Anda di halaman 1dari 4

PENDAPAT HUKUM (LEGAL OPINION)

TENTANG GANTI KERUGIAN ATAS PENGADAAN TANAH


PEMBANGUNAN TOL SAWOJAJAR KOTA MALANG

Oleh :
Angelina Septa, Amelia Nur, Yoga Mahendra, Delfi Yumita

A. PENDAHULUAN
Adanya fungsi sosial dalam pengadaan tanah yang tercantum dalam Pasal
6 UUPA tentang sistem kepemilikan tanah di indonesia yang menyebutkan bahwa
pemegang hak atas tanah wajib mendahulukan kepentingan umum daripada
kepentingan pribadi atau pihak wajib merelakan tanahnya kepada pemerintah.
Untuk berjalannya suatu pengadaan tanah masyarakat wajib mematuhi Undang-
Undang yang sudah berlaku dan ditetapkan oleh pemerintah. Konflik pada daerah
pembangunan tol sawojajar malang mengakibatkan banyak kerugian bagi
pengendara motor disekitar jalan tersebut. Banyak menyebabkan kemacetan,
ketidak efektifitasnya untuk kendaraan roda empat bahkan menyebabkan beberapa
kecalakaan dikarenakan salah satu warga tidak ingin tanah atau rumahnya ikut
serta dalam proses pembangunan tersebut. Rumah salah satu warga menghalangi
jalan yang seharusnya dapat memperlebar jalan tersebut dan mengurangi adanya
kerugian bagi kendaraan yang berlalu lalang. Warga tersebut tidak setuju dengan
jumlah ganti kerugian yang telah diberikan pemerintah sehingga bersikeras
menolak adanya pengadaan tanah. Teranglah kiranya bahwa suatu pencabutan
tanah jalan satu-satunya untuk memperoleh tanah yang diperlukan untuk
kepentingan umum.

B. PERMASALAHAN

Permasalahan dari kasus ini yaitu besarnya nominal yang diminta oleh
pihak terkait yang dinggap besar oleh pemerintah. Pemerintah menetapkan
besarnya ganti kerugian yang dinilai tidak layak dan adil oleh pihak yang berhak.
Oleh sebab itu pihak terkait tidak mematuhi aturan Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum. Upaya atau solusi dalam kasus ini kami usut tuntas dalam Legal Opinion
ini.

C. BAHAN-BAHAN PENDUKUNG YANG BERKAITAN DENGAN


PERMASALAHAN

a. Laporan polisi nomor :

b. Hasil penyelidikan polisi yang dilakukan penyidik Polres Malang Kota yang
akan diuraikan dalam fakta-fakta dan kronologi dalam sub bagian berikutnya.

c. Pengajuan permohonan keberatan ke Pengadilan Kota Malang melalui


mekanisme yang ada di pengadilan.

d. Dalam penelitian perkara tersebut sedang proses ditingkat Pengadilan Tinggi


Surabaya dan perkembangan terakhir saat ini naik ketingkat Mahkamah Agung
(MA).

D. DASAR HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TERKAIT


DENGAN PERMASALAHAN

Dasar hukum yang terkait dalam kasus ini adalah :

a. Ketentuan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang UUPA


adalah hak turun-menurun, terkuat dan terpenuh yang dipunyai orang atas
tanah, dengan mengingat ketentuan bahwa semua hak atas tanah
mempunyai fungsi sosial.
b. Ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah yaitu “Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
bertujuan menyediakan tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara, dan
masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum Pihak yang
Berhak.”
c. Ketentuan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah yaitu Pihak yang Berhak wajib melepaskan tanahnya
pada saat pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
setelah pemberian Ganti Kerugian atau berdasarkan putusan pengadilan
yang memperoleh kekuatan hukum tetap.

E. URAIAN FAKTA-FAKTA DAN KRONOLOGIS KEJADIAN

Uraian fakta-fakta dan kronologis kasus ini disampaikan secara lisan, yang
kemudian dilengkapi dengan informasi secara tertulis, pada singkatnya sebagai
berikut:

a. Warga tersebut tidak setuju dengan jumlah ganti kerugian yang telah
diberikan pemerintah
b. Berdasarkan negosiasi antara pemerintah dengan warga tersebut akhirnya
berhasil menyetujui tetapi hanya 5 meter tanah yang bisa dibeli.
c. Pemerintah mau tidak mau harus terus melakukan pembangunan tol
Sawojajar - Malang dengan solusi hanya 5 meter tanah salah satu warga
yang bisa dibeli.
d. Bahwa kasus tersebut telah sampai ketingkat Mahkamah Agung (MA)

F. ANALISA DAN PENDAPAT HUKUM

Berikut ini akan dikaji apakah perbuatan yang dilakukan warga tersebut
terungkap dalam fakta-fakta sebagaimana terurai dalam uraian fakta dan
kronologis dapat dikualifikasi sebagai tindak hukum sebagaimana yang diatur
dalam Pasal 5 Undang-undang No.2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah.

Memperhatikan unsur-unsur Pasal 5 Undang-undang No.2 Tahun 2012 tentang


Pengadaan Tanah mengkaitkannya dengan fakta-fakta sebagaimana hasil
penyelidikan di atas, maka dapat dilakukan analisis sebagai berikut yaitu:

Dalam pasal 5 UU no. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah, orang-orang yang
mempunyai tanah itu wajib melepaskan tanah nya ketika adanya pelaksaan
Pengadaan Tanah yang bertujuan untuk kepentingan umum, setelah ganti rugi
diberikan atau berdasarkan putusan pengadilan

Anda mungkin juga menyukai