Anda di halaman 1dari 9

BAB 3

Operasi Pompa

3.1 Karakteristik Ideal dan Aktual Pompa


Karakteristik pompa adalah suatu gambar kurva yang menunjukkan
hubungan antara performance2 pompa, misal : Head, Kapasitas, Daya, Putaran
Efisiensi dll. Pada bab 2 telah dibahas head yang dihasilkan pompa centrifugal,
namun pada kenyataan head fungsi kapasitas tersebut tidak sesuai dengan grafik
idealnya. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
a. Karena melayani fluida viscous maka, terjadi kerugian akibat gesekan
sepanjang saluran yang dilewati (inlet, impeller, volute, difuser dll).
b. Jumlah sudu yang terbatas menyebabkan adanya sirkulasi aliran di
dalam impeller, sehingga sudut aliran keluar akan terdeviasi (adanya
slip faktor).
c. Mengingat arah aliran dari arah aksial menuju ke arah radial maka
terdapat kerugian hidrolis akibat belokan mendadak.
d. Separasi aliran pada daerah suction side pada saat kapasitas besar dan
separasi pada pressure side pada kapasitas rendah.

Perbandingan antara head ideal dengan aktual dapat dilihat pada gambar
dibawah :

Gambar 3.1 Karakteristik Pompa Sentrifugal Ideal-Actual


PT PLN (PERSERO) JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 25
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PADANG
3.2 Karakteristik Pipa (Sistem)

Gambar 3. 2 Karakteristik pipa akibat proses throtling

3.3 Karakteristik Pompa Centrifugal :


Menurut penggunaanya karakteristik pompa dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Karakteristik utama
b. Karakteristik kerja
c. Karakteristik universal.

a. Karakteristik Utama

Gambar 3.3 Karakteristik Utama Pompa Centrifugal

PT PLN (PERSERO) JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 26


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PADANG
b. Karakteristik Kerja

Gambar 3.4 Karakteristik Kerja Pompa Centrifugal

Karakteristik Kerja pada berbagai kondisi instalasi :

(b)
(a)

(c)

Gambar 3.5 Karakteristik Kerja yang diplotkan dengan Karakteristik Pipa


Head Statik nol
Head Statik Positip (Suction Lift)
Head Statik Negatip (Suction Head)
PT PLN (PERSERO) JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 27
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PADANG
c. Karakteristik Universal
Gabungan antara karakteristik kerja dengan karakteristik utama

Gambar 3.6 Karakteristik Universal Pompa Centrifugal

Gambar 3.7 Perubahan Karakteristik Akibat Viskositas dan Putaran Berbeda

PT PLN (PERSERO) JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 28


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PADANG
3.4 Operasi Paralel dan Operasi Seri

Jika head atau kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai dengan satu
pompa saja, maka dapat digunakan dua pompa atau lebih yang disusun secara seri
atau paralel .
Gambar. 3.8. diperlihatkan kurva head-kapasitas dari pompa-pompa yang
mempunyai unjuk kerja yang sama dan dipasang secara seri atau paralel. Dalam
gambar ini kurva untuk satu pompa tunggal diberi tanda (1) dan untuk susunan
seri yang terdiri dari dua buah pompa diberi tanda (2). Harga kurva (2) diperoleh
dari harga head kurva (1) dikalikan dua untuk kapasitas Q yang sama. Kurva
untuk susunan paralel yang terdiri dari dua pompa, diberi tanda (3). Harga
kapasitas Q kurva (3) ini diperoleh dari harga kapasitas pada kurva (1) dikalikan
dua untuk head yang sama.

Gambar 3.8 Operasi seri dan paralel dari pompa dengan karakteristik sama.

Dalam gambar diatas ditunjukkan pula tiga buah kurva karakteristik pipa
(head-kapasitas sistem), yaitu R1, R2 dan R3. Kurva R3 menunjukkan tahanan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan R2 dan R1.
Jika sistem mempunyai kurva head-kapasitas R3, maka titik kerja pompa
(1) akan terletak di (D). Jika pompa ini disusun seri sehingga menghasilkan kurva
(2) maka titik kerjanya akan berpindah ke (E). Disini terlihat bahwa head di titik

PT PLN (PERSERO) JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 29


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PADANG
(E) tidak sama dengan dua kali lipat head di titik (D), karena ada perubahan
(berupa kenaikkan) kapasitas.
Sekarang jika sistem mempunyai kurva head-kapasitas R1, maka titik
kerja pompa (1) akan terletak di (A). Jika pompa ini disusun paralel sehingga
menghasilkan kurva (3) maka titik kerjanya akan berpindah ke (B). Disini terlihat
bahwa kapasitas di titik (B) tidak sama dengan dua kali lipat kapasitas di titik (A),
karena ada perubahan (kenaikkan) head sistem.
Jika sistem mempunyai kurva unjuk kerja seperti R2, maka laju aliran
akan sama untuk susunan seri maupun paralel. Namun jika unjuk kerja adalah
seperti R1 dan R3, maka akan diperlukan pompa dalam susunan paralel atau seri.
Susunan paralel pada umumnya diperlukan untuk aliran besar, dan susunan seri
untuk head yang tinggi pada titik operasi.Untuk susunan seri, karena pompa ke
dua menghisap fluida bertekanan dari pompa pertama, maka perlu perhatian
khusus dalam hal kekuatan konstruksi dan kerapatan terhadap kebocoran dari
rumah pompa.
Pompa-pompa yang berbeda unjuk kerjanya dapat pula bekerjasama
secara paralel. Hal ini diperlihatkan dalam gambar 3.9. dimana pompa (1)
mempunyai kapasitas kecil dan pompa (2) mempunyai kapasitas besar. Jika
keduanya dipasang secara parallel maka akan menghasilkan kurva unjuk kerja (3).
Disini, untuk kurva head-kapasitas system R1 akan dicapai titik operasi parallel di
(C) dengan laju aliran total sebesar Q. Dalam keadaan ini pompa (1) beroperasi di
titik (D) dengan kapasitas Q1 dan pompa (2) beroperasi di titik (E) dengan
kapasitas aliran Q2. Laju aliran total Q = Q1 + Q2

Gambar.3.9 Operasi paralel dari pompa-pompa dengan unjuk kerja yang berbeda.

PT PLN (PERSERO) JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 30


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PADANG
Apabila kurva head-kapasitas sistem naik lebih curam dari pada R2, maka pompa
(1) tidak dapat lagi menghasilkan aliran keluar, karena head yang dimiliki tidak
cukup tinggi untuk melawan head sjstem. Bahkan jika head system lebih tinggi
dari pada head pompa, aliran akan membalik masuk ke dalam pompa (1). Untuk
mencegah aliran balik ini pompa perlu dilengkapi dengan katup cegah (check
valve) pada pipa keluarnya. Kondisi seperti ini pada umumnya tidak dikehendaki.
Jadi untuk operasi parallel sebaiknya dipakai pompa-pompa dengan head tertutup
(shut-off head) yang tidak terlalu berbeda.
Gambar.3.10 memperlihatkan unjuk kerja susunan seri dari dua pompa
yang mempunyai unjuk kerja yang berbeda. Kurva (1) merupakan unjuk kerja
operasi ke dua pompa dalam susunan seri.

Gambar.3.10 Operasi seri dari pompa-pompa dengan unjuk kerja yang berbeda

Jika sistem pipa mempunyai kurva unjuk kerja R1, maka titik operasi
dengan pompa susunan seri akan terletak di (C). Dalam keadaan ini pompa (1)
bekerja di titik (D) dan pompa (2) di titik (E). Untuk sistem yang mempunyai

PT PLN (PERSERO) JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 31


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PADANG
kurva unjuk kerja R2, kerja seri antara pompa (1) dan pompa (2) tidak
dikehendaki. Disini head pompa (1) menjadi negatip, sehingga akan menurunkan
head pompa (2). Jadi untuk kurva sistem yang lebih rendah dari R2 lebih baik
dipakai pompa (2) saja.

Karakteristik kerja dari instalasi yang tidak stabil.

Gambar 3.11 Contoh Karakteristik Kerja yang Tidak Stabil

Apabila pompa bekerja dengan karakteristik pipa seperti pada kurva A,


maka titik kerja pompa terletak di titik KA. Selanjutnya bila head statis sistem naik
akibat kenaikan permukaan permukaan air pada discharge reservoir, maka
karakteristik pipa berubah menjadi kurva B. Kondisi ini membuat perpotongan
antara karakteristik pompa dengan pipa (sistem) terdapat di dua tempat. Hal inilah
yang menyebabkan pompa bekerja pada kondisi yang tidak stabil dan hal ini dapat
mengakibatkan surjing.
Surjing adalah suatu penomena dimana pompa menghasilkan tekanan yang
berfluktuasi akibat head yang dihasilkan pompa tidak stabil.

PT PLN (PERSERO) JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 32


UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PADANG
PT PLN (PERSERO) JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 33
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PADANG

Anda mungkin juga menyukai