“MOTIVASI”
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
Pengantar Manajemen mengenai Motivasi. Kami sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
Pengantar Manajemen tentang Motivasi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka managing people, pemotivasian subordinasi merupakan satu
dimensi penting yang harus diperhatikan oleh manajer. Sebab sinergi dari suatu
organisasi datang dari motivasi pekerjanya. Motivasi sebagai satu elemen dasar
dalam fungsi manajemen dan sering dimasukkan sebagai satu elemen dari
pemimpinan sehingga disebut sebagai leading through motivation, dimaksudkan
agar orang-orang melalui siapa manajer mencapai tujuan termotivasi melakukan
berbagai usaha untuk mencapai tujuan. Memotivasi orang lain berarti mengajak
subordinasi untuk bekerja keras apabila ia tidak memahami apa yang menjadi
kebutuhan bawahannya. Dengan demikian keberhasilan mendorong bawahan
melalui pemahaman motivasi yang ada diluar diri pegawai akan sangat membantu
mencapai produktivitas kerja yang optimal. Makin faham manajer akan hal-hal
yang memotivasi subordinasi mereka dan cara berfungsinya motivasi itu, dan
makin mereka ungkapkan pemahaman tersebut dalam melaksankan aktiviatas
manajemen mereka, semakin besar pula kemungkinan bagi bagi mereka untuk
menjadi manajer yang efektif. Sebab orang-orang cenderung mengikuti mereka
yang dipandang sebagai sarana untuk memuaskan tujuan pribadi mereka. Untuk itu
manajer atau pimpinan harus konsentrasi dan mampu mengidentifikasi apa yang
memotivasi anggota dari tim. Kemampuan manajer mengidentifikasi motivasi yang
tumbuh dalam diri bawahan merupakan satu faktor yang menentukan keberhasilan
manajer melaksanakan fungsi pemimpinan.
Para ahli memandang motivasi itu bersumber dari dalam diri seseorang atau
faktor internal. Sedangkan penulis lainnya memandang bahwa motivasi timbul dari
sumber-sumber di luar seseorang atau faktor eksternal.semua itu tergantung dari
mana suatu kegiatan dimulai. Motivasi internal yang berasal dari diri seseorang
didukung oleh teori hierarki kebutuhan Abraham Moslow dan motivasi berprestasi
dari McClelland. Sedangkan motivasi eksternal didukung oleh teori McGregor dan
Herzberg.
Motivasi Internal
Motivasi internal timbul dari dalam diri seseorang. Kebutuhan dan keinginan
seseorang akan mendorongnya berperilaku untuk mewujudkan kebutuhan
dan keinginannya. Dalam suatau oragnisasiMotivasi internal dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
Motivasi Fisiologis, yaitu motivasi alamiah seperti lapar, haus dan
seks.
Motivasi Psikologis, seperti motivasi kasih saying, motivasi
mempertahankan diri, dan motivasi memperkuat diri.
Motivasi Eksternal
Motivasi eksternal adalah motivasi yang berasal dari luar diri seseorang.
Berikut merupakan pengertian motivasi dari beberapa ahli:
T. Hani Handoko
Motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai
tujuan.
Henry Simamora
Motivasi adalah sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa
upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada
gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.
Soemarmo
Motivasi merupakan sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai
oleh dorongan efektif atau reaksi-reaksi pencapaian tujuan.
Pendekatan tradisional
Menurut pendekatan ini motivasi seseorang didorong oleh keinginan
nya untuk memperoleh gaji.
Pendekatan hubungan manusiawi (human relation)
Pendekatan ini mengatakan bahwa motivasi seseorang di dorong oleh
keinginan nya untuk berinteraksi dengan orang lain.
Pendekatan human resource management
Pendekatan ini mengatakan kepentingan karyawan harus
diperhitungkan.
Teknik terhadap pendekatan motivasi kerja:
Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang
merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan,
oksigen, tidur dan sebagainya.
Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan
yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini
meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan
kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak
lagi bekerja.
Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka
akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana
interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan
dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik,
rekreasi bersama dan sebagainya.
Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi
seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas
kerja seseorang.
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi.
Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang
sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan,
keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi
diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang
mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan
aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan
keahliannya.
Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada
pada diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang
dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik
daripada yang lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga
kebutuhan menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 85) yaitu :
Teori ini masih banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer bahwa anggapn-
anggapan itu benar dan banyak sifat-sifat yang diamati perilaku manusia, sesuai dengan
anggapan tersebut teori ini tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan yang terjadi pada
orgaisasi. Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab dengan teori yang berdasarkan pada
kenyataannya.
Usaha fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain atau
istirahat.
Rata-rata manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya
menerima tetapi mencari tanggung jawab.
Ada kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya imajinasi untuk
memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh
pegawai.
Pengendalian dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan
tercapainya tujuan organisasi.
d) Teori Motivasi dari Herzberg
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering
disebut dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan
faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja.
Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi
seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang
sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi,
penghargaan dan tanggung jawab.
Kelompok faktor kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai sumber
kepuasan kerja justru sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi
kerja, hubungan antar pribadi, teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan
mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja.
Faktor ”iklim baik” tidak akan menimbulkan motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini
akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.
Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai tambahan terhadap proses kemajuan
pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu, jika seseorang terus-menerus
terhambat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan menyebabkan individu
tersebut mengarahkan pada upaya pengurangan karena menimbulkan usaha untuk
memenuhi kebutuhan yang lebih rendah.
Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang penting bagi manajer
tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dari
seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan nampak terkendali, mungkin karena
kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini harus menjadi perhatian utama manajer untuk
mencoba mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi
kebutuhan akan keterkaitan atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG Aldefer
mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna
memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan.
Dalam menerapkan praktenya ada beberapa tantangan yang sering dihadapi seperti:
Kebutuhan sangat berbeda pada setiap orang, dengan adanya kebutuhan yang
berbeda maka penerapan teori motivasi juga harus berbeda
Cara menterjemahkan kebutuhan ke dalam tindakan secara individu juga
berbeda dengan adanya perbedaan ini maka cara pandang individu dalam hal
menilai kebutuhan juga berbeda
Orang tidak selalu bertindak menurut kebutuhan Ada orang yang bekerja tidak
untuk memenuhi kebutuhan tetapi hanya mengisi waktu luang sehingga
motivasinya juga berbeda.
Reaksi kepuasan seseorang terhadap pemenuhan akan kebutuhan atau tidak
terpenuhi kebutuhannya akan berbeda. Ada seseorang yang cukup puas
dengan terpenuhinya kebutuhan pshysiological tetapi ada yang tidak.
Untuk menentukan alat motivasi yang paling tepat, sulit karena keinginan
setiap individu karyawan tidak sama.
Kemampuan perusahaan terbatas dalam menyediakan fasilitas dan insetif.
Manager sulit mengenai motivasi kerja setiap individu karyawan.
Manager sulit memberikan insentif yang adil dan layak.
Materil Insentif
Alat motivasi yang diberikan itu berupa uang dan atau barang yang mempunyai nilai
pasar, jadi memberikan kebutuhan ekonomis. Misalnya : Kendaraan, Rumah, dan
lain-lain.
Nonmaterial Insentif
Alat motivasi yang diberikan itu berupa barang/benda yang tidak ternilai, jadi hanya
memberikan kepuasan/kebanggaan rohani saja. Misalnya: Medali, Piagam, Bintang
Jasa dan lain-lain.
Alat motivasi yang diberikan itu berupa materil (uang dan barang) dan nonmateril
(medali, piagam), jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan kepuasan/ kebanggaan
rohani.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran