Anda di halaman 1dari 12

B.

Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Anak dengan Demam

Berdarah Dengue

I. Pengkajian

1. Data Subyektif

a. Identitas

1) Identitas Klien

Nama :

Umur/Tanggal lahir : DBD paling sering menyerang

anak-anak dengan usia kurang dari

15 tahun (Hadinegoro, 2011)

Jenis Kelamin : Secara keseluruhan tidak terdapat

perbedaan pada penderita DBD.

Tetapi kematian lebih sering

ditemukan pada perempuan daripada

laki-laki (Hadinegoro, 2011)

Tanggal MRS :

Diagnosa Medis :

2) Identitas Orang tua

Nama Ayah/Ibu :

Usia ayah/ibu :

Pendidikan ayah/ibu :

Pekerjaan ayah/ibu :
Agama :

Suku/bangsa :

Alamat :

b. Riwayat Kesehatan klien

1) Riwayat Kesehatan sekarang

a) Keluhan Utama

Demam, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mualdan muntah

dannafsu makan menurun.(Matondang,dkk;2013)

b) Riwayat perjalanan penyakit

Didapatkan adanya keluhan panas mendadak dengan disertai

menggigil dan saat demam kesadaran Compos Mentis.Turun

nya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7, kondisi semakin

lemah.Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri

telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit

kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati, serta adanya

manifestasi perdarahan pada kulit. (Hadinegoro, 2011)

2) Riwayat kesehatan yang lalu

a) Riwayat kehamilan dan kelahiran

b) Riwayat Imunisasi

c) Riwayat Alergi

d) Riwayat penyakit yang pernah di derita


Tidak ada hubungan antara penyakit yang pernah diderita

dahulu dengan penyakitDBD yang dialami sekarang, tetapi

kalau dahulu pernah menderita DBD, penyakit itubisa

terulang dengan strain yang berbeda (Matondang,dkk;2013).

e) Riwayat operasi/pembedahan

f) Riwayat tumbuh kembang

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

1) Riwayat penyakit menular

Riwayat adanya penyakit DBD didalam keluarga yang lain

(yang tinggal didalam satu rumah atau beda rumah dengan jarak

rumah yang berdekatan) sangat menentukan karena penyakit ini

dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aegypti

(Matondang,dkk;2013).

2) Riwayat penyakit menurun

3) Riwayat penyakit menular


d. Pola Fungsional Kesehatan

Kebutuhan Dasar Keterangan


Penurunan nafsu makan, mual
Pola Nutrisi
muntah, haus, sakit saat menelan.

(Hadinegoro, 2011)
Konstipasi, penurunan berkemih,

Pola Eliminasi melena, hematuri, (tahap lanjut).

(Hadinegoro, 2011)
Kelelahan, kesulitan tidur, karena

Pola Istirahat demam/ panas/ menggigil

(Hadinegoro, 2011)
Upaya keluarga untuk menjaga

kebersihan diri dan lingkungan

cenderung kurang terutama untuk


Pola Personal Hygiene
membersihkan tempat sarang

nyamuk aedes aegypti. (Hadinegoro,

2011)
Pola Aktivitas Keluhan lemah (Hadinegoro, 2011)

e. Riwayat psikososiokultural spiritual

1) Komposisi, fungsi dan hubungan keluarga (Genogram)

2) Keadaan lingkungan rumah dan sekitar

Sering terjadi pada daerah yang padat penduduknya dan

lingkumgan yang kurang bersih (seperti yang mengenang dan

gantungan baju yang ada kamar) (Hadinegoro, 2011).

3) Kultur dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan


2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

Kesadaran:

Tanda Tanda Vital

Tekanan Darah :

Nadi :

Pernafasan :

Suhu : Pada penderita DBD suhu badan 39-40ºC

(Depkes, RI, 2003)

Antropometri : Tinggi badan

BB sebelum sakit :

BB Saat ini :

b. Pemeriksaan Fisik

Kulit : Tampak bintik merah pada kulit (peteki)

(perawatan anak sakit, EGC, 2016)

Kepala : Nyeri kepala atau pusing, tidak ada

benjolan/massa (perawatan anak sakit,

EGC, 2016)

Wajah : Tidak oedem (varney,2016)

Mata : tidak oedem pada palpebra Sklera jenih,

konjungtiva warna merah muda, (varney,

2016).
Telinga : Posisi telinga garis lurus terhadap

mata(Varney, 2016)

Hidung : Sesak, perdarahan melalui hidung

(epistaksis), pernapasan dangkal,

tachypnea, (EGC, 2016)

Mulut : Selaput mukosa kering (perawatan anak

sakit, EGC, 2016)

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan

kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena

jugularis.

Dada : Pergerakan dada simetris, nyeri ulu hati

(Matondang,dkk;2013)

Abdomen : heptomegali, distensi, asites Teraba

adanya pembesaran hati dan limpa

(perawatan anak sakit, EGC, 2016 )

Genetalia eksterna : Tidak oedem

Anus : tidak ada haemoroid

Ekstremitas : simetris, tidak oedem

c. Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan Laboratorium :

a) Pemeriksaan darah (Hadinegoro, 2011)


1) Tromobositopenia (<100.000/ul) dan

hemokonsentrasi (nilai hematokrit lebih dari 20% dari

normal) merupakan gejala laboratories untuk

menegakkan diagnosis DBD

b) Pemeriksaan urine (Hadinegoro, 2011)

2) Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui

keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.

( Hadinegoro, 2011)

3) Pemeriksaan USG : Pada USG didapatkan hematomegali dan

splenomegal (Hadinegoro, 2011)

4) Pemeriksaan diagnostik lainnya : Foto thorax ; pada foto thorax

dijumpai efusi pleura (Hadinegoro, 2011)

I. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosis : Anak usia………tahun, dengan Demam Berdarah Dengue

Masalah : Kurang minum, tidur terganggu dan lemas

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL

Menurut Soegijanto (2016) akibat dari DBD, dapat terjadi:

1) Peningkatan suhu tubuh yang berlangsung selama 2-7 hari


2) Manifestasi perdarahan

3) Hepatogemali

4) Renjatan (syok), nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun

(<20mmHg) atau nadi tak teraba, kulit dingin, dan anak gelisah.

5) Dengue Syok Syndrome ( DSS)

6) Hipertermi

III. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA

1. Tirah baring

2. Berikan kompres hangat

3. Minum banyak 1,5-2 liter perhari dengan air, gula atau susu.

4. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak

5. (Penyakit infeksi tropic pada anak, EGC, 2016)

IV. INTERVENSI

1. Observasi tanda-tanda vital

R/ : Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan

umum pasien.

2. Kaji suhu tubuh pasien.

R/ : Mengetahui peningkatan suhu tubuh, memudahkan intervensi

3. Beri kompres air hangat.

R/: Mengurangi panas dengan pemindahan panas secara konduksi. Air

hangat mengontrol pemindahan panas secara perlahan tanpa

menyebabkan hipotermi atau menggigil.


4. Berikan/anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari

(sesuai toleransi).

R/: Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.

5. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah

menyerap keringat.

R/: Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap

keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.

6. Observasi intake dan outputtiap 3 jam sekali atau sesuai indikasi.

R/: Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan

cairan dan elektrolit dalam tubuh.

7. Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai

program.

R/: Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh

yang tinggi. Obat khususnya untuk menurunkan panas tubuh pasien.

V. IMPLEMENTASI

Pelaksanaan dilakukan dengan efisiensi dan aman sesuai dengan rencana

asuhan yang telah disusun. Pelaksaaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh

bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan

lainnya.

VI. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang kebersihan dan kefektifan asuhan

kebidanan yang telah dilakukan.Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk

SOAP.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue

haemorrhagic fever/ DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus

dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang

disertai lekopenia, ruam, limfoadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik.

Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi

(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.

B. Saran

Mahasiswa kebidanan diharapkan mengetahui dan memahami berbagai

macam kelainan patofisiologi pada anak. Selain itu, agar dapat memberikan

asuhan kebidanan yang tepat pada anak untuk meminimalkan resiko serta

memperkecil agar tidak terjadi komplikasi yang lebih parah. Dengan

memahaminya tentu akan lebih mudah dalam menerapkannya dalan kehidupan

secara nyata.

DAFTAR PUSTAKA
Rampengan, T. H. (2016). Penyakit infeksi tropik pada anak. Edisi II. Jakarta :
EGC.

Prawihardjo, Sarwono. 2016. Ilmu kebidanan. Jakarta : EGC

Hadinegoro SRH, Soegijanto S, Wuryadi S, Suroso T, editors. Tatalaksana


demam berdarah dengue di Indonesia. 4th ed. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan; 2011.

Matondang, AV, Djoko Widodo, dkk. The correlation between thrombopoietin


and platelet count in adult dengue viral infection patients. Acta Med
Indonesia J Intern Med. 2004. Vol 36(2) page 62-69.

Nanny, Vivian.2013.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:Salemba  


Medika.

Alimul, A.Aziz. 2008PengantarIlmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan


Kebidanan, Jakarta : Salemba Medika

Marmi S.ST. 2015. AsuhanNeonatus. Jakarta :Erlangga medical seris

Anda mungkin juga menyukai