume rongga usus 

Respon : BAB  lebih
dari 3x

Diare

Iritasi kulit pada daerah
perianal

Resiko gangguan
integritas kulit pada
perianal
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


BERDASARKAN PRIORITAS

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Ditemukan Tanggal Teratasi


1 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan 25-5-2021
cairan aktif akibat diare
2 Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan atau 25-5-2021
infeksi
3 Resiko gangguan integritas kulit : perianal berhubungan 25-05-2021
dengan frekuensi BAB (Diare)
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

INTERVENSI kEPERAWATAN
No Diagnosa Luaran
Intervensi Utama
1 Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi 1. Menentukan intervensi
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x24 2. Ukur TTV setiap 8 jam selanjutnya
kehilangan cairan aktif jam, kebutuhan cairan adekuat 3. Observasi intake dan output 2. Kekurangan cairan akan
akibat diare dengan kriteria hasil: cairan setiap 8 jam mempengaruhi TTV pasien
1. TTVdalam batas normal 4. Anjurkan keluarga untuk 3. Mengetahui keseimbangan
- Suhu tubuh (36,5-37,5 memberi pasien banyak minum cairan
O
C) 5. Jelaskan pada keluarga tanda- 4. Mengurangi cairan yang hilang
- Nadi (60-120x/menit) tanda kekurangan cairan dan mengganti cairan yang
- RR dalam rentang 6. Berikan terapi rehidrasi cairan hilang
normal 30-60 x/menit) 5. Meningkatkan pengetahuan
2. Mukosa lembab orang tua
3. Turgor kulit normal 6. mengganti cairan yang hilang
4. mata tidak cekung/cowong

2 Hipertermi berhubungan Thermoregulasi Perawatan Demam


dengan proses peradangan 1. Ukur tanda-tanda vital setiap 8 1. Suhu 38,9-41,1oC menunjukkan
atau infeksi Setelah dilakukan asuhan jam proses penyakit infeksius akut.
keperawatan selama 1 x24 2. Anjurkan kaluarga utuk 2. Mempercepat proses penguapan
jam, suhu menjadi normal . memberikan ASI dan minum melalui urine dan keringat,
dengan kriteria hasil yang banyak pada pasien selain itu dimaksudkan untuk
- Suhu tubuh dalam 3. Berikan kompres hangat pada mengganti cairan tubuh yang
rentang normal (36,5-37,5 pasien hilang.
O
C) 4. Ajarkan keluarga cara kompres 3. Memberikan efek vasodilatasi
- Nadi dalam rentang yang baik dan benar pembululuh darah.
normal (60-120x/menit) 5. Anjurkan keluarga untuk 4. Meningkatkan tingkat
memberikan kompres setiap pengetahuan keluarga
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

INTERVENSI kEPERAWATAN
No Diagnosa Luaran
Intervensi Utama
- RR dalam rentang pasien panas. 5. Untuk mengurangi panas pada
normal 30-60 x/menit) 6. Anjurkan keluarga untuk tidak pasien
- Akral hangat memakai selimut dari pakaian 6. Untuk memudahkan dalam
- Tidak menggigil yang tebal. proses penguapan.
7. Berikan terapi cairan intravena 7. untuk mengganti cairan yang
8. Laksanakan hasil kolaborasi obat- hilang
obatan sesuai dengan hasil 8. obat-obatan sebagai preparat
kolaborasi (obat anti piretik) yang di formulasikan untuk
penurunan panas.
3 Resiko gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keadaan kulit daerah 1. Untuk mengetahui kondisi dan
kulit : perianal berhubungan keperawatan selama 2 x 24 perianal tingkat keparahan kulit
dengan frekuensi BAB jam, integritas kulit perianal 2. Anjurkan keluarga untuk menjaga 2. Mencegah timbulnya penyakit
(Diare) baik, dengan kriteria hasil: kulit
kebersihan kulit anak khususnya
1. Elastisitas kulit baik 3. untuk mencegah atau
2. Tidak terjadi iritasi daerah perianal mengurangi iritasi pada kulit
3. Anjurkan keluarga untuk segera 4. membantu memperbaiki sel
mengganti popok jika BAB dan yang rusak
BAK
4. Berikan salep sesuai indikasi dan
hasil kolaborasi jika terjadi iritasi
pada kulit
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

2. Tujuan, Kriteria Standar, Interensi, Rasional

IMPLEMENTASI
Nama Klien : An. A Tanggal Pengkajian :
No Reg : Diagnosa Medis : Diare
No. TTD &
Respon
Tgl Dx. Jam Tindakan Keperawatan Nama
Klien
Kep. Terang
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

3/11/20 1 09.00 1. Memberikan terapi cairan rehidrasi


Hasil : Asering 500cc/3 jam dengan 60 tpm
2. Mengakji tanda-tanda dehidrasi
Hasil: mata cekung, bibir kering,, turgor kulit menurun.
3. Menjelaskan tanda-tanda kekurangan cairan pada keluarga
Hasil : keluarga mengatakan mengerti tentang tanda kekurangan cairan
4. Mengukur TTV pasien
Hasil: Nadi = 112x/menit suhu = 38O C
Fp= 34x/menit
5. Melaksanakan hasil kolaborasi dengan menginjeksikan terapi obat antrain 100 mg,
Hasil: An. A menangis saat diinjeksikan obat
6. Menganjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak.
Hasil : keluarga memberikan ASI pada An.A
7. Memberikan kompres pada pasien
Hasil: pasien dikompres menggunakan air dingin
8. Mengajarkan keluarga cara kompres yang baik dan benar
Hasil : keluarga mengatakan mengerti cara kompres
9. Menganjurkan keluarga untuk memberikan kompres setiap pasien panas.
Hasil: keluarga mengatakan akan mengkompresnya
10. Menganjurkan keluarga untuk tidak memakai selimut dari pakaian yang tebal
Hasil : An.A tidak diberikan selimut ole ibu.
11. Mengkaji keadaan kulit :perianal
Hasil : tidak ada tanda-tanda iritasi pada daerah perianal
12. Menganjurkan keluarga untuk segera mengganti popok jika BAB/BAK
Hasil : keluarga segera mengganti popok jika BAB
13. Menganjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan kulit anak khususnya daerah perianal
Hasil : keluarga membersihkan daerah perianal jika An.A BAB/BAK
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

IMPLEMENTASI
Nama Klien : An. A Tanggal Pengkajian :
No Reg : Diagnosa Medis : Diare
No. TTD &
Respon
Tgl Dx. Jam Tindakan Keperawatan Nama
Klien
Kep. Terang
3/11/20 2 09.00 1. Memberikan terapi cairan
Hasil : memberikan terapi cairan WIDA D5 ¼ NS 740 cc/hari dengan 10 tpm.
2. Mengukur tanda-tanda vital
Hasil : Nadi = 110x/menit Suhu = 38,1
Fp = 32x/menit
3. Melaksanakan hasil kolaborasi dengan menginjeksikan terapi obat antrain 100 mg,
Hasil: An. A menangis saat diinjeksikan obat
4. Mengkaji keadaan kulit perianal pasien
Hasil tidak ada tanda-tanda iritasi pada perianal
5. Mengobservasi intake dan output cairan
Hasil :
Intake
- pasien terpasang infus dengan terapi cairan WIDA D5 ¼ NS dengan 740 cc/24 jam
- ASI
- Air putih
Output
- BAB 3x /hari
- BAK ± 5x/hari
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

IMPLEMENTASI
Nama Klien : An. A Tanggal Pengkajian :
No Reg : Diagnosa Medis : Diare
No. TTD &
Respon
Tgl Dx. Jam Tindakan Keperawatan Nama
Klien
Kep. Terang
3/11/20 3 09.00  Memberikan terapi cairan
Hasil : memberikan terapi cairan WIDA D5 ¼ NS 740 cc/hari dengan 10 tpm.
 Mengukur tanda-tanda vital
Hasil : Nadi = 100x/menit Suhu = 36,3 oC
Fp = 34x/menit
Mengkaji keadaan kulit perianal pasien
Hasil tidak ada tanda-tanda iritasi pada perianal
 Mengobservasi intake dan output cairan
Hasil :
Intake
pasien terpasang infus dengan terapi cairan WIDA D5 ¼ NS dengan 740 cc/24 jam
ASI
Air putih
output
BAB 2x /hari
BAK ± 5x/hari
 Mengkaji ruam popok
Ruam popok sudah berkurang dan memberikan salep iritasi
-
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

E. EVALUASI
EVALUASI
Tgl Jam Diagnosa Evaluasi TTD
perawat
3/11/20 16.15 Kekurangan volume S: Ibu An. A mengatakan An.A BAB
cairan berhubungan 2x selama di rumah sakit, BAB cair
dengan kehilangan dan ada ampas berwarna kuning
cairan aktif akibat
diare O : Mata cekung
Turgor kulit tidak elastis
BAB cair, warna kuning
Mukosa bibir kering

A : Masalah teratasi sebagian


P: Lanjukan intervensi No 2,3, dan 6
16.20 Hipertermi S: Ibu An. A mengatakan kulit An.A
berhubungan dengan masih hangat
proses infeksi
O : Nadi = 106x/menit
Fp = 32x/menit
suhu = 37.2OC
Leokosit = 11,6

A : Masalah teratasi sebagian


P: Lanjukan intervensi No 1,7, dan 8
14.50 Resiko gangguan S: Ibu An. A mengatakan An.A BAB
integritas kulit : 2x selama di rumah sakit, BAB cair
perianal dan ada ampas berwarna kuning
berhubungan
dengan frekuensi O : BAB 2x cair dan berwarna kuning
BAB (Diare) Tidak ada tanda-tanda iritasi pada
daerah kulit perianal

A : Masalah teratasi sebagian


P: Lanjukan intervensi No 1 dan 4
3/11/20 05.30 Kekurangan volume S: Ibu An. A mengatakan An.A BAB
cairan berhubungan 3x, BAB cair dan ada ampas
dengan kehilangan berwarna kuning
cairan aktif akibat
diare O : BAB cair, warna kuning

A : Masalah teratasi sebagian


P: Lanjukan intervensi No 2,3, dan 6
05.30 Hipertermi S: Ibu An. A mengatakan An.A sudah
berhubungan dengan tidak panas
proses infeksi
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

O : Nadi = 100x/menit
Fp = 32x/menit
suhu = 36.2OC
Leokosit = 11,6

A : Masalah teratasi sebagian


P: Lanjukan intervensi No 1,7, dan 8
06.00 Resiko gangguan S: Ibu An. A mengatakan An.A BAB
integritas kulit : 2x selama di rumah sakit, BAB cair
perianal dan ada ampas berwarna kuning
berhubungan
dengan frekuensi O : BAB 2x cair dan berwarna kuning
BAB (Diare) Tidak ada tanda-tanda iritasi pada
daerah kulit perianal

A : Masalah teratasi sebagian


P: Lanjukan intervensi No 1 dan 4
3/11/20 05.30 Kekurangan volume S: Ibu An. A mengatakan An.A BAB
cairan berhubungan 1x, BAB cair dan ada ampas
dengan kehilangan berwarna kuning
cairan aktif akibat
diare O : BAB cair, warna kuning

A : Masalah teratasi sebagian


P: Lanjukan intervensi No 2,3, dan 6
05.30 Hipertermi S: Ibu An. A mengatakan An.A sudah
berhubungan dengan tidak panas
proses infeksi
O : Nadi = 100x/menit
Fp = 32x/menit
suhu = 36.5OC
Leokosit = 11,6

A : Masalah teratasi
P: Hentikan Intervensi
06.00 Resiko gangguan S: Ibu An. A mengatakan An.A BAB
integritas kulit : 1x selama di rumah sakit, BAB cair
perianal dan ada ampas berwarna kuning
berhubungan
dengan frekuensi O : BAB 1 cair dan berwarna kuning
BAB (Diare) Tidak ada tanda-tanda iritasi pada
daerah kulit perianal

A : Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

RESUME KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama Pasien:Tn S Jenis Kelamin:laki laki

Hari/Tanggal: 25/05/21 Dx.Medis: CVA trombhosis

Data Subjektif dan Diagnosa Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi


Objektif Keperawatan
1.meliputi keluhan Perfusi Serebral Ekspektasi: Managemen peningkatan tekanan Observasi: Jam 18 00 wib
utama: Tidak Efektif intrakranial Jam 16 00 wib S:
Saat masuk RS Setelah dilakukan asuhan 1. Klien mengatakan tangan & kaki nya
S: Pasien mengatakan keperawatan dalam waktu Observasi: 2. masih lemah dan agak berat bila di angkat
tangan dan kaki terasa 2x24 jam Perfusi Serebral  Identifikasi penyebab bicara klien keluhan
lemah dan berat sejak meningkat peningkatan TIK pusing mual muntah O:
-
kemarin sore.  Monitor tanda dan gejala 3. Posisi head up 300
-
O: Kondisi umum cukup, KriteriaHasil : peningkatan TIK 4. Ekstremitaskirimasihlemah
-
GCS 4 5 6  Monitor MAP 5. Kekuatanotot 5/4
Kekuatan otot 5 4  Monitor CVP wajah reflek nyeri dan 5/4
-
54 1. Kognitif cukup  Monitor PAWP membuka mata Kesadaran compos mentis
-
T 150/90 mmhg meningkat  Monitor PAP,jika perlu Nadi: 80x/menit
-
HR: 80x/mnt 2. Tekanan intra kranial  Monitor ICP (intra cerebral Terapeutik : TD: 140/80 mmHg
Spo2: 98% cukup menurun pressure),jika tersedia Jam 16.15 wib -
Suhu: 36,50C
RR: 20x/mnt 3. Tekanan systolik 1. Memberikan posisi -
RR: 20x/menit
 Monitor CPP (cerebral
S: 36,8 C membaik head up 300
perfusion pressure)
4. Reflek saraf 2. Menghindari kegiatan
 Monitor gelombang ICP
Saat pengkajian : membaik yang bisa A: Masalah teratasi sebagian
DS :Klien mengatakan  Monitor status pernapasan meningkatkan
 Monitor intake dan output tekanan intracranial
tangan & kaki kiri lemes
cairan 3. Memberikan suasana
 Monitor cairan serebrospinalis dan lingkungan yang P: Lanjutkan intervensi
DO:
tenang ( Manajemen peningkatan tekanan
Klien tampak lemah Terapeutik: 4. Memberikan suhu intracranial )
-
Ekstremitas kiri lemes  Minimalkan stimulus dengan ruangan yang sejuk
-
Kekuatan otot 5 4 menyediakan lingkungan yang dan memberikan
5 4 tenang selimut.
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

-
Berbaring dengan  Berikan posisi semi fowler
kepala head up 300  Hindari manuver valsava
-
Kesadaran compos  Cegah terjadinya kejang
mentis, GCS: 4 5 6  Hindari penggunaan PEEP
-
TTV  Hindar pemberian cairan
intravena hipotonik
TD: 130/ 65 mmHg
 Atur ventilator agar PaCO²
HR: 80 x/menit
optimal
RR: 21 x/menit  Pertahankan suhu tubuh
Suhu: 36,30C normal.

2.Riwayat penyakit Kolaborasi:


sekarang:  Kolaborasi pemberian sedasi
DS ;Pasien mengatakan dan anti konvulsan,jika perlu
Lemes pada ekstremitas  Kolaborasi pemberian diuretik
kiri osmosis,jika perlu
DO: Ekstermitas kiri  Kolaborasi pemberian pelunak
tampak lemah., kekuatan tinja, jika perlu
otot menurun

3.Riwayat penyakit
dahulu : Hipertensi tidak
terkontrol

4. Riwayat penyakit
keluarga: nenek Pasien
penderita HT

5.Hasil pengkajian fisik


data focus untuk
menunjang masalah
keperawatan:
-Klientampak lemah
-
Ekstremitas kiri lemes
-
Kekuatanotot 5/4
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

5/4
-
Berbaring dengan
kepala head up 300
-
Kesadaran compos
mentis, GCS: 4 5 6

-
TTV
TD: 130/ 65 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 21 x/menit
Suhu: 36,30C

6. Pemeriksaan
diagnostic focus yang
menunjang:

Hasil CT Scan Infark


Cerebri Lakunar di
capsula interna sinistra

HasilLaborat :
Hb 14,2 g/dl
Ureum 30 mg/dl
Kreatinin0,45 mg/dl
Gds 100 mg/dl
Kolesterol msh dlm
pemeriksaan.
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

Resume Keperawatan

Nama Pasien: Ny. Y Jenis Kelamin: perempuan


Hari/Tanggal: 26/5/2021 Dx.Medis: DM Hiperglikemia

DATA SUBYEKTIF DAN DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI


OBYEKTIF KEPERAWATAN
Jam 11.00 Jam 13.30
1. Meliputi keluhan No diagnosa:D.0027 Ekspektasi : Manajemen Hiperglikemia Observasi: S:
utama: Ketidakstabilan kadar Kestabilan kadar  mengidentifikasi  pasien mengatakan badan masih lemas
• Saat masuk RS: Pasienglukosa darah glukosa darah Observasi: kemungkinan penyebab nafsu makan masih tidak mau
mengatakan mual dan meningka  Identifikasi kemungkinan hiperglikemi
muntah dan badan lemas Penyebab : Setelah dilakukan penyebab hiperglikemi  mengidentifikasi situasiO:
• Saat Pengkajian: PasienHiperglikemia: tindakan  Identifikasi situasi yang yang menyebabkan  kondisi lemah
mual muntah tiap makan, Gangguan toleransi keperawatan selam menyebabkan kebutuhan insulin kebutuhan insulin  TD : 140/80mmhg
badan lemas gula darah 2x24 jam kadar gula meningkat meningkat Suhu : 36.7°C
darah stabil  Monitor kadar gula darah,jika  Memonitor kadar gula Nadi : 80x/menit
2. Riwayatpenyakit Gejala dan tanda mayor perlu darah,jika perlu RR : 18x/menit
Sekarang: : Kriteria Hasil :  Monitor tanda dan gejala  Memonitor tanda dan GD : 230 mg/dL
Pasien mual, muntah Subyektif :  Kadar gula hiperglikemi (mis : poliuria, gejala hiperglikemi (mis : GD 2 jam post prandial : 259 mg/dL
tiap makan, badan  Lelah/lesu dalam darah polidipsia, polifagia, kelemahan, poliuria, polidipsia,
lemas ± 5hari ini,tidak membaik malaise, pandangan kabur, sakit polifagia, kelemahan,A : Masalah teraatasi sebagian
membaik dan semakin Obyektif : kepala) malaise, pandangan
 Lelah / lesu
lemas kemudian dari  Gangguan koordinasi  Monitor intake dan output cairan kabur, sakit kepala) P:lanjurkan intervensi
keluarga di bawa ke menurun
 Kadar gula darah/  Monitor keton urine, kadar  Memonitor intake dan  Monitor kadar gula darah,jika perlu
RSPN. DI UGD TD  Mulut kering output cairan  Monitor tanda dan gejala hiperglikemi (mis
urine AGD, elektrolit tekanan darah
130/80 mmhg menurun ortostatik dan frekuensi nadi  Memonitor keton urine, : poliuria, polidipsia, polifagia, kelemahan,
S=37,5°C N=89x/menit  Berkeringat kadar AGD, elektrolit malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
RR= 18x/menit SpO2= Gejala dan tandaminor :
Subyektif : menurun Terapeutik: tekanan darah ortostatik  Monitor intake dan output cairan
98%, GD= HI.  Berikan asupan cairan oral dan frekuensi nadi  Monitor keton urine, kadar AGD, elektrolit
Terpasang infus Nacl  Mulut kering
 Konsultasi dengan medis jika tekanan darah ortostatik dan frekuensi nadi
20tts/menit. Di berikan  Haus meningkat
tanda dan gejala hiperglikemiTerapeutik:  Kolaborasi pemberian insulin Apidra 3x4
injeksi omeprazole  memberikan asupan
tetap ada atau memburuk IU dan lantus 0-0-0-12 IU
40mg, injeksi Obyektif : cairan oral
 Fasilitasi ambulasi jika ada 
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

ondancentron 8 mg dan  Gemetar hipotensi ortostatik  berkonsultasi dengan


santagesik  Berkeringat medis jika tanda dan
1gr.Dikalkukan Edukasi: gejala hiperglikemi tetap
pemeriksaan ECG,Ft.  Anjurkan menghindari olahraga ada atau memburuk
Thorak, laborat dan jika kadar gula darah >250 mg/dl  memfasilitasi ambulasi
disarankan untuk MRS  Anjurkan monitor kadar gula jika ada hipotensi
darah secara mandiri ortostatik
 Anjurkan kepatuhan terhadap
3. Riwayat Penyakit diet dan olahraga Edukasi:
Dahulu:  Ajarkan indikasi dan pentingnya  menganjurkan
DM sudah 14 tahun pengujian keton urine,jika perlu menghindari olahraga
tidak rutin kontrol dan  Ajarkan pengelolaan diabetes jika kadar gula darah
minum obat, 1 tahun >250 mg/dl
sempat MRS dengan Kolaborasi:  menganjurkan monitor
keluhan yang sama,  Kolaborasi pemberian kadar gula darah secara
minum obat glimepirid insulin,jika perlu mandiri
dan metformin bila  Kolaborasi pemberian cairan  menganjurkan kepatuhan
merasa gula darah iv,jika perlu terhadap diet dan
tinggi olahraga
 Kolaborasi pemberian
kalium,jika perlu  mengajarkan indikasi dan
4. Riwayat Penyakit pentingnya pengujian
Keluaraga: keton urine,jika perlu
Keluarga ada yang  mengajarkan pengelolaan
menderita DM yaitu diabetes
ayah pasien tapi sudah
meninggal dan saudara Kolaborasi:
laki-laki dari pasien
 berkolaborasi pemberian
juga menderita DM
insulin,jika perlu
 berkolaborasi pemberian
5. Hasil Pengkajian Fisik
cairan iv,jika perlu
Data Fokus untuk
menunjang masalah
keperawatan.
- Kondisi lemah
- Pasien tampak
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

tiduran
- Mual dan muntah
tiap makan
- Tanda – tanda
vital :
TD :130/80mmhg
S : 37,5°C
N : 90x/menit
RR : 18x/menit

6. Pemeriksaan diagnostik
fokus yangmenunjang:
Hasil laborat :
HB : 12,5
Lecosit 12
Trombosit : 310.000
Ureum : 21
Kreatinin : 0,74
BUN : 9,8
Natrium : 130,6
Kalium : 3,97
Klorida : 98,9
GDS Hight

RESUME PASIEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

Nama Pasien : Ny. Jenis Kelamin: P


Hari/Tanggal: 27/05/2021 Dx.Medis: Ca Rectum stad IV

DATA SUBYEKTIF DAN DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI


OBYEKTIF KEPERAWATAN
Ansietas berhubungan Tingkat Ansietas Terapi relaksasi Jam 11.00wib Jam 13.00
1. Meliputi keluhan utama: dengan kekhawatiran menurun Setelah Observasi : Observasi : S: Klien mengatakan berngkak pada kaki masih
Saat masuk RS : mengeluh mengalami kegagalan dilakukan tindakan  Identifikasi saat tingkat 1. menanyakan apa O: sering bertanya tentang sakitnya, ke beberapa
badan lemes, dan merasa cepat Dibuktikan dengan: keperawatan dalam ansietas berubah (kondisi, yang dirasakan perawat.
lelah DS : waktu 1x24 jam dengan waktu, stresor) pasien
Saat pengkajian :  Pasien kriteria hasil :  Identifikasi kemampuan
Pasien menanyakan apakah menanyakan 1. verbalisasi 2. menanakan apa A: Masalah keperawatan belum teratasi
mengambil keputusan
bisa sembuh dan usus bisa di apakah bisa kekawatiran akibat  Monitor tanda-tanda yang dilakukan P: Intervensi dilanjutkan
tutup sembuh dan kondisi yang ansietas (verbal dan non pasien jika - temani pasien untuk mengurangi
DS: usus bisa di dihadapi cukup verbal) merasakan cemas kecemasan, jika memungkinkan.
Pasien menanyakan apakah tutup menurun - Tempatkan barang pribadi yang
bisa sembuh dan usus bisa di  Badan sebelah 2. verbalisasi Terapeutik : Terapeutik ; memberikan kenyamanan
tutup lemes kebingungan  Ciptakan suasana 1. menciptakan - Motivasi mengidentifikasi situasi yang
cukup menurun. terapeutik untuk lingkungan yang memicu kecemasan
Do: DO : 3. perilaku tegang menumbuhkan tenang
Tampak bingung. Pasien tampak tegang. cukup menurun kepercayaan 2. memberikan pakaian
Wajah saat bertanya tegang. Kontak mata buruk. 4. tremor cukup  Temani pasien untuk
TTV : TD : 105/64 mmHg. menurun. longgar ke pasien
TTV : TD : 105/64 mengurangi kecemasan,
Suhu : 36,8 ° C mmHg. Suhu : 36,8 3. gunakan nada suara
jika mungkin
RR : 20x / menit °C  Pahami situasi yang lembut saat bersama
Nadi : 101x /menit RR : 20x / menit membuat ansietas, pasien
2. Riwayat penyakit Sekarang: Nadi : 101x /menit, TB:  Dengarkan dengan penuh
pasien mengatakan rutin 155cm. perhatian Edukasi :
khemoterapi dengan 1. menjelaskan manfaat
 Gunakan pendekatan
interval khemoterapi 12 Sp O2 : 99% tanpa dan tujuan relaksasi
yang tenang dan
hari sekali. Merasa cepatoksigen. meyakinkan dapat mengurangi
lelah saat melakukan
 Tempatkan barang kecemasan
aktifitas. Merasa energi
pribadi yang memberikan
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

tidak pulih, meskipun kenyamanan 2. anjurkan posisi yang


tidur cukup..  Motivasi nyaman
mengidentifikasi situasi
3. Riwayat Penyakit Dahulu: yang memicu kecemasan 3. anjurkan untuk
Pasien sudah sering masuk RS mengulangi melatih
dengan penyakit yg sama. Edukasi : teknik relaksasi
Khemoterapi sejak 2 tahun.  Jelaskan prosedur,
4. Riwayat Penyakit Keluaraga: termasuk sensasi yang
Tidak ada riwayat penyakit mungkin dialami
menular pada keluarga.  Informasikan secara
5. Hasil Pengkajian Fisik : faktual mengenai
Pasien tampak bingung diagnosis, pengobatan,
Wajah tegang. dan prognosis
Data Fokus untuk menunjang  Anjurkan keluarga untuk
masalah keperawatan: Suara tetap bersama pasien, jika
terdengar gemetar perlu
6. Pemeriksaan diagnostik fokus  Anjurkan keluarga untuk
yang menunjang: melakukan kegiatan yang
TTV : TD : 105/64 mmHg. tida kompetitif, sesuai
Suhu : 36,8 ° C kebutuhan
RR : 20x / menit  Anjurkan
Nadi : 101x /menit mengungkapkan perasaan
dan persepsi
 Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
 Latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat
 Latih teknik relaksasi

Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian
obat anti ansietas, jika
perlu
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

 …………………………
……
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

Anda mungkin juga menyukai