Anda di halaman 1dari 1

Nama : Ulfa Tri Novitasari

NPM : 21801032068
Kelas : Agribisnis 6C

Resume Jurnal
Ekonomi Islam didirikan sebagai ungkapan dari filsafat kehidupan. Filsafat ekonomi
Islam didasarkan pada beberapa pondasi. Pertama, Tauhid sebagai pondasi paling mendasar,
menyiratkan penyerahan diri secara penuh kepada Allah SWT. Kedua, Risalah yang dibawa
oleh Rasulullah Saw. Ketiga, akhirat dan pertanggungjawaban atas kegiatan ekonomi yang
dilakukan di dunia. Keempat, kesejahteraan untuk hidup lebih baik. Kesejahteraan dan
keadilan merupakan pondasi penting dalam ekonomi Islam, sehingga seluruh kegiatan
ekonomi ditujukan untuk mencapainya. Menurut Islam kesejahteraan meliputi dari materi dan
non materi. Islam mengajarkan bahwa harta bukan satu-satunya indikator kesejahteraan
karena harta hanya alat yang digunakan untuk tujuan beribadah kepada Allah SWT.
Konsep kesejahteraan yang dijadikan tujuan dalam ekonomi konvensional ternyata
kontroversial, karena dapat didefinisikan banyak pengertian. Salah satunya pengertian murni
materialis yang sama sekali menafikan keterkaitan spiritual atau sedikit singgungan aspek
spiritual. Sementara dalam perspektif Islam, semua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
manusia harus didasarkan pada tujuan kemaslahatan kebaikan umat manusia. Tujuan hidup
bukan untuk mengkonsumsi, tapi konsumsi merupakan konsekuensi dari hidup. Kegiatan
konsumsi baik karena keinginan maupun kebutuhan harus didasarkan pada kemampuan baik
jiwa, raga, maupun keuangan.
Konsep kesejahteraan konvensional berorientasi pada materi dan kepentingan pribadi
dianggap tidak sesuai dengan tujuan ekonomi Islam dan tujuan syariah (Maqashid al-
syari’ah). Konsep kesejahteraan dalam ekonomi Islam disebut sebagai Mashlahah.
Mashlahah merupakan konsep yang kuat meliputi seluruh aspek kehidupan, baik ekonomi
individu dan kolektif dan sangat relevan dengan pencapaian kesejahteraan sosial masyarakat
serta sesuai dengan tujuan syariah. Hal ini sesuai dengan rasionalitas Islam bahwa setiap agen
ekonomi ingin meningkatkan maslahah yang diperolehnya.
Dilihat dari sisi kesejahteraan financial, pegawai di bank Syariah rata-rata
pendapatannya lebih kecil dibandingkan pegawai bank konvensional, tetapi pegawai bank
syariah tetap bersyukur. Sedangkan jika dibandingkan antara pegawai bank syariah sebelum
bekerja dengan setelah bekerja di bank syariah dari sisi kesejahteraan non financial, bisa
dipastikan pegawai bank syariah lebih sejahtera dikarenakan mengalami peningkatan dari sisi
ibadahnya, baik berupa ibadah shalat wajib, shalat sunnah, puasa wajib, dan puasa sunnah.

Anda mungkin juga menyukai