SKRIPSI
Disusun Oleh:
IMAM PRASETYO
NIM. 171010300211
SKRIPSI
Disusun Oleh:
IMAM PRASETYO
NIM. 171010300211
i
LEMBAR PERNYATAAN
1. Merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri, bukan merupakan karya yang pernah
dajukan untuk memperoleh gelar akademik oleh pihak lain, dan bukan
merupakan hasil plagiat.
2. Saya ijinkan untuk dikelola oleh Universitas Pamulang sesuai dengan norma
hukum dan etika yang berlaku.
Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya bersedia menerima
konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian hari pernyataan
ini tidak benar.
Imam prasetyo
NIM. 171010300211
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 171010300211
Nama : IMAM PRASETYO
Fakultas : TEKNIK
Pembimbing
Mengetahui
iii
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 171010300211
Fakultas : TEKNIK
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan dewan penguji ujian Sidang di Fakultas
Teknik, Program Studi Teknik Mesin dan dinyatakan LULUS.
(............,S.T.,M.T.)
(...........,S.T., M.T) NIDN
NIDN
Mengetahui,
Pembimbing
Ketua Program Studi Teknik Mesin
iv
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN
Fakultas : TEKNIK
Menyetujui :
Penguji I Penguji II
Nama Nama
NIDN NIDN
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
(Hasil Karya Perorangan)
Sebagai sivitas akademika Universitas Pamulang, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Nama : Imam prasetyo
Nim : 171010300211
Program Studi : Teknik Mesin
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan dan pengetahuan, menyetujui untuk membertikan kepada
Univeritas Pamulang Hak Beban Royalti Non-Eksekutif (Non-exclusive royalty-
free-right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Beserta perangkat yang ada (bila diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksekutif ini Universitas Pamulang menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya
/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta dalam karya ilmiah ini
menjadi tanggung jawab saya pribadi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Imam prasetyo
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Informasi Pribadi
Agama : Islam
Email : imamprasetyo197@gmail.com
Pendidikan
Imam prasetyo
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur dipanjatkan kehadiraan Allah SWT atas karuinia dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir dengan judul
“RANCANG BANGUN RANGKA MESIN/ALAT UNTUK MODIFIKASI
CAMSHAFT SEPEDA MOTOR”
shalawat berserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad
SAW.
Selama menyelesaikan penulisan tugas akhir ini penulis telah banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu baik secara moril
maupun materil secara langsung maupun tidak langsung,oleh karena itu dalam
kesempatan kali ini penulis mengucapkan puji syukur atas kekuatan Allah SWT
yang telah mencurahkan segala anugrah-Nya dan ingin berterima kasih kepaada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal tugas akhir ini
terutama kepada :
1. Dr.(HC.). Drs. H. Darsono selaku ketua Yayasan Sasmita Jaya, yang telah
memberikan kesempatan menempuh pendidkan tinggi dengan biaya
terjangkau untuk semua lapisan masyarakat.
4. Bapak Nur Rohmat S.T., M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin,
yang telah memberikan masukan dan pengarahannya kepada penulis.
5. Bapak Nur Rohmat S.T., M.T. selaku Pembimbing Skripsi pada Program
Studi Teknik Mesin, di Universitas Pamulang.
6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mendukung penulis baik spirit maupun
materi.
viii
Akhir kata penyusun hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat berhuna
dan bermanfaat bagi penyusun dan pembaca sekalian walaupun masih jauh dari
sempurna, untuk itu penusun sangat mengharapkan keritik dan saran yang
membangun dikemudian hari dan semoga Allah SWT membalas kebaikan dan
selalu mencurahkan hidayah serta taufik-nya, aamiin yaa robbal alaamiin.
Penulis,
Imam prasetyo
NIM.171010300211
ix
ABSTRAK
Imam prasetyo
Email : imamprasetyo197@gmail.com
Perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sekarang ini mengalami
peningkatan yang cukup tinggi. Dibandingkan dengan transportasi yang lain, sepeda motor
yang mengalami peningkatan jumlah yang paling signifikan. Diantaranya adalah dengan
cara memodifikasi atau mengubah sudut camshaft dengan cara menggerindanya. Tahap
penelitian meliputi kegiatan yang berlangsung di yakni membuat rangka/alat lapangan
untuk modifikasi camshaft sepeda motor, pengambilan data dari eksperimen maupun
dokumentasi kegiatan ini merupakan kelanjutan dari tahap persiapan dan pelaksanaan.
rangka mesin/alat modifikasi camshaft(sepeda motor) menggunkan besi hollow ST 37
ukuran 3cm x 3cm x 2mm, Hasil perhitungan teori tegangan yang didapat 7,2 N/m2
sehingga dapat ijin (rangka aman untuk menopang beban komonen- komponen
rangka),Hasil perhitungan sambungan las dengan besi berongga 3x3x2 menggunakan las
busur listrik mendapatkan hasil 2,76 N/mm2 sehingga penampang las ijin (kekuatan
sambungan las antara rangka aman untuk menahan beban seluruh barang). Rencana ukuran
yang dibuat ada beberapa bagian yaitu rangka bagian atas, dan rangka bagian bawah dengan
menggunakan bahan besi berongga 3x3x 2mm.Dalam perhitungan kekuatan bahan yang
dilakukan secara teoritis dengan menghitung tegangan bengkok. 76 N/mm2 sehingga
penampang las ijin (kekuatan sambungan las antara rangka aman untuk menahan beban
seluruh barang). Rencana ukuran yang dibuat ada beberapa bagian yaitu rangka bagian atas,
dan rangka bagian bawah dengan menggunakan bahan besi berongga 3x3x 2mm.Dalam
perhitungan kekuatan bahan yang dilakukan secara teoritis dengan menghitung tegangan
bengkok. 76 N/mm2 sehingga penampang las ijin (kekuatan sambungan las antara rangka
aman untuk menahan beban seluruh barang). Rencana ukuran yang dibuat ada beberapa
bagian yaitu rangka bagian atas, dan rangka bagian bawah dengan menggunakan bahan
besi berongga 3x3x 2mm.Dalam perhitungan kekuatan bahan yang dilakukan secara
teoritis dengan menghitung tegangan bengkok.
x
ABSTRAK
Imam prasetyo
Email : imamprasetyo197@gmail.com
The development of the number of motorized vehicles in Indonesia is currently
experiencing a fairly high increase. Compared to other forms of transportation, it
was motorcycles that experienced the most significant increase in number. Among
them is by modifying or changing the angle of the camshaft by grinding it. The
research phase includes activities that take place in the making of a framework/field
tool for motorcycle camshaft modifications, data collection from experiments and
documentation of this activity is a continuation of the preparation and
implementation stages. engine frame/modified camshaft tool (motorcycle) using ST
37 hollow steel size 3cm x 3cm x 2mm, the results of the calculation of the stress
theory obtained are 7.2 N/m2 so that it can be allowed (safe frame to support the
load of frame components), Result the calculation of welded joints with 3x3x2
hollow iron using electric arc welding results in 2.76 N/mm2 so that the weld cross-
section is permitted (the strength of the welded connection between the frames is
safe to withstand the load of all goods). The size plan made there are several parts,
namely the upper frame, and the lower frame using 3x3x 2mm hollow iron material.
In calculating the strength of the material, theoretically, by calculating the bending
stress. 76 N/mm2 so that the weld cross section is permitted (the strength of the
welded connection between the frames is safe to withstand the load of all goods).
The size plan made there are several parts, namely the upper frame, and the lower
frame using 3x3x 2mm hollow iron material. In calculating the strength of the
material, theoretically, by calculating the bending stress. 76 N/mm2 so that the weld
cross section is permitted (the strength of the welded connection between the frames
is safe to withstand the load of all goods). The size plan made there are several
parts, namely the upper frame, and the lower frame using 3x3x 2mm hollow iron
material. In calculating the strength of the material, theoretically, by calculating
the bending stress.
xi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ...........................................................................1
1.2. Rumusan masalah ......................................................................2
1.3. Batasan masalah ........................................................................2
1.4. Tujuan penelitian .......................................................................2
1.5. Manfaat penelitian .....................................................................2
1.6. Sistematika Penulisan ................................................................3
xii
6. . Faktor Keamanan ................................................................12
2.5. Dasar Pemilihan Bahan ...........................................................12
1. Fungsi Dari Komponen ......................................................12
2. Sifat Mekanis Bahan ..........................................................12
3. Sifat Fisis Bahan .................................................................13
4. Bahan Mudah di Dapat .......................................................13
5. Rangka Mesin .....................................................................13
2.6. Teknologi ProsesPembuatan ...................................................17
1. Pengertian Las ....................................................................17
2. Klarifikasi Cara Pengelasan ...............................................18
3. Jenis Sambungan Las .........................................................18
4. Kekuatan Las ......................................................................20
5. Besar Arus Pengelasan .......................................................21
xiii
4.3 Analisa data dan Pembahasan .................................................39
1. Perhitungan Kekuatan Rangka ...........................................39
2. Perhitungan Sambungan Las ..............................................39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR GRAFIK
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Mesin sepeda motor terbentuk dari beberapa susunan terbentuk oleh beberapa
komponen penyusun, salah satunya yaitu camshaft. Camshaft atau yang disebut
juga dengan noken as adalah komponen penting pada motor 4 tak yang berfungsi
mengatur sirkulasi bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar maupun
mengatur gas hasil pembakaran keluar dari ruang bakar. (Gunawan et al., 2017)
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka tugas akhir ini dibatasi agar
jelas, tidak melebar dan menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan, adapun
pembatas masalah tersebut meliputi:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini memuat tentang uraian teori-teori tinjauan pustaka baik
dari buku-buku ilmiah, maupun sumber-sumber lain yang
mendukung penelitian ini serta dapat dijadikan acuan dalam
membahas permasalahan yang dihadapi dalam penelitian dan
memuat penjelasan tentang penelitian terdahulu.
4
Pada bab ini berisi uraian tentang tahapan pemecahan masalah serta
langkah pemecahan permasalahannya sesuai dengan metode yang
digunakan oleh penulis.
Dalam bab ini akan dijabarkan tentang hasil analisis data yang
didapat dari objek penelitian (sampel) beserta penjelasan yang
diperlukan. Analisi data dan penjabarannya akan didasarkan pada
landasan teori yang telah dijabarkan pada Bab II, sehingga segala
permasalahan yang dikemukakan dalam Bab I dapat terpecahkan
atau mendapatkan solusi yang tepat.
Dalam bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang
diperoleh berdasarkan hasil pengolahan dan Analisa.
BAB II
LANDASAN TEORI
5
6
terhadap beban statis seperti tarik, lentur, tekan, puntir (torsi) maupun geser.
Sedangkan beban dinamis adalah seperti pemberian beban dengan tiba-tiba (kejut)
dan berubah-ubah. Bila percobaan tarik dilakukan terhadap batang logam maka
akan terjadi deformasi yang berupa pertambahan panjang dan penciutan/
pengurangan penampang sampai patah. Deformasi ini dapat berupa deformasi
elastis yaitu perubahan bentuk yang segera hilang kembali bila beban dihilangkan
dan deformasi plastis yaitu perubahan bentuk yang tetap walaupun beban
dihilangkan.
2. Tegangan Tarik
Tegangan tarik adalah gaya tarik yang ditahan oleh luasan penampang tarik.
Biasanya dilambangkan dengan 𝜎. Tegangan tarik merupakan tegangan yang
terjadi akibat adanya tarikan.
(Sumber :
Dimana:
3. Tegangan Tekan
Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya F yang saling berlawanan
dan terletak dalam satu garis gaya, misalnya terjadi pada tiang bangunan yang
belum mengalami tekukan, poros sepeda dan batang torak.
(Sumber :
Dimana:
Dimana :
b = Tegangan bengkok (N/mm2)
Mb = Momen bengkok (N/mm)
Wb = Momen tahanan bengkok (mm3)
𝒃 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏
b ijin = 𝒔𝒇
Dimana :
Sf = Faktor keamanan
Dimana :
Mb = Momen bengkok (kg.mm)
F = Gaya yang diterima penampang (kg)
I = Jarak dari titik gaya dengan tumpuan gaya (mm)
5. Tegangan Geser
Dimana :
Untuk sambungan dengan paku keling seperti gambar di atas tegangan geser
yang terjadi :
𝒑
g = 𝟏 (kg/cm2)
.𝝅.𝒅𝟐
𝟒𝒏
Dimana :
Jika terdapat n buah paku keling dan tiap paku keling mempunyai 1bidang
geser maka tegangan geser yang terjadi:
𝒑
g = 𝟏 (kg/cm2)
.𝝅.𝒅𝟐
𝟒𝒏
6. Faktor keamanan
Faktor keamanan (savety faktor) yaitu material yang ulet, misalkan baja karbon
rendah ,faktor keamanan berdasarkan pada tegangan titik luluh (yeild point
stress),secara matematis ditulis dengan persamaan :
𝑦𝑒𝑖𝑙𝑑 𝑝𝑜𝑖𝑛𝑡 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠
SF = 𝑤𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠
𝑝
Sf =
Dimana :
Sf = safety faktor
Dalam perencanaan perlu diketahui sifat mekanis dari bahan, hal ini bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan bahan. Dengan diketahuinya sifat
mekanis dari bahan maka akan mempermudah dalam perhitungan kekuatan bahan
13
yang akan dipergunakan pada setiap komponen. Sifat-sifat mekanis bahan yang
dimaksud berupa kekuatan tarik, tegangan geser, modulus elastisitas dan
sebagainya.
5. Rangka Mesin
Rangka mesin adalah sebuah struktur yang menjadi bentuk dasar yang
menopang dan membentuk mesin. Rangka pada mesin modifikasi camshaft
terbentuk dari susunan batang Hollow berukuran 30 x 30 x 2 mm. Gambar 3.
sampai suhu leburnya. Pengelasan yang dilakukan pada mesin modifikasi camshaft
ini mengunakan las SMAW (Shield Metal Arc Welding) dengan jenis sambungan I
dan fillet. Dipilihnya menggunakan las SMAW karena dapat digunakan untuk
mengelas baja karbon jenis apapun, sesuai untuk mengelas profil L yang digunakan
sebagai rangka mesin modifikasi camshaft.
a. Baja Hollow
Besi Hollow adalah salah satu jenis yang memiliki bentuk berongga
sehingga memiliki banyak kesesuaian jika digunakan untuk beberapa jenis
konstruksi. Lebih tepatnya bentuk dari besi ini adalah seperti penampang pipa
panjang yang memiliki rongga berbentuk segi empat, maka tak jarang jika
banyak orang menyebut besi ini dengan nama pipa kotak.
Baja S45C adalah baja dengan daya renggang menengah yang dipasok
dalam kondisi gulungan panas hitam atau kondisi normal. Baja ini memiliki
kekuatan untuk direnggakan 570 – 700 MPa dan kekerasan Brinell di antara
170 dan 210. Baja S45C memiliki karakteristik kemampuan las yang baik,
kemampuan mesin yang baik, dan karakteristik kekuatan dan benturan yang
tinggi baik dalam kondisi normal atau gulungan panas. Baja S45C memiliki
kemampuan pengerasan yang rendah dengan ukuran sekitar 60mm yang
direkomendasikan untuk pencampuran dan pengerasan.
b. Baja Siku
Dalam dunia konstruksi, besi tentunya ada banyak sekali istilah yang
digunakan untuk menyebutkan jenis besi maupun yang berhubungan dengan
konstruksi besi. Salah satunya adalah besi siku populer dikalangan konsumen
dan pasar disebut dengan besi siku. Ukuran panjang standar besi ini yaitu 6
m terlihat berbentuk 90 derajat dengan dimensi ukuran ketebalan yang
berbeda. Akan tetapi ketebalan besi siku terbatas hanya sampai 3 mm saja
yang tersedia di pasaran. Besi siku biasanya di manfaatkan untuk membuat
konstruksi yang ukurannya sedang seperti kerangka tangga, tower air, dan
kerangka pintu. Cocok untuk keperluan konstruksi jangka panjang karena
bisa bertahan hingga bertahun–tahun lamanya.
c. Dudukan plat
Pada bagian dudukan buah durian di pakai Pelat atau Plat yang terdiri dari
berbagai jenis bahan. Secara garis besar bahan pelat ini dikelompokkan
menjadi dua bagian besar yang memiliki sifat berbedabeda yakni bahan pelat
logam ferro dan pelat logam non ferro. Bahan pelat logam ferro diantaranya
adalah pelat baja lembaran. Bahan pelat dari logam non ferro diantaranya
bahan pelat alumanium, tembaga, dan kuningan. Sifat-sifat bahan ferro dan
non ferro sangat mempengaruhi pembentukan maupun finishing yang akan
dilakukan pada bahan pelat tersebut.Secara umum bahan-bahan logam
mempunyai sifat fisik dan sifat kimiawi terhadap efek kualitas
pengerjaannya. Plat Alumunium diperoleh dari bahan-bahan paduan dengan
16
persenyawaan dari spaat kali (K Al Si3 O8), bauksit (Al2 O3 2H2O) dan
kreolit suatu aluminium natrium flourida (Al F3 NaF). Pembuatannya dilebur
dalam suatu dapur secara elektrolitis, titik cair aluminium adalah 659 ℃ dan
berat jenisnya 2,6 – 2,7. Aluminium merupakan unsur kimia, lambang kimia
aluminium adalah Al, dengan nomor atom 13.
Ukuran plat alumunium Standar pabrik antara lain 100 cm x 200 cm, 120
cm x 240 cm dan 122 cm x 244 cm, adapun standar ketebalannya antara 0,3
mm s/d 5,0 mm. Bagi seorang desainer grafis pengetahuan ukuran ini sangat
perlu agar dalam mendisain tidak perlu membuang-buang bahan atau
material, meskipun bisa saja pesan ukuran pelat alumunium dengan
spesifikasi khusus.
Proses pembuatan alat pengupas kulit buah durian ini pun setiap bagiannya
di buat satu persatu dengan mesin teknologi pembuatan seperti :
1. Pengertian las
Proses penyambungan kesetiap bagian nya terutama pada bagian rangka alat
dengan cara pengelasan. Pengelasan adalah proses penyambungan dua bagian
logam dengan melelehkan kedua ujung bagian logam yang akan disambung, serta
dengan atau tampa logam pengisi kemudian di dinginkan secara bersamaan.
18
b. Pengelasan tekan
Cara pengelasan dimana sambungan dipansakan dan kemudian ditekan
menjadi satu.
c. Pematrian
Cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan
menggunakan paduan lugam yang mempunyai titik cair rendah, dalam
cara ini logam induk tidak mencair.
a. Butt Joint
Dua buah benda yang dilas berada dalam bidang yang sama.
b. Lap Joint
Dua buah benda yang di las berada pada bidang yang sama.
c. T-Joint
Benda yang dilas tegak lurus satu sama lain.
d. Corner joint
Benda yang dilas lurus satu sama lain,tetapi pengelasan dilakukan pada
sudutnya.
20
e. Edge Joint
Benda yang dilas pada bidang parallel,tetapi yang dilas pada ujungnya
P = √𝟐. 𝒕. 𝒍.t
Bila las lebih lemah daripada plat akibat terak dan lubang tiup,maka las
diberi penguatan sebesar 10% dari tebal plat.
(Sumber :
Adapun perhitungan kekuatan las, seperti pada rumus dibawah ini adalah
Tegangan total :
Rumus :
𝒕×𝒍
F= × 𝜏g
√𝟐
Dimana :
METODOLOGI PENELITIAN
MULAI
PERHITUNGAN PERHITUNGAN
KEKUATAN LAS KEKUATAN RANGKA
PENGUMPULAN DATA
SELESAI
23
24
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap.
Adapun tahap penelitian sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
Tahap persiapan ini meliputi pengajuan judul penelitian, penyusunan
proposal, permohonan penelitian beserta konsultasi permasalahan kepada
dosen pembimbing.
b. Tahap penelitian
Tahap penelitian meliputi kegiatan yang berlangsung di lapangan yakni
membuat rangka mesin/alat untuk modifikasi camshaft sepeda motor,
pengambilan data dari eksperimen maupun dokumentasi kegiatan ini
merupakan kelanjutan setelah tahap persiapan dan dilaksanakan pada
bulan Oktober 2021.
c. Tahap penyelesaian
Tahap penyelesaian meliputi kegiatan analisis data dan penyusunan
laporan, kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Desember 2021.
25
Pengambilan dan pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dari bulan
September sampai dengan bulan Desember 2021 dengan time schedule sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Time Schedule Penelitian
d. Meteran Saku
Meteran biasa digunakan untuk mengukur panjang pada benda kerja
misalkan Untuk mengukur rangka mesin
Gambar 3. 6 Meteran
e. Palu Besi
Palu Besi biasa dipakai dalam proses pemasangan paku atau untuk
memperbaiki benda tertentu,misalkan untuk membuang kerak sisa
pengelasan
f. Mesin Las
Mesin Las listrik adalah proses pengelasan yang memanfaatkan sumber
panas dari energi listrik,energi yang diterima mesin las dan diubah menjadi
energi panas.Misalkan untuk menyambungkan beberapa komponen
g. Elektroda Las
Suatu benda yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan
listrik.Contohnya sebagai material pengisi pada proses pengelasan
Penjelasan desain :
30
31
4.2 Perhitungan
1. Peritungan kekutan rangka besi hollow 3cm x 3 cm x 2mm
Perhitungan ini dilakukan secara teoritis berdasarkan data yang sudah
ada,untuk mengetahui kekuatan bahan yang digunakan.Dihitung secara teoritis
bahan yang digunakan layak untuk pembuatan rangka penyimpanan barang tersebut
yaitu menghitung tegangan pada rangka, Tegangan yang terjadi pada rangka adalah
tegangan bengkok. Rumus mencari tegangan bengkok:
32
𝑴𝒃
b =
𝑾𝒃
𝒇.𝒍
Mb =
𝟐
keterangan simbol berikut :
b = Tegangan lengkung/bengkok
Mb = Momen bengkok
Wb = Momen tahanan bengkok
f: beban komponen-komponen yang di terima oleh rangka sekitar (f = 42 kg),
karena beban rangka ditahan oleh 4 potong rangka maka f = 42: 4 = 10,5 kg, l
panjang rangka (l = 150 mm)
𝑓.𝑙
Mb =
2
10,5.150
Mb =
2
= 787,5 kg.mm
Jadi, momen bengkok yang terjadi pada rangka yaitu 787,5 kg.mm. momen
bengkok ini sebagai dasar untuk menentukan tegangan bengkok yang terjadi pada
rangka.
Setelah momen bengkok maksimal sudah diketahui kemudian mencari
momen tahanan bengkok untuk bahan yang digunakan untuk membuat rangka.
Bahan yang digunakan untuk membuat rangka yaitu baja karbon dengan ukuran 30
x 30 x 2mm. Berikut adalah penghitungan untuk mencari momen tahanan bengkok
untu penampang segiempat berlubang:
1
(𝑏.ℎ3 −𝑏1.ℎ13 )
6
Wb =
ℎ
1
(30.303 −28.283 )
6
Wb =
30
1
(810.000−614,656)
6
=
30
1
(195.344)
6
=
30
33
32.557,33
=
30
= 1085,2 mm3
𝑀𝑏
b =
𝑊𝑏
787,5
b =
1085,2
= 0,72kg/mm2
= 7,2 N/mm2
𝑏 360
b ijin = = = 10,5 N/mm2
𝑠𝑓 34,2
Sehingga di dapat σ𝑏<σ𝑏 ijin (rangka aman untuk menopang beban komonen-
komponen rangka)
sambungan antara rangka dengan rangka lainnya ada 20 titik pengelasan, maka
beban keseluhan dibagi 20 yaitu 42 : 20 = 2,1 kg.
Mencari panjang las bersih,
Tebal las = 2 mm
𝑡
BD = a =
√2
𝟐
=
√𝟐
2
=
1,414
= 1,4144 mm
= 20 – 2.2.1,4144
= 14,3 mm
F = m.g
= 2,1.10
= 21 N
𝑓
=
√2.𝑡.𝑙
21
=
√(2)2.14,3
21
=
7,6
= 2,76 N/mm2
Jadi, tegangan geser yang terjadi pada las yaitu 2,763 N/𝑚𝑚2. Dari tegangan
geser yang diijinkan untuk bahan jenis ST37 yang memiliki tegangan geser
maksimal 240 N/𝑚𝑚2, dengan angka keamanan (sf) untuk beban kejut yaitu
34,2N/𝑚𝑚2
35
ijin =
𝑠𝑓
240
=
34,2
= 7 N/mm2
Sehingga 𝑡𝑔penampang las < 𝑡𝑔ijin (kekuatan sambungan las antara rangka
aman untuk menahan beban seluruh barang).
3. Peritungan kekutan rangka besi hollow 3cm x 3 cm x 4 mm
Perhitungan ini dilakukan secara teoritis berdasarkan data yang sudah
ada,untuk mengetahui kekuatan bahan yang digunakan.Dihitung secara teoritis
bahan yang digunakan layak untuk pembuatan rangka penyimpanan barang tersebut
yaitu menghitung tegangan pada rangka, Tegangan yang terjadi pada rangka adalah
tegangan bengkok. Rumus mencari tegangan bengkok:
𝑀𝑏
b = 𝑊𝑏
𝑓.𝐼
Mb = 2
10,5.150
Mb = 2
=787,5 kg.mm
Jadi, momen bengkok yang terjadi pada rangka yaitu 787,5 kg.mm. momen
bengkok ini sebagai dasar untuk menentukan tegangan bengkok yang terjadi pada
rangka.
36
1
(30.303 −26.263 )
6
Wb =
30
1
(810.000−456.976)
6
=
30
1
(353,024)
6
=
30
58.837,3
=
30
= 19,6 mm2
𝑀𝑏
b =
𝑊𝑏
787,5
b =
19,6
= 40,1 N/𝑚𝑚2.
𝑏 360
b ijin = = = 10,5 N/mm2
𝑠𝑓 34,2
37
Sehingga di dapat σ𝑏>σ𝑏 ijin (rangka aman untuk menopang beban komonen-
komponen rangka)
4
=
√𝟐
4
=
1,414
= 2,82 mm
= 20 – 2.4.2,82
= 2,56 mm
F = m.g
= 2,1.10
= 21 N
𝑓
=
√2.𝑡.𝑙
21
=
√(2).4.2,56
21
=
4,52
= 4,64 N/mm2
Jadi, tegangan geser yang terjadi pada las yaitu 4,64 N/𝑚𝑚2. Dari tegangan
geser yang diijinkan untuk bahan jenis ST37 yang memiliki tegangan geser
maksimal 240 N/𝑚𝑚2, dengan angka keamanan (sf) untuk beban kejut yaitu
34,2N/𝑚𝑚2
ijin =
𝑠𝑓
240
=
34,2
= 7 N/mm2
Sehingga 𝑡𝑔penampang las < 𝑡𝑔ijin (kekuatan sambungan las antara rangka
aman untuk menahan beban seluruh barang).
5. Faktor keamanan (Sf)
Faktor keamanan Sf adalah suatu hal yang sangat penting dalam perencanaan
struktur secara keseluruhan. Analisis faktor keamanan banyak digunakan pada
proses membandingkan antara tegangan dengan kekuatan untuk menaksir angka
keamanannya.
𝒑
Sf =
Dimana :
Sf = safety factor
p = Tegangan yang dijinkan
= Tegangan yang bekerja
240
Sf =
7
=34,2 N/mm2
39
45
40 40,1
35
30
Tgangan
25
20
15
10
7,2
5
0
Besi 3x3x2 besi 3x3x4
Series 1
(Sumber:Data Pribadi)
3 2,82
2,5
2
Las Busur
1,4144
1,5
0,5
0
Besi 3x3x2 besi 3x3x4
Series 1
Grafik di atas menunjukan nilai perbedaan sambungan las besi hollow 3x3x2
mm memperoleh nilai 1,4144 mm dan besi hollow 3x3x4 memperoleh nilai 2,82
mm,
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada BAB IV dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Rencana rangka yang dibuat ada beberapa bagian yaitu rangka bagian atas,
dan rangka bagian bawah dengan menggunakan bahan besi hollow ukuran
3x3x 2mm.
2. Dalam perhitungan kekuatan bahan dilakukan secara teoritis dengan
menghitung tegangan bengkok.
3. Dari hasil perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa bahan tersebut aman
untuk digunakan dalam pembuatan rangka mesin/alat modifikasi
camsfaht(sepeda motor).
4. Penelitian ini hanya membahas perancangan rangka berdasarkan analisis
kekuatan rangka dan kelayakan sambungan las.
5.2 Saran
Rancang bangun rangka mesin/alat untuk memodifikasi camshaft sepeda
motor ini masih lebih jauh dari kata sempurna, baik dari segi kualitas, bahan, dan
penampilan.
41
42
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Y., Delly, J., Sawaludin, L., Murila, S., & Solihin, D. (2017).
Perancangan Mesin Poles Serba Guna (Modifikasi Camshaft/Noken As).
ENTHALPY, 2(2).
Surdia, T., & Saito, S. (1995). Pengetahuan Bahan Teknik, Cetakan ketiga. PT.
Pradnya Paramita, Jakarta, Hal, 285–336.
43
LAMPIRAN 1
44
LAMPIRAN 2
45
LAMPIRAN 3
46
LAMPIRAN 4