Cika Ginjal
Cika Ginjal
Gambaran Tingkat Pengetahuan Penyakit Ginjal Dan Terapi Diet Ginjal Dan
Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis Di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya
ABSTRAK
Latar Belakang: Kondisi pasien yang menjalani terapi hemodialisis akan memicu berbagai masalah
seperti masalah fisik, psikologis, gaya hidup, dan perubahan sosial yang akan berdampak pada
kualitas hidup pasien. Namun, dengan pengetahuan tentang penyakit ginjal dan terapi diet ginjal,
yang dimiliki oleh seorang pasien gagal ginjal kronik akan mempengaruhi sikap dan perilaku hidup
sehat dalam melaksanakan terapi hemodialisis dan terapi diet dengan benar.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan kualitas
hidup pasien gagal ginjal kronik (GGK) yang menjalani terapi hemodialysis (HD).
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Sampel penelitian sebanyak 53 orang, diambil secara acak. Pengumpulan data melalui
wawancara meliputi karakteristik pasien, tingkat pengetahuan dan skor kualitas hidup pasien GGK
dengan HD. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik Spearman
Correlation dengan CI sebesar 95% (α = 0.05).
Hasil: Tingkat pengetahuan responden 62.3% termasuk dalam kategori baik. Sumber informasi yang
diperoleh responden 100% berasal dari petugas kesehatan. Terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan kualitas hidup responden (p=0.023). Berdasarkan domain kualitas hidup,
kesehatan psikologis mempunyai hubungan dengan tingkat pengetahuan (p=0.014), sedangkan
kesehatan fisik (p=0.125) dan hubungan sosial (p=0.277) tidak ada hubungan dengan tingkat
pengetahuan.
Kesimpulan: Kualitas hidup pasien GGK dengan HD dapat dipengaruhi dari tingkat pengetahuan,
terutama kualitas hidup terkait kesehatan psikologis. Peran tenaga kesehatan sebagai sumber
informasi, untuk itu perlu adanya usaha untuk meningkatkan ilmu pengetahuan seperti mengikuti
seminar, workshop dan pelatihan terkait profesinya, sehingga diharapkan dapat memberikan
informasi sesuai perkembangan ilmu yang terbaru..
ABSTRACT
Background: Patients condition during haemodialysis therapy program would trigger multiple
problems regarding physical and psychological condition, life style disruption, and spontaneous social
changes which afflict quality of life. However, a knowledge of chronic kidney disease patients would
influence healthy lifestyle attitude and behaviour in haemodialysis and diet therapies.
Objectives: The objective of this research was to analyze the relationship between knowledge and
quality of life in chronic renal failure (CRF) patients with haemodialysis (HD) therapy.
Method: This research utilized analytical observational type with cross sectional approach. There
were 53 patients as random samples. The data consisted of the characteristic, knowledge and quality
of life score of CRF patients with HD therapy. Furthermore, the datas were analyzed through
Spearman Correlation statistical test with CI approximately 95% (α = 0,05).
Results: As many as 62.3% of respondents were categorized as having a good quality. The entire of
information source were obtained from medical workers. In addition. There was a positive relation
between knowledges and quality of life (p=0.023). However, based on quality of domain, only
psychological health had significant relation with knowledges (p=0.014). Meanwhile, significant
relations cannot be shown between knowledges and physical health (p=0.125) or social relation
(p=0.277) with it.
Conclusion: The quality of life of CRF with HD patients can be influenced by the level of knowledges,
especially quality of life related to psychological health. There is And the role of health workers as a
source of information, for it needs an effort to improve science such as attending seminars,
workshops and training related profession, so it is expected to provide information according to the
latest developments in science
*Koresponden:
aniekkurniawati@gmail.com
1
Instalasi Gizi RSAL Dr. Ramelan Surabaya
2
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo, Surabaya
Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan dan perubahan sosial yang akan berdampak
mempertahankan fungsi ginjal yaitu dengan pada kualitas hidup pasien.5 Pada pasien
terapi hemodialisis atau lebih dikenal dengan dengan GGK terminal seringkali didapatkan
istilah cuci darah, yang dapat mencegah health related quality of life (HRQOL) yang
kematian tetapi tidak dapat menyembuhkan tidak baik dan memburuk setelah menjalani
atau memulihkan fungsi ginjal secara terapi dialisis.5,6,7 HRQOL merupakan prediktor
keseluruhan. Selain itu pengobatan yang yang baik terhadap mortalitas dan prognosis
diperlukan oleh pasien gagal ginjal selain pada pasien GGK. Penilaian HRQOL pada
hemodialisis adalah transplantasi ginjal dan pasien GGK wajib dilakukan sebagai evaluasi
dialisis peritoneal.2 terhadap efektivitas terapi dan prediksi
Hasil studi pendahuluan berdasarkan komplikasi.8
laporan jumlah pasien di Unit Hemodialisa Adapun faktor-faktor yang
Rumkital Dr. Ramelan Surabaya menyebutkan mempengaruhi kualitas hidup antara lain usia,
bahwa kunjungan pasien perhari yang pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, dan
melakukan hemodialisa mencapai 55- 57 status gizi.9 Tingkat pendidikan erat kaitannya
kunjungan, dan jumlah kunjungan perbulan dengan tingkat kesehatan. Karena masyarakat
mencapai rata-rata 1020 kunjungan. Jumlah dengan tingkat pendidikan yang rendah akan
total pasien yang menjalani HD efektif di unit tetap mempertahankan tradisi-tradisi yang
ini sebanyak 121 orang pada bulan Februari berhubungan dengan makanan, sehingga sulit
2017. Selama 14 tahun sejak tahun 2003 menerima informasi di bidang gizi dan bidang
kunjungan meningkat sebanyak 98,87%. kesehatan lainnya.10 Tingkat pendidikan juga
Pasien rata-rata menjalani hemodialisa merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat
sebanyak 2 kali seminggu selama 4-5 jam per pengetahuan , dengan tingkat pendidikan
kunjungan. Selain itu, pasien di unit ini rata- yang tinggi maka akan semakin mudah untuk
rata merupakan pasien yang sudah lama menerima konsep hidup sehat secara mandiri,
menjalani hemodialisa, bahkan ada pasien kreatif dan berkesinambungan.11 Penelitian
yang rutin HD lebih dari 4 tahun. Akibat dari Ismail, dkk menunjukkan bahwa ada
terapi hemodialisis dalam jangka waktu yang hubungan antara pendidikan, pengetahuan
lama dapat menimbulkan penurunan nafsu dan motivasi dengan kepatuhan diet pada
makan, mual, muntah serta kehilangan pasien GGK.12
protein dan vitamin, sehingga dapat Gaya hidup atau perilaku yang tidak sehat
menyebabkan gangguan status gizi.3 Menurut seperti kebiasaan mengkonsumsi makanan
hasil studi yang dilakukan oleh Afshar, dkk4 cepat saji, kesibukan yang membuat stress,
menyatakan bahwa status gizi kurang dapat duduk seharian di kantor, sering minum kopi
menyebabkan pasien mengalami gejala dan jarang minum air putih, merupakan faktor
seperti lelah dan malaise, sakit kepala, pemicu terjadinya penyakit ginjal.13 Menurut
kehilangan berat badan, kelemahan otot, Notoatmodjo14, perilaku manusia terbagi
infeksi berulang, penyembuhan luka yang menjadi 3 (tiga) domain yaitu pengetahuan,
lambat, serta gangguan tulang, hal ini dapat sikap dan tindakan. Dengan pengetahuan yang
menyebabkan terjadinya penurunan kualitas dimiliki oleh seorang pasien gagal ginjal kronik
hidup pada pasien hemodialisis. Oleh karena akan mempengaruhi sikap dan perilaku hidup
itu diperlukan pengaturan diet untuk sehat dalam melaksanakan terapi hemodialisis
mencapai status gizi yang baik.4 Upaya dalam dan terapi diet dengan benar.15 Perubahan
melaksanakan terapi diet secara benar dan perilaku yang dilandasi pengetahuan,
kontinyu, dengan meningkatkan pengetahuan kesadaran dan sikap yang positif bersifat
dan pemahaman materi edukasi tentang langgeng karena didasari oleh kesadaran
penyakit ginjal dan terapi diet ginjal. mereka sendiri bukan karena paksaan.14
Kondisi pasien yang menjalani terapi Tujuan dari penelitian ini untuk
hemodialisis akan memicu berbagai masalah menganalisis hubungan tingkat pengetahuan
seperti masalah fisik, psikologis, gaya hidup, dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani terapi hemodialisis di minimal 1 kali, mampu membaca dan menulis,
Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Manfaat dari bersedia menjadi responden dan dapat diajak
penelitian ini selain sebagai bahan masukan berkomunikasi. Pemilihan sampel dilakukan
informasi mengenai tingkat pengetahuan dan dengan menggunakan teknik lotre kemudian
kualitas hidup pasien GGK yang menjalani melakukan wawancara sesuai dengan
terapi HD, sehingga dapat dijadikan sebagai kuesioner yang telah disiapkan, yang
bahan masukan untuk lebih meningkatkan sebelumnya kuesioner tersebut telah
kinerja dan profesionalisme tenaga kesehatan divalidasi dan di uji realibilitasnya. Uji
yang terkait, juga bermanfaat bagi responden validitas dan realibilitas dilakukan terhadap 20
untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisis
pemahaman responden mengenai penyakit di Rumkital Dr Ramelan Surabaya. Adapaun
ginjal dan terapi diet ginjal, sehingga hasil validitas untuk kuesioner kualitas hidup
diharapkan dapat menjalani terapi diperoleh sebesar 0,449 – 0,852, kuesioner
hemodialisis dan terapi diet dengan benar dan tingkat pengetahuan tentang penyakit ginjal
teratur. diperoleh nilai validitas sebesar 0,452 – 0,747
dan kuesioner tingkat pengetahuan tentang
METODE diet penyakit ginjal sebesar 0,466 – 0,707.
Menurut Sugiyono, jika hasil uji r hitung lebih
Penelitian ini merupakan penelitian besar dari r tabel (r hitung > 0,3) maka item
observasional analitik dengan pendekatan pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan
cross sectional.,yang dilaksanakan pada bulan sebaliknya.1 Demikian juga untuk hasil uji
April - Agustus 2017. Populasi dalam reliabilitas, jika nilai cronbach alpha ≥ 0,70
penelitian ini adalah pasien gagal ginjal yang maka instrumen yang akan digunakan
menjalani terapi di Ruang Hemodialisis reliabel.1 Adapun hasil reliabilitas untuk
Rumkital Dr. Ramelan Surabaya pada bulan kuesioner kualitas hidup nilai cronbach alpha
Januari - Maret 2017 yang berjumlah rata- diperoleh sebesar 0,942, kuesioner tingkat
rata setiap bulan 121 pasien. Jumlah sampel pengetahuan tentang penyakit ginjal
ditentukan dengan menggunakan rumus diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,756 dan
Lameshow sehingga diperoleh sampel sebesar kuesioner tingkat pengetahuan tentang diet
53 pasien yang terpilih secara acak di unit penyakit ginjal sebesar 0,832. Hal ini
Hemodialisa Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan
Pengumpulan data meliputi tingkat kuesioner reiabel.
pengetahuan, tingkat pendidikan, pekerjaan,
usia, sumber informasi tentang penyakit ginjal HASIL DAN PEMBAHASAN
dan terapi diet ginjal yang dapat diperoleh
melalui media maupun petugas kesehatan Pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
dan kualitas hidup . Instrumen yang digunakan terapi hemodialisa bisa bertahan hidup
yaitu kuesioner tingkat pengetahuan tentang dengan menjalani terapi hemodialisa, namun
penyakit ginjal dan tingkat pengetahuan masih menimbulkan permasalahan sebagai
tentang terapi diet ginjal, kuesioner SF 36 dampak dari terapi hemodialisa.17 Untuk
untuk mengetahui kualitas hidup pasien GGK mencapai kualitas hidup yang baik, maka perlu
dengan HD.16 Analisis data menggunakan uji perubahan secara fundamental atas cara
Spearman Correlation. pandang pasien tentang hidup sehat yang
Prosedur penelitian diawali dengan uji harus dan bagaimana menjalaninya yang
kelayakan etik No. 60/FC/KERS/2017, untuk dapat terlihat pada perubahan sikap. Sedang
menghindari kesalahan dan kerugian terhadap perubahan sikap ini dipengaruhi beberapa
responden. Kemudian mengetahui jumlah faktor diantaranya adalah emosional/
populasi sebanyak 121 pasien dan diambil psikologis, pengalaman pribadi dan tingkat
sebagai sampel sebanyak 53 pasien sesuai pengetahuan.18
dengan kriteria inklusi. pasien dengan Sedang tingkat pengetahuan pasien gagal
diagnosa GGK yang menjalani terapi HD ginjal kronik dipengaruhi oleh faktor internal
yang meliputi usia, tingkat pendidikan dan nilai normal sebesar 125 ml/menit. GFR juga
pekerjaan, faktor eksternal yang meliputi menurun sesuai bertambahnya usia. Sesudah
adalah faktor lingkungan, faktor sosial budaya usia 30 tahun, nilai GFR menurun dengan
dan sumber informasi yang bisa juga didapat kecepatan sekitar 1 ml/menit/tahun.21
dari proses konsultasi gizi.14 Menurut Guyton AC22 jumlah nefron yang
Berdasarkan karakteristik responden terbentuk setelah lahir tidak dapat dibentuk
pada tabel 1 jenis kelamin responden pria lagi sehingga bila ada yang rusak jumlahnya
lebih banyak daripada responden wanita yaitu akan menurun. Setelah usia 40 tahun, jumlah
sebanyak 30 orang (56,6%) pria dan 23 orang nefron umumnya akan berkurang 10% setiap
(43,4%) wanita. Hasil penelitian ini selaras 10 tahun sehingga pada usia 80 tahun jumlah
dengan hasil penelitian Sufiana19 nefron menjadi 40% lebih sedikit daripada
menunjukkan bahwa proporsi pasien GGK ketika berusia 40 tahun.22
yang menjalani terapi HD jenis kelamin pria Berdasarkan tabel 1 tingkat pendidikan,
68,3% lebih banyak dibandingkan wanita data yang diperoleh terbanyak pada tingkat
31,7%. Pada dasarnya dari beberapa literatur SMA/sederajat yaitu sebanyak 26 orang
dijelaskan bahwa pasien gagal ginjal kronik (49,1%) dan berjenjang perguruan tinggi
tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, antara sebanyak 15 orang (28,3%). Menurut
pria dan wanita memiliki resiko yang sama Notoatmodjo,15 pendidikan dapat
untuk menderita penyakit ginjal kronik.19 mempengaruhi perilaku seseorang terhadap
Besarnya proporsi jenis kelamin yang pola hidup terutama dalam motivasi sikap.
menderita gagal ginjal kronik yang menjalani Berdasarkan hasil pada penelitian ini bahwa
terapi hemodialisis disebabkan karena tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku
peningkatan kreatinin dipengaruhi oleh massa seseorang dalam mencari perawatan dan
otot dan terjadinya pemecahan otot pengobatan penyakit yang dideritanya, serta
(rhabdomiolisis).20 Pria cenderung memiliki memilih dan memutuskan tindakan yang akan
lebh banyak massa otot sehingga kadar dan harus dijalani untuk mengatasi masalah
kreatinin darah lebih tinggi pria daripada kesehatannya.15
wanita.20 Berdasarkan tabel 1 pekerjaan,
Selain itu sesuai teori Price & Wilson21 responden terbanyak adalah pegawai negeri
menurut etiologi gagal ginjal kronik yang (baik sipil, TNI maupun POLRI) sebanyak 14
terbanyak yaitu lebih didominasi oleh orang (26,4%) dan pegawai swasta yaitu 14
hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian orang (26,4%). Menurut Nursalam23 pekerjaan
diperoleh bahwa 71,7 % responden menderita merupakan suatu kegiatan dengan tujuan
hipertensi. Hipertensi dan gagal ginjal kronik untuk mencari nafkah.23 Penghasilan yang
mempunyai hubungan yang erat. Hipertensi diperoleh juga digunakan untuk mendapatkan
dapat menjadi penyebab terjadinya gagal pelayanan kesehatan. Hal ini dapat
ginjal dan sebaliknya penyakit ginjal dapat diasumsikan bahwa responden yang menjalani
menyebabkan hipertensi melalui mekanisme terapi hemodialisis di rumkital Dr. Ramelan
retensi natrium dan cairan.21 Surabaya mempunyai penghasilan yang cukup
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi usia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
(tabel 1), sebagian besar responden Sesuai penelitian yang dilakukan oleh Lemos
penelitian ini berada pada rentang usia 26 – dkk24 menyatakan bahwa pendapatan
55 tahun yaitu sebanyak 31 orang (58,5%). keluarga merupakan faktor terpenting yang
Sesuai penelitian yang dilakukan oleh Nayana mempengaruhi kualitas hidup pasien
SA, dkk5 menyatakan bahwa penyakit gagal hemodialisis.24
ginjal disebabkan oleh penyakit ginjal dan Kejadian gagal ginjal bisa terjadi karena
penyakit gaya hidup seperti DM dan faktor pekerjaan yang tanpa disadari dapat
hipertensi, yang sebagian besar terlihat mempengaruhi pola hidup yang tidak sehat
berhubungan dengan meningkatknya usia5. seperti mengkonsumsi minuman suplemen
Berdasarkan teori Price & Wilson21 pada untuk mencegah kelelahan, timbul stress
penyakit ginjal kronik, nilai GFR turun dibawah karena target yang harus dicapai bahkan
kurang minum air putihpun merupakan faktor dan sumber informasi dari media cetak. Asal
pemicu terjadinya penyakit ginjal kronik.13 sumber informasi yang diperoleh pasien tidak
hanya dari petugas kesehatan tetapi dari
Tabel 1.Distribusi Karakteristik Responden media juga. Dan jawaban pasien bisa memilih
Karakteristik Responden n % lebih dari satu jawaban, sehingga pasien ada
Jenis Kelamin yg mendapat sumber informasi lebih dari satu
Pria 30 56,6 sumber (misal bisa dari petugas kesehatan
Wanita 23 43,4 dan media elektronik atau dari media lainnya.
Jumlah responden 53 100 Dan ada juga pasien yg memperoleh informasi
Usia hanya dari petugas saja). Berdasarkan hasil
17 – 25 tahun 1 1,9 penelitian diperoleh bahwa tingkat
26 – 55 tahun 31 58,5 pengetahuan pasien termasuk dalam kategori
≥ 56 tahun 21 39,6 baik dapat dilihat pada tabel 1.
Jumlah responden 53 100 Menurut Notoatmodjo14 menyatakan
Pendidikan bahwa sumber informasi akan mempengaruhi
Tamat SD 7 13,2 bertambahnya pengetahuan seseorang dan
Tamat SMP 5 9,4 sebagian besar pengetahuan manusia
Tamat SMA 26 49,1 diperoleh dari penglihatan dan
Tamat PT 15 28,3 pendengaran.14 Sumber informasi ini
Jumlah responden 53 100 diperoleh pada saat responden sedang
Pekerjaan menjalani terapi hemodialisa sehingga banyak
PNS/TNI/POLRI/PURNA 14 26,4 responden yang lebih memilih untuk
Pegawai Swasta 14 26,4 mendengarkan edukasi dari petugas
Wiraswasta 7 13,2 kesehatan (ahli gizi, dokter dan perawat),
Lainnya 5 9,5 Responden juga sering melakukan diskusi saat
IRT 13 24,5 menunggu jadwal terapi hemodialisa dan ada
Jumlah responden 53 100 juga yang berusaha untuk lebih memperdalam
Tingkat Pengetahuan pengetahuan tentang penyakit dan terapi
Kurang 0 0 dietnya dengan mencari sumber informasi
Cukup 20 37,7 melalui media elektronik.
Baik 33 62,3 Berdasarkan data tingkat pengetahuan
Jumlah responden 53 100 responden diperoleh dari hasil wawancara
kuesioner pengetahuan tentang penyakit
Kualitas Hidup
ginjal kronik yang memuat 10 item pertanyaan
Kurang Berkualitas 19 35,8
multiple choice dan pengetahuan tentang
Berkualitas Baik 34 64,2
terapi diet penyakit ginjal yang memuat 15
Jumlah responden 53 100
pertanyaan benar salah. Responden dikatakan
memiliki pengetahuan baik apabila skor yang
Salah satu faktor yang mempengaruhi didapatkan 76 - 100%, dikatakan cukup jika
tingkat pengetahuan seseorang adalah skor yang didapatkan 56 – 75% dan responden
bagaimana dia memperoleh suatu informasi. yang mendapatkan skor <56% dikatakan
Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukan pengetahuan kurang baik.18 Adapun hasil yang
seperti pada tabel 2, sumber informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat
diperoleh responden tentang penyakit dan pengetahuan responden secara umum
terapi diet gagal ginjal 100% berasal dari termasuk dalam kategori baik sebanyak 33
petugas kesehatan, dan sumber informasi orang (62,3%) dan dalam kategori cukup
lainnya kurang dari 50% berasal dari sebanyak 20 orang (37,7%), seperti yang
keluarga/kerabat/teman, media elektronik disajikan pada tabel 1.
Kualitas Hidup
Tingkat Kurang Berkualitas Total Koefisien
Nilai p
Pengetahuan Berkualitas Baik korelasi
n % n % n %
Cukup 11 55,0 9 45,0 20 100 0,311 0,023
Baik 8 24,2 25 75,8 33 100
negatif. Menurut Farida29 Semakin tinggi rasa sebanyak 39,1 %.30 Hal ini dapat membuktikan
cemas dan depresi maka kualitas hidup bahwa terapi hemodialisis merupakan terapi
semakin rendah.29 Stress dapat menurunkan untuk memaksimalkan kualitas hidup
konsentrasi dan menghambat kemampuan responden.
kerja seseorang, berdasarkan hasil penelitian Namun dalam hasil penelitian ini masih
tentang keterbatasan emosional responden ada responden yang kualitas hidupnya kurang
diperoleh bahwa lebih dari 50% responden berkualitas yaitu sebesar 35,8%, hal ini juga
masih dapat mengendalikan diri dalam berhubungan dengan pengetahuan yang
melakukan aktifitas sehari-hari dan mampu dimilikinya. Meskipun pengetahuan yang
menyelesaikan pekerjaan dengan baik. sedang diberikan sama, namun tingkat pemahaman
hasil skor rata-rata diperoleh adalah 81,76, ini yang berbeda-beda antar responden yang
berarti bahwa kualitas hidup responden menyebabkan pengetahuan mereka berbeda
terkait keterbatasan emosional termasuk pula.
dalam kategori baik. Berdasarkan hasil analisis hubungan
Hasil kesehatan mental dalam penelitian antara tingkat pengetahuan tentang ginjal dan
ini diungkapkan responden dengan munculnya terapi diet ginjal dengan kualitas hidup
perasaan negatif (yaitu rasa tertekan, gugup, responden seperti pada tabel 4, menunjukkan
putus asa dan sedih) dan perasaan positif bahwa responden dengan tingkat
(yaitu perasaan tenang dan damai serta pengetahuan cukup mempunyai kualitas
perasaan riang), dari hasil wawancara hidup kurang. Sedang dari responden dengan
diperoleh bahwa lebih dari 50% responden tingkat pengetahuan baik mempunyai kualitas
tidak pernah merasakan perasaan negatif dan hidup baik (p = 0,023< 0,05). Maka dapat
dari nilai skor rata-rata diperoleh 75,62. Hasil disimpulkan bahwa ada hubungan antara
ini menunjukkan bahwa kualitas hidup tingkat pengetahuan dengan kualitas hidup
responden terkait kesehatan mental termasuk pasien hemodialisis di Rumkital Dr. Ramelan
dalam kategori baik. Seperti hasil penelitian Surabaya. Hubungan tersebut searah yang
Septiwi C27 yang menunjukkan bahwa 64,9% artinya semakin baik tingkat pengetahuan
responden yang mengalami depresi ringan responden maka semakin baik pula tingkat
mempunyai kualitas hidup yang baik.27 kualitas hidup responden.
Kualitas hidup dilihat dari aspek Bertambahnya pengetahuan responden
hubungan sosial terdiri dari hubungan akan mempengaruhi perubahan sikap dan
personal, aktivitas seksual, dan dukungan perilaku responden dalam mengambil
sosial. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh keputusan untuk melaksanakan terapi
bahwa kurang dari 50% responden hemodialisa dan terapi pengobatan termasuk
menyatakan bahwa kesehatannya tidak dalam pelaksanaan terapi diet yang harus
mengganggu aktifitas sosial, sehingga dijalani. Hasil penelitian ini selaras dengan
responden masih bisa melakukan interaksi penelitian yang dilakukan oleh Kamalludin &
sosial dengan lingkungannya. Tetapi lebih dari Rahayu31. Pada penderita yang mempunyai
50% responden sudah membatasi aktifitas pengetahuan yang lebih luas memungkinkan
sosialnya, hal ini disebabkan karena pasien itu dapat mengontrol dirinya dalam
responden merasa mudah capek jika mengatasi masalah yang di hadapi,
beraktifitas dan merasa adanya keterbatasan mempunyai rasa percaya diri yang tinggi,
untuk melakukan aktifitas sendiri sehingga berpengalaman, dan mempunyai perkiraan
tergantung pada orang lain. yang tepat bagaimana mengatasi kejadian
Berdasarkan hasil penelitian serta mudah mengerti tentang apa yang
menunjukkan bahwa sebagian besar kualitas dianjurkanoleh petugas kesehatan, akan dapat
hidup responden termasuk dalam kategori mengurangi kecemasan sehingga dapat
berkualitas baik. Penelitian ini selaras dengan membantu individu tersebut dalam membuat
hasil penelitian Fitria30 bahwa responden keputusan.31 Hasil penelitian ini didukung
dengan kualitas hidup yang baik sebanyak dengan teori Notoatmodjo15, dimana
60,9% dan yang kurang berkualitas hidupnya pengetahuan atau kognitif merupakan domain
11. Rachmawati, Y., Perwitasari, D.A., A. 21. Price S.A, dan Wilson, L. M. Patofisiologi
Validasi Kuesioner Sf-36 Versi Indonesia “Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Terhadap Pasien Hipertensi Di (Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005).
Puskesmas Yogyakarta. J. Farm. 22. Guyton, A.C, Hall, J. . Buku Ajar Fisiologi
Indones. 11, 14–25 (2014). Kedokteran Edisi 11. (Penerbit Buku
12. Ismail., Hasanudin., Bahar, B. Hubungan Kedokteran EGC, 2008).
pendidikan, pengetahuan dan motivasi 23. Nursalam. Konsep dan Penerapan
dengan kepatuhan diet pada pasien Metodologi Penelitian Ilmu
gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Keperawatan. (Salemba Medika, 2008).
Umum Pusat dr.Wahidin Sudirohusodo 24. Lemos, C. F., Rodrigues, M. P. & Veiga, J.
Makassar. J. Ilm. Kesehat. Diagnosis 1, R. P. Family income is associated with
1–8 (2012). quality of life in patients with chronic
13. Aroem, H. . Gambaran Kecemasan Dan kidney disease in the pre-dialysis phase:
Kualitas Hidup Pada Pasien Yang a cross sectional study. Health Qual. Life
Menjalani Hemodialisa. (Universitas Outcomes 13, 202 (2015).
Muhammadiyah Surakarta, 2015). 25. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian
14. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Kesehatan. (Rineka Cipta, 2010).
Perilaku Kesehatan. (Rineka Cipta, 26. Azwar, S. Sikap Manusia teori dan
2012). pengukurannya. (Pustaka Pelajar Offset,
15. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan 2009).
perilaku Kesehatan. (2007). 27. Septiwi, C. Hubungan Antara Adekuasi
16. Ron D. Hays, JOel D Kallich, Donna L Hemodialisis Dengan Kualitas Hidup
Mapes, Stephen Joel Coons, Naseem Pasien Hemodialisis Di Unit Hemodialisis
Amin, W. B. C. and C. K. Kidney Disease RS Prof. Dr. Margono Purwokerto.
Quality of Life Short Form. Version 1.3. (Universitas Indonesia, 2010).
A Manual for Use and Scoring. Rand 1– 28. Teixeira, C. G. et al. Impact of chronic
39 (1997). kidney disease on quality of life, lung
doi:10.5747/cv2010.v02.n2.v032 function, and functional capacity. J.
17. Beiber, S.D. dan Himmelfarb, J. Pediatr. (Rio. J). 90, 580–586 (2014).
Hemodialysis.In: Schrier’s Disease of the 29. Farida, A. Pengalaman klien
Kidney. (Lippincott Williams & Wilkins, hemodialisis terhadap kualitas hidup
2013). dalam konteks asuhan keperawatan di
18. Wawan, A., Dewi, M. Teori dan RSUP Fatmawati Jakarta. (Universitas
Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan Indonesia, 2010).
Perilaku Manusia. (Nuha Medika, 2010). 30. Fitria, M. Hubungan Status Gizi Dengan
19. Sufiana PD, Diyah CA, S. Hubungan Kualitas Hidup Pada Pasien Hemodialisis
Lamanya Hemodialisa dengan Kualitas Di Rs PKU Muhammadiyah Unit II
Hidup Pasien Gagal Ginjal Di RS PKU Yogyakarta. (STIKES Aisyiyah
Muhammadiyah Yogyakarta. (STIKES Yogyakarta., 2015).
Aisyiyah Yogyakarta, 2015). 31. Kamaluddin, R. & Rahayu, E. Analisis
20. National Kidney Foundation. K/DOQI Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Clinical Practice Guidelines for Chronic Kepatuhan Asupan Cairan pada Pasien
Kidney Disease: Evaluation, Clasification Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisis
and Stratification. Am J Kidney Dis. 39, di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
(2002). Purwokerto. J. Keperawatan Soedirman
4, 20–25 (2009).