Anda di halaman 1dari 4

Nama: Satria Adi Wijaya

Nim: 043133302
Prodi: Manajemen
Kelas: 1B
“Bagaimana”Konsep Kepemimpinan yang berorientasi pada Pancasila sebagai dasar dan
falsafah bangsa serta UUD 1945 sebagai konstitusi negara”
Kepemimpinan itu harus didasarkan pada nilai-nilai pancasila dimana seorang
pemimpin adalah pemimpin yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam
kepemimpinannya baik itu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan. Kepemimpinan itu adalah kepemimpinan yang religius dan
melaksanakan hal-hal yang harus diperbuat yang diperintahkan Tuhannya, dan menjauhkan
diri dari setiap larangan Tuhannya dan mendahulukan kepentingan umum diatas
kepentingam pribadi. Kepemimpinan pancasila adalah kepemimpinan yang memiliki jiwa
pancasila, yang memiliki wibawa dan daya mampu untuk membawa serta memimpin
masyarakat lingkungannya kedalam kesadaran kehidupan bermasyarakat dan kenegaraan
berdasarkan pancasila sebagai dasar dan falsafah negara dan UUD 1945 sebagai konstitusi
negara. UUD 1945 memiliki dan memberikan landasan idil yang luhur dan kuat yang
mmapu mendorong masyarakat Indonsia untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan lahir
maupun batin ialah dasar falsafah pancasila yang tercantum dalam UUD 1945. Pancasila
juga sebagai paradigma yaitu kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir sebagai titik
tolak pandangan hidup, sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas serta arah
dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan serta proses dalam suatu bidang tertentu
termasukdalam bidang pembangunan, reformasi maupun pendidikan. Pancasila sebagai
dasar negara mengandung nilai-nilai dasar dari kearifan lokal Indonesia yang dijabarkan
ke dalam kelima sila. Oleh karena itu, setiap sila Pancasila mengandung nilai sekaligus
tujuan yang ingin dicapai bangsa ini kedepan dan pembangunan sebagai pengamalan
Pancasila. Korelasi antara nilai ideologi dan kepemimpinan pada sebuah bangsa adalah
hubungan antara sistem dan subsistemnya. Ideologi, dalam hal ini Pancasila sebagai
perwujudan citra diri bangsa sebagai sistem utama, sedangkan kepemimpinan sebagai
subsistem yang merupakan proses didalamnya dan keduanya tak dapat dipisahkan. Alat
utama bangsa dalam mencapai tujuan yang diinginkannya adalah pada proses
kepemimpinan yang berintikan adanya keinginan untuk bersama yaitu kesadaran bahwa
bangsa merupakan sebuah keutuhan yang terdiri dari berbagai komponen yang harus saling
menopang dan mendukung dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasional. Bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang menganut prinsip-prinsip demokrasi dalam pengelolaan negaranya
sebagaimana dituangkan dalam sila keempat dari Pancasila. Untuk itu, Pancasila sebagai
Pandangan hidup atau Weltanschaung, yaitu pandangan dunia atau way of life yaitu cara
menjalani kehidupan. Walaupun istilahnya berbeda, tetapi mempunyai arti yang sama.
Sebagai falsafah hidup atau pandangan hidup, Pancasila mengandung wawasan tentang
hakikat, asal, tujuan, nilai, dan arti dunia seisinya, terutama bagi manusia dan
kehidupannya baik secara perorangan maupun sosial secara general dalam
menjalankanprinsip-prinsip demokrasi dengan saling terintegrasi. Sehingga menjadi
falsafah kepemimpinan bangsa yang mencerminkan konsepsi menyeluruh dengan
menempatkan harkat dan martabat manusia sebagai faktor sentral dalam kedudukannya
yang fungsional terhadap segala sesuatu yang ada. Terimplementasinya secara baik nilai-
nilai Pancasila, akan mengukuhkan dengan tegas arah pencapaian cita-cita dan tujuan
nasional secara berkesinambungan dalam kehidupan yang senantiasa dinamis dan
mengalami berbagai modifikasi dalam pencapaiannya melalui perwujudan kepemimpinan
nasional yang mantap sebab seluruh proses yang ada dalam pengelolaan negara senantiasa
diilhami oleh nilai-nilai pancasila yang merupakan kerangka nilai yang subtantif dalam
kedudukannya sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia. Fenomena kebangsaan
yang terjadi saat ini adalah mandegnya mekanisme yang memungkinkan
terimplementasikannya nilai-nilai kepemimpinan pancasila dalam kehidupan kebangsaan.
Permasalahan klasik yang menjadi dinamika dunia adalah cepatnya transformasi ideologi
global memasuki ruang-ruang kesadaran masyarakat dunia termasuk Indonesia. Penekanan
penting ideologi baru yang ditawarkan dengan kebebasan sebagai janji utama membawa
sikap dasar manusia untuk kembali ke hakekat dasarnya sebagai Zoon Politicon. Hal ini
melahirkan sikap-sikap yang pragmatis pada para pemimpin bangsa yang cenderung
Hedonis yang memanfaatkan sikap mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari posisi
yang menjadi kewenangannya.pengaruh ideologi global menjadi variabel yang
menyebabkan tidak terimplementasikannya dengan baik nilai-nilai pancasila. Beberapa era
kepemimpinan nasional yang telah berlalu menunjukkan hal tersebut. Selalu terdapat
inkonsistensi dalam pengejawantahan nilai pancasila yang selalu mengalami posisi
diskredit yang luas.

Proses kepemimpinan negara tentulah berbeda dengan proses kepemimpinan organisasi


lain. Kepemimpinan negara sangat kompleksnya variabel yang mempengaruhinya sebab
struktur tertinggi dari pengelolaan manusia. Harus ada blueprint kepemimpinan utama
dalam bentuk capaian pembangunan untuk dijadikan indikator keberhasilan
penyelenggaranya. Keadaan yang terjadi di Indonesia saat ini dapat menggambarkan
bahwa para pemimpin bangsa tidak mampu memahami esensi utuh. Kerangka kearifan
masyarakat dalam menjalani kehidupan kepemimpinanya sebagaimana tertuang dalam
kepemimpinan Pancasila. Dampaknya adalah meluasnya korupsi pada aparat pemerintah,
ketidakpercayaan masyarakat bahkan pembangkangan. Kasus yang menjadi tamparan atas
mekanisme kepemimpinan nasional adalah tidak jalannya singkroninasi jalur
kepemimpinan yang terpangkas atas nama demokrasi yang cenderung menjadi mobokrasi
dengan ketidakkonsistenan para pemimpin bangsa untuk memilih sebuah pilihan kebijakan
sebagai komitmen bersama. Kenyataan lain setiap saat dalam nuansa otonomi daerah setiap
identitas etnik dan kewilayahan menuntut adanya wilayah politik pemerintahan bagi entitas
etniknya masing-masing. Penentuan persyaratan dalam seleksi kepemimpinan di Indonesia
sebagai salah satu langkah yang mesti terbenahi terkait dengan kondisi nasional legitimasi
sebagai kerangka dasar kepemimpinan telah mendapatkan input dari berbagai kompoenen
seperti persyaratan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berdedikasi tinggi dan Loyal
terhadap NKRI, memiliki integritas terhadap NKRI, Tidak pernah melakukan pelanggaran
perundang-undangan, Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945 dan cita-
cita Proklamasi 17 Agustus 1945, Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya. Adanya prasyarat, perundangan dan berbagai variabel yang mesti
dipenuhi secara formalistik, tidak akan dapat mewujudkan kepemimpinan nasional yang
kokoh jika tidak terdapat keinginan dan kesadaran dalam diri seluruh komunitas bangsa
untuk melaksanakan secara konsisten berbagai esensi dasar nilai-nilai pancasila yang
menopang kepemimpinan nasional. Terwujudnya kepemimpinan nasional harus diserta
kesatuan cara pandang terhadap bangsa dalam wujud pemahaman dan implementasi
nilaidasar ideologi bangsa. Dengan implementasi yang terarah dan didukung oleh rasa
tanggung jawab bangsa maka perwujudan kepemimpinan nasional akan sangat kokoh dan
mampu menjadi panutan yang dipercaya seluruh masyarakat dan dihargai dimata dunia
internasional.Arti Kepemimpinan Pancasila adalah Kepemimpinan yang membawa
masyarakat dalam kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan
Pancasila dan UUD’45.
Keyakinan pemimpin Pancasila:

1. Semangat Nasionalisme
2. Semangat Kekeluargaan
3. Semangat Gotong Royong
4. Pembangunan Isi Kemerdekaan
5. Pembangunan Falsafah Negara Pancasila
6. Pembangunan Pengamalan Pancasila
7. Pembangunan Fungsi Manajemen
8. Pembangunan Memandu Budaya Tradisi dan Modernisasi
9. Pembangunan Berazas Persatuan, kebersamaan, dan kesatuan.

Anda mungkin juga menyukai