Anda di halaman 1dari 8

Lesson 13 for June 26, 2021

Yesus menetapkan perjanjian baru dengan darah-Nya.


Perjanjian ini nyata, bukan sesuatu yang teoretis,
suatu doktrin filosofis, atau hanya suatu pelajaran.
Perjanjian dengan Allah ini mengubah hidup kita dan
memperbarui kita.
Apa yang dibawa oleh perjanjian baru ke dalam
kehidupan kita?

Sukacita.
Bebas dari rasa bersalah.
Pikiran baru.
Pengharapan hidup kekal.
Sebuah misi.
“Dan semuanya ini kami tuliskan kepada
kamu, supaya sukacita kami menjadi
sempurna.” (1 Yohanes1:4)
Yesus berjanji kita akan menikmati sukacita penuh
setelah Kedatangan-Nya yang Kedua (Mat 25:21).
Tetapi sukacita dari perjanjian baru adalah sesuatu
yang dapat kita nikmati hari ini. Itu adalah bagian
yang integral dari Kerajaan Allah sekarang (Rm
14:17), dan bagian dari buah Roh Kudus (Galatia
5:22). Sukacita ini bukanlah kebahagiaan yang
singkat, melainkan kedamaian batin.
Percaya saja kepada Yesus adalah cukup untuk menerima
sukacita itu (1Pet 1:8). Seperti yang dijelaskan rasul
Yohanes, sumber sukacita kita adalah merenungkan
kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus, dan memiliki
hubungan pribadi dengan Allah (1Yoh 1:3-4).
“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam
Kristus Yesus.” (Roma 8:1)

Tidak seorang pun dapat menyangkal bahwa setiap


orang telah berbuat dosa (Rm 3:23; 1Yoh. 1:8). Namun,
Yesus mengampuni segala dosa kita melalui darah-Nya
dalam perjanjian baru (1Yoh 1:7).
Oleh karena itu, kita bebas dari beban rasa bersalah.
Tuhan membebaskan kita dari dosa dan penyesalan
yang dalam. Jika Tuhan melupakan dosa-dosa kita,
bukankah seharusnya kita melakukan hal yang sama?
(Yer 31:34).
Ini tidak berarti bahwa kita harus menyangkal dosa-dosa
kita. Karena Yesus membayar dosa-dosa kita, kita tidak
lagi hidup di bawah penghukuman dosa (Wahyu 1:5).
“Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih,
dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di
dalam dia.” (1 Yohanes 4:16)
Pikiran dan perasaan kita diubahkan ketika kita mengenal kasih
Tuhan dan mempercayainya. Kita diberi hati yang baru, dan
cara berpikir dan perasaan yang baru (Yeh 36:26; Yer 31:33).
Hukum Tuhan tertulis dalam hati kita, dan pikiran kita dipenuhi
dengan kasih terhadap Tuhan dan sesama kita (Mar 12:30-31).

Ketika Kristus hidup di dalam hati kita, iman


dan pemahaman kita tentang kasih Allah
bertumbuh. Kita dipenuhi dengan seluruh
kepenuhan Allah, sehingga kita siap untuk
mencerminkan Kristus (Ef 3:17-19; 2Kor 3:18).
“Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang
yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-
lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?’” (Yohanes 11:25-26)
Ada dua kematian: kematian pertama yang akan diderita
setiap orang (Kej 3:19), dan kematian kedua adalah
kematian kekal. Tidak akan ada kebangkitan dari
kematian kedua. Hanya mereka yang tidak tercatat dalam
“buku kehidupan” yang akan mengalaminya; yaitu
mereka yang memutuskan untuk tidak percaya kepada
Yesus (Wahyu 20:15).
Yesus meyakinkan kita bahwa kita tidak akan menderita
kematian kekal. Harapan ini berdampak pada cara kita hidup
saat ini. Perspektif kita berbeda ketika kita memahami
bahwa kuburan bukanlah akhir kita, tetapi hidup yang kekal.
Kita mulai menikmati hidup yang kekal ketika kita membuka
hati kita kepada Yesus melalui Roh Kudus.
“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa
yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang
telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya
yang ajaib:” (1 Petrus 2:9)

Menerima perjanjian Allah dan menjadi bagian dari umat


pilihan-Nya meliputi sebuah misi: mengumandangkan Injil.
Sukacita, bebas dari rasa bersalah, pikiran baru, harapan
hidup yang kekal... Kita tidak boleh menyimpan semua ini
untuk diri kita sendiri tetapi membagikannya!
Ini adalah suatu misi dengan dampak kekal. Hal itu bisa
mengubah nasib mereka yang mendengar berita itu. Ini
adalah berita “kehidupan yang menghidupkan” (2Kor 2:16).
“Kristus diberitakan...Tentang hal itu aku bersukacita. Dan
aku akan tetap bersukacita” (Filipi 1:18).
“Bilamana melalui Yesus kita masuk ke dalam sentosa,
maka surga mulai di sini. Kita menyambut undangan-Nya:
Mari belajar h kepada-Ku, dan dalam hal yang demikian
kita memulai hidup kekal. Surga ialah suatu pendekatan
yang tiada hentinya kepada Allah melalui Kristus. Se-makin
lama kita berada di dalam surga bahagia, semakin besar
kemuliaan dibukakan bagi kita; dan semakin kita kenal
Allah, semakin besarlah kebahagiaan kita. Jika kita berjalan
dengan Yesus di dalam hidup ini, kita dapat dipenuhi
dengan kasih-Nya, dipuaskan dengan kehadiranNya.”
E. G. W. (The Desire of Ages, cp. 34, p. 331)

Anda mungkin juga menyukai