Anda di halaman 1dari 74

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN

KESADARAN IBU DALAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

UNTUK MENCEGAH DIARE PADA ANAK USIA 1-4 TAHUN DI DESA

SAMBUNGREJO SUKODONO

OLEH :

MAULIDIYA DWI ASTANTI

0117053

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2021
PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH EDUKASI KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN

KESADARAN IBU DALAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

UNTUK MENCEGAH DIARE PADA ANAK USIA 1-4 TAHUN DI DESA

SAMBUNGREJO SUKODONO

Diajukan Untuk Dipertanggungjawabkan Dihadapan Dewan Penguji Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Pada Stikes Dian Husada Mojokerto

OLEH :

MAULIDIYA DWI ASTANTI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2021

PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI/ SKRIPSI


Dengan Judul:

PENGARUH EDUKASI KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN

KESADARAN IBU DALAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

UNTUK MENCEGAH DIARE PADA ANAK USIA 1-4 TAHUN DI DESA

SAMBUNGREJO SUKODONO

Oleh: MAULIDIYA DWI ASTANTI

Nim : 01.17.053

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Lutfiah NurAini,S.Kep.,Ns.,M.Kep Nur Chasanah,S,Kp.,M.Kes

NPP: NPP:10.02.184
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan penguji pada tanggal………

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Nur Chasanah, S.Kp.,M.Kes

NPP: 10.02.184

PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI


Dengan Judul:

PENGARUH EDUKASI KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN

KESADARAN IBU DALAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

UNTUK MENCEGAH DIARE PADA ANAK USIA 1-4 TAHUN DI DESA

SAMBUNGREJO SUKODONO

Oleh: Maulidiya dwi astanti

NIM: 01.17.053

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Proposal Skripsi/ Skripsi Program

Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto

dan diterima untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Keperawatan (S.Kep) pada tanggal......................

Tim Penguji

Ketua :.......................................

Anggota : 1. Lutfiah NurAini,S.Kep.,Ns.,M.Kep

2. Nur Chasanah,S,Kp.,M.Kes

Mengesahkan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada

Ketua

Nasrul Hadi Purwanto, S.Kep., Ns., M.Kes


NPP: 10.02.044
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Maulidiya dwi astanti

NIM : 01.17.053

Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Tempat Tanggal Lahir : Sidoarjo 25 – juni - 1999

Menyatakan bahwa proposal skripsi/skripsi yang berjudul adalah PENGARUH

EDUKASI KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN KESADARAN

IBU DALAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT UNTUK

MENCEGAH DIARE PADA ANAK USIA 1-4 TAHUN DI DESA

SAMBUNGREJO SUKODONO bukan proposal skripsi/ skripsi orang lain baik

sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah

disebutkan sumbernya. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar–

benarnya. Apabila dikemudian hari ditemukan bahwa pernyataan ini tidak benar,

saya bersedia mendapat sanksi sesuai peraturan yang telah ditetapkan.

Mojokerto, 12 Januari 2021

Maulidiya dwi astanti

Nim :01.17.053
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan

rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan

judul “pengaruh edukasi kesehatan terhadap peningkatan kesadaran ibu dalam

perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah diare pada anak 1 -4 tahun di

desa sambungrejo sukodono ”. Proposal penelitian ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto.

Dalam penyelesaian proposal penelitian ini penulis banyak sekali

mendapat bantuan dari pihak lain baik secara langsung maupun tidak langsung.

Bantuan yang penulis dapat baik berupa bimbingan arahan dan dukungan baik

moril maupun material menjadi sesuatu yang berharga bagi penulis. Oleh karena

itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak H. Nasrul Hadi Purwanto, S.Kep., Ns., M.Kes selaku ketua STIKes

Dian Husada Mojokerto

2. Ibu Nur Chasanah, S.Kep., M.Kes, selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan STIKes Dian Husada Mojokerto

3. Ibu Lutfiah Nur Aini,S,Kep.,Ns.Mm.kep selaku pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan semangat

demi sempurnanya Proposal penelitian ini.

4. Ibu Nur Chasanah, S.Kep., M.Kes, selaku pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan semangat demi

sempurnanya Proposal Penelitian ini.


5. Semua Dosen pengajar minat studi pendidikan keperawatan

6. Semua masyarakat dan keluarga yang bersedia menjadi responden yang telah

membantu menyempurnakan penelitian ini.

7. Bapak, Ibu yang telah dengan sabar dan penuh kasih sayang mendidik,

mengarahkan, mendo’akan, memberikan dukungan baik moril maupun

materiil, serta kakaku tercinta yang selama ini sebagai penyemangat dalam

menyelesaikan tugas sehingga penulis dapat menempuh pendidikan ini

dengan baik, dan teman-teman tersayang yang selalu memberikan support.

8. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini yang tidak dapat

peneliti sebutkan satu persatu dan berperan baik banyak maupun sedkit.

Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Proposal penelitian ini,

dengan sebaik-baiknya. Namun demikian saya menyadari bahwa masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu demi kesempurnaan, penulis mengharap adanya

kritik dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakannya.

Mojokerto, 12 Januari 2021

Penul

is
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan ............................................................................................i

Halaman Sampul Dalam............................................................................................ i

Lembar Persetujuan...................................................................................................ii

Lembar Pengesahan .................................................................................................iii

Lembar Pernyataan.................................................................................................. iv

Kata Pengantar ..........................................................................................................v

Daftar Isi ..................................................................................................................vi

Daftar Tabel ...........................................................................................................ix

Daftar Gambar ...........................................................................................................x

Daftar Lampiran ......................................................................................................xi

Daftar Lambang, Singkatan Dan Istilah.................................................................xiii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................

1.2 Perumusan Masalah............................................................................

1.2.1 Pernyataan Masalah................................................................

1.2.2 Pertanyaan Masalah................................................................

1.2.3 Batasan Ruang LingkupMasalah............................................

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................

1.3.1 Tujuan Umum.........................................................................

1.3.2 Tujuan Khusus........................................................................


1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................

1.4.1 Bagi Instansi Terkait...............................................................

1.4.2 Bagi Profesi keperawatan........................................................

1.4.3 Bagi peneliti.............................................................................

1.4.4 Bagi masyarakat.......................................................................

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan

2.1.1 Definisi Pendidikan Kesehatan

2.1.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan

2.1.3 Sasaran Pendidikan kesehatan

2.1.4 Pentingnnya Pendidikan Kesehatan Bagi Masyarakat

2.1.5 Peran pendidikan kesehatan

2.2 Konsep Kesadaran

2.2.1 Pengertian kesadaran

2.2.2 Faktor yang mempengaruhi kesadaran

2.2.3 Cara Menyikap kesadaran masyarakat

2.3 Konsep Perilaku

2.3.1 Pengertian Perilaku

2.3.2 Klasifikasi Perilaku Kesehatan

2.3.3 Cara Pengukuran Perilaku

2.4 Konsep Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

2.4.1 Pengertian Perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS )

2.4.2 Tujuan Perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS


2.4.3 Manfaat Perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS

2.4.4 Program Perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS

2.4.5 KIE PHBS di Indonesia

2.4.6 Indikator Perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS )

2.4.7 Sasaran Perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS )

2.4.8 Strategi Perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS )

2.4.9 Faktor Yang Mempengaruhi

2.5 Kosep Diare

2.5.1 Definisi Diare

2.5.2 Cara Penularan Dan Faktor Resiko Diare

2.5.3 Etolog Diare

2.5.4 Patofsologi Diare

2.5.5 Jenis dan klasifikasiDiare

2.5.6 Tanda Dan Gejala Diare

2.5.6 Akibat Diare

2.6 Konsep Balita

2.6.1 Definsi Balita

2.6.2 Pertumbuhan Balita

2.6.3 Karateristik Balita

2. 7 Kerangka Konsep

2.8 Hipotesis Penelitian

BAB 3. METODE PENELITIN

3.1Desain Penelitian..............................................................................................

3.2Kerangka Kerja.................................................................................................
3.3Sampling Desain...............................................................................................

3.3.1Populasi.........................................................................................................

3.3.2 Sampel dan besar sampel..............................................................................

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel/ Teknik Sampling..........................................

3.4Identifikasi Variabel.........................................................................................

3.5Definisi Operasional.........................................................................................
vii

3.6Pengumpulan Data dan Analisa Data...............................................................

3.6.1Peoses Pengambilan Data..............................................................................

3.6.2Instrumen Pengambilan Data........................................................................

3.6.2 Waktu dan Tempat........................................................................................

3.7 Analsia Data....................................................................................................

3.7.1 Pengolahan Data Hasil Kuesioner................................................................

3.7.2 Editing...........................................................................................................

3.7.3

Coding...........................................................................................................

3.7.4

Scoring..........................................................................................................

3.7.5

Tabulating.....................................................................................................

3.7.6 Menganalisa

Data.........................................................................................

3.7.7

Persetujuan...................................................................................................
3.7.8 Tampa

Nama................................................................................................

3.7.9

Kerahasiaan..................................................................................................

3.8 Rencana

Pelaksanaa........................................................................................

Daftar

Pustaka.......................................................................................................

viii

viii
DAFTAR LAMBANG

. : Titik.
- : Tanda hubung.
, : Koma.
; : Titik koma.
(…) : Tanda kurung.
2 : Kuadrat.
/ : Tanda miring.
% : Persen.
: : Titik dua.
? : Tanda Tanya

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 kerangka konseptul….............................................................................

Gambar 3.1 Kerangka Kerja..................................................................................

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ijin Penelitian...................................................................................

Lampiran 2 Surat Permohonan Menjadi Responden...........................................

Lampiran 3 Kuesioner Pendidikan Kesehatan.....................................................

Lampiran 4 Lembar Penilaian ............................................................................

Lampiran 5 Kisi – Kisi Kuesioner.......................................................................

DAFTAR SINGKATAN

WHO =World Health Organizing

PHBS = Perilaku Hidup bersih dan sehat

DEPKES : Dinas Pendidikan Kesehatan


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih

populer dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun ( Sediaotomo 2019 )

saat masih balita anak masih tergantung penuh pada orang tua untuk melakukan

kegiatan penting seperti mandi dan makan dll . maka dari itu orang tua sebagai

cerminan untuk anaknya jika kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat pada

anaknya sangat buruk bisa mengakibatkan penyakit pada anak . karena Kesadaran

orang tua dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat itu sangat penting .

untuk meningkatkan kesehatanya mencegah resiko terjadinya penyakit dan

melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan

kesehatan masyrakat . oleh karena itu tatanan rumah tangga sehat dapat

diwujudkan dengan perilaku sehat dan lingkungan sehat . beberapa indikator

perilaku hidup besrih dan sehat di tatanan rumah tangga meliputi mencuci tangan

dengan bersih , mengelola sampah rumah tangga , menggunakan air bersih

,mengunakan jamban sehat . adapun pelaku perilaku hidup bersih dan sehat adalah

petugas kesehatan, petugas lintas sektor , tokoh masrakat dan kader kesehatan.

Sasaran PHBS Rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga ( bapak ibu , anak,

nenek dll ) . (kemenks 2019 )


Berdasarkan hasil Rikesdas 2019 proporsi nasional Rumah tangga dengan

PHBS baik adalah 32,3% terdapat 20 provinsi nasional . provinsi tertinggipada

DKI Jakarta 56,8% dan terendah papua 16,4% terdapat 20 dari 33 provinsi yang

masih memiliki rumah tangga PHBS baik di bawah propinsi nasional .

sedangkan Menurut Abdul ghani 2019 Kabupaten Bayuwangi merupakan bagian

paling timur dari wilayah jawa timur yang di tingali oleh beberapa suku using .

data dari Dinkes Bayuwangi 2018 menunjukan,sebanyak 20.176 balita terserang

diare faktor penyebab nya adalah buruknya perilaku hidup bersih dan sehat .

sedangkan Menurut Nurjahati 2019 sebagian besar masyarakat Desa Samir

Kecamatan Ngunut Tulungagung belum menerapkan perilaku hidup bersih dan

sehat . hal tersebut disebabkan oleh faktor .Adapun faktor-faktor paling dominan

yang mempengaruhi PHBS di Desa tersebut adalah tingkat pendidikan dan

kurangnya sarana atau fasilitas kesehatan.sedangkan angka Prevelasi penyakit

diare di desa. Berdasarkan observasi peneliti dengan beberapa orang tua yang

memiliki anak usia 1- 4 tahun pada tanggal di desa sambungrejo sukodono

sidoarjo ada 5 orang ibu yang kurang sikap kesadarannya tentang perilaku hidup

berih dan sehat seperti membuang sampah rumah tangga di belakang rumah

atau di kebun , dan tidak mencuci tanggan sebelum menyuapi anak , membuang

bekas pampers anak di kebun ,mencuci botol susu belum bersih . dan ada 2

orang ibu yang sudah mengerti tentang pentingnya perilaku hidup sehat di

lingkungan sekitar mereka tinggal . karena semakin redahnya kesadaran orang

tua/ ibu tentang perilaku hidup bersih dan sehat dapat mengakibatkan terjadi

penyakit seperti diare . Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi rendahnya

sikap kesadaran ibu tentang perilaku hidup bersih dan sehat adalah faktor sosial
budaya dana faktor pengetahuan. Dari data yang di peroleh peneliti dari

puskesmas sukodono pada tahun 2021 Jumlah kepala keluarga di Kelurahan

sambungrejo tahun 2021 sebanyak 1057 KK, jumlah anak balita di desa tersebut

adalah 76 anak dari ibu.76 Sedangkan angka kejadian diare pada anak di Desa

sambungrejo pada bulan januari 2021 sebanyak 40 kasus diare pada anak.

Sedangkan data perilaku hidup bersih dan sehat orang tua balita di desa

sambungrejo yang di peroleh dari puskesmas sukodono cuci tangan 40% , air

bersih 50% jamban sehat 40% mengelola sampah rumah tangga 20% .Fenomena

dari rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga dan

dampak diare yang akan ditimbulkan pada balita sangat parah bila dibandingkan

dengan tahapan umur lainnya,

Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat itu sangat dianjurkan kepada

seluru masyarakat indonesia untuk mengindari penyakit (DEPKES 2017) Akan

tetapi masih sangat masyarakat yang belum menerapkan perilaku hidup bersih dan

sehat Faktor utama penyebab rendah perilaku hidup bersih dan sehat adalah faktor

sosial budaya dan pengetahuan dari observasi peneliti ada ibu yang sudah

mengerti arti PHBS mengatakan membuang bekas pampers di kebun karena orang

tua ibu dulu mengatakan kalau di bakar nantik anaknya bisa mengalami

suleten/impetigo kemunculan bercak merah dan lepuhan pada kulit karena faktor

budaya yang mempengaru ibu tersebut sehingga ibu tidak membakar pampers

anak hanya di buang di kebun dekat lingkungan mereka tinggal dan ada juga ibu

yang mengatakan mencuci botol susu hanya membilas mengunakan air bersih saja

padahal hanya membilas tidak menjamin botol itu bersih dari kuman. Rendanya

sikap dan kesadaran ibu bisa berdampak timbulnya penyakit yang di sebabkan
oleh perilaku hidup sehat yang buruk seperti diare . penyakit diare jika terlambat

bisa mengakibatkan anak dehidrasi dan juga bisa mengalami kematian . maka

penerapan perilaku idup bersih dan sehat perlu di tingkatkan agar tidak terjadi

penyakit diare pada anak

Salah satu solusi untuk meningkatkan kesadaran ibu dalam perilaku hidup

bersih untuk mencegah terjadinya diare pada anak adalah salah satunya dengan

memberikan pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan yang memberikan

sebua informasi yang biasanya disampaikan melalui media elektronik untuk

meningkatkan pengetahuan , sikap masyarkat.( Effendy2018) Tujuan dari

dilakukan Pendidikan kesehatan tersebut adalah untuk meningkatkan keseadaran

ibu dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencega diare pada

anak . penyampaian pendidikan kesehatan dengan metode ceramah

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Pernyataan Masalah

Berdasarkan observasi di desa Besuk Sambungrejo dengan ibu yang

mempunyai anak umur 1- 4 tahun , banyak ibu yang kurang memiliki kesadran

tentang perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekitar tempat mereka

tinggal terbukti masih ada ibu yang tidak mencuci tanggan sebelum menyuapi

anak, membuang bekas pampers di kebun sekitar mereka tinggal, dan tidak

mencuci botol susu dengan benar

1.2.2 Pertanyaan Masalah


Apakah ada Pengaruh edukasi kesehatan Terhadap Peningkatan kesadaran ibu

dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) untuk mencegah diare Pada

Anak Usia 1 – 4 tahun di desa Besuk Sambungrejo kecamatan sukodono

sidoarjo

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis Pengaruh edukasi kesehatanTerhadap Peningkatan kesadaran ibu

dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) untuk mencegah diare Pada

Anak Usia 1 – 4 tahun di desa Besuk sambungrejo kecamatan sukodono

sidoarjo

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kesadaran ibu dalam perilaku hidup bersih untuk

mencegah Diare Pada Anak Sebelum Dilakukan Pandidikan Kesehatan

Di Desa Besuk Sambungrejo Sukodono Sidoarjo

2. Mengidentifikasi kesadaran ibu dalam perilaku hidup bersih untuk

mencegah Diare Pada Anak Sesudah Dilakukan Pandidikan Kesehatan

Di Desa Besuk Sambungrejo Sukodono Sidoarjo

3. Menganalisi Pengaruh Pendidikan Kesehatan dalam perilaku hidup

bersih untuk mencegah Diare Pada Anak

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis


Hasil penelitian ini dapat menjelaskan Pengaruh edukasi kesehatan Terhadap

Peningkatan kesadaran ibu dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )

untuk mencegah diare Pada Anak Usia 1 – 4 tahun di desa besuk sambungrejo

kecamatan sukodono sidoarjo, sehingga dapat digunakan sebagai kerangka ilmu

keperawatan anak yang berhubungan dengan Peningkatan kesadaran ibu dalam

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) untuk mencegah diare Pada Anak

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan serta bahan dalam

penerapan ilmu metode penelitian, khususnya mengenai pengaruh edukasi

kesehatan Terhadap Peningkatan kesadaran ibu dalam Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat ( PHBS ) untuk mencegah diare Pada Anak Usia 1 – 4

tahun dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian

selanjutnya.

2. Bagi responden

Dapat dijadikan sumber informasi dan menambah pengetahuan

tentang pengaruh edukasi kesehatan Terhadap Peningkatan kesadaran ibu

dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) untuk mencegah diare

Pada Anak Usia 1 – 4 tahun.

3. Bagi pelayanan kesehatan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan

dan suatu gambaran bahwa Peningkatan kesadaran ibu dalam Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat ( PHBS ) dapat mencegah terjadinya diar pada anak

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan

2.1.1Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan Kesehatan merupakan segala upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga

mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoadmojo,

2019). Pendidikan merupakan proses belajar dari tidak tahu tentang nilai

kesehatan menjadi tahu (Suliha, 2018). Pendidikan merupakan kebutuhan yang

sangat penting bagi kehidupan manusia, sudah semestinya usaha dalam

menumbuh kembangkan pendidikan secara sistematis dan berkualitas perlu terus

di upayakan, sehingga tujuan dari proses pendidikan dapat dicapai secara optimal.

Pendidikan memiliki arti penting bagi individu, pendidikan lebih jauh

memberikan pengaruh yang besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Berdasarkan

uraian di atas, maka dapat disimpulkan terkait pentingnya pendidikan itu sendiri

dalam penelitian ini dalam merencanakan, memantau, mengaplikasikan metode,


mendeskripdsikan, dan mengevaluasi hasil terhadap pengetahuan akan teknik dan

metode apa saja yang diketahui oleh para responden penelitian yakni khususnya

para pengunjung lembaga penyedia layanan kesehatan. Pendidikan kesehatan

dapat diartikan sebagai pemberian informasi, instruksi, atau peningkatan

pemahaman terkait kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat meliputi jenis

pendidikan terkait potensial kesehatan dan bagaimana potensial kesehatan dapat

tercapai atau terkait bagaimana menghindari masalah penyakit tertentu (Carr et

al,2019)

2.1.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No.

23

tahun 1992 maupun WHO yakni: “meningkatkan kemampuan masyarakat untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik fisik, mental, dan sosialnya

sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial, pendidikan kesehatan

disemua program kesehatan baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi

lingkungan, gizi masyarakat pelayanan kesehatan maupun program kesehatan

lainnya. Pendidikan kesehatan sangat berpengaruh untuk meningkatkan derajat

kesehatan seseorang dengan cara meningkatkan kemampuan masyarakat untuk

melakukan upaya kesehatan itu sendiri.

2.1.3 Sasaran Pendidikan kesehatan

Mubarak et al tahun 2019 mengemukakan bahwa sasaran pendidikan

kesehatan dibagi dalam tiga kelompok sasaran yaitu:

1) Sasaran primer (Primary Target), sasaran langsung pada masyarakat segala

upaya pendidikan atau promosi kesehatan.


2) Sasaran sekunder (Secondary Target), sasaran para tokoh masyarakat adat,

diharapkan kelompok ini pada umumnya akan memberikan pendidikan kesehatan

pada masyarakat disekitarnya.

3) Sasaran Tersier (Tersiery Target), sasaran pada pembuat keputusan atau

penentu

kebijakan baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah, diharapkan dengan

keputusan dari kelompok ini akan berdampak kepada perilaku kelompok sasaran

sekunder yang kemudian pada kelompok primer.

2.1.4 Pentingnnya Pendidikan Kesehatan Bagi Masyarakat


Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,ini
berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu
berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti
suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat
hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik
itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

2.1.5      Peran pendidikan kesehatan


1. Peran dalam faktor lingkungan
Telah banyak fasilitas kesehatan lingkungan yang dibangun oleh
instansi baik pemerintah, swasta, maupun LSM. Banyak pula proyek
pengadaan sarana sanitasi lingkungan dibangun untu masyarakat. Namun,
karena perilaku masyarakat, sarana atau fasilitas sanitasi tersebut kurang atau
tidak dimanfaatkan dan dipelihara sebagaimana mestinya. Agar sarana sanitasi
lingkungan tersbut dimanfaatkan dan dipelihara secara optimal maka perlu
adanya pendidikan kesehatan bagi masyarakat. Demikian pula dengan
lingkungan non fisik, akibat masalah-masalah social banyak warga masyarakat
yang menderita stress dan gangguan jiwa. Oleh karena itu baik dalam
memperbaiki masalah social maupun menangani akibat masalah social
diperlukan pendidikan kesehatan.(Mubrk 2019)
2.      Peran pendidikan kesehatan dalam faktor perilaku
Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk
menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya
pendidikan kesehatn berupaya agar masyarakat menyadarai atau mengetahui
bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau
mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan bilamana sakit dan kesehatan
orang lain, kemana seharusnya mencari kesehatan bilamana sakit dan
sebaginya.Kesadaran masyarakat diatas disebut tingkat
kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang kesehatan atau disebut “melek
kesehatan” Pendidikan kesehatan juga penting untuk mencapai perilaku. Jadi
kesehatan bukan hanya disadari dan disikapi melainkan dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari.
3.      Peran pendidikan kesehatan dalam pelayanan kesehatan
Dalam rangka perbaikan kesehatan masyarakat, pemerintah Indonesia
dalam hal ini Departemen Kesehatan telah menyediakan fasilitas kesehatan
masyarakat dalam bentuk pusat pelayanan kesehatan.(Mubrk 2019)
4.      Peran pendidikan kesehatan dalam faktor hereditas
(Mubrk 2019) Orangtua, khususnya ibu adalah faktor yang sangat
penting dalam mewariskan status kesehatan bagi anak-anak mereka. Orang tua
yang sehat dan gizinya baik akan mewariskan kesehatan yang baik pula pada
anaknya. Sebaliknya, kesehatan orang tua khususnya kesehatn ibu yang
rendah dan kurang gizi, akan mewariskan kesehatan yang rendah pula bagi
anaknya. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan diperlukan pada kelompok
ini, agar masyarakat atau orang tua menyadari dan melakukan hal-hal yang
dapat mewariskan kesehatan yang baik pada keturunan mereka. Ruang
lingkup pendidikan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari tiga dimensi :
1.      Dimensi sasaran
a.       Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu
b.      Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok masyarakat
tertentu.
c.       Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.
2.      Dimensi tempat pelaksanaan
a.       Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasaran pasien dan
keluarga
b.      Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasaran pelajar.
c.       Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan sasaran
masyarakat atau pekerja.
3.      Dimensi tingkat pelayanan kesehatan
a.       Pendidikan kesehatan promosi kesehatan, misalnya : peningkatan gizi,
perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.

b.      Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus misalnya : imunisasi

c.       Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat


misalnya: pengobatan layak guna menghindari dari resiko kecacatan.

d.      Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi misalnya: dengan memulihkan


kondisi cacat melalui latihan-latihan tertentu.

2.2 Konsep kesadaran

2.2.1 Pengertian kesadaran

Kesadaran ialah siuman atau sadar akan tingkah lakunya, yaitu pikiran

sadar yang mengatur akal dan dapat menentukan pilihan terhadap yang diingini

misalnya baik buruk, indah jelek dan lain sebagainya.( Hasibuan 2018)

Kesadaran Lingkungan adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar

tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran, penghijauan, , tetapi lebih daripada

itu semua, membangkitkan kesadaran lingkungan manusia khususnya pemuda


masa kini, agar mencintai tanah air untuk membangun tanah air Indonesia yang

adil, makmur serta utuh lestari.( Hasibuan 2018 )

2.2.2 Faktor yang mempengaruhi kesadaran

a) Faktor ketidatahuan

Ketidaktahuan di sini maksudnya, masyarakat kurang mengerti akan

pentingnya menjaga perilaku hidup bersih di lingkungan sekitar dengan

kelangsungan kehidupan masyarakat ke depannya. Serta kemungkinan

masyarakat memiliki pengetahuan yang kurang tentang lingkungan hidup

baik itu cara pengolahan lingkungan yang baik,pencemaran, pengaruh

tindakan masyarakat dari bagi lingkungan sekitar, dan lain sebagainya jadi

perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang lingkungan hidup oleh

pemerintah.

b) Faktor kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu keadaan ketidak mampuan manusia untuk

memenuhi kebutuhan yang minimum. Kemiskinan terjadi akibat dari

kekurangan bahan pangan, kekurangan bahan pangan di sebabkan oleh

beberapa sebab antara lain ledakan penduduk, serta buruknya pengelolaan

sumber daya alam.

c) Faktor kemanusiaan

Faktor manusia juga berdampak besar terhadap kelangsungan

perkembangan lingkungan hidup di sekitar kita sebab manusia bisa

menjadi yang bisa menjaga atau bahkan sebaliknya sebagai perusak

lingkungan. Manusia mempunyai sifat alami yaitu serakah, berusaha untuk

mengambil keuntungan yang besar dengan membabi buta pengelolaan


lingkungan dengan cara yang salah sehingga merusak kelangsungan

lingkungan hidup. Apapun bisa dilakukan manusia asal keinginannya

dapat terpenuhi, dan manusia tidak akan pernah puas sebelum akhir

hidupnya.

d) Faktor gaya hidup

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan teknologi

informasi serta komunikasi yang sangat cepat, sudah tentu berpengaruh

pula terhadap gaya hidup manusia. Gaya hidup yang telah terpengaruh

oleh kemajuan IPTEK misalnya dengan mengikuti tren baju, tren

kebiasaan dan perilaku orang luar dan lain sebagainya itu dapat

menurunkan kesadaran masyarakat akan lingkungann sekitar karena

dengan mengikuti tren yang telah mengglobal ini membutuhkan dana yang

lumayan besar apalagi tren global tersebut telah sampai di pelosok-pelosok

desa. Jadi dengan cara instan mereka mengeksploitasi lingkungan sekitar

mereka misalnya penggundulan hutan yang digunakan sebagai tempat

pemukinan, rumah toko, penyempitan lahan resapan air, dan lain

sebagainya

2.2.3 Cara menyikapi dan meningkatkan kesadran manusia terhadap

perilaku hidup bersih di lingkungannya

Walaupun diharapkan agar setiap orang peduli akan lingkungan, namun

kenyataannya masih banyak manusia yang belum sadar akan makna lingkungan

itu sendiri. Oleh karena itu kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peranan

lingkungan hidup perlu terus ditingkatkan melalui penyuluhan, penerangan,


pendidikan, penegakan hukum disertai pemberian rangsangan atau motivasi atas

peran aktif masyarakat menjaga lingkungan hidup seperti adanya lomba

kebersihan lingkungan antar desa dengan sebuah hadiah atau lain sebagainya.

( Hasibuan 2018)

Peningkatan kesadaran lingkungan dapat dilakukan melalui berbagai cara

misalnya dengan adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang lingkungan hidup,

manfaat serta pengolahan lingkungan hidup, mengembalikan pikiran serta

perilaku kita kembali bercermin kepada syariat agama Islam, pemerintah harus

tegas menindak pelaku-pelaku pengerusakan lingkungan agar dapat menimbulkan

efek jera kepada pelakunya, dan lain sebagainya. Di dalam Al-Qur’an juga di

jelaskan bahwa Allah telah menurunkan bumi untuk manusia dan manusia sebagai

pengelolahnya. Jadi apabila manusia memanfaatkannya dengan benar maka

manusia akan mendapatkan pula manfaat dari lingkungan tersebut/alam sekitar,

sebaliknya jika manusia mengolah/memanfatkan lingkungan sekitar dengan cara

yang salah seperti mengeksploitasi lingkungan dengan cara yang tidak wajar maka

dampak buruk yang akan kita terima. Kita sebagai makhluk ciptaan tuhan yang

mempunyai kelebihan di bandingkan makhluk ciptaan tuhan yang lainnya yaitu

memiliki akal yang dapat di pergunakan untuk menganalisis suatu hal itu salah

ataukah benar. Jadi kita dapt menilai tindakan kita kepada lingkungan itu sudah

benar atau masih harus kita perbaiki lagi karena di mulai dari dalam diri kitalaah

yang dapat menumbuhkan sikap sadar atau peduli terhadap lingkungan.( Hasibuan

2018)

2.3 konsep perilaku kesehatan

2.3.1 PengertianPerilaku
merupakan hasil pengalaman dan proses interaksi dengan lingkungannya, yang

terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan sehingga diperoleh

keadaan seimbang antara kekuatan pendorong dan kekuatan penahan. Perilaku

seseorang dapat berubah jika terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan

tersebut di dalam diri seseorang (Notoatmodjo dalam Maulana, 2009).

Perilaku adalah faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang

mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Bloom dalam

Notoatmodjo (2007) membagi perilaku ke dalam 3 domain (ranah/kawasan) yang

terdiri dari ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah

psikomotor (tindakan). Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang

(organisme) terhadap stimulus atau objek yang berhubungan dengan sakit dan

penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.

2.3.2 Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan menurut Becker

dalam Maulana (2009) terdiri dari

a. Perilaku hidup sehat

Perilaku hidup sehat merupakan perilaku yang berkaitan dengan upaya

mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.

b. Perilaku sakitPerilaku ini merupakan respons seseorang terhadap sakit

dan penyakit, persepsi terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan

gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan usaha-usaha untuk mencegah

penyakit.

c. Perilaku peran sakit

Perilaku peran sakit adalah segala aktivitas individu yang menderita sakit
untuk memperoleh kesembuhan, mengenal atau mengetahui fasilitas atau

saranapelayanan atau penyembuhan penyakit yang layak, dan mengetahui

hak sertakewajiban orang sakit.

2.3.3Cara Pengukuran Perilaku

Menurut (Azwar S, 2013), pengukuran perilaku yang berisi pernyataan-

pernyataan terpilih dan telah diuji reabilitas dan validitasnya maka dapat

digunakan untuk menungkapkan perilaku kelompok responden. Kriteria

pengukuran perilaku yaitu:

1. Perilaku positif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner >

T mean

2. Perilaku negatif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner

< T mean

Subyek memberi respon dengan dengan empat kategori ketentuin,

yaitu: selalu, sering, jarang, tidak pernah

2.4Konsep Perilaku hidup bersih dan sehat di Tatanan Rumah Tangga

2.4.1 Pengertian Perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS )

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan

seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan

berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya (Dinkes

Provinsi Jawa Barat, 2019).

Jadi PHBS adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk

memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari


ancaman penyakit yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri

sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat

kesehatan masyarakatnya.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dipraktekkan

oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya

dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap lini kehidupan manusia kapan saja

dan dimana saja. Seperti halnya PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi

kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku

tersebut merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan

seseorang untuk berperilaku sehat.Salah satu manfaat diterapkan perilaku hidup

bersih dan sehat di rumah tangga/keluarga ialah; anggota keluarga meningkat

kesehatannya dan tidak mudah sakit, produktivitas anggota keluarga meningkat,

dan anak tumbuh sehat dan cerdas. ( Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2019).

2.4.2 Tujuan PHBS

Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan

kemauan masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat

termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang

optimal (Dinkes,2019). Ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sarana

Kesehatan dan Tempat Tempat Umum. Tatanan adalah tempat dimana

sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain. Untuk

mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan diperlukan

pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian, perencanaan,


penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan penilaian (Mubarak,

2018).

2.4.3 Manfaat PHBS

 Manfaat dari PHBS bagi masyrakat :

1. mampu mengupayakan lingkungan sehat

2. mampu mencegah dan menangulangi masalah masrakat

3. dapat memanfaatkan yankes yang ada

 manfaat dari PHBS bagi rumah tangga :

1. setiap anggota rumah tangga menjadi sehata dan tidak mudah sakit

2. anak tumbuh sehat dan cerdas

3. anggota rumah giar bekerja

4. pengeluran biaya rumah tangga dapat dialihkan untuk memenuhi gizi

keluarga , pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan

keluarga ( Notoadmojo 2018)

2.4.4 Pogram perilaku hidup bersih dan sehat

Untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS) di tiap tatanan di

perlukan pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian

,perencanaan ,penggerakan ,pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan

penilaian .selanjutnya kembali lagi ke proses semula . dalam program promosi

kesehatan dikenal adanya model pengkajian dan penidak lanjutan yang di adaptasi

dari konsep L.W Green model ini mengkaji masalah perikau manusia dan faktor –

faktor yang mempengaruhinya serta cara menindak lanjutin dengan berusaha

mengubah memelihara atau meningkatkan perilaki tersebut kearah yang lebih


positif . dengan demikian manajemen PHBS adalah penerapan proses manajemen

pada umumnya kedalam model pengkajian dan penindak lanjutan .

1. faktor lingkungan adalah faktor fisik,biologis,dan sosial budaya yang

langsung/ tidak mempengaruhi derajat kesehatan

2. faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena

adanya aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap seseorang

2.4.5 KIE PHBS di Indonesia

Visi dan misi Promosi Kesehatan ditetapkan melalui Kepmenkes No.

1193/MENKES/SK/X/2004 tanggal 18 Oktober 2004 tentang Kebijakan Nasional

Promosi kesehatan (PromKes). Adapun program PromKes sekarang meliputi:

1. Peningkatan Pendidikan Kesehatan Kepada Masyarakat

2. Pengembangan Media Promosi Kesehatan dan Teknologi Komunikasi,

Informasi

dan Edukasi (KIE)

3. Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) (Depkes,

2004).Indonesia mempunyai kapasitas untuk melanjutkan dan meningkatkan

kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan perlu diikuti oleh monitoring dan

evaluasi yang akurat untuk menilai tingkat keberhasilannya. Melakukan

peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan dengan

menyediakan waktu berkomunikasi (personal komunikasi) dengan pasien untuk

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan.

Promosi Kesehatan dalam Pencapaian KIE Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) untuk Field Lab bertujuan untuk :

1. Menjelaskan tentang dasar-dasar KIE PHBS di Indonesia


2. Merinci manajemen program dan prosedur KIE PHBS keluarga dengan bayi

dan

balita, atau tanpa bayi dan balita di wilayah kerja masing-masing Puskesmas

mulai

perencanaan, pelaksanaan KIE PHBS), pelaporan, dan evaluasi.

2.4.6 Indikator PHBS

1.Pengertian Indikator

Menurut (Departemen Kesehatan RI, 2007) Indikator diperlukan untuk

menilai apakah aktifitas pokok yang dijalankan telah sesuai dengan rencana dan

menghasilkan dampak yang diharapkan. Dengan demikian indikator merupakan

suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan keadaan

dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian. Indikator PHBS di Tiap Tatanan

Meliputi:

1. PHBS Di Tatanan Rumah Tangga

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah

tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat, serta

berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

Indikator PHBS di tatanan rumah tangga:

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

b. Memberi bayi ASI ekslusif

c. Menimbang bayi dan balita setiap bulan


d. Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun

e. Menggunakan air bersih

f. Menggunakan jamban sehat

g. Memberantas jentik di ruma

h. Makan sayur dan buah setiap hari

i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

j. Tidak merokok di dalam rumah (Depkes RI, 2019).

2.4.7 Sasaran PHBS

Sasaran PHBS menurut Depkes RI (2008) dikembangkan dalam lima tatanan

yaitu di rumah tangga:

1. pasangan usia subur

2. ibu hamil dan menyusui

3. anak dan remaja

4. usia lanjut

5. pengasuh anak

2.4.8 Strategi PHBS

Kebijakan Nasional Promosi kesehatan menetapkan tiga strategi dasar promosi

kesehatan dan PHBS yaitu (Notoatmodjo, 2007):

1. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)

Merupakan proses pemberian informasi secara terus menerus dan

berkesinambungan agar sasaran berubah dari aspek knowledge, attitude, dan


practice. Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta

kelompok masyarakat.

2. Bina Suasana (Social Support)

Upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota

masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Terdapat tiga

pendekatan dalam bina suasana antara lain:

a. Pendekatan individu

b. Pendekatan kelompok

c. Pendekatan masyarakat umum

3. Advokasi (Advocacy)

Upaya yang terencana untuk mendapatkan dukungan dari pihak-pihak terkait

(stakeholders). Pihak-pihak terkait ini dapat berupa tokoh masyarakat formal yang

berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan Dan penyandang dana

pemerintah. Selain itu, tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh

pengusaha, dan lain sebagainya dapat berperan sebagai penentu kebijakan tidak

tertulis dibidangnya atau sebagai penyandang dana non pemerintah. Sasaran

advokasi terdapat tahapan-tahapan yaitu:

a. Mengetahui adanya masalah

b. Tertarik untuk ikut menyelesaikan masalah

c.Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan alternatif

pemecahan masalah
d.Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pem

ecahan masalah

e. Memutuskan tindak lanjut kesepakatan

2.4.9 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Penerapan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi. Lawrence Green dalam Notoatmojo (2007) membedakan adanya

dua determinan masalah kesehatan yaitu faktor perilaku (behavioral factors) dan

faktor non perilaku (non behavioral factors). Green menjelaskan bahwa faktor

perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama:

1. Faktor Predisposisi

Terbentuknya suatu perilaku baru dimulai pada cognitive domain dalam arti

subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus sehingga menimbulkan

pengetahuan baru pada subyek tersebut, selanjutnya menimbulkan respon batin

dalam bentuk sikap subyek. Pengetahuan dan sikap subyek terhadap PHBS

diharapkan akan membentuk perilaku (psikomotorik) subyek terhadap PHBS.

Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya prilaku

seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan dan juga nilai-

nilai tradisi.

2. Faktor Pendukung atau Pemungkin

Hubungan antara konsep pengetahuan dan praktek kaitannya dalam suatu materi

kegiatan biasanya mempunyai angapan yaitu adanya pengetahuan tentang manfaat

sesuatu hal yang akan menyebabkan orang mempunyai sikap positif terhadap hal
tersebut. Selanjutnya sikap positif ini akan mempengaruhi untuk ikut dalam

kegiatan ini. Niat ikut serta dalam kegiatan ini akan menjadi tindakan apabila

mendapatkan dukungan sosial dan tersedianya fasilitas kegiatan ini disebut

perilaku. Berdasarkan teori WHO menyatakan bahwa yang menyebabkan

seseorang berperilaku ada tiga alasan diantaranya adalah sumber daya(resource)

meliputi fasilitas, pelayanan kesehatan dan pendapatan keluarga.

3. Faktor Penguat

Faktor yang mendorong untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan yang

terwujud dalam peran keluarga terutama orang tua, guru dan petugas kesehatan

untuk saling bahu membahu, sehingga tercipta kerjasama yang baik antara pihak

rumah dan sekolah yang akan mendukung anak dalam memperoleh pengalaman

yang hendak dirancang, lingkungan yang bersifat anak sebagai pusat yang akan

mendorong proses belajar melalui penjelajah dan penemuan untuk terjadinya

suatu perilaku. Hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit

sendiri maupun orang lain (terutama keluarganya), yang selanjutnya disebut

perilaku orang sakit.

2.5 Konsep diare pada anak

2.5.1 pengertian diare

Diare akut adakah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali

perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir

dan darah yang berlangsung kurang dari 1 minggu. Pada bayi yang minum ASI

sering frekuensi buang air besarnya lebih dari 3-4 kali per hari, keadaan ini tidak
dapat disebut diare, tetapi masih bersifat fisiologis atau normal. Selama berat

badan bayi meningkat normal, al tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan

intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya oerkembangan saluran

cerna. Untuk bayi yang minum ASI secara eksklusif definisi diare yang praktis

adalah meningkatnya frekuensi buang air besar atau konsistensinya menjadi cair

yang menurut ibunya abnormal atau tidavk seperti biasanya. Kadang-kadnag pada

seorang anak buang air besar jurang dari 3 kali per hari, tetapi konsistensinya cair,

keadaan ini sudah dapat disebut diare. Menurut Simadibrata (2006)

2.5.2 Cara penularan dan faktor resiko

Cara penularan diare melalui cara faecal-oral yaitu melalui makanan

atau minuman yang tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita

atau tidak langsung melalui lalat ( melalui 5F = faeces, flies, food, fluid,

finger).

Faktor risiko terjadinya diare adalah:

1. Faktor perilaku

Faktor perilaku antara lain:

a. Tidak memberikan Air Susu Ibu/ASI (ASI eksklusif), memberikan

Makanan Pendamping/MP ASI terlalu dini akan mempercepat bayi

kontak terhadap kuman.

b. Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena

penyakit diare karena sangat sulit untuk membersihkan botol susu .

c. Tidak menerapkan Kebiasaaan Cuci Tangan pakai sabun sebelum

memberi ASI/makan, setelah Buang Air Besar (BAB), dan setelah

membersihkan BAB anak.


d. Penyimpanan makanan yang tidak higienis

2. Faktor lingkungan

Faktro lingkungan antara lain:

a. Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan

Mandi Cuci Kakus (MCK).

b. Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk

Disamping faktor risiko tersebut diatas ada beberapa faktor dari

penderita yang dapat meningkatkan kecenderungan untuk diare

antara lain: kurang gizi/malnutrisi terutama anak gizi buruk, penyakit

imunodefisiensi/imunosupresi dan penderita campak (Kemenkes RI,

2011).

2.5.3 Etiologi

Menurut World Gastroenterology Organization global guidelines 2005,

etiologi diare akut dibagi atas empat penyebab:

1. Bakteri : Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio, Bacillus cereus,

Clostridium perfringens, Stafilokokus aureus, Campylobacter aeromonas

2. Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Coronavirus, Astrovirus

3. Parasit : Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium

coli, Trichuris trichiura, Cryptosporidium parvum, Strongyloides

stercoralis
4. Non infeksi : malabsorpsi, keracunan makanan, alergi, gangguan

motilitas, imunodefisiensi, kesulitan makan, dll.

2.5.4 Patofisiologi Diare

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan

osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi

pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang

berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga

timbul diare. Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada

dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam

rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi

rongga usus. Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan

mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan

sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltic usus menurun akan

mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat

menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya

mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan

asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian

mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang

selanjutnya akan menimbulkan diare (Latief, Abdul dkk, 2007)

Menurut Latief, Abdul dkk (2007) mekanisme dasar yang menyebabkan

diare adalah sebagai berikut :

1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat,

sahingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi

rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga terjadilah diare.

2. Gangguan Seksresi

Akibat rangsangan tertentu (missal oleh toksin) pada dinding usus

akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga

usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi

rongga usus.

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan

usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika

peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh

berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan diare juga.

A. 2.5.5 Jenis dan Klasifikasi Diare

Menurut Depkes RI (2000) diare menurut jenisnya dibagi :

1. Diare Akut

Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari atau

dua minggu.Akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi adalah

penyebab utama kematian pada penderita diare.

2. Diare Disentri
Diare disentri adalah diare yang disertai darah dalam

tinjanya.Akibat diare disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan

dengan cepat, dan kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa.

3. Diare Persisten

Diare persisten yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari atau

dua minggu dan terjadi secara terus-menerus. Akibat diare persisten adalah

penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.

4. Diare dengan masalah lain

Anak yang menderita diare (diare akut atau diare persisten)

mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi,

atau penyakit lainnya.

2.5.6 Tanda dan Gejala Diare

Gambaran awal dimulai dengan bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah,

suhu badan mungkin menigkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada,

kemudian timbul diare. Feses makin cair, mungkin mengandung darah atau

lender, dan warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur

empedu. Akibat sering defekasi, anus dan sekitarnya menjadi lecet karena

sifat feses makin lama makin asam, hal ini terjadi akibat banyaknya asam

laktat dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus.

Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Apabila penderita

telah banyak mengalami kehilangan air dan elektrolit, maka terjadilah gejala

dehidrasi. Berat badan turun, ubun-ubun besar cekung pada bayi, tonus otot

dan tugor kulit berkurang, dan selaput kering pada mulut bibir terlihat kering.
Gejala klinis menyesuaikan dengan derajat atau banyaknya kehilangan cairan

yang hilang.

2.5.7 Akibat Diare

1. Kehilangan air (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari

pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.

Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis). Hal ini terjadi

karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak

sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya

penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk

metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat

dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya

pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.

2. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare. Hal ini

terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam

hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa. Gejala hipoglikemia akan

muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan

50% pada anakanak.

3. Gangguan Gizi

Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat disebabkan

oleh karena asupan makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut

diare atau muntah yang bertambah hebat dan makanan yang diberikan
sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya

hiperperistaltik.

4. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (syock) hipovolemik,

akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis

bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran

menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.

2.6 Konsep anak balita

2.6.1 definisi balita

Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang

berada dalam rentang usia tertentu. Usia balita dapat dikelompokkan menjadi tiga

golongan yaitu golongan usia bayi (0-2 tahun), golongan balita (2-3 tahun) dan

golongan prasekolah (>3-5 tahun). Adapun menurut WHO, kelompok usia balita

adalah 0-60 bulan (Andriani dan Wirjatmadi, 2012).

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau

lebih popular dengan pengertian anak dibawah lima tahun. Balita adalah istilah

umu bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah(3-5 tahun). Saat usia

batita, anak masih tergantung penuh pada orangtua untuk melakukan kegiatan

penting, seperti mandi, buang air dan makan (Setyawati dan Hartini, 2018).

Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan), pada masa

ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam

perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi sekresi (Marmi

dan Rahardjo, 2015). Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada
masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan

mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir

terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-

sel otak masih berlangsung, dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan

cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang

kompleks.Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan

sangat Mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan,

Mengenal huruf, hingga bersosialisaasi. Pada masa balita, perkembangan

Kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan

Intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan

Berikutnya (Marmi dan Rahardjo, 2015).

Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang

Manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu

Keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa

Tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak

Akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan

(Setyawati dan Hartini, 2018).

2.6.2 Pertumbuhan Balita

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta

jaringanIntraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan strukur tubuh sebagian

atau Keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat

(Kementrian Kesehatan RI, 2012). Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan

dan besarnya sel Diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur
(Whalley dan Wong Dalam Marmi dan Rahardjo, 2015). Pertumbuhan memiliki

ciri-ciri khusus, yaitu Perubahan ukuran, perubahan proposi, hilangnya ciri-ciri

lama, serta munculnya Ciri-ciri baru. Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai

kecepatan yang berbeda-Beda disetiap kelompok umur masing-masing organ juga

mempunyai pola Pertumbuhan yang berbeda (Marmi dan Rahardjo, 2015).

2.6.3 Karakteristik Balita

Menurut Persagi (1992) dalam buku Gizi Seimbang dalam Kesehatan

Reproduksi (Balanced Nutrition in Reproductive Health), berdasarkan

karakteristiknya, balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak

lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia

lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yangdikenal dengan usia “prasekolah”

(Irianto, 2014).

2.6.4 Tumbuh kembang balita

Soetjiningsih ( 2018 ) menjelaskan tumbuh kembang adalah suatu proses

yang berkelanjutan dari konsepsi sampai dewasa yang di pengaruhi oleh faktor

genetik dan lingkungan pertumbuhan paling cepat terjadi pada masa janin , usia 0

– 1 tahun dan masa pubertas , sedangkan tumbuh kembang yang dapat dengan

mudah diamati pada masa balita pada saat masa tumbuh kembang setiap anak

mempunyai pola perkembangan yang sama , akan tetapi kecepatanya berbeda

Pada masa balita termasuk kelompok umur paling rawan terhadap

kekeurangan energi dan protein asupan gizi yang baik sangat di perluakan untuk

prose pertumbuhan dan perkembangan ( waryana 2010 )


2.7 Alat Ukur Penelitian

Instrumen penelitian menjadi suatu hal yang penting dalam menjalankan

sebuah penelitian. Menurut Wina Sanjaya (2009: 84) dalam Ria (2015) ,

instrumen adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.

Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Konsiuner

Konsiuner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi sepaerangkat pertayaan atau pertayaan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya ( Sugiyono 2017) konsioner dalam penelitian menggunakan

konsioner tertutup ( diliat dari cara menjawab ) . konsioner tertup jawabanya

suda disediakan sehingga responden tingal memilih. Konsioner ini berisi

peryataan – peryataan mengenai pendidikan kesehatan perilaku hidup bersi dan

sehat ditunjukan kepada ibu yang memiliki ana umur 1- 4 tahun (Sugiyono

2017 )

2. Lembar Observasi

Lembar observasi menurut Wina Sanjaya (2009: 84).berisikan daftar dari

semua aspek yang akan diobservasi, sehingga obsever tinggal memberi tanda pada

aspek yang diobservasi. Lembar observasi dibuat berdasarkan pendapat dari

beberapa ahli mengenai kemampuan membaca permulaan yang diambil oleh

peneliti dan disesuaikan dengan Permendiknas No 58 Tahun 2009. Berikut akan

disajikan tabel kisi-kisi instrument Peningkatan kesadaran ibu dalam Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) untuk mencegah diare Pada Anak Usia 1 – 4
2.8 Penelitian Terkait

 Menurut (Elisabeth Maria Mas 2019 ) hasil perhitungan spearman

rank hubungan Perilaku Hidup Bersih danSehat (PHBS) ibu dengan

kejadian diare pada anak balita (1-5 tahun) di Posyandu Mawar Kelurahan

Merjosari Kota Malang didapatkan nilai Sig. = 0,014 (p value ≤ 0,05) yang

berarti data dinyatakan signifikan dan H1 diterima,artinya ada hubungan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ibu dengankejadian diare pada

anak balita (1-5 tahun) di posyandu mawar kelurahan Merjosari Kota

Malang

 Menurut arifani 2018 Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

terdapat

hubungan yang signifikan antara perilaku kebiasaan hidup bersih dan

sehat (p: 0,001) dan kualitas sumber air (p: 0,026) dengan kejadian

diare. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh

Arfiani adalah sama-sama mengkaji hubungan antara faktor

lingkungan dengan kejadian diare. Perbedaannya, pada penelitian

yang dilakukan oleh Arfiani yang diteliti hanya sumber air dan

perilaku hidup sehat dengan kejadian diare , sedangkan penelitian ini

mengkaji faktor lingkungan (sanitasi) juga mengkaji praktik kesehatan

ibu dengan kejadian diare.

 Hasil penelitian oleh Rosidi, et al., (2010) dengan uji Fisher

dengan nilai p = 0,002 (p<0,05) maka diketahui bahwa ada hubungan

kebiasaan cuci tangan dengan kejadian diare. Resiko penularan penyakit

dapat berkurang dengan adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan


sehat, perilaku hIgiene, seperti cuci tangan pakai sabun pada waktu

penting.

 dari hasil penelitian yang dilakukan Rista yulpida 2019 pada ibu

rumah tangga bahwa 15 pertanyaan yang diberikan kepada 24 responden

pada saat

sebelum diadakan penyuluhan mendapat nilaki rata rata 53,61.

Dan sesudah dilakukan penyuluhan dengan metode demonstrasi

dan ceramah di dapatkan hasil pengetahuan ibu rumah tangga tentang

PHBS mengalami peningkatan dimana dari 15 pertanyaan yang diberikan

kepada 24 responden menddapat nilai rata rata 79,71.

 Berdasarkan hasil penelitian Apit zulifah tahun 2019 dapat

disimpulkan bahwa termasuk kategori perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) yang kurang yaitu sebanyak 33 responden (36,0%), sedangkan

yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang baik yaitu sebanyak

36 responden (36,0%). Kejadian diare pada balita yang pernah mengalami

diare yaitu sebanyak 30 responden (43,5%) dan tidak pernah mengalami

diare sebanyak 39 responden (56,5%). Hasil uji statistik menunjukkan

kooefisien korelasi sebesar 0,001 < 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa

terdapat hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dangan

kejadian diare pada balita.

2.9 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep

Pendidikan kesehatan
Faktor yang mempengaruhi
perilaku/kesadaran
Perilaku/ kesadaran Tatanan perilaku idup
1. Faktor predisposisi
bersi dan seat
2. Faktorpendukung/pemungkin
3. Faktor penguat 1. Tatanan ruma
Ibu tangga rumah
1.Tatanan
tangga
2. Tatanan institusi
Perilaku hidup bersih dan sehat pendidikan
3. Tatanan tempat
kerja
Faktor Resiko Diare 4. Tatanan tempat
(X ) kejadian diare pada
umum
1. Faktor perilaku balita
5. Tatanan fasilitas
2. Faktor lingkungan kesehatan

Keterangan :
: Tidak diukur.
: Diukur.
: Mempengaruhi
: Menghubungkan

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pengaruh edukasi kesehatan terhadap kesadran ibu
dalam perikalu hidup bersih dan sehat untuk mencegah diare pada anak 1- 4 tahun

Berdasarkan gambar kerangka konsep diatas pendidikan dapat mempengaruhi

perilaku/kesadaran ibu , faktor yanng memepengarui kesadaran yaitu faktor


predisposisi, faktor pendukung/pemungkin ,faktor penguat ketiga faktor tersebut

bisa mempengaruhi ibu untuk melakukan/ menerapkab perilaku hidup bersih dan

sehat Ditatanan Rumah Tangga , sehingga dapat mencega kejadian diare pada

anak / anggota keluarga . faktor resiko diare yaitu faktor perilaku dan faktor

lingkungan

2.10 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan

penelitian. Menurut [ CITATION Nur171 \l 1057 ] hipotesis adalah suatu pernyataan

asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa

menjawab suatu pernyataan dalam penelitian. Berdasarkan kerangka konseptual

diatas dapat dirumuskan hipotesis yaitu :

H1 : Ada pengaruh edukasi kesehatan terhadap peningkatan kesdaran ibu dalam

perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah terjadinya diare pada anak 1-4

tahun
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah pra-

eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest yang mengungkapkan

hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok

subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi kembali

setelah diberikan intervensi (Nursalam, 2016).

Pengukuran yang dilakukan sebelum eksperimen (P1) disebut pre-test.

Pada penelitian ini pre-test bertujuan untuk mengobservasi tingkat kesadaran ibu

dalam perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah diare sebelum pemberian

perlakuan (X). Perlakuan yang diberikan berupa edukasi kesehatan pentingya

menjaga perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyakit diare pada

anak . Setelah dilakukan edukasi kesehatan , peneliti mengobservasi kembali

tingkat kesadaran ibu tentang perilaku hidup berih dan sehat untuk mencegah

diare pada anak tersebut (P2) yang disebut post-test. Adapun rancangan

penelitian, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Pengaruh edukasi kesehatan terhadap peningkatan

kesadaran ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah diare

Pre-test Perlakuan Post-test


Kelompok Eksperimen
P1 X P2
Keterangan :
P1 : Observasi tingkat kesadaran ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat
sebelum diberikan perlakuan.
X : Perlakuan berupa memberikan intervensi menggunakan edukasi kesehatan
P2 : Observasi tingkat kesadaran ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat
setelah diberikan perlakuan
3.2 Kerangka Kerja

Populasi target : seluruh ibu yang mempunyai anak balita di desa besuk
sambungrejo sukodono sidoarjo berjumlah 76

Populasi terjangkau : seluruh anak usia dini di Desa Besuk sambungrejo sukodono
sidoarjo yang memenuhi kriteria penelitian berjumlah 45 orang.

Sampel : sebagian anak usia dini di Desa Blesuk sambungrejo sukodono sidoarjo
yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 40 orang.

Teknik sampling : probability sampling dengan teknik


pengambilan sampel menggunakan simple random sampling.

Pre-test : observasi kesadaran ibu tentang perilaku hidup bersih dan sehat untuk
mencegah diare

Intervensi : menggunakan edukasi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran ibu


tentang perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah diare

Post-test : observasi kesadaran ibu tentang perilaku hidup bersih dan sehat untuk
mencegah diare

Analisa data menggunakan uji statistik Wilcoxon signed rank test.

Hasil dan pembahasan

Simpulan dan saran

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian pengaruh edukasi kesehatan dalam meningkatkan kesadaran
ibu tentang perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencehag diare
3.3 Sampling Desain

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia dini di Desa Besuk

Sambungrejo Sukodono Sidoarjo yaitu dengan populasi target 76 orang dan

populasi terjangkau 45. Adapun kriteria penelitian pada penelitian ini, yaitu:

1) Anak usia dini yang tinggal di Desa besuk sambungrejo sukodono sidoarjo ibu

yang memiliki balita

2) Ibu yang memiliki anak balita usia 1 – 4 tahun 3.3.2 Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah sebagian anak usia dini di Desa besuk

Sambungrejo Sukodono Sidoarjo yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 40

orang.

1. Besar sampel

Pada penelitian ini, jumlah sampel ditentukan dengan rumus Slovin, yaitu

(Notoatmodjo, 2012):

N
n= 2
1+ N ( d)

45
n=
1+ 45(0,05)2

45
n=
1+ 45 ( 0,0025 )

45
n=
1+0,1125

45
n=
1,1125

n=40

Keterangan :
n = jumlah sampel.

N = jumlah populasi.

D = batas toleransi kesalahan (error tolerance).

Jadi, besar sampel pada penelitian ini adalah 40 orang ibu yang mempunyai anak

usia 1-4 tahun

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan probability sampling

dengan metode simple random sampling. Untuk mencapai sampling ini, maka

setiap elemen akan diseleksi secara acak dengan cara mengundi anggota populasi

(lottery technique atau teknik undian). Semua nama responden dalam populasi

didata dan diberikan nomor urut. Setelah itu, peneliti menulis nomor urut

responden sesuai data pada secarik kertas dan memasukkannya ke dalam botol.

Dari total populasi terjangkau sebanyak 45 orang ibu yang memiliki balita usia 1

– 4 tahun yang memenuhi kriteria penelitian, kemudian dikeluarkan sebanyak 5

nomor, sehingga sisa nomor di dalam botol yang berjumlah 40 orang ibu yang

memiliki balita usia 1 – 4 tahun diambil untuk dijadikan sampel.

3.4 Identifikasi Variabel

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian adalah pengaruh edukasi kesehatan

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian adalah Meningkatkan kesadaran ibu tentang

perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah diare

3.5 Definisi Operasional


Tabel 3.2 Definisi Operasional Pengaruh edukasi kesehatan terhadap peningkatan
kesadaran ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah diare pada
anak usia 1- 4 tahun di desa besuk sambungerejo sukodono sidoarjo

Variabel Definisi Indikator Alat ukur Skala Skor


operasional
Variabel Segala upaya
independen yang 1. Mengikuti tujuan Konsioner Ordinal  Jika 1 soal
: direncanakan pendidikan di jawab
Pendidikan untuk kesehatan salah
kesehatan mempengaruh 2. Keaktifan peserta maka nilai
i orang lain dalam bertanya :1
baik individu, tentang pemapran
kelompok, pentingnya  Jika 1 soal
atau perilaku hidup di jawab
masyarakat bersih dan sehat benar nilai
sehingga 3. Keaktifan peserta : 10
mereka dalam menjawab
melakukan pertayaan yang
apa yang diajuka peneliti
diharapkan
oleh pelaku
pendidikan
Kesadaran ibu 1. mencuci Br
Variabel dalam perilaku tanggan penjelasan
dependen : hidup bersih dengan benar skornya
kesadaran dan sehat 2. mencuci botol 1. baik : 11-
ibu dalam berperan susu dengan 16
perilaku penting bagi benar 2. cukup : 6-
hidup bersih anak karena di 3. mengelola Observasi Ordinal 10
dan sehat usia anak sampah bekas 3. kurang : 1-
sangat retang kotoran anak 5
terkena dengan benar
penyakit jika 4. mengunakan
perilaku hidup jamban
bersih dan dengan benar
sehat pada 5. mengelolah
anak sangat sampah rumah
tangga
buruk

3.6 Pengumpulan Data dan Analisis Data


3.6.1 Pengumpulan Data

1. Proses pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data ini dengan alur yaitu pada tanggal peneliti

meminta ijin dengan membuat surat pengantar dari institusi yang disetujui oleh

Ketua Stikes Dian Husada Mojokerto. Kemudian peneliti ke desa untuk meminta

izin melakukan penelitian. Setelah peneliti mendapatkan ijin dari kepala desa

selanjutnya peneliti melakukan penelitian. Setelah peneliti mengetahui responden

dan peneliti mengumpulkan nomor Whattsapp responden :

1. Menjelaskan tujuan penelitian bila bersedia menjadi responden.

2. Dipersilahkan mengisi inform concent untuk menyatakan bersedia menjadi

responden melalui google form.

3. Pada siklus pertama peneliti melakukan pre test yaitu dengan memberikan

lembar baca kepada responden.

4. Melakukan tindakan intervensi yaitu dengan memberikan edukasi kesehatan

10 menit. dilakukan setelah melakukan pre test.

5. Setelah diberikan intervensi pada tindakan selanjutnya dilakukan tindakan

post test untuk mengetahui peningkatankesadran ibu dalam perilaku hidup

bersih dan sehat .

6. Setelah 2 hari di lakukan siklus ke 2 untuk melakukan kegiatan pre test dan

post test seperti pada siklus pertama.

7. Setelah 2 hari selanjutnya di lakukan siklus ke 3 untuk melakukan kegiatan

pre test dan post test seperti pada siklus ke 2.

2. Instrumen pengumpulan data


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar

observasi dan dokumentasi. (Aftika, 2020).

3. Waktu dan tempat

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni 2020 sampai bulan Juli

2020 di Desa Besuk Sambungrejo Sukodono Sidoarjo

.6.2 Analisa Data

1. Editing

Pada penelitian ini, editing dilakukan pada tahap pengumpulan data atau

setelah data terkumpul, yaitu dengan cara memeriksa kembali data yang diperoleh

apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Jika belum sesuai, maka

peneliti melakukan cek ulang pada responden.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap

data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila

pengolahan analisa data menggunakan komputer (Alimul, 2009). Dalam

penelitian ini menggunakan kode :

A. Jenis kelamin

Perempuan = kode 1

B. Umur

Ibu yang mempunyai anak 1- 2 tahun = kode 1

Ibu yang mempunyai anak 3- 4 tahun = kode 2

C. Kesadaran ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat


Baik = kode 1

Cukup = kode 2

Kurang =kode 3

3. Scoring

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah non tes berupa

lembar observasi dan dokumentasi. (Aftika, 2020) . Dengan cara menjumlahkan

skor yang di dapat kemudian merubah rata-rata skor ke dalam bentuk prosentase

sebagai berikut:

% Skor = Skor yang di peroleh X 100

Jumlah skor

Dengan Skala pengukurannya sebagai berikut:

Skala pendidikan kesehatan

1) Jika salah maka di beri skor : 1

2) Jika benar maka di beri nilai : 10

Skor lembar observasi kesadaran ibu dalam perilaku hidup besi dan sehat

1. Baik (68%-100% ) : Skor 11-16

2. Cukup (34%- 67%) : Skor 6-10

3. Kurang (0-33%) : Skore 1-5

Kesimpulannya semakin kecil skor yang diperoleh maka semakin buruk

kesadaran ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat


4. Tabulating

Tabulasi adalah kategori responden yang sudah diberikan kode kemudian

dimasukkan ke dalam tabel. Setelah data terkumpul, kemudian data ditabulasi

sesuai dengan variabel yang diteliti. Hasil yang diperoleh akan dimasukkan ke

perangkat lunak komputer dengan sistem SPSS (Statistical Product and Service

Solutions) dan kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon

signed rank test dengan tingkat kemaknaan α = 0.05. Bila α ≤ 0.05, maka H1

diterima yang berarti terdapat pengaruh pendidikan kesehatan teradap

peningkatkan kesadaran ibu dalam perilaku hidup bersih dan seat untuk mencegah

diare pada anak usia 1- 4taun . Pada tabulasi ini, data disajikan dalam bentuk

tabel yang terdiri dari baris dan kolom sehingga mudah dibaca dan dimengerti.

Hasil pengolahan data dalam bentuk persentase kemudian diinterpretasikan

dengan menggunakan skala kuantitatif sebagai berikut (Arikunto, 2006):

Seluruhnya : 100%

Hampir seluruhnya : 76-99%.

Sebagian besar : 51-75%.

Setengahnya : 50%.

Hampir setengahnya : 26-49%.

Sebagian kecil : 1-25%.

Tidak satupun : 0%.

3.7 Etika Penelitian

3.7 Etika Penelitian

1) Lembar persetujuan (informed consent)


Informed consent adalah persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembaran persetujuan. Informed consent tersebut

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan tujuan agar responden mengerti

maksud, tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia

maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Sedangkan jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan dan hak

responden.

2) Kerahasiaan nama dan identitas (anonymity)

Anonymity merupakan masalah etika yang memberikan jaminan untuk

menjaga kerahasiaan dan tidak mencantumkan nama responden pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan, sebagai gantinya

peneliti menggunakan inisial nama.

3) Kerahasiaan (confidentiality)

Confidentiality merupakan masalah etika yang memberikan jaminan

dengan cara menjaga kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah

lainnya. Semua informasi dan catatan data responden disimpan sebagai

dokumentasi penelitian dan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.


3.8 Rencana Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian ini disusun oleh peneliti dalam jadwal sebagai berikut :

Tabel 3.6 Rencana Pelaksanaan Penelitian Pengaruh Pendidikan Kesehatan


teradap peningkatan kesadran ibu dalam perilaku hidup bersih dan
sehat untuk mencegah diare pada anak usia 1 – 4 tahu di desa Besuk
Sambungrejo Sukodono Sidoarjo
Kegiatan Bulan
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli
2020 2020 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021

A. Penyusunan Proposal
1. Pengajuan Pembimbing *
2. Pengajuan Judul *
3. Pengajuan Proposal *
4. Ujian Proposal *
B. Perencanaan
1. Menentukan Populasi *
2. Menentukan Sampel *
3. Menyiapkan Lembar *
Observasi
C. Pelaksanaan
1. Melaksanakan Penelitian * *
2. Mengkoding & Mengedit *
data
3. Memasukkan Data *
4. Tabulasi Data *
D. Analisis Data
Analisis Data * *
E. Pelaporan
1. Penulisan Laporan *
2. Pencetakan Laporan *
3. Penyebarluasan Laporan *
4. Presentasi Hasil *
Daftar pustaka

DEWI, N. P. (2020). PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT . Jurnal ilmiah


medicamento vol 6 (2) ,94-99, 94-99.
Dian., W. (2018). peran dan ruang lingkup pendidikan . Salemba, 30-33.
dwita, t. (2020 ). edukasi perilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya pencegahan
diare pada siswa sdn 50 kampung jambak kelurahan lubuk buaya
kecamatan koto taangah . vol 1 no 2 ( 2020) : januai 2020: jurnal , 50 - 60.
induniasih, S. w. (2017). kesehatan pendidikan kesehatan dalam keperawatan .
Irianty, H. (2018 ). HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PHBS) DENGAN. Artikel I Volume 8, Nomor 1, Juni 2018, 8-10.
Jannah, L. J. (2019). Hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
ARKESMAS, Volume 4, Nomor 1, Juni 2019, 4 - 9.
karnila, A. (2020). Pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak dengan
diare . jurnal healt sains : p ISSN ; 2723 -4339e-ISSN;2548 - 1398 vol 1
no5 november 2020, 54 - 60.
Kesehatan, P. d. (2019). Notoadmojo Soekdjo. jakarta PT aneka cpta, 40 - 56.
Masyarakat, P.-P. D. (2019). Notoatmojo, Soekidjo. . Cetakan ke-2. Jakarta:
Rineka Cipta, 60 - 62.
masyrakat, G. p. (201925 30). vol 4 2019. Miswanto.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta Selatan:
Salemba Medika.
pengetahuan, P. p. (2020). Ahmad Muzakr. vol 5 2020, 20- 30.
UNS, T. F. (2013). Komunikasi informasi perilaku hidup bersih dan sehat . april
23: 2013 .

anak, k. D. (2019). vol 4 no 1 Agustus 2019. Sukmawati, 60-62.


balita, P. h. (2017). vol 8 no 1 oktober 2017 . Yuni indri lestari, 40- 49.
balita, p. h. (2018). junal e-Biomedik(eBM) volume 1 nomor 3 november 2018 .
Putu agus , 40- 45.
diare, H. p. (2018). vol 3 desember 2018. Tanti wdyatuti, 56 -60.
kesehatan, P. (2020). Konsep pendidikan kesehatan . Warsono, 30-40.

Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada:
Yth. Bapak/Ibu orang tua responden
Di Desa Besuk Sambungrejo Sukodono Sidoarjo.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi Sekolah Tinggi
Ilmu Keperawatan Dian Husada Mojokerto:
Nama : Maulidiya Dwi Astanti
NIM : 01.17.053
TTL : Sidoarjo,25 juni 1999
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswi Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES Dian Husada Mojokerto, saya melakukan penelitian
tentang “Pengaruh pendidikan kesehatan teradap peningkatan kesadran ibu dalam
perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencega diare pada anak usia 1-4 tahun di
desa besuk sambungrejo sukodono sidoarjo”. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis Pengaruh pendidikan kesehatan teradap peningkatan kesadran
ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencega diare pada anak usia 1-
4 tahun di desa besuk sambungrejo sukodono sidoarjo. Untuk keperluan tersebut
saya mohon ibu yang mempunyai anak usia 1- 4 tahun di desa besuk sambungrejo
sukodono sidoarjo berkenan untuk menjadi responden pada penelitian ini.
Jawaban yang anak anda berikan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
Demikian surat permohonan ini ini saya buat atas partisipasinya saya
ucapkan terimakasih.
Sidoarjo, April 2021
Maulidiya Dwi Astanti

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini ibu yang mempunyai anak umur

1- 4 tahun menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Dian Husada Mojokerto.

Nama :

Umur :

Alamat :

Bahwa anak saya diminta untuk berperan serta dalam penyusunan tugas

akhir ini sebagai responden dengan mengisi kuesioner yang disediakan oleh

penulis. Sebelumnya saya telah diberi penjelasan tentang tujuan penelitian ini dan

telah mengerti bahwa peneliti akan merahasiakan identitas, data maupun

informasi yang anak saya berikan. Demikian persetujuan ini saya buat secara

sadar dan sukarela, tanpa ada unsur paksaan dari siapapun, saya menyatakan

setuju menjadi responden dalam penelitian ini.


Responden

(…………………...)

Lampiran 3
DATA UMUM

Petunjuk Pengisian:
Isilah data dibawah sesuai dengan data anda dengan mengunakan huruf kapital

1. Nama inisial :
2. Alamat lengkap :
3. Umur :
4. Pendidika :
5. Agama :
6. Hubungan dengan anak :
Lampiran 4

Lembar Konsioner

Pendidikan kesehatan

Petunjuk pengisian konsioner

1. Berilah tanda silang (X) pada jawaban a/b/c yang sesuai dengan pilihan

anda

2. Satu soal hanya memiliki satu jawaban dan semua jawabn dianggap benar

sehingga diharapkan dapat mengisi sesuai dengan keadaan saudara.

1) Apakah menerapkan perilaku hidup bersih di lingkungan tempat

tinggal anda itu sangat penting ?

a. Belum menerapkan

b. Terkadang menerapkan

c. Sudah menerapkan

2) Perilaku idup bersih dan sehat apakah sangat penting di terapkan kepada

anggota keluarga ?

a. Tidak penting

b. Penting

c. Sangat penting

3) Mengapa perilaku hidup bersih dan sehat sangat penting di terapkan pada

anak dan anggota keluarga ?

a. Menimbulkan penyakit
b. Jika perilaku hidup bersih dan sehat di terpakan pada anggota keluarga

maka terindar dari penyakit

c. Jika perilaku hidup bersih dan sehat diterapkan pada anggota keluaraga

maka akan menimbulkan penyakit \

4) Apakah anda pernah mendaptkan penyuluhan mengenai cuci tangan ?

a. Iya pernah

b. Belum pernah

5) Kapan saja waktu yang tepat untuk cuci tangan ?

a. Sebelum tidur

b. Sebelum pergi

c. Sebelum makan

6) Berapa lama waktu yang di butuhkan untuk cuci tangan dengan sabun ?

a. 10 – 20 detik

b. 20 -40 detik

c. 1 menit

7) Apa manfaat penting dari mencuci tangan dengan mengunakan sabun ?

a. Membuat tangan arum

b. Membuat tekanan dara stabil

c. Mencegah penyebaran penyakit

8) Dimanakah anda membuang sampah rumah tangga

a. Di kebun

b. Di sungai

c. Di tempat pembungan sampah

9) Bangaimana cara mengelola sampa rumah tangga


a. Di bakar

b. Di kubur

c. Di biarkan

10) Apakah anda mengerti tentang cara mencuci botol susu anak dengan benar

a. Belum tahu

b. Sudah tahu tapi belum menerapkan

c. Suda tahu dan mengerti

11) Apakah anda menggunakan air bersih pada saat memasak ,mandi,dll ?

a. Sudah menggunakan

b. Belum menggunakan

c. Tidak perna

12) Dirumah anda apakah sudah menggunakan jamban sehat ?

a. Sudah punya tetapi belum perna di pakai

b. Belum menggunakan jamba

c. Sudah punya dan di gunakan


Lembar penilaian observasi
Kesadaran ibu dalam perilaku hidup bersih dan sehat untuk
mencegah diare

A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap kesadaran ibu dalam perilaku hidup bersih dan
sehat untuk mencegah diare berupa lembar observasi
2. Instrumen ini diisi oleh peneliti

B. Petunjuk pengisian
Berdasarkan pengamatan peneliti selama 2 hari setela dilakukan
pendidikan kesehatan . setiap peneliti memberi penilaian skor 1-5 , 6-10,
11,16
1.Baik (68%-100% ) : Skor 11-16

2.Cukup (34%- 67%) : Skor 6-10

3.Kurang (0-33%) : Skore 1-5

Nama peneliti :

Tanggal pengamatan :

Indikator :

1. Menerapkan perilaku mencuci tanggan dengan benar


2. Mencuci botol susu dengan benar
3. Mengelola sampah bekas kotoran anak dengan benar
4. Mengunakan jamban dengan benar
No INDIKATOR SKOR
Baik Cukup Kurang

1. Menerapkan perilaku mencuci tanggan


dengan benar

2. Mencuci botol susu dengan benar

3. Mengelola sampah bekas kotoran anak


dengan benar

4. Mengunakan jamban dengan benar

5 Mengelola sampah rumah tangga

Lampiran 6

Kisi – Kisi Jawaban Konsioner

Variabel Parameter Item Jumlah


1. penerapan phbs 1 , 2,3 3

2. cuci tangan 4 , 5,6,7 4

3. pengunaan air
11 1
bersih
Pendidikan 4. membersikan

kesehatan botol susu anak 10 1

degan benar
5. pengunaan
12 1
jamban sehat
6. mengelola
8,9 2
sampah
Jumlah Soal 12 soal

Anda mungkin juga menyukai