Dr. Ir.Djuhana,M.Si
NIDK: 8835201019
OLEH
NIM : 2016030027
Nim : 2016030027
Fakultas : Teknik
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan kerja praktek dengan judul “PROSES
PEMBUATAN RANGKA MESIN ROLL PLATE TYPE RP-2020
DI PT. PANCAWAHANA TEKNINDO ” ini beserta isinya adalah karya saya dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau kutipan dengan cara yang tidak sesuai etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya atau klaim dari pihak terhadap keaslian karya saya ini.
2016030027
ii
LEMBAR PENGESAHAN I
LAPORAN KERJA PRAKTEK
di
PT. PANCAWAHANA TEKNINDO
Jln. Raya Pendidikan Gg. Kakak tua no.25 RT 2 / RW 11 kel. Rawa Kalong kec.
Gn. Sindur 16340
BOGOR
Disusun Oleh :
Sumber Abdul Munif
2016030027
Menyetujui,
iii
LEMBAR PENGESAHAN II
LAPORAN KERJA PRAKTEK
di
PT. PANCAWAHANA TEKNINDO
Jln. Raya Pendidikan Gg. Kakak tua no.25 RT 2 / RW 11 kel. Rawa Kalong kec.
Gn. Sindur 16340
BOGOR
Disusun Oleh :
Sumber Abdul Munif
2016030027
Menyetujui,
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek ( KP ).
viii
MOTO
PERSEMBAHAN
ix
ABSTRAK
Tujuan dari pembuatan rangka mesin roll yaitu dibutuhkan sebuah rangka
yang kuat yang mampu menahan beban dari komponen-komponen mesin dan
mampu menahan gaya-gaya yang ditimbulkan pada saat mesin beroperasi dengan
tujuan agar bisa mendukung proses kerja dari mesin roll tersebut. Dalam
pembuatan rangka mesin roll, metode yang digunakan ialah dengan
mengidentifikasi gambar kerja. Dari identifikasi gambar kerja, diperoleh gambaran
tentang konstruksi yang akan dibuat, dan bahan yang digunakan. Proses pembuatan
rangka mesin roll meliputi : Melukis bahan, pengurangan volume bahan,
perakitan bahan, dan penyempurnaan permukaan. Dari hasil yang telah dicapai
dapat disimpulkan bahwa : 1) Urutan pengerjaan rangka terdiri dari : Melukis
bahan, pemotongan bahan, pengeboran, perakitan bahan dengan menggunakan
mesin las busur listrik, penyempurnaan permukaan, uji kinerja rangka. 2) Peralatan
yang digunakan dalam proses pembuatan rangka terdiri dari : roll meter, mistar baja,
busur derajat, mistar siku, penggores, mesin gerinda, mesin las busur listrik, palu,
penitik, mesin bor. 3) Peralatan keselamatan kerja yang digunakan meliputi : wear
pack, helm kerja, sepatu safety, sarung tangan, kaca mata, dan perlengkapan
keselamatan kerja las.; 4). Dari hasil uji kinerja diperoleh data sebagai berikut : 1)
Uji dimensi : terdapat perbedaan ukuran benda kerja dengan gambar kerja dengan
presentase kesalahan 0,50 %. 2) Uji fungsi : rangka mampu menahan dan menopang
beban yang diakibatkan oleh komponen mesin lainnya, pemasangan komponen
mesin lainnya terhadap rangka dapat sesuai seperti misalnya lubang-lubang untuk
baut pengunci.; 3) Uji unjuk kerja : rangka mampu menahan getaran, rangka tidak
bergeser pada saat mesin beroperasi, rangka mampu menahan gaya-gaya yang
diberikan oleh komponen-komponen mesin lainnya.
x
ABSTRACT
The purpose of making a roll machine frame is that a strong frame is needed
that is able to withstand the load of the machine components and is able to
withstand the forces caused when the machine is operating with the aim to be able
to support the work process of the roll machine. In making roll machine frames, the
method used is to identify working drawings. From the identification of working
drawings, an overview of the construction to be made, and the materials used are
obtained. The process of making a roll machine frame includes: Painting materials,
reducing volume of materials, assembling materials, and refining surfaces. From
the results that have been achieved, it can be concluded that: 1) The sequence of
frame work consists of: Painting materials, cutting materials, drilling, assembling
materials using electric arc welding machines, surface refinement, frame function
test; 2) Equipment used in the frame manufacturing process consists of: roll meter,
steel bar, protractor, elbow ruler, scraper, grinding machine, electric arc welding
machine, hammer, dropper, drilling machine, file, air compressor, spray gun .; 3)
Work safety equipment used includes: wear packs, work helmets, safety shoes,
gloves, goggles, and welding work safety equipment; 4). From the performance test
results obtained data as follows: 1) Dimension test: there are differences in the size
of the workpiece with a work picture with an error percentage of 0.50%. 2)
Function test: the frame is able to withstand and support the load caused by other
machine components, the installation of other engine components to the frame can
be suitable such as holes for locking bolts; 3) Performance test: the frame is able
to withstand vibrations, the frame does not shift when the machine is operating, the
frame is able to withstand the forces exerted by other machine components.
xi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Ruko Bukit Dago AA6 No.16 Jl. Raya Pendidikan kel.
Rawa Kalong kec. Gn. Sindur 16340 Bogor, Jawa Barat
E-mail : munifgendon580@gmail.com
xii
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………….………. x
ABSTRACT…………………………………………………………………..…. xi
BAB I PENDAHULUAN
xiii
1.5 Manfaat……………………………………………………..……… 2
A. Bagi Mahasiswa……………..………………………...………... 2
B. Bagi Masyarakat……………………………………...…………. 3
C. Bagi Dunia Pendidikan………………………………………….. 3
1.6 Tempat dan Waktu Pelaksanaan……………………………………. 3
1.7 Metode Pengumpulan Data…………………………………………. 3
1.8 Sistematik penulisan…………………………………………..……. 4
xiv
4.2 Proses Pembuatan Rangka Mesil Roll………………………….…. 36
A. Diagram Alir Proses Pembuatan Rangka Mesin Roll………….. 36
B. Proses Pembuatan Rngka Mesin Roll………………………….. 37
C. Peralatan Yang Digunakan Dalam Pembuatan Rangka Mesin
Roll.............................................................................................. 41
D. Peralatan Keselamatan Kerja Yang Digunakan Dalam Pembuatan
Rangka Mesin Roll……………………………………….……. 42
E. Data Waktu Proses Pembuatan Rangka Mesin Roll……………. 42
4.3 Uji Kinerja Rangka………………………………………...……… 43
A. Uji Dimensi Rangka……………………………………………. 43
B. Uji Fungsi Rangka…………………………………….……….. 45
C. Uji Untuk Kerja Rangka…………………………...…………… 45
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………….. …… 46
5.2 Saran…………………………………………………………...….. 47
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….….. 48
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Perbedaan ukuran bagian rangka sebelum dan sesudah mengalami
pengerjaan……………………………………………………………..43
Tabel 4.3 Perbedaan ukuran total rangka pada gambar kerja dengan ukuran
total rangka pada kenyataan………………………………….……..…43
Tabel 4.4 Perhitungan selisih dan persentase kesalahan DT………..………..….44
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.5 Manfaat
A. Bagi Mahasiswa
a. Merupakan proses belajar secara nyata dalam mengembangkan,
memodifikasi dan menciptakan suatu alat yang bermanfaat untuk diri sendiri
maupun orang lain.
b. Sarana dalam menerapkan ilmu yang didapat selama kuliah untuk
mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
c. Membangkitkan minat dalam mengamati, mempelajari dan
mengembangkan alat tersebut serta melatih untuk bekerja dalam sebuah
tim.
3
B. Bagi Masyarakat
a. Mendorong masyarakat umum agar berfikir ilmiah, dinamis dan berperan
aktif dalam dunia teknologi yang semakin berkembang pesat.
b. Membantu dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi bagi usaha
menengah ke bawah.
c. Merupakan inovasi yang dapat dikembangkan kembali dikemudian hari.
3. Browsing
Mencari data melalui dan website yang berhubungan dengan
Kerangka Mesin.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan, manfaat, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari penelitian di lapangan
tentang “ PROSES PEMBUATAN RANGKA MESIN ROLL PLATE TYPE RP-
2020 “
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Fabrikasi :
- Cerobong
- Ducting
- Storage tank
- Material handling
- Steel structure
5
6
Service :
- Design & Calculation Engineering
- Maintenance & Overhaul
- Modifikasi Boiler
- Pengadaan spare part
B. Misi Perusahaan
Menjadikan perusahaan kontruksi yang berkembang dan mampu bersiang
dengan sehat. Serta melaksanakan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sesuai dengan standar keamanan kerja international.
Berikut ini akan penulis uraikan tugas dan tanggung jawab, serta wewenang bagian
– bagian penting dalam struktur organisasi PT. PANCA WAHANA TEKNINDO :
a. Komisaris
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
1. Melakukan pengawasan terhadap pengurusan Perusahaan yang
dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat berkenaan dengan
kebijakan Direksi dalam menjalankan Perusahaan.
2. Dewan Komisaris secara terusmenerus memantau efektivitas kebijakan
Perusahaan, kinerja dan proses pengambilan keputusan oleh Direksi,
termasuk pelaksanaan strategi untuk memenuhi harapan para pemegang
saham dan pemangku kepentingan lainnya.
b. Direktur Utama
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
1. Menyusun strategi bisnis dan membuat rencana perusahaan.
2. Melakukan evaluasi terhadap perusahaan dengan melihat kondisi
perusahaan, melihat kekurangan dan kebutuhan perusahaannya.
3. Menunjuk orang untuk memimpin yang nantinya akan memimpin
sebuah divisi, atau proyek.
4. Mengawasi situasi bisnis, baik situasi internal maupun eksternal.
c. Qhse
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
1. Melakukan identifikasi sekaligus pemetaan dari potensi bahaya yang
berpeluang terjadi pada lingkungan kerja.
2. Membuat suatu gagasan yang berkaitan dengan program K3.
3. Membuat sekaligus memelihara berbagai dokumen yang berkaitan
langsung dengan K3, Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
4. Melakukan evaluasi adanya kemungkinan atau peluang insiden
kecelakaan yang dapat terjadi.
9
e. Meneger Teknik
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
i. Harus memastikan tim mengikuti prosedur, kebijakan, dan persyaratan
dokumentasi yang benar di seluruh fase proyek.
ii. Mampu memandu tim melalui tahap pengembangan, pengujian dan
implementasi dan meninjau pekerjaan yang diselesaikan secara efektif.
iii. Memberikan arahan dan keahlian teknis dalam desain, pengembangan,
dan integrasi sistem.
iv. Mampu membuat keputusan cepat dan memecahkan masalah teknis
untuk menyediakan lingkungan yang efisien untuk implementasi
proyek.
f. Sales Manager
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
i. Memasarkan produk atau jasa Perusahaan tempatnya bekerja. Seorang
Sales harus secara aktif mencari target pasar yang sesuai dengan produk
yang dijual.
ii. Membuat rencana untuk memastikan pencapaian target divisi dan
pribadi, menyelaraskan dengan kebijakan penjualan perusahaan dan
strategi.
iii. Memimpin pertemuan dengan pelanggan utama untuk memastikan
hubungan yang kuat dan menghilangkan hambatan bisnis,
menyelaraskan dengan arah perusahaan jangka panjang.
10
g. Supervisor
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
i. Merencanakan kegiatan baik yang menjadi tugasnya maupun
bawahannya.
ii. Mampu mengkondisikan bahwa kegiatan dan tugas yang berada di
lingkupnya berjalan dengan lancar.
iii. Memastikan setiap orang yang terlibat pada tugas dan pekerjaan
tersebut dapat bekerja sesuai dengan job desc masing-masing yang telah
diberikan.
iv. Melakukan kontrol terhadap kegiatan yang ada dalam lingkup kerjanya.
h. Skill
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
i. Melihat dengan detail gambar yang sudah di serahkan mengenai
bentuk, ukuran maupun jenis material yang ditentukan.
ii. Memersiapkan peralatan kerja yang di butuhkan unutk melakukan
pekerjaan.
iii. Mengambil dan menyusun material sesuai prioritas pekerjaan untuk
proses marking.
iv. Melakukan pemotongan material sesuai bentuk dan ukuran yang sudah
dibuat.
v. Penyetelan item menjadi beberapa section kemudian merangkai
menjadi suatu bentuk yang sudah ditentukan di drawing.
i. Welder
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
i. Melakukan penyambungan material yang sudah di seting.
ii. Memastikan sambungan hasil lasan kuat dan sesuai SOP.
iii. Melakukan pemilihan jenis mesin las yang akan digunakan.
11
j. Operator
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
i. Menjaga dan juga memelihara lingkungan kerja. Adapun kata
memelihara di sini mencakup kebersihan mesin dan line, sparepart,
bahan mentah, peralatan produksi dan lain sebagainya.
ii. Wajib bekerja sesuai dengan target.
iii. Memastikan bahwa segala sesuatunya dikerjakan dengan berpedoman
pada SOP perusahaan.
k. Helper
Memiliki tugas dan tanggung jawab :
i. Membantu pekerjaan dari seorang skill.
ii. Menyiapkan alat kerja yang akan di gunakan.
iii. Membereskan alat kerja setelah pekerjaan selesai.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
12
13
A. Baja IWF
Baja IWF merupakan material yang memiliki sifat struktural yang sangat baik
sehingga pada akhir tahun 1900, mulai menggunakan baja IWF sebagai bahan
struktural (Konstruksi), saat itu metode pengolahan baja IWF yang murah
dikembangkan dalam skala besar. Sifat baja IWF memiliki kekuatan tinggi dan kuat
pada kekuatan tarik mauoun tekan dan oleh karena itu baja IWF menjadi elemen
struktur yang memiliki batas yang sempurna akan menahan jenis beban tarik aksial,
tekan aksial, dan lentur dengan fasilitas serupa dalam pembangunan strukturnya.
Kepadatan tinggi baja IWF , tetapi rasio berat antara kekuatan komponen baja IWF
juga tinggi sehingga tidak terlalu berat dalam kaitannya dengan kapasitas muat
beban, memastikan selama bentuk struktur (konstruksi) yang digunakan yang bahan
yang digunakan secara efisien.
Pada saat regangan awal, dimana baja IWF tidak berubah bentuk dan
menyebabkan regangan pada saat beban regangan tadi dilepas, baja IWF akan
kembali ke bentuk aslinya. Regangan ini disebut regangan elastis karena sifat bahan
masih elastis. Perbandingan antara tegangan dengan regangan dalam keadaan
elastis disebut “Modulus Elastisitas / Young Modulus”. Ada 3 jenis tekanan yang
terjadi pada baja IWF, yaitu: Sifat Mekanis Struktural Baja IWf dari suatu material
adalah kemampuan bahan-bahan tersebut untuk memberikan perlawanan ketika
diberi beban pada bahan tersebut. Atau dapat kita katakan adalah sifat mekanik
bahan dalam kekuatan untuk menanggung beban yang datang dari luar. Sifat
penting dari baja WF adalah kekuatan tarik.
4. Sistematika gambar
Mengingat gambar menyajikan banyak perbedaan tidak hanya dalam
bentuk dan ukuran, tetapi tanda-tanda tolenrasi, lambang-lambang dst,
maka harus ada sistematika dalam lingkungan perusahaan sendiri.
5. Penyederhanaan Gambar
Tujuannya agar dapat menghemat waktu, menghindari kesalahan
pengerjaan, mempermudah pengerjaan dan mempercepat perencanaan.
3.4 Pengelasan
Pengelasan (welding) adalah teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa logam
penambah dan menghasilkan logam kontinyu (Siswanto, 2011). Menurut
(Tarkono,2012) perbedaan menggunakan jenis-jenis elektrode akan mempengaruhi
kekuatan tarik hasil pengelasan dan perpanjangan (elongation). Pada penelitian
(Syahrani,2013) melakukan variasi arus pengelasan terhadap kekuatan tarik dan
bending pada baja SM 490 diperoleh perbedaan nilai kekuatan tarik dan bending.
Penelitian ini menggunakan perbedaan metode pegelasan, penggunaan arus, dan
jenis elektrode. Mengelas bukan hanya memanaskan dua bagian benda sampai
mencair dan membiarkan membeku kembali, tetapi membuat lasan yang utuh
dengan cara memberikan bahan tambah atau elektrode pada waktu dipanaskan
sehingga mempunyai kekuatan seperti yang dikehendaki. Kekuatan sambungan las
dipengaruhi beberapa faktor antara lain: prosedur pengelasan, bahan, elektrode dan
jenis kampuh yang digunakan.
Pengelasan sebagai metode penyambungan telah banyak digunakan untuk
konstruksi bangunan aluminium dan konstruksi mesin. Metode pengelasan
disamping digunakan untuk penyambungan juga digunakan untuk reparasi atau
perbaikan misalnya membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-
bagian konstruksi yang aus. Metode pengelasan kelihatannya sederhana, tetapi
didalamnya banyak masalah yang harus diatasi dengan pemecahan yang
memerlukan pengetahuan. Pengetahuan ini harus didampingi dengan praktek.
18
Pada pengelasan busur nyala, peleburan terjadi akibat aliran bahan yang melintasi
busur dengan tanpa diberi tekanan. Proses lain ( jarang dipakai untuk struktur baja)
menggunakan sumber energi yang lain, dan beberapa proses ini menggunakan
tekanan tanpa memandang ada atau tidaknya pencairan bahan. Pelekatan (bonding)
dapat juga terjadi akibat difusi, partikel seperti atom disekitar pertemuan saling
bercampur dan bahan dasar tidak mencair.
20
21
A. Kontruksi
Konstruksi merupakan suatu struktur disain atau model dari apa yang akan
dibuat. Untuk itulah suatu konstruksi didisain sedemikian rupa, guna memenuhi
tuntutan yang ditujukan pada produk itu sendiri. Pada mesin roll, rangka dituntut
memiliki konstruksi yang kuat dengan tujuan bisa menahan beban dan menopang
bagian-bagian mesin lainnya.
Desain dari rangka mesin roll plate ini memiliki dua bagian dengan fungsinya
masing-masing. Dua bagian itu terdiri dari :
C. Urutan Pengerjaan
Tata cara dan urutan pengerjaan dibuat agar mempermudah pekerja dalam
proses pembuatan produk dan menghasilkan produk sesuai dengan apa yang
diinginkan. Dalam pembuatan rangka mesin roll plat ini memiliki beberapa urutan
pengerjaan yaitu :
a) Melukis bahan
b) Pemotongan bahan
c) Perakitan rangka utama
d) Perakitan dudukan gearbok
e) Pengeboran
f) Penyempurnaan permukaan
g) Penyesuaian dengn komponen lain atau uji fungsi
25
a. Melukis Bahan
Melukis bahan merupakan tahap pertama dari pengerjaan suatu produk.
Tujuan dari melukis bahan itu sendiri ialah penandaan ukuran pada bahan
sebagai acuan pemotongan. Bahan yang akan dipotong diberi penandaan ukuran
agar pada saat pemotongan tidak terjadi kesalahan yang memungkinkan akan
berakibat fatal pada saat perakitan.
b. Pemotongan bahan
Untuk pemotongan bahan bisa dilakukan dengan dua mesin potong, yaitu
gergaji dan blender potong. Pada pembuatan rangka digunakan alat potong yang
berupa blender potong. Alasan yang mendasari digunakannya alat tersebut ialah
selain cepat juga fleksibel dengan segala bentuk potongan. Pemotongan bahan
untuk pembuatan rangka dibedakan menjadi 4 jenis pemotongan yaitu,
pemotongan lurus, pemotongan sobekan di ujung kanan dan kiri, pemotongan
dengan sudut 20°, pemotongan dengan sudut 18°.
e. Pengeboran
Pengeboran dilakukan dengan tujuan pembuatan lubang untuk
penyesuaian perakitan dengan komponen pendukung mesin lainnya. Pengeboran
bisa dilakukan dengan menggunakan dua alat bor yaitu mesin bor magnet dan
mesin bor tangan. Proses pembuatan lubang pada rangka mesin roll,
menggunakan mesin bor magnet dengan tahapan pengeboran dari mata bor kecil
yang kemudian lubang hasil boran pertama diperluas menggunakan mata bor
besar sesuai dengan ukuran lubang yang diinginkan.
f. Penyempurnaan ukuran
Penyempurnaan permukaan itu sendiri berkaitan dengan hasil pengelasan
dan pengeboran. Jika terjadi cacat pada pengelasan maka penyempurnaan
permukaan bisa dilakukan dengan cara menggerinda hasil lasan yang kurang rapi
atau ada bagian pengelasan yang harus di gerinda rata untuk tidak mengganggu
waktu perakitan dengan komponen lain.
Sedangkan penyempurnaan permukaan pada hasil pengeboran juga dilakukan
dengan menggerinda hasil pengeboran, dengan tujuan menghilangkan
beram-beram sisa hasil pengeboran itu sendiri.
Selain penggerindaan ada juga beberapa jenis penyempurnaan
permukaan lainnya. Contoh penyelesaian permukaan lainnya itu ialah
pengamplasan, pendempulan, dan pengecatan. Pada rangka mesin roll yang telah
jadi perlu dilakukan penyempurnaan- permukaan tersebut. Hal itu dilakukan
untuk member nilai tambah tampilan dari rangka. Pengamplasan dilakukan
untuk menghilangkan korosi dan kotoran lainnya sedangkan pendempulan
dilakukan untuk menambal cacat-cacat berlubang atau ketidak rataan
permukaan. Untuk penyempurnaan akhir dilakukan pengecatan. Pengecatan
dilakukan untuk terhindar dari korosi dan menambah nilai keindahan dari
produk yang dibuat.
27
D. Alat
Identifikasi alat dibutuhkan agar bisa mengetahui jenis-jenis alat apa saja
yang diperlukan dan digunakan berkaitan dengan proses pembuatan rangka mesin
roll. Adapun alat-alat yang dibutuhkan ialah sebagai berikut :
i. Roll meter
ii. Mistar baja
iii. Busur derajat
iv. Mistar siku
v. Penggores
vi. Mesin gerinda tangan
vii. Mesin las
viii. Palu
ix. Penitik
x. Mesin bor
28
a. Roll Meter
Roll meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur benda kerja
yang panjangnya melebihi ukuran dari mistar baja, atau dapat dikatakan untuk
mengukur benda-benda yang panjang. Roll meter ini tingkat ketelitiannya adalah
setengah milimeter sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur benda kerja
secara presisi.
Panjang dari roll meter ini bervariasi dari 2, 30, dan 50 meter, tetapi dalam
bengkel kerja mesin ukuran terpanjang adalah 3 meter. (Sumantri,1989 : 39).
b. Mistar Baja
Mistar baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat, dimana
permukaan dan bagian sisinya rata dan lurus sehingga dapat juga digunakan
sebagai alat bantu dalam penggoresan. Mistar baja juga memiliki guratan -
guratan ukuran, dimana macam ukurannya bervariasi. Ada yang dalam satuan
inchi, dalam satuan sentimeter dan dalam satuan millimeter.
(Sumantri, 1989 : 38)
c. Busur Drajat
Busur derajat merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk
menentukan derajat kemiringan atau keserongan suatu ukuran pada benda kerja.
Bahan dasar dari alat ukur ini bervariasi. Ada yang terbuat dari plastic dan juga
yang terbuat dari baja tahan karat. Alat ukur ini memiliki guratan-guratan ukuran
yang diposisikan sesuai dengan arah kemiringan dari 0-180 °.
d. Mistar Siku
Mistar siku merupakan sebuah alat ukur yang berbentuk siku dengan
spesifikasi yaitu daun dan blok yang terbuat dari baja. Bloknya lebih tebal dan
lebih pendek dari pada daunnya. Daun dipasang 90° dengan blok, dengan cara
dikelilingi. Mistar siku ada yang diberi ukuran
dengan ketelitian 1 mm dan 1/32", dan ada yang tanpa ukuran. Fungsi dari
mistar siku ialah untuk membuat garis-garis sejajar dan untuk mengeser benda
kerja supaya tegak lurus. (Bagyo Sucahyo, 2004 : 41)
e. Penggores
Penggores adalah alat untuk menggores permukaan benda kerja, sehingga
dihasilkan goresan atau gambar pada benda kerja. Bibir penggores tajam,
maka penggores dapat menghasilkan goresan yang tipis. Bahan untuk membuat
penggores ini adalah baja perkakas sehingga penggores cukup keras dan mampu
menggores benda kerja.
Penggoresmemiliki ujung yang sangat runcing dan keras. Penggores dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu pertama, penggores dengan kedua
ujungnya tajam tetapi ujung yang satunya lurus dan yang lainnya bengkok.
Sedangkan penggores kedua hanya memiliki salah satu ujung yang tajam
(Sumantri, 1989 : 121).
benda kerja dari udara luar. Udara luar mengandung gas oksigen, yang dapat
mengakibatkan bahan las mengalami oksidasi, sehingga dapat mempengaruhi
sifat mekanis dari logam yang dilas. Oleh karena itu, elektroda yang
berselaput digunakan untuk mengelas benda – benda yang butuh kekuatan
mekanik, seperti halnya tangki, jembatan, dll.
h. Palu
Palu merupakan alat tangan yang sudah lama diketemukan orang dan
sudah sejak lama dipergunakan dalam seluruh kegiatan pekerjaan. Tidak saja
pada bengkel–bengkel yang besar, tetapi palu digunakan hampir pada
seluruh aspek kehidupan dari bengkel sampai kehidupan rumah tangga.
Pemakaian palu keras pada bengkel kerja bangku atau bengkel kerja mesin
adalah sebagai pemukul pada kerja memotong dengan pahat, menempa dingin
pada pekerjaan perakitan, membengkokan benda kerja, membuat tanda, dan
pekerjaan permukaan lainnya (Sumantri, 1989 : 148).
i. Penitik
Penitik memiliki sudut yang lebih besar dibandingkan dengan penitik
garis. Besar sudut penitik pusat adalah 90 derajat, sehingga penitik ini akan
menimbulkan luka atau bekas yang lebar pada benda kerja. Penitik pusat ini
cocok digunakan untuk membuat tanda terutama untuk tanda pengeboran.
Penitik ini mempunyai sudut yang besar, maka tanda yang dibuat oleh penitik
ini akan dapat mengarahkan mata bor untuk tetap pada posisi pengeboran.
Penitik ini sangat berguna sekali dalam pelaksanaan pembuatan benda kerja
yang memiliki proses kerja pengeboran (Sumantri, 1989 : 125).
j. Mesin Bor
Mesin bor adalah peralatan mesin perkakas yang secara umum digunakan
untuk membuat lubang pada benda kerja. Selain itu juga berfungsi untuk
mereamer (meluaskan), mengetap, dan lain - lain. Mata bor yang berputar akan
dapat melakukan pemotongan terhadap benda kerja yang dijepit pada ragum
mesin. Umumnya jenis mesin bor yang digunakan pada bengkel kerja bangku
maupun kerja mesin adalah mesin bor tangan, mesin bor meja dan mesin bor
lantai. Pemilihan mesin bor tersebut tergantung dari jenis pekerjaan yang akan
dilakukan (Sumantri, 1989 : 250).
1) Mesin Bor Tangan
Mesin bor tangan terutama digunakan untuk pekerjaan- pekerjaan
ringan, seperti pembuatan lubang dengan diameter kecil atau sedang, kurang
dari 13 milimeter, dan benda kerjannya telah terpasang pada kedudukannya
yang tidak mungkin akan dibuka kembali.
34
E. Keselamatan Kerja
Dalam suatu pekerjaan dianjurkan menggunakan suatu perlengkapan
keamanan atau yang biasa disebut perlengkapan keselamatan kerja. Perlengkapan
keselamata kerja berfungsi sebagai perlindungan diri agar pekerja aman dalam
melakukan pekerjaannya. Adapun perlengkapan keselamatan kerja yang digunakan
dalam penbuatan rangka mesin roll sebagai berikut :
a. Wear pack ( pakaian kerja )
b. Helem kerja
c. Sepatu safety
d. Sarung tangan
e. Kaca mata
f. Masker
g. Penutup telinga
d. Proses Perakitan
Dalam hal ini, perakitan komponen-komponen rangka dilakukan dengan
cara pengelasan menggunakan las SMAW (Shielded Metal Arch Welding) atau
yang biasa disebut dengan las busur listrik. Elektroda yang digunakan dalam
pengelasan ini yaitu menggunakan jenis RD-260 dengan ukuran Ø3,2x350 mm.
Perakitan bahan dimulai dari pembuatan rangka utama, kemudian dudukan
gearbok.
Pengelasan pada proses pembuatan rangka mesin roll dibagi menjadi
beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :
1) Pengelasan rangka utama
Dari hasil pemotongan untuk pembuatan rangka atas maka dihasilkan
bahan-bahan yang siap dirakit dengan menggunakan mesin las busur listrik.
Sebelum melakukan pengelasan berikan kelonggaran atau clearance sebesar
2 mm pada setiap ujung bahan dengan menggunakan mesin gerinda tangan.
40
tersebut haruslah dihilangkan agar tidak melukai si pekerja dan juga bisa
memaksimalkan ukuran benda kerja yang dihasilkan.
Penggerindaan dalam pembuatan rangka mesin roll dilakukan pada saat
benda kerja selesai dipotong, dan dibor, dengan tujuan menghilangkan beram
yang melekat dari hasil pemotongan dan pengeboran. Selain itu
penggerindaan juga dilakukan pada hasil lasan yang buruk untuk bisa
diperbaiki.
2) Pengamplasan
Pengamplasan merupakan proses untuk menghaluskan permukaan
benda dan untuk menghilangkan karat yang menempel pada permukaan
produk yang telah dibuat. Pengamplasan dilakukan setelah rangka terakit,
dengan tujuan untuk menghilangkan karat sebelum rangka mengalami
proses pengecatan. Amplas yang digunakan yaitu berukuran 80.
Tahapan pengamplasan pada rangka mesin roll ialah sebagai berikut :
a) Siapkan amplas berukuran 80
b) Amplas seluruh bagian rangka
c) Bersihkan hasil amplasan dengan air dan lap
5. Proses pengeboran:
1) Pengeboran dudukan gearbok
a. Memasang mata bor Ø6 mm 1 menit 1 1 menit
b. Melakukan pengeboran Ø6 mm 2 menit 4 8 menit
c. Memasang mata bor Ø16 mm 1 menit 1 1 menit
d. Meluaskan hasil pengeboran Ø6 2 menit 4 8 menit
mm
e. Memasang mata bor Ø26mm 1 menit 1 1 menit
f. Meluaskan pengeboran Ø16mm 2 menit 4 8 menit
8 jam 7menit
Total waktu pembuatan rangka mesin
Tabel 4.3 Perbedaan ukuran total rangka pada gambar kerja dengan
ukuran total rangka pada kenyataan
No Nama Ukuran Ukuran Keterangan
Gambar Kerja Benda Kerja
No Keterangan Perhitungan
= 0,50%
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran bahan sebelum mengalami
proses pengerjaan dan sesudah mengalami proses pengerjaan terdapat perbedaan.
Hal itu mungkin disebabkan oleh beberapa hal. Hal tersebut diantaranya :
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah dicapai dari keseluruhan proses
pembuatan dan pengujian terhadap Rangka Mesin Roll Pelat Plat dapat disimpulkan
sebagai berikut :
A. Hasil kinerja dari rangka
a. Hasil uji dimensi : Adanya perbedaan ukuran rangka antara rangka sebelum
mengalami pengerjaan dan ukuran setelah mengalami pengerjaan. Untuk
ukuran di rangka utama yang awalnya berdimensi 3600x1100x250mm dan
setelah mengalami pengerjaan berubah menjadi 3602x111x250mm. Pada
dudukan gearbok yang ukuran dimensi awalnya 472x1060x254mm dan
mengalami perubahan setelah pengerjaan menjadi 472x1060x252mm
dengan presentasi seluruh kesalahan sejumlah 0,50%. Dari hasil uji dimensi
kerangka bisa digunakan serta mampu melanjutkan ke proses assembly
dengan komponen yang lainnya.
b. Hasil uji fungsi : Rangka mampu menopang dan menahan beban yang yang
diberikan oleh komponen lainnya, pemasangan komponen mesin yang lain
terhadap rangka bisa terpasang dengan mudah, seperti lubang-lubang untuk
baut pengunci untuk menghubungkan dengan komponen mesin yang
lainnya.
c. Hasil uji unjuk kerja : Pada saat mesin beroperasi rangka tetap pada posisinya
tidak mengalami pergeseran tempat, getaran yang dihasilkan oleh
komponen-komponen lain pada saat mesin beroperasi dapat diterima oleh
rangka sehingga rangka tidak terlalu bergetar, angka mampu menahan gaya-
gaya yang ditimbulkan oleh komponen-komponen mesin pendukung
lainnya.
Dalam proses pembuatan Rangka Mesin Roll Plat ini dapat di estimastikan
lama pengerjaanya sekitar 8 jam 7 menit.
46
47
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat penulis sarankan adalah :
1. Perhatikan clearance pada pemotongan sudut
2. Perhatikan efek dari panas las yang mengakibatkan perubahan bentuk
pada logam
3. Lakukan pengelasan dengan cara bertahap
4. Pilihlah elektroda yang sesuai dengan bahan benda kerja yang
digunakan
5. Selalu menggunakan peralatan keselamatan kerja
DAFTAR PUSTAKA
48
49
DAFTAR LAMPIRAN