Anda di halaman 1dari 64

RANCANG BANGUN RANGKA MESIN/ALAT

UNTUK MODIFIKASI CAMSHAFT SEPEDA MOTOR

SKRIPSI

Disusun Oleh:

IMAM PRASETYO
NIM. 171010300211

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TENGERANG SELATAN
2022
RANCANG BANGUN RANGKA MESIN/ALAT
UNTUK MODIFIKASI CAMSHAFT SEPEDA MOTOR

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Dalam Rangka Memperoleh Gelar


Sarjana Teknik Mesin Universitas Pamulang

Disusun Oleh:

IMAM PRASETYO
NIM. 171010300211

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TENGERANG SELATAN
2022

i
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : IMAM PRASETYO
NIM : 171010300211
Program Studi : Teknik Mesin
Fakultas : Teknik
Jenjang Pendidikan : Strata 1

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul:

“RANCANG BANGUN RANGKA MESIN/ALAT UNTUK MODIFIKASI


CAMSHAFT SEPEDA MOTOR”

1. Merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri, bukan merupakan karya yang pernah
dajukan untuk memperoleh gelar akademik oleh pihak lain, dan bukan
merupakan hasil plagiat.
2. Saya ijinkan untuk dikelola oleh Universitas Pamulang sesuai dengan norma
hukum dan etika yang berlaku.

Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya bersedia menerima
konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian hari pernyataan
ini tidak benar.

Tangerang selatan, 12 Februari 2022

Imam prasetyo
NIM. 171010300211

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

NIM : 171010300211
Nama : IMAM PRASETYO

Program Studi : TEKNIK MESIN

Fakultas : TEKNIK

Jenjang Pendidikan : STRATA 1

Judul Skripsi : “RANCANG BANGUN RANGKA MESIN/ALAT UNTUK


MODIFIKASI CAMSHAFT SEPEDA MOTOR”

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui,

Tangerang selatan 12 Februari 2022

Pembimbing

Nur Rohmat, S.T., M.T.


NIDN.0428067702

Mengetahui

Ketua program studi teknik mesin

Nur Rohmat, S.T., M.T.


NIDN.0428067702

iii
LEMBAR PENGESAHAN

NIM : 171010300211

Nama : IMAM PRASETYO

Program Studi : TEKNIK MESIN

Fakultas : TEKNIK

Jenjang Pendidikan : STRATA 1

Judul Skripsi : “RANCANG BANGUN RANGKA MESIN/ALAT UNTUK


MODIFIKASI CAMSHAFT SEPEDA MOTOR”

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan dewan penguji ujian Sidang di Fakultas
Teknik, Program Studi Teknik Mesin dan dinyatakan LULUS.

Tangerang Selatan, 12 Februari 2022

Penguji I, Penguji II,

(............,S.T.,M.T.)
(...........,S.T., M.T) NIDN
NIDN

Mengetahui,
Pembimbing
Ketua Program Studi Teknik Mesin

Nur Rohmat, S.T,.


Nur Rohmat, S.T,. M.T.
NIDN.0428067702 M.T.
NIDN.0428067702

iv
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN

Nama : IMAM PRASETYO


NIM : 171010300211

Jurusan : TEKNIK MESIN

Fakultas : TEKNIK

Judul Skripsi : “RANCANG BANGUN RANGKA MESIN/ALAT UNTUK


MODIFIKASI CAMSHAFT SEPEDA MOTOR”

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pamulang.
Tangerang Selatan, 12 Februari 2022

Menyetujui :

Penguji I Penguji II

Nama Nama
NIDN NIDN

Ketua Program Studi Teknik Mesin

Nur Rohmat, S.T., M.T.


NIDN.0428067702

v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
(Hasil Karya Perorangan)
Sebagai sivitas akademika Universitas Pamulang, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Nama : Imam prasetyo
Nim : 171010300211
Program Studi : Teknik Mesin
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan dan pengetahuan, menyetujui untuk membertikan kepada
Univeritas Pamulang Hak Beban Royalti Non-Eksekutif (Non-exclusive royalty-
free-right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“RANCANG BANGUN RANGKA MESIN/ALAT UNTUK MODIFIKASI


CAMSHAFT SEPEDA MOTOR”

Beserta perangkat yang ada (bila diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksekutif ini Universitas Pamulang menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya
/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta dalam karya ilmiah ini
menjadi tanggung jawab saya pribadi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tangerang Selatan


Pada Tanggal : 12 Februari 2022
Yang menyatakan,

Imam prasetyo

vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Informasi Pribadi

Nama : Imam prasetyo

Tempat tanggal lahir : Kulon progo, 23 Juni 1999

Warga Negara : Republik Indonesia

Agama : Islam

Email : imamprasetyo197@gmail.com

Pendidikan

2005 - 2011 : SDN Pamulang II, Tengerang Selatan, Banten, Indonesia


2011 - 2014 : MTs Muhammadiyah 1 Ciputat, Tangerang Selatan,Banten
2014 - 2017 : SMK Triguna Utama, Tangerang Selatan, Indonesia
2017 – sekarang :Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, Banten,
Indonesia

Tangerang Selatan, 12 Februari 2022

Imam prasetyo

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur dipanjatkan kehadiraan Allah SWT atas karuinia dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir dengan judul
“RANCANG BANGUN RANGKA MESIN/ALAT UNTUK MODIFIKASI
CAMSHAFT SEPEDA MOTOR”
shalawat berserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad
SAW.
Selama menyelesaikan penulisan tugas akhir ini penulis telah banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu baik secara moril
maupun materil secara langsung maupun tidak langsung,oleh karena itu dalam
kesempatan kali ini penulis mengucapkan puji syukur atas kekuatan Allah SWT
yang telah mencurahkan segala anugrah-Nya dan ingin berterima kasih kepaada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal tugas akhir ini
terutama kepada :

1. Dr.(HC.). Drs. H. Darsono selaku ketua Yayasan Sasmita Jaya, yang telah
memberikan kesempatan menempuh pendidkan tinggi dengan biaya
terjangkau untuk semua lapisan masyarakat.

2. Dr. E. Nurzaman, AM., M.M., M.Si selaku Rektor Universitas Pamulang,


yang telah memberikan semangat bagi seluruh mahasiswanya untuk lebih
berinovasi.

3. Syaiful Bakhri M.Eng,Sc,Ph.D Selaku dekan Fakultas Teknik, yang telah


memberikan masukan dan pengarahannya kepada penulis.

4. Bapak Nur Rohmat S.T., M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin,
yang telah memberikan masukan dan pengarahannya kepada penulis.

5. Bapak Nur Rohmat S.T., M.T. selaku Pembimbing Skripsi pada Program
Studi Teknik Mesin, di Universitas Pamulang.

6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mendukung penulis baik spirit maupun
materi.

viii
Akhir kata penyusun hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat berhuna
dan bermanfaat bagi penyusun dan pembaca sekalian walaupun masih jauh dari
sempurna, untuk itu penusun sangat mengharapkan keritik dan saran yang
membangun dikemudian hari dan semoga Allah SWT membalas kebaikan dan
selalu mencurahkan hidayah serta taufik-nya, aamiin yaa robbal alaamiin.

Tangerang Selatan, 12 Februari 2022

Penulis,

Imam prasetyo

NIM.171010300211

ix
ABSTRAK

RANCANG BANGUN RANGKA MESIN/ALAT UNTUK MODIFIKASI


CAMSHAFT SEPEDA MOTOR

Imam prasetyo
Email : imamprasetyo197@gmail.com
Perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sekarang ini mengalami
peningkatan yang cukup tinggi. Dibandingkan dengan transportasi yang lain, sepeda motor
yang mengalami peningkatan jumlah yang paling signifikan. Diantaranya adalah dengan
cara memodifikasi atau mengubah sudut camshaft dengan cara menggerindanya. Tahap
penelitian meliputi kegiatan yang berlangsung di yakni membuat rangka/alat lapangan
untuk modifikasi camshaft sepeda motor, pengambilan data dari eksperimen maupun
dokumentasi kegiatan ini merupakan kelanjutan dari tahap persiapan dan pelaksanaan.
rangka mesin/alat modifikasi camshaft(sepeda motor) menggunkan besi hollow ST 37
ukuran 3cm x 3cm x 2mm, Hasil perhitungan teori tegangan yang didapat 7,2 N/m2
sehingga dapat ijin (rangka aman untuk menopang beban komonen- komponen
rangka),Hasil perhitungan sambungan las dengan besi berongga 3x3x2 menggunakan las
busur listrik mendapatkan hasil 2,76 N/mm2 sehingga penampang las ijin (kekuatan
sambungan las antara rangka aman untuk menahan beban seluruh barang). Rencana ukuran
yang dibuat ada beberapa bagian yaitu rangka bagian atas, dan rangka bagian bawah dengan
menggunakan bahan besi berongga 3x3x 2mm.Dalam perhitungan kekuatan bahan yang
dilakukan secara teoritis dengan menghitung tegangan bengkok. 76 N/mm2 sehingga
penampang las ijin (kekuatan sambungan las antara rangka aman untuk menahan beban
seluruh barang). Rencana ukuran yang dibuat ada beberapa bagian yaitu rangka bagian atas,
dan rangka bagian bawah dengan menggunakan bahan besi berongga 3x3x 2mm.Dalam
perhitungan kekuatan bahan yang dilakukan secara teoritis dengan menghitung tegangan
bengkok. 76 N/mm2 sehingga penampang las ijin (kekuatan sambungan las antara rangka
aman untuk menahan beban seluruh barang). Rencana ukuran yang dibuat ada beberapa
bagian yaitu rangka bagian atas, dan rangka bagian bawah dengan menggunakan bahan
besi berongga 3x3x 2mm.Dalam perhitungan kekuatan bahan yang dilakukan secara
teoritis dengan menghitung tegangan bengkok.

x
ABSTRAK

DESIGN AND CONSTRUCTION OF ENGINE/TOOL FRAME FOR


MOTORCYCLE CAMSHAFT MODIFICATION

Imam prasetyo
Email : imamprasetyo197@gmail.com
The development of the number of motorized vehicles in Indonesia is currently
experiencing a fairly high increase. Compared to other forms of transportation, it
was motorcycles that experienced the most significant increase in number. Among
them is by modifying or changing the angle of the camshaft by grinding it. The
research phase includes activities that take place in the making of a framework/field
tool for motorcycle camshaft modifications, data collection from experiments and
documentation of this activity is a continuation of the preparation and
implementation stages. engine frame/modified camshaft tool (motorcycle) using ST
37 hollow steel size 3cm x 3cm x 2mm, the results of the calculation of the stress
theory obtained are 7.2 N/m2 so that it can be allowed (safe frame to support the
load of frame components), Result the calculation of welded joints with 3x3x2
hollow iron using electric arc welding results in 2.76 N/mm2 so that the weld cross-
section is permitted (the strength of the welded connection between the frames is
safe to withstand the load of all goods). The size plan made there are several parts,
namely the upper frame, and the lower frame using 3x3x 2mm hollow iron material.
In calculating the strength of the material, theoretically, by calculating the bending
stress. 76 N/mm2 so that the weld cross section is permitted (the strength of the
welded connection between the frames is safe to withstand the load of all goods).
The size plan made there are several parts, namely the upper frame, and the lower
frame using 3x3x 2mm hollow iron material. In calculating the strength of the
material, theoretically, by calculating the bending stress. 76 N/mm2 so that the weld
cross section is permitted (the strength of the welded connection between the frames
is safe to withstand the load of all goods). The size plan made there are several
parts, namely the upper frame, and the lower frame using 3x3x 2mm hollow iron
material. In calculating the strength of the material, theoretically, by calculating
the bending stress.

xi
DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan ........................................................................................ ii


Lembar Persetujuan ...................................................................................... iii
Lembar Pengesahan...................................................................................... iv
Lembar Pengesahan Perbaikan.......................................................................v
Lembar Persetujuan Publikasi ...................................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................. vii
Kata Pengantar ........................................................................................... viii
Abstrak ......................................................................................................... ix
Daftar Isi ...................................................................................................... xii
Daftar Gambar ..............................................................................................xv
Daftar Tabel................................................................................................ xvi
Daftar Grafik ............................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ...........................................................................1
1.2. Rumusan masalah ......................................................................2
1.3. Batasan masalah ........................................................................2
1.4. Tujuan penelitian .......................................................................2
1.5. Manfaat penelitian .....................................................................2
1.6. Sistematika Penulisan ................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI


2.1. Mesin Modifikasi Chamshaft ....................................................5
2.2. Pengertian Kerangka .................................................................5
2.3. Teori Dasar Perancangan ..........................................................6
2.4. Sifat Mekanis Logam ................................................................6
1. . Kekuatan Bahan ....................................................................6
2. . Tegangan Tarik .....................................................................7
3. . Tegangan Tekan....................................................................8
4. . Tegangan Lengkung .............................................................8
5. . Tegangan Geser ..................................................................10

xii
6. . Faktor Keamanan ................................................................12
2.5. Dasar Pemilihan Bahan ...........................................................12
1. Fungsi Dari Komponen ......................................................12
2. Sifat Mekanis Bahan ..........................................................12
3. Sifat Fisis Bahan .................................................................13
4. Bahan Mudah di Dapat .......................................................13
5. Rangka Mesin .....................................................................13
2.6. Teknologi ProsesPembuatan ...................................................17
1. Pengertian Las ....................................................................17
2. Klarifikasi Cara Pengelasan ...............................................18
3. Jenis Sambungan Las .........................................................18
4. Kekuatan Las ......................................................................20
5. Besar Arus Pengelasan .......................................................21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Flow Chart Proses Penelitian ..................................................23
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................24
1. Tempat Penelitian ...............................................................24
2. Waktu Penelitian.................................................................24
3.3 Alat dan Bahan yang Digunakan .............................................25
1. Alat .....................................................................................25
3.4 Proses Pengerjaan ...................................................................28
3.5 Desain Gambar ........................................................................28

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN


4.1 Desain Rangka Mesin Modifikasi Chamshaft .........................30
1. Rangka Utama ....................................................................31
4.2 Perhitungan ..............................................................................31
1. Perhitungan Kekuatan Rangka Besi Hollow 3x3x2mm .....31
2. Perhitungan Sambungan Las dengan Hollow 3x3x2mm....33
3. Perhitungan Kekuatan Rangka Besi Hollow 3x3x4mm .....35
4. Perhitungan Sambungan Las dengan Hollow 3x3x4mm...37
5. Faktor Keamanan ................................................................38

xiii
4.3 Analisa data dan Pembahasan .................................................39
1. Perhitungan Kekuatan Rangka ...........................................39
2. Perhitungan Sambungan Las ..............................................39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


1.1. Kesimpulan ..............................................................................41
1.2. Saran ........................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Tegangan tarik .....................................................................................7


Gambar 2. 2 Tegangan Tekan ..................................................................................8
Gambar 2. 3 Tegangan Lengkung ............................................................................8
Gambar 2. 4 Momen bengkok ..................................................................................9
Gambar 2. 5 Bentuk penampang segi empat berlubang .........................................10
Gambar 2. 6 Tegangan geser ..................................................................................10
Gambar 2. 7 Rangka Mesin....................................................................................13
Gambar 2. 8 Besi Hollow .......................................................................................14
Gambar 2. 9 Besi Siku ...........................................................................................15
Gambar 2. 10 Plat besi ...........................................................................................17
Gambar 2. 11 sambungan las Butt joint .................................................................19
Gambar 2. 12 sambungan las Lap joint ..................................................................19
Gambar 2. 13 sambungan las T joint .....................................................................19
Gambar 2. 14 Sambungan las Corner joint ............................................................20
Gambar 2. 15 Sambungan las Edge joint ...............................................................20
Gambar 2. 16 Ukuran las .......................................................................................21
Gambar 2. 17 Hasil Pengelasan las ........................................................................22
Gambar 3. 6 Palu Besi ............................................................................................27
Gambar 4. 1 Tampak atas desain rangka ...............................................................30
Gambar 4. 2 Tampak samping desain rangka ........................................................30
Gambar 4. 3 Tampak depan desain rangka ............................................................31
Gambar 4. 4 Tampak keseluruhan desain rangka ..................................................31

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Tabel Tegangan bengkok ......................................................................39


Tabel 4. 2 Tabel Sambungan Las ...........................................................................40

xvi
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 1Hasil Perhitungan Tegangan Bengkok .................................................39


Grafik 4. 2 Hasil Perhitungan Sambungan Las ......................................................40

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sekarang ini
mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Dibandingkan dengan transportasi yang
lain, sepeda motorlah yang mengalami peningkatan jumlah yang paling signifikan.
Ini karena sepeda motor merupakan kendaraan bermotor yang mempunyai nilai
ekonomis yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan yang lain. Sepeda motor
adalah kendaraan yang terbentuk oleh beberapa komponen penyusun, salah satunya
yaitu camshaft. Seiring dengan bertambahnya jumlah sepeda motor di Indonesia,
hal ini juga berpengaruh dengan bertambah majunya dunia otomotif.

Diantaranya adalah dengan cara memodifikasi atau merubah sudut camshaft


dengan cara menggerindanya. Camshaft yang ada sekarang masih belum bisa
memenuhi keinginan pembalap dan mekanik karena durasi camshaft yang dimiliki
sekarang ini masih kecil sehingga tenaga mesin yang dihasilkan kecil, oleh karena
itu perlu dirubah durasi camshaft agar mendapatkan tenaga mesin yang lebih besar.
Proses penggerindaan camshaft yang ada sekarang ini menggunakan dua cara yaitu
secara manual dan menggunakan alat/mesin gerinda camshaft buatan sendiri.
Proses penggerindaan yang dilakukan secara manual yaitu proses penggerindaan
yang menggunakan gerinda duduk saja dalam memodifikasi camshaft, proses ini
hanya mengandalkan pengalaman dan kemahiran dari mekaniknya sehingga jika
kemahiran mekaniknya kurang maka akan menghasilkan camshaft yang kurang
baik. Sedangkan proses penggerindaan yang menggunakan alat/mesin buatan
sendiri jika dibandingkan dengan yang dikerjakan secara manual jauh lebih baik
karena kemahiran tidak terlalu berpengaruh, tetapi alat/mesin modifikasi camshaft
yang ada sekarang ini memiliki beberapa kekurangan.(Gunawan et al., 2017)

Dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor khususnya di Indonesia


saat ini, sulit bagi Negara untuk menanggulangi pengurangan kendaraan bermotor
yang sangat pesat peningkatannya. karena tidak adanya aturan dari pemerintah
untuk tidak memiliki kendaraan bermotor lebih dari satu. Maka, bayak dari pencinta

1
2

kendaraan bermotor menjadikan kendaraan mereka yang ke dua menjadi motor


balap, khususnya sepeda motor.

Mesin sepeda motor terbentuk dari beberapa susunan terbentuk oleh beberapa
komponen penyusun, salah satunya yaitu camshaft. Camshaft atau yang disebut
juga dengan noken as adalah komponen penting pada motor 4 tak yang berfungsi
mengatur sirkulasi bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar maupun
mengatur gas hasil pembakaran keluar dari ruang bakar. (Gunawan et al., 2017)

1.2 Perumusan Masalah

Karena luasnya permasalahan pada pembuatan alat modifikasi camsafht ini.


mengingat keterbatasan waktu, tempat, dan masih kurangnya pengalaman penulis
dalam pembuatan alat ini. maka dari itu masalah-masalah yang akan dibahas dalam
laporan tugas akhir ini adalah :

1. Bagaimana menjelaskan proses pembuatan dan bahan-bahan yang di gunakan


pada perancangan konstruksi rangka utama Mesin modifikasi Camshaft ?
2. Bagaimana nilai analisa kekuatan pada rangka mesin modifikasi camshaft ?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka tugas akhir ini dibatasi agar
jelas, tidak melebar dan menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan, adapun
pembatas masalah tersebut meliputi:

1. Merancang bangun rangka mesin/alat untuk modifikasi Camshaft sepeda


montor.
2. Analisa hanya di lakukan pada kekuatan rangka Mesin/alat modifikasi
camshaft.Dengan perhitungan teoritis
3

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang di dapat dari kegiatan pembuatan alat ini adalah :
1. Merancang bangun rangka mesin/alat untuk modifikasi camshaft sepeda motor
dengan memperoleh kualitas baik dari segi kenyaamanan dan keamanan.
2. Menghitung kekuatan pada rangka Mesin/alat modifikasi camshaft bila
menerima variasi beban.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Merancang bangun rangka mesin/alat untuk modifikasi camshaft sepeda motor
dengan memperoleh kualitas baik dari segi kenyaamanan dan keamanan yang
nantinya digunakan sebagai acuan dasar pembuatan dalam taraf produksi.
2. Memberikan analisa kekuatan rangka mesin/alat untuk modifikasi camshaft
sepeda motor pada saat di gunakan.
3. Memberi masukan kepada peneliti lain yang akan mengadakan penelitian
sejenis di masa yang akan datang.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembuatan penelitian perlu diperhatikan dalam


penyusunannya. Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Membuat uraian tentang latar belakang penelitian, perumusan


masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU

Pada bab ini memuat tentang uraian teori-teori tinjauan pustaka baik
dari buku-buku ilmiah, maupun sumber-sumber lain yang
mendukung penelitian ini serta dapat dijadikan acuan dalam
membahas permasalahan yang dihadapi dalam penelitian dan
memuat penjelasan tentang penelitian terdahulu.
4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi uraian tentang tahapan pemecahan masalah serta
langkah pemecahan permasalahannya sesuai dengan metode yang
digunakan oleh penulis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dijabarkan tentang hasil analisis data yang
didapat dari objek penelitian (sampel) beserta penjelasan yang
diperlukan. Analisi data dan penjabarannya akan didasarkan pada
landasan teori yang telah dijabarkan pada Bab II, sehingga segala
permasalahan yang dikemukakan dalam Bab I dapat terpecahkan
atau mendapatkan solusi yang tepat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang
diperoleh berdasarkan hasil pengolahan dan Analisa.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Mesin Modifikasi Camshaft


Mesin Modifiksai Camshaft adalah salah satu jenis alat tepat guna. Sesuai
dengan namanya, mesin tersebut berfungsi sebagai alat untuk memodifikasi
camshaft standar menjadi camshaft racing. Konsep dan cara kerja mesin tersebut
memiliki persamaan dengan mesin gerinda yang telah ada sebelumnya, karena
mesin tersebut sama-sama berfungsi untuk mengerinda atau mengikis benda.
Namun untuk menghasilkan mesin modifikasi camshaft yang reasonable di
kalangan bengkel kecil di perlukan beberapa minimalisasi dan perbaikan desain
pada konstruksi mesin. Beberapa bentuk minimalisasai dan perbaikan desain
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi camshaft dan
mengurangi biaya produksi mesin. Harapannya adalah untuk menyesuaikan
terhadap kebutuhan pasar. Pengembangan teknis suatu desain merupakan salah satu
syarat utama keberhasilan sebuah produk dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
Upaya tersebut memerlukan beberapa langkah konstruktif yaitu: (Ibrahim Hasan,
2012).

2.2 Pengertian Kerangka Dasar


Kerangka adalah proses penetapan jenis struktur dan pendimensian
komponen struktur demikian sehingga beban kerja dapat dipikul secara aman dan
perpindahan yang terjadi dapat ditoleransi oleh syarat-syarat yang berlaku.
Perakitan rangka dilakukan dengan sambungan, agar nantinya mudah untuk
perawatan dan perbaikan bila diperlukan. Komponen-komponen ini dipasang
secara simetris dan tegak lurus. Kerangka juga merupakan penopang berat dan
tempat dudukan sebuah mesin, kerangka dibuat umumnya memiliki fungsi sebagai
penahan, penopang dan dudukan dari semua komponen yang bekerja. Oleh karna
itu rangka harus dibuat kokoh dan kuat, baik dari segi bentuk serta dimensinya,
sehingga dapat menahan material maupun bahan yang akan dilakukan uji tekuk.

5
6

2.3 Teori Dasar Perancangan


Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian dalam proses
pembuatan produk. Tahap perancangan tersebut dibuat keputusan-keputusan
penting yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang menyusulnya
(Darmawan, 2004)
Dalam mendesain atau merancang sebuah produk sangat bergantung pada
daya imajinasi sang perancang. Langkah awal yang sering diambil oleh seorang
perancang produk adalah membuat sketsa atau gambar kasar dari produk yang akan
dibuat. Sketsa tersebut kemudian dikembangkan dengan memperhatikan beberapa
teknik dasar perancangan sehinnga didapat sebuah sketsa gambar yang final. Dari
gambar sketsa tersebut dari perancang kemudian menghitung segala sesuatu terkait
dengan produk yang akan dibuat seperti jenis bahan yang akan digunakan, kekuatan
dari bahan, komponenkomponen yang akan dibeli, dimensi produk dan lain-lain.
Hasil akhir dari desain perancangan ini adalah sebuah gambar kerja yang
nantinya dapat digunakan untuk membuat produk oleh pihak produksi. Sebuah
gambar kerja yang baik adalah gambar kerja yang telah mengikuti setiap aturan
yang berlaku dalam gambar kerja.

2.4 Sifat Mekanis Logam


Menurut (Surdia & Saito, 1995), sifat mekanis logam adalah kemampuan
logam untuk menahan beban yang dikenakan padanya, baik pembebanan statis
maupun pembebanan dinamis. Pembebanan statis adalah pembebanan yang besar
dan arahnya tetap setiap saat. Pembebanan dinamis adalah pembebanan yang besar
maupun arahnya berubah setiap saat.

Sifat mekanis logam antara lain sebagai berikut :

1. Kekuatan bahan (strength)


Kekuatan bahan (strength) disebut juga tegangan batas atau ultimate stress.
Kekuatan bahan merupakan bagian penting dari sifat mekanis bahan logam yang
didefinisikan sebagai tegangan satuan terbesar suatu bahan yang dapat ditahan
tanpa menimbulkan kerusakan (Rohyana, 1999). Kekuatan bahan bervariasi
menurut bentuk dan beban yang diberikan, sehingga ada kekuatan atau ketahanan
7

terhadap beban statis seperti tarik, lentur, tekan, puntir (torsi) maupun geser.
Sedangkan beban dinamis adalah seperti pemberian beban dengan tiba-tiba (kejut)
dan berubah-ubah. Bila percobaan tarik dilakukan terhadap batang logam maka
akan terjadi deformasi yang berupa pertambahan panjang dan penciutan/
pengurangan penampang sampai patah. Deformasi ini dapat berupa deformasi
elastis yaitu perubahan bentuk yang segera hilang kembali bila beban dihilangkan
dan deformasi plastis yaitu perubahan bentuk yang tetap walaupun beban
dihilangkan.

2. Tegangan Tarik
Tegangan tarik adalah gaya tarik yang ditahan oleh luasan penampang tarik.
Biasanya dilambangkan dengan 𝜎. Tegangan tarik merupakan tegangan yang
terjadi akibat adanya tarikan.

Gambar 2. 1 Tegangan tarik

(Sumber :

Tegangan tarik terjadi pada penampang normal, tanpa memperhitungkan


berat batang dinyatakan dengan rumus:
𝐅
𝝈t = 𝐀 (kg/cm2) ( Sukaswanto : 2004)

Dimana:

𝜎t = tegangan tarik (Kg/cm2)

F = gaya tarik (Kg)

A = luas penampang (cm)

Gaya tarik F jika ditambah terus besarnya akan menyababkan beberapa


perubahan pada batang seperti menciutnya penampang normal dan memanjang dan
jika sampai pada batas maksimum batang akan putus.
8

3. Tegangan Tekan
Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya F yang saling berlawanan
dan terletak dalam satu garis gaya, misalnya terjadi pada tiang bangunan yang
belum mengalami tekukan, poros sepeda dan batang torak.

Gambar 2. 2 Tegangan Tekan

(Sumber :

Maka tegangan tekan dapat dirumuskan sebagai berikut:


𝐅
𝝈d = 𝐀 (kg/cm2) ( Sukaswanto : 2004)

Dimana:

𝜎d = tegangan tekan (kg/cm2)

F = gaya tekan (kg)

A = luas penampang (cm2)

4. Tegangan Lengkung (Bengkok)


Tegangan ini terjadi karena ada pembebanan pada suatu jarak tertentu
sehingga menimbulkan momen yang disebut momen bengkok. Gaya yang terjadi
pada rangka mesin ini diakibatkan oleh beban yang berada diatas rangka.

Gambar 2. 3 Tegangan Lengkung

(Sumber : Sukaswanto : 2004)


9

Tegangan bengkok dinyatakan dengan rumus :


𝑴𝒃
b = 𝑾𝒃

Dimana :
b = Tegangan bengkok (N/mm2)
Mb = Momen bengkok (N/mm)
Wb = Momen tahanan bengkok (mm3)

Rumus tegangan bengkok ijin

𝒃 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏
b ijin = 𝒔𝒇

Dimana :
Sf = Faktor keamanan

Gambar 2. 4 Momen bengkok

(Sumber : Sukaswanto : 2004)


Untuk mencari Mb didapat rumus sebagai berikut :
𝒇.𝑰
Mb = 𝟐

Dimana :
Mb = Momen bengkok (kg.mm)
F = Gaya yang diterima penampang (kg)
I = Jarak dari titik gaya dengan tumpuan gaya (mm)

Sedangkan untuk mencari Wb dengan bentu penampang segi empat


dirumuskan sebagai berikut :
10

Gambar 2. 5 Bentuk penampang segi empat berlubang

(Sumber : Sukaswanto : 2004)

Rumus untuk penampang bentk segi empat yang berlubang :


𝟏
(( 𝐛.𝐡𝟑−𝐛𝟏.𝐡𝟏𝟑)
𝟔
Wb =
𝒉
Dimana :
Wb = Momen tahanan bengkok (mm3)
b = Lebar penampang luar (mm)
b1 = Lebar penampang dalam (mm)
h = Panjang penampang luar (mm)
h1 = Panjang penampang dalam (mm)

5. Tegangan Geser

Gambar 2. 6 Tegangan geser

(Sumber : Sukaswanto : 2004)


Teganagn geser terjadi karena gaya radial P bekerja pada penampang normal,
dengan jarak yang relativ kecil.
11

Karena jarak gaya terhadap penampang normal relativ kecil, pelengkungan


batang dianggap tidak ada, sehingga penampang normalmenjadi “tergeser”. Jika
gaya P cukup besar, batang paku akan putusmenurut penampang geser.

Tegangan yang terjadi pada penampang geser, dinyatakan dengan rumus :


𝒑
g= 𝑨 (𝐤𝐠/𝐜𝐦2)

Dimana :

g = Tegangan geser (kg/cm2)

P = Gaya geser (gaya radial) dalam (kg)

A = Luas penampang geser (cm2)

Untuk sambungan dengan paku keling seperti gambar di atas tegangan geser
yang terjadi :

𝒑
g = 𝟏 (kg/cm2)
.𝝅.𝒅𝟐
𝟒𝒏

Dimana :

D = Diameter paku keling

Jika terdapat n buah paku keling dan tiap paku keling mempunyai 1bidang
geser maka tegangan geser yang terjadi:

𝒑
g = 𝟏 (kg/cm2)
.𝝅.𝒅𝟐
𝟒𝒏

Tegangan geser seperti yang dijelaskan di atas, disebut tegangan geser


langsung (direct shear stress), karena gaya geser P bekerja langsung “menggeser”
penampang normal. Contoh lainya dari tegangan geser langsung misalnya pada
bidang keliling kali ulir tenaga pada Ilens proses kerah dan pada bidang pinggir plat
sambun
12

6. Faktor keamanan

Faktor keamanan (savety faktor) yaitu material yang ulet, misalkan baja karbon
rendah ,faktor keamanan berdasarkan pada tegangan titik luluh (yeild point
stress),secara matematis ditulis dengan persamaan :
𝑦𝑒𝑖𝑙𝑑 𝑝𝑜𝑖𝑛𝑡 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠
SF = 𝑤𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠

𝑝
Sf = 

Dimana :

Sf = safety faktor

p = Tegangan yang diijinkan

 = Tegangan yang bekerja

2.5 Dasar Pemilihan Bahan Alat


Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan
memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai
dengan kebutuhan baik itu secara dimensi ukuran ataupun secara sifat dan
karakteristik bahan yang akan digunakan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan bahan yaitu :
1. Fungsi Dari Komponen

Dalam perencanaan ini, komponen-komponen yang direncanakan


mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Yang dimaksud dengan fungsinya adalah
bagian bagian utama dari perencanaan atau bahan yang akan dibuat dan dibeli harus
sesuai dengan fungsi dan kegunaan dari bagian-bagian bahan masingmasing. Oleh
karena itu penulis memperhatikan jenis bahan yang digunakan sangat perlu untuk
diperhatikan.

2. Sifat Mekanis Bahan

Dalam perencanaan perlu diketahui sifat mekanis dari bahan, hal ini bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan bahan. Dengan diketahuinya sifat
mekanis dari bahan maka akan mempermudah dalam perhitungan kekuatan bahan
13

yang akan dipergunakan pada setiap komponen. Sifat-sifat mekanis bahan yang
dimaksud berupa kekuatan tarik, tegangan geser, modulus elastisitas dan
sebagainya.

3. Sifat Fisis Bahan


Sifat fisis bahan juga perlu diketahui untuk menentukan bahan apa yang akan
dipakai. Sifat fisis yang dimaksud disini seperti : kekasaran, kekakuan, ketahanan
terhadap korosi, tahan terhadap gesekan dan lain sebagainya.

4. Bahan Mudah Didapat


Bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk komponen suatu mesin yang
akan direncanakan hendaknya diusahakan agar mudah didapat dipasaran, karena
apabila nanti terjadi kerusakan akan mudah dalam penggantiannya. Meskipun
bahan yang akan direncanakan telah diperhitungkan dengan baik, akan tetapi jika
tidak didukung oleh persediaan bahan yang ada dipasaran, maka pembuatan suatu
alat tidak akan dapat terlaksana dengan baik, karena terhambat oleh pengadaan
bahan yang sulit. Oleh karena itu perencana harus mengetahui bahanbahan yang
ada dan banyak dipasaran.

5. Rangka Mesin

Gambar 2. 7 Rangka Mesin

(Sumber :Dokumen pribadi )

Rangka mesin adalah sebuah struktur yang menjadi bentuk dasar yang
menopang dan membentuk mesin. Rangka pada mesin modifikasi camshaft
terbentuk dari susunan batang Hollow berukuran 30 x 30 x 2 mm. Gambar 3.

Rangka Mesin Rangka ini dirangkai dengan sambungan pengelasan.


Pengelasan adalah menyambungkan dua bagian logam dengan cara memanaskan
14

sampai suhu leburnya. Pengelasan yang dilakukan pada mesin modifikasi camshaft
ini mengunakan las SMAW (Shield Metal Arc Welding) dengan jenis sambungan I
dan fillet. Dipilihnya menggunakan las SMAW karena dapat digunakan untuk
mengelas baja karbon jenis apapun, sesuai untuk mengelas profil L yang digunakan
sebagai rangka mesin modifikasi camshaft.

a. Baja Hollow

Besi Hollow adalah salah satu jenis yang memiliki bentuk berongga
sehingga memiliki banyak kesesuaian jika digunakan untuk beberapa jenis
konstruksi. Lebih tepatnya bentuk dari besi ini adalah seperti penampang pipa
panjang yang memiliki rongga berbentuk segi empat, maka tak jarang jika
banyak orang menyebut besi ini dengan nama pipa kotak.

Baja S45C adalah baja dengan daya renggang menengah yang dipasok
dalam kondisi gulungan panas hitam atau kondisi normal. Baja ini memiliki
kekuatan untuk direnggakan 570 – 700 MPa dan kekerasan Brinell di antara
170 dan 210. Baja S45C memiliki karakteristik kemampuan las yang baik,
kemampuan mesin yang baik, dan karakteristik kekuatan dan benturan yang
tinggi baik dalam kondisi normal atau gulungan panas. Baja S45C memiliki
kemampuan pengerasan yang rendah dengan ukuran sekitar 60mm yang
direkomendasikan untuk pencampuran dan pengerasan.

Gambar 2. 8 Besi Hollow

(Sumber : Dokumen Pribadi)


15

b. Baja Siku

Dalam dunia konstruksi, besi tentunya ada banyak sekali istilah yang
digunakan untuk menyebutkan jenis besi maupun yang berhubungan dengan
konstruksi besi. Salah satunya adalah besi siku populer dikalangan konsumen
dan pasar disebut dengan besi siku. Ukuran panjang standar besi ini yaitu 6
m terlihat berbentuk 90 derajat dengan dimensi ukuran ketebalan yang
berbeda. Akan tetapi ketebalan besi siku terbatas hanya sampai 3 mm saja
yang tersedia di pasaran. Besi siku biasanya di manfaatkan untuk membuat
konstruksi yang ukurannya sedang seperti kerangka tangga, tower air, dan
kerangka pintu. Cocok untuk keperluan konstruksi jangka panjang karena
bisa bertahan hingga bertahun–tahun lamanya.

Gambar 2. 9 Besi Siku

(Sumber : Dokumen Pribadi)

c. Dudukan plat
Pada bagian dudukan buah durian di pakai Pelat atau Plat yang terdiri dari
berbagai jenis bahan. Secara garis besar bahan pelat ini dikelompokkan
menjadi dua bagian besar yang memiliki sifat berbedabeda yakni bahan pelat
logam ferro dan pelat logam non ferro. Bahan pelat logam ferro diantaranya
adalah pelat baja lembaran. Bahan pelat dari logam non ferro diantaranya
bahan pelat alumanium, tembaga, dan kuningan. Sifat-sifat bahan ferro dan
non ferro sangat mempengaruhi pembentukan maupun finishing yang akan
dilakukan pada bahan pelat tersebut.Secara umum bahan-bahan logam
mempunyai sifat fisik dan sifat kimiawi terhadap efek kualitas
pengerjaannya. Plat Alumunium diperoleh dari bahan-bahan paduan dengan
16

persenyawaan dari spaat kali (K Al Si3 O8), bauksit (Al2 O3 2H2O) dan
kreolit suatu aluminium natrium flourida (Al F3 NaF). Pembuatannya dilebur
dalam suatu dapur secara elektrolitis, titik cair aluminium adalah 659 ℃ dan
berat jenisnya 2,6 – 2,7. Aluminium merupakan unsur kimia, lambang kimia
aluminium adalah Al, dengan nomor atom 13.

Pelat Alumunium adalah bahan logam berbentuk lembaran ringan yang


kuat, plat alumunium memiliki sifat yang tahan terhadap segala cuaca, tidak
mudah terbakar, tahan terhadap karat mudah dibentuk serta memancarkan
estetika sedap dipandang. Karena sifat, keunggulan serta harganya yang lebih
murah dibandingkan dengan Stainless Steel, plat Alumunium menjadi
material pilihan dibanyak bidang industri. Aluminium terdapat dua macam
yaitu : Aluminium tuang yang mempunyai kekuatan tarik sebesar 10 kg/mm2
dengan regangannya 18 – 25%. dan Aluminium tempa yang mempunyai
kekuatan tarik sebesar 18 – 28 kg/ tetapi tidak tahan terhadap bahanbahan
alkalis seperti sabun atau soda dan juga tidak tahan asam, selain asam
sendawa (salpeterzuur) dan asam-asam organik yang telah dilunakkan.

Aluminium merupakan konduktor listrik dan panas yang baik, aluminium


digunakan dalam banyak hal. Untuk itu penggunaan plat alumunium seperti
name plate atau label, merek mesin, merek perusahaan dan lain-lain (biasanya
untuk kebutuhan advertising atau reklame) plat alumunium memerlukan
perlakuan khusus seperti proses anodizing agar tidak menghantarkan listrik
yang kemudiannya dapat dipanaskan agar tahan terhadap panas air maupun
panas udara sehingga tidak merubah desain yang memerlukan tinta. Ukuran
plat alumunium Standar pabrik antara lain 100 cm x 200 cm, 120 cm x 240
cm dan 122 cm x 244 cm, adapun standar ketebalannya antara 0,3 mm s/d 5,0
mm. Bagi seorang desainer grafis pengetahuan ukuran ini sangat perlu agar
dalam mendisain tidak perlu membuang-buang bahan atau material,
meskipun bisa saja pesan ukuran pelat alumunium dengan spesifikasi
khusus.mm2 dengan regangannya 3 – 5%.

Aluminium tahan terhadap udara akan tetapi tidak tahan terhadap


bahanbahan alkalis seperti sabun atau soda dan juga tidak tahan asam, selain
17

asam sendawa (salpeterzuur) dan asam-asam organik yang telah dilunakkan.


Aluminium merupakan konduktor listrik dan panas yang baik, aluminium
digunakan dalam banyak hal. Untuk itu penggunaan plat alumunium seperti
name plate atau label, merek mesin, merek perusahaan dan lain-lain (biasanya
untuk kebutuhan advertising atau reklame) plat alumunium memerlukan
perlakuan khusus seperti proses anodizing agar tidak menghantarkan listrik
yang kemudiannya dapat dipanaskan agar tahan terhadap panas air maupun
panas udara sehingga tidak merubah desain yang memerlukan tinta.

Ukuran plat alumunium Standar pabrik antara lain 100 cm x 200 cm, 120
cm x 240 cm dan 122 cm x 244 cm, adapun standar ketebalannya antara 0,3
mm s/d 5,0 mm. Bagi seorang desainer grafis pengetahuan ukuran ini sangat
perlu agar dalam mendisain tidak perlu membuang-buang bahan atau
material, meskipun bisa saja pesan ukuran pelat alumunium dengan
spesifikasi khusus.

Gambar 2. 10 Plat besi

(Sumber : Dokumen Pribadi)

2.6 Teknologi proses pembuatan

Proses pembuatan alat pengupas kulit buah durian ini pun setiap bagiannya
di buat satu persatu dengan mesin teknologi pembuatan seperti :

1. Pengertian las

Proses penyambungan kesetiap bagian nya terutama pada bagian rangka alat
dengan cara pengelasan. Pengelasan adalah proses penyambungan dua bagian
logam dengan melelehkan kedua ujung bagian logam yang akan disambung, serta
dengan atau tampa logam pengisi kemudian di dinginkan secara bersamaan.
18

Sambungan las termasuk klasifikasi sambungan tetap, karena sambungan ini


tidak dapat dibongkar pasang tanpa merusak material penyambung dan material
yang disambung. Saat ini sambungan las banyak diaplikasikan sebagai proses
alternative, dalam suatu industri kecil maupun industri besar sebagai proses
pembentukan mesin maupun kontruksi baja lainnya. Hal ini dilakukan dengan
tujuan menurunkan Biaya komponen mesin tersebut, komponen yang disambung
dengan porses pengelasan, setelah diberi perlakuan panas, biasanya memiliki
kekuatan yang tinggi pada bagian sambungannya, hal ini merupakan keunggulan
pengelasan pada komponen mesin yang bergerak. Selain Sebagai proses alternative
dalam pembentukan komponen mesin, proses pengelasan dimanfaatkan sebagai
media untuk memperbaiki peralatan mesin, antara lain; menutupi retakan logam
atau melapisi bagian mesin yang aus.

Pengertian Pengelasan menurut DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah


suatu ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam
keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa
las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan
energi panas. (ANDRIAWAN, 2016)

2. Klasifikasi cara pengelasan


a. Pengelasan cair
Cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan
sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas yang terbakar.

b. Pengelasan tekan
Cara pengelasan dimana sambungan dipansakan dan kemudian ditekan
menjadi satu.
c. Pematrian
Cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan
menggunakan paduan lugam yang mempunyai titik cair rendah, dalam
cara ini logam induk tidak mencair.

3. Jenis sambungan las


19

a. Butt Joint
Dua buah benda yang dilas berada dalam bidang yang sama.

Gambar 2. 11 sambungan las Butt joint

(Sumber: Wiryosumarto, 1981)

b. Lap Joint
Dua buah benda yang di las berada pada bidang yang sama.

Gambar 2. 12 sambungan las Lap joint

(Sumber: Wiryosumarto, 1981)

c. T-Joint
Benda yang dilas tegak lurus satu sama lain.

Gambar 2. 13 sambungan las T joint

(Sumber: Wiryosumarto, 1981)

d. Corner joint
Benda yang dilas lurus satu sama lain,tetapi pengelasan dilakukan pada
sudutnya.
20

Gambar 2. 14 Sambungan las Corner joint

(Sumber: Wiryosumarto, 1981)

e. Edge Joint
Benda yang dilas pada bidang parallel,tetapi yang dilas pada ujungnya

Gambar 2. 15 Sambungan las Edge joint

(Sumber: Wiryosumarto, 1981)

4. Keuatan sambungan las


a. Kekuatan sambungan las melintang (transversal)
Las tmpang melintang dirancang untuk kekuatan tarik. Luasanminimum
las terdapat pada las leher las BD.

t = tebal plat atau ukuran las


l = panjang las
21

Gambar 2. 16 Ukuran las

(Sumber : Sukaswanto, 2004)


Tebal leher las :
𝒕
BD =
√𝟐

Luas minimu las/luas leher las


𝒕 𝒕.𝒍
= .𝒍 =
√𝟐 √𝟐

Bila t = tegangan tarik ijin logam las


Panjang las bersih :

Ibersih = Ikotor – 2.a


Kekuatan tarik sambungan las melintang tunggal :
𝒕.𝒍
P=
√𝟐
t
Dan kekuatan tarik sambungan las melintang ganda :
𝟐.𝒕.𝒍
P= .t
√𝟐

P = √𝟐. 𝒕. 𝒍.t
Bila las lebih lemah daripada plat akibat terak dan lubang tiup,maka las
diberi penguatan sebesar 10% dari tebal plat.

5. Besar arus pengelasan


22

Setiap proses penyambungan dengan teknologi pengelasan menggunakan


besar arus pengelasan, adalah besarnya aliran atau arus listrik yang keluar dari
mesin las. Besar kecilnya arus pengelasan dapat diatur dengan alat yang ada pada
mesin las. Arus las harus disesuaikan dengan jenis bahan dan diameter elektroda
yang digunakan dalam pengelasan. Besar arus pada pengelasan mempengaruhi
hasil las. Bila arus yang dipakai terlalu rendah atau kecil, maka akan menyebabkan
sukarnya penyalaan busur listrik dan busur listrik yang terjadi tidak stabil. gambar
dibawah ini dimana perbedaan hasil pada pengelasan normal (A), pada arus yang
terlalu rendah (B), terlalu tinggi (C), kecepatan memindahkan yang terlalu cepat
(D), terlalu lambat (E), dan dengan arc yang terlalu panjang (F),

Gambar 2. 17 Hasil Pengelasan las

(Sumber :

Adapun perhitungan kekuatan las, seperti pada rumus dibawah ini adalah
Tegangan total :

Rumus :
𝒕×𝒍
F= × 𝜏g
√𝟐

Dimana :

t = tebal pelat atau tebal lasan (mm)

l = panjang lasan (mm)

𝜏𝑔 = tegangan geser bahan yang dilas (𝑁⁄𝑚𝑚2


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian


Data penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

MULAI

“RANCANG BANGUN RANGKA MESIN/ALAT


UNTUK MODIFIKASI CAMSHAFT SEPEDA
MOTOR’

PERSIAPAN RANCANG BANGUN


(ANALISA/PERHITUNGAN)

PERHITUNGAN PERHITUNGAN
KEKUATAN LAS KEKUATAN RANGKA

PENGUMPULAN DATA

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

SELESAI

Gambar 3. 1 Flow Chart Proses Penelitian

23
24

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah lokasi dimana informasi diperoleh untuk
menyatakan kebenaran penelitian. Penelitian ini dilakukan di Bengkel BROTECH
yang terletak di Jl. Perum Bermis Serpong asri blok b 8 no. 18, Cisauk, Kec. Cisauk,
Tangerang, Banten 15341. Tempat ini dipilih karena alat-alat yang cukup memadai
untuk penelitian.

Gambar 3. 2 Logo Bengkel

(sumber : Dokumen Pribadi)

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap.
Adapun tahap penelitian sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
Tahap persiapan ini meliputi pengajuan judul penelitian, penyusunan
proposal, permohonan penelitian beserta konsultasi permasalahan kepada
dosen pembimbing.
b. Tahap penelitian
Tahap penelitian meliputi kegiatan yang berlangsung di lapangan yakni
membuat rangka mesin/alat untuk modifikasi camshaft sepeda motor,
pengambilan data dari eksperimen maupun dokumentasi kegiatan ini
merupakan kelanjutan setelah tahap persiapan dan dilaksanakan pada
bulan Oktober 2021.
c. Tahap penyelesaian
Tahap penyelesaian meliputi kegiatan analisis data dan penyusunan
laporan, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Desember 2021.
25

Pengambilan dan pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dari bulan
September sampai dengan bulan Desember 2021 dengan time schedule sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Time Schedule Penelitian

Bulan 10 Bulan 11 Bulan 12 Bulan 1


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Penelitian
2 Sketsa gambar
3 Perancangan
4 Pembuatan
5 Analisis Data
6 Penyusunan BAB I
7 Penyusunan BAB II
8 Penyusunan BAB III
9 Penyusunan BAB IV
10 Penyusunan BAB V

3.3 Alat dan Bahan yang Digunakan


1. Alat
Alat yang digunakan dalam rancang bangun rangka mesin/alat (modifikasi
camshaft sepeda motor) diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Mesin Bor Tangan
Mesin bor adalah sebuah alat yang biasa digunakan untuk membuat
lubang pada besi,kayu,dan tembok.

Gambar 3. 3 Mesin Bor

(Sumber : dokumen pribadi)


26

b. Mesin Gerinda Tangan


Mesin gerinda Biasanya dipergunakan pada bengkel kecil atau untuk
keperluan rumah tangga.Untuk memotong dan menghaluskan permukaan
benda kerja

Gambar 3. 4 Mesin Gerinda

(Sumber : dokumen pribadi)

c. Mata Bor 10&12


Sebuah alat untuk membuat lubang pada benda-benda tertentu misalkan
untuk membuat lubang pada benda kerja dengan diameter yang diinginkan

Gambar 3. 5 3. Mata Bor 10&12

(Sumber : dokumen pribadi)


27

d. Meteran Saku
Meteran biasa digunakan untuk mengukur panjang pada benda kerja
misalkan Untuk mengukur rangka mesin

Gambar 3. 6 Meteran

(Sumber : dokumen pribadi)

e. Palu Besi
Palu Besi biasa dipakai dalam proses pemasangan paku atau untuk
memperbaiki benda tertentu,misalkan untuk membuang kerak sisa
pengelasan

Gambar 3. 1 Palu Besi

f. Mesin Las
Mesin Las listrik adalah proses pengelasan yang memanfaatkan sumber
panas dari energi listrik,energi yang diterima mesin las dan diubah menjadi
energi panas.Misalkan untuk menyambungkan beberapa komponen

Gambar 3. 7 Mesin Las

(Sumber : dokumen pribadi)


28

g. Elektroda Las
Suatu benda yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan
listrik.Contohnya sebagai material pengisi pada proses pengelasan

Gambar 3. 8 Elektroda Las

(Sumber : dokumen pribadi)

3.4 Prosedur Pengerjaan


Prosedur pengerjaan dibuat untuk mempermudah pekerja dalam melakukan
proses pembuatan produk yang menghasilkan produk sesuai dengan apa yang
diinginkan. Dalam pembuatan rancang bangun rangka mesin/alat (modifikasi
camshaft sepeda motor) ini memiliki beberapa urutan pengerjaan
Yaitu:
A. Mendesain gambar
B. Pemotongan bahan
C. Penglasan bahan

3.5 Desain Gambar

Gambar 3. 9 Rangka Mesin

(Sumber : dokumen pribadi)


29

Penjelasan desain :

Gambar diatas merupakan gambar desain dari rangka mesin/alat untuk


memodifikasi camshaft sepeda motor dengan menggunakan bahan besi
hollow sebagai tiang rangka ,besi siku sebagai peyangga tiang rangka dan plat
besi sebagai tempat mesin modifikasi camshaft sepeda motor.
BAB IV

PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Desain rangka mesin modifikasi camshaft

Gambar 4. 1 Tampak atas desain rangka

(Sumber : dokumen pribadi)

Gambar 4. 2 Tampak samping desain rangka

(Sumber : dokumen pribadi)

30
31

Gambar 4. 3 Tampak depan desain rangka

(Sumber : dokumen pribadi)

Gambar 4. 4 Tampak keseluruhan desain rangka

(Sumber : dokumen pribadi)

Desain konstruksi mesin modifikasi camshaft ditentukan atas


1. Rangka Utama
Rangka utama terbuat dari besi hollow 3 cm x 3 cm dengan ketebalan 2 mm.
Tinggi panjang kaki rangka 150mm, lebar rangka 260 mm, ukuran plat keseluruhan
1.1560 mm2, dudukan mesin 400 mm.

4.2 Perhitungan
1. Peritungan kekutan rangka besi hollow 3cm x 3 cm x 2mm
Perhitungan ini dilakukan secara teoritis berdasarkan data yang sudah
ada,untuk mengetahui kekuatan bahan yang digunakan.Dihitung secara teoritis
bahan yang digunakan layak untuk pembuatan rangka penyimpanan barang tersebut
yaitu menghitung tegangan pada rangka, Tegangan yang terjadi pada rangka adalah
tegangan bengkok. Rumus mencari tegangan bengkok:
32

𝑴𝒃
b =
𝑾𝒃
𝒇.𝒍
Mb =
𝟐
keterangan simbol berikut :
b = Tegangan lengkung/bengkok
Mb = Momen bengkok
Wb = Momen tahanan bengkok
f: beban komponen-komponen yang di terima oleh rangka sekitar (f = 42 kg),
karena beban rangka ditahan oleh 4 potong rangka maka f = 42: 4 = 10,5 kg, l
panjang rangka (l = 150 mm)
𝑓.𝑙
Mb =
2
10,5.150
Mb =
2

= 787,5 kg.mm

Jadi, momen bengkok yang terjadi pada rangka yaitu 787,5 kg.mm. momen
bengkok ini sebagai dasar untuk menentukan tegangan bengkok yang terjadi pada
rangka.
Setelah momen bengkok maksimal sudah diketahui kemudian mencari
momen tahanan bengkok untuk bahan yang digunakan untuk membuat rangka.
Bahan yang digunakan untuk membuat rangka yaitu baja karbon dengan ukuran 30
x 30 x 2mm. Berikut adalah penghitungan untuk mencari momen tahanan bengkok
untu penampang segiempat berlubang:
1
(𝑏.ℎ3 −𝑏1.ℎ13 )
6
Wb =

1
(30.303 −28.283 )
6
Wb =
30

1
(810.000−614,656)
6
=
30

1
(195.344)
6
=
30
33

32.557,33
=
30

= 1085,2 mm3

Setelah mencari momen tahanan bengkok kemudian menghitung tegangan


bengkok yang terjadi pada rangka

𝑀𝑏
b =
𝑊𝑏

787,5
b =
1085,2

= 0,72kg/mm2

= 7,2 N/mm2

Jika 1kg/mm2 = 10 N/𝑚𝑚2 , maka σ𝑏 = 0,72kg/𝑚𝑚2 x 10 = 7,2 N/𝑚𝑚2.


Kemudian bahan yang digunakan untuk membuat rangka mesin modifikasi
camshaft yaitu baja ST 37, dengan σ𝑏= 360 N/𝑚𝑚2, faktor keamanan (sf) yang
dipakai untuk menahan beban yaitu 34,2N/𝑚𝑚2.

Tegangan bengkok yang di izinkan

𝑏 360
b ijin = = = 10,5 N/mm2
𝑠𝑓 34,2

Sehingga di dapat σ𝑏<σ𝑏 ijin (rangka aman untuk menopang beban komonen-
komponen rangka)

2. Perhitungan sambungan las dengan hollow 3x3x2 mm


Penyambungan bahan untuk pembuatan rangka ini menggunakan sambungan
las busur listrik, karena sambungan ini lebih kuat daripada sambungan baut. Setelah
proses penghitungan sambungan las ini dilakukan maka sambungan las tersebut
bisa dikatakan layak.
Sambungan las yang digunakan yaitu jenis sambungan las ujung dengan
ujung segiempat. Penghitungan las pada sambungan ini, beban yang diterima
rangka adalah 42 kg didapat dari asumsi berat dari barang. Karena pengelasan pada
34

sambungan antara rangka dengan rangka lainnya ada 20 titik pengelasan, maka
beban keseluhan dibagi 20 yaitu 42 : 20 = 2,1 kg.
Mencari panjang las bersih,
Tebal las = 2 mm
𝑡
BD = a =
√2

𝟐
=
√𝟐

2
=
1,414

= 1,4144 mm

Lbersih = Lkotor – 2.a

= 20 – 2.2.1,4144

= 14,3 mm

Mencari gaya (F)

F = m.g

= 2,1.10

= 21 N

Mencari tegangan geser pada penampang las :

𝑓
=
√2.𝑡.𝑙

21
=
√(2)2.14,3

21
=
7,6

= 2,76 N/mm2

Jadi, tegangan geser yang terjadi pada las yaitu 2,763 N/𝑚𝑚2. Dari tegangan
geser yang diijinkan untuk bahan jenis ST37 yang memiliki tegangan geser
maksimal 240 N/𝑚𝑚2, dengan angka keamanan (sf) untuk beban kejut yaitu
34,2N/𝑚𝑚2
35


ijin =
𝑠𝑓

240
=
34,2

= 7 N/mm2

Sehingga 𝑡𝑔penampang las < 𝑡𝑔ijin (kekuatan sambungan las antara rangka
aman untuk menahan beban seluruh barang).
3. Peritungan kekutan rangka besi hollow 3cm x 3 cm x 4 mm
Perhitungan ini dilakukan secara teoritis berdasarkan data yang sudah
ada,untuk mengetahui kekuatan bahan yang digunakan.Dihitung secara teoritis
bahan yang digunakan layak untuk pembuatan rangka penyimpanan barang tersebut
yaitu menghitung tegangan pada rangka, Tegangan yang terjadi pada rangka adalah
tegangan bengkok. Rumus mencari tegangan bengkok:
𝑀𝑏
b = 𝑊𝑏

𝑓.𝐼
Mb = 2

keterangan simbol berikut :


b = Tegangan lengkung/bengkok
Mb = Momen bengkok
Wb = Momen tahanan bengkok
f: beban komponen-komponen yang di terima oleh rangka sekitar (f = 42 kg),
karena beban rangka ditahan oleh 4 potong rangka maka f = 42: 4 = 10,5 kg, l
panjang rangka (l = 150 mm
𝑓.𝐼
Mb = 2

10,5.150
Mb = 2

=787,5 kg.mm

Jadi, momen bengkok yang terjadi pada rangka yaitu 787,5 kg.mm. momen
bengkok ini sebagai dasar untuk menentukan tegangan bengkok yang terjadi pada
rangka.
36

Setelah momen bengkok maksimal sudah diketahui kemudian mencari


momen tahanan bengkok untuk bahan yang digunakan untuk membuat rangka.
Bahan yang digunakan untuk membuat rangka yaitu baja karbon dengan ukuran 30
x 30 x 4mm. Berikut adalah penghitungan untuk mencari momen tahanan bengkok
untu penampang segiempat berlubang:
1
(𝑏.ℎ3 −𝑏1.ℎ13 )
Wb = 6

1
(30.303 −26.263 )
6
Wb =
30

1
(810.000−456.976)
6
=
30

1
(353,024)
6
=
30

58.837,3
=
30

= 19,6 mm2

Setelah mencari momen tahanan bengkok kemudian menghitung tegangan


bengkok yang terjadi pada rangka

𝑀𝑏
b =
𝑊𝑏

787,5
b =
19,6

= 40,1 N/𝑚𝑚2.

Jika 1kg/mm2 = 10 N/𝑚𝑚2 , maka σ𝑏 = 40,1kg/𝑚𝑚2 x 10 = 401 N/𝑚𝑚2.


Kemudian bahan yang digunakan untuk membuat rangka mesin modifikasi
camshaft yaitu baja ST 37, dengan σ𝑏= 360 N/𝑚𝑚2, faktor keamanan (sf) yang
dipakai untuk menahan beban yaitu 34,2N/𝑚𝑚2.
Tegangan bengkok yang di izinkan

𝑏 360
b ijin = = = 10,5 N/mm2
𝑠𝑓 34,2
37

Sehingga di dapat σ𝑏>σ𝑏 ijin (rangka aman untuk menopang beban komonen-
komponen rangka)

4. Perhitungan sambungan las dengan hollow 3x3x4 mm


Penyambungan bahan untuk pembuatan rangka ini menggunakan sambungan
las busur listrik, karena sambungan ini lebih kuat daripada sambungan baut. Setelah
proses penghitungan sambungan las ini dilakukan maka sambungan las tersebut
bisa dikatakan layak.
Sambungan las yang digunakan yaitu jenis sambungan las ujung dengan
ujung segiempat. Penghitungan las pada sambungan ini, beban yang diterima
rangka adalah 42 kg didapat dari asumsi berat dari barang. Karena pengelasan pada
sambungan antara rangka dengan rangka lainnya ada 20 titik pengelasan, maka
beban keseluhan dibagi 20 yaitu 42 : 20 = 2,1 kg.
Mencari panjang las bersih,
Tebal las = 4 mm
𝑡
BD = a =
√2

4
=
√𝟐

4
=
1,414

= 2,82 mm

Lbersih = Lkotor – 2.a

= 20 – 2.4.2,82

= 2,56 mm

Mencari gaya (F)

F = m.g

= 2,1.10

= 21 N

Mencari tegangan geser pada penampang las :


38

𝑓
=
√2.𝑡.𝑙

21
=
√(2).4.2,56

21
=
4,52

= 4,64 N/mm2

Jadi, tegangan geser yang terjadi pada las yaitu 4,64 N/𝑚𝑚2. Dari tegangan
geser yang diijinkan untuk bahan jenis ST37 yang memiliki tegangan geser
maksimal 240 N/𝑚𝑚2, dengan angka keamanan (sf) untuk beban kejut yaitu
34,2N/𝑚𝑚2

ijin =
𝑠𝑓

240
=
34,2

= 7 N/mm2

Sehingga 𝑡𝑔penampang las < 𝑡𝑔ijin (kekuatan sambungan las antara rangka
aman untuk menahan beban seluruh barang).
5. Faktor keamanan (Sf)
Faktor keamanan Sf adalah suatu hal yang sangat penting dalam perencanaan
struktur secara keseluruhan. Analisis faktor keamanan banyak digunakan pada
proses membandingkan antara tegangan dengan kekuatan untuk menaksir angka
keamanannya.
𝒑
Sf = 

Dimana :
Sf = safety factor
p = Tegangan yang dijinkan
 = Tegangan yang bekerja

240
Sf =
7

=34,2 N/mm2
39

4.3 Analisa Data dan Pembahasan

Berdasarkan analisis kekuatan rangka mesin/alat modifikasi camshaft (sepeda


motor) terhadap tegangan bengkok dan kekuatan sambungan las, hasil analisis
secara rinci ditunjukan pada tabel kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik :
1. Perhitungan kekuatan rangka
Dari hasil perhitungan secara teoritis mendapatkan hasil di atas
Tabel 4. 1 Tabel Tegangan bengkok
(Sumber:Dokumen pribadi)

Tegangan Bengkok Hasil perhitungan

Besi Hollow 3x3x2 7,2 N/mm2

Besi Hollow 3x3x4 40,1 N/𝑚𝑚2

45
40 40,1
35
30
Tgangan

25
20
15
10
7,2
5
0
Besi 3x3x2 besi 3x3x4

Series 1

Grafik 4. 1Hasil Perhitungan Tegangan Bengkok

(Sumber : Data pribadi)

Grafik diatas menunjukan nilai perbedaan tegangan bengkok dari hasil


perhitungan secara teoritis, dengan beban yang sama sebesar 42 kg besi hollow
3x3x2mm memperoleh nilai tegangan bengkok 7,2 N/mm2 dan besi hollow
3x3x4mm memperoleh tegangan bengkok 40,1 N/mm2
2. Perhitungan sambungan las
Dari hasil perhitungan secara teoritis mendapatkan hasil di atas
40

Tabel 4. 2 Tabel Sambungan Las

(Sumber:Data Pribadi)

Las Busur Hasil perhitungan

Besi Hollow 3x3x2 1,4144 mm

Besi Hollow 3x3x4 2,82 mm

3 2,82

2,5

2
Las Busur

1,4144
1,5

0,5

0
Besi 3x3x2 besi 3x3x4

Series 1

Grafik 4. 2 Hasil Perhitungan Sambungan Las

(Sumber : Data Pribadi)

Grafik di atas menunjukan nilai perbedaan sambungan las besi hollow 3x3x2
mm memperoleh nilai 1,4144 mm dan besi hollow 3x3x4 memperoleh nilai 2,82
mm,
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada BAB IV dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Rencana rangka yang dibuat ada beberapa bagian yaitu rangka bagian atas,
dan rangka bagian bawah dengan menggunakan bahan besi hollow ukuran
3x3x 2mm.
2. Dalam perhitungan kekuatan bahan dilakukan secara teoritis dengan
menghitung tegangan bengkok.
3. Dari hasil perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa bahan tersebut aman
untuk digunakan dalam pembuatan rangka mesin/alat modifikasi
camsfaht(sepeda motor).
4. Penelitian ini hanya membahas perancangan rangka berdasarkan analisis
kekuatan rangka dan kelayakan sambungan las.

5.2 Saran
Rancang bangun rangka mesin/alat untuk memodifikasi camshaft sepeda
motor ini masih lebih jauh dari kata sempurna, baik dari segi kualitas, bahan, dan
penampilan.

Untuk memperlancar dalam proses pengerjaan proyek Rancang bangun


rangka mesin/alat untuk memodifikasi camshaft sepeda motor maka hasil
pengelasan harus baik agar rangka tidak mudah patah.

41
42

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Z. (1999). Elemen Mesin 1, PT. Refika Aditama, Bandung.

ANDRIAWAN, M. U. H. A. D. E. (2016). Pengembangan Modul Teknik Las Smaw


untuk Kelas X Smk Negeri 3 Buduran Sidoarj. State University of Surabaya.

Darmawan, H. (2004). Pengantar perancangan teknik. Bandung: Institut Teknologi


Bandung.

Gunawan, Y., Delly, J., Sawaludin, L., Murila, S., & Solihin, D. (2017).
Perancangan Mesin Poles Serba Guna (Modifikasi Camshaft/Noken As).
ENTHALPY, 2(2).

Ibrahim Hasan, 2012, Perancangan Mesin Modifikasi Camshaft (Noken As),


Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta: 2012

Rohyana, S. (1999). Pengetahuan dan Pengolahan Bahan SMK Kelompok


Teknologi dan Industri. Bandung: Humaniora Utama Press (HUP).

Sukaswanto. Kumpulan Modul Elemen Mesin. Yogyakarta : FT UNY. 2004

Surdia, T., & Saito, S. (1995). Pengetahuan Bahan Teknik, Cetakan ketiga. PT.
Pradnya Paramita, Jakarta, Hal, 285–336.
43

LAMPIRAN 1
44

LAMPIRAN 2
45

LAMPIRAN 3
46

LAMPIRAN 4

Anda mungkin juga menyukai