Anda di halaman 1dari 71

PEDOMAN PELAKSANAAN

KERJA PRAKTEK MAHASISWA


Program Studi : S-1 Teknik Mesin
PERTEMUAN 14: Contoh Laporan KP

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TAHUN 2020

Kampus: Jl. Witana Harja Tangerang Selatan, Telp. 021-7412566


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala


atas rahmat, hidayah dan petunjukNya serta kesehatan yang diberikan, sehingga
dapat terselesaikan buku pedoman pelaksanaan dan penulisan laporan Kerja
Praktek (KP). Selama ini masih ada mahasiswa prodi Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Pamulang, mengalami kesulitan-kesulitan dalam penulisan
laporan kerja praktek. Laporan Kerja Praktek merupakan suatu bentuk penelitian
yang dilakukan secara mandiri serta untuk persyaratan dalam mengajukan proposal
judul tugas akhir.
Pentingnya pembuatan laporan Kerja Praktek bagi para mahasiswa, maka
merasa perlu untuk disusun sebuah buku pedoman penyusunan dan penulisannya,
agar para mahasiswa lebih mudah di dalam pembuatan laporan KP. Dengan adanya
buku pedoman penyusunan dan penulisan KP, diharapkan mahasiswa dan dosen
pembimbing dapat melakukan suatu hubungan (interaksi) agar menghasilkan suatu
laporan penelitian atau karya ilmiah yang lebih baik dan berbobot dengan
sistematika penyusunan dan penulisan yang sesuai dengan kaedah-kaedah karya
ilmiah.
Pedoman penyusunan dan penulisan laporan Kerja Praktek ini berisikan
sistematika dan penjelasan mengenai ruang lingkup dari persyaratan KP, format
Tugas Akhir dan KP, pengajuan proposal tugas akhir, seminar hasil dan ujian
komprehensive, masalah penelitian, dosen pembimbing dan tata cara penulisan
karya ilmiah yang baik dan benar. Buku pedoman penyusunan dan penulisan
laporan KP ini, diharapkan akan dapat lebih mempercepat bagi para mahasiswa
dalam penyelesaian penulisan dan laporan KP nya.

Pamulang, September 2020


Ketua Program Studi Teknik Mesin

Dr. Ir.Djuhana,M.Si
NIDK: 8835201019

Pedoman Pelaksanaan KP Mahasiswa


Program Studi Teknik Mesin Unpam
LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROSES PEMBUATAN RANGKA MESIN ROLL


PLATE TYPE RP-2020

DI PT. PANCA WAHANA TEKNINDO

Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Kurikulum

OLEH

SUMBER ABDUL MUNIF

NIM : 2016030027

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2020
LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sumber Abdul Munif

Nim : 2016030027

Program Studi : Teknik Mesin

Fakultas : Teknik

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan kerja praktek dengan judul “PROSES
PEMBUATAN RANGKA MESIN ROLL PLATE TYPE RP-2020

DI PT. PANCAWAHANA TEKNINDO ” ini beserta isinya adalah karya saya dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau kutipan dengan cara yang tidak sesuai etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya atau klaim dari pihak terhadap keaslian karya saya ini.

Pamulang, 28 Januari 2020

Sumber Abdul Munif

2016030027

ii
LEMBAR PENGESAHAN I
LAPORAN KERJA PRAKTEK
di
PT. PANCAWAHANA TEKNINDO
Jln. Raya Pendidikan Gg. Kakak tua no.25 RT 2 / RW 11 kel. Rawa Kalong kec.
Gn. Sindur 16340
BOGOR

PROSES PEMBUATAN RANGKA MESIN ROLL PLATE TYPE RP-2020


DI PT. PANCAWAHANA TEKNINDO

Kerja praktek ini diajukan untuk memenuhi persyaratan kurikulum


Sarjana Strata Satu ( S-1 ) Jurusan Mesin

Disusun Oleh :
Sumber Abdul Munif
2016030027

Menyetujui,

Pimpinan dan Pemilik Pembimbing


PT. Pancawahana Teknindo PT. Pancawahana Teknindo

(Abu Jamil Mansur,S.T) (Abu Jamil Mansur,S.T)

iii
LEMBAR PENGESAHAN II
LAPORAN KERJA PRAKTEK
di
PT. PANCAWAHANA TEKNINDO
Jln. Raya Pendidikan Gg. Kakak tua no.25 RT 2 / RW 11 kel. Rawa Kalong kec.
Gn. Sindur 16340
BOGOR

PROSES PEMBUATAN RANGKA MESIN ROLL PLATE TYPE RP-2020


DI PT. PANCAWAHANA TEKNINDO

Kerja praktek ini diajukan untuk memenuhi persyaratan kurikulum


Sarjana Strata Satu ( S-1 ) Jurusan Mesin

Disusun Oleh :
Sumber Abdul Munif
2016030027

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Ka. Prodi Teknik Mesin

(Joko Setiyono ST, M.T) ( Dr. Ir. Djuhana, M.Si. )


NIDN. 0415098505 NIDK. 8835201019

iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek ( KP ).

Laporan Kerja Praktek ini disusun berdasarkan hasil KP di


PT. Pancawahana Teknindo, Bogor.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat selama


masa penulisan laporan Kerja Praktek ini selesai :

1. Ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada ayahanda Subakir,


ibunda Suyatin, adik tercinta Maria Ulfa, yang telah memberikan do’a
tulus, semangat , serta kasih sayang yang tak terbatas.
2. Dr. (H.C.), H. Darsono selaku ketua yayasan yang telah mendirikan
Universitas Pamulang, sehingga kami dapat meneruskan pendidikan
Stara-1.
3. Dr. H. Dayat Hidayat, M. M. selaku Rektor Universitas Pamulang.
4. Dr. Ir. Djuhana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Program Teknik Mesin
Universitas Pamulang.
5. Bapak Joko Setiyono ST, M.T selaku Dosen pembimbing dalam
menyusun laporan Kerja Praktek.
6. Bapak Abu Jamil Mansur, ST. selaku Pembimbing selama proses Kerja
Praktek.
7. Staff dan jajaran PT. Pancawahana Teknindo yang telah memberikan
kritikan dan saran yg memebangun untuk Kerja Praktek.
8. Teman – teman yang senantiasa memberikan kritik dan saran yang
membangun.
Penulis menyadari, bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta sarannya demi koreksi menuju
perbaiakan.
Pamulang, 14 Januari 2020

Sumber Abdul Munif

viii
MOTO

1. Sekali saja saya belajar menyerah, itu akan menjadi kebiasaan.


2. Tidak ada jalan pintas untuk menuju kesuksesan.
3. Dibalik kesulitan pati ada kemudahan, “ Man Jadda Wajada ” barang siapa
yang bersungguh – sungguh pasti akan mendapatkan hasil.
4. Selalu ada harapan bagi yang berdo’a dan selalu ada jalan bagi yang berusaha.
5. Allah tidak akan membebani seseorang, melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.
6. Berdo’a tanpa usaha, bagaikan pemanah tanpa busur. ( Ali Bin Abi Thalib )

PERSEMBAHAN

Laporan Kerja Praktek ini saya persembahkan kepada :


1. Orang tua dan keluarga tercinta.
2. Kepala Jurusan Teknik Mesin Universitas Pamulang Dr. Ir. Djuhana, M.Si.
3. Dosen pembimbing, Bapak Joko Setiyono ST, M.T
4. Segenap dosen - dosen Universitas Pamulang.
5. Pembimbing Kerja Praktek di PT. Pancawahana Teknindo, Bapak Abu Jamil
Mansur S.T.
6. Teman – teman seperjuangan.

ix
ABSTRAK

Tujuan dari pembuatan rangka mesin roll yaitu dibutuhkan sebuah rangka
yang kuat yang mampu menahan beban dari komponen-komponen mesin dan
mampu menahan gaya-gaya yang ditimbulkan pada saat mesin beroperasi dengan
tujuan agar bisa mendukung proses kerja dari mesin roll tersebut. Dalam
pembuatan rangka mesin roll, metode yang digunakan ialah dengan
mengidentifikasi gambar kerja. Dari identifikasi gambar kerja, diperoleh gambaran
tentang konstruksi yang akan dibuat, dan bahan yang digunakan. Proses pembuatan
rangka mesin roll meliputi : Melukis bahan, pengurangan volume bahan,
perakitan bahan, dan penyempurnaan permukaan. Dari hasil yang telah dicapai
dapat disimpulkan bahwa : 1) Urutan pengerjaan rangka terdiri dari : Melukis
bahan, pemotongan bahan, pengeboran, perakitan bahan dengan menggunakan
mesin las busur listrik, penyempurnaan permukaan, uji kinerja rangka. 2) Peralatan
yang digunakan dalam proses pembuatan rangka terdiri dari : roll meter, mistar baja,
busur derajat, mistar siku, penggores, mesin gerinda, mesin las busur listrik, palu,
penitik, mesin bor. 3) Peralatan keselamatan kerja yang digunakan meliputi : wear
pack, helm kerja, sepatu safety, sarung tangan, kaca mata, dan perlengkapan
keselamatan kerja las.; 4). Dari hasil uji kinerja diperoleh data sebagai berikut : 1)
Uji dimensi : terdapat perbedaan ukuran benda kerja dengan gambar kerja dengan
presentase kesalahan 0,50 %. 2) Uji fungsi : rangka mampu menahan dan menopang
beban yang diakibatkan oleh komponen mesin lainnya, pemasangan komponen
mesin lainnya terhadap rangka dapat sesuai seperti misalnya lubang-lubang untuk
baut pengunci.; 3) Uji unjuk kerja : rangka mampu menahan getaran, rangka tidak
bergeser pada saat mesin beroperasi, rangka mampu menahan gaya-gaya yang
diberikan oleh komponen-komponen mesin lainnya.

Kata kunci : Rangka, Pembuatan

x
ABSTRACT

The purpose of making a roll machine frame is that a strong frame is needed
that is able to withstand the load of the machine components and is able to
withstand the forces caused when the machine is operating with the aim to be able
to support the work process of the roll machine. In making roll machine frames, the
method used is to identify working drawings. From the identification of working
drawings, an overview of the construction to be made, and the materials used are
obtained. The process of making a roll machine frame includes: Painting materials,
reducing volume of materials, assembling materials, and refining surfaces. From
the results that have been achieved, it can be concluded that: 1) The sequence of
frame work consists of: Painting materials, cutting materials, drilling, assembling
materials using electric arc welding machines, surface refinement, frame function
test; 2) Equipment used in the frame manufacturing process consists of: roll meter,
steel bar, protractor, elbow ruler, scraper, grinding machine, electric arc welding
machine, hammer, dropper, drilling machine, file, air compressor, spray gun .; 3)
Work safety equipment used includes: wear packs, work helmets, safety shoes,
gloves, goggles, and welding work safety equipment; 4). From the performance test
results obtained data as follows: 1) Dimension test: there are differences in the size
of the workpiece with a work picture with an error percentage of 0.50%. 2)
Function test: the frame is able to withstand and support the load caused by other
machine components, the installation of other engine components to the frame can
be suitable such as holes for locking bolts; 3) Performance test: the frame is able
to withstand vibrations, the frame does not shift when the machine is operating, the
frame is able to withstand the forces exerted by other machine components.

Keywords: Order, Manufacture

xi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Sumber Abdul Munif

Tempat, Tanggal Lahir : Demak, 19 Desember 1994

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Ruko Bukit Dago AA6 No.16 Jl. Raya Pendidikan kel.
Rawa Kalong kec. Gn. Sindur 16340 Bogor, Jawa Barat

Nomor Telepon : 087820761962

E-mail : munifgendon580@gmail.com

Riwayat pendidikan : SD Negeri Kendondong 2 Tahun Lulus 2006/2007

MTs Negeri Gajah Lulus Tahun Lulus 2009/2010

SMK NU Ma’arif Kudus Tahun Lulus 2012/2013

Demikianlah Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Pamulang, 14 Januari 2020

Sumber Abdul Munif

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………..… i

LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA SENDIRI ………..……….…… ii

LEMBAR PENGESAHAN I …………………………………………...…...… iii

LEMBAR PENGESAHAN II.............................................................................. iv

SURAT KETERANGAN MAGANG …………………………………………. v

KONFIRMASI PERMOHONAN MAGANG………………………..………. vi

LEMBAR PENILAIAN…………………………………………….…………. vii

KATA PENGANTAR………………………………………………….......…. viii

MOTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………….. ix

ABSTRAK……………………………………………………………….………. x

ABSTRACT…………………………………………………………………..…. xi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………..…….. xii

DAFTAR ISI………………………………………………………...………… xiii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. xvi

DAFTAR TABEL……………………………………………………….……. xvii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………...………. xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………..…………………………………………. 1


1.2 Tujuan Kerja Praktek……………………………………………….. 1
1.3 Batasan Masalah…………………………………………….……… 2
1.4 Rumusan Masalah…………………………………….……………. 2

xiii
1.5 Manfaat……………………………………………………..……… 2
A. Bagi Mahasiswa……………..………………………...………... 2
B. Bagi Masyarakat……………………………………...…………. 3
C. Bagi Dunia Pendidikan………………………………………….. 3
1.6 Tempat dan Waktu Pelaksanaan……………………………………. 3
1.7 Metode Pengumpulan Data…………………………………………. 3
1.8 Sistematik penulisan…………………………………………..……. 4

BAB II PROFIL UMUM PERUSAHAAN


2.1 Sejarah Perusahaan dan Perkembangannya ………………….…….. 5
2.2 Visi dan Misi Perusahaan ………………………………………….. 6
A. Visi Perusahaan………………………………………….……… 6
B. Misi Perusahaan…………………………………………………. 6
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan.......................................................... 6

BAB III TEORI DASAR


3.1 Definisi Logam……………………………………………….....… 12
A. Baja IWF…………………………………………...…..………. 13
3.2 Definisi Rangka……………………………………………...……. 14
3.3 Definisi gambar Kerja…………………….………………..……… 14
A. Fungsi Gambar Kerja…………………………………..………. 15
B. Tujuan Gambar Kerja………………………………….………. 16
3.4 Pengelasan………………………………………………………… 17
A. Proses Dasar Pengelasan………………………………….……. 18

BAB IV URAIAN KERJA PRAKTEK


4.1 Identifikasi Gambar ………………………………………………. 20
A. Kontruksi……………………………………………….……… 22
B. Bahan dan Ukuran…………………………………….……….. 23
C. Urutan Pengerjaan………………………………………..……. 24
D. Alat…………………………………………………….....……. 27
E. Keselamatan Kerja……………………………………..………. 35

xiv
4.2 Proses Pembuatan Rangka Mesil Roll………………………….…. 36
A. Diagram Alir Proses Pembuatan Rangka Mesin Roll………….. 36
B. Proses Pembuatan Rngka Mesin Roll………………………….. 37
C. Peralatan Yang Digunakan Dalam Pembuatan Rangka Mesin
Roll.............................................................................................. 41
D. Peralatan Keselamatan Kerja Yang Digunakan Dalam Pembuatan
Rangka Mesin Roll……………………………………….……. 42
E. Data Waktu Proses Pembuatan Rangka Mesin Roll……………. 42
4.3 Uji Kinerja Rangka………………………………………...……… 43
A. Uji Dimensi Rangka……………………………………………. 43
B. Uji Fungsi Rangka…………………………………….……….. 45
C. Uji Untuk Kerja Rangka…………………………...…………… 45

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………….. …… 46

A. Hasil Kinerja dari Rangka……………………………….…….. 46

5.2 Saran…………………………………………………………...….. 47

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….….. 48

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisani PT. PANCA WAHANA TEKNINDO.…........... 7


Gambar 3.1 Baja IWF.………………………………………………………...… 13
Gambar 3.2 Proses Pengelasan……………………………………………….…. 19
Gambar 4.1 Gambar Kerja Rangka Utama………………………...………….… 20
Gambar 4.2 Gambar Kerja Dudukan Gearbok…….………………..………...…. 21
Gambar 4.3 Gambar Kerja Assembly………………...………………….……… 21
Gambar 4.4 Rangka Utama………………………...……………………….…… 22
Gambar 4.5 Dudukan Gearbok………………………….…………………….… 22
Gambar 4.6 Rangka Utama dan Dudukan Gearbok di Assembly………………. 23
Gambar 4.7 Besi IWF 250……………………………………..…....................... 23
Gambar 4.8 Besi IWF 150mm……………………………….……………….…. 24
Gambar 4.9 MS Plate 12mm…………………………………….…………….… 24
Gambar 4.10 Roll Meter………………………………...…………………….… 28
Gambar 4.11 Mistar Baja……………………………………..……………….… 28
Gambar 4.12 Busur Drajat…………………………………...……………….…. 29
Gambar 4.13 Mistar Siku…………………………………..…………….……… 29
Gambar 4.14 Penggores………………………………………………….……… 30
Gambar 4.15 Mesin Gerinda Tangan………………………...…………….……. 30
Gambar 4.16 Mesin Las Busur Listrik………………………..………………… 31
Gambar 4.17 Elektroda…………………………….………………………….… 32
Gambar 4.18 Palu…………………………………...…………………………… 32
Gambar 4.19 Penitik………………………………..…………………………… 33
Gambar 4.20 Mesin Bor Tangan………………………………..………….……. 34
Gambar 4.21 Mesin Bor meja………………………………………...…………. 35
Gambar 4.22 Diagram alir proses pembuatan rangka mesin roll………..….….... 36

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Perhitungan Waktu Pembuatan Ranga…………………………………42

Tabel 4.2 Perbedaan ukuran bagian rangka sebelum dan sesudah mengalami
pengerjaan……………………………………………………………..43

Tabel 4.3 Perbedaan ukuran total rangka pada gambar kerja dengan ukuran
total rangka pada kenyataan………………………………….……..…43
Tabel 4.4 Perhitungan selisih dan persentase kesalahan DT………..………..….44

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Absensi Magang………………………………………………….… 49

Lampiran 2 Sertifikat Magang………………………………………………...... 50

Lampiran 3 Form bimbingan Pelaksanaan Kerja Praktek……………………… 51

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Kerja Prakter

Perkembangan teknologi yang maju saat ini, mendorong Universitas


Pamulang salah satu lembaga pendidikan teknologi, harus secara giat mengikuti
perkembangan teknologi tersebut, yaitu teknologi yang sesuai dengan fakultas yang
ada, Universitas harus berlomba – lomba untuk mengembangkan teknologi agar
lebih baik dari sebelumnya.
Sebagai mahasiswa harus bisa mengembangkan teknologi dengan diberi
bekal praktek lapangan yang cukup. Praktek tersebut akan memberi keterampilan
yang cukup apabila dilaksanakan dengan sungguh – sungguh, sebab praktek yang
diadakan di Universitas belum tentu dapat menggambarkan keadaan sebenarnya
dalam dunia teknologi, oleh karena itu mahasiswa harus mendapatkan kerja praktek
dilapangan yang betul – betul dalam situasi atau suasana didunia industri. Karena
pentingnya praktek dan pengetahuan tentang situasi teknologi luar kampus bagi
mahasiswa S–1, maka setiap mahasiswa diwajibkan melaksanakan melaksanakan
kerja praktek minimal selama satu bulan, dan setelah melaksanakan kerja praktek
diwajibkan membuat laporan kerja praktek.

1.2 Tujuan Kerja Prakter


1. Agar mahasiswa dapat mengetahui permasalahan secara langsung yang
dihadapi oleh suatu perusahaan, industri, bengkel – bengkel dan dengan
kemampuan menganalisa.

2. Mahasiswa memperoleh pengalaman kerja, terutama yang berhubungan


dengan prosedur suatu kerja praktek di PT. PANCA WAHANA
TEKNINDO.
3. Mengasah pola fikir logis, rasional serta keterampilan dan luwes dalam
memahami dan menghadapi masalah pada tempat kerja.

1
2

1.3 Batasan Masalah

Pada penulisan laporan ini perlu dilakukan pembatasan masalah yang


bertujuan untuk memperjelas dan sesuai dengan tujuan penyusunan laporan ini.
Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Proses pembuatan rangka mesin roll yang dapat memenuhi kinerja


dari rangka.
2. Peralatan yang berkaitan dengan proses pembuatan rangka mesin roll.
3. Pemenuhan keselamatan kerja pada saat berlangsungnya proses
pembuatan.

1.4 Rumusan Masalah


Dengan mengacu pada batasan masalah di atas, maka dapat
dikemukakan dalam rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah urutan pengerjaan pembuatan rangka mesin roll ?
2. Peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan rangka mesin
roll ?
3. Peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi keselamatan kerja
dalam pembuatan rangka mesin roll ?
4. Bagaimanakah hasil atau kinerja dari rangka mesin roll ?

1.5 Manfaat
A. Bagi Mahasiswa
a. Merupakan proses belajar secara nyata dalam mengembangkan,
memodifikasi dan menciptakan suatu alat yang bermanfaat untuk diri sendiri
maupun orang lain.
b. Sarana dalam menerapkan ilmu yang didapat selama kuliah untuk
mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
c. Membangkitkan minat dalam mengamati, mempelajari dan
mengembangkan alat tersebut serta melatih untuk bekerja dalam sebuah
tim.
3

B. Bagi Masyarakat
a. Mendorong masyarakat umum agar berfikir ilmiah, dinamis dan berperan
aktif dalam dunia teknologi yang semakin berkembang pesat.
b. Membantu dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi bagi usaha
menengah ke bawah.
c. Merupakan inovasi yang dapat dikembangkan kembali dikemudian hari.

C. Bagi Dunia Pendidikan


a. Memberikan masukan yang positif terhadap pengembangan dan
pemberdayaan teknologi tepat guna.
b. Meningkatkan mutu pendidikan yang didasarkan pada pengembangan ilmu
tertulis terhadap kenyataan yang sesungguhnya.
c. Sebagai bahan kajian untuk mengembangkan teknologi yang lebih maju
dan berdaya guna.

1.6 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Kerja praktek ini dilaksanakan pada :
Tanggal : 1 Maret – 30 Mei 2019
Tempat : PT. PANCA WAHANA TEKNINDO
Jln. Raya Pendidikan Gg. Kakak tua no.25 RT 2 / RW 11 kel. Rawa
Kalong kec. Gn. Sindur 16340 BOGOR.

1.7 Metode Pengumpulan Data


Dalam penyusunan penulisan ini menggunakan metode pengumpulan data
untuk mendapatkan data – data yang diperlukan. Adapun teknik pengumpulan data
yang dilakukan adalah :
1. Penelitian Lapangan
Dengan penelitian di area lapangan dan mengamati sekaligus
mengumpulkan data – data yang dijadikan sebagai bahan penulisan.
2. Wawancara
Wawancara bertujuan untuk memperoleh data – data yang lebih
lengkap mengenai segala sesuatu untuk menyempurnakan laporan ini,
yaitu dengan cara mewawancarai langsung pada narasumber.
4

3. Browsing
Mencari data melalui dan website yang berhubungan dengan
Kerangka Mesin.

1.8 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan, manfaat, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN


Pada bab ini berisikan tentang sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan.

BAB III TEORI DASAR


Pada bab ini berisikan definisi kerangka, identifikasi gambar kerja,
identifikasi material, identifikasi alat kerja dan identifikasi keselamatan kerja.

BAB IV PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK


Pada bab ini berisikan data – data hasil penelitian di lapangan dan proses
pembuatan rangka mesin.

BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari penelitian di lapangan
tentang “ PROSES PEMBUATAN RANGKA MESIN ROLL PLATE TYPE RP-
2020 “
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan dan Perkembangannya


PT. PANCA WAHANA TEKNINDO didirikan pada tanggal 25 Juli 2017
dengan surat keputusan KEMENHUMKAM AHU-0035626.AH.01.01 Tahun
2017. Yang mana Perusahaan ini didirikan atas pengembangan usaha yang
sebelumnya bernama CV. PANCA WAHANA ENGINEERING didirikan tahun
2006.
PT. PANCA WAHANA TEKNINDO (PATEND) adalah perusahaan yang
bergerak di bidang kontraktor mekanikal yang bertitik berat pada, Engineering,
Fabrication, Contruction, Procurement Service. Menjadi perusahaan kontruksi yang
berkembang dan mampu bersaing dengan sehat, mampu memproduksi mesin dan
memberikan pelayanan service yang memuaskan bagi pelanggan.
Pada tahap awal pendirian Perusahaan ini mendedikasikan segenap daya dan
upaya untuk memecahkan segala permasalahan yang berkaitan dengan kemampuan
teknik yang telah kami miliki selama ini. Terutama yang berkaitan dengan :
Instalansi :
- Boiler & Oil heater
- Heat Exchanger
- Brick Laying
- Electrical & Control
- Plumbing
- Piping & Insulasi

Fabrikasi :
- Cerobong
- Ducting
- Storage tank
- Material handling
- Steel structure

5
6

Service :
- Design & Calculation Engineering
- Maintenance & Overhaul
- Modifikasi Boiler
- Pengadaan spare part

PT. PANCA WAHANA TEKNINDO mempunyai produk unggulan unutk


memenuhi kebutuhan manufaktur di Indonesia yaitu Mesin Roll Plate yang
menawarkan berbagai spesifikasi ukuran dari ketebalan plat 1mm – 30mm dengan
lebar plat standart mulai dai 4’, 6’, & 8’ dan bisa juga menyesuiakan kebutuhan
konsumen untuk dimensi mesinnya. Dengan di dukung para pekerja yang
profesional di bidangnya dan mesin-mesin produksi pendukung lainnya sehingga
mampu memberikan hasil yang baik & efisiensi.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan


Untuk perkembangan sebuah perusahaan, PT. PANCA WAHANA
TEKNINDO memiliki visi dan misi yang harus diingat oleh seluruh karyawan PT.
. PANCA WAHANA TEKNINDO.
A. Visi Perusahaan
“ Tercapainya hail kerja yang cepat, berkualitas dan efisiensi “

B. Misi Perusahaan
Menjadikan perusahaan kontruksi yang berkembang dan mampu bersiang
dengan sehat. Serta melaksanakan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sesuai dengan standar keamanan kerja international.

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan


PT. PANCA WAHANA TEKNINDO memiliki Empat departemen, masing-
masing deptartment dipimpin oleh Dept. Kepala / Manajer. Pelaksanaan selama
proyek (Engineering, Procurement Construction and Maintenance Services) telah
mengadopsi jalur komando dan komunikasi matriks dasar. Ini untuk memastikan
penyebaran tenaga manusia yang efisien melalui siklus proyek.
7

Seluruh organisasi dan operasi perusahaan dikelola oleh Presiden dan


Direktur Eksekutif sebagai anggota Dewan. Kebijakan, strategi dan pengembangan
merupakan peran penting untuk memajukan perusahaan. HSE memliki peran
penting yang kemudian melaporkan langsung ke Direktur Utama.

Gambar 2.1 Struktur Organisani PT. PANCA WAHANA TEKNINDO


8

Berikut ini akan penulis uraikan tugas dan tanggung jawab, serta wewenang bagian
– bagian penting dalam struktur organisasi PT. PANCA WAHANA TEKNINDO :
a. Komisaris
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
1. Melakukan pengawasan terhadap pengurusan Perusahaan yang
dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat berkenaan dengan
kebijakan Direksi dalam menjalankan Perusahaan.
2. Dewan Komisaris secara terusmenerus memantau efektivitas kebijakan
Perusahaan, kinerja dan proses pengambilan keputusan oleh Direksi,
termasuk pelaksanaan strategi untuk memenuhi harapan para pemegang
saham dan pemangku kepentingan lainnya.

b. Direktur Utama
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
1. Menyusun strategi bisnis dan membuat rencana perusahaan.
2. Melakukan evaluasi terhadap perusahaan dengan melihat kondisi
perusahaan, melihat kekurangan dan kebutuhan perusahaannya.
3. Menunjuk orang untuk memimpin yang nantinya akan memimpin
sebuah divisi, atau proyek.
4. Mengawasi situasi bisnis, baik situasi internal maupun eksternal.

c. Qhse
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
1. Melakukan identifikasi sekaligus pemetaan dari potensi bahaya yang
berpeluang terjadi pada lingkungan kerja.
2. Membuat suatu gagasan yang berkaitan dengan program K3.
3. Membuat sekaligus memelihara berbagai dokumen yang berkaitan
langsung dengan K3, Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
4. Melakukan evaluasi adanya kemungkinan atau peluang insiden
kecelakaan yang dapat terjadi.
9

d. Admin & Legal


Memiliki tugas dan tanggung jawab :
i. menjalankan tata kelola administrasi perusahaan dan mengelola
dokumen-dokumen perusahaan.
ii. memberikan pelayanan jasa terhadap urusan sumber daya yang
diperlukan oleh para pegawai lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
mereka.

e. Meneger Teknik
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
i. Harus memastikan tim mengikuti prosedur, kebijakan, dan persyaratan
dokumentasi yang benar di seluruh fase proyek.
ii. Mampu memandu tim melalui tahap pengembangan, pengujian dan
implementasi dan meninjau pekerjaan yang diselesaikan secara efektif.
iii. Memberikan arahan dan keahlian teknis dalam desain, pengembangan,
dan integrasi sistem.
iv. Mampu membuat keputusan cepat dan memecahkan masalah teknis
untuk menyediakan lingkungan yang efisien untuk implementasi
proyek.

f. Sales Manager
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
i. Memasarkan produk atau jasa Perusahaan tempatnya bekerja. Seorang
Sales harus secara aktif mencari target pasar yang sesuai dengan produk
yang dijual.
ii. Membuat rencana untuk memastikan pencapaian target divisi dan
pribadi, menyelaraskan dengan kebijakan penjualan perusahaan dan
strategi.
iii. Memimpin pertemuan dengan pelanggan utama untuk memastikan
hubungan yang kuat dan menghilangkan hambatan bisnis,
menyelaraskan dengan arah perusahaan jangka panjang.
10

g. Supervisor
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
i. Merencanakan kegiatan baik yang menjadi tugasnya maupun
bawahannya.
ii. Mampu mengkondisikan bahwa kegiatan dan tugas yang berada di
lingkupnya berjalan dengan lancar.
iii. Memastikan setiap orang yang terlibat pada tugas dan pekerjaan
tersebut dapat bekerja sesuai dengan job desc masing-masing yang telah
diberikan.
iv. Melakukan kontrol terhadap kegiatan yang ada dalam lingkup kerjanya.

h. Skill
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
i. Melihat dengan detail gambar yang sudah di serahkan mengenai
bentuk, ukuran maupun jenis material yang ditentukan.
ii. Memersiapkan peralatan kerja yang di butuhkan unutk melakukan
pekerjaan.
iii. Mengambil dan menyusun material sesuai prioritas pekerjaan untuk
proses marking.
iv. Melakukan pemotongan material sesuai bentuk dan ukuran yang sudah
dibuat.
v. Penyetelan item menjadi beberapa section kemudian merangkai
menjadi suatu bentuk yang sudah ditentukan di drawing.

i. Welder
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
i. Melakukan penyambungan material yang sudah di seting.
ii. Memastikan sambungan hasil lasan kuat dan sesuai SOP.
iii. Melakukan pemilihan jenis mesin las yang akan digunakan.
11

j. Operator
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
i. Menjaga dan juga memelihara lingkungan kerja. Adapun kata
memelihara di sini mencakup kebersihan mesin dan line, sparepart,
bahan mentah, peralatan produksi dan lain sebagainya.
ii. Wajib bekerja sesuai dengan target.
iii. Memastikan bahwa segala sesuatunya dikerjakan dengan berpedoman
pada SOP perusahaan.

k. Helper
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
i. Membantu pekerjaan dari seorang skill.
ii. Menyiapkan alat kerja yang akan di gunakan.
iii. Membereskan alat kerja setelah pekerjaan selesai.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi Logam


Logam merupakan bahan teknik yang paling umum digunakan dalam
bidang industri khususnya yang berasal dari baja sering menjadi indikator
perindustrian. (Schey, 2009). Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan
unsur Karbon (C). Bila kadar unsur karbon (C) lebih dari 1.67%, maka material
tersebut biasanya disebut sebagai besi cor (Cast Iron). Semakin tinggi kadar karbon
dalam baja, maka akan mengakibatkan kuat leleh dan kuat tarik baja akan naik
sehingga elongasi (keliatan) baja berkurang dan mengakibatkan baja tersebut
semakin sukar dilas.
Baja umumnya digunakan untuk membangun komponen - komponen
berukuran besar atau kompleks yang tidak biasa. Selain itu baja memiliki aplikasi
penting seperti digunakan untuk bahan konstruksi, peralatan mesin-mesin,
pengerjaan logam, komponen - komponen instalasi ladang minyak, pabrik kimia
dan lain sebagainya. Selain memiliki banyak kegunaan, hal yang terpenting pada
logam (baja) adalah sifat dari logam itu sendiri. Logam dapat didaur ulang tanpa
menurunkan sifat-sifatnya, yang artinya walaupun logam sudah rusak atau
terkontaminasi masih dapat diubah menjadi logam baru melalui pemurnian dengan
cara peleburan dan pemisahan partikel-partikelnya.
Banyaknya kegunaan dari logam khususnya bahan baja mengakibatkan
bertambah banyaknya permintaan akan pembuatan konstruksi baja, sehingga
semakin bertambah perusahaan yang berdiri dalam bidang konstruksi baja diseluruh
dunia. Tingkat persaingan dan permintaan konsumen yang semakin besar terhadap
kualitas baja mengakibatkan perusahaan harus meningkatkan kualitas dari
produknya. Kualitas adalah hal yang paling utama dalam setiap kegiatan
produksi, oleh karena itu banyaknya metode-metode yang digunakan dalam
kegiatan pengendalian kualitas.

12
13

A. Baja IWF
Baja IWF merupakan material yang memiliki sifat struktural yang sangat baik
sehingga pada akhir tahun 1900, mulai menggunakan baja IWF sebagai bahan
struktural (Konstruksi), saat itu metode pengolahan baja IWF yang murah
dikembangkan dalam skala besar. Sifat baja IWF memiliki kekuatan tinggi dan kuat
pada kekuatan tarik mauoun tekan dan oleh karena itu baja IWF menjadi elemen
struktur yang memiliki batas yang sempurna akan menahan jenis beban tarik aksial,
tekan aksial, dan lentur dengan fasilitas serupa dalam pembangunan strukturnya.
Kepadatan tinggi baja IWF , tetapi rasio berat antara kekuatan komponen baja IWF
juga tinggi sehingga tidak terlalu berat dalam kaitannya dengan kapasitas muat
beban, memastikan selama bentuk struktur (konstruksi) yang digunakan yang bahan
yang digunakan secara efisien.

Gambar 3.1 Baja IWF

Gaya gravitasi bekerja ke bawah ke arah gravitasi akan melewati balok ke


kolom, kemudian ke pondasi. Dalam sistem penahan gaya menggunakan konstruksi
baja IWF kaku (rigid). Pada sistem struktur baja IWF lainnya, cara yang berbeda
juga bisa dilakukan. Sistem konstruksi baja menggunakan batang baja sebagai
kolom dan balok, sementara untuk pondasi menggunakan pondasi beton pile atau
setapak, atau sesuai kebutuhan. Kolom yang di sekrup ke atas pondasi. Sistem
sambungan antara kolom, balok dan tras penyangga lantai. diatas tras dapat
diletakkan lembaran galvalum sebagai konstruksi bawah lantai.
14

Pada saat regangan awal, dimana baja IWF tidak berubah bentuk dan
menyebabkan regangan pada saat beban regangan tadi dilepas, baja IWF akan
kembali ke bentuk aslinya. Regangan ini disebut regangan elastis karena sifat bahan
masih elastis. Perbandingan antara tegangan dengan regangan dalam keadaan
elastis disebut “Modulus Elastisitas / Young Modulus”. Ada 3 jenis tekanan yang
terjadi pada baja IWF, yaitu: Sifat Mekanis Struktural Baja IWf dari suatu material
adalah kemampuan bahan-bahan tersebut untuk memberikan perlawanan ketika
diberi beban pada bahan tersebut. Atau dapat kita katakan adalah sifat mekanik
bahan dalam kekuatan untuk menanggung beban yang datang dari luar. Sifat
penting dari baja WF adalah kekuatan tarik.

3.2 Definisi Rangka


Rangka biasanya digunakan sebagai landasan mesin-mesin atau alat untuk
menopang kinerja dari mesin. Rangka umunya dibuat sedemikian rupa sesuai
spesifikasi mesin yang akan di topangnya. Pembuatan dan perhitungan yang tepat
sangatlah penting untuk memastika mesin-mesin yang di topangnya stabil dan bisa
bekerja sesuai fungsi aslinya.
Rangka merupakan struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang
yang disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya menggunakan las,
baut dan keling sehingga membentuk rangka yang kokoh dan kuat untuk menahan
gaya-gaya yang di timbulkan pada saat mesin beroperasi.

3.3 Gambar Kerja


Gambar kerja adalah suatu teknik penggambaran yang digunakan untuk
menjelaskan secara gamblang persyaratan item yang di rekayasa, aktifitas
menggambar mesin menghasilkan dokumen gambar yang berfungsi sebagai bahasa
atau media untuk menyampaikan ide, gagasan, atau informasi dari para insinyur
yang mendesian suatu produk kepada para pekerja yang akan membuatnya
(Suratman, 2011). Gambar kerja adalah komunikasi utama antara si pembuat
gambar atau ide dengan si pelaksana di lapangan, dan gambar harus dipahami oleh
kedua belah pihak (Sujianto, 2012). Gambar teknik adalah gambar yang menitik
beratkan pada penyampaian maksud dari pembuat gambar secara obyektif, gambar
15

jenis ini menggunakan simbol-simbol yang dapat diterima secara internasional.


Simbol tersebut sudah di rangkumkan dalam sebuah standar yang dapat di terima
di seluruh dunia, yaitu standar ISO, selain itu ada juga standar lain yang di
keluarkan oleh suatu Negara (Ir. Ohan Juhana, 2011). Berdasarkan teori-toeri diatas
dapat disimpulkan gambar Kerja adalah suatu bahasa yang digunakan oleh designer
kepada si pelaksana dilapangan, dengan menggunakan standar-standar
internasional dan harus dipahami oleh kedua belah pihak.
Gambar kerja akan membantu wirausaha untuk menciptakan wujud fisik
sesuai dengan ide sang arsitek. Dengan bantuan gambar kerja, seorang wirausaha
tidak perlu untuk mengawasi setiap detail dari semua unsur pembangunan, karena
akan menyita waktu dan tidak efisien. Maka dari itu, gambar kerja ini harus dibuat
sedemikian rupa sehingga mudah/bisa dimengerti dan dipahami oleh pelaksana.
Dengan adanya gambar kerja, seorang pekerja akan dapat mengidentifikasi
dan mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan produk yang akan
dibuat. Hal-hal tersebut antara lain :
a. Mengetahui konstruksi yang akan dibuat.
b. Mengetahui bahan yang digunakan dan ukuran yang diinginkan.
c. Mengetahui peralatan yang digunakan.
d. Mengetahui peralatan keselamatan kerja yang dibutuhkan
e. Mengetahui anggaran keuangan yang akan di digunakan

A. Fungsi Gambar Kerja


Gambar kerja sebagai bahasa teknik dan pola penyampaian informasi,
Fungsi-fungsi gambar dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Penyampaian Informasi
Gambar berfunsi untuk meneruskan maksud dari perancangan dengan
tepat kepada orang-orang yang bersangkutan kepada perancanaan proses,
pembuatan, pemeriksaan dan sebagainya. Orang-orang yang bersangkutan
bukan hanya orang-orang pabrik atau orang di bengkel sendiri, tetapi juga
orang orang dalam pabrik atau bengkel sub kontrak atau orang asing
dengan bahasa lain.
16

2. Pengawet, penyimpanan dan penggunaan keterangan


Gambar merupakan data teknik yang sangat ampuh, dimana teknologi dari
suatu perushaan di padatkan di kumpulkan. Oleh karena itu gambar bukan
saja diawetkan untuk mensuplai bagian bagian produk untuk diperbaiki (
reparasi ) atau untuk di perbaiki, tetapi gambar diperlukan juga sebagai
bahan informasi untuk rencana-rencana baru di kemudian hari. Sehingga
diperlukan penyimpanan, kondifikasi nomor urut gambar dan sebagainya.
3. Cara-cara pemikiran dalam penyiapan informasi
Dalam perencanaan, konsep abstrak yang terlintas dalam pikiran
diwujudkan dalam bentuk gambar melalui proses masalahnya pertama-
tama di analisa dan disintesa dengan gambarnya di teliti dan dievaluasi.
Proses ini di ulang-ulang, sehingga dapat di hasilkan gambar-gambar yang
sempurna.

B. Tujuan Gambar Kerja


Adapun tujuan-tujuan gambar yaitu :
1. Internasional gambar
Peraturan-peraturan gambar dimulai dengan persetujuan bersama antara
orang yang bersangkutan dan kemudian menjadi standar perusahaan. Agar
tujuan dapat di capai, penunjukan simbol-simbol gambar harus sama
secara intenasional.
2. Mempopulerkan gambar
Dalam lingkup teknologi, mempopulerkan gambar menjadi suatu
keharusan, karena dalam teknologi tinggi dibutuhkan data-data yang pasti
dan akurat dan tidak berdasarkan kebiasaan atau feeling.
3. Perumusan gambar
Berdasarkan sifat-sifat kerja masing-masing maka dari tiap-tiap bagian,
mesin, listrik harus memiliki keterangan yang sama agar dapat dimengerti
oleh semua orang.
17

4. Sistematika gambar
Mengingat gambar menyajikan banyak perbedaan tidak hanya dalam
bentuk dan ukuran, tetapi tanda-tanda tolenrasi, lambang-lambang dst,
maka harus ada sistematika dalam lingkungan perusahaan sendiri.
5. Penyederhanaan Gambar
Tujuannya agar dapat menghemat waktu, menghindari kesalahan
pengerjaan, mempermudah pengerjaan dan mempercepat perencanaan.

3.4 Pengelasan
Pengelasan (welding) adalah teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa logam
penambah dan menghasilkan logam kontinyu (Siswanto, 2011). Menurut
(Tarkono,2012) perbedaan menggunakan jenis-jenis elektrode akan mempengaruhi
kekuatan tarik hasil pengelasan dan perpanjangan (elongation). Pada penelitian
(Syahrani,2013) melakukan variasi arus pengelasan terhadap kekuatan tarik dan
bending pada baja SM 490 diperoleh perbedaan nilai kekuatan tarik dan bending.
Penelitian ini menggunakan perbedaan metode pegelasan, penggunaan arus, dan
jenis elektrode. Mengelas bukan hanya memanaskan dua bagian benda sampai
mencair dan membiarkan membeku kembali, tetapi membuat lasan yang utuh
dengan cara memberikan bahan tambah atau elektrode pada waktu dipanaskan
sehingga mempunyai kekuatan seperti yang dikehendaki. Kekuatan sambungan las
dipengaruhi beberapa faktor antara lain: prosedur pengelasan, bahan, elektrode dan
jenis kampuh yang digunakan.
Pengelasan sebagai metode penyambungan telah banyak digunakan untuk
konstruksi bangunan aluminium dan konstruksi mesin. Metode pengelasan
disamping digunakan untuk penyambungan juga digunakan untuk reparasi atau
perbaikan misalnya membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-
bagian konstruksi yang aus. Metode pengelasan kelihatannya sederhana, tetapi
didalamnya banyak masalah yang harus diatasi dengan pemecahan yang
memerlukan pengetahuan. Pengetahuan ini harus didampingi dengan praktek.
18

Perancangan sambungan konstruksi bangunan dan konstruksi mesin dengan


las harus direncanakan cara pengelasan, bahan las dan jenis las yang digunakan,
serta cara pemeriksaannya, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau
mesin yang dirancang. Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen)
las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan
dalam keadaan lumer atau cair.Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut
bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan
menggunakan energi panas. Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik
penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam
pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan
menghasilkan sambungan yang kontinyu. Penggunaan teknik pengelasan dalam
bidang konstruksi dan mesin sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka
baja, bejana tekan, sistem perpipaan, otomotif, kereta api dan lain sebagainya.
Sambungan las banyak digunakan dengan pertimbangan bahwa konstruksi ringan,
murah dan pengerjaan cepat (Harsono dkk, 1991).

A. Proses Dasar Pengelasan


Menurut Welding Handbook, proses pengelasan adalah “proses
penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan bahan dengan memanasinya
hingga suhu yang tepat dengan atau tanpa pemberian tekanan dan dengan atau tanpa
pemakaian bahan pengisi”. Energi pembangkit panas dapat dibedakan menurut
sumbernya: listrik, kimiawi optis, mekanis, dan bahan semi konduktor. Panas
digunakan untuk mencairkan logam dasar dan bahan pengisi agar terjadi aliran
bahan atau terjadi peleburan. Selain itu, panas dipakai untuk menaikkan dektilitas
sehingga aliran plastis dapat terjadi walaupun bahan tidak mencair, lebih jauh lagi,
pemanasan membantu penghilangan kotoran pada bahan (Reza, 2015).
Proses pengelasan yang paling umum terutama untuk mengelas baja
struktural memakai energi listrik sebagai sumber panas yang paling banyak
digunakan adalah busur listrik (nyala). Busur nyala adalah pancaran arus listrik
yang relatif besar antara elektroda dan bahan dasar yang dialirkan melalui kolom
gas ion hasil pemanasan. Kolom gas ini disebut plasma.
19

Pada pengelasan busur nyala, peleburan terjadi akibat aliran bahan yang melintasi
busur dengan tanpa diberi tekanan. Proses lain ( jarang dipakai untuk struktur baja)
menggunakan sumber energi yang lain, dan beberapa proses ini menggunakan
tekanan tanpa memandang ada atau tidaknya pencairan bahan. Pelekatan (bonding)
dapat juga terjadi akibat difusi, partikel seperti atom disekitar pertemuan saling
bercampur dan bahan dasar tidak mencair.

Gambar 3.2 Proses Pengelasan


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Gambar


Gambar kerja merupakan suatu yang mendasari sebagai acuan dalam
pembuatan suatu produk. Dengan adanya gambar kerja, seorang pekerja akan dapat
mengidentifikasi dan mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan produk
yang akan dibuat. Hal-hal tersebut antara lain :
1. Mengetahui konstruksi yang akan dibuat.
2. Mengetahui bahan yang digunakan dan ukuran yang diinginkan.
3. Mengetahui tata cara dan urutan pengerjaan.
4. Mengetahui peralatan yang digunakan.
5. Mengetahui peralatan keselamatan kerja yang dibutuhkan.

Gambar 4.1 Gambar Kerja Rangka Utama

20
21

Gambar 4.2 Gambar Kerja Dudukan Gearbok

Gambar 4.3 Gambar Kerja Assembly


22

A. Kontruksi
Konstruksi merupakan suatu struktur disain atau model dari apa yang akan
dibuat. Untuk itulah suatu konstruksi didisain sedemikian rupa, guna memenuhi
tuntutan yang ditujukan pada produk itu sendiri. Pada mesin roll, rangka dituntut
memiliki konstruksi yang kuat dengan tujuan bisa menahan beban dan menopang
bagian-bagian mesin lainnya.

Desain dari rangka mesin roll plate ini memiliki dua bagian dengan fungsinya
masing-masing. Dua bagian itu terdiri dari :

1. Rangka utama yang memiliki fungsi sebagai penopang body roll.


2. Dudukan gearbok yang memiliki fungsi sebagai tempat pemasangan
gearbok.
Berikut adalah gambar kontruksi rangka yang akan dibuat :

Gambar 4.4 Rangka Utama

Gambar 4.5 Dudukan Gearbok


23

Gambar 4.6 Rangka Utama dan Dudukan Gearbok di Assembly

B. Bahan dan Ukuran


Dengan mengacu pada gambar kerja dan kontruksi, maka dapat diketahui
bahan dan ukuran yang mengharuskan untuk dipatuhi. Pada pembuatan rangka
mesin roll pelat ini menggunakan beberapa bahan-bahan, diantaranya yaitu besi
IWF dengan dimensi (250x125x12040 mm), IWF dengan dimensi dengan dimensi
(150x75x2688 mm) dan MS Plate dengan dimensi (12x1200x1115 mm). Bahan-
bahan tersebut digunakan dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Ketiga bahan tersebut merupakan bahan mild steel jenis MS AS3679-300
yang biasa digunakan untuk pembuatan kontruksi sederhana dan mudah di
las.
2. Ketiga bahan tersebut mudah diperoleh karena banyak dijumpai dipasaran.

Gambar 4.7 Besi IWF 250mm


24

Gambar 4.8 Besi IWF 150mm

Gambar 4.9 MS Plate 12mm

C. Urutan Pengerjaan
Tata cara dan urutan pengerjaan dibuat agar mempermudah pekerja dalam
proses pembuatan produk dan menghasilkan produk sesuai dengan apa yang
diinginkan. Dalam pembuatan rangka mesin roll plat ini memiliki beberapa urutan
pengerjaan yaitu :
a) Melukis bahan
b) Pemotongan bahan
c) Perakitan rangka utama
d) Perakitan dudukan gearbok
e) Pengeboran
f) Penyempurnaan permukaan
g) Penyesuaian dengn komponen lain atau uji fungsi
25

a. Melukis Bahan
Melukis bahan merupakan tahap pertama dari pengerjaan suatu produk.
Tujuan dari melukis bahan itu sendiri ialah penandaan ukuran pada bahan
sebagai acuan pemotongan. Bahan yang akan dipotong diberi penandaan ukuran
agar pada saat pemotongan tidak terjadi kesalahan yang memungkinkan akan
berakibat fatal pada saat perakitan.

b. Pemotongan bahan
Untuk pemotongan bahan bisa dilakukan dengan dua mesin potong, yaitu
gergaji dan blender potong. Pada pembuatan rangka digunakan alat potong yang
berupa blender potong. Alasan yang mendasari digunakannya alat tersebut ialah
selain cepat juga fleksibel dengan segala bentuk potongan. Pemotongan bahan
untuk pembuatan rangka dibedakan menjadi 4 jenis pemotongan yaitu,
pemotongan lurus, pemotongan sobekan di ujung kanan dan kiri, pemotongan
dengan sudut 20°, pemotongan dengan sudut 18°.

c. Perakitan rangka utama


Perakitan rangka utama dilakukan dengan menggunakan las busur listrik.
Las bertujuan untuk menyatukan struktur bahan yang satu dengan bahan yang
lain. Pada perakitan ini hal yang pertama dilakukan ialah tack weld atau las titik.
Tack weld bertujuan untuk perakitan sementara, dengan maksud jika terjadi
kesalahan ukuran maka dalam memperbaikinya lebih mudah. Setelah ukuran
terpenuhi maka las penuh dengan tahapan penyilangan, atau pengelasan secara
bertahap.

d. Perakitan dudukan gearbok


Untuk perakitan dudukan gearbok juga menggunakan las busur listrik.
Pada perakitan ini hal yang pertama dilakukan ialah tack weld atau las titik. Tack
weld bertujuan untuk perakitan sementara, dengan maksud jika terjadi kesalahan
ukuran maka dalam memperbaikinya lebih mudah. Setelah ukuran terpenuhi
maka las penuh dengan tahapan penyilangan, atau pengelasan secara bertahap.
26

e. Pengeboran
Pengeboran dilakukan dengan tujuan pembuatan lubang untuk
penyesuaian perakitan dengan komponen pendukung mesin lainnya. Pengeboran
bisa dilakukan dengan menggunakan dua alat bor yaitu mesin bor magnet dan
mesin bor tangan. Proses pembuatan lubang pada rangka mesin roll,
menggunakan mesin bor magnet dengan tahapan pengeboran dari mata bor kecil
yang kemudian lubang hasil boran pertama diperluas menggunakan mata bor
besar sesuai dengan ukuran lubang yang diinginkan.

f. Penyempurnaan ukuran
Penyempurnaan permukaan itu sendiri berkaitan dengan hasil pengelasan
dan pengeboran. Jika terjadi cacat pada pengelasan maka penyempurnaan
permukaan bisa dilakukan dengan cara menggerinda hasil lasan yang kurang rapi
atau ada bagian pengelasan yang harus di gerinda rata untuk tidak mengganggu
waktu perakitan dengan komponen lain.
Sedangkan penyempurnaan permukaan pada hasil pengeboran juga dilakukan
dengan menggerinda hasil pengeboran, dengan tujuan menghilangkan
beram-beram sisa hasil pengeboran itu sendiri.
Selain penggerindaan ada juga beberapa jenis penyempurnaan
permukaan lainnya. Contoh penyelesaian permukaan lainnya itu ialah
pengamplasan, pendempulan, dan pengecatan. Pada rangka mesin roll yang telah
jadi perlu dilakukan penyempurnaan- permukaan tersebut. Hal itu dilakukan
untuk member nilai tambah tampilan dari rangka. Pengamplasan dilakukan
untuk menghilangkan korosi dan kotoran lainnya sedangkan pendempulan
dilakukan untuk menambal cacat-cacat berlubang atau ketidak rataan
permukaan. Untuk penyempurnaan akhir dilakukan pengecatan. Pengecatan
dilakukan untuk terhindar dari korosi dan menambah nilai keindahan dari
produk yang dibuat.
27

g. Penyesuaian dengan komponen lain atau uji fungsi


Penyesuaian dengan komponen lain dilakukan dengan tujuan pengujian
kesesuaian hasil pengerjaan rangka, apakah rangka yang telah di buat bisa
dipasang dengan komponen mesin lainnya.

D. Alat
Identifikasi alat dibutuhkan agar bisa mengetahui jenis-jenis alat apa saja
yang diperlukan dan digunakan berkaitan dengan proses pembuatan rangka mesin
roll. Adapun alat-alat yang dibutuhkan ialah sebagai berikut :
i. Roll meter
ii. Mistar baja
iii. Busur derajat
iv. Mistar siku
v. Penggores
vi. Mesin gerinda tangan
vii. Mesin las
viii. Palu
ix. Penitik
x. Mesin bor
28

a. Roll Meter
Roll meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur benda kerja
yang panjangnya melebihi ukuran dari mistar baja, atau dapat dikatakan untuk
mengukur benda-benda yang panjang. Roll meter ini tingkat ketelitiannya adalah
setengah milimeter sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur benda kerja
secara presisi.
Panjang dari roll meter ini bervariasi dari 2, 30, dan 50 meter, tetapi dalam
bengkel kerja mesin ukuran terpanjang adalah 3 meter. (Sumantri,1989 : 39).

Gambar 4.10 Roll Meter

b. Mistar Baja
Mistar baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat, dimana
permukaan dan bagian sisinya rata dan lurus sehingga dapat juga digunakan
sebagai alat bantu dalam penggoresan. Mistar baja juga memiliki guratan -
guratan ukuran, dimana macam ukurannya bervariasi. Ada yang dalam satuan
inchi, dalam satuan sentimeter dan dalam satuan millimeter.
(Sumantri, 1989 : 38)

Gambar 4.11 Mistar Baja


29

c. Busur Drajat
Busur derajat merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk
menentukan derajat kemiringan atau keserongan suatu ukuran pada benda kerja.
Bahan dasar dari alat ukur ini bervariasi. Ada yang terbuat dari plastic dan juga
yang terbuat dari baja tahan karat. Alat ukur ini memiliki guratan-guratan ukuran
yang diposisikan sesuai dengan arah kemiringan dari 0-180 °.

Gambar 4.12 Busur Drajat

d. Mistar Siku
Mistar siku merupakan sebuah alat ukur yang berbentuk siku dengan
spesifikasi yaitu daun dan blok yang terbuat dari baja. Bloknya lebih tebal dan
lebih pendek dari pada daunnya. Daun dipasang 90° dengan blok, dengan cara
dikelilingi. Mistar siku ada yang diberi ukuran
dengan ketelitian 1 mm dan 1/32", dan ada yang tanpa ukuran. Fungsi dari
mistar siku ialah untuk membuat garis-garis sejajar dan untuk mengeser benda
kerja supaya tegak lurus. (Bagyo Sucahyo, 2004 : 41)

Gambar 4.13 Mistar Siku


30

e. Penggores
Penggores adalah alat untuk menggores permukaan benda kerja, sehingga
dihasilkan goresan atau gambar pada benda kerja. Bibir penggores tajam,
maka penggores dapat menghasilkan goresan yang tipis. Bahan untuk membuat
penggores ini adalah baja perkakas sehingga penggores cukup keras dan mampu
menggores benda kerja.
Penggoresmemiliki ujung yang sangat runcing dan keras. Penggores dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu pertama, penggores dengan kedua
ujungnya tajam tetapi ujung yang satunya lurus dan yang lainnya bengkok.
Sedangkan penggores kedua hanya memiliki salah satu ujung yang tajam
(Sumantri, 1989 : 121).

Gambar 4.14 Penggores

f. Mesin Gerinda Tangan


Karena bentuknya yang kecil mesin ini bisa dibawa kemana-mana dengan
mudah. Mesin ini lebih sering digunakan untuk perataan permukaan, seperti
misalnya membuang beram hasil pengeboran, pemotongan, menghilangkan
hasil lasan, dan lain sebagainya.

Gambar 4.15 Mesin Gerinda Tangan


31

g. Mesin Las Busur (SMAW)


Las Busur Listrik atau yang biasa disebut SMAW (Shielded Metal Arch
Welding) merupakan jenis pengelasan yang menggunakan bahan tambah
terbungkus atau elektroda atau yang biasa disebut busur listrik. Busur listrik
digunakan untuk melelehkan kedua logam yang akan disambung. Terjadinya
nyala busur listrik tersebut diakibatkan oleh perbedaan tegangan listrik antara
kedua kutub. Perbedaan tegangan listrik tersebut biasa disebut dengan tegangan
busur nyala. Besar tegangan busur nyala ini antara 20 volt sampai 40 volt. Untuk
penyalaannya, elektroda digesekkan pada logam terlebih dahulu agar terjadi
percikan sehingga busur elektroda akan menyala. Setelah elektroda menyala
atur jarak dari logam dengan elektroda dan atur pula sudut pengelasannya.
Antara ujung elektroda dengan permukaan logam akan terjadi busur nyala. Suhu
busur nyala ini biasanya mencapai 5000 ° C.

Gambar 4.16 Mesin Las Busur Listrik


Sebelum melakukan pengelasan haruslah diperhatikan jenis elektroda
yang akan digunakan. Biasanya ukuran elektroda berkisar antara Ø 2,6 sampai
Ø 8 mm dengan panjang antara 300 sampai 450 mm. Jenis elektroda biasanya
mempengaruhi hasil dari lasan sehingga akan sangat penting mengetahui jenis
dan sifat masing – masing elektroda sebagai dasar pemilihan elektroda yang
tepat. Berdasarkan selaput pelindungnya elektroda dibedakan menjadi dua
macam yaitu elektroda polos dan elektroda berselaput.
Elektroda berselaput terdiri dari bagian inti dan zat pelindung atau fluks.
Pelapisan fluks pada bagian inti dapat dilakukan dengan cara disemprot atau
dicelup. Selaput yang ada pada elektroda jika terbakar akan menghasilkan gas
CO2 yang berfungsi untuk melindungi cairan las, busur listrik, dan sebagian
32

benda kerja dari udara luar. Udara luar mengandung gas oksigen, yang dapat
mengakibatkan bahan las mengalami oksidasi, sehingga dapat mempengaruhi
sifat mekanis dari logam yang dilas. Oleh karena itu, elektroda yang
berselaput digunakan untuk mengelas benda – benda yang butuh kekuatan
mekanik, seperti halnya tangki, jembatan, dll.

Gambar 4.17 Elektroda

h. Palu

Palu merupakan alat tangan yang sudah lama diketemukan orang dan
sudah sejak lama dipergunakan dalam seluruh kegiatan pekerjaan. Tidak saja
pada bengkel–bengkel yang besar, tetapi palu digunakan hampir pada
seluruh aspek kehidupan dari bengkel sampai kehidupan rumah tangga.
Pemakaian palu keras pada bengkel kerja bangku atau bengkel kerja mesin
adalah sebagai pemukul pada kerja memotong dengan pahat, menempa dingin
pada pekerjaan perakitan, membengkokan benda kerja, membuat tanda, dan
pekerjaan permukaan lainnya (Sumantri, 1989 : 148).

Gambar 4.18 Palu


33

i. Penitik
Penitik memiliki sudut yang lebih besar dibandingkan dengan penitik
garis. Besar sudut penitik pusat adalah 90 derajat, sehingga penitik ini akan
menimbulkan luka atau bekas yang lebar pada benda kerja. Penitik pusat ini
cocok digunakan untuk membuat tanda terutama untuk tanda pengeboran.
Penitik ini mempunyai sudut yang besar, maka tanda yang dibuat oleh penitik
ini akan dapat mengarahkan mata bor untuk tetap pada posisi pengeboran.
Penitik ini sangat berguna sekali dalam pelaksanaan pembuatan benda kerja
yang memiliki proses kerja pengeboran (Sumantri, 1989 : 125).

Gambar 4.19 Penitik

j. Mesin Bor
Mesin bor adalah peralatan mesin perkakas yang secara umum digunakan
untuk membuat lubang pada benda kerja. Selain itu juga berfungsi untuk
mereamer (meluaskan), mengetap, dan lain - lain. Mata bor yang berputar akan
dapat melakukan pemotongan terhadap benda kerja yang dijepit pada ragum
mesin. Umumnya jenis mesin bor yang digunakan pada bengkel kerja bangku
maupun kerja mesin adalah mesin bor tangan, mesin bor meja dan mesin bor
lantai. Pemilihan mesin bor tersebut tergantung dari jenis pekerjaan yang akan
dilakukan (Sumantri, 1989 : 250).
1) Mesin Bor Tangan
Mesin bor tangan terutama digunakan untuk pekerjaan- pekerjaan
ringan, seperti pembuatan lubang dengan diameter kecil atau sedang, kurang
dari 13 milimeter, dan benda kerjannya telah terpasang pada kedudukannya
yang tidak mungkin akan dibuka kembali.
34

Mesin bor tangan yang digerakkan oleh tangan sangat terbatas


penggunaannya, karena hanya dapat melakukan pengeboran sampai dengan
ukuran 8 milimeter. Sedangkan mesin bor tangan yang digerakkan oleh listrik
dapat digunakan untuk membuat lubang sampai dengan ukuran 13 milimeter
(Sumantri, 1989 : 250-251).

Gambar 4.20 Mesin Bor Tangan

2) Mesin Bor Meja


Dinamakan mesin bor meja, karena mesin bor ini ditempatkan pada
meja kerja. Mesin bor ini dapat dipakai untuk membuat lubang dengan
diameter lebih besar dari lubang yang dibuat oleh mesin bor tangan.
Konstruksinya juga lebih kompleks dibanding dengan mesin bor tangan.
Kapasitas mesin bor meja adalah 30 milimeter, artinya mesin ini
mempunyai chuck yang dapat menjepit mata bor berdiameter 30
milimeter.
Mesin bor ini dilengkapi dengan meja tempat dudukan ragum mesin
atau tempat menjepit benda kerja yang akan dibor. Mesin bor ini
digerakkan oleh motor listrik, dimana putaran yang dihasilkan oleh motor
listrik tersebut ditransmisikan melalui beberapa buah puli dan ban
yang kemudian akan menggerakan poros utama mesin bor.
Mesin ini dilengkapi dengan cakra bertingkat, maka putaran yang dihasilkan
oleh motor dapat diperbesar atau diperkecil sesuai dengan kebutuhan
(Sumantri, 1989 :253).
35

Gambar 4.21 Mesin Bor meja

E. Keselamatan Kerja
Dalam suatu pekerjaan dianjurkan menggunakan suatu perlengkapan
keamanan atau yang biasa disebut perlengkapan keselamatan kerja. Perlengkapan
keselamata kerja berfungsi sebagai perlindungan diri agar pekerja aman dalam
melakukan pekerjaannya. Adapun perlengkapan keselamatan kerja yang digunakan
dalam penbuatan rangka mesin roll sebagai berikut :
a. Wear pack ( pakaian kerja )
b. Helem kerja
c. Sepatu safety
d. Sarung tangan
e. Kaca mata
f. Masker
g. Penutup telinga

Peralatan tersebut diatas merupakan peralatan yang wajib digunakan


oleh para pekerja. Karena dalam setiap pekerjaan memerlukan perlengkapan
keselamatan kerja yang berbeda maka dibawah ini disebutkan beberapa
perlengkapan keselamatan kerja sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.
36

4.2 Proses Pembuatan Rangka Mesin Roll


A. Diagram Alir Proses Pembuatan Rangka Mesin Roll

Gambar 4.22 Diagram alir proses pembuatan rangka mesin roll


37

B. Proses Pembuatan Rangka Mesin Roll


a. Proses Melukis Bahan
Proses melukis bahan dimaksudkan untuk penandaan ukuran bahan yang
akan dipotong. Dalam pembuatan rangka mesin roll proses melukis bahan dibagi
menjadi beberapa tahapan. Tahapan-tahapan itu ialah sebagai berikut :
1) Penandaan ukuran pemotongan bahan untuk pembuatan rangka utama.
Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan rangka utama ialah besi IWF
dengan dimensi (250x125x3600 mm) sebanyak 2 batang dan besi IWF
dengan dimensi (250x125x968 mm) sebanyak 5 batang. Hal yang dilakukan
untuk memperoleh bahan dengan ketentuan ukuran tersebut, maka
dilakukan pengukuran bahan sepanjang ukuran yang ditentukan kemudian
buat garis menggunakan penggores. Garis yang telah dibuat pada bahan
tersebut digunakan untuk acuan pemotongan.
2) Penandaan ukuran pemotongan bahan untuk pembuatan dudukan gearbok.
Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan rangka bawah ialah IWF
dengan dimensi (150x75x584 mm) yang kedua ujung bahan bersudut 18°
sebanyak 2 batang, IWF dengan dimensi (150x75x222 mm) yang ujung
sebelah kiri bersudut 20° dan sebelah kanan 18° sebanyak 4 batang, IWF
dengan dimensi (150x75x392 mm) sebanyak 2 batang, MS PLATE dengan
dimensi (12x500x534 mm) sebanyak 1 lembar, dan MS PLATE dengan
dimensi (12x170x472 mm) sebanyak 2 lembar. Hal yang dilakukan untuk
memperoleh bahan dengan ketentuan ukuran tersebut, maka dilakukan
pengukuran bahan sepanjang ukuran yang ditentukan kemudian buat garis
menggunakan penggores. Untuk menentukan sudut 20° dan 18°
menggunakan busur derajat. Garis yang telah dibuat pada bahan tersebut
digunakan untuk acuan pemotongan.
38

b. Proses Pemotongan Bahan


Setelah dilakukan penandaan terhadap bahan, barulah pengerjaan
pemotongan dilakukan. Pemotongan pada pembuatan mesin roll ini
menggunakan blender potong. Hal ini dikarenakan lebih menghemat
waktu dan lebih mudah dalam pengerjaannya.

Langkah-langkah pemotongan bahan untuk pembuatan komponen


rangka ialah sebagai berikut :

1) Siapkan blender yang sudah terpasang.


2) Tempatkan benda kerja yang akan di potong di atas balok supaya sisa
pemotongan tidak terpental ke atas.
3) Nyalakan blender dan atur antara nyala api dengan tekanan oksigen.
4) Lakukan pemotongan bahan sesuai penandaan.
Setelah dilakukan pemotongan bahan, hasil dari pengerjaan tersebut
diratakan dengan menggunakan gerinda tangan. Hal itu dikarenakan untuk
menghilangkan beram yang tertinggal dari hasil pemotongan.
Tahapan penggerindaan bahan hasil pemotongan yaitu sebagai berikut :
1) Siapkan mesin derinda tangan.
2) Pasang mata gerinda tangan yang tebal dengan ukuran 4” x 6 mm.
3) Gerinda bagian sisi hasil pemotongan sampai beram hilang.

c. Proses Pengeboran Bahan


Proses pengeboran dilakukan guna mendapatkan lubang-lubang dengan
diameter yang diinginkan. Pembuatan lubang dilakukan pada basplate dengan
diameter lubang 26 mm sebanyak 4 lubang sebagai tempat baut untuk perakitan
dengan gearbok dan juga dilakukan pada kaki rangka dengan diameter lubang
14 mm sebanyak 4 lubang.
Tahap-tahap pembuatan lubang dengan menggunakan bor meja pada
proses pembuatan rangka mesin roll yaitu sebagai berikut :
1) Siapkan mesin bor meja.
2) Siapkan mata bor Ø6 mm, Ø14 mm, dan Ø26 mm.
3) Tandai bagian yang akan dibor dengan menggunakan penitik pusat.
39

4) Pasang mata bor Ø6 mm sebagai pengeboran awal dan lakukan


pengeboran pada baseplat sebanyak 4 buah lubang dan pada kaki
rangka 4 buah lubang.
5) Ganti mata bor Ø6 mm dengan mata bor Ø14 mm.
6) Luaskan lubang hasil boran Ø6 mm dengan menggunakan mata bor
Ø12 mm pada lubang baseplate dan kaki rangka.
7) Ganti mata bor Ø14 mm dengan mata bor Ø26 mm.
8) Luaskan lubang hasil boran Ø14 mm dengan menggunakan mata bor
Ø26 mm pada lubang baseplate.
Setelah dilakukan pengeboran bahan, hasil dari pengerjaan tersebut
diratakan dengan menggunakan gerinda tangan. Hal itu dikarenakan untuk
menghilangkan beram yang tertinggal dari hasil pemotongan dan pengeboran.
Tahapan penggerindaan bahan hasil pengeboran yaitu sebagai berikut :
1) Siapkan mesin derinda tangan.
2) Pasang mata gerinda tangan yang tebal dengan ukuran 4” x 6 mm.
3) Gerinda bagian permukaan lubang hasil boran sampai beram hilang.

d. Proses Perakitan
Dalam hal ini, perakitan komponen-komponen rangka dilakukan dengan
cara pengelasan menggunakan las SMAW (Shielded Metal Arch Welding) atau
yang biasa disebut dengan las busur listrik. Elektroda yang digunakan dalam
pengelasan ini yaitu menggunakan jenis RD-260 dengan ukuran Ø3,2x350 mm.
Perakitan bahan dimulai dari pembuatan rangka utama, kemudian dudukan
gearbok.
Pengelasan pada proses pembuatan rangka mesin roll dibagi menjadi
beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :
1) Pengelasan rangka utama
Dari hasil pemotongan untuk pembuatan rangka atas maka dihasilkan
bahan-bahan yang siap dirakit dengan menggunakan mesin las busur listrik.
Sebelum melakukan pengelasan berikan kelonggaran atau clearance sebesar
2 mm pada setiap ujung bahan dengan menggunakan mesin gerinda tangan.
40

Tahapan pengelasannya ialah sebagai berikut :


a) Siapkan mesin las busur listrik beserta perlengkapannya
b) Atur arus sebesar 90 ampere
c) Gunakan elektroda dengan diameter 3,2 mm
d) Tack weld atau las titik pada setiap penyambungan
e) Ukur kesikuannya menggunakan mistar siku
f) Ukur kembali kesesuaian ukuran dengan gambar kerja
g) Pasang sapot supaya tidak terjadi tarikan pengelasan
h) Las penuh dengan cara menyilang atau bertahap

2) Pengelasan dudukan gearbok


Pengelasan dudukan gearbok dilakukan setelah rangka utama telah
selelsai di las penuh. Dudukan gearbok terdiri dari 4 batang IWF dan 3
lembar MS PLATE. IWF di rakit di bagian belakang kerangka utama
secara horizontal dan kedua MS PLATE di rakit di atasnya sebagai tempat
gearbok dan di di samping dudukan gearbok.
Tahapan pengelasannya ialah sebagai berikut :
a) Tack weld batang dudukan dengan rangka utama
b) Tack weld ujung atas batang tegak dengan batang atas pada
posisi disamping batang atas
c) Tack weld MS PLATE di atas dan samping batang
d) Lakukan pengecekan ukuran dengan gambar kerja
e) Las penuh dengan cara penyilangan atau secara bertahap

e. Proses penyempurnaan permukaan


Proses penyempurnaan permukaan dilakukan guna menghilangkan
bahan–bahan yang berlebih atau tidak rata. Poses penyelesaian permukaan
tersebut dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1) Penggerindaan
Selain sebagai alat potong, gerinda juga bisa digunakan sebagai alat
perata permukaan benda yang disebabkan akibat pemotongan yang tidak
sempurna. Pemotongan-pemotongan yang tidak sempurna itulah yang
menghasilkan suatu beram atau ceceran benda kerja yang berlebih. Beram
41

tersebut haruslah dihilangkan agar tidak melukai si pekerja dan juga bisa
memaksimalkan ukuran benda kerja yang dihasilkan.
Penggerindaan dalam pembuatan rangka mesin roll dilakukan pada saat
benda kerja selesai dipotong, dan dibor, dengan tujuan menghilangkan beram
yang melekat dari hasil pemotongan dan pengeboran. Selain itu
penggerindaan juga dilakukan pada hasil lasan yang buruk untuk bisa
diperbaiki.
2) Pengamplasan
Pengamplasan merupakan proses untuk menghaluskan permukaan
benda dan untuk menghilangkan karat yang menempel pada permukaan
produk yang telah dibuat. Pengamplasan dilakukan setelah rangka terakit,
dengan tujuan untuk menghilangkan karat sebelum rangka mengalami
proses pengecatan. Amplas yang digunakan yaitu berukuran 80.
Tahapan pengamplasan pada rangka mesin roll ialah sebagai berikut :
a) Siapkan amplas berukuran 80
b) Amplas seluruh bagian rangka
c) Bersihkan hasil amplasan dengan air dan lap

C. Peralatan Yang Digunakan Dalam Pembuatan Rangka Mesin Roll


Peralan yang digunakan dalam pembuatan mesin roll meliputi :
1. Melukis bahan : roll meter, mistar baja, busur derajat, penggores.
2. Pemotongan bahan : mesin gerinda potong.
3. Perakitan bahan : mesin las busur listrik, mesin gerinda tangan, mistar
siku, busur derajat roll meter, klem, palu terak, sikat baja, tang, pahat
terak.
4. Pengeboran : mesin bor tangan, palu keras, penitik pusat, gerinda
tangan, kikir.
5. Penyempurnaan permukaan : mesin gerinda tangan.
42

D. Peralatan Keselamatan Kerja Yang Digunakan Dalam Pembuatan


Rangka Mesin Roll
Peralatan keselamatan kerja yang digunakan dalam pembuatan rangka mesin
roll meliputi :
1) Melukis bahan : pakaian kerja, helm kerja, sepatu, sarung tangan.
2) Pemotongan bahan : pakaian kerja, helm kerja, sepatu, sarung tangan,
masker, kaca mata.
3) Perakitan bahan : pakaian kerja, helm kerja, sepatu, sarung tangan,
topeng las, apron dada, apron lengan, masker.
4) Pengeboran : pakaian kerja, helm kerja, sepatu, sarung tangan, masker,
kaca mata.
5) Penyempurnaan permukaan : pakaian kerja, helm kerja, sepatu, sarung
tangan, masker, kaca mata.
Alat-alat keselamatan kerja tersebut digunakan agar terhindar dari
kecelakaan-kecelakaan kerja yang berakibat merugikan bagi para pekerja.

E. Data Waktu Proses Pembuatan Rangka Mesin Roll


Waktu proses pembuatan rangka mesin roll penggerak elektrik dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Perhitungan Waktu Pembuatan Rangka

No Jenis Pekerjaan Waktu Jumlah Waktu Total


1. Pemotongan bahan:
a. Pengukuran dan melukis bahan 4 menit 26 104 menit
b. Memasang bahan dan penyetelan 2 menit 26 52 menit
alat potong belnder
c. Proses pemotongan 2 menit 26 52 menit

2. Perataan permukaan bahan hasil


pemotongan dengan menggerinda 4 detik 26 104 detik
kedua sisi benda kerja
3. Proses Pengelasan
a. Persiapan alat dan bahan 3 menit 5 15 menit
b. Pengaturan Mesin las 2 menit 1 2 menit
c. Pengaturan benda kerja 5 menit 26 150 menit
d. Pengelasan titik 20 detik 20 400 detik
e. Pengelasan penuh 2 menit 78 156 menit
43

4. Menentukan titik pengeboran:


a. Menggambar dan menentukan titik 5 menit 4 2 menit
pengeboran pada bahan
b. Menitik dengan penitik pada bahan 0.5 menit 4 2 menit

5. Proses pengeboran:
1) Pengeboran dudukan gearbok
a. Memasang mata bor Ø6 mm 1 menit 1 1 menit
b. Melakukan pengeboran Ø6 mm 2 menit 4 8 menit
c. Memasang mata bor Ø16 mm 1 menit 1 1 menit
d. Meluaskan hasil pengeboran Ø6 2 menit 4 8 menit
mm
e. Memasang mata bor Ø26mm 1 menit 1 1 menit
f. Meluaskan pengeboran Ø16mm 2 menit 4 8 menit

6. Perataan permukaan bahan hasil 1 menit 4 4 menit


Pengelasan dan pengeboran dengan
menggerinda permukaan yang harus
diratakan

8 jam 7menit
Total waktu pembuatan rangka mesin

4.3 Uji Kinerja Rangka


A. Uji Dimensi Rangka
Uji dimensi dilakukan untuk mengetahui apakah ukuran bahan berubah atau
tidak setelah mengalami pengerjaan. Setelah melakukan uji dimensi diperoleh
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2 Perbedaan ukuran bagian rangka sebelum dan sesudah
mengalami pengerjaan

No Nama Bagian Ukuran Sebelum Ukuran Setelah


Mengalami Pengerjaan Mengalami Pengerjaan
1. Utama 3600x1100x250 mm 3602x111x250 mm

2. Dudukan Gearbok 472x1060x254 mm 472x1060x252 mm

Tabel 4.3 Perbedaan ukuran total rangka pada gambar kerja dengan
ukuran total rangka pada kenyataan
No Nama Ukuran Ukuran Keterangan
Gambar Kerja Benda Kerja

1. Panjang 3600 mm 3602 mm tidak sesuai


2. Lebar 1060 mm 1060 mm Sesuai
3. Tinggi 504 mm 506mm tidak sesuai
44

Tabel 4.4 Perhitungan selisih dan persentase kesalahan DT

No Keterangan Perhitungan

1. Total Dimensi Gambar (Dg) = Px x Lx x Tx


= 3600 x 1060 x 504
= 1.923.264.000 (mm3)
2. Total Dimensi Rangka (Dr) = Pg x Lg x Tg
= 3604 x 1060 x 506
= 1.933.041.440 (mm3)
3. Total Selisih Dimensi (ΔD) = Dr - Dg
=1.933.041.440 –
1.923.264.000
= 9.777.440 (mm3)
.t
4. Persentase Kesalahan Dimensi
∆𝐷
= 𝑥100%
𝐷𝑟
Total
9.777.440
= 1.933.041.440 𝑥100%

= 0,50%

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran bahan sebelum mengalami
proses pengerjaan dan sesudah mengalami proses pengerjaan terdapat perbedaan.
Hal itu mungkin disebabkan oleh beberapa hal. Hal tersebut diantaranya :

1. Kekurangtelitian pada saat proses pemotongan bahan.


2. Pemberian clearance atau jarak kelonggaran pada saat perakitan sudut
yang kurang sesuai.
3. Pemeriksaan ukuran yang kurang teliti pada saat pengukuran
berlangsung.
45

B. Uji Fungsi Rangka


Uji fungsi dilakukan guna membuktikan apakah komponen pendukung
mesin roll lainnya dapat dipasang pada rangka yang telah dibuat. Cara-cara
pengujian tersebut ialah dengan memasang seluruh komponen mesin pada rangka.
Dari hasil uji fungsional rangka mesin roll pelat di peroleh data-data sebagai
berikut :
1. Rangka mampu menopang dan menahan beban yang yang diberikan oleh
komponen lainnya.
2. Pemasangan komponen mesin lain terhadap rangka bisa sesuai, seperti
misalnya lubang-lubang untuk baut pengunci.

C. Uji Untuk Kerja Rangka


Untuk memastikan rangka dapat berfungsi sebagai mana mestinya dilakukan
pengujian unjuk kerja. Pengujian unjuk kerja dilakukan dengan cara
menghidupkan mesin atau pada saat mesin roll sedang beroperasi. Pengujian
dilakukan dengan melihat apakah rangka benar-benar telah memenuhi fungsinya
sebagai penopang atau belum. Dari pengujian tersebut didapatkan hasil sebagai
berikut :
1. Pada saat mesin beroperasi rangka tetap pada posisinya tidak
mengalami pergeseran tempat.
2. Getaran yang dihasilkan oleh komponen-komponen lain pada saat mesin
beroperasi dapat diterima oleh rangka sehingga rangka tidak terlalu
bergetar.
3. Rangka mampu menahan gaya-gaya yang ditimbulkan oleh komponen-
komponen mesin pendukung lainnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah dicapai dari keseluruhan proses
pembuatan dan pengujian terhadap Rangka Mesin Roll Pelat Plat dapat disimpulkan
sebagai berikut :
A. Hasil kinerja dari rangka
a. Hasil uji dimensi : Adanya perbedaan ukuran rangka antara rangka sebelum
mengalami pengerjaan dan ukuran setelah mengalami pengerjaan. Untuk
ukuran di rangka utama yang awalnya berdimensi 3600x1100x250mm dan
setelah mengalami pengerjaan berubah menjadi 3602x111x250mm. Pada
dudukan gearbok yang ukuran dimensi awalnya 472x1060x254mm dan
mengalami perubahan setelah pengerjaan menjadi 472x1060x252mm
dengan presentasi seluruh kesalahan sejumlah 0,50%. Dari hasil uji dimensi
kerangka bisa digunakan serta mampu melanjutkan ke proses assembly
dengan komponen yang lainnya.

b. Hasil uji fungsi : Rangka mampu menopang dan menahan beban yang yang
diberikan oleh komponen lainnya, pemasangan komponen mesin yang lain
terhadap rangka bisa terpasang dengan mudah, seperti lubang-lubang untuk
baut pengunci untuk menghubungkan dengan komponen mesin yang
lainnya.
c. Hasil uji unjuk kerja : Pada saat mesin beroperasi rangka tetap pada posisinya
tidak mengalami pergeseran tempat, getaran yang dihasilkan oleh
komponen-komponen lain pada saat mesin beroperasi dapat diterima oleh
rangka sehingga rangka tidak terlalu bergetar, angka mampu menahan gaya-
gaya yang ditimbulkan oleh komponen-komponen mesin pendukung
lainnya.

Dalam proses pembuatan Rangka Mesin Roll Plat ini dapat di estimastikan
lama pengerjaanya sekitar 8 jam 7 menit.

46
47

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat penulis sarankan adalah :
1. Perhatikan clearance pada pemotongan sudut
2. Perhatikan efek dari panas las yang mengakibatkan perubahan bentuk
pada logam
3. Lakukan pengelasan dengan cara bertahap
4. Pilihlah elektroda yang sesuai dengan bahan benda kerja yang
digunakan
5. Selalu menggunakan peralatan keselamatan kerja
DAFTAR PUSTAKA

[1] Bagyo Sucahyo.(2004). Pekerjaan Logam Dasar. Jakarta : Grasindo.


[2] Niemann, G. 1999. Elemen Mesin Jilid 1 (Anton Budiman dan Bambang
Priambodo. Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
[3] PT. Intan Pertiwi Industri.(1997).Diktat Tuntutan Pengelasan.Jakarta.
[4] Sumantri.(1989). Buku Panduan Teori Kerja Bangku. Jakarta: Rineka Cipta.
[5] Suratman (2011). Buku Menggambar Mesin Dengan Standart ISO. Bandung:
CV. Pustaka Setia.
[6] http://pancawahana.com/mesin-roll/mesin-roll-plat/mesin-roll-plat-type-rp-
2020/, diakses pada tanggal 17 januari 2020
[7] http://hppsteelbesibajawf.blogspot.com/2016/04/besi-baja-wf.html, diakses
pada 23 febuari 2020

48
49

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Absensi Magang


50

Lampiran 2 Sertifikat Magang


51

Lampiran 3 Form bimbingan Pelaksanaan Kerja Praktek

Anda mungkin juga menyukai